Makalah Pon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PON (PEKAN OLAHRAGA NASIONAL)



Disusun oleh : AHDAN HAMBALI 6201111032



PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021 DAFTAR ISI



BAB I..................................................................................................................................................3 PENDAHULUAN...............................................................................................................................3 BAB II.................................................................................................................................................5 PEMBAHASAN..................................................................................................................................5 BAB III..............................................................................................................................................30 PENUTUP.........................................................................................................................................30 A.



KESIMPULAN.......................................................................................................................30



B.



SARAN...................................................................................................................................30



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 1948. Saat itu, ketika usia Republik Indonesia menginjak tahun ketiga, harkat bangsa Indonesia seperti dilecehkan. Indonesia melalui PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang dibentuk pada Januari 1946, berhasrat mengikutsertakan atlet-atletnya berlaga pada Olimpiade 1948 London. Namun, panitia Olimpiade London menolak keikutsertaan atlet-atlet Indonesia dengan alasan mereka belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Sebenarnya, baik Indonesia maupun Inggris mengusung isu politik pada kasus ini. Indonesia berharap mendapat pengakuan dunia sebagai negara merdeka, sebaliknya Inggris sebagai sekutu Belanda berusaha menahan pengakuan itu. Paspor Indonesia tidak diakui oleh pemerintah Inggris. Atlet-atlet Indonesia diperbolehkan masuk London apabila mereka memakai paspor Belanda. Tentu saja penolakan itu menyakitkan bangsa Indonesia sehingga muncul rasa kebangsaan yang menggebu. Kehadiran atlet-atlet Indonesia pada Olimpiade ke-14 itu untuk mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih. Masalah itu kemudian dibahas dalam konferensi darurat PORI di Solo pada 1 Mei 1948 . Pada konferensi itu akhirnya para pengurus PORI sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga, seperti yang pernah diadakan ISI (Ikatan Sport Indonesia) pada tahun 1938 yang dikenal dengan nama "ISI Sportweek" atau Pekan Olahraga ISI. Kemudian, Solo atau Surakarta dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena dipandang sebagai kota dengan fasilitas olahraga terlengkap. Akhirnya, PON pertama pun terselenggara pada 9 s.d. 12 September 1948. Satu hal yang harus dicatat bahwa PON pertama lahir karena semangat kebangsaan yang menggebu



B. TUJUAN DAN MANFAAT Untuk mengetahui : 



Alasan pon pertama diadakan d solo







Perkembangan pon







Data statistik perolehan medali dari pon



BAB II PEMBAHASAN A. ALASAN PON PERTAMA DIADAKAN DI SOLO PON I adalah PON pertama Indonesia yang diadakan di Kota Praja Surakarta pada 9– 12 September 1948. Tanggal pembukaannya, 9 September, kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional.Pekan Olahraga Nasional I ini diikuti oleh sekitar 600 atlet yang bertanding pada 9 cabang olahraga yang memperebutkan sebanyak 108 medali. Pesertanya bukan pada tingkat provinsi melainkan pada tingkat Kota dan Karesidenan, sebanyak 13 partisipan ikut serta. Juaranya adalah Karesidenan Surakarta dengan total medali sebanyak 36 medali. Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) - keduanya telah dilebur dan saat ini menjadi KONI - mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun 1948. Usaha Indonesia untuk mengikuti olimpiade pada saat itu menemui banyak kesulitan. PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo. Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI). Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, pada saat itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya



stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang. Pada saat itu Stadion Sriwedari termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 sampai dengan 12 September 1948. Selain itu PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional. B. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PON 



PON PERTAMA – 1948



Menurut keputusan PORI tahun 1948, PON akan diadakan setiap dua tahun dan PON pertama berlangsung di Solo pada 8–12 September 1948. Artinya, hanya terdapat waktu tiga bulan untuk mempersiapkan pelaksanaan PON (Kompas, 8/9/1983). Walaupun revolusi fisik masih berkecamuk, Belanda masih menguasai beberapa daerah di Indonesia, pemerintah pusat yang berkedudukan di Yogyakarta mendukung sepenuhnya dengan menyediakan biaya sebesar Rp 1.500 (Kompas, 14/8/1970). PON I didahului dengan prosesi bendera dari Yogyakarta ke Solo pada tanggal 8 September 1948. Dua buah bendera, Merah Putih dan PON, diserahkan oleh Presiden Soekarno kepada rombongan pembawa bendera di Gedung Agung Yogyakarta (Kompas, 8/9/1983).Rombongan pembawa bendera kemudian berbaris, berjalan kaki beranting menempuh jarak 64 kilometer ke Solo. Mereka menyerahkan dua bendera tersebut kepada Ketua Panitia PON di Solo, yakni Pangeran Surjohadimidjojo. Rombongan tiba pada tanggal 9 September 1948 pukul 08.30 di arena PON. Kedua bendera kemudian dikibarkan disertai lagu “Indonesia Raya”. Dalam amanat pembukaan PON, 9 September 1948, Presiden Soekarno menyatakan Kebanggaanya atas keikutsertaan para pahlawan dari daerah pendudukan. Selain itu, Presiden mengharapkan bahwa selanjutnya PON bukan hanya untuk menjadi pekan mengolah jasmani, tetapi pun hendaknya pula pekan mengolah rohani (Kompas, 8/9/1983). 



