Makalah Pengembangan VARIASI MENGAJAR [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Dian
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR



Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah : Pengelolaan Pengajaran PAI Dosen Pengajar : Abdillah Shafrianto, M. Pd



Disusun oleh : Nama:



Hilda Resiana Yayuk Tiyasti Ningsih



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RAUDHATUL ULUM SAKATIGA



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya portofolio ini. Tanpa berkah dan kemurahannya saya tidak mungkin menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya salawat serta salam tetap tercurahkan pada nabi Muhammmad SAW yang telah membawa kita dari jalan kebodohan menuju jalan yang terang benderang. Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, memenuhi tugas dari dosen pembimbing. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang belajar dan pembelajaran, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan informasi yang lebih detail tentang hal tersebut, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ........................................................................................... ii Daftar Isi ..................................................................................................... iii Bab I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3 2.1



Pengembangan Variasi Mengajar ............................................ 3



2.1.1 Pengertian Pengembangan Variasi Mengajar ....................... 3 2.1.2 Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri ..................................... 4 2.1.3 Manfaat Variasi Mengajar ..................................................... 6 2.1.4 Prinsip-prinsip dan Kearifan Variasi Mengajar .................... 8 2.1.5 Komponen Variasi Mengajar ................................................ 8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air. peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Pengembangan Variasi Mengajar ? 2. Apa Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri ? 3. Apa Manfaat Variasi Mengajar ? 4. Apa Prinsip-prinsip dan Kearifan Variasi Mengajar ? 5. Apa Komponen Variasi Mengajar ?



1



1.3 Tujuan 1 Apa Pengertian Pengembangan Variasi Mengajar ? 2 Apa Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri ? 3 Apa Manfaat Variasi Mengajar ? 4 Apa Prinsip-prinsip dan Kearifan Variasi Mengajar ? 5 Apa Komponen Variasi Mengajar ?



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengembangan Variasi Mengajar 2.1.1 Pengertian Pengembangan Variasi Mengajar Pengembangan variasi belajar mengajar merupakan upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Istilah variasi menurut beberapa sumber diantaranya yaitu: a.



Kamus istilah populer diartikan sebagai “selingan” atau pergantian.



b.



Winataputra dalam Pupuh Fathurrohman (2009: 91) mengartikan variasi sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Dalam hal ini variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, variasi merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran.



c.



Soetomo (1993), mengadakan variasi dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan cara atau gaya penyampaian yang satu kepada cara atau gaya penyampaian yang lain, dengan tujuan menghilangkan kebosanan atau kejenuhan siswa saat belajar, sehingga menjadi aktif berpartisipasi dalam belajarnya.



d.



Hamid Darmadi (2010)



e.



Variasi dalam kegiatan pembelajaran merujuk kepada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara spontan, dengan maksud meningkatkan perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.



f.



Secara umum, variasi mengajar adalah salah satu cara yang membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi, sehingga kegiatan pembelajaran senantiasa berjalan dengan dinamis, artinya selalu terjadi berbagai variasi dan inovasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran diperlukan karena adanya unsur



kejenuhan dan kebosanan dalam diri manusia, termasuk anak didik. Sifat jenuh



3



dan bosan merupakan salah satu bagian dari watak dasar manusia, sehingga menghendaki adanya variasi dalam berbagai hal yang menyangkut kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, variasi dalam kegiatan pembelajaran mutlak diperlukan dan penting dilakukan oleh guru sebagai penggerak utama terjadinya kegiatan pembelajaran. 2.1.2



Tujuan Variasi Belajar Mengajar Kemampuan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran meliputi tiga



aspek, yaitu: a. Varisi dalam gaya mengajar, b. Variasi dalam menggunakan media dan bahan ajar, dan c. Variasi dalam interaksi antara guru dan siswa. Secara rinci ada beberapa tujuan dan manfaat dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Julaiha (2007) tujuan dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah: a.



Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar,



b.



Meningkatkan motivasi belajar siswa,



c.



Mengembangkan keingintahuan siswa terhadap hal-hal baru,



d.



Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan



e.



