Makalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Daulah Abbasiyah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • jafar
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH



Oleh :  Nur Sakia  Nur Lianti  Rahmania  Rahmawati  Suci Rahmadani Z.  Risfan  Rahmat Raizal



SMPN 3 BURAU KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaiakn makalah ini dengan baik, yang berjudul PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH. Semoga ibu dan bapak dapat menerima hasil kerja kami ini dengan senang hati. Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima ksih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada karena dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan oleh ibu guru dan teman teman yang selalu memberikan kami motivasi dan inspirasi sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan baik. Kami berharap semoga makalh ini Dapat bermanfaat dan memberikan wawasan khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para pembaca.



Penyusun



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar……………………………………………. ……………………………………………...i Daftar Isi………………………………………………………………………………… …………………ii BAB I PENDAHULUAN…………. ………………………………………………………………1 A. Latar Belakang………………………………………………………………… ……………….1 B. Rumusan Permasalaha………………………………………………………….......... ......1 C. Tujuan…………………………………………………………………… ………………………..1 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… ……….2 A. Pemerintah Daulah Abbasiyah……………………………………………………………2 B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Daulah Abbasiyah…………..2 C. Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Daulah Abbasiyah……………………5 BAB III PENUTUP……………………….. ………………………………………………………..9 Kesimpulan…………………………………………….. …………………………………………………9 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… ……….10



ii



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sejarah terungkap bahwa Islam bakan hanya sebagai konsepsi ajaran semata akan tetapi Islam telah menjadi peradaban – peradaban yang tinggi tersebut ternyata banyak memberikan konstribusi yang begitu besar terhadap lajunya perkembangan ilmu pengetahuan . Pada saat Eropa atau peradaban barat tengah mengakami kegelapan atau ketumpulan ilmu , di daerah Islam telah berada pada kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup pesat seperti pada Masa Pemerintahan Daulah Abbasiyah . Terbentuknya Daulah Abbasiyah ini adalah kelanjutan dari Daulah Bani Umaiyyah . Dinamakan Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas , paman Nabi Muhammad saw . Daulah Abbasiyah ini didirikan oleh Abdullah Al-Saffah Ibnu Muhammad bin Ali Ibnu Abdullah Ibnu Al-Abbas , dan berkuasa dalam rentang waktu yang cukup lama yakni dari tahun 132 H . / 750 M – 656 H . / 1258 M .



B. Rumusan Permasalahan 1. SSiapakah pendiri Daulah Abbasiyah? 2. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi berdirinya Daulah Abbasiyah ! 3. Hikmah mempelajari sejarah perkembanagan ilmu pengetahuan Abbasiyah?



C. TUJUAN Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui sejarah pada Masa Daulah Abbasiyyah . 2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Abbasiyyah



masa



1



BAB 2 PEMBAHASAN A. PEMERINTAHAN DAULAH ABBASIYAH Pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya dari Bani Umayyah . pendiri dari Daulah Abbasiyah ini adalah Abdullah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al- Abbas. Pola pemerintahan yang diterapkan oleh Daulah Abbasiyah berbeda beda sesuai dengan perubahan politik , sosial , dan budaya . Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang cukup pajang , dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M). Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik , para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Daulah Abbasiyah menjadi 5 periode: a. Periode Pertama (132-232 H / 750-847 M), disebut periode pengaruh Arab dan Persia pertama. b. Periode Kedua (232-334 H / 847-945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama. c. Periode Ketiga (334-447 H / 945-1055 M), masa kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah.Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua. d. Periode Keempat (447-590 H / 1055-l 104 M), masa kekuasaan daulah Bani Seljuk dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki Kedua (di bawah kendali) kesultanan Seljuk Raya (salajiqah al-Kubra / Seljuk Agung) e. Periode Kelima (590-656 H / 1194-1258 M), masa khalifah bebas dari dinasti lain , tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol.



B. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA BANI ABBASIYAH Pada masa Daulah Abbasiyah merupakan masa keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peredaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya bubu-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Fenomena ini kemudian melahirkan cendekiawan-cendekiawan besar yang menghasilkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan . Adapun cendekiawan-cendekiawan Islam pada masa Daulah Abbasiyah adalah : a. Bidang ilmu Filsafat Tokoh cendekiawan Islam dibidang ilmu filsafat ini adalah Abu Nasyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan yang dikenal dengan al-Farabi, Abu Yusuf bin Ishak yang dikenal dengan al-Kindi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusd, Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail. b. Bidang ilmu kedokteran Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu kedokteran ini adalah Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia, Hunaian bin Ishak yang dikenal sebagai ahli penerjemah buku-buku asing, (ahli penyakit campak dan cacar), dan Thabit Ibnu Qurra.



