Makalah Peran Mikroorganisme Pada Bidang Farmasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MIKROBIOLOGI TERAPAN “PERAN MIKROORGANISME DALAM BIDANG FARMASI"



DISUSUN OLEH : NAMA



: RISKA FAJRINA SHARI



NIM



: 183145201140



KELAS



:D



FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR 2019



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji sykur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mikrobiologi dengan judul “Peranan Mikroorganisme dalam Bidang Farmasi”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimah kasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan inspirasi terhadap pembaca.



Makassar, 10 Desember 2019



Penulis



DAFTAR ISI SAMPUL……………………………………………………………………………… KATA PENGANTAR………………………………………………………………... DAFTAR ISI…………………………………………………………….…………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………………… B. Rumusan Masalah…………………………………………..……………… C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………… BAB II PEMBAHASAN A. Patogenesis dan Epidemiologi......................................…………………... B. Penyebaran Infeksi……………………………………………................... C. Cara-cara Mikroorganisme menyebarkan penyakit..................................... D. Cara-cara Virus menyebabkan infeksi.......................................................... E. Cara-cara Patogen memasuki dan meninggalkan tubuh............................... F. Pemanfaatan Mikroba sebagai Indikator Uji…………………………….... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………… B. Saran……………………………………………………………………..



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diketahui



bahwa



kebanyakan



mikroorganisme



hidup



bebas



dan



mendapatkan nutrient yang berasal dari makanan kita yang terdiri atas zat-zat organic dan zat-zat an-organik. Hubungan antara manusia dengan mikroorganisme pada umumnya selaras, karena pada umumnya mikroorganisme ada yang bersifat menguntungkan dan sangat berguna bagi keseimbangan ekosistem. Keberadaan mikroorganisme ini terdapat dimana-mana dalam jaringan manusia, hewan maupuntumbuh-tumbuhan. Patogenitas infeksi oleh mikroorganisme seperti pada bakteri meliputi dari awal dari proses infeksi sampai mekanisme timbulnya tanda-tanda dan gejala penyakit. Cirri-ciri bakteri yang bersifat pathogen yaitu mempunyai kemampuan menularkan, melekat pada sel inang, menginvasi sel inang dan jaringan , mampu untuk meracuni dan mampu untuk menghindari dari system kekebalan inang. Beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri secara umum dianggap pathogen tidak menampak-nampak gejala atau bersifat asimptomatik. Penyakit dapat terjadi apabila bakteri atau reaksi immunologi yang ditimbulkan menyebabkan suatu bahaya bagi seseorang. Dari beberapa mikroorganisme yang hidup bebas ini dapat dilakukan proses pencegahan dalam jaringan tubuh, yang sering disebut antibody.



Disamping itu mikroorganisme ada pula yang dapat menimbulkan penyakit , cara tersebut dapat melalui dua cara yaitu 1) invasi jaringan 2) Pembentukan toksin (racun). Pada invasi jaringan, mikroorganisme intraselluler dan mikroorganisme ekstraselluler. Mikroorgnisme intraselluler adalah kelompok yang tidak hanya tinggal di dalam sel, tetapi juga dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel fagosit. Selsel fagosit dapat pula menghancurkan mikroorganisme serta mencegah terjadinya infeksi, misalnya dengan Brucella abortus dan Mycobacterium bovis. Kelompok m ikroorganisme ekstraselluler merusak jaringan pada waktu berada diluar sel fagosit. Kelompok mikroorganisme ini tidak mempunyai kemampuan untuk tinggal lama dalam sel fagosit. Jika difagositik, maka mikroorganisme ekstraselluler di hancurkan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan Patogenitas ? 2. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi ? 3. Bagaimana cara Penyebaran Infeksi ? 4. Bagaimana Cara-cara Mikroorganisme Menyebabkan penyakit ? 5. Bagaimana Cara-cara Patogen Memasuki dan Meninggalkan Tubuh ?



C. Tujuan Masalah Adapun tujuan menyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara – cara mikroorganisme masuk ke dalam tubuh 2. Untuk mengetahui apa itu patogenitas dan patogen 3. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran infeksi



BAB II PEMBAHASAN



A. Patogenitas dan Epidemiologi Patogenitas adalah kemampuan mikroba untuk menyebabkan suatu penyakit pada organisme inang. Dengan kata lain Patogenitas adalah Mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit . kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Epidemiologi adalah suatu studi tentang kejadian di masyarakat. LAST(1988) : ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah – masalah kesehatan. Ilmu tentang distribusi dan determinan –determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapannya dari ilmu ini guna mengendalikan masalah- masalah kesehatan. B. Penyebaran Infeksi Mikroorganisme, misalnya bakteri dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, termasuk manusia dan binatang, dimana mereka secara normal bertempat tinggal dan hidup. Untuk bekerja bakteri meningkatkan kemampuannya untuk bertahan dan meningkatkan kemungkinan melakukaan penyebaran. Dengan



melakukan suatu penyakit asimptomatika atau penyakit yang bersifat ringan dan tanpa menyebabkan kematian inang, mikroorganisme secara normal hidup dalam tubuh manusia, dan kemungkinannya dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Beberapa mikroorganisme misalnya bakteri yang secara umum dapat menyebabkan penyakit pada manusia terutama yang terdapat pada hewan dan secara tidak sengaja menginfeksi manusia. Sebagai contoh adalah salmonella sp dan camphylobacter sp secara khas menginfeksi binatang dan disebarkan melalui makanan pada manusia. Disamping itu ada juga beberapa mikroorganisme menginfeksi manusia, karena adanya kesalahan dalam siklus hidup normal organism,



organism tersebut belum menyesuaikan diri dengan manusia dan



penyakit yang dihasilkannya kemungkinan cukup berat. Beberapa bakteri dapat disebarkan melalui tangan dari satu orang ke orang lainnya. Seperti Stahylococcus aureus dalam nares anterior pada rongga hidung kemungkinan saat menggosok hidung, membawa Staphylococcus pada tangannya, dan menyebarkan bakteri tersebut ke bagian tubuh orang lain, sehingga menimbulkan infeksi. Beberapa pathogen yang bersifat oppurtunistik yang meneyebabkan infeksi nosokomial disebabkan dari satu pasien lain melalui tangantangan personal rumah sakit. C. Cara-cara Mikroorganisme Menyebarkan Penyakit Telah diketahui bahwa ada beberapa mikroorganisme (bakteri) dapat mengeksresikan substrat yang beracun, yang mampu member efek buruk kepada



inang sampai menimbulkan penyakit. Beberapa mikroorganisme mempunyai afinitas tertentu terhadap sel dan jaringan, dimana sel dan jaringan tersebut dapat dirusak dan dihancurkannya, sedangkan mikroorganisme lainnya mungkin hanya menghasilkan enzim yang bersifat ektraselluler. Untuk mikroorganisme yang bersifat parasit intraselluler dapat dengan jalan menguasai ribosom sel inang dan memaksa sel inang tersebut untuk memproduksi protein sesuai dengan protein yang dibutuhkan untuk melakukan replikasi. 1. Cara –cara Bakteri menghasilkan Racun Ada



beberapa



bakteri



dapat



menghasilkan



racun,



misalnya



Enterotoksigenik E.coli (ETEC) yang mampu menghasilkan stabile toxin (ST), toksin yang stabil dan labile toxin (LT), toksin yang bersifat labil. Baik ST maupun LT, keduanya dapat menimbulkan penyakit diare pada inang dengan jalan menstimulir adenylate cyclase di dalam usus halus, yang mengakibatkan meningkatnya cairan sekresi dalam usus halus. Jadi disini ST dan LT ini disebut sebagai Enterotoksin yaitu suatu toksin yang spesifik untuk sel dari mukosa intestinal. Bakteri



Clostridium



botulinum,



Corynebacterium



diphteriae,



Clostridium tetani dan bebrapa bakteri lainnya mampu menghasilkan racun berupa ekstoksin. Eksotoksin adalah suatu zat yang bersifat toksin yang bentuk oleh bakteri yang ditemukan diluar sel bakteri atau pada sel kultur, bersifat tidak tahan panas dan terdiri atas protein.



2. Bakteri – Bakteri Penghasil Enzim Ekstraselluler Ada beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim-enzim yang bersifat ekstra-selluler antara lain adalah :Clostridium perfringen, bakteri ini mampu menghasilkan enzim koagulase. Enzim ini dapat meningkatkan virulensi bakteri dan merusak kolagen dari inang. Staphylococcus sp dapat menghasilkan leucodisin yang dapat membunuh leukosit. Staphylococcus, Streptococcus, dan Clostridia mmapu menghasilkan hemolisin dan hialuronidase. Hemosilin mampu melisis sel-sel darah merah dan melepaskan hemoglobinnya. Hialuronidase dapat merusak asam hialuronat. D. Cara-cara Virus Menyebabkan Infeksi Secara umum virus dapat menyebabkan infeksi pada sel inang adalah sebagai berikut : 1.



Setiap virus hanya dapat melakukan adsorpsi pada sel inang yang memiliki reseptor yang sesuai untuk virus



2.



Virus merupakan obligat parasitis intraselluler, hanya dapat tumbuh dan berkembang biak dalam sel inang yang sesuai



3.



Setelah virus melakukan adsorpsi, penetrasi dan pelepasan transkripsi dan translasi. Selanjutnya menguasai ribosom sel inang dan memaksa ribosom sel inang untuk memproduksi atau mensintesa protein untuk kepentingan replikasi virus yang bersangkutan.



E. Cara-cara Patogen Memasuki Dan Meniggalkan Tubuh



Diketahui bahwa sekresi dan ekskresi dari bagian yang terinfeksi selalu mengandungh sejumlah mikroorganisme penginfeksi (infeksi). Namun pada beberapa penyakit seperti penyakit malaria, hal ini disebabkan karena organism tersebut berada dalam darah dan membutuhkan nyamuk sebagai perantara untuk menyebarkannya. Tetapi yang jelas bahwa setiapmikroorganisme mempunyai jalur-jalur sendiri baik untuk masuk atau untuk keluar dari tubuh inangnya.  Jalur Untuk Bakteri 1. Lewat Makanan Enterotoksigenik E.coli (ETEC) dan Vibrio cholera dapat di isolasi dari feses ataupun makan yang sudah tercemar oleh bakteri tersebut. 2. Infeksi lewat Minuman Vibrio Cholerae dan salmonellosis juga shigellosis 3. Lewat saluran pernapasan Infeksi ini dapat melalui saluran pernapasan , dapat dengan cara : a. Droplet infection adalah infeksi yang apabila seseorang penderita bakteri tertentu melakukan bersin atau batuk dihadapan seseorang yang rentang terhadap bakteri tersebut b. Air Borne Infection adalah suatu infeksi yang terjadi apabila seseorang mengeluarkan dahaknya ke lantai, kemudian mengering, tertiup angin, dan di hirup oleh orang lainnya. 4. Infeksi lewat kontak kelamin



Triponema pallidum masuk ke dalam tubuh inang melalui epitel yang rusak, kemudian menembus selaput lendir yang utuh, Disamping itu juga dapat melakukan infeksi pada plasenta pada ibu yang menderita penyakit sifilis. 5. Infeksi Lewat luka tercemar Clostridium tetani dapat melakukan infeksi pada inang melalui luka, jahitan bedah. Infeksi tetap terlokalisir pada daerah jaringan yang rusak dimna spora bersarang. Toksin yang dilepaskan dalam bentuk vegetatfi dan dapat mencapai susunan syaraf pusat.  Route infeksi virus 1. Infeksi virus lewat peroral ( makanan / minuman ) Virus polio disebarkan secara peroral (melalui muut),kemudian melewati pembuluh darah intestinal, terusaxon syaraf sampai ke susunan syaraf pusat, dari sini di sebarkan melalui serabut neuro motor yang lebih rendah untuk melibatkan lebih jauh sumsum tulang dan otak. Hepatitis A atau dikenal dengan nama hepatitis infection A, berinkubasi pendek, sedangkan hepatitis B, atau hepatits serum berinfeksi panjang. Rota virus merupakan salah satu virus penyebab diare yang banyak dilaporkan pada bayi dan sifatnya akut dan biasanya epidemik. 2. Infeksi lewat saluran pernapasan Influenza virus merupakan suatu infeksi saluran pernapasan yang akut yang biasanya terjangkit dalam bentuk epidemik.



Dikenal influenza tipe A,B, dan C . inflenza virus dikenal Orthomyxa virus. Virus vaksinia serumpun dengan virus pox. Jalan masuknya melalui selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, virus adeno, dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas , juga menyebabkan infeksi pada konjuktiva, dikenal dengan sindrom faringo konjuktiva. 3. Lewat Kontak Langsung Berupa Gigitan Anjing Yang Sakit Rabies Atau Kelelawar Pengisap Darah. Rabies ditularkan pada manusia melalui gigitan anjing yang sakit rabies atau kelelawar pengisap darah. Rabies termasuk infeksi akut yang menyerang susunan syaraf pusat (SSP) dan hampir selalu fatal. 4. Lewat gigitan Arthropoda Virus dengue dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty, terutama pada siang hari, Nyamuk ini dapat mengigit secara multiple biting artinya dalam waktu sekejap beberapa gigitan dapat dilakukan. 5. Lewat Kontak Langsung Herpes genitalia atau virus herpes, biasanya ditularkan melalui kontak kelamin, biasanya pada infeksi primer timbul lesi vesikulo ulceratif didaerah alat kelamin. Human Immuno Defisiency virus (HIV) merupakan salah satu virus yang ditularkan



melalui



heteroseksual.



hubungan



kelamin



secara



homoseksual



dan



HIV dapat juga di tularkan dengan jalan transfusi darah dari pengidap virus HIV kepada penerima darah melalui suntikan IV yang sudah tercemar dengan Virus HIV khususnya pada pecandu Narkotika. F. Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator uji Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator pengujian. Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi komponen tertentu pada campuran kompleks kimia, untuk mendiaknosis penyakit tertentu tertentu, serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik atau karsinogenik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan adalah uji antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji ames, dan penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme obat mamalia. 1. Uji Antibiotik antimikroba Pada uji ini diukur respons pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Tujuan assay antimikroba ( termasuk antibiotik dan substansi antimikroba nonantibiotik, misalnya fenol, bisfenol, aldehid), adalah untuk menentukan potensi dan kontrolkualitas selama prosesproduksi senyawa antimikroba dipabrik, untuk farmakokinetik obat pada hewan atau manusia dan untuk memonetor dan mengontrol kemoterapi obat. Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efesien. 



Metode difusi Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan



pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media agar. 



E-test Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghabat pertumbuhan mikroorganisme.



2. Uji aktivitas antivirus Uji aktivitas antivirus menggunakan kultur jaringan maupun inokulasi telur berembrio. Campuran antara suspensi virus dan larutan agen antimikroba uji dibuat dalam seri pengenceran. Seri pengenceran ini dibuat pada serum yang telah diinaktivasi, misalnya serum kuda, dan diinokulasikan pada kultur sel atau telur berembrio. Sebagai kontrol digunakan larutan tanpa virus. Karena obat juga dapat tosik pada kultur jaringan atau telur, maka toksisitasnya harus diuji. Seri pengenceran Obat dicampurkan dengan serum yang diinaktivasi dan dinokulasi ke dalam sel jaringan atau telur berembrio. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadp ada atau tidaknya kerusakan sel atau jaringan. 3. Uji aktivitas anti fungi Pada uji ini kebutuhan media berbeda dengan uji menggunakan bakteri.media yang umum digunakan adalah Sabouroud Dextrose Liquid/solid, Czapex Dox, dan media khusus fungi lain. Uji ini serupa dengan uji untuk bakteri, dimana spora fungi atau miselium fungi dilarutkan pada larutan agen antimikroba uji, dan selanjudnya pada interval waktu tertentu disubkultur pada media yang sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi pun diamati.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Prinsip patogenitas adalah kemampuan mikroba untuk menyebabkan suatu penyakit pada organisme inang. Dengan kata lain patogenitas adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. 2. Epidemiologi adalah suatu studi tentang kejadian di masyarakat. LAST (1988) : Ilmu tentang determinan – determinan dari kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah – masalah kesehatan. B. SARAN Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik da saran dari semuaa pihak, demi perbaikan tugas kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA



Prof. Dr. H. M. Djide Natsir. MS,Apt. 2010 “ Mikrobiologi Klinik “ universitas hasanuddin, Makassar