PON KEDUA – 1951



Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 diselenggarakan 21-28 Oktober 1951 di Jakarta. Mempertandingkan 18 cabang olah raga antara lain, Anggar, Angkat Besi, Atletik, Balap Sepeda, Bola Basket, Bola Keranjang, Bola Voli, Bulutangkis, Hoki, Kasti, Menembak,



Pencak Silat, Polo Air, Renang, Rounders, Sepak Bola, Tenis dan Panahan. Pada PON ke-2 ini Propinsi Jawa Barat berhasil keluar sebagai Juara Umum, di ikuti Jakarta Raya dan Jawa Timur di posisi dua dan tiga. 



PON KETIGA – 1953



Het nieuwsblad voor Sumatra, 15-04-1952: ‘PON III kemungkinan akan diselenggarakan di Medan pada bulan Juni atau Juli 1953 yang ditetapkan di Stadion Jalan Radja. Rencana lokasi stadion ini berada di selatan dari pemakaman di jalan Radja (sebelah kiri ke arah Tandjong Morawa) yang akan membangun stadion permanen, yang diproyeksikan menelan biaya sekitar Rp 5 juta. Hal ini diumumkan oleh Mr GB Joshua, ketua panitia PON, kemarin sore pada konferensi pers sehabis pembicaraan dengan delegasi Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan panitia PON. Azis Saleh (bertindak sekretaris Komite Olimpiade Indonesia) menjelaskan bahwa organisasi PON III sepenuhnya keputusan panitia. KOI hanya menyediakan pedoman, semua keputusan akan diambil oleh Bapak Joshua c.s. Bulan September 1953 adalah target untuk PON III (seperti yang terjadi dengan PON I dan PON II), tetapi karena hujan di Sumatra Timur, mereka berharap untuk menjaga festival olahraga di sini dua atau tiga bulan sebelumnya. Sekretaris KOI ini menekankan tujuan PON melampaui olahraga itu sendiri, yakni meningkatkan persatuan nasional merupakan faktor yang tidak kalah penting. Dengan PON ribuan orang muda dari seluruh bagian negara akan bersamasama dan mereka melihat wilayah Indonesia, di mana mereka mungkin sebelumnya tidak pernah datang. Di Jakarta sekitar 2500 atlet ambil bagian dalam PON II; jumlah peserta dalam PON III mungkin akan melebihi 3.000. Mr GB Joshua menyatakan bahwa mereka diharapkan 50.000 orang, dan lebih dari 4.000 tamu dari tempat lain (atlet, pejabat, dll) yang membutuhkan perumahan selama di Medan. Bagaimana cara di mana menyelesaikan masalah perumahan, Mr. Joshua masih belum bisa memberikan informasi yang pasti. Juga tentang anggaran dan cara bagaimana untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tidak ada rincian yang dapat diberitahu. Agaknya, secara total diperlukan sebanyak Rp 7 juta. Pemerintah hanya menyediakan sebanyak Rp 750.000. 



PON KEEMPAT – 1957



Penunjukan Kota Makassar sebaga tuan rumah PON IV di tahun 1957 bukan hal mudah sebab wilayah ini masih dalam keadaan belum aman. Pemerintah pusat menjadikan Makassar sebagai tuan rumah pelaksana PON IV dengan tujuan untuk menarik perhatian pemuda agar



tidak terlibat ke dalam pemberontakan. Perayaan PON IV dilaksanakan di Kota Makassar juga untuk melebur suasana ketegangan di kalangan penduduk. Penyelenggaraan PON IV di Kota Makassar telah diklaim sebagai perayaan olah raga terakbar sepanjang periode tahun 1950an dimana tidak kurang dari delapan belas cabang olahraga dipertandingkan serta sembilan belas daerah ikut serta berlomba. Pada PON IV ini Jakarta Raya tampil sebagi juara umum sedangkan Sulawesi sebagai tuan rumah hanya mampu meraih posisi ke tujuh 



PON KELIMA – 1961



PON ke V dibuka oleh Sukarno pada Sabtu, 30 September 1961 pukul 10.05 di Stadion Siliwangi. Diiring tembakan meriam 17 kali, pengibaran bendera pusaka, serta defile bendera daerah masing-masing peserta. Yang mengharukan dan mula-mula masuk adalah kontingen Irian Barat, yang waktu itu masih diduduki Belanda.



Irian Barat mengikuti PON dengan



kekuatan 50 peserta (Berita Antara, 1 Oktober 2018). Kontingen ini mendapatkan sambutan meriah dan tepuk tangan. Bung Karno menyebut, PON ke V penting untuk membangun Nation Building. Pemerintah Jawa barat  mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melibatkan masyarakat secara lebih luas, misalnya saja  memajukan liburan sekolah di Jawa Barat untuk memberikan kesempatan anak sekolah menonton PON. 



