Makalah Pengembangan Kurikulum  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSES DAN MULTILEVEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DI MI/SD Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum mengenai topik diatas DISUSUN OLEH : KELOMPOK V/SEMESTER IV No 1. 2. 3.



Nama Siti Aulia Hutagalung Dinda Maharani Rambe Muhammad Mahkota Lubis



Nim 0306181056 0306182088 0306181042



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PGMI 4/IV TA. 2019/2020



1



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT yang tak pernah hentinya penulis ucapkan kepadanya atas keridho’annya dalam memberi kami jalan kemudahan dalam bentuk pemahaman terhadap peyusunan "Makalah" yang berjudul ”Proses dan Multilevel Pengembangan Kurikulum di Mi/Sd". Sholawat serta salam kepada pemimpin umat islam nabi muhammad SAW, dengan banyaknya membaca sholawat sebagai rasa cintanya kita kepada nabi muhammad agar kita mendapat syafaatnya di akhirat kelak, Amin. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dosen , M. yang telah memberi kami kesempatan dalam peyusunan Makalah ini, sesuai dengan tugas kami yaitu membahas tentang "Proses dan Multilevel Pengembangan Kurikulum di Mi/sd" yang merupakan tugas mata kuliah "Pengembangan Kurikulum" Dan kami ucapkan terima kasih kepada temanteman atas partisipasinya dalam proses peyusunan Makalah ini. Kami selaku pembuat juga sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk dapat mengembangkan isi dari makalah ini dengan sebaik-baiknya didalam proses penulisan, Demikianlah kata demi kata dari kami semoga dapat bermanfa’at bagi para pembaca dan juga penulis. Wassalamualaikum Wr.Wb Medan, 30 Maret 2020



Penyusun Kelompok V



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4 A. Latar Belakang.............................................................................................4 B. Rumusan Masalah.......................................................................................5 C. Tujuan penulisan..........................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6 A. Multilevel pengembangan Kurikulum di SD/MI............................................6 B. Proses dan tahapan pengembangan Kurikulum.....................................................................................................9 C. Analisis terhadap Pengembangan Kurikulum yang diterapkan di Lembaga SD/MI..........................................................................................................10 BAB III PENUTUP.................................................................................................13 A. Kesimpulan.................................................................................................13 B. Saran..........................................................................................................13 C. Daftarpustaka.............................................................................................14



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses dan Multilevel Pengembangan Kurikulum terbagi menjadi lima tingkatan Level diantaranya adalah sebagai berikut : 1.  The Classroom Level Perencanaan kurikulum pada “ The Classroom Level” ini peran guru sangat penting, guru tidak hanya membuat keputusan atau melaksanakan keputusan perencanaan kurikulum saja tetapi juga mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengambil suatu keputusan, implementasi keputusan, dan mengevaluasi program. Pada level ini peran guru sangat menonjol dalam menentukan perencanaan, pengaplikasian, dan melakukan evaluasi kurikulum yang dilaksanakan di kelas. 2. Team / Grade/ Department level Salah satu aksioma yang telah dibahas dalam bab 2 dinyatakan bahwa pengembangan kurikulum sangat utama dilakukan dalam suatu kelompok. Pada pengembangan kurikulum tingkat ini (team/ grade/ department) merupakan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh 2 orang guru atau lebih yang tergabung dalam suatu team kerja. 3. The School Individu Level Di tingkat sekolah perencanaan kurikulum dilakukan bersama sama antara kepala sekolah, guru, administrasi, siswa, orang tua yang juga mempengaruhi dalam pengambil keputusan suatu kebijakan di tingkat sekolah demi kemajuan yang akan dicapai sekolah yang bersangkutan. 4. The District School Level Pengembangan kurikulum ditingkat distrik dilakukan oleh dewan kurikulum daerah yang terdiri para guru, pengurus, pengawas, masyarakat, juga melibatkan siswa dalam pengembangan dan perencanaan kurikulum yang akan digunakan dan dikembangankan di daerah tersebut. 5. The State Level Pengembangan dan perencanaan kurikulum pada tingkatan ini dilakukan oleh departemen pendidikan yang terdiri dari pimpinan departemen pendidikan, sejumlah pengawas, kepalakepada sekolah, spesialis kurikulum, anggota staff yang lain, tugas nya adalah menyiapkan kurikulum umum yang akan digunakan sekolah sesuai dengan tingkatan sekolah, menginterprestasikan, menyelenggarakan, dan memonitor undang-undang peraturan pendidikan yang sudah diputuskan oleh pemerintah. Jadi dapat kami simpulkan bahwa terdapat lima tingkatan Multilevel terhadap Pengembangan Kurikulum level pertama yaitu “Classroom Level”, Level ini pendidik dapat merencanakan



