Makalah Penjelasan Tentang Malaikat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI



Halaman DAFTAR ISI....................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2 C. Tujuan ....................................................................................................... 2 D. Manfaat ......................................................................................................2 E. Sistematis Penulisan...................................................................................2 BAB II DESKRIPSI TEORI.............................................................................3 BAB III PEMBAHASAN A. Abstrak dan isi jurnal...............................................................................4 B. Tanggapan terhadap jurnal.....................................................................12 C. Isi makalah a) Pengertian Malaikat ........................................................................... 13 b) Sifat Sifat Malaikat Allah swt............................................................ 15 c) Nama dan Tugas Malaikat Allah swt ................................................ 15 d) Orang yang Didekati Malaikat Allah swt ...........................................17 e) Orang yang Dijauhi Malaikat Allah swt ............................................ 19 BAB VI PENUTUP A. Simpulan............................................................................................... 21 B. Saran



................................................................................................ 22



DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 23



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 1



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Malaikat malaikat Alah,sifat dan tugasnya dan orang orang yang didekati dan dijauhi oleh malaikat Allah Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah 1. Bagaimana pengertian dari malaikat ? 2. Sifat sifat apa sajakah yang dimiliki malaikat? 3. Bagaimana tugas tugas dari malaikat? 4. Siapa sajakah orang yang didekati dan dijauhi malaikat? C. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari malaikat 2. Untuk mengetahui sifat sifat yang dimiliki oleh malaikat malaikat Allah 3. Untuk mengetahui sifat sifat malaikat Allah 4. Untuk mengetahui orang orang yang dijauhi maupun didekati oleh malaikat Allah D. MANFAAT Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan materi bagi penulis maupun pembaca, makalah ini juga diharapkan bisa berguna bagi masyarakat maupun untuk mengetahui tentang malaikat malaikat Allah SWT. E. SISTEMATIS PENULISAN Makalah yang disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan,menjelaskan latar belakang masalah,rumusan masalah tujuan,manfaatt,dan sistematis penulisan. Bab II Deskripsi Teori yang terkait dengan rumusan masalah Bab III, memaparkan jurnal yang berkaitan dengan rumusan masalah dan menanggapinya serta memaparkan materi yang berkaitan dengan rumusan masalah Bab IV adalah penutup meliputi kesimpulan dan saran dari penulis Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 2



BAB II DESKRIPSI TEORI Berdasarkan wujudnya, alam dibedakan dalam dua macam, yakni alam fisis ( nyata) dan metafisis ( ghaib). Salah satu yang termasuk ke dalam alam metafisis ialah malaikat. Semua agama samawi mempercayai adanya malaikat, akan tetapi mungkin ada perbedaan antara satu agama dengan yang lainnya baik dari tugas, nama, wujud, dan hakikat malaikat. (Zakiya Daradjat, 1983) Malaikat termasuk makhluk yang bersifat ghaib, mengakui keberadaan malaikat yang ghaib akan lebih meyakinkan kita akan adanya Dzat Yang Maha Ghaib, yakni Allah swt. Keberadaan malaikat dapat dipahami sebagai perantara Allah dengan manusia sebagai makhluk-Nya. Manusia sebagai makhluk Allah swt. yang bersifat material ( memiliki bentuk materi ), akan sulit berhubungan dengan Allah swtyang bersifat non-materi ( ghaib). Dengan adanya malaikat Allah, Allah swt. dapat mengomunikasikan diri-Nya melalui malaikat-Nya. Begitu juga malaikat memiliki berbagai tugas yang terkait dengan aktivitas manusia dalam rangka beribadah atau menyembah Allah swt. ( Marzuki, 2013 ) Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang diinformasikan dalam kitab suci agama samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan Allah swt untuk menyampaikan firman-firman-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang istimewa, meskipun malaikat merupakan makhluk rohani, dengan perintah dan seizin Allah swt malaikat juga dapat menampakkan diri dalam wujud manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika malaikat mendapat tugas dari Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya. (Joko Maryanto, 2014)



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 3



BAB III PEMBAHASAN Judul : PERAN MALAIKAT DALAM KITAB SUCI (Studi Perbandingan Kitab Suci AlQur’an Dan Perjanjian Lama) Nama : Joko Maryanto NIM : H 000 090 013 Fakultas : Fakultas Agama Islam ABSTRAK Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang di informasikan di dalam kitab suci agama-agama Samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan Allah SWT untuk menyampaikan firman-firman-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang istimewa, meskipun malaikat merupakan makhluk rohani, dengan perintah dan seizin Allah, malaikat juga dapat menampakkan diri dalam wujud manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika para malaikat mendapatkan tugas dari Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya, sebagaimana di kisahkan didalam kitab suci agama-agama Samawi, termasuk di dalamnya adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Selain itu mereka juga memiliki peran yang lain baik di alam ruh maupun alam manusia. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama banyak ayat-ayat yang menceritakan tentang malaikat. Akan tetapi, informasi yang diberikan dari masing-masing kitab suci tersebut terdapat kesejajaran dan ada pula perbedaannya, baik dari pengertian, kedudukan serta tugas para malaikat. Penelitian ini membahas tentang malaikat dalam kitab suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, dan spesifik pada pembahasan peran malaikat dalam kedua kitab suci tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) karena data-data yang digunakan ialah data-data yang dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Data yang dikumpulkan dengan tehnik dokumenter yang kemudian disimpulkan secara kualitatif komparatif dan disipulkan secara deduktif. Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesejajaran dan perbedaan dari peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Dalam hal pemaknaan kata malaikat terdapat kesejajaran antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama yakni sebagai utusan Allah. Dari segi kedudukan dan tugas malaikat sebagian terdapat kesejajaran dan sebagian lainnya terdapat perbedaan. Kata Kunci: Peran Malaikat, Al-Quran, Perjanjian Lama 1 A. Pendahuluan Sosok malaikat sering dibicarakan dalam kitab suci AlQur’an dan Perjanjian Lama, baik dari sisi sifat keghaibannya maupun tentang misi penurunan wahyu Allah kepada para rasul, serta tugas-tugas yang lain yang harus dijalankan sebagai wujud ketaatan terhadap penciptanya. Di dalam Islam, percaya akan adanya malaikat adalah kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Sebab di dalam AlQur’an disebutkan bahwa malaikatlah yang menjadi perantara dalam menyampaikan firman-Nya kepada para rasul, sehingga menafikkan para malaikat, berarti menafikkan



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 4



pula firman-firman (wahyu) Allah. 1 Muhammad Na’im Yasin, Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman, Terj.Abu Fahmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), hlm. 174.