PON KEENAM 1965



Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh semua daerah provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1965 merupakan penyelenggaraan PON ke6 yang rencananya berlangsung dari tanggal 8 Oktober hingga 10 November 1965 dengan lokasi penyelenggaraan di komplek olahraga Gelora Bung Karno Jakarta. PON 1965 dibatalkan pelaksanaannya dikarenakan situasi keamanan nasional yang tidak memungkinkan pasca terjadinya peristiwa G 30 S/PKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Sebelumnya banyak yang memperkirakan PON 1965 dapat berjalan dengan sukses mengingat fasilitas dan sarana olahraga serta pendukungnya yang tersedia sudah cukup lengkap dan pernah digunakan dalam Asian Games 1962 dan GANEFO 1963. Prestasi atlet Indonesia pun cukup baik di kedua ajang olahraga internasional tersebut.  



PON KETUJUH – 1969



PON ketujuh dilaksanakan Agustus sampai September 1969 dengan tuan rumah Surabaya. Kota Surabaya waktu itu tidak memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Oleh karena itu juga butuh dana. Ada beberapa cara yang dilakukan pemerintah Jawa Timur. Pada waktu itu panitia menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan dana. Yang pertama, dengan menaikkan tarif angkutan umum sebesar Rp.15 waktu itu. Selisih Rp15 masuk ke



panitia PON. Kemudian menaikkan harga minyak tanah, bensin dan rokok. Juga mengadakan semacam judi penjualan kupon namanya Lotto. Undian ini bernama Lotere Totalisator (Lotto), sebuah undian yang berbau judi. Pro dan kontra pada saat Mohammad Noer (Gubernur Jawa Timur), R. Soekotjo (Walikota Surabaya), M. Jassin (Pangdam Brawijaya) dan Acub Zainal (Danrem Bhaskara) menggagas ide ini untuk membuka lotre secara legal agar pelaksanaan PON bisa berjalan sukses. 



PON KEDELAPAN – 1973



Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh semua daerah provinsi di Indonesia. PON 1973 menjadikan kembali Jakarta sebagai tuan rumah setelah sebelumnya pada PON VI yang rencananya digelar di Jakarta terpaksa dibatalkan karena adanya peristiwa G30S/PKI. PON 1973 merupakan penyelenggaraan PON ke-8 dan berlangsung dari tanggal 4 sampai 15 Agustus 1973 dengan lokasi penyelenggaraan di komplek olahraga Gelora Senayan Jakarta. Pembukaan PON 1973 dilakukan oleh Presiden Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini berubah namanya menjadi stadion Gelora Bung Karno) dan dihadiri kurang lebih sekitar 100.000 penonton. PON 1973 diikuti oleh 4.587 atlet perwakilan dari 26 daerah provinsi di seluruh Indonesia yang memperebutkan 312 medali emas dari 29 cabang olahraga yang dipertandingkan.  



PON KESEMBILAN – 1977



Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional empat tahunan yang diikuti oleh semua daerah provinsi di Indonesia. PON 1977 merupakan penyelenggaraan PON ke9 dan berlangsung



dari



tanggal 23



Juli



sampai



3



Agustus



1977 dengan



lokasi



penyelenggaraan di kawasan komplek olahraga Gelora Senayan,  Jakarta. Pembukaan PON 1977 dilakukan oleh Presiden Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini berubah namanya menjadi stadion Gelora Bung Karno) serta dihadiri oleh mantan Wakil Presiden Moh. Hatta. PON 1977 memperebutkan 148 medali emas dari 31 cabang olahraga. PON 1977 diikuti oleh 2.352 atlet dan 514 official perwakilan dari 27 daerah provinsi. Provinsi DKI Jakarta berhasil menjadi juara umum Sea Games 1977 setelah merebut total sebanyak 148 media emas. 



PON KE SEPULUH – 1981



Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini menerima Pengurus Besar KONI yang melaporkan persiapan penyelenggaraan PON X yang akan diadakan di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Kepala Negara menyarankan agar di masa-masa mendatang PON tetap diselenggarakan di Jakarta saja, karena Jakarta telah memiliki sarana dan fasilitas yang cukup memadai untuk olah raga jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang masih harus membangun sarana-



sarana baru untuk penyelenggaraaan PON. Presiden mengharapkan juga bahwa penyelenggaraan PON hendaknya tidak sampai menghambat kelancaran pembangunan 



PON KE SEBELAS – 1985



Trooper pernah turut mengawal perjalanan api PON ke XI di tahun 1985. Dalam salah satu Blog milik Kilo Delta Family dan YC1FT terlihat sosok Trooper SWB berwarna putih muncul dalam beberapa foto. Tahun 1985 merupakan tahun-tahun awal kehadiran Trooper di Indonesia sehingga pada saat penyelenggaraan pengiringan api PON XI tersebut sudah dapat dipastikan Trooper ini masih dalam keadaan yang sempurna. 



