Makalah Polusi Suara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

makalah polusi suara



POLUSI SUARA BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari– hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah – langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari. Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan manusia. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :



1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran suara? 2. Apa yang menyebabkan pencemaran suara? 3. Apa saja dampak dari pencemaran suara? 4. Bagaimana menanggulangi dampak pencemaran suara? 3. Tujuan Penulisan Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi pencemaran suara 2. Mengetahui sebab-sebab pencemaran suara 3. Mengetahui dampak dari pencemaran suara 4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran suara



BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Polusi / Pencemaran Suara Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara



teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). 2. Penyebab Pencemaran Suara Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syaratsyarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah: 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam jangka waktu lama. Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang



menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising. Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah 1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB 2. Suara kereta api / krl = 95 dB 3. Mesin motor 5 pk = 104 dB 4. Suara petir = 120 dB 5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB Sumber polusi suara, menurut lokasinya: 1. Dalam ruangan (contoh: keramaian di dalam kelas) 2. Dalam bangunan, luar ruangan (contoh: keramaian di selasar ruangn kelas) 3. Luar bangunan, dalam kawasan (suara kendaraan yang parkir dalam kawasan) 4. Luar kawasan (suara kendaraan yang lewat di depan bangunan) Sumber noise dapat berupa suara kendaraan, manusia, atau mesin yang dapat mengganggu kenyamanan. noise ini dapat merambat secara langsung (lewat udara) atau airborne atau lewat benda padat. Dampak polusi suara jelas akan mengurangi kenyamanan pengguna bangunan yang dapat mengakibatkan berbagai dampak lainnya yang sangat tergantung dengan masingmasing pengguna bangunan. 3. Dampak Dari Pencemaran Suara 



Dampak Positif Pencemaran Suara :



1. Kesehatan Manusia



Dampak positif bagi kesehatan manusia yaitu bisa digunakan sebagai terapi kesehatan. 2. Sosial Ekonomi Damapak positif bagi sosial ekonomi yaitu memberikan lapangan kerja bagi orang yang ahli dibidangnya. 3. Lingkungan Dampak positif bagi lingkungan kita yaitu bisa menjadi sarana pengobatan yang sering kali disebut sebagai terapi musik terhadap kita. 



Dampak Negatif Pencemaran Suara : 1. Kesehatan Manusia



Dampak negatif bagi kesehatan manusia yaitu stress, gila, perubahan denyut nadi, tekanan darah berubah, gangguan fungsi jantung, kontraksi perut, sulit tidur, jantung berdebar-debar, dan naiknya tekanan darah. 2. Sosial Ekonomi Dampak negatif bagi sosial ekonomi ada dua yaitu : a. Menurunya ekonomi karena banyak orang yang sakit / gila karena menghadapi suasana yang tidak tenang akibat polusi suara. b. Penjualan alat-alat seperti earphone berkurang. 3. Lingkungan Dampak negatif bagi lingkungan kita yaitu bisa mengganggu kita pada saat tidur ataupun pada saat belajar. 4. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.



Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang. Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki. Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam. Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain : 1. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). 2. Tebal dinding minimal 10 cm. Sedangkan Bahan bangunan peredam bising adalah: 1. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4 2. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15) cm. 3. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.



Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara. Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor. Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar. Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap produknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Adapun cara lain menanggulangi pencemaran suara yaitu : 1. Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar tidak mengganggu ruangan yang membutuhkan ketenangan 2. Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan (terutama jalan) 3. Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara (parket,busa dilapis dengan kain, gipsum) 4. Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda) 5. Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai 6. Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara



7. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise masuk ke dalam bangunan (pagar tembok masif, pagar bukit dan tanaman)



BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Pencemaran Suara merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan pencemaran-pencemaran yang lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri sendiri. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Dimanapun kita berada, kita selalu mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh kita. Walaupun tidak begitu mendapat begitu perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk di kaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Banyak gangguan yang di akibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai dari konsentrasi yang kurang, sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh. 2. SARAN Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia



DAFTAR PUSTAKA _______. 2009. “Polusi atau Pencemaran Lingkungan”. http://gurungeblog. wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran lingkungan/. Di unduh pada tanggal 21 Januari 2009. _______. “Polusi Suara”. http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara. Di unduh pada tanggal 21 Januari 2009. _______. “Dampak Buruk dan Dampak Baik Suara”. http://www.kapanlagi.com/a/dampak-burukdan-dampak-baik-suara-i.html. Di unduh pada tanggal 23 Januari 2009. Diposkan oleh alimul huda di 00.44



Gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg gggggggggggg



Makalah Pencemaran Bunyi/Suara



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua ketahui bahwa bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak mungkin, ada juga yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar. Berdasarkan Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Ada beberapa hal yag menjadi sumber utama terjadinya pencemaran, antara lain:



1.



Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.



2. Pembuatan/aktivitas manusia, seperti: 



Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.







Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.







Proses-proses dalam pabrik.







Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas. Pencemaran terbagi menjadi empat macam, yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran bunyi/suara. Namun di dalam makalah kami kali ini kami khusus membahas mengenai pencemaran bunyi/suara. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari– hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah – langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari.



BAB II PEMBAHASAN A.



1. 1.



Definisi Pencemaran Bunyi/Suara Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan pencemaran bunyi, antara lain: Pencemaran bunyi (bunyi persekitaran) merupakan bunyihasil dari mesin, hewan dan manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau hewan.



Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. 2. Pencamaran bunyi adalah bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB). 3. Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.



B. Sebab-Sebab Pencemaran Bunyi/Suara Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.Sifatpolutanadalah: 1.



Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam jangka waktu lama. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu sumber-sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu 1. Mesin Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin. 2. Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain. 3. Pergerakan udara, gas dan cairan Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain. Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah 1. Orang ribut / silat lidah= 80 dB 2. Suara kereta api / krl = 95 dB 3. Mesin motor 5 pk = 104 dB 4. Suara petir = 120 dB 5. Pesawat jet tinggal landas = 150 Db C. Dampak dari Pencemaran Bunyi/Suara Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :



1.



Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. 2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yangkronis. 3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut: 1. Gangguan Fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputusputus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit. 2. Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain. 3. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang. 4. Gangguan Keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. 5. Efek pada pendengaran Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan



diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan. Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas : 1.



Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS) Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.



2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS) Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktorfaktor sebagai berikut : 1). Tingginya level suara 2). Lama paparan 3). Spektrum suara 4). Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar 5). Kepekaan individu 6). Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya. 7). Keadaan Kesehatan 3. Trauma Akustik Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran. 4. Prebycusis Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja. 5. Tinitus Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998). D. Cara Menanggulangi Pencemaran Bunyi/Suara 1. Penggunaa alat peredam suara Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya adalah penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang



aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain : a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). b. Tebal dinding minimal 10 cm. Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4 b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara. 2. Pendidikan Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap lingkungan dan manusia. 3. Tanggung jawab bersama Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam sekitar. Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan. Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar. 4. Pameran dan kampanye lingkungan Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.



5. Melalui media massa Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan tujuan dan hasil diskusi kelompok kami, dapat diambil kesimpulan bahwa pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun polusi air. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan pencemaran-pencemaran ynag lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri sendiri. Ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg gggggggggggg



PENCEMARAN SUARA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya.



Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari–hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah – langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari. Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu kehidupan manusia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran suara? 2. Apa yang menyebabkan pencemaran suara? 3. Apa saja dampak dari pencemaran suara? 4. Bagaimana menanggulangi dampak pencemaran suara? C. Tujuan Penulisan Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi pencemaran suara. 2. Mengetahui sebab – sebab pencemaran suara. 3. Mengetahui dampak dari pencemaran suara. 4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran suara. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Polusi / Pencemaran Suara Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising



dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB). B. Penyebab Pencemaran Suara Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah: 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. 2. Merusak dalam jangka waktu lama. Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising. Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah 1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB 2. Suara kereta api / krl = 95 dB 3. Mesin motor 5 pk = 104 dB 4. Suara petir = 120 dB 5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB C. Dampak Pencemaran Suara Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. 2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. 3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan



kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia. Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir. Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang. Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah. Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini. Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan– gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun. D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang. Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki. Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise



control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam. Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain : a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). b. Tebal dinding minimal 10 cm. Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4 b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi polusi suara Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari kendaraan bermotor. Dari setiap individu pun kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar. Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hirukpikuk yang kian meningkat. Dimanapun kita berada kita selalu mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu kinerja tubuh kita. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran suara diantaranya mulai dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat kebisingan yang diterima dalam jangka



waktu yang lama dan secara tidak langsung mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh. B. Saran Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia. DAFTAR PUSTAKA http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran-lingkungan/ diakses 21 Januari 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009 http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suar a_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009 http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari 2009 http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendeng aran diakses 24 Januari 2009 http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNA N+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BA NGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009 created by Fetty Kurnia di 2/12/2010 03:19:00 PM



gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg



ANALISIS KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN GENDER DENGAN FORMAT WAV MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Arif Setiawan1 email : [email protected] [email protected]



ABSTRAK Klasifikasi suara adalah salah satu bidang dari Artificial Intelligent yaitu pada bidang ilmu Patern Recognition, analisis klasifikasi suara berdasarkan gender dengan format wav menggunakan algoritma K-Means adalah sistem cerdas yang dibuat agar komputer dapat membedakan suara pria dan wanita melalui sistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan ekstrkasi ciri yang terdiri dari : Sort Time Energy, Zero Crossing Rate, Spectral Centroid, Spectral Flux Dari penelitian ini, hasil yang didapat adalah pengklasifikasian suara berdasarkan jenis kelamin atau gender dapat dilakukan dengan suatu metode ekstraksi ciri sinyal suara berbasis domain waktu dan domain frekuensi. Nilai rata-rata dari masingmasing ciri dihitung dengan standart deviasi, untuk memperoleh rata-rata nya, lalu diolah untuk pengklasifikasian. Kata kunci : Klasifikasi Suara, Wav, Sort Time Energy, Zero Crossing Rate, Spectral Centroid, Spectral Flux ABSTRACT Voice classification is one of the areas of Artificial Intelligent in the field of pattern recognition, classification analysis of gender-based sound with wav format using K-Means algorithm is a clever system that created the computer can distinguish male and female voice through the system. The method used in this research is to use a feature ekstrkasi consisting of: Sort Times Energy, Zero Crossing Rate, Spectral Centroid, Spectral Flux. From this research, the results obtained are sound classification based on sex or gender can be done with a feature extraction method based voice signal time domain and frequency domain. The average value of each feature is calculated by standard deviation, to obtain his average, and then processed for classification. Key words : Voice classification, Wav, Sort Time Energy, Zero Crossing Rate, Spectral Centroid, Spectral Flux 1



Dosen Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus



ISSN : 1979-6870 1. Pendahuluan Secara awam, aspek yang cukup penting yang mendasari berbagai teori dalam AI adalah sistem pengenalan pola (Pattern Recognizing. Sistem pengenalan pola merupakan



komponen penting dalam proses peniruan kemampuan inderawi manusia terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagai contoh, untuk meniru indera pendengaran manusia, komputer harus mempunyai suatu mekanisme standar dan logis dalam mengenali pola yang ada pada suara yang sedang diproses. Dari sinilah diperoleh motivasi untuk mencoba suatu konsep sederhana untuk mengenali pola dari suara sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer. Permasalahan utama yang terjadi apabila hendak mengenali suatu pola tertentu adalah bagaimana proses akuisisi data dilakukan sehingga menghasilkan sejumlah data numerik yang representatif dan konsisten terhadap sampel yang diberikan. Dalam penulisan ini, kita mencoba mengaplikasikan suatu metoda sederhana untuk mengenali suara dan mengklasifikasikannya berdasarkan gender sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer dengan memanfaatkan berbagai teori ekstraksi ciri untuk data audio Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuktikan bahwa metoda sederhana untuk mengekstraksi data suara dari sampel yang berupa input suara dari 10 sampel suara, yang terdiri dari 8 pria dan 2 wanita dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tujuannya sehingga komputer dapat mengidentifikasi suara secara baik dan konsisten. 2. Pengenalan Pola Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features). Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola dengan pola lainnya. Ciri yang bagus adalah ciri yang memiliki daya pembeda yang tinggi, sehingga pengelompokan pola berdasarkan ciri yang dimiliki dapat dilakukan dengan keakuratan yang tinggi. Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan ciriciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Dengan kata lain terdapat dua pendakatan yang dilakukan dalam pengenalan pola, pendekatan secara statistik dan pendekatan secara sintatik atau struktural. Struktur pengenalan pola dapat dilihat dari gambar berikut (gambar 1) : Veronica ANALISI KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN GENDER DENGAN FORMAT WAV MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS



Arief Setiawan



3



a. Input Transducer Menganalisa sinyal elektronik yang diinput. Alat yang digunakan : scanner b. Preprocessor Melakukan penambahan kondisi sinyal, termasuk fungsi penguatan sinyal, analisa spektrum dan konversi analog ke digital. c. Feature Extractor Sebagai distriminator, dengan membandingkan kecocokan template. d. Response selector Algoritma untuk memilih input pattern dengan data pattern yang sudah ada di software dengan menggunakan teknik pencarian, sortir, least-squares analysis. e. Output System Output system mungkin berupa suara, gambar atau video yang sesuai dengan hasil proses aplikasi. 3. Ekstraksi Ciri Untuk mendapatkan data yang akurat dan konsisten dari setiap sampel, digunakan suatu metode ekstraksi ciri sinyal suara dengan domain waktu dan domain frekuensi. Pada tugas ini penulis hanya menggunakan masing- masing dua metode untuk tiap domain. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Time Domain Time domain adalah pemaparan teknik sinyal audio dasar, dimana sinyal digambarkan sebagai amplitudo dengan satuan waktu, sinyal dapat bernilai positif atau negatif tergantung pada tekanan suara. a. Sort Time Energy Menandakan kekerasan suara pada waktu yang pendek Input Transducer Prepro cessor Feature extractor Response Selector Output System



Gambar 1. Struktur pengenalan pola STE = Sort time energy N = Jumlah Sampel X(n) = Nilai sinyal dari sampel b. Zero Crossing Rate Sampel berurutan pada sebuah sinyal digital memiliki perbedaan tanda, ukuran dari noise sebuah sinyal pada fitur domain ZC = Zero crosing rate sgn x(n) = nilai dari x(n) , bernilai 1 jika x(n) positif, -1 jika x(n) negatif



N = Jumlah Sampel 2. Frekuensi Domain a. Spectral Centroid Menyeimbangkan titik ukuran spectrum dari bentuk asosiasi spectral dengan spectral brightness. Nilai centroid yang tinggi menunjukkan frekuensi yang tinggi C = Spectral Centroid Mt = Nilai Centroid b. Spectral Flux Ukuran perubahan puncak spectral pada sinyal. Ini didapatkan dari perhitungan perubahan spektrum yang besar dari layer ke layer F = Spectral Flux Nt = Nilai perubahan spectrum Veronica ANALISI KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN GENDER DENGAN FORMAT WAV MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS



5



Arief Setiawan



Setiap metode ciri diambil rata-rata nya, menggunakan standart deviasi, berikut adalah tabel penggunaan rata-rata untuk tiap-tiap metode ciri. Tabel 1. penggunaan rata-rata untuk tiap-tiap metode ciri. Ciri Statistik Sort Time Energy Standart Deviasi (std) Zero Crossing Rate Standart Deviasi (std) Spectral Centroid Standart Deviasi (std) Spectral Flux Standart Deviasi (std) dengan nilai ratarata Flux 4. Implementasi 1. Persiapan Peralatan Sebelum melakukan perekaman suara harus dilakukan penataan seperti pada gambar berikut ini. Gambar 9. Desain perangkat perekaman pengukuran energi sinyal audio PC harus dilengkapi dengan peralatan multimedia seperti sound card, speaker active dan microphone. Untuk microphone dan speaker active bias juga digantikan dengan head set lengkap. Sebelum anda memulai praktikum, sebaiknya anda tes dulu, apakah seluruh perangkat multimedia anda sudah terintegrasi dengan PC. 2. Menjalankan program klasifikasi suara dengan Matlab >> klasifikasi_suara Data hasil perhitungan ekstraksi ciri sinyal audio yang diperoleh dari 10 sampel suara dan direkam pada file “pola.txt”, data yang disimpan adalah data rata-rata dari masing-masing metode ekstraksi ciri. No Nama Mahasiswa Nama File Short Time Energy