Meningkatkan keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Sementara menurut Mulyasa dalam Suwarna, dkk (2006) menyebutkan



tujuan dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a.



Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran,



b.



Memupuk tingkah laku yang positif bagi guru dan sekolah dengan cara mengajar yang lebih hidup serta suasana atau lingkungan belajar yang baik, dan



c.



Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Marno dan Idris (2008) menyebutkan tujuan dari mengadakan



variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi: a.



Menarik perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang disajikan,



b.



Menjaga kelestarian proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental,



4



c.



Membangkitkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran,



d.



Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran, dan



e.



Memberikan kemungkinan layanan belajar secara individual. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penggunaan variasi dalam kegiatan



pembelajaran meliputi: a.



Meningkatnya Perhatian Siswa Dengan perhatian penuh yang diberikan oleh seorang guru, diharapkan



siswa akan mampu menguasai materi yang diberikan guru. Perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat penting, karena dengan perhatian yang diberikan siswa



terhadap



materi



pelajaran



akan



mendukung



tercapainya



tujuan



pembelajaran. Apabila perhatian siswa berkurang, maka akan sulit untuk mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, berbagai penjelasan, saran, bimbingan, dan tugas yang diberikan guru akan menarik perhatian para siswa jika berbagai hal yang diberikan oleh guru dilakukan dengan berbagai variasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan kombinasi, variasi, dan pengembangan dal hal penggunaan metode, gaya mengajar, perhatian kepada siswa, suara, kontak pandang, dan sebagainya yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. b.



Memotivasi Siswa Variasi mengajar yang diberikan guru sangat berkontribusi besar dalam



membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar. Seorang siswa tidak dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan apabila tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, tugas guru adalah membantu dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui kegiatan belajar yang bervariasi. c.



Menjaga Wibawa Guru Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa



guru (misalnya: ditertawai, tertawa kecut, maupun gunjingan dari siswa). Salah satunya guru sebaiknya mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan mental dan intelektual, memiliki kekayaan metode, maupun keleluasaan



5



teknik. Dengan kata lain guru sebaiknya memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi. d.



Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pengajaran Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah yang



berfungsi sebagai alat bantu pengajaran dan alat peraga. Adapun lengkap atau tidaknya fasilitas belajar dapat mempengaruhi pemilihan yang sebaiknya dilakukan oleh guru. 2.1.3. a.



Manfaat Variasi Mengajar Meningkatkan, menimbulkan, dan memelihara perhatian siswa terhadap



aspek-aspek belajar yang relevan Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di kelas. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum. b.



Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin



tahu dan berfungsinya motivasi belajar Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada 2, yaitu: 1)



Motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri)



2)



Motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).



Guru selalu dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk melakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan guru lebih dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk



6



berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan. c.



Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan



berbagai gaya mengajar yang lebih hidup Tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. d.



Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas individual dalam menerima



pelajaran agar mudah dan senang belajar Terutama keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi mengajar ini, guru hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar, berbagai metode mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru melakukan pengembangan variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk memilih mana yang kebih tepat yang dapat menunjang tugasnya mengajar dikelas. e.



Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai



kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru, kewajiban menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan lingkungan yang kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Belajar memang memerlukan motivasi sebagai pendorong anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik mempunyai motivasi yang sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan mitivasi inilah terlihat dari sikap dan perbuatan siswa dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang. Dengan gejala tersebut bisa menghambat proses belajar mengajar. Disinilah diperlukan



7



peranan guru sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam belajar mengajar maupun dalam hal ini yang bersangkutan dengan pengajaran. Karena dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk meningkatkan gairah belajar mereka dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif. 2.1.4



Prinsip-prinsip dan Kearifan Variasi Mengajar Penggunaan variasi mengajar harus tersusun berdasarkan rencana yang



jelas yang didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut, maka seorang guru dituntut memiliki kearifan dalam menggunakan variasi belajar. Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut adalah: a.



Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan pembelajaran;



b.



Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan, tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh;



c.



Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana, dan sistematik; dan



d.



Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku), sehingga kehadiran variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Kearifan



itulah



yang



setidaknya



diperlukan



seorang



guru



saat



menggunakan variasi mengajar. Kearifan ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan variasi mengajar, hendaknya guru memperhatikan keberadaan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan. 2.1.5



Komponen Variasi Mengajar Rose dan Nicholl (2002: 131) memaparkan hasil studi yang dilakukan



lebih dari 5.000 siswa di Amerika Serikat, Hongkong, dan Jepang, mulai kelas 5 sampai kelas 12. Hasil studi tersebut menunjukkan kecenderungan belajar siswa



8



sebanyak 29%, auditori 24%, dan kinestetik 37%. Namun pada saat mereka mencapai usia dewasa, kesukaan pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi. a.



Variasi dalam Gaya Mengajar Variasi ini dapat dilakukan melalui enam cara sebagaimana dijelaskan di



bawah ini: 1)



Variasi Suara Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi



menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara seorang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada, dan kecepatan. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan). Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan.Suara guru penting untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu. 2)



Memusatkan Perhatian Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau



aspek kunci, guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya: “Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan sebagainya. Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni:



9



a)



Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis



rangsangan baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi. b)



Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit.



Bagi guru yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik perhatian siswa. c)



Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu



hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan guru. Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik dirumah maupun dikelas. Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi. 3)



Membuat Kesenyapan Sejenak Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba pada pihak guru



ditengah-tengah menerangkan sesuatu. Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasiinformasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat. Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan. Untuk itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.



10



4)



Mengadakan Kontak Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru



menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. Sebaliknya bila guru berbicara atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka. Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas: a)



Melihat keluar ruang



b)



Melihat kearah langit-langit



c)



Melihat kearah lantai



d)



Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja



e)



Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan sesuatu.



5)



Variasi Gerakan Badan dan Mimik Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan, kepala, gerakan tangan, dan



anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi. Orang akan lebih jelas dalam memahami sesuatu menggunakan indera pendengar dan disertai indera penglihatan atau mata, semakin banyak indera yang digunakan hasilnya semakin baik. Begitu pula siswa, jika seorang guru yang mengajarnya hanya mematung dan menggunakan mulutnya saja, tanpa menggerakkan anggota badan akan memberi kesan buruk, suasana hampa dan tidak hidup, sehingga siswa cepat bosan, sebaliknya jika gerakan-gerakan guru terlalu over acting dalam memberi pengajaran juga akan berakibat buruk, disini gerakan-gerakan guru sebagian besar menjadi pusat perhatian siswa, jika gerakannya terarah, siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran tersebut. Jadi gerakan yang baik adalah gerakan yang



11



efisien dan efektif artinya gerakan yang cukup, tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru. Jadi, suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi, harus relevan dengan materi yang disampaikan dan itu tidak boleh terlalu berlebihan. Secukupnya saja, begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah anda adalah alat komunikasi yang kuat. Jadi, seorang guru harus pandai mengendalikan emosinya dan jika sudah masuk, guru seharusnya memasang wajah yang penuh semangat, ceria, dan mendukung suasana belajar yang kondusif, agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang akan disampaikannya. 6)



Mengubah Posisi dan Bergerak Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam



menarik perhatian anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru,



lakukan



saja



secara



wajar



agar



siswa



bisa memperhatikan. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau diantara anak didik dari belakang kesamping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk dan diam di tempat lalu berjalan-jalan mengelilingi siswa dan sebagainya. Yang penting dalam perubahan posisi itu harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir dan seorang guru janganlah melakukan kegiatan mengajar dengan satu posisi, misalnya saja saat menerangkan guru hanya berdiri didepan kelas saja atau duduk dikursi saja, tanpa ada pergantian atau variasi ini bisa menimbulkan kebosanan siswa. Guru melakukan pergantian posisi, sebaiknya jangan kaku atau kikuk, lakukan saja secara bebas dan wajar bisa menarik perhatian siswa, jika guru kaku dalam bergerak ini bisa menjemukan siswa. Dan bila variasi dilakukan secara berlebihan itu juga bisa mengganggu perhatian siswa atau konsentrasi siswa terhadap pelajaran.Maka dari itu gunakanlah variasi posisi ini secara wajar dan sesuaikan dengan tujuan, tidak sekedar mondar-mandir. b.



Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran:



1)



Variasi Media Pandang (Visual)



12



Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan sebagai berikut: a)



Membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respon yang bermanfaat;



b)



Memiliki perhatian anak didik secara potensial pada tingkat yang tinggi;



c)



Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik;



d)



Mengembangkan cara berpikir kesinambungan, seperti halnya dalam film.



e)



Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain.



f)



Memberi frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar.



2)



Variasi Media Dengar (Audio) Dalam proses belajar mengajar di kelas, pada umumnya suara guru adalah



alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar sangat diperlukan sekali untuk saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Misalnya pembicaraan anak didik, rekaman bunyi (suara), rekaman musik, dan wawancara yang semua itu memiliki relevansi dengan pelajaran. 3)



Variasi Alat yang dapat Didengar, Dilihat, dan Diraba (Audio-visual) Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena



melibatkan semua indra yang dimiliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar mengajar. Media yang termasuk AVA ini misalnya adalah film, televise, radio, slide projector. Tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai dan harus yang diiringi dengan penjelasan guru. 4)



Variasi Alat yang dapat Diraba, Dimanipulasi, dan Digerakkan (Motorik) Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan mampu menarik



perhatian



siswa



dan



dapat



melibatkan



siswa



dalam



membentuk



dan



memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Alat yang termasuk ke dalam hal ini misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, specimen, patung, topeng, dan boneka. Intinya alat atau bahan



13



tersebut dapat digunakan oleh anak didik untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasi. 5)



Variasi dalam Pola Interaksi dan Kegiatan Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat



beraneka ragam coraknya, mulai dari gerakan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan yang dilakukan oleh murid itu sendiri. Pola interaksi dapat berbentuk klasikal, kelompok, dan perorangan. Sedangkan variasi kegiatan dapat juga berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Dalam mengadakan variasi, guru mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi: a)



Kesesuaian,



b)



Kewajaran,



c)



Kelancaran dan kesinambungan,



d)



Perencanaan bagi alat atau bahan yang memerlukan penataan khusus Adapun jenis pola interaksi atau gaya interaksi dapat digambarkan seperti



di bawah ini: a)



Pola guru è murid: kombinasi sebagai aksi satu arah



b)



Pola guru è murid è guru: ada kebalikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antara siswa.



c)



Pola guru è murid è murid: ada balikan dari guru, siswa saling belajar satu sama lain.



d)



Pola guru è murid, murid è guru, murid è murid, interaksi optimal antara guru dengan murid, dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi dan multi arah).



e)



Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali sebelum semua siswa elum mendapat giliran. (Majid, 2013)



14



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Pengembangan variasi belajar mengajar merupakan upaya yang terencana



dan sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penggunaan variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi: a.



Meningkatnya Perhatian Siswa



b.



Memotivasi Siswa



c.



Menjaga Wibawa Guru



d.



Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pengajaran Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu



mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatam belajar mengajar. Manfaat variasi belajar mengajar, yaitu : a. Meningkatkan, menimbulkan, dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan b. Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar c. Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif Prinsip-prinsip dan Kearifan Variasi Mengajar, yaitu : a. Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan pembelajaran; b. Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan, tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh;



15



c. Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana, dan sistematik; dan d. Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku), sehingga kehadiran variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Komponen variasi mengajar : a. Variasi dalam Gaya Mengajar : variasi suara, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan kontak, variasi gerakan badan dan mimik, mengubah posisi dan bergerak. b. Variasi dalam Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran : variasi media pandang (visual), variasi media dengar (audio), variasi alat yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual), variasi alat yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik), variasi dalam pola interaksi dan kegiatan. Keberhasilan belajar mengajar adalah untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut: a.



Tes Formatif



b.



Tes Sumatif



c.



Tes Diagnostik



16



Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) Faktor Intern 2) Faktor Ekstern Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar di antaranya: 1)



Tujuan



2)



Guru



3)



Anak Didik



4)



Kegiatan Pembelajaran



5)



Bahan dan Alat Evaluasi



17



DAFTAR PUSTAKA



http://emikurnia.blogspot.com/2015/12/makalah-pengembangan-variasimengajar.html