Makalah Perekonomian Terbuka Dan Tertutup [PDF]

  • Author / Uploaded
  • maria
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Perekonomian Terbuka dan Tertutup Minggu, 22 Mei 2016



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam ilmu ekonomi, untuk melihat keseimbangan pendapatan nasional dilakukan dengan beberapa cara, (1) keseimbangan ekonomi dua sektor, dimana hanya terdiri dari rumah tangga dan perusahaan, (2) keseimbangan ekonomi tiga sekor, yang objek kaijannya terdiri dari rumah tangga, perusahan dan pemerintah, dan (3) keseimbangan ekonomi empat sekor, yang terdiri dari rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan kebijakan luar negeri. Keseimbangan ekonomi tiga sektor merupakan suatu materi yang perlu dipelajari dan diperhatikan karena terdapat peranan dan pengaruh pemerintah dalam suatu perekonomian. Akhir-akhir ini ekonomi Islam hadir dalam konsep yang diinginkan oleh masyarakat luas, sekaligus membantah anggapan bahwa Islam hanya berurusan dengan ukhrawi saja, namun juga urusan duniawi, yang menjadi sarana untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat (falah) nanti . Di dalam ekonomi Islam terdapat juga ekonomi tiga sektor yang dikenal dengan perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah, materi ini sangat menarik untuk dibicarakan karena akan tedapat perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional yang terus mewabah di negeri ini.



BAB II PEMBAHASAN



A.



Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Pemerintah Analisis pendapatan nasional pada perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah membagi aktivitas perekonomian dalam 3 pelaku utama, yaitu rumah tangga (household), perusahaan (firm), dan pemerintah (government).1[1] Dengan kata lain dalam perekonomian tersebut terdapat campur tangan pemerintah melalui pengeluaran konsumsi pemerintah.2[2] Adanya unsur pemerintah menimbulkan dua konsekuensi perhitungan pendapatan nasional, yaitu dari sudut pengeluaran memunculkan pengeluaran pemerintah (government expenditure) dan dari sudut penerimaan memunculkan komponen pajak (tax).3[3] Sisi pengeluaran dalam perekonomian ini terdiri dari pengeluaran rumah tangga, pengeluaran perusahaan, dan pengluaran dari sektor pemerintah. Kemudian dari sisi pendapatan mengggambarkan pendistribusian pendapatan oleh rumah tangga untuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran untuk membayar pajak pada sektor pemerintah dan sisanya ditabung. Apabila pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya pada sektor rumah tangga, maka subsidi atau tunjangan lainnya ini ditambahkan kepada masyarakat. Atau dengan kata lain pendapatan masyarakat akan bertambah apabila terdapat subsidi atau tunjangan lainnya yang diberikan oleh sektor pemerintah.4[4] Perhitungan pendapatan dari sudut pengeluaran menjadi: Y = C + I + G Dimana: C = consumtion (pengeluaran yang dilakukan rumah tangga) I = investmen (pengeluaran yang dilakukan perusahaan)



1[1]



Abdul Wadud Nafis, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2009), 80.



2[2]



Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 71.



3[3]



Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis, (Jakarta: Kencana, 2008), 53.



4[4]



Eko, Ekonomi Islam, 71.



G = government expenditure (pengeluaran yang dilakukan pemerintah) Sedangkan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut penerimaan menjadi: Y = C +S+T Dimana: S = saving atau tabungan T = tax atau pajak Jika pemerintah memberikan subsidi atau tunjangan lainnya (transfer payment/Tp) kepada rumah tangga maka persamaannya berkembang menjadi: Y = C + S + T – Tp.5[5] Di bawah ini beberapa kebijakan dari pemerintah dalam perekonomian tertutup : 1.



Kebijakan Fiskal



Pengertian Kebijakan Fiskal menurut beberapa para ahli, yaitu: Menurut Jaka Wasana dan Kirbrandoko; Kebijakan fiskal yakni segala sesuatu yang menyangkut penggunaan pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak. Karena pengeluaran pemerintah akan menambah permintaan agregat sementara pajak menguranginya, arah perubahan pengeluaran dan perpajakan yang dikehendaki pada umumnya gampang ditentukan begitu kita mengetahui arah perubahan pendapatan nasional yang diinginkan. 6[6] Menurut Thomas F. Dernburg; kebijakan fiskal adalah perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan pajak dirancang untuk mempengaruhi tingkat aktivitas perekonomian. Kebijakan fiskal memiliki 3 pengaruh yang berbeda. Peningkatan dalam pengeluaran atau pengurangan pajak secara langsung, menambah pengeluaran agregat atau secara tidak langsung dengan mempengaruhi konsumsi.Selain pengaruh-pengaruh pengeluaran ini terdapat dampak finansial yang dihasilkan oleh metode pembiayaan defisit. Terdapat pengaruh sampingan penawaran yang mungkin timbul apabila belanja pemerintah meningkatkan prasarana produktif atau bila pajak yang lebih rendah meningkatkan rangsangan untuk berproduksi.7[7]



5[5]



Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, 53-54



6[6]



Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 151-152.