Zero Crossing Rate Spectral Centroid Spectrul Flux 1 Nesi nesi1.wav 0.0538388 0.02373 0.0893531 0.13844 2 Ednofri ednofri4.wav 0.0730546 0.0305071 0.123814 0.473905 3 David david4.wav 0.0662328 0.023269 0 0.511881 4 Sofyan sofyan4.wav 0.137326 0.0199186 0 0.732067 5 Gunawan gunawan4.wav 0.0923871 0.0449648 0.124977 0.483487 6 Herlambang herlambang4.wav 0.112719 0.0181066 0.181973 0.586998 7 Hendy hendy4.wav 0.115847 0.0283285 0.116744 0.540119 8 Susapto susapto1.wav 0.129537 0.0441993 0 0.655706 9 Arif Arif4.wav 0.0664739 0.0190522 0.173884 0.409927 10 Retno retno1.wav 0.0866736 0.0283818 0.126805 0.313418 2. Pemanggilan data dari pola.txt dan di rubah ke bentuk matrik >> M = dlmread('pola.txt','') Matrik M yang diperoleh M= 0.0538388 0.02373 0.0893531 0.13844 0.0730546 0.0305071 0.123814 0.473905 0.0662328 0.023269 0 0.511881 0.137326 0.0199186 0 0.732067 0.0923871 0.0449648 0.124977 0.483487 0.112719 0.0181066 0.181973 0.586998 0.115847 0.0283285 0.116744 0.540119 0.129537 0.0441993 0 0.655706 0.0664739 0.0190522 0.173884 0.409927 0.0866736 0.0283818 0.126805 0.313418 Veronica ANALISI KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN GENDER DENGAN FORMAT WAV MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS



Arief Setiawan



3. Mengklasifikasi data menggunakan function K-means >> X = kMeansArif(M,2) Hasil yang didapat : maxRow = 10 maxCol = 4 c= 0.0538 0.0237 0.0894 0.1384 0.0731 0.0305 0.1238 0.4739 X= 0.0538 0.0237 0.0894 0.1384 1.0000 0.0731 0.0305 0.1238 0.4739 2.0000 0.0662 0.0233 0 0.5119 2.0000 0.1373 0.0199 0 0.7321 2.0000 0.0924 0.0450 0.1250 0.4835 2.0000 0.1127 0.0181 0.1820 0.5870 2.0000 0.1158 0.0283 0.1167 0.5401 2.0000 0.1295 0.0442 0 0.6557 2.0000 0.0665 0.0191 0.1739 0.4099 2.0000



7



0.0867 0.0284 0.1268 0.3134 1.0000 Atau dengan algoritma K-means bawaan Matlab : >> X = kmeans(M,2) X=1222222221 Hasil Clustering Keterangan : 1 = Wanita 2 = Pria 6. Kesimpulan Dari hasil makalah yang penulis susun, dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian suara berdasarkan jenis kelamin atau gender dapat dilakukan dengan suatu metode ekstraksi ciri sinyal suara berbasis domain waktu dan domain frekuensi. Ekstraksi ciri yang digunakan bisa bermacam-macam, diantaranya adalah dengan Sort Time Energy, Zero Crossing Rate, Spectral Centroid, dan Spectral Flux. Nilai rata-rata dari masing-masing ciri dihitung dengan standart deviasi, untuk memperoleh rata-rata nya, lalu diolah untuk pengklasifikasian. 7. Daftar Pustaka Ellis. D., “Design of a Speaker Recognition Code using Matlab”, Department of Computer and Elektrical Engineering, University of Tennesse, 2001. J.C. Bezdek, Pattern Recognition with Fuzzy Objective Function Algorithms, Plenum, New York, 1981. Min N. Do, “An Automatic Speaker Recognition System”, Audio Visual Communication Laboratory, Swiss Federal Institute of Technology, Lausanne, Switzerland, 2001. Richards. J.A, Remote Sensing Digital Image Analysis, An Introduction, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 1986 Setiawan. A., “Klasifikasi Suara Berdasarkan Gender Dengan Algoritma KMeans”, Pengenalan Pola, Fakultas MIPA, Universitas Gajah Mada, 2008. Ulfa. M., Prima K, Titon Dutono, “Aplikasi Speech Recognition sebagai Fungsi Layanan pada SistemPerbankan”, Seminar SNTE, Jogjakarta 2003.



Ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg gggg



MAKALAH POLUSI SUARA KERANGKA KARANGAN



Meminimalisir dampak dari polusi suara ditempat-tempat industri atau pabrik I.



PENDAHULUAN



A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan II. A. B. 1. 2. 3. C. 1. 2. a. b. c. d. D. III.



PEMBAHASAN Pengertian polusi suara Macam – macam taraf intensitas bunyi dari berbagai sumber bunyi Taraf intensitas rendah Taraf intensitas konstan Taraf intensitas tinggi Sumber polusi suara pada tempat industri beserta dampaknya Sumber polusi suara di industri Dampak polusi suara bagi pekerja pabrik Gangguan fisiologis Gangguan psikologis Gangguan komunikasi Efek pada pendengaran Upaya untuk meminimalisir polusi suara di tempat industri / pabrik PENUTUP



A. Kesimpulan B. Saran



aftar Pustaka



Meminimalisir Dampak Polusi Suara di tempat-tempat Industri atau Pabrik



Nama Nim Prodi



Disusun Oleh : : Evita Rahmawati : 4201411073 : Pend. Fisika



Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Jawa Tengah e-mail : [email protected], [email protected]



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kehidupan modern sekarang ini sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Berkembangnya elektronik yang dapat meringankan pekerjaan manusia. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain seperti suara proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Berada dilingkungan dengan suara yang nyaring dapat menimbulkan rasa terganggu, apabila terlalu sering berada dilingkungan tersebut dapat berakibat fatal baik secara psikis dan fisik bagi manusia. Namun banyak orang yang menyepelekan dampak tersebut, misalkan pekerja pabrik yang setiap hari berada dilingkungan yang riuh, suara yang berlebihan tersebut



dapat disebut sebagai polusi bagi para pekerja tersebut, oleh sebab itu perlu adanya upaya B. 1. 2. 3. 4. C. 1. 2. 3. 4. A.



untuk mengurangi dampak dari polusi tersebut. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut Apakah yang dimaksud dengan polusi suara? Berapakah taraf intensitas dari berbagai sumber bunyi? Apa sumber polusi suara dan dampaknya bagi pekerja pabrik? Bagaimanakah upaya untuk menanggulangi polusi suara di pabrik-pabrik? Tujuan Mengetahui pengertian dari polusi cahaya Mengetahui taraf intensitas dari berbagai sumber bunyi Mengetahui sumber polusi suara dan dampaknya pada pekerja di industri / pabrik Mengetahui upaya penanggulangan polusi suara di industri / pabrik II. PEMBAHASAN Pengertian polusi suara Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan. Bunyi dapat mencemarkan lingungan apabila merupakan gangguan bagi penghuninya. Gangguan yang dialami oleh manusia ada dua macam yaitu gangguan psikologis dan gangguan fisiologis. Tidak semua bunyi keras atau gaduh dirasakan sebagai gangguan. Hal itu tergantung pada perasaan dan kebiasaan masing-masing individu. Antara lain hal itu tergantung juga pada taraf bunyi ambang. Bunyi ambang adalah bunyi yang biasa ada dalam suatu ruangan, berasal dari bermacam-macam sumber bunyi baik dari luar maupun dari dalam ruangan itu sendiri. Bunyi tersebut sudah begitu biasa bagi penghuni ruangan itu. Sehingga sudah bukan merupakan gangguan lagi bagi penghininya. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa seseorang sudah terbiasa dengan kebisingan terhindar dari dampak buruk dari bunyi dengan kenyaringan yang cukup



tinggi B. Macam-macam taraf intensitas dari berbagai sumber bunyi



1. Taraf intenstas rendah (dinyatakan dalam Desibel) a. 0 dB ( ambang pendengaran) b. 10 dB (hampir tidak terdengar) contohnya bernafas normal c. 20-30 dB (sangat tenang) contohnya ruang yang sangat sunyi, daun yang berdesir,bisikan d. 2. a. b. c.