PON KE DUA BELAS – 1989



Sumatra Utara bertekad mengakhiri puasa emas dari cabang sepak bola yang terakhir kali diraih pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 1989 di Jakarta.Ini sudah tekad kami dari awal dan peluang untuk mengakhiri puasa emas tersebut terbuka lebar setelah kita berhasil melaju ke babak final, Tim sepak bola Sumut memastikan lolos ke final cabang sepak bola setelah mengalahkan tim unggulan Papua dengan skor 2-0 pada babak semifinal di Stadion Gol kemenangan anak asuh Rudi Saari ini tercipta melalui tendangan keras Aidun Sastra Utami menit 37 dan Mohammad Irfan pada menit 72. Pada babak final Rabu (19/9) Sumut akan menghadapi tim Kaltim yang di babak semifinal berhasil mengalahkan Jawa Tengah dengan skor 2-1."Ini merupakan hasil luar biasa. Kita mampu mengalahkan tim kuat Papua. Kita berpeluang untuk mengulang sukses medali emas dari sepakbola seperti 1989 lalu 



PON KE TIGA BELAS – 1993



Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh semua provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1993 merupakan penyelenggaraan PON ke-13 yang berlangsung dari tanggal 9-20 September 1993. Upacara pembukaannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 9 September 1993 di Stadion Utama Senayan (kini berganti nama menjadi Stadion Gelora Bung Karno) dan upacara penutupannya dilakukan oleh Wapres Try Sutrisno pada tanggal 20 September 1993 di tempat yang sama PON 1993 mempertandingkan 29 cabang olahraga yakni anggar, atletik, angkat besi/ berat/ binaraga, bolabasket, boling, balap sepeda, bolavoli , bulutangkis, dayung, gulat, hoki, karate, judo, layar, kempo, menembak, panahan, pencak silat, renang/ loncat indah/ polo air, senam, sepakbola, sepak takraw, ski air, sofbol, taekwondo, tenis, tenis meja, terjun payung dan tinju. Sementara jumlah medali yang diperebutkan dalam PON 1993 adalah sebanyak 436 medali emas, 436 medali perak dan 545 perunggu. 



PON KE EMPAT BELAS – 1996



Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh semua provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1996 merupakan penyelenggaraan PON ke-14 yang berlangsung dari tanggal 9-20 September 1996. PON ke-14 seharusnya berlangsung pada tahun 1997 dimana PON ke-13 sebelumnya yang juga berlangsung di Jakarta dilaksanakan pada tahun 1993. Namun dikarenakan pada tahun 1997 Indonesia akan mengadakan Pemilu 1997 dan tuan rumah Sea Games ke-19 tahun 1997 maka pemerintah akhirnya memutuskan memajukan penyelenggaraan PON ke-14 menjadi tahun 1996. Upacara pembukaan PON 1996 dilakukan oleh Presiden Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini berganti nama menjadi Stadion Gelora Bung Karno). Maskot dari PON 1996 adalah Mat Bondol yang diadaptasi dari salah satu fauna khas provinsi DKI Jakarta, yakni burung elang bondol.  



PON KE LIMA BELAS – 2000



Olahraga Sumatera Barat tengah diterpa berbagai cobaan jelang bergulirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat, September mendatang. Persoalan itu, mulai dari Surat Edaran Mendagri terkait rangkap jabatan, hengkangnya sejumlah atlet potensial sampai belum cairnya anggaran untuk persiapan PON. Kondisi ini jelas sangat merugikan persiapan Sumbar jelang terjun di ajang olahraga multiiven empat tahunan tersebut. Jika tiga persoalan itu dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin kegagalan Sumbar di PON Jawa Timur pada tahun 2000 lalu kembali terulang, dimana Kontingen Sumbar tidak membawa sekeping emaspun. 



PON KE ENAM BELAS – 2004



Berdasarkan SK Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 yang direvisi dengan SK Nomor 54 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan PON XVI-2004, PON XVI-2004 mempertandingkan 41 cabang olahraga dengan 607 event dan SK Nomor 77 Tahun 2003 tentang PORCANAS mempertandingkan pula 8 cabang olahraga cacat dengan 422 event, digelar di luar kota Palembang, karena masalah teknis tidak mungkin dapat dilaksanakan di Palembang. Pelaksanaan PON XVI-2004 dimulai pada tanggal 2 sampai dengan 14 September 2004 diikuti oleh 5660 orang atlet, 2830 orang ofisial, 1000 orang wasit dan 75 orang technical delegate, sedangkan PORCANAS dimulai tanggal 30 September sampai dengan 4 Oktober 2004 diikuti 1000 orang atlet dan ofisial, 68 orang wasit dan 8 orang technical delegate. 



PON KE TUJUH BELAS – 2008



Jatim mampu mengoleksi sebanyak 14 medali emas, di antaranya dari bulutangkis, panjat



tebing, sepak takraw, ski air, dan pencak silat. Gubernur Jatim, Imam Utomo menyebut keberhasilan Jatim merebut juara umum PON 2008 di luar dugaan, karena sebelumnya hanya menargetkan posisi dua besar seperti empat tahun silam. "Saya tidak menduga atlet-atlet Jatim mampu menunjukkan prestasi luar biasa di Kaltim. Gelar juara umum sangat membanggakan bagi masyarakat Jatim," kata Imam Utomo. Ia mengatakan keberhasilan Jatim menjadi juara PON kedua kalinya setelah tahun 2000 di Surabaya, tidak lepas dari persiapan jangka panjang yang dilakukan. "Ini buah dari kerja keras Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100 yang digelar sejak 2005. Yang membanggakan lagi, Jatim juara umum di luar kandang," ucapnya. "Setiap hari saya memantau perjuangan atlet dan saya sempat tidak percaya atlet-atlet Jatim mampu berjaya di sejumlah cabang olahraga. Awalnya target minimal 100 emas terpenuhi, ternyata mereka mampu mendulang lebih banyak emas lagi," ujar Imam Utomo. Jumlah medali emas yang diraih Jatim pada PON ini, lebih baik dibanding yang diraih atlet Jatim pada kejurnas prakualifikasi PON dengan perolehan sekitar 135 keping emas. Pada kesempatan itu, Imam Utomo juga menjanjikan akan menambah jumlah bonus bagi atlet Jatim yang sukses merebut medali, baik emas, perak maupun perunggu. Namun, gubernur belum bersedia menyebutkan nilainya karena secepatnya akan dibahas dengan DPRD Jatim 