4



atau melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang dilaksanakan di kelas. Kedua “Department Level”, level adanya kerjasama dua orang atau lebih pendidik yang dirancang dalam bentuk Team terhadap Pengembangan Kurikulum yang hendak direncanakan. Ketiga “School Individu Level”, yaitu adanya perencanaan yang telah direncanakan oleh sekolah dalam kurikulum juga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari orang tua siswa. Keempat “District School Level”, yaitu pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh dewan kurikulum daerah yang juga melibatkan siswa dalam proses perencanaan kurikulum yang akan digunakan dan dikembangkan di lembaga pendidikan tersebut. Dan kelima “State Level”, yaitu tingkat yang lebih tinggi yang mana pengembangan kurikulum direncanakan atau dilakukan oleh Departemen Pendidikan. Yang dirancang sesuai dengan Undang-undang peraturan Pendidikan dan kebudayaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. B. Rumusan Masalah Mengenai latarbelakang di atas maka adapun rumusan Masalah dalam Kajian yang hendak ditelaah dalam Makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Multilevel pengembangan kurikulum. 2) Proses dan tahapan Pengembangan Kurikulum. 3) Analisis Proses Pengembangan Kurikulum yang diterapkan di Lembaga pendidikan SD/MI. C. Tujuan penulisan Adapun tujuan penulisan kajian ini adalah sebagai berikut :  Untuk Mengetahui Pengembangan Kurikulum di SD/MI.  Untuk Memahami Tahapan Pengembangan Kurikulum di SD/MI.  Untuk Mengetahui Hasil Analisis terhadap Proses Pengembangan Kurikulum yang diterapkan di Lembaga pendidikan SD/MI.



5



BAB II PEMBAHASAN A. Multilevel Pengembangan Kurikulum di SD/MI UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :1 a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar. Adapun tingkatan atau multilevel pengembangan kurikulum di lembaga pendidikan SD/MI terdapat beberapa tahapan pertama, perencanaan. Kedua, pelaksanaan. Ketiga, Evaluasi masing-masing mempunyai tugas dan kewenangan dalam melakukan pengembangan terhadap Kurikulum. Adapun antara lain sebagai berikut : 1) Level Pertama Perencanaan Maksud dari manajemen dalam perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing” dalam arti kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang perlu 1



Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Medan : PT. Remaja Rosdakarya, 2016), Hlm. 15.



6



diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum itu direncanakan secara professional. Pada pendekatan yang bersifat “administrative approach” kurikulum direncanakan oleh pihak atasan kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi form the top down, dari atas ke bawah atas inisiatif administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak dilibatkan. Mereka lebih bersifat pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksana di lapangan.semua ide, gagasan dan inisiatif berasal dari pihak atasan (Oemar Hamalik, 2010: 150). Sebaliknya pada pendekatan yang bersifat “grass roots approach” yaitu yang dimulai dari bawah, yakni dari pihak guru-guru atau sekolah-sekolah secara individual dengan harapan bias meluas ke sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah serta guru-guru dapat merencanakan kurikulum atau perubahan kurikulum karena melihat kekurangan dalam kurikulum yang berlaku. Mereka tertarik ole hide-ide baru mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya di sekolah mereka untuk meningkatkan mutu pelajaran. DenganDengan bertindak dari pandangan bahwa guru adalah manager (the teacher as manager). J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru dalam perencanaan kurikulum. Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum Karena dalam praktek mereka adalah pelaksana-pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama (Oemar Hamalik, 2010: 151). Menurut Peter F. Olivia, Perencanaan kurikulum terjadi pada berbagai tingkatan, dan kurikulum pekerja-guru, pengawas, administrator, atau lainnya dapat terlibat dalam upaya kurikulum pada beberapa tingkat pada waktu yang sama. semua guru yang terlibat dalam perencanaan kurikulum di tingkat kelas, guru yang paling berpartisipasi dalam kurikulum. tingkat perencanaan di mana fungsi guru dapat dikonseptualisasikan sebagai sosok yang ditunjukkan (Peter F. Olivia, 2004: 46-47). Karakteristik Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik. Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan.2 2) Level Kedua Pengorganisasian Organisasi kurikuluam adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Struktur program ini merupakan dasar yang cukup esensial dalam pembinaan kurikulum dan berkaitan erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Organisasi sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai social, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa factor yang harus Trianto Ibnu Badar dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah (Jakarta : Kencana, 2017), hlm. 27-30. 2