Selain Al-Qur’an, di dalam Perjanjian Lama juga mengisahkan peran malaikat sebagai utusan yang menyampaikan perintah Allah kepada manusia, mengabarkan peristiwaperistiwa penting kepada orang-orang pilihan yang mewartakan iman,2 salah satunya yaitu kisah tentang malaikat yang menghalangi Abraham yang akan menyembelih anaknya Ishak, atas perintah Allah (Kel. 22: 11), serta tugas-tugas lainnya. Meskipun di dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama samasama menceritakan tentang malaikat, namun Al-Qur’an dan Perjanjian Lama bukanlah satu kesatuan kitab suci, keduanya merupakan kitab suci yang berbeda yang menjadi sumber ajaran bagi umat yang berbeda pula. Maka dari 2 Darmawijaya, Malaikat-Malaikat dalam Kitab Suci, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), hlm. 14. 2 itulah mengapa perlu dilakukan kajian untuk mengetahui akan adanya kemungkinan kesejajaran maupun perbedaan peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjan Lama. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyusun rumusan masalah dengan mengelompokkan ayat-ayat tentang malaikat di dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peran malaikat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Setelah diketahui peran malaikat di dalam kedua kitab suci tersebut maka penulis akan mengkomprasikan data keduanya, sehingga dapat diketahui adnya kesejajaran maupun perbedaan peran malaikat dalam Kitab Suci AlQur’an dan Perjanjian Lama. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah khazanah keilmuan bagi pembaca serta bermanfaat dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT, dengan memperdalam pengetahuan terhadap salah satu rukun iman dalam Islam, yaitu iman kepada Malaikat Allah. Sejauh pengetahuan penulis, belum ditemukan skripsi yang membahas tentang perbandingan malaikat menurut Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, meskipun cukup banyak bukubuku yang membahas tentang malaikat. Adapun yang sudah penulis temukan hasil karya ilmiah sebelumnya berupa skripsi dan 3 buku-buku yang membahas tentang malaikat yaitu antara lain: Khoirun Nashikin (2008, IAIN Walisongo Semarang) dalam skripsinya yang berjudul Malaikat dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran Muhammad Husein Thabathaba'i dalam Tafsir Al-Mizan dan Fakhr Ar-Razi Alam Tafsir Mafatih AlGhaib), menyimpulkan bahwa Muhammad Husein Thabathaba'i menggunakan metode tafsir bil Qur'ān dengan pendekatan ra'yu dan menitik beratkan pada aspek filosofis dan sosiologis, sehingga penafsiran tentang malaikat yang ditawarkannya pun cenderung rasional, yakni menyimpulkan bahwa malaikat hakikatnya merupakan esensi dari nur (cahaya) jadi malaikat bersifat personal imaterial. Sedangkan Fakh ar-Razi mengunakan sebuah metode yaitu analitik dan menitik beratkan pada pola tafsir bil maṡur dan bi ra'yi. Sehingga Fakhr ar-Razi memberikan pengertian tentang malaikat sebagai satu watak/keadaan/atau karakter yang non materi, sehingga malaikat dikatakan makhluk impersonal imaterial. Malaikat-Malaikat Dalam Kitab Suci, karya St. Darmawijaya. Dalam buku ini membahas kajian tentang paham malaikat dalam kitab suci (alkitab), antara lain yakni Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 5



mencakup pengertian malaikat, kisah-kisah malaikat dalam kitab suci, tugas para malaikat dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru serta paham malaikat dalam kisahkisah kuno. Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, belum ditemukan penelitian yang terdahulu, yang meneliti tentang peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Sehingga penulis menyusun penelitian ini dengan judul “ Peran Malaikat dalam Kitab Suci (Studi Komparatif Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama)”. Malaikat merupakan termasuk hal yang ghaib dan tidak dapat diindera namun bukan berarti malaikat tidak dapat dipelajari. Dalam hal ini ‘Abd al-Jabar mengemukakan pendapat bahwa yang ghaib memang tidak ada yang dapat mengetahui secara langsung, namun untuk dapat mengetahui hal yang ghaib dapat dilakukan melalui penyimpulan berdasarkan pengetahuan atas yang hadir di sekitarnya yang disebut sebagai dalil. Penyimpulan dari tanda atau dalil itulah yang diajukan sebagai jalan untuk mengetahui yang ghaib. Karena tanda-tanda ini berupa hal-hal yang diketahui yang ada di sekitar manusia, sementara yang dituju adalah pengetahuan akan sesuatu yang ghaib maka cara seperti itu disebut Bisysyahidi ‘alal ghaibi al-istidlal. Dalil digunakan untuk mengetahui sesuatu yang tidak dapat diketahui secara daruri (ilmu pasti). 3 Kata ‘peran’ di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti seperangkat tingkat (aktifitas) yang diharapkan dimiliki seseorang yang Machasin, Al-Qadi Abd al-Jabbar, Mutasyabih al Qur’an: Dalih Rasionalitas AlQur’an, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2000), hlm. 63-64. berkedudukan di dalam suatu masyarakat (kelompok). Dalam pengertian ini berarti ada dua hal yang sangat penting bila membahas tentang peran, yakni tentang kedudukan seseorang, dan juga tugas seseorang itu dalam suatu kelompok. Akan tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas bukanlah kedudukan dan tugas seseorang (manusia), melainkan kedudukan serta tugas salah satu makhluk Allah, yakni malaikat. Istilah kitab suci sangat identik dipahami dengan sumber ajaran suatu agama. Setiap agama baik samawi maupun ardhi memiliki kitab suci sebagai sumber ajaran masingmasing selain merupakan sumber 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 667. informasi akan sejarah lahirnya suatu agama. 1. Al-Qur’an Secara harfiyah Al-Qur’ān berarti ‘bacaan’.5 Secara definisi Al-Qur’an adalah merupakan kitab suci agama Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril a.s, dengan menggunakan bahasa Arab, yang terdiri dari 114 surat dan terhimpun dalam mushhaf yang dimulai dari surat AlFaatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas, bacaannya sebagai ibadah yang mendekatkan diri manusia kepada-Nya. Tujuan Allah menurunkan Al-Qur’an ialah sebagai pedoman 5 Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 54. 6 Tim Dosen PAI UNY, Din Al-Islam, hlm. 21. 6 bagi seluruh umat manusia, penyejuk qalbu, solusi dari semua masalah, dan kebaikan bagi seluruh Alam (QS. AlAn’aam: 155; QS. An-Nahl: 89).



