Makalah Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Pis-Pk) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)



Oleh : Maria Diyanti Kono



POLTEKKES KEMENKES KUPANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami . Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan. Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari PIS-PK ?



2. Apa saja indikator PIS-PK ? 3. Bagaimana format pengkajian PIS-PK ? 4. Bagaimana pelaksanaan PIS-PK ? 5. Bagaimana pencatatan dan pelaporan PIS-PK ? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa itu PIS-PK 2. Untuk mengetahui indikator dari PIS-PK 3. Untuk mengetahui format pengkajian PIS-PK 4. Untuk mengetahui pelaksanaan PIS-PK 5. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan PIS-PK



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



PENGERTIAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN



KELUARGA (PIS-PK) Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karena merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan keluarga akan sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Sangat tepat Kementerian Kesehatan RI dalam menetapkan pendekatan keluarga untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan. Pendekatan keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis, HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi, diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga yang salah satunya adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function). Fungsi ini adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mempertahankan kondisi kesehatan di dalam keluarga. Kondisi kesehatan yang dipertahankan mencakup pencegahan, perawatan, pemeliharaan, termasuk upaya membangun hubungan timbal balik antara keluarga dengan fasilitas kesehatan. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu: 1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan



orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah: a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya, b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut. 1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya. 2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. 3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung. 4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas. 2.2. INDIKATOR PROGRAM



INDONESIA



SEHAT



DENGAN



PENDEKATAN



KELUARGA (PIS-PK) Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah



disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut. 1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.



2.3 FORMAT PENGKAJIAN PIS-PK



DATA KELUARGA DAN ANGGOTAKELUARGA



1. Provinsi



:



2. Kabupaten/Kota*)



:



3. Kecamatan



:



4. Nama Puskesmas



Kode Puskesmas :



4. Desa/Kelurahan*)



:



5. RT / RW



:



RT



7. No. UrutBangunan/Rumah : 8. No. Urut Keluarga



:



9. Alamat Rumah



:



1. II.KETERANGAN KELUARGA



1.



Nama Kepala Ke :



2.



luarga a.  Jumlah Angg



b.  Jumlah Angg



ota Keluarga



ota Keluargadiw awancara



c.    Jumlah Ang gota Keluargade



d.  Jumlah Angg



wasa  (> 15  thn)



ota Keluargausia  10 - 54 tahun f.   



3.



e.  Jumlah Angg



JumlahAnggota 



ota Keluargausia 



Keluarga usia 0 - 



12 - 59 bulan Apakah tersedia 



11bulan



sarana  air bersih  di lingkungan ru mah? 1.  Ya                                               2.    Tidak             4.



  P.5 Bila ya, apa  jeni



RW



s sumber  airnya  terlindung? (PD AM, sumur pom pa, sumur galiter lindung, mata air  terlindung) 1.  Ya                                               2.    Tidak (sumu r terbuka,  air su ngai,danau/telag 5.



a, dll) Apakah tersedia  jamban keluarga ? 1.  Ya                                               2.    Tidak            



6.



  P.7 Bila ya, apakah  j enis jambannya  saniter?  (kloset/l eher  angsa/plen gsengan) 1.  Ya                                               2.    Tidak (Cem



7.



plung) Apakah ada Ang gota Keluarga ya ng pernah didiag nosis menderita  gangguan  jiwabe rat (Schizoprenia



)? 1.  Ya                                               2.    Tidak               P.9 Bila ya, apakah  



8.



selama  ini pend erita  tersebut  m eminum obat  ga ngguan  jiwabera t  secara  teratur? 1.  Ya         BLO K  III                                   2.    Tid ak             BLO K III Apakah ada Ang



9.



gota Keluarga ya ng dipasung? 1.  Ya                                               2.    Tidak 2. III. KETERANGAN PENGUMPUL  DATA 1. Nama Pengumpul Data



:



2. Nama Supervisor 3. Tanggal Pengumpulan



: :                                  (Tgl/Bln/Tahun) -               -



Data 3. 2.4 PELAKSANAAN PIS-PK Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:



1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga. 2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga. 3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas. Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut. 1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu



yang bersangkutan:



mengidap



penyakit (hipertensi,



tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain). 2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain. Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum berikut. 1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas. 2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK. 3. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain). 4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain. Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.



1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain. 2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.



2.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN PIS-PK Di akhir tahun 2017 Pejabat Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (Birokomyanmas) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kalimantan Barat (21/12). Provinsi tersebut merupakan wilayah binaan Birokomyanmas sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/Menkes/221/2016 tentang Pembina, Pendamping dan Koordinator serta Pendukung Pembina Wilayah di Lingkungan Kemenkes. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Oscar Primadi dan Tim Monev dari Birokomyanmas bersama rombongan mengunjungi Puskesmas Sungai Kakap di kabupaten Kubu Raya, Puskesmas Rawat Inap Jungkat di Kabupaten Mempawah, dan Puskesmas Saigon di Kota Pontianak. Kunjungan ini sekaligus merupakan tindak lanjut pembinaan Puskesmas dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan. Terdapat 12 indikator yang menjadi pokok penilaian dalam monitoring ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK. Monitoring dan evaluasi ini harus selalu dilakukan agar segala hambatan sekecil apapun dapat diperbaiki sehingga nantinya peningkatan kualitas implementasi dapat ditingkatkan. Program PIS-PK bukan merupakan program baru yang ada di Kementerian Kesehatan, program ini sebelumnya telah berjalan dengan implementasi yang berbeda, serta tingkat penekanan yang berbeda. Data-data yang sebelumnya tersebar di berbagai sektor, dapat di ketahui bersama-sama melalui PIS-PK. Pelaksanaan PIS-PK ditekankan pada integrasi pendekatan akses pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan, pembiayaan serta sarana dan prasarana termasuk upaya program kesehatan masyarakat dan perseorangan yang mencakup



seluruh keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas dengan meperhatikan manajemen Puskesmas. Adapun pemangku kepentingan pelaksanaan PIS-PK antara lain Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi. Peran Puskesmas dalam pelaksanaan PIS-PK dilakukan melalui kegiatan melakukan pendataan kesehatan keluarga yang termasuk ke dalam Program Kesehatan Keluarga (Prokesga) oleh Puskesmas; Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas; Mendapatkan dan menganalisis IKS tingkat kecamatan; Merumuskan intervensi masalah kesehatan dan menyusun rencana Puskesmas bersama dengan masyarakat; Melaksanakan pembinaan keluarga melalui kunjungan rumah oleh pembina keluarga; Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga kesehatan; serta Melaksanakan sistem informasi dan pelaporan puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas. Dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan seperti kesulitan menginput data karena lemahnya jaringan, hal tersebut dapat diatasi dengan layanan input data offline melalui aplikasi android Keluarga Sehat Pusdatin yang dapat di unduh melalui Playstore. Hal ini tentu dapat memudahkan admin dalam proses input data ketika jaringan sedang tidak mendukung sehingga harapannya data yang masuk akan cepat di proses oleh Pusat.



DAFTAR PUSTAKA http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-keluargapis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/ https://gudangform.blogspot.com/2018/10/1-ke-l-u-arg-seh-t-d-at-ke-l-u-arg-d-n.html