PON KE DELAPAN BELAS – 2012



Pemerintah Daerah Riau siap menggelar PON (Pekan Olahraga Nasional) XVIII pada 2012 dan Islamic Solidarity Games (ISG) III pada 2013. Gubernur Riau, Rusli Zainal, mengatakan persiapan pembangunan tempat pertandingan (venue) sudah mencapai 68 persen. Ia menargetkan pembangunannya akan rampung pada triwulan pertama tahun 2012 nanti. "Triwulan pertama 2012 nanti, saya mentargetkan pembangunan sudah selesai," kata Rusli kepada wartawan usai memaparkan persiapan Riau menghadapi PON 2012 dan ISG 2013 pada Rapat Anggota Komite Olimpiade Indonesia (KOI) 2011 di Hotel Menara Peninsula.Rusli menerangkan bahwa 2011 ini menjadi tahun terakhir pada tahap penyelesaian. Ini sesuai rencana. Dan menurutnya, apa yang ditargetkan bisa terwujud karena pelaksanaan pembangunan berjalan lancar. Menunjukkan progres yang baik sesuai jadwal. Dari delapan venue yang disiapkan untuk PON 2012, sudah 86 persen mendekati beres, tinggal stadion utama yang pekerjaannya baru 68 persen. Pembangunan Stadion Utama berada di kampus Universitas Riau. Diperkirakan bakal menelan dana sekitar Rp800 miliar. Stadion tersebut nantinya bisa menampung 40 ribu kursi. Sedangkan total anggaran untuk pembangunan venue PON 2012 sendiri diperkirakan mencapai Rp3,9 triliun. Sumber



pendanaan, kata Rusli berasal dari APBN, APBD, Pemerintah Kabupaten, dan bantuan pihak ketiga. "Yang dominan dari APBN," ujarnya. 



PON KE SEMBILAN BELAS – 2016



Pesta olahraga terbesar di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah usai. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi menutup multievent ini dalam Closing Ceremony PON XIX/2016 Jawa Barat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)Jawa Barat keluar sebagai Juara Umum dengan mengoleksi 531 medali (217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu). Dengan raihan ini Jawa Barat pun mencatat sejarah dan dengan meraih medali emas terbanyak sepanjang PON digelar sejak 1951 lalu. Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya mengatakan Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi lambang persatuan dan pembinaan kekuatan bangsa. 



PON KE DUA PULUH - 2020



Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua sudah resmi ditunda jadi tahun depan. Paling tidak, ada empat alasan yang mendasari keputusan penundaan. Presiden RI Joko Widodo secara resmi mengumumkan penundaan PON Papua jadi Oktober 2021. Awalnya, PON Papua akan berlangsung 20 Oktober-2 November 2020. Tapi rencana itu batal sebagai imbas pandemi COVID-19. C. DATA STATISTIK PEROLEHAN MEDALI DARI PON 



PON PERTAMA – 1948 Perolehan medali akhir PON I 1948



Peringka Status t



Provinsi



Total



1



Karesidenan Surakarta



16



1 0



10



36



2



Karesidenan Yogyakarta 11



9



3



23



3



Karesidenan Kediri



4



2



12



6



4



Bandung



3



0



1



4



5



Karesidenan Madiun



2



5



2



9



6



Magelang



1



2



5



8



7



Karesidenan Malang



1



1



2



4







PON KEDUA – 1951 Perolehan medali akhir PON II 1951



Peringka t



1



Status[2]



Provinsi



Total



1 2 Perolehan medali akhir PON I 1948 ▲ 4



Jawa Barat



24



1 2 ▲ 10 Jakarta Raya 9 Peringka Perolehan Statu medali akhir PON II 1951 6 Provinsi t s 3 Peringka 8t 4 96



▲ 13 Jawa Timur 9 Status[2] Provinsi Karesidenan Semarang ▲ 8 [3]



Jawa Tengah Karesidenan Sumatra Utara Pati



9



8 1



14



50



14



39 Total



12 29 Total 0 4 5



5 4 18 2 10 02 1 4 2



5 10 7



[3] [3]



1 Sulawesi Selatan 6 16 34 Karesidenan Sulawesi Utara Jakarta 1 02 5 2 2 2 8 4



11 8



[3]



Karesidenan Sumatra Selatan Kedu



1 01 05 1 7 1



− 9



[3]



Banyuwangi Kalimantan Timur



0 01 03 0 4 0



10 −



[3]