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 6



2. Perjanjian Lama Pada awalnya Perjanjian Lama adalah kitab suci agama Yahudi. Perjanjian Lama secara garis besar berisi tentang riwayat sejak nabi Adam hingga masa dekat sebelum nabi Yahya, sedang bagian Alkitab yang lain yaitu Perjanjian Baru berisi tentang riwayat setelah nabi Yahya/ Yahya Pembaptis hingga kisah penyaliban Yesus hingga kenaikan Yesus ke Surga.1 Didalam Alkitab Umat Katolik menggunakan Perjanjian Lama terjemahan Yunani, dengan susunan yang terdiri dari 46 kitab 7 Djarnawi Hadikusuma, Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm. 5. yang dianggap kanonik atau sah/diakui sedang 2 kitab diantaranya dianggap Apokrif (tidak sah/tersembunyi). Sedangkan Perjanjian Lama yang digunakan umat Protestan adalah Perjanjian Lama Ibrani terdiri dari 39 Kitab, sedang 9 kitab lainnya digolongkan kitab Apokrif. 2 Di dalam Perjanjian Lama Ibrani terdiri dari 3 bagian, yaitu Kitab Taurat, NabiNabi, dan Kitab-kitab, yang kemudian orangorang Yahudi menyebutnya dengan TENAK/ TANAKH (Thora, Nebiim, Ketubim).3 3. Malaikat Dalam Al-Qur’an Secara bahasa, kata malaikat atau malāikah ( ‫ ) مالءكة‬adalah bentuk jamak dari kata 8 Djarnawi Hadikusuma, Sekitar, hlm. 7. 9 J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), hlm. 9. 7 .(‫ ) ملك‬malak 10 Ada yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata alaka, mal’ākah , dan ma’lak. Dari akar kata tersebut diperoleh perkataan malā’ik, karena mereka adalah utusan Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka dan mal’ākah yang berarti ‘pesan’. 11 Sehingga dapat diartikan bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang bertugas menyampaikan pesan dari Allah SWT kepada makhlukNya. 4 Banyak ulama berpendapat bahwa malaikat 10 H.G. Abdurrasyid, dan A.F. Hidayat, Kamus Lengkap Arab-Indonesia, IndonesiaArab (Kontekstual-Aplikatif), (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 172. 11 Umar S. Al-Asyqar. Menyingkap Rahasia Alam Malaikat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Terj. Supriyanto Abdullah, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, t.t). hlm. vii. 12 H. M. S. Projodikoro, Makhluk Ghaib dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pilar Media, 2009), hlm. 18. dalam segi pengertiannya dalam bahasa agama adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya yang dapat berbentuk dalam aneka bentuk, taat mematuhi perintah Allah dan tidak memiliki kemampuan untuk mengingkari (membangkang) dari perintahperintah-Nya. 4. Malaikat Dalam Perjanjian Lama Istilah malaikat bukanlah istilah yang berasal dari kosakata bahasa Indonesia. Istilah malaikat dirujuk dari bahasa Ibrani yaitu malakh yang berarti utusan, 14 sedangkan dalam bahasa Inggris malaikat disebut dengan kata angels yang dirujuk dari



1



. Djarnawi Hadikusuma, Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm. 5. Djarnawi Hadikusuma, Sekitar, hlm. 7. 3 J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), hlm. 9. 4 2 H. M. S. Projodikoro, Makhluk Ghaib dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pilar Media, 2009), hlm. 18. 2



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 7



bahasa Yunani yaitu aggelos 13 Ibid, hlm. 20. 14 Darmawijaya, Malaikat, hlm. 13. 8 yang juga memiliki arti ‘utusan Allah.5 Malaikat bukanlah makhluk jasmaniah seperti manusia, namun malaikat merupakan makhluk rohani (Ibr. 1: 14). Sebagai makhluk rohani malaikat tidak dapat terdeteksi oleh panca indera manusia, karena malaikat bersifat nonfisik atau immaterial. Namun keberadaan malaikat harus difahami sebagai wujud spiritual bukan wujud secara material. Berdasarkan landasan teori tersebut, kemudian perlu dilakukan pengembangan sebagai tindak lanjut penerapan teori yang 15 Gerald O’Coliins dan Edward G. Farugia, Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology), Terj. I. Suharyo, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996), hlm. 186. 16 Mortimer Adler, Angel and Us, Perjumpaan Dengan Malaikat, (Jakarta: Penerbit Teraju Mizan, 2005), hlm. 45. digunakan dalam penelitian ini, yakni dengan mengelompokkan ayat-ayat yang mengisahkan tentang peran malaikat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Kemudian dari ayat-ayat tersebut dianalisis agar menemukan kemungkinan adanya kesejajaran dan perbedaan peran malaikat dalam Kitab Suci AlQur’an dan Perjanjian Lama yang mencakup pengertian malaikat, kedudukan malaikat, serta tugas malaikat. B.



Model Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan (Library Research) karena data yang akan diteliti berupa naskahnaskah, buku-buku, atau majalah- 9 majalah yang bersumber dari khasanah kepustakaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif yaitu suatu metode yang berusaha memperbandingkan agama secara umum atau gejala-gejala agama (unsur agama) tanpa memihak, karena dalam hidup manusia terdapat unsur-unsur yang dapat diuraikan atau diklasifikasikan dalam lingkup struktur-struktur fundamental yang memiliki arti fenomena tersendiri. Membandingkan satu agama dengan agama lainnya bertujuan mencapai dan menentukan struktur yang fundamental dari pengalaman- 17 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 54. 18 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 41. pengalaman dan konsepsi-konsepsi keagamaan dengan memilih dan menganalisis kesejajaran dan perbedaan antar agama. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumenter. Teknik dokumenter ialah teknik pengumpulan data yang didapatkan melalui dokumendokumen tertulis yang berupa arsip-arsip, ayat-ayat dalam kitab suci, buku-buku, majalah, biografi, autobiografi, memoar, catatan harian, prasasati, teori, hukumhukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian guna memperoleh datadata penelitian yang relevan dan akurat.6 Pada penelitian ini model analisis yang digunakan yakni model analisis kualitatif komparatif yang menekankan keaslian dan kepastian (tanpa perlakuan



5



Gerald O’Coliins dan Edward G. Farugia, Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology), Terj. I. Suharyo, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996 hlm. 186 6 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 8