2 c.



d.



e. f. g. h. i.



j.



Bidang ilmu Matematika Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu matematika ini adalah Muhammad bin Musa al-khawarizmi (penemu huruf nol) yang dengan bukunya algrbra, Geometri Ilmu Matematika, Banu Musa (ilmu mengukur permukaan, datar, dan bulat) Bidang ilmu Falak Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Falak ini adalah Abu Masyar al-Falaky (bukunya Isbantul Ulum dan Haiatul Falak), Jabir Batany (membuat teropong bintang), Raihan Bairuny (bukunya al-Afaru Baqiyah’ainil khaliyah, Istikhrajul Autad dan lain lain). Bidang ilmu Astronomi Tokoh cendekiawan Islam di bidang Astronomi adalah al-Farazi (pencipta Astro Lobe), al-Gattani/Albetagnius, al-Farghoni atau Alfragenius. Bidang ilmu Tafsir Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tafsir ini adalah Ibnu Jarir at-abary, Ibnu Atiyah al-Andalusy, as-Suda, Mupatil bin Sulaiman, Muhammad bin Ishak dan lain-lain. Bidang ilmu Hadis Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Hadis ini adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, at-Tarmitzi dan lain-lain Bidang ilmu Kalam Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Kalam ini adalah Wasil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, ad-Dhaam, Abu Hasan al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam al-Gazali. Bidang ilmu Tasawuf (Ilmu mendekatkan diri pada Allah Swt.) Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tasawuf ini adalah al-Qusyairy dengan karyanya ar-Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma’arif, Ima, al-Gazali dengan karyanya al-Bashut, al-Wajis dan lain-lain. Para imam Fuqaha (ahli fiqh) Tokoh cendekiawan Islam para imam Fuqaha ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hambali dan para Imam Syi’ah.



Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya sampai Masa Abbasiyah Dari umat Islam muncullah beberapa tokoh yang ahli di beberapa bidang ilmu pengetahuan, seperti di bidang kedokteran, matematika, biologi, dan sejarah. a.Kedokteran (1) Ibnu Sina Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau dibesarkan di lembah sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia. Ketika masih kecil beliau telah hafal al-Qur;an, menguasai bahasa Arab.Serta mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami ilmu kedoteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat menjadi penasihat para dokter pada masa itu. (2)Ibnu Rusyd Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir diujung Barat negeri Islam, yaitu cordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh di bidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka pada tahun 1182 ia diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.



3 (3) Ar-Razi Ar-Razi bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal dengan nama Rhazes. Beliau lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam pengobatan secara ilmu jiwa., yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi sugesti bagi para pnderita psikomatis. b.Matematika/Geometri (1)Al-Kharizmi Al-Kharizmi hidup dari tahun 780-850 M. Beliau adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yanf terkenal Al-Jabru Wal Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh dunia, yang kini diubah menjadi matematika. (2)Jamsyd Giatsuddin Al-Kasyi Jamsyd hidup pada abat ke-7 di kota Samarkand, salah satu provinsi di Uzbekistan. Jamsyd adalah ulama yang sangat pandai dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan ilmiah paling penting dalam matematika. (3) Sabit bin Qurrah Al-Hirany Kitab karangannya yang terkenal adalah :  Hiabul Ahillah  Kitabul ‘Adad (4) Ibnu Haitsam Kitab karangannya yang terkenal adalah :  Qaulun fi Hallil Masalatil ‘Adadiah



 



Muqaddimah Dalilul Musaba Ta’liqun fil Jabr



c. Biologi (1) As-Simay adalah seorang ahli biologi. Salah satu buku hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati Wasy Syujjar. Buku ini mengupas masalah biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan. (2) Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah. (3) Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi, khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan. d.Sejarah/Sosiologi (1) Abu Abdillah Al-Qazwaini dilahirkan pada abat ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab terbaik pada masanya dengan judul Asarul Bilad wa Akhbarul Ibat. Beliau meneliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa yang dikenal, yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya. Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian ilmiahnya dalam kitabnya itu. (2) Abu Ar-Raihan Al-Bairuni. Al-Bairuni dilahirkan pada tahun 364 M dan hidup 75 tahun . Beliau telah menyusun kitab Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama di dunia yang meneliti tentang sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab dan cara mengistinbatkannya.