Karesidenan Maluku Surabaya 0 0 0 0 0 0 0 0



Total



6 3 4263 85 33 203108 5 3







PON KETIGA – 1953 Perolehan medali akhir PON III 1953



Peringka t



Status[2]



Provinsi



Total



1



Jawa Barat



24



1 2



14



50



2



Jakarta Raya



9



1 6



14



39



3



Jawa Timur



9



8



12



29



4



▲ 6



Sumatra Utara



9



5



4



18



5



▼ 4



Jawa Tengah



6



1



16



34



2



6



▼ 5



7



Sulawesi Selatan



2



8



1



11



Sulawesi Utara



5



4



2



11



Perolehan medali akhir PON III 1953



Peringka t



Status[2]



8



9



▲ 10



Provinsi



Total



Sumatra Selatan



2



0



2



4



Maluku



1



5



2



8



10



[3]



Nusa Tenggara



1



1



5



7



11



[3]



Sumatra Tengah



0



1



3



4



12



[3]



Kalimantan Barat



0



0



0



0



Kalimantan Timur



0



0



0



0



13



Total



▼ 9



68 72 75



215







PON KEEMPAT – 1957 Perolehan medali akhir PON IV 1957



Peringka t



Status[3]



1



▲ 2



Jakarta Raya



21 18



1 6



55



2



▲ 3



Jawa Timur



16 18



8



42



3



▲ 5



Jawa Tengah



16



9



1 5



40



4



▼ 1



Jawa Barat



9



17



1 1



37



Sumatra Utara



4



11



1 3



28



5



Provinsi



Total



6



▲ 7



Sulawesi Utara



2



10



1 0



22



7



▼ 6



Sulawesi Selatan



1



6



1 0



17



8



▲ 9



Kalimantan Selatan



2



0



0



2



9



▲ 11



Sumatra Tengah



1



3



0



4



Perolehan medali akhir PON IV 1957



Peringka t



Status[3]



10



▼ 8



Sumatra Selatan



0



1



2



3



11



▼ 9



Maluku



0



3



2



5



Provinsi



Total



12



[4]



Sulawesi Tenggara



0



0



0



0



13



[4]



Riau



0



0



0



0



14



[4]



Sulawesi Tengah



0



0



0



0



Kalimantan Barat



0



0



0



0



15



▼ 12



16



[4]



Nusa Tenggara Barat



0



0



0



0



17



[4]



Nusa Tenggara Timur



0



0



0



0



72



9 6



87



255



Total







PON KELIMA – 1961 Perolehan medali akhir PON V 1961



Peringka t



Status[2]



1



▲ 4



Jawa Barat



41 25



2 1



87



2



▼ 1



Jakarta Raya



25 26



1 9



70



3



▼ 2



Jawa Timur



21 14



1 3



48



4



▼ 3



Jawa Tengah



14 17



1 8



49



Sumatra Utara



10 11



1 0



31



5



Provinsi



Total



6



▲ 7



Sulawesi Selatan



9



7



1 0



26



7



▼ 2



Yogyakarta



7



11



1 5



33



8



▼ 6



Sulawesi Utara



4



3



8



15



9



▲ 11



Maluku



2



5



6



13



Sumatra Barat



1



3



2



6



10



[3]



11



▼ 8



Kalimantan Selatan



1



31



1



33



12



▲ 13



Riau



1



1



2



4



Perolehan medali akhir PON V 1961



Peringka t



Status[2]



Provinsi



Total



13



[3]



Aceh



0



2



1



3



14



[3]



Bali



0



2



1



3



Nusa Tenggara Timur



0



1



2



3



Kalimantan Tengah



0



1



0



1



15



16



▲ 17



[3]



17



▼ 14



Sulawesi Tengah



0



1



0



1



18



▼ 10



Sumatra Selatan



0



0



2



2



19



▼ 16



Nusa Tenggara Barat



0



0



0



0



[3]



20



Irian Barat



0



0



0



0



21



▼ 15



Kalimantan Barat



0



0



0



0



22



▼ 13



Kalimantan Timur



0



0



0



0



Jambi



0



0



0



0



[3]



23



Total







136 161 131



PON KETUJUH – 1969 Perolehan medali akhir PON VII 1969



Peringka t



Status[2]



1



▲ 2



Jakarta Raya



10 1



69



4 0



210



2



▲ 3



Jawa Timur



65



59



5 2



176



3



▼ 1



Jawa Barat



33



52



3 4



119



Jawa Tengah



12



24



3 5



71



4



Provinsi



Total



428



5



Sumatra Utara



12



18



2 0



50



6



Sulawesi Selatan



10



16



1 5



41



7



▲ 11



Kalimantan Selatan



2



4



6



12



8



▲ 22



Kalimantan Timur



2



2



3



7



9



▼ 7



Yogyakarta



2



0



9



11



10



▲ 14



Bali



2



1



2



5



11



▼ 9



Maluku



1



1



3



5



12



▲ 18



Sumatra Selatan



1



1



3



5



13



▲ 21



Kalimantan Barat



1



0



1



2



Perolehan medali akhir PON VII 1969



Peringka t



Status[2]