manipulatif) dalam menggambarkan fenomena sosial secara holistic. Metode komparatif menggambarkan tentang tipe-tipe yang berbeda dari kelompokkelompok fenomena, untuk menentukan secara analitis faktorfaktor yang membawa ke kesamaan-kesamaan (titik temu) dan perbedaan-perbedaan, dalam pola-pola yang khas dari tingkah laku. Data yang telah dikumpulkan dari sumber-sumber di atas kemudian dianalisis secara kualitatif dan komparatif, Humaniora Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 234. 21 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi, hlm. 39. kemudian disimpulkan secara deduktif, yaitu cara menganalisis data dari uraian permasalahan yang umum disimpulkan ke khusus sehingga penyajian hasil penelitian ini dapat difahami dengan mudah.22 Dalam hal ini permasalahannya adalah mengenai peran malaikat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kedudukan Malaikat Dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama Dalam Al-Qur’an malaikat merupakan hamba Allah SWT yang sangat taat akan segala perintahnya dan disucikan dari kesyahwatan, terhindar dari keinginan- 22 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 47. 11 keinginan yang timbul akibat hawa nafsu, serta terhindar dari dosa dan salah.23 Dalam Perjanjian Lama malaikat, malaikat merupakan utusan Allah untuk tugas ataupun misi-misi tertentu. Selain sebagai utusan juga memiliki kedudukan sebagai pelayan dan bala tentara Allah yang sangat taat kepada perintahnya (Mzm. 29: 1-2), meskipun ada pula malaikat yang menyalahi kodrat akibat kesombongannya sehingga dibuang oleh Tuhan ke dunia untuk menjadi setan yang menjerumuskan manusia dan menjadi simbol keburukan atau kejahatan (Yes. 14: 12-15). Dengan demikian ada kesejajaran kedudukan malaikat dalam Al-Qur’an dan perjanjian lama, yakni malaikat merupakan hamba yang melayani-Nya dan menjalankan perintah-Nya, namun ternyata terdapat perbedaan pula dalam kedudukannya, dalam Al-Qur’an malaikat merupakan makhluk yang taat dan tidak membangkang, namun dalam Perjanjian Lama ternyata malaikat memiliki kehendak bebas sehingga dapat membangkang dari perintahNya dan akhirnya menjadi setan. 2. Tugas Malaikat Dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama Secara garis besar tugas malaikat adalah menjalankan perintah-Nya baik yang 12 berhungan dengan tugas di alamnya, maupun tugas yang berhubungan dengan manusia. Kemudian jika ditinjau dari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan malaikat, adapun tugas-tugas para malaikat adalah sebagai berikut; bertasbih mensucikan nama-Nya dari ketidak laziman (QS. Al-Anbiyaa : 20; QS. AlA’raaf: 206, QS. An-Nahl: 49; QS. Az-Zumar: 75; QS. AshSyuraa: 5), memikul singgasana Arsy dimana Allah SWT bertahta (QS. AlMu’min: 7; QS. Az-Zumar: 75; QS. Al-Haqqah: 17), menjaga pintu surga dan memberikan salam kepada penghuni surga (QS. Ar-Ra’du: 23-24), menjaga pintu neraka dan menyiksa para Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 9



penghuni neraka (Q.S. Az-Zumar: 71-72; QS. Al-Mudatstsir: 31; QS. Az-Zukhruf: 77), meniup sangkakala yang menjadi tanda hari kiamat serta hari kebangkitan (QS. Az-Zumar: 68), menyampaikan firmanfirman-Nya kepada Nabi dan RasulNya (QS. Al-Baqarah: 97), mencatat setiap amal perbuatan manusia (QS. AlInfithaar: 10-12), meneguhkan hati orang-orang yang beriman (QS. Al-Anfaal: 12), mendo’akan serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman (QS. Al-Ahzab: 43), melindungi dan membantu orang-orang yang beriman (QS. AlAhzab: 43), melaknat dan menjatuhkan hukuman bagi orang-orang kafir (QS. 13 Al-Baqarah: 161-162; QS. Ali ‘Imran: 87-88; QS. Al-Baqarah 210; QS. AlFurqaan: 25-26; Al-Anfaal: 50; QS. Muhammad: 27; QS. Al-Hijr: 6-8; QS. Al-‘Alaq: 18), serta mencabut nyawa setiap makhluk-Nya (QS. As-Sajdah 11). Kemudian, di dalam Perjanjian Lama, adapun tugas malaikat yang dikisahkan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama adalah sebagai berikut; menyembah dan menjadi pelayan bagi-Nya (Mzm. 29: 1- 2; Mzm. 103: 20-21; Dan. 7: 10), menjaga pintu surga (Taman Eden) (Kej. 3: 24), sebagai perantara/ penyampai perintah-Nya kepada manusia (Kis.7: 53, Gal. 3:19, Ibr. 2: 2), sebagai penyampai kabar gembira atau peristiwa penting (Kej. 16: 11, Hak. 13: 3-5), melindungi orang-orang yang percaya (Yos. 5: 13-15; 2 Raj. 6: 17-18), serta menjatuhkan hukuman bagi orangorang kafir dan durhaka (Kej. 19: 1- 3; Kej. 19: 15 ; Kej. 24: 7; Kej. 28: 12; 2Sam. 24: 16-17; 2Raj. 19: 35; 1Taw. 21: 12-30; 2Taw. 32: 21; Mzm. 78: 49; Yes. 37: 36. 3. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan uraian uraian data dan analasis data yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Peran Malaikat Dalam Kitab Suci (Studi Perbandingan Kitab Suci Al- 14 Qur’an dan Perjanjian Lama) adalah sebagai berikut: Ditinjau dari pengertian malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, secara bahasa kata malaikat diartikan ‘utusan’, kemudian jika didefinisikan juga memiliki makna yang sama, yakni merupakan makhluk rohani yang berperan sebagai utusan yang melaksanakan perintah, dan menyampaikan berita dari Allah kepada manusia. Dalam perspektif kedudukan, ada kesejajaran kedudukan malaikat di dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, yakni sama-sama sebagai hamba Allah yang melayani dan menjalankan segala perintahNya. Namun selain kesejajaran, terdapat pula kedudukan yang berbeda, yakni di dalam AlQur’an malaikat tidaklah memiliki kewenangan untuk melawan kehendakNya, sehingga selamanya malaikat akan tetap memiliki peran sebagaimana kodratnya yakni menjadi makhluk yang taat kepada perintah Allah. Sedangkan di dalam Perjanjian Lama malaikat memiliki kehendak bebas untuk memilih tetap taat kepada-Nya atau menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya yakni setan. Dalam perspektif tugasnya, secara umum tugas malaikat dalam AlQur’an maupun Perjanjian Lama adalah samasama menjalankan segala perintah-Nya. Namun dalam perinciannya memang ada 15 beberapa tugas Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 10



yang sedikit berbeda, seperti di dalam AlQur’an ada malaikat yang bertugas meniup sangkakala, sedang di dalam Perjanjian Lama tidak ditemukan ayat yang menyebutkan hal tersebut. Di dalam Al-Qur’an ada malaikat yang bertugas mencabut nyawa, sedangkan di dalam Perjanjian Lama tidak disebutkan malaikat yang secara khusus diberikan amanah untuk mencabut nyawa makhluk-Nya, di dalam Perjanjian Lama hanya disebut malaikat mendatangkan musibah sebagai bentuk hukuman akibat kedurhakaan maupun kekafiran, di dalam Al-Qur’an ada malaikat mendoakan dan memohonkan ampun (manusia) kepada Allah, namun di dalam Perjanjian Lama tugas malaikat semacam ini tidak ada kisahnya, kemudian di dalam Kitab Suci Al-Qur’an ada malaikat yang bertugas menjaga neraka dan malaikat yang bertugas mencatat amal manusia juga tidak terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama. A. Saran a. Sebagai umat muslim yang beriman wajiblah kiranya beriman kepada malaikat, serta dapat memahami peran malaikat dalam tataran iman yang telah AlQur’an jelaskan. Sehingga dengan memahami peran malaikat dapat lebih memperdalam keimanan seorang muslim, utamanya rukun iman yang kedua, 16 yakni iman kepada malaikat. b. Untuk karya berikutnya, mengenai malaikat, penulis menyarankan untuk membuat judul penelitian yang lebih mendalam lagi terkait dengan pemahaman malaikat, karena sesuatu yang ghaib tidaklah mudah difahami secara logika, sehingga peran kitab suci sebagai sumber informasi akan hal yang ghaib selayaknya untuk dapat dipelajari lebih mendalam. B. Penutup Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian/ skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini, meskipun besar harapan untuk membuat karya tulis yang sempurna. Namun penulis menyadari, sebagai manusia biasa, kesalahan dan kekurangan merupakan sebuah kepastian dalam hidup manusia, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Maka dari itu penulis sangat mengahrapkan kritik, saran, dan sumbangan pemikiran, guna membangun konsep berfikir dan berkarya yang lebih baik lagi kedepannya. Dan akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya



Tanggapan terhadap Jurnal



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 11



Menurut jurnal diatas, dalam perjanjian lama ada malaikat yang menyalahi kodrat akibat kesombongannya sehingga dibuang oleh Tuhan ke dunia untuk menjadi setan yang menjerumuskan manusia dan menjadi simbol keburukan atau kejahatan (Yes. 14: 12-15). Itu sangat bertentangan dengan kitab Al-Qur’an yang menyatakan bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang selalu patuh dan patuh pada Allah, mereka tidak mendurhakai Allah terhadap perkata yang Ia perintahkan, sebagaimana mereka juga tidak mengerjakan sesuatu kecuali dengan perintah-Nya dan atas ijin-Nya. Allah berfirman dalam hal ini : (QS. AlAnbiya’ : 19-20)



ۚ َْ ‫ولَهُ م ْن في ال َّسموات وا‬ َ‫الَيَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبا َ َدتِ ِه َوالَ يَ ْستَحْ ِسرُون‬,ُ‫ض َو َم ْن ِع ْن َده‬ ِ ۚ ْ‫ر‬pَ‫ْال‬ ِ َ َ َ ِ ََ ‫۝‬۲۰ َ‫۝يُ َسبِّحُوْ نَ الَّ ْي َل َوالنَّها َ َر الَ يَ ْفتُرُوْ ن‬



“Dan kepunyaan-Nya lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya,mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tida (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti hentinya.” (QS. Al-Anbiya’ :19-20) Malaikat tidaklah sama dengan manusia, mereka tidak memiliki kemauan yang bebas dan keinginan. Mereka juga tidak diciptakan untuk diuji. Hikmah penciptaan mereka adalah agar mereka selalu beribadah kepada Allah, bertasbih pada Allah dan bersujud pada-Nya. Namun bersamaan dengan itu,mereka juga diperintahkan untuk tunduk dan patuh. Allah berfirman : ‫۝‬۵۰‫يَخَ افُوْ نَ َربَّهُ ْم ِّم ْن فَوْ قِ ِه ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ ما َ ي ُْؤ َمرُوْ َن‬ “ mereka takut kepada Rabb mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”. (QS. An-Nahl:50) Jadi, mereka juga mukallaf ( mendapatkan beban kewajiban), namun taklif mereka berbeda dengan taklif manusia atau jin. Manusia dan jin memiliki pilihan dan taklif mereka adalah ujian, sehingga mereka kadang taat dan kadang bermaksiat. Syahwat dan hawa nafsu mereka kuat danmereka mengikutinya. Oleh sebab itu, mereka diberi pahala atas ketaatan mereka dan diberi hukuman atas kemaksiatan mereka. Adapun malaikat, mereka tidak mempunyai pilihan. Karena mereka diciptakan untuk taat dan dan tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat. Oleh sebab itu, amal malaikat dan ketaatan mereka ibarat bernafas, makan dan minum yang dilakukan manusia tanpa mendapatkan pahala. Dalam perspektif kedudukan, ada kesejajaran kedudukan malaikat di dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, yakni sama-sama sebagai hamba Allah yang melayani dan menjalankan segala perintahNya. Namun selain kesejajaran, terdapat pula kedudukan yang berbeda, yakni di dalam Al-Qur’an malaikat tidaklah memiliki kewenangan untuk melawan kehendak-Nya, sehingga selamanya malaikat akan tetap memiliki peran sebagaimana kodratnya yakni menjadi makhluk yang taat kepada perintah Allah. Sedangkan di dalam Perjanjian Lama malaikat memiliki kehendak bebas untuk memilih tetap taat kepada-Nya atau menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya yakni setan.



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 12



A. Pengertian Malaikat Secara etimologi malaikat berasal dari bahasa arab, asal katanya malak Jamaknya malaika, akar katanya a’luka artinya risalah atau menyampaikan pesan. Sedangkan secara terminologi artinya tubuh luar biasa yang berdiri sendiri,mampu Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 13



berbentuk sesuai kehendak ilahiyah,memiliki kemampuan yang luar biasa tanpa batas,tidak makan,tidak minunm,tidak menikah,dekat serta taat,tidak bermaksiat kepada Allah terhadap apa yang dipeintahkan,mengerjakan apa yang diperintahkan,dan tidak memiki ciri khusus Rububiyah dan Uluhiyah sama sekali7 Nash Al-Qur’an, As-sunnah,dan ijma’ kaum muslimin mendefinisikan bahwa malaikat adalah salah satu dari makhluk Allah SWT. Dia menciptakan jin dan manusia yang hidup berakal,dan berbicara. Alam yang dihuni malaikat berbeda dengan alam yang ditinggali oleh jin dan manusia. Walau mereka semua adalah makhluk Allah, namun alam para malaikat adalah alam mulia dan suci yang dipersembahkan Allah kepada mereka karena kedekatan mereka dan untuk melaksanakan perintah perintah-Nya yang bersifat kauniyah dan sya’iyyah. Allah menjadikan malaikat sebagai duta-Nya kepada makhluk-Nya untuk menyampaikan wahyu dari Allah. Allah telah berfirman : ۲۶( َ‫َو قاَل ُوا اتَّ َخ َذالرَّحْ َمنُ َولَد ًۗا ُس ْب َحنَ ۚهُ بَلْ ِعبَا ٌد ُّم ْك َر ُمون‬ ‫ضى َو ُه ْم‬ ْ َ‫) يَ ْعلَ ُم َما بَيْنَ أَ ْي ِدي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َوال ي‬۲۷( َ‫الَيَ ْسبِقُوْ نَهُ بِ ْالقَوْ ِل َوهُ ْم بِا َ ْم ِر ِه ے يَ ْع َملُوْ ن‬ ْ ‫شفَعُونَ إِالَّ لِ َم ِن‬ َ َ‫ارت‬ ) ۲۹( َ‫) َو َمنْ َيقُ ْل ِم ْن ُه ْم إِنِّي إِلَهٌ ِمنْ دُونِ ِه فَ َذلِ َك نَ ْج ِزي ِه َج َهنَّ َم َك َذلِكَ نَ ْج ِزي الظَّالِ ِمين‬۲۸( َ‫شفِقُون‬ ْ ‫شيَتِ ِه ُم‬ ْ ‫ِمنْ َخ‬ Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mempunyai anak.” Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat, melainkan kepada orang yang diridai Allah; dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, " maka ia Kami beri balasan dengan Jahanam, demikianlah Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim” ( Al Anbiya’:26-29) Allah menjelaskan hakikat malaikat dalam ayat ini dan menjelaskan bahwa mereka adalah makhluk mulia yang Allah ciptakan untuk beribadah kepada-Nya, untuk diangkat derajatnya dan untuk dimuliakan. Namun,pemuliaan ini tidak melampaui derajat seorang hamba dan mereka tidak bisa melampaui derajat itu, meskipun mereka mengklaim hal itu dengan derajat mereka yang tinggi. Karena jika mereka melakukan hal itu maka Allah akan menyiksa mereka dengan api neraka.8 B. Sifat Sifat Malaikat Allah SWT. 1. Mulia dan berbakti Allah menyifatkan kepada malaikat bahwa mereka mulia dan berbakti Maksudnya, penciptaan mereka mulia,baik,lagi terhormat, akhlak mereka suci lagi sempurna. Kata al karim (mulia) adalah kumpulan dari berbagai jenis kebaikan, kehormatan, dan kelebihan. Allah telah menjadikan malaikat-Nya seperti itu dan memberi rezeki mereka dengan kemuliaan yang dahsyat ini karena kedekatan mereka kepada Allah dan juga karena mereka menjalankan tugas tugas yang agung,yang tidak mungkin dijalankan kecuali oleh siapa yang memiliki sifat sifat ini. Allah berfirman : 7 8