4 C.Perkembangan



Kebudayaan pada Masa Bani Abbasiyah



Pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah adalah : a. Kota Bagdad, merupakan ibu kota Negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Kota ini terletak di tepian sungai Tigris.Masa keemasan kota bagdad terjadi pada pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Ma’mun (813-833 M) b. Kota Samarra letaknya di sebelah Timur Sungai Tigris yang berjarak kurang lebih 60 km dari Kota Bagdad. Di Kota ini terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lain.Kemajuan yang di capai tidak hanya mencakup kepentingan sosial saja,tetapi juga peradaban di semua aspek kehidupan ,seperti: atministrasi pemerintahan dengan biro-boronya,system organisasi militer,administrasi wilayah pemerintahan pertanian, perdagangan, dan industri, Islamisasi pemerintahan, kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi, historiografi, filsafat Islam, sastra, seni, dan penerjamahan serta pendidikan, dasar (kuttab),menengah, dan perguruan tinggi, perpustakaan dan toko buku, media tulis, seni rupa, seni music, dan arsitek. Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tumbuh dan berkembang dengan suburnya disebabkan oleh empat faktor: 1).Terjadinya asimilasi budaya antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain seperti Persia, Yunani, India, yang sudah maju iptek-nya. Di masa ini banyak bangsa non Arab yang masuk Islam dan sangat besar sahamnya dalam perkembangan iptek. Bangsa Persia berjasa dalam ilmu pemerintahan, filsafat dan sastra. Pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan berbagai bidang ilmu, terutama filsafat.



2).Gerakan penerjemahan berjalan melalui 3 fase:Fase pertama, pada masa AlManshur sampai Harun Al-Rasyid, penterjemahan terfokus pada ilmu astronomi dan logika (mantiq). Fase kedua, pada masa Al-Makmun hingga tahun 300 H, terfokus pada ilmu kedokteran dan filsafat.Dan Fase ketiga, setelah tahun 300 H, bidang ilmu yang di terjemahkan semakin luas. 3).Perkembangan Bidang ilmu NaqliL: 1).Ilmu Hadis Di antara tokoh yang terkenal di budang ini adalahL: Imam Bukhari (810-870 M).Nama:Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin AI-Mughirah bin Bardzibah Al-Bukhari.Karyanya: Kitab :”Al-Jami’ AtTarikh Al-Ausar:”, ”Tafsir Al-Musnad Al-Kabir”, dll. Imam Muslim (817-875 M). Nama : Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj AlQusyairi an-Nisaburi. Dalam rawi hadist, Imam Bukhari dan Imam Muslim sering disebut Syaikhoni (Dua Syekh). Karyanya : Kitab ”Al-Jami’Al-Shalih Al-Muslim”. Para ulama’ menempatkan kitab sahih Muslim pada peringkat kedua sesudah sahih Bukhari. Ibnu Majah (823-887 M). Nama : Abu Abdillah Muhammad bin Yazid ArRabba’l Al-Qazwani. Karyanya : kitab ”Sunan Ibnu Majah”. Abu Daud (817-888 M). Nama : Abu Dawud Sulaiman bin Al- Asy’as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Amran Al-Azdi As-Sijjistani. Karyanya : kitab ”Sunan Abu Dawud”



5 At-Tirmidzi (209-279 H). Nama : Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Da Dahlat As-Sulami Al-Bugi. Dalam bidang hadist, At-Tirmizi adalah murid Imam Bukhari. Pendapat Imam Bukhari tentang nilai hadist sering ditampilkan dalam karyanya, ”Sunan At-Tirmizi”. An-Nasa’I (830-915 M) Nama : Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Bahr bin Sinan. An-Nasa’I menulis beberapa kitab : As-Sunan Al-Kubra, As-Sunan Al-Mujtaba’, kitab Tamyiz, kitab Ad-Du’afa’, Khasa’is Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib, Musnad Ali, dan Musnad Malik. 2). Ilmu Tafsir Dalam bidang tafsir, sjak Awal sudah dikenal dua metode penafsiran : pertama, tafsir bil-ma’tsur yaitu, interpretasi dari hadist Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Mufassir masyhur golongan ini antara lain : Ibn Jarir At-Thabary dengantafsirnya sebanyak 30 juz .Ibn Athiyah Al-Andalusy (Abu Muhammad bin Athiyah). Al-Sud’a Muqatil bin Sulaiman yang mendasarkan penafsirannya pada Ibn Mas’ud, dan para Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, dan para sahabat lainnya. Kedua, tafsir bilra’yi yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran dari pada hadist dan pendapat sahabat. Musaffir golongan ini antara lain : Abu Bakar Asma (mu’tazilah),Abu Muslim Muhammad bin Nashr Al-Infahany (mu’tazilah) dengan kitab tafsirnya 14jilid. 3). Ilmu Fiqih Dalam bidang fiqih, para fuqaha’ yang ada pada masa Bani Abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini. Ada 4 qufoha’ yang terkenal dengan sebutan ”Imam mazhab empat” a. Imam Abu Hanifah (700-767 M). Nama : Nukman bin Tsabit, dikenal sebagai pembangun madzhab Hanafi. Pendapat-pendapat hukumnya dipengaruhi oleh



b. c. d. e.



f.



perkembangan yang terjadi di Kuffah, karena itu mazhab ini lebih banyak menggunakan pemikiran rasional dari pada hadist. Karyanya: kitab ”Musnad AlImam Al-Akbar. Muridnya dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf, menjadi Qodhi Al-Qudhal di zaman Harun Al-Rasyid. Imam Malik (713-795 M). Nama : Anas bin Malik, terkenal sebagai ahli hadist dan pembangun Madzhab Maliki. Dia lebih cenderung menggunakan dalil naqli (nash Qur’ann dan hadist) dan tradisi masyarakat Madinah daripada dalil aqli (rasional). Karyanya : yang terbesar berjudul Al-Muwattha’, yang berisi kumpulan Hadist Nabi. Perkembangan madzhabnya tersebar di Negara Tunisia, Libiya, Mesir, Spanyol dan daerah Afrika lainnya. Imam Syafi’I (767-820 M). Nama : Muhammad bin Idris Asy-Syafi’iy, terkenal sebagai pembangun Madzhab Syafi’iy. Corak pemikiran Madzhabnya : berusaha memadukan antara Madzhab Hanafi yang rasionalis dan Maliki yang ortodoks (salafi). Imam Ahmad ibn Hambal (780-855 M). Nama : Ahmad bin Hanbal. Lahir di Baghdad. Ia terbilang murid Imam Syafi’iy, dan pembangun Madzhab Hanbali. Karya tulis terbesarnya berjudul : ” Al-Musnad” yang berisi kumpulan hadist Nabi, dan kitab ”An-Nasikh Wal Mansukh”.



6 3). Ilmu Akhlak dan Taswuf Kecenderungan pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat Islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf. Ilmu taswuf adalah ilmu hakekat yang pada intinya mengajarkan penyerahan diri kepada Allah, meninggalkan kesenangan dunia dan hidup menyendiri untuk beribadah kepada Allah. Para Ulama’ ahli ilmu akhlak: Imam Mawardi (975-1058 M). Karya tulisnya antara lain berjudul : Al-Ahkamus Sulthaniyyah (berisi politik/tatanegara). Di bidang Akhlak, ia menulis buku yang terkenal saat ini berjudul : Adabud-Dunya wad-Din. Imam Ghazali (1058—1111 M). I lahir di Thus (Iran) dengan nama lengkap Abu Hamid Muhamad bin Muhammad at-Tusi asy-Syafi;iy Al-Ghazali,Ia seorang multidisipliner, dan seorang penulis yang sangat produktif dan berkualitas. Jumlah karangannyalebih dari 100 judul. Buku yang sangat terkenaldi seliruh duniadan menjadi puncak karya intelektualnyaberjudul : Ihya’Ulumuddin (menghiduphidupkan ilmu agama), yang berisi pandangannya tentang ilmu tauhid, syariat, akhlak dan tasawwuf. Di Indonesia, buku ini menjadi kajian para kiyai, sarjana, dan santri senior di setiap pondok pesantren. Imam Ibnu Miskawaih (932-1030 M). Ia seorang filsuf muslim yang ahli di bidang etika. Bukunya berjudul : Tadzhibul Akhlaq wa Tat-hirul A’raq (pendidikan akhlak dan pencucian jiwa). Dia juga ahli filsafat Aristoteles. Karena keahliannya di bidang filsafat, ia mendapat julukan ”Al-Mu’allimus Tsalits” (guru ketiga). Guru pertamanya adalah Aristoteles, sedang Guru ketiganya adalah Al-Farabi. Para ulama Tasawuf (sufi) antara lain :



Al Qusyairi. Nama : Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin Al-Qusyairi. Kitab tasawuf yang terkenal ”Ar-Risalatul Qusyairi”. Syahabuddin Suhrawardy (wafat 632 M). Kitab tasawufnya ”Awaritul Ma’arif”. Imam Ghazali. Bukunya yang sangat terkenal di bidang ilmu akhlak tasawuf : Ihya’ Ulumddin. Dzun-Nun Al-Mishri (190-245 M). Lahir dan wafat di Mesir. Dzunnun AlMishri dikenal sebagai orang pertama yang mengenalkan maqmat dalam dunia sufi. Sirri Al-Saqathi (wafat 253 H). Dia mengenalkan uzlah-uzlah yang sebelumnya hanya dikenal sebagai tindakan menyendiri secara personal, dikembangkan oleh Al-Saqathi menjadi ”uzlah- kolektif”, uzlah yang ditujukan untuk menghindari kehidupan duniawi yang melenakan. Abu Yazid Al-Bustami (wafat di Bistam Iran tahun 873 M). Nama : Abu Yazid (Bayazid). Al-Junaid Al-Baghdadi (909 M). Dia mencoba mengkompromikan tasawuf dengan syariat, hal ini ia lakukan setelah melihat banyaknya prokontra antara sufi dan ahlu Al-Hadist di masanya lagi pula basic sebagai seorang ahli hadist dan fiqh. Al-Hallaj, (858-922 M). Nama : Husein bin Manshur Al-Hallaj. Dia murid AlJunaid Al-Baghdadi yang lebih berani dan radikal dengan konsep Hulul yaitu konsep,wahdatul wujud dalam versi lain, yang berangkat dari dua sifat yang dipunyai manusia yaitu nasut da lahut.



7 4).Ilmu Kalam Abu Hasan Al-Asy’ari (872-913 M). Ia pembangun paham Ahlussunnah wal jamaah di bidang ilmu kalam. Ia terkenal dengan rumusannya bahwa sifat wajib bagi Allah ada 13 sifat, mulai dari wujud, qidam baqo’, sampai kalam. Karya-karya tulisannya yang dijadikan rujukan para ulama ilmu kalam sampai srkarang, diantaranya berjudul : a). Maqolatu Islamiyyin (pendapat golongan Islam) ; b). Al-Ibanah ‘an Ushuliddiniyyah (penjelasan tentang dasar-dasar agama); c). AlLuma’ (sorotan) yang berisi penjelasan tentang ketuhanan, dosa besar dan persoalan ‘aqidah. Abu Manshur Al- Maturidi (875-944 M). Seperti halnya Al-Asy’ari, Ia pembangun paham Ahlusunnah wal jamaah bidang ilmu kalam. Dalam membahas sifat-sifat Allah, ia merumuskan bahwa sifat Allah berjumlah 20 sifat yang dikelompokkan menjadi 4 sifat, yaitu sifat nafsiyyah, salbiyah, ma’aniy dan ma’nawiyah.



8



BAB III PENUTUP Kesimpulan Kemajuan Islam pada masa Bani Abbasiyah. Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah pada tahun 132 H / 750 M. Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan Daulah Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Kemajuan dan perkembangan pada periode Bani Abbasiyah idipengaruhi oleh dua faktor internal (dari ajaran agamaIslam) dan faktor eksternal (proses sejarah umat Islam dalam kehidupannya). Perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah. Pengetahuan Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada Masa Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan bagi umat Islam atau yang sering disebut dengan istilah ”The Golden Age”. Pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah adalad : Di kota Bagdad dan kota Samarra. Kemajuan yang dicapai tidak hanya mencakup kepentingan sosial saja, tetapi juga aspek peradaban dalam semua aspek kehidupan, sepertu : administrasi pemerintahan dengan biro-bironya, system organisai militer, administrasi wilayah pemerintah, pertanian, perdagangan, dan industri, islamisasipemerintahan, kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi, histeriografi, filsafat Islam, teknologi, hukum (fiqh) dan etika Islam , sastra, seni, dan penerjemahan serta pendidikan, kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kuttab), menengah, dan perguryuan tinggi, perpustakaan dan tokoh buku, media tulis, seni rupa, seni musik ,dan arsitek



Hikmah mempelajari sejarah pertumbuhan ilmu pada masa Daulah Abbasiyah : meningkatkan keimanan kepada Allah swt, dengan melaksanakan segala perintahNya, dan mejahui laranagn-Nya, menumbuhkan semangat menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia seperti yang telah dicontohkan oleh para cendekiawan Islam mengembangkan nilai-nilai kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam, membina rasa kesatuan dan persatuan umat Islam dan kerukunan beragama di seluruh dunia yang tidak membeda-bedakan suku, bangsa, nagara, warna kulit, dan lain sebagainya.



9 DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Karen, Islam : Sejarah Singkat.Yogyakarta : Penerbit Jendela 2002. Hassan, Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta, 1989. Hasimy, A, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1993. Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana 2007. Sunanto, Musyifah, Sejarah Islam Klasik. Jakarta : Kencana 2003. Syalabi,A, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta : Pustaka Alhusna 1983. Watt, W. Mongtomery, Kejayaan Islam. Yogyakarta : Tiara Wancana 1990.



10