Makalah Promosi Kesehatan Puskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROMOSI KESEHATAN



MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS



Disusun Oleh : TRI WIDODODO



1702074



ANALIS KESEHATAN STIKES ABDINUSA PALEMBANG TAHUN 2018



2018



PROMOSI KESEHATAN



2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan Kami mengucapkan terima kasih yang kepada dosen, dan pihak-pihak yang selama ini turut membantu kami. Semoga Allah memberikan balasan yang sepadan atas budi baik yang selama ini diberikan. Tidak lupa kami mohon maaf atas segala kesalahan yang kami perbuat selama menyelesaikan makalah ini. Dengan selesainya penyusunan makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada pembelajaran kita pada mata kuliah ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati.



Taraman ,



Oktober 2018



                                                                                                                Penyusun



PROMOSI KESEHATAN



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan BAB 2 : PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Singkat Promosi Kesehatan 2.2 Definisi Promosi Kesehatan 2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan 2.3.1 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan 2.3.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan 2.3.3 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan 2.4 Visi Dan Misi Promosi Kesehatan 2.5 Strategi Promosi Kesehatan 2.5.1 Pemberdayan 2.5.2 Bina Suasana 2.5.2.1 Bina Suasana Individu 2.5.2.2 Bina Suasana Kelompok 2.5.2.3 Bina Suasana Publik 2.5.3 Advokasi 2.5.4 Kemitraan 2.5.4.1 Kesetaraan 2.5.4.2 Keterbukaan 2.5.4.3 Saling Menguntungkan 2.6 Sasaran Promosi Kesehatan 2.7 Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan 2.8 Sumber Daya Promosi Kesehatan 2.9 Kegiatan Promosi Kesehatan Di Dalam Gedung Puskesmas 2.9.1 Di Tempat Pendaftaran 2.9.2 Di Poliklinik 2.9.3 Di ruang pelayanan KIA dan KB 2.9.4 Di Ruang Perawatan Inap 2.9.5 Di Halaman 2.10 Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Gedung Puskesmas BAB 3 : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA



2018



PROMOSI KESEHATAN



2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas.. Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. 1.2 Rumusan Masalah 1.      Bagaimana Sejarah Promosi Kesehatan? 2.      Bagaimana Defenisi Promosi Kesehatan? 3.      Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan di Puskesmas? 4.      bagaimana Strategi Promosi Kesehatan? 5.      Apa sasaran dan Prinsip-prinsip dalam promosi kesehatan? 1.3 Tujuan Penulisan 1.      Untuk mengetahui Sejarah Promosi Kesehatan 2.      Untuk mengetahui Defenisi Promosi Kesehatan 3.      Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan di Puskesmas



PROMOSI KESEHATAN



4.      Untuk mengetahui Strategi Promosi Kesehatan 5.      Untuk mengetahui sasaran dan Prinsip-prinsip dalam promosi kesehatan



2018



PROMOSI KESEHATAN



2018



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Singkat Promosi Kesehatan             Istilah



Health



Promotion



(Promosi Kesehatan)



sebenarnya



sudah



mulai dicetuskansetidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertamatentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu



dicanangkan



”the



Ottawa Charter”,



yang



didalamnya



memuat definisi



serta prinsip-prinsip dasar  Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pulamuncul dan populer istilahistilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), SocialMarketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.             Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health



Promotion WHO



Headquarter



Geneva



dating melakukan



kunjungan



ke



Indonesia.Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa Negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB Mantra yang telah



memasuki



masa purna



bakti



(pensiun).



Dalam kunjungannya



tersebut



Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuandengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupuneksternal dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.             Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian iamenyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu khususnya Pusat PenyuluhanKesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia.             Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesia tersebut dipicu olehperkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di



PROMOSI KESEHATAN



2018



Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion.



Namaorganisasi



profesi



Internasional



juga mengalami



perubahan



menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat. 2.2 Definisi Promosi Kesehatan             Promosi kesehatan pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yangmempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasipendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program- program kesehatan



lain.



Ini



artinya bahwa



misalnya pemberantasan



penyakit



setiap



program



menular/ tidak



kesehatan yang



menular,



telah



ada



program perbaikan gizi,



perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang sertadidukung oleh adanya promosi kesehatan.             Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat



usaha



untuk



dapat memfasilitasi



dalam



rangka perubahan perilaku



masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan.             Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah



prosesuntuk



meningkatkan



kemampuan masyarakat



dalam



memelihara



dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan



aspirasinya,kebutuhannya,



dan



mampu mengubah



atau



mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).             Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan sebagai berikut :“bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yangdirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupundalam organisasi dan lingkungannya.             Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosikesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara danmeningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk



PROMOSI KESEHATAN



dan



bersama masyarakat;



Artinya



proses pemberdayaan



tersebut



2018



dilakukan melalui



kelompok-kelompok potensialm di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Prosespemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturan perundangan. 2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan             Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut : -          Promosi



kesehatan



mencakup pendidikan



kesehatan



(health education)



yang



penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan. -          Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yangpenekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye. -          Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi. -          Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya padaupaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. -          Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan



atau



pihak



lain agar



mengembangkan kebijakan



yang



berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan). -          Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (communityorganization), pengembangan masyarakat



(community development),



penggerakanmasyarakat



(social mobilization), pemberdayaan masyarakat (communityempowerment), dll. 2.3.1 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan             Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni : a)      Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat b)      Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.             Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu:



PROMOSI KESEHATAN



2018



a)      Pendidikan kesehatan pada aspek promotif. b)      Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan. 2.3.2 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan             Berdasarkan



Tatanan



Pelaksanaan Ruang



lingkup



promosi



kesehatan ini



dikelompokkan menjadi : a)      Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga). b)      Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah. c)      Pendidikan kesehatan di tempat kerja. d)     Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum. e)      Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan. 2.3.3 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan             Pada



ruang



lingkup



tingkat pelayanan



kesehatan



promosi kesehatan



dapat



dilakukanberdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark. a)      Promosi Kesehatan. b)      Perlindungan khusus (specific protection). c)      Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment). d)     Pembatasan cacat (disability limitation)  Rehabilitasi (rehabilitation). 2.4 Visi Dan Misi Promosi Kesehatan             Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).             Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : -          Meningkatnya



kemampuan masyarakat



untuk



memelihara dan



meningkatkan



derajatkesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. -          Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakitmenular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun programkesehatan



PROMOSI KESEHATAN



2018



lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.             Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ” Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.             Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : a)      Advokasi (Advocation)                         Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhipara pembuat



keputusan (decission



maker)



agar



dapat mempercayai



dan



meyakini



bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan. b)     Menjembatani (Mediate)             Kegiatan pelaksanaan program- program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor- sektor yang memiliki kaitannyadengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sectorkesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini. c)      Kemampuan/Keterampilan (Enable)             Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan



kesehatannya secara



mandiri.



Adapun



tujuan dari



pemberian



keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatankeluarga sehingga



diharapkan dengan



peningkatan



ekonomi keluarga,



maka



kemapuan



dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat. 2.5 Strategi Promosi Kesehatan             Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.



PROMOSI KESEHATAN



2018



            Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompokkelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.             Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBSdan melestarikannya.             Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi. 2.5.1 Pemberdayan             Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terusmenerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),



dari tahu



menjadi



mau



(aspek



attitude)



dan



dari



mau



menjadi



mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarga dan (c)pemberdayaan kelompok/masyarakat.             Dalam mengupayakan agar klien tahu dan sadar, kuncinya terletak pada keberhasilan membuat klien tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya Diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang klien yang bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