Al-Wasithah Bainallah wa Khalqihi, hlm. 105. Fi Al-Malaikati Al-Muqorrobin, hlm. 15.



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 14



‫۝‬۲۶ َ‫بَلْ ِعبَا ٌد ُم ْك َر ُموْ ن‬ “Di tangan para penulis (malaikat) yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa: 15-16) 2. Tawadhu’ dan tidak sombong Ingat kembali sejarah penciptaan manusia. Dulu, ketika Adam a.s. diciptakan dengan segala kelebihannya, Allah lalu memerintahkan malaikat untuk bersujud. Hal itu dilakukan sebagai tanda pengakuan Malaikat terhadap kelebihan Nabi Adam sebagai manusia. Malaikat pun menurut. Mereka bersujud dengan kepasrahan total tanpa rasa sombong sedikit pun. 3. Hamba Allah yang selalu taat dan takut pada-Nya Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap perkara yang Ia perintahkan, sebagaimana mereka juga tidak mengerjakan sesuatu kecuali dengan perintah-Nya dan atas ijin-Nya. Malaikat tidaklah sama dengan manusia, mereka tidak memiliki kemauan yang bebas atau keinginan, mereka juga tidak diciptakan untuk diuji karena mereka diciptakan untuk taat dan tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat. 4. Malaikat tidak makan dan tidak minum Malaikat tidak menginginkan makanan, tidak memiliki hawa nafsu makan, dan tidak tidak memakannya. Malaikat tidak memakan makanan adalah perkara yang telah disepakati oleh ulama. Al-Quthubi berkata “ Para ulama kita berkata ‘ mereka tidak makan karena malaikat memang tidak pernah makan ‘.”9 5. Tidak berkelamin Allah menjadikan kelebihan kepada malaikat untuk menjadikan mereka satu jenis, tidak disifati sebagai laki laki maupun perempuan. 6. Tidak pernah bosan dan lelah Para malaikat yang mulia menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah serta melaksanakan perintah-Nya tanpa lelah dan tidak mengalami apa yang dialami apa yang dialami manusia dalam hal hal tersebut. 7. Malaikat senantiasa mendoakan orang beriman Malaikat senantiasa mendoakan kaum mukminin yang senantiasa bertobat dan mengikuti perintah Allah SWT. Orang-orang beriman mereka doakan agar diberi pahala surga dan dijauhkan dari neraka. 8. Malaikat memppunyai sifat malu Sementara itu, senada dengan sifat manusia, malaikat juga memiliki rasa malu. Seperti dalam hadits yang berbunyi: "Nabi Muhammad bersabda, "Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang lakilaki yang malaikat pun malu terhadapnya"." (HR Muslim). 9



. Tafsir Al-Qurtuby, 9/68



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 15



9. Merasa terganggu dengan bau tak sedap, anjing dan patung Bau yang tidak sedap memang menyengat. Tidak hanya itu saja, setiap gonggongan anjing juga menjadi salah satu pertanda adanya setan, serta keberadaan dari patung sendiri seperti berhala atau menyerupai makhluk hidup, sehingga malaikat enggan datang ke rumah yang ada patungnya. Seperti dalam hadits yang berbunyi, "Nabi Muhammad bersabda, "Barang siapa makan bawang putih, bawang merah dan bawang bakung, janganlah mendekati masjid kami, karena malaikat merasa sakit (terganggu) dengan hal-hal yang membuat manusia pun merasa sakit"." (HR Muslim). 10. Bersifat ghaib Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi’raj. C. Nama dan Tugas Malaikat Allah SWT. Tugas-tugas malaikat secara umum antara lain adalah:  Pertama, perantara dalam mengemban wahyu. Tugas malaikat yang paling penting dan utama adalah menurunkan wahyu atau risalah Tuhan kepada para Nabi. Para Nabi tidak saja melihat malaikat, tetapi juga mendengar suaranya. Oleh karena itu, bagi para Nabi, malaikat merupakan kenyataan yang hakiki. Para Nabi kadangkadang melihat malaikat dalam bentuk manusia dan dalam bentuk yang lain.  Kedua, perantara untuk meneguhkan hati. Tugas malaikat yang seperti ini adalah untuk meneguhkan hati hamba-hamba Allah yang tulus. Dikatakan juga bahwa malaikat adalah penjaga orang-orang yang beriman, baik di dunia maupun di akhirat. Firman Allah dalam QS Al-Fushilat 30 : ْ ‫ا هَّللا ُ ثُ َّم‬ppَ‫الُوا َربُّن‬ppَ‫إِ َّن الَّ ِذينَ ق‬ ‫رُوا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنتُ ْم‬p ‫وا َوأَب ِْش‬ppُ‫ افُوا َواَل تَحْ َزن‬p‫ ةُ أَاَّل تَ َخ‬p ‫ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َماَل ئِ َك‬p َ‫تَقَا ُموا تَتَن‬p ‫اس‬ “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".  Ketiga, perantara untuk menjatuhkan siksaan. Tugas malaikat untuk meneguhkan hati orang-orang yang beriman erat sekali hubungannya dengan fungsinya untuk melaksanakan hukuman bagi orang yang kafir. Berulang kali alQuran menegaskan bahwa ada orang-orang yang tidak mempercayai para nabi dan akhirnya mereka mendapat adzab dari Allah Swt. Al-Quran menegaskan: ‫و ُر۝‬pp‫ ُع اأْل ُ ُم‬pp‫ ُر ۚ َوإِلَى هَّللا ِ تُرْ َج‬pp‫ َي اأْل َ ْم‬pp‫ض‬ ِ ُ‫ ةُ َوق‬pp‫ام َو ْال َماَل ئِ َك‬pp ٍ َ‫أْتِيَهُ ُم هَّللا ُ فِي ظُل‬ppَ‫رُونَ إِاَّل أَ ْن ي‬ppُ‫لْ يَ ْنظ‬ppَ‫ه‬ ِ ‫ل ِمنَ ْال َغ َم‬pp “Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 16



(pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”  Keempat, mendorong berbuat baik. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan manusia antara lain adalah karena dorongan para malaikat. Al-Quran menjelaskan bahwa peranan malaikat dan syetan adalah untuk mendorong manusia ke arah dua jurusan kehidupan yang bertolak belakang. Jika malaikat mendorong manusia ke arah kebaikan, maka syetan justeru sebaliknya, mengarahkan manusia untuk berbuat sesat. Allah Swt. berfirman: َ p‫ ِغ‬p‫ك‬ ٌ pِ‫ئ‬p‫ ا‬p‫ َس‬p‫ ا‬pَ‫ ه‬p‫ َع‬p‫ َم‬p‫س‬ p‫ك‬ pَ p‫ ْن‬p‫ ُك‬p‫ ْد‬pَ‫ ق‬pَ‫ ۝ ل‬pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِه‬p‫ َش‬p‫ َو‬p‫ق‬ pْ p‫ َء‬p‫ ا‬p‫ج‬pَ p‫و‬pَ َ p‫ َء‬p‫ ا‬ppp‫ط‬ َ ppp‫ ْن‬p‫ َع‬p‫ ا‬pَ‫ ن‬p‫ ْف‬p‫ َش‬p‫ َك‬pَ‫ ف‬p‫ ا‬p‫ َذ‬pَ‫ه‬pٰ p‫ن‬pْ p‫ ِم‬p‫ ٍة‬pَ‫ ل‬p‫ ْف‬p‫ َغ‬p‫ ي‬pِ‫ ف‬p‫ت‬ ٍ p‫ ْف‬pَ‫ ن‬pُّp‫ ل‬p‫ ُك‬p‫ت‬ ْ pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِد‬p‫ح‬pَ p‫ َم‬p‫و‬pْ pَ‫ ي‬p‫ل‬p‫ ا‬p‫ك‬ pَ pَ‫ ب‬pَ‫ف‬ َ p‫ر‬pُ p‫ص‬ Artinya: “Dan tiap-tiap jiwa akan datang beserta (malaikat) penggiring dan (malaikat yang menjadi) saksi. Engkau sungguh melupakan ini, tetapi kini tabir yang menutupi engkau Kami singkirkan dari engkau, maka pada hari ini penglihatanmu tajam sekali.” (QS. Qaf (50): 21-22).



 Kelima, mencatat perbuatan manusia. Terkait dengan tugas malaikat yang ini AlQuran menyebutnya sebagai kiraman katibin atau juru tulis yang mulia. Dalam ( QS Al Qaf(50) : 17) pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِع‬pَ‫ ق‬p‫ل‬pِ p‫ ا‬p‫ َم‬p‫ ِّش‬p‫ل‬p‫ ا‬p‫ ِن‬p‫ َع‬p‫ َو‬p‫ ِن‬p‫ ي‬p‫ ِم‬pَ‫ ي‬p‫ ْل‬p‫ ا‬p‫ن‬pِ p‫ َع‬p‫ ِن‬p‫ ا‬pَ‫ ي‬pِّ‫ ق‬pَ‫ ل‬pَ‫ ت‬p‫ ُم‬p‫ ْل‬p‫ ا‬p‫ ى‬pَّ‫ ق‬pَ‫ ل‬pَ‫ ت‬pَ‫ ي‬p‫ ْذ‬pِ‫إ‬ “(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” Di samping tugas malaikat yang sifatnya umum di atas, ada juga malaikatmalaikat tertentu dengan tugas-tugas khusus yang diberikan Allah kepada masing masing malaikat. Ada sepuluh malaikat yang kita kenal dengan tugas-tugas khususnya, yaitu: 1. Malaikat Jibril, tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para Nabi. 2. Malaikat Mikail, tugasnya membagikan rezki. 3. Malaikat israfil tugasnya meniup terompet pada hari akhir sebagai tanda datangnya qiyamat. 4. Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa. 5. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia. 6. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia. 7. Malaikat Munkar, tugasnya menanyai manusia di alam kubur. 8. Malaikat Nakir, tugasnya menanyai manusia di alam kubur. 9. Malaikat Malik atau Zabaniyah, tugasnya menjaga neraka. 10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga D. Orang yang Didekati Malaikat Allah swt. 1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.” (HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar) Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 17



2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat “Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Imam Muslim dariAbu Hurairah, Shahih Muslim 469). 3. Orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan.” (Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra’ bin ‘Azib) 4. Orang yang menyambung shaf shalat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf) “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf.” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah) 5. Orang yang mengucapkan ‘aamiin‘ ketika seorang Imam selesai membaca AlFatihah “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.” (HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782) 6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat “Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya,(para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.’” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106) 7. Orang yang melakukan shalat Shubuh dan Ashar secara berjamaah ”Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.’” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)



8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (HR. Imam Muslim dari Ummud Darda’, Shahih Muslim 2733) Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 18



9. orangyangberinfak “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil).’” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari1442 dan Shahih Muslim 1010) 10. Orangyangsedangmakansahur “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orangorang yang sedang makan sahur Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa sunnah.” (HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar) 11.



Orangyangsedangmenjengukorangsakit “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70,000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh.” (HR. Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad no. 754)



12. Orang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahily) D. Orang orang yang Dijauhi Oleh Malaikat Allah swt. 1. Orang yang murtad Allah tegaskan bahwa orang yang murtad, dia mendapat laknat Allah dan para malaikat-Nya. Allah berfirman, yang artinya, “Bagaimana Allah akan memberi petunjuk orang yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu, balasannya adalah laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat Para Malaikat dan manusia seluruhnya. (QS. Ali Imran: 86 – 87) 2. Menghina dan mencela sahabat Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mencela sahabatku, maka dia akan mendapat laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 12541, dan dinilai hasan dalam As-Shahihah no. 2340). Mencela sahabat statusnya berbeda dengan mencela kaum muslimin lainnya. Mencela sahabat nilainya dosa sangat besar. Merekalah murid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi paling berjasa bagi umat islam. Melalui perjuangan mereka, kita bisa mengenal dan merasakan indahnya