lembut dari jarak 5 meter. 40-50 dB (tenang) contohnya perpustakaan, kantor yang tenang, dll Taraf intensitas konstan 60 dB contohnya percakapan biasa pada arak 1 meter. 70 dB contohnya lalu lintas ramai, kantor bising. 80 dB contohnya ruang kuliah, radio berbunyi keras,pabrik dengan mesin sederhana atau



biasa, dll 3. Taraf intensitas tinggi a. 90 -110 dB(merusak pendengaran) contohnya air terjun Niagara, kereta tua, kebisingan konstruksi dll b. 120 dB (ambang ketidak nyamanan) misalnya koser rock dengan amplifier(pada jarak 2 meter), jet tinggal landas (pada jarak 60 meter) yang apabila berlangsung lama maka pendengaran manusia akan rusak. c. 130 dB contohnya senapan mesin. d. 140-150 dB (ambang rasa sakit) seperti jet tinggal landas (pada jarak dekat). e. 160-180 dB (kerusakan mekanik selaput telinga) misalnya mesin roket besar pada jarak dekat. Batas atas pendengaran sampai saat ini masih merupakan suatu konsep yang kurang jelas. Pada saat taraf intensitas bunyi dinaikan sampai 110 dB, seseorang bunyi itu ditelinga luar. Baru pada taraf intensitas yang lebih tinggi yaitu sekitar 130 dB, seseorang mulai merasakan sakit. Jika taraf intensitas dinaikan menjadi 145 dB rasa sakitnya sangat hebat. Dan jika tarafnya dinaikan lagi dapat menyebabkan kendang telinga pecah. Taraf intensitas bunyi yang dapat menyebabkan kendang telinga retak merupakan batas atas yang masih dapat didengar. C. Sumber polusi suara pada industri beserta dampaknya 1. Sumber polusi suara pada tempat industri / pabrik Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Di industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu: a. Mesin, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin. b.



Vibrasi, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.



c.



Pergerakan udara, gas dan cairan, yaitu kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.



2. Dampak polusi suara bagi pekerja pabrik a.



Gangguan Fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.



b.



Gangguan Psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.



c.



Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.



d. Efek pada pendengaran Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan. D. Upaya untuk meminimalisir polusi suara di tempat industri / pabrik 1. Mendesain mesin / peralatan dengan kebisingan rendah. 2. Memberikan penghalang untuk mengontrol kebisingan. 3. Menggunakan alat / perangkat seperti penutup telinga.



4. Melindungi reseptor suara seperti membuat bangunan yang bisa mengisolasi kebisingan dan membuatnya kedap suara. Alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. a.



Dimensi



Bangunan



Peredam



Bising



tersebut



antara



lain:



Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik). Dengan tebal dinding minimal 10 cm.



b. Bahan bangunan peredam bising, yaitu : 1) Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4 2) Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm. 3) Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. III.



PENUTUP



A. Kesimpulan Pencemaran bunyi / suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup disekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah disekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Dampaknya terjadi pada setiap individu yang berada dilingkungan polusi suara tsb, baik secara fisik maupun psikisnya. Seperti halnya pada pekerja di industri atau pabrik-pabrik. Namun hal tsb dapat diminimalisir



dengan



menanggulangi gangguan bunyi atau mengisolasi bunyi, yaitu mengurangi bunyi supaya terpisah dari benda lain. B. Saran Dalam mengupayakan pengurangan polusi suara pada pekerja dipabrik-pabrik, perlu adanya perhatian yang serius oleh masing-masing individu



pekerja pabrik untuk



kesadarannya agar terhindar dari dampak-dampak polusi suara. Perlunya perhatian dari pihak pemilik pabrik agar membuat bangunan yang sesuai demi keselamatan para pekerja dari dampak polusi suara.



DAFTAR PUSTAKA Ackerman, Eugene, dkk. 1998. Ilmu Biofisika. Surabaya: Airlangga University Press. Khanafiah, Siti, Upik Nurbaiti, Sukiswo supeni edi. 2004. Fisika lingkungan. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro Mangunwijaya , Y.B, Dipl, Ing. 1998. Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan Sears, F.W, dkk. 1972. Fisika Untuk Universitas 1 : Mekanika, Panas Bumi. Jakarta : Penerbit Binatjipta Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta : Erlangga