Provinsi



14



▲ 19



Nusa Tenggara Barat



1



0



1



2



15



▲ 20



Irian Barat



1



0



0



1



16



▲ 17



Sulawesi Tengah



1



0



0



1



Total



17



▼ 18



Lampung



1



0



0



1



18



▼ 10



Sumatra Barat



0



1



1



2



19



▼ 8



Sulawesi Utara



0



0



4



4



20



▼ 16



Kalimantan Tengah



0



0



3



3



21



▼ 13



Aceh



0



0



2



2



22



▼ 15



Nusa Tenggara Timur



0



0



2



2



23



▼ 12



Riau



0



0



0



0



24



▼ 12



Sulawesi Tenggara



0



0



0



0



25



▼ 23



Jambi



0



0



0



0



Bengkulu



0



0



0



0



[3]



26



Total 



248 248 236



PON KE DELAPAN – 1973 Perolehan medali akhir PON VIII 1973



Peringka Status t



1



Provinsi



DKI Jakarta



Total



139



12 7



63



329



732



2



Jawa Timur



58



58



46



162



3



Jawa Barat



45



55



56



156



4



▲ 5



Sumatra Utara



21



12



23



56



5



▼ 4



Jawa Tengah



13



31



49



93



6



Sulawesi Selatan



6



12



19



37



7



Kalimantan Selatan



6



1



2



9



8



Kalimantan Timur



4



1



8



13



9



Yogyakarta



3



2



6



11



Lampung



3



1



3



7



Maluku



2



5



2



9



10



▲ 17



11



12



▼ 10



Bali



2



2



6



10



13



▲ 18



Sumatra Barat



2



1



2



5



Perolehan medali akhir PON VIII 1973



Peringka t



Statu s



14



▲ 21



Provinsi



Aceh



Total



2



1



6



9



15



▲ 22



Nusa Tenggara Timur



2



4



2



8



16



▼ 15



Irian Jaya



1



4



7



12



17



▲ 24



Sulawesi Tenggara



1



1



2



4



18



▼ 13



Kalimantan Barat



1



0



0



1



19



▼ 12



Sumatra Selatan



0



4



3



7



Kalimantan Tengah



0



2



1



3



20



21



▼ 14



Nusa Tenggara Barat



0



0



3



3



22



▼ 16



Sulawesi Tengah



0



0



1



1



23



▼ 19



Sulawesi Utara



0



0



1



1



24



▲ 26



Bengkulu



0



0



0



0



Jambi



0



0



0



0



Riau



0



0



0



0



25



26



▼ 23



Total 



31 1



PON KE SEMBILAN – 1977 Perolehan medali akhir PON IX 1977



324 311



946



Peringka t



Statu s



Provinsi



Total



1



DKI Jakarta



148 104 48



300



2



Jawa Timur



60



59



41



160



3



Jawa Barat



33



44



73



150



4



▲ 5



Jawa Tengah



14



23



33



70



5



▼ 4



Sumatra Utara



12



18



22



52



6



▲ 7



Kalimantan Selatan



9



7



9



25



7



▼ 6



Sulawesi Selatan



9



7



7



23



8



▲ 16



Irian Jaya



7



14



7



28



Yogyakarta



5



6



17



28



9



10



▲ 11



Maluku



2



4



5



11



11



▲ 26



Riau



3



2



6



11



12



▲ 21



Nusa Tenggara Barat



3



2



0



5



13



▼ 10



Lampung



3



0



1



4



14



▼ 12



Bali



2



4



5



11



15



▼ 13 Sumatra Barat



1



2



4



7



16



▲ 19 Sumatra Selatan



1



2



1



5



17



▼ 15



Nusa Tenggara Timur



1



0



1



2



18



▼ 8



Kalimantan Timur



0



4



8



12



19



▲ 20 Kalimantan Tengah



0



2



0



2



20



▼ 14 Aceh



0



1



7



8



21



▲ 23 Sulawesi Utara



0



1



5



6



22



▼ 18 Kalimantan Barat



0



1



2



3



23



▲ 25 Jambi



0



0



0



0



24



▼ 22 Sulawesi Tengah



0



0



0



0



25



▼ 17 Sulawesi Tenggara



0



0



0



0



26



▼ 24 Bengkulu



0



0



0



0



0



0



0



0



314



30 7



31 7



938



27



Tota l



[2]



Timor Timur



Berikut adalah daftar juara umum Pekan Olahraga Nasional, tuan rumah, dan tanggal pelaksanaan.