7



Thomas F. Dernburg, Makroekonomi Konsep Teori dan Kebijakan, (Jakarta: ERLANGGA, 1986), 23.



2.



Kebijakan Moneter Kebijakan moneter (monetary policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan perubah jumlah uang bredar (money supply) dan tingkat bunga (interes rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat (aggregate demand) dan mengurangi ketidak stabilan di dalam perekonomian.8[8] Kebijakan



moneter



dalam



perekonomian



Islam



juga



diharapkan



menyumbangkan upaya yang berarti terhadap pemberantasan kemiskinan dan pengurangan ketidak adilan pendapatan dan kekayaan. Dalam konteks ajaran Islam, secara khusus hal ini akan mempersyaratkan : a.



Penghapusan pengeluaran yang berlebih-lebihan dan pemborosan terhadap pemakaian sumber daya,



b. Pengekangan transaksi spekulatif, c.



Peningkatan kesempatan kerja dan



d.



Peraturan mengenai penggunaan sumber daya keuangan sistem perbankan untu membantu mencapai pertumbuhan dan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh perekonomian Islam.9[9]



3.



Kebijakan Pendapatan Kebijakan pendapatan (income policy) atau disebut kebijakan harga dan upah (price and wage policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi atau mengendalikan tingkat kenaikan harga-harga, upah nominal, dan bentuk-bentuk pendapatan lainnya. Contoh : kebijakan upah minimum (minimum wages policy) (di Indonesia UMR), kebijakan harga tertinggi (ceiling price policy) yang diterapkan untuk beberapa jenis barang kebutuhan pokok, kebijakan harga dasar (floor price policy) (di Indonesia : kebijakan harga dasar gabah),dan lainlain.1010[10]11[11]



8



Muana Nanga, Makro Ekonomi, 180. 9



Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE, 2005), 102. 10[10]



Muana Nanga, Makro Ekonomi, 180-181.



Jadi, kebijakan fiskal dan moneter adalah dua sejoli yang merupakan alat utama bagi perencanaan ekonomi nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya.1112[12] 4.



Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan ekonomi internasional (international economic policy) adalah kebijakan yang ditunjukan untuk mempengaruhi posisi keuangan dan moneter dari suatu negara. Di dalam kelompok ini termasuk kebijakan perdagangan (commercial policy) seperti tarif, kuota, dan lain-lain, dan kebijakan nilai tukar (exchange rate policy) seperti kebijakan devaluasi dan revaluasi. Berbagai jenis kebijakan makroekonomi tersebut di atas memiliki beberapa tujuan atau sasaran, atau yang sering disebut sebagai tujuan kebijakan makroekonomi (macroeconomic policy goals), yaitu : (1) terciptanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi (high levels of employment atau full employment) atau terciptanya tingkatan pengangguran yang serendah mungkin (low unemployment rate; (2) terciptanya setabilitas harga (price stability) atau tingkat inflasi yang relative rendah (low inflation rate); (3) terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (high rates and sustained economic growth); (4) terciptanya keseimbangan di dalam neraca pembayaran internasional (balance of payment equilibrium) atau disebut juga keseimbangan eksternal (external balance) dan stabilitas dalam nilai tukar mata uang (stability in exchange rate); dan (5) terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata (a more equal distribution of income) (Edgmand, 1987 : 7-9; Salvatore, 1995 : 547). Tujuan yang ketiga yaitu terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (high rates and sustained economic growth) dianggap merupakan tujuan makroekonomi yang amat penting dan menjadi prakondisi bagi tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan makroekonomi yang lainnya. Dalam istilah



11



Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE, 2005), 102.



populernya, pertumbuhan ekonomi sering disebutsebagai syarat perlu (necessary condition), walaupun bukan merupakan syarat cukup (sufficient condition).1213[13]



B.



