Makalah Polisakarida Yulia Monica [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“POLISAKARIDA” TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH IDK 2 Dosen Pengampu : Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si



Oleh : NAMA



: YULIA MONICA



NIM



: 142012015047



PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2016 KATA PENGANTAR



Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur pada Allah SWT yang telah memberi rahmat kepada kita berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apa pun. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pemakainya. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.



Pringsewu, Februari 2016



Penyusun



DAFTAR ISI



2



HALAMAN JUDUL........................................................................................... i KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 1 C. Tujuan................................................................................................ 2 BAB IIPEMBAHASAN..................................................................................... 3 A. B. C. D.



Pengertian............................................................................................ Rumus Kimia....................................................................................... Variasi macam-macam ........................................................................ Struktur Kimia beserta contoh.............................................................



BAB IV PENUTUP...............................................................................................12 A. Kesimpulan..........................................................................................12 B. Saran....................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh rantai monosakarida yang disatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan tidak larut dalam air atau hanya dapat membentuk emulsi. Hidrolisis lengkap akan mengubah   polisakarida   menjadi   monosakarida   (heksosa).  Ikatan   antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada atom C ke­4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke­1 molekul monosakarida dengan yang lain. Polisakarida   dibedakan   menjadi   dua   jenis,   yaitu   polisakarida  nutrien  dan polisakarida   struktural.   Polisakarida  nutrien  berfungsi   sebagai   materi cadangan   yang   ketika   dibutuhkan   akan  dihidrolisis  untuk   memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan organisme. Beberapa   polisakarida   berfungsi   sebagai   bentuk   penyimpan   bagi monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida nutrien  yang   terdapat   pada   tumbuhan   dan   manusia   sedangkan   selulosa merupakan  polisakarida  strukural  yang  berfungsi sebagai  tulang  semu  bagi tumbuhan. Pati dan glikogen   dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia. isme hidup, polisakarida berperan sebagai bahan makanan, terutama sebagai bahan makanan pembentuk energi.Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan   disebut   polisakarida   nutrisi.Misalnya   amilum   dan glikogen.Polisakarida ada yang berperan sebagai pelindung sel­sel organisme



1



atau   sebagai   bahan   kerangka   penunjang   jaringan   tubuh.Polisakarida   ini disebut polisakarida arsitektural. Misalnya selulosa, pektin dan kitin. Selain itu,   ada   pula   polisakarida   yang   mempunyai   fungsi   khusus,   misalnya   asam kondroitin   sulfat,   heparin   dan   asam   hialuruat.Amilum   dan   selulosa   juga mempunyai   pemakaian   yang   luas   dalam   industry.   Terutama   sebagai   bahan baku pembuatan senyawa lain.



B. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut : 1. Memaparkan dan mengidentifikasi pengertian polisakarida 2. Menjelaskan jenis-jenis polisakarida 3. Memberikan gambaran jenis-jenis polisakarida terpenting bagi tubuh C. Permasalahan Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian dari polisakarida? 2. Apa saja jenis-jenis polisakarida, baik polisakarida simpanan maupun polisakarida struktural? 3. Apa saja jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi?



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa). Ikatan antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke -1 molekul monosakarida dengan yang lain. Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan organisme. Beberapa



polisakarida



berfungsi



sebagai



bentuk



penyimpan



bagi



monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh



3



amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia. B. Rumus Kimia Berdasarkan fungsinya polisakarida dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu polisakarida struktural dan polisakarida nutrien. Sebagai komponen struktural, polisakarida berperan sebagai pembangun dan penyusun komponen organel sel serta sebagai molekul pendukung intrasel. Polisakarida yang termasuk golongan ini adalah selulosa (ditemukan dalam dinding sel tanaman), kitin yang dibangun oleh turunan glukosa yaitu glukosamin diketemukan pada cangkang udang, kepiting dan lainnya. Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida nutrien dan polisakarida struktural. Berikut ini adalah uraian tentang polisakarida nutrien dan polisakarida struktural.



C. Variasi Macam-Macam 1.



Polisakarida Simpanan a. Dekstran Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa rantai α 1-6, yang memiliki cabang α 1-3 dan beberapa



4



memiliki cabnga α 1-2 atau α 1-4. Plak di permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran. Dekstran juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis. b. Pati Pati adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan. Monomermonomer glukosa penyusunnya dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks adalah amilopektin yang merupakan polimer bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik percabangan. c. Glikogen Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan.Struktur glikogen mirip dengan amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen pada sel hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi dalam jangka lama.



2.



Polisakarida Struktural a. Selulosa Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding seltumbuhan. Selulosa adalah senyawa paling berlimpah di bumi, yaitu diproduksi



5



hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta. b. Kitin Kitin adalah karbohidrat penyusun eksoskeletonartropoda (serangga, laba-laba, krustase). Kitin terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau sayatan sembuh. D. Struktur Kimia Beserta Contoh a.       Selulosa Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan. Selulosa   adalah   senyawa   paling   berlimpah   di   bumi,   yaitu   diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun.Ikatan glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta. Selulosa   sebagai   salah   satu   polisakarida   struktural   merupakan   polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari monomer  β­D­glukosa yang terikat bersama­sama dengan ikatan β (1 → 4) glikosida. Jumlah rantai atau  β­D­ glukosa   beraneka   ragam,   untuk   beberapa   jenis   mencapai   ribuan   unit glukosa.   Ikatan   β   (1→4)   glikosida   yang   dimiliki   selulosa   membuatnya lebih   cenderung   membentuk   rantai   lurus,   hal   ini   disebabkan   ikatan glikosida yang terbentuk hanya sejenis yaitu β (1→4) glikosida, perhatikan Gambar 14.15.



6



Jaringan   berserat   dalam   dinding   sel   mengandung   polisakarida selulosa. Polisakarida ini adalah polimer alam yang paling banyak terdapat dan paling tersebar di alam. Jutaan ton selulosa digunakan setiap tahun untuk membuat perabot kayu, tekdtil, dan kertas. Sumber utama selulosa ialah kayu. Umumnya kayu mengandung sekitar 50% selulosa, bersama dengan   penyusun   lainnya,   seperti   lignin.   Pemisahan   selulosa   dari   kayu melibatkan   pencernaan   kayu   dengan   larutan   belerang   dioksida   dan hidrogen sulfit (bisulfit) dalam air pada proses sulfit. Atau larutan natrium hidroksida dan natrium sulfida dalam air pada proses sulfat (proses Kraft). Pasa   kedua   proses   ini   lignin   dilarutkan   sehingga   siperoleh   selulosa. Ekstraksi   dilakukan   dengan   mereaksikannnya   dengan   larutan   natrium hidroksida   di   bawah   tekanan,   yang   kemudian   dilanjutkan   dengan pengelantangan dengan gas klor atau kalsium hipoklorit. Rumus molekul selulosa ialah (C6H10O5)n, an n dapat berupa angka ribuan. Sangat sukar untuk mengukur massa molekul nisbi selulosa, karena : 1.      Tidak banyak pelarut untuk selulosa 2.      Seulosa cenderung terombak selama proses 3.      Cukup rumit menggunakan selulosa dari sumber yang berbeda Cara yang seringkali dipilih ialah menitratkan selulosa dengan cara tak merusak, dan massa molekul nisbi bagi selulosa didapaat dari nitratnya. Dengan cara itu diperoleh massa molekul nisbi selulosa kapas sekitar satu juta. Selulosa dibangun oleh rantai glukosa yang tersambung melalui  β­ 1,4.   Untuk   memahami   peristilahan   ini   pertama­tama   kita   harus   melihat struktur glukosa itu sendiri. Glukosa mempunyai rumus molekul C 6H12O6



7



dan strukturnya diperlihatkan pada gambar 30. Dengan kata lain kita dapat menggambarkan   struktur   glukosa   sebagai   rantai   lurus   ataupun   struktur cincin. Struktur cincin dapat terbentuk dari hasil pembentukan hemiasetal internal(gambar   31).   Namu,   hsl   ini   menunjukkan   bahwa   terdapat   dua kemungkinan bagi konfigurasi glukosa, bergantung paa cara gugus –OH pada atom karbon nomor 1 (C1) diarahkan. Bilamana   gugus   –OH   pada   C1   terarah   kebawah,   glukosa mengambil   bentuk   α.   Bilamana   gugus   –OH   pada   C1   terarah   keatas, disebut   bentuk   β.   Dalam   larutan   kedua   bentuk   itu   setimbang.   Karena glukosa   juga   menunjukkan   sifat   mereduksi   seperti   aldehid   (bereaksi dengan pereaksi Tollens dan larutan Fehling), hal ini membuktikan adanya sejumlah   kecil   struktur   terbuka   dan   struktur   rantai   lurus.   Telah dikemukakan   bahwa   polisakarida   dibangun   dari   banyak   kesatuan monosakarida yang saling bergabung dengan melepaskan air, dan hasilnya ialah   deret   ikatan   glikosida   (jembatan   oksigen).   Deret   ikatan   glikosida dalam   selulosa   antara   C1   dari   satu   kesatuan   dan   C4   dari   kesatuan berikutnya diperlihatkan pada gambar 32. Hal ini juga menjadi bukti mengapa selulosa tergolong bukan pereduksi, karena   titik   ikatan   adalah   pada   atom   karbon   C1   pereduksi(lihat   juga gambar 30a). Ditinjau   dari   strukturnya,   dapat   saja   diharapkan   selulosa   mempunyai kelarutan   yang   besar   dalam   air,   karena   banyaknya   kandungan   gugus hidroksil   yang   dapat   membentuk   ikatan   hidrogen   dengan   air   (antaraksi yang   tinggi   antara   pelarut­terlarut).   Akan   tetapi   kenyataanya   tidak demikian, dan selulosa bukan hanya tak larut dalam air tetapi juga dalam pelarut   lain.   Penyebabnya   ialah   kekakuan   rantai   dan   tinggginya   gaya antar­rantai akibat ikatan hidrogen antargugus hidroksil pada rantai yang berdekatan. Fakta ini dipandang menjadi penyebab kekristalan yang tinggi



8



dari   serat   selulosa.   Jika   ikan   hidrogen   berkurang,   gaya   antaraksi   pun berkurang,   dan   oleh   karenanya   gugus   hidroksil   selulosa   harus   diganti sebagian atau seluruhnya oleh pengesteran. Hal ini dapat dilakukan, dan ester   yang   dihasilkanlarut   dalam   sejumlah   pelarut.   Selulosa   juga   larut dalam   larutan   tembaga(II)hidroksida   beramina.   Pembentukan   kompleks yang   melibatkan   gugus   hidroksil   selulosa,   ion   Cu2+,   dan   amonia menjelaskan gejala larutnya selulosa dalam larutan tembaga(II)hidroksida beramonia. Selulosa   merupakan   polisakarida   yang   banyak   dijumpai   dalam dinding   sel   pelindung   seperti   batang,   dahan,   daun   dari   tumbuh­ tumbuhan.Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari   1,4’­β­D­glukosa.   Hidrolisis   selulosa   dalam   HCl   4%   dalam   air menghasilkan D­glukosa. Dalam   sistem   pencernaan   manusia   terdapat   enzim   yang   dapat memecahkan   ikatan   α­glikosida,   tetapi   tidak   terdapat   enzim   untuk memecahkan   ikatan   β­glikosida   yang   terdapat   dalam   selulosa   sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora   terdapat   beberapa   bakteri   yang   memiliki   enzim   β­glikosida sehingga   hewan   jenis   ini   dapat   menghidrolisis   selulosa.   Contoh   hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu   sebagai   makanan   utamanya.   Selulosa   sering   digunakan   dalam pembuatan   plastik.   Selulosa   nitrat   digunakan   sebagai   bahan   peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid).  Selulosa   mendominasi   karbohidrat   yang   berasal   dari   tumbuh­ tumbuhan hampir mencapai 50% karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh­tumbuhan. Selulose ditemukan dalam tanaman yang dikenal sebagai microfibril dengan diameter 2­20 nm dam panjang 100­40000 nm). 



9



Selulosa adalah unsur struktural dan komponen utama dinding sel dari pohon dan tanaman tinggi lainnya. Senyawa ini juga dijumpai dalam tumbuhan rendah seperti paku, lumut, ganggang, dan jamur. Serat alami yang paling murni ialah serat kapas, yang terdiri dari sekitar 98% selulosa. Selulosa   merupakan  β­1,4   poli   glukosa,   dengan   berat   molekul   sangat



besar. Unit ulangan dari polimer selulosa terikat melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan   struktur   selulosa   linier.   Keteraturan   struktur   tersebut   juga menimbulkan ikatan hidrogen secara intra dan intermolekul.  Beberapa   molekul   selulosa   akan   membentuk   mikrofibril   yang   sebagian berupa daerah teratur (kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa   mikrofibril   membentuk   fibril   yang   akhirnya   menjadi   serat   selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen.  Aplikasi Selulosa dan Produk Turunannya Selulosa   merupakan   pembentuk   struktur   dinding   sel   tumbuhan. Selulosa   bersifat   tidak   dapat   dicerna   oleh   manusia   sehingga   berfungsi sebagai   sumber   serat   yang   membantu   memperlancar   defakasi.   Bagi manusia,   fungsi   selulosa   sebagai   serat   banyak   sekali   keuntungannya, antara lain memperlancar buang air besar, dan dapat menghindarkan dari berbagai penyakit seperti haemorrhoid (ambeyen), divertikulosis, kanker pada   usus   besar,   appendicitis,   diabetes,   penyakit   jantung   koroner   dan obesitas.  Penggunaan terbesar selulosa di dalam industri adalah berupa serat kayu   dalam   industri   kertas   dan   produk   kertas   dan   karton.   Pengunaan lainnya adalah sebagai serat tekstil yang bersaing dengan serat sintetis. Untuk   aplikasi   lebih   luas,   selulosa   dapat   diturunkan   menjadi   beberapa produk, antara lain Microcrystalline Cellulose, Carboxymethyl cellulose, Methyl   cellulose   dan   hydroxypropyl   methyl   cellulose.   Produk­produk tersebut dimanfaatkan antara lain sebagai bahan antigumpal, emulsifier,



10



stabilizer, dispersing agent, pengental, dan sebagai gelling agent. Aplikasi selulosa beserta produk turunannya disajikan pada Tabel 9. 



Tabel 9. Aplikasi selulosa beserta produk turunannya Aplikasi



Cellulose derivative*



Fungsi



Construction materials  MC, HEMC, HPMC, CMC,  water retention capacity,  (plasters, filler, pastes)  HEMCMC 



stability under load, adhesive  strength



Paints 



CMC, HEC, HEMC,HPMC,  stability of suspension,  HEMCMC 



thickening, film formation,  wetting



Paper manufacture 



CMC, HEC, HEMC, HPMC  agents for binding and  suspending, sizing aids and  stabilizers



Textile industry (sizes,  CMC, MC, HPMC, CMSEC  adhesive and film­forming  textile printing dyes) 



properties, thickening, soil  release



Polymerization 



HEC, HPC, HPMC 



protective colloid, surface  activity



Drilling industry 



CMC, CMSEC, HEC, HPC,  water retention, flow 



,mining (drilling fluids) HPMC 



characteristics, surface activity



Detergents 



anti­redeposition power, wetting



CMC, HEMC, HPMC 



ability, suspending and 



11



emulsifying agents Engineering (extrusion, MC, HPC, HPMC 



friction reduction, water 



electrode construction, 



retention, enhanced ignition 



ceramic sintering) 



processes



Cosmetics (creams, 



CMC, MC, HEC, HEMC, 



thickeners, binding, emulsifying



lotions, 



HPMC 



and stabilizing agents, film 



pharmaceuticals 



formation, tablet disintegrants



(ointments, gels,  shampoos), tablets,  coated tablets)  Foodstuffs (sauces, 



CMC, HPMC, MC 



milkshakes, bakery 



thickeners, binding agents,  stabilizers and emulsifiers



products) 



Tanaman ­Tanaman Penghasil Pati



Pati dapat dihasilkan dari beberapa macam sumber antara lain dari biji­ bijian dan umbi­umbian. Pati yang berasal dari biji­bijian dapat berasal dari   serealia   seperti   jagung,   gandum,   beras,   sorghum   dan   dari   kacang­ kacangan. Adapun dari umbi­umbian, pati dapat dihasilkan dari singkong, kentang. Selain dari kedua sumber tersebut, pati juga dapat dihasilkan dari batang   tanaman,   seperti   pati   sagu,   dan   dari   daging   buah   muda   seperti pisang. Pati umbi­umbian memiliki suhu gelatinisasi berkisar antara 70­ 80oC,   bersifat   elastis,   mudah   rusak   dan   memiliki   penampakan   yang translucent ketika dingin. Pati biji­bijian memiliki suhu gelatinisasi yang lebih   tinggi,   yaitu   95oC,   berbentuk   gel   dan   ketika   dingin   memiliki



12



penampakan   yang   opaque.   Secara   umum   biji­bijian   mengandung   75% karbohidrat dalam bentuk pati, selulosa, hemiselulosa, dan pektin; 10­14% protein; 1­2% lemak; 10% air; dan 1­2% abu (mineral). Selain jenis­jenis pati diatas, dikenal juga pati waxy yang mengandung 99% amilopektin dan pati amilosa tinggi yang mengandung sekitar 70% amilosa.



13



AB III PENUTUP



Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa). Ikatan antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke -1 molekul monosakarida dengan yang lain. Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan organisme. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.



14



DAFTAR PUSTAKA







Januarsyah, T. 2007. Kajian aktivitas hambat bakteriosin dari bakteri asam laktat galur SCG 1223. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.







Kusmiati dan Malik, A. 2002. Aktivitas bakteriosin dari bakteri Leuconostoc mesenteroides Pbac1 pada berbagai media. Makara Kesehatan.







Tadasse, G., Ephraim, E., and Ashenafi, M. 2005. Assessment of the antimicrobial activity of lactic acid bacteria isolated from Borde and Shamita, traditional Ethiopian fermented beverages, on some food-borne pathogens and effect of growth medium on the inhibitory activity. Journal of Food Safety.







Utami, D.A. 2011. Karakterisasi molekuler bakteri asam laktat (BAL) probiotik dengan gen 16S rRNA yang berpotensi menghasilkan bakteriosin dari fermentasi sirsak (Annona maricata L.) di Sumatera Barat. Tesis. Universitas Andalas, Padang







http://www.kajianpustaka.com/2015/03/bakteri-asam-laktat.html







https://finishwellunbiologi.wordpress.com/2015/03/21/proseskemosintesisrespirasi-anaerob/



15