NO



Tuan rumah



I



Kota Praja Surakarta



II



Provinsi



Tanggal



Juara Umum



Karesidenan Surakarta



8 September - 12 September 1948



Karesidenan Surakarta



Jakarta



 Jakarta



21 Oktober – 28 Oktober 1951



Jawa Barat



III



Medan



20 September - 27  Sumatra Utara September 1953



IV



Makassar



V



Bandung



VI



Jawa Barat



27 September - 6 Oktober 1957



Jakarta



 Jawa Barat



23 September - 1 Oktober 1961



Jawa Barat



Jakarta



 Jakarta



8 Oktober - 10 November 1965



Batal sehubungan peristiwa G 30 S/PKI



VII



Surabaya



 Jawa Timur



26 Agustus - 6 September 1969



Jakarta



VIII



Jakarta



 Jakarta



4 Agustus - 15 Agustus 1973



Jakarta



IX



Jakarta



 Jakarta



23 Juli - 3 Agustus 1977



Jakarta



X



Jakarta



 Jakarta



19 September - 30 September 1981



Jakarta



XI



Jakarta



 Jakarta



9 September - 20 September 1985



Jakarta



XII



Jakarta



 Jakarta



18 Oktober - 28 Oktober 1989



Jakarta



XIII



Jakarta



 Jakarta



9 September - 19 September 1993



Jakarta



XIV



Jakarta



 Jakarta



9 September - 25 September 1996



Jakarta



XV



Surabaya



 Jawa Timur



19 - 30 Juni 2000



Jawa Timur



XVI



Palembang



 Sumatra Selatan



2 September - 14 September 2004



Jakarta



 Kalimantan Timur



6 Juli - 17 Juli 2008



Jawa Timur



XVII Samarinda



 Sulawesi Selatan



XVII Pekanbaru I



 Riau



9 September - 20 September 2012



Jakarta



XIX



Bandung



 Jawa Barat



17 September - 29 September 2016



Jawa Barat



XX



Jayapura



 Papua[1]



20 Oktober - 4 November 2021[2]



Belum Berlangsung



XXI



Medan/ Banda Aceh



 Sumatra Utara/  Aceh[3]



2024



Belum Berlangsung



TBD



2028



Belum Berlangsung



XXII TBD



PEROLEHAN MEDALI SUMBAR PADA PON I S.D PON XIX   N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



PON PON I PON II PON III PON IV PON V PON VI PON VII PON VIII PON IX PON X PON XI PON XII PON XIII PON XIV PON XV PON XVI PON XVII PON XVIII PON XIX



TAHU N 1948 1951 1953 1957 1961 1965 1969 1973 1977 1981 1985 1989 1993 1996 2000 2004 2008 2012 2016



LOKASI



MEDALI SUMBAR



PERINGKAT



Solo Jakarta Medan Makasar Bandung Surabaya Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jawa Timur Sumatera Selatan Kalimantan Timur Riau Jawa Barat



Tidak Ikut 1–1–0 0–1–3 1–3–0 1-3–2 G30S 0–0–1 1–3–3 1–2–4 10 – 7 - 8 19 – 14 - 15 12 – 12 - 12 3–9–8 4 – 11 – 16 0–4–7 6 – 9 – 25 8 – 15 – 39 12 – 12 – 25 14 – 10 - 20



Tidak Ikut IX XI IX X XXII XVI XV VIII VII X XX XX XXVI XXI XVI XI XI



BAB III



PENUTUP A. KESIMPULAN Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON merupakan suatu event olahraga terbesar dan event yang telah berlangsung sangat lama yaitu sejak tahun 1948. PON pertama kali diselenggarakan di Kota Solo dengan maksud dan tujuan untuk menunjukan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia masih dapat membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal Ika. Pada saat ini PON dijadikan sebagai ajang adu bakat antar atlet-atlet daerah. Selain itu juga, penyelenggaraan PON dapat dijadikan sebuah keuntungan bagi daerah penyelenggara karena daerah penyelenggara secara tidak langsung mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan atau memperkenalkan kekayaan dan kebudayaan khas daerah tersebut kepada khalayak. B. SARAN Penulis menyadari kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.facebook.com/ArsipNasionalRI/posts/pekan-olahraga-nasional-pon-ke-2diselenggarakan-21-28-oktober-1951-di-jakarta-m/1820981458065189 http://akhirmh.blogspot.com/2016/09/pon-iii-di-medan-adalah-pekan-olahraga.html https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/5b45f9cef13344729333ad62/pon-v-1961-jabarjuara-sepak-bola-gagal?page=all https://sport.bisnis.com/read/20120918/59/96203/pon-riau-2012-hadapi-kaltim-di-finalsumut-ingin-akhiri-puasa-emas-sepakbola-sejak-pon-1989 http://www.jejamo.com/amril-yusam-legenda-taekwondo-lampung.html http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/pekan-olahraga-nasional--pon--jakarta-1996-peristiwa?lang=id https://klikpositif.com/baca/1307/sumbar-dibayang-bayangi-sejarah-kelam-pon-2000.html https://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga_Nasional_2004 https://money.kompas.com/read/2008/07/17/00100537/jatim.juara.umum.pon.xvii https://sport.tempo.co/read/320979/persiapan-pon-2012-dan-isg-2013-selesai-awal-2012 https://sport.detik.com/sport-lain/d-4988116/4-alasan-pon-2020-harus-ditunda-jadi-tahundepan https://jabarprov.go.id/index.php/artikel/detail_artikel/285/2016/09/30/PON-XIX2016-JabarCatat-Sejarah http://disarsipus.tasikmalayakab.go.id/index.php/pengumuman/161-selamat-hari-olahraganasional http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/pekan-olahraga-nasional--pon--vi-jakarta1965-



peristiwa?lang=id#:~:text=PON%20Jakarta%201965%20merupakan



%20penyelenggaraan,olahraga%20Gelora%20Bung%20Karno%20Jakarta. https://rri.co.id/surabaya/olahraga/872510/cerita-sujiharto-dibalik-suksesnya-pon-1969-padamasa-paceklik? utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General %20Campaign