7



dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum (Rusman, 2009: 60), di antaranya berkaitan dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan (integrated). Menurut Evelyn J. Sowell konsep organisasi kurikulum : a. Subject matter designs: 1) Single subject designs 2) Correlated subjects 3) Broad fields 4) Interdisciplinary integrated studies 5) Thematic instruction b. Society-culture-based designs/social function and activities designed c. Learner-based designed: 1) Organic curriculum 2) Development curriculum d. Other desigs: 1) Technology as curriculum 2) School-to-work curriculum 3) Core curriculum (Evelyn J. Sowell, tt: 135) 3) Level Ketiga Pelaksanaan



pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu. Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 9 pokok kegiatan, yaitu : a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah b. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru c. Kegiatan yang berhubungan dengan murid d. Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar e. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler f. Kegiatan pelaksanaan evaluasi g. Kegiatan pelaksanaan pengaturan alat h. Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan i. Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu professional guru



8



kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah Pada tingkatan sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah berkewajiban melakukan kegiatankegiatan yakni menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat statistic dan menyusun laporan.3



b. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu :Pembagian tugas mengajar, Pembagian tugas pembinaan ekstra kurikuler, dan Pembagian tugas bimbingan belajar. 4) Level Keempat Evaluasi evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap-tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. B. Proses dan Tahapan pengembangan Kurikulum di MI/SD Proses Pelaksanaan Pengembangan kurikulum MI/SD saat ini, yaitu proses pelaksanaan implementasi 2013 yang melibatkan berbagai pihak agar dapat terlaksana sesuai tujuan. Berikut gambar Skema mengenai proses pengembangan Kurikulum yaitu pada Gambar berikut:



Gambar diatas dapat di ketahui bahwa dalam tahap pelaksanaan kurikulum 2013 sejumlah sekolah sasaran dari semua jenjang secara terbatas mulai bulan Juli 2013 sudah menggunakan kurikulum baru ini untuk Madrasah Kurikulum 2013 baru dilaksanakan mulai bulan Juli 3



Prastowo, Andi, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta : Kencana, 2019), hlm. 31.



9



2014. Dalam proses pelaksanaan kurikulum baru ini, para guru sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kurikulum ini mendapatkan pendampingan dari sejumlah pihak, yaitu meliputi : guru, inti Kepala sekolah, dan Pengawas.4 Dengan pendampingan ini diharapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat terlaksana sesuai tujuan yang diharapkan. Adapun Rangkaian Implementasi kurikulum 2013 dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Skema untuk rencana implementasi kurikulum 2013 dapat di lihat pada gambar dibawah ini :



C. Hasil Analisis terhadap Proses Pengembangan Kurikulum yang diterapkan di Lembaga pendidikan SD/MI Dari hasil Analisis Proses PengembanganKurikulum yang telah diterapkan di Lembaga Pendidikan SD/MI, bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 disekolah/Madrasah secara nasional beberapa kebijakan baru pemerintah berkaitan dengan Implementasi kurikulum baru ini, yaitu:5  Peraturan pemerintah no. 32 tahun 2012 tentang perubahan atas peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 65 tahun 2013 tentang standar proses.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar dan Madrasah ibtidaiyah.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama dan madrasah Tsanawiyah.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas dan Madrasah Aliyah. Supriyanto, Eko, Desain Kurikulum Berbasis SKS dan Pembelajaran untuk sekolah Masa depan (Surakarta : Muhammadiyah University press, 2018), hlm. 26-27. 5 Abdul Majir, Dasar Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta : CV. Budi Utama, 2017), hlm. 28. 4



10



 Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan dan madrasah Aliyah Kejuruan.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 71 tahun 2013 tentang Buku teks Pelajaran dan buku panduan guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.  Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 81a tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum.  Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Kementerian agama Republik Indonesia no. SE/DJ. I/PP.00/50/2013 tentang implementasi kurikulum 2013 di Madrasah yang baru akan dimulai pada tahun Ajaran 2014/2015. Jadi pada tahun 2015 semua sekolah dibawah naungan Kemendikbud direncanakan sudah melaksanakan kurikulum 2013 Tahun 2003 merupakan tahun bersejarah bagi keberadaan Madrasah melalui undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang menggantikan undangundang nomor 2 tahun 1998 . Maka berlangsunglah proses Integrasi Madrasah dalam sistem pendidikan Nasional.



Kedudukan Madrasah terhadap sekolah Umum adalah setara dan Seimbang Penegasan ini dinyatakan dalam pasal 17 ayat (2) dan 18 ayat (3) UU Sisdiknas Pasal 17 Ayat (2) : “Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah Menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat”.



11



Pasal 18 Ayat (3) : “Pendidikan Menengah berbentuk sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA), sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang Sederajat. 6



Meski ketentuan UU Sisdiknas tersebut masih memerlukan Penjabaran secara operasional melalui peraturan pemerintah ataupun peraturan menteri. Tetapi setidaknya telah mengangkat status hukum Madrasah dalam sistem pendidikan Nasional, yaitu pelepasan diri dari sistem dikotomi Pendidikan sebagai warisan Kolonial. Keadaan ini terus berlangsung hingga diterapkannya Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), dan sekarang Kurikulum 2013 (KTI).



Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif dan konstekstual (Jakarta : Kencana, 2017), hlm. 32. 6



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa terdapat Empat Multilevel Pengembangan Kurikulum di SD/MI yaitu UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Dalam proses pelaksanaan kurikulum baru ini, para guru sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kurikulum ini mendapatkan pendampingan dari sejumlah pihak, yaitu meliputi : guru, inti Kepala sekolah, dan Pengawas. Dengan pendampingan ini diharapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat terlaksana sesuai tujuan yang diharapkan. Adapun Hasil Analisis proses Pengembangan Kurikulum di SD/MI bahwa pada Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Kementerian agama Republik Indonesia no. SE/DJ. I/PP.00/50/2013 tentang implementasi kurikulum 2013 di Madrasah yang baru akan dimulai pada tahun Ajaran 2014/2015. Jadi pada tahun 2015 semua sekolah dibawah naungan Kemendikbud direncanakan sudah melaksanakan kurikulum 2013. Yang tercantum pada Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang menggantikan undang-undang nomor 2 tahun 1998 . Maka berlangsunglah proses Integrasi Madrasah dalam sistem pendidikan Nasional. ( UU. Sisdiknas). B. Saran Adapun saran kami terhadap Materi Pengembangan Kurikulum yang berjudul “Proses dan Multilevel Pengembangan Kurikulum di MI/SD. Untuk lebih dikembangkan lagi dan ditambahi dengan pencarian di berbagai literatur maupun sumber lainnya seperti jurnal, file pdf, buku referensi, kamus, dan lain sebagainya. Agar menambah pemahaman dan pengetahuan teman-teman yang masih kurang paham dan mengerti dengan isi pembahasan makalah ini. Semoga Materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



13



DAFTAR PUSTAKA Abdul, Majir, 2017. Dasar Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta : CV. Budi Utama. Oemar, Hamalik, 2016. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Medan : PT. Remaja Rosdakarya. Prastowo, Andi, 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, Jakarta : Kencana. Supriyanto, Eko, 2018. Desain Kurikulum Berbasis SKS dan Pembelajaran untuk sekolah Masa depan, Surakarta : Muhammadiyah University press. Trianto Ibnu Badar al-Tabany, 2017. Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif dan konstekstual, Jakarta : Kencana. Trianto Ibnu Badar, dan Hadi Suseno, 2017. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah, Jakarta : Kencana.



14