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 19



islam. Mencela sahabat, sejatinya merupakan sikap pengingkaran terhadap firman Allah yang memuji mereka. 3. Menghalangi terlaksananya hukuman bagi pelaku kejahatan Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Siapa yang membunuh dengan sengaja maka dia berhak diqishah (balas bunuh). Dan siapa yang menghalangi antara keluarga korban dengan pelaku untuk melakukan qishas maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia. Tidak akan diterima darinya amalan wajib maupun amal sunahnya.” (Shahih, riwayat Nasai 4790 dan Ibn Majah 2635). Beberapa praktek di pengadilan, sebagian orang menghalangi terwujudkan hukuman bagi pelaku tindak kriminal, baik dengan sogok atau karena kedudukan. Contoh konkrit yang banyak kita jumpai, beberapa aparat hukum yang melakukan tindak kriminal, lebih sulit dijerat hukum dari pada rakyat jelata. Mereka dilaknat karena mereka penghianat umat. Allahu a’lam. 4. Tidak menghargai jaminan keamanan yang diberikan oleh seorang muslim Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jaminan kaum muslimin itu satu. Siapa yang mengganggu jaminan keamanan kaum mukminin maka untuknya laknat Allah, para malaikat dan seluruh umat manusia.” (HR. Bukhari 1870). Orang kafir yang masuk ke negeri muslim, mereka telah mendapatkan izin dari pemerintah muslim. Izin ini tidak lain adalah jaminan keamanan. Karena itu, siapapun tidak boleh mengganggu mereka yang telah mendapatkan izin, tanpa sebab yang dibenarkan. 5. Mengacung senjata kepada sesama muslim Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mengacungkan senjata kepada saudaranya sesama muslim maka para malaikat akan melaknatnya sampai dia lepaskan. Meskipun yang menjadi sasaran adalah saudaranya sebapak atau seibu.” (HR. Muslim 2616). Islam melarang kita menakut-nakuti kaum muslimin yang lain, meskipun hanya dengan mengacungkan senjata untuk main-main. Termasuk mereka yang ngebut ketika naik kendaraan ke arah orang lain – seolah hendak menabraknya – kemudian direm mendadak di depannya. 6. Menasabkan diri kepada selain orang tuanya Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mengaku keturunan seseorang yang bukan bapaknya, maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima amal wajib dan sunahnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim 1370). Karena itu, anak angkat tetap wajib dinasabkan kepada ayah kandungnya. Kasus yang sulit adalah anak hasil zina. Dia terlahir tanpa ayah. Karena itu, dia harus Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 20



dinasabkan ke ibunya. Jika dia dibinkan ke ayahnya, berarti mengaku keturunan orang yang bukan bapaknya. 7. Istri yang tidak mau melayani suami tanpa udzur Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila suami mengajak istrinya ke ranjang (hubungan badan) dan dia menolak, kemudian suami marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Bukhari 3237 & Muslim 1436). . Istri boleh menolak ajakan suami jika memiliki udzur, seperti haid atau sakit. 8. Melindungi pelaku kriminal atau perbuatan bid’ah. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang melindungi muhdits maka untuknya laknat Allah, para malaikat dan seluruh umat manusia.” (HR. Muslim 1371) Ibnul Atsir menjelaskan, kata muhdits [arab: ‫ ]الـمحدث‬memiliki dua cara baca: muhdits dan muhdats. Jika dibaca muhdits artinya pelaku tindak kriminal. Sehingga makna hadis, “Siapa yang melindungi pelaku tindak kriminal maka untuknya laknat Allah…dst.” Jika dibaca muhdats artinya perbuatan bid’ah, sehingga makna hadis, “Siapa yang melindungi perbuatan bid’ah maka untuknya laknat Allah…dst.” (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, 1/907). 9. Bertindak dzalim di kota Madinah Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, siapapun yang mendzalimi penduduk Madinah atau menakuti mereka, maka jadikan dia takut. Untuknya laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 6498 dan dinilai shahih dalam shahih Targhib no. 1214).



BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN A. Pengertian Malaikat  Menurut bahasa jamak dari ‫ ملك‬yang artinya Risalah atau menyampaiakn pesan  Menurut istilah makhluk yang di ciptakan Allah dari cahaya, bisa berupa berbagai bentuk dan tidak di golongkan laki laki atau perempuan serta selalu taat kepada perintah Allah Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 21



B. Sifat Sifat Malaikat Allah 1. Malaikat tidak makan dan tidak minum, tidak memiliki nafsu makan dan tidak memakanya 2. Tidak berkelamin 3. Mampu menyerupai sesuatu atau menyamar 4. Patuh dan taat setiap perintah Allah 5. Tidak mempunyai sifat sombong dan selalu bertasbih 6. Mendoakan orang yang beriman C. Tugas Malaikat Allah  Tugas utama malaikat bertasbih kepada Allah beribadah kepadaNya siang malam tanpa lelah tanpa henti 1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu 2. Mikail bertugas memberi riski kepada manusia 3. Isrofil bertugas meniup sangkakala di hari kiamat 4. Izroil bertugas mencabut nyawa 5. Munkar dan Nakir bertugas menanyakan amal dan perbutan manusia di alam kubur 6. Roqib dan Atid bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia selama hidupnya 7. Malik bertugas menjaga pintu neraka Ridwan bertugas menjaga pintu surga D. Orang-Orang yang didekati oleh Malaikat 1. Orang yang tidur dalam kedaan suci 2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat 3. Orang yang berada di shaf barisan depan dalam shalat berjamaah 4. Orang yang menyambung shof pada solat jamaah 5. Orang yang duduk di tempat solat setelah melakukan shalat 6. Orang yang shalat subuh dan asar berjamaah 7. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang di doakan 8. Orang yang berinfaq E. Orang yang Dijauhi Malaikat Allah Swt 1. Para wanita yang menolak keinginan suaminya 2. Menjahui orang junub 3. Orang yang murtad 4. Menghalangi terlaksananya hukuman bagi pelaku kejahatan 5. Tidak menghargai jaminan keamanan yang diberikan oleh seorang muslim 6. Bertindak Dzalim di kota madinah 7. Orang yang menghina dan melecehkan sahabat 8. Orang yang mengacungkan senjata kepada sesama muslim 2. SARAN Sebagai seorang muslim yang beriman sudah menjadi kewajiban kita untuk mengimani keberadaan malaikat yang bersifat ghaib tersebut. Selain mengimani alangkah baiknya kita sebagai seorang muslim menerapkan sifat-sifat malaikat dalam kehidupan sehari-hari, seperti selalu untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 22



waktu, berpikir positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi di sekitarnya, dan selalu berusaha menjaga ketaatan kepada Allah dan selalu mengagungkan-Nya agar kita menjadi hamba Allah yang dekat dengan Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA Ash-Shallabi, Ali Muhammad.2014.Iman Kepada Malaikat.Penyunting dan penerjemah, Abdillah Ari, Ihsanuddin Ahmad, Cet I. Jakarta:Ummul Qura Margiono, Anwar junaidi.2014.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1.Yogjakarta: Yudhistira Shihab Quraish.2010.Yang Halus dan Tak Terlihat:Malaikat dalam AlQur’an.Ciputat:Lentera Hati Sulaiman Umar.2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press Thorir, Hidayah,dkk.2004.Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas IV Standart Isi 2006.Surabaya:Erlangga Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 23



Toto Suryano, Drs, M.Pd, dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Tiga Mutiara



 



Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019



Page 24