Fungsi Investasi, Tabungan dan Konsumsi dalam Pendekatan Ekonomi Islam Zakat adalah “pajak” (pembayaran) bercorak khusus yang dipungut dari harta bersih seseorang, yang harus dikumpulkan oleh negara dan dipergunakan untuk tujuan-tujuan khusus, terutama berbagai corak jaminan sosial. Zakat akan mendorong investasi langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, dengan dikenakan zakat terhadap kekayaan maka kekayaan yang ditabung akan segera diaktifkan atau diinvestasikan. Secara tidak langsung, dengan meningkatnya barang-barang dan jasa-jasa pokoksebagai akibat meningkatnya pendapatan fakir-miskin maka permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa pokok akan meningkat. Meningkatnya barang dan jasa ini akan merangsang produksi barang-barang dan jasa-jasa tersebut, yang berarti meningkatnya investasi terutama terhadap barang-barang dan jasa-jasa pokok.1314[14] Dalam konsep ekonomi Islam, fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha untuk mempertemukan pihak surplus muslim dengan pihak devisit muslim. Hal ini dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus dan devisit muslimatau bahkan menjadikan kelompok yang devisit (mustahik) menjadi surplus (muzakki). Zakat sendiri bukanlah suatu kegiatan yang semata-mata untuk tujuan duniawi, seperti distribusi pendapatan, stabilitas ekonomi, dan lainnya tetapi juga memiliki implikasi untuk kehidupan di akhirat. Hal inilah yang membedakan kebijakan fiskal dalam Islam dan kebijakan fiskal dalam ekonomi pasar.1415[15] Fungsi investasi dengan pendekatan ekonomi Islam tentu berbeda dengan fungsi investasi dengan menggunakan ekonomi konvensional. Perbedaannya karena fungsi investasi di ekonomi konvensional dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, hal itu tentu tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi Islam.



12



Muana Nanga, Makro Ekonomi, 181.



13



Eko, Ekonomi Islam. 43-44



14



Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, 64-65



C.



Sirkulasi



Aliran



Pendapatan



Perekonomian



terbuka



(Ekspor,



Impor,dan



Pengeluaran Agregat). Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor. Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu : 1.



Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan



didalam negeri. (Cdn) 2.



Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan



menghasilkan barang dan jasa. 3.



Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri.



4.



Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-



(G)



perusahaan didalam negeri. (X) 5.



Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)



Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).



Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus : AE = Cdn + I + G + X + M.1516[16] D. Faktor-Faktor Penentu Ekspor Impor 1.



Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang



tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negara. 2. Faktor-faktor yang Menentukan Impor. Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat pendapatan nasional.1617[17]



E.



Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka : 1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan. 2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut. Keseimbangan pendaparan nasional akan dicapai apa keadaan dimana : 1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat. Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :



15



Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 102-15



16



Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 205-209



a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y) b. Yang di impor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam rumus : AS = Y + M Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus : AE = Cdn + I + G + X + M. Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut : C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran



agregat



(AE).



Dengan



demikian,



dlam



perekonomian



terbuka



keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila : Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M ) 2. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut : I + G + X = S + T + M Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd). maka dengan rumus : Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan : a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus : C = Cdn + M b. Untuk di tabung (S) Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karenaYd = Y – T, maka dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan : Y – Y = C + S atau Y = C + S + T



Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang impor.Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregatpengeluaran agregat menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila : Y = C + I + G +(X–M) Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan : C + I + G + ( X – M ) = C + S + T Atau I + G + X = S + T + M.1718[18]



F.



Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ). Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G + ( X – M ) lebih landai. Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :



17



Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 205-209



a.



Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.



b. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M



adalah



pengeluaran



terpengaruh



(sebanding



dengan



pendapatan



nasional).1819[19] G. Perubahan-Perubahan Keseimbangan Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponenkomponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah. Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan



menyebabkan



pendapatan



nasional



berkurang



lebih



besar



kebocoran.1920[20]



19[19] .................................211-213 19



Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 213-215



dari



kenaikan



Diposting oleh Arif Rahman Hakim di 08.23 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest 1 komentar:



1. safri syamsudin3 Januari 2017 18.44 FBS IndonesiaBroker Terbaik – Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS,bergabung sekarang juga dengan kami trading forex fbsindonesia.co.id ----------------Kelebihan Broker Forex FBS 1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA 2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan 3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya



Buka akun anda di fbsindonesia.co.id ----------------Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui : Tlp : 085364558922 BBM : FBSID007 Balas Muat yang lain... Beranda Langganan: Posting Komentar (Atom)



Mengenai Saya



Arif Rahman Hakim Lihat profil lengkapku



Arsip Blog 



▼ 2016 (1) o



▼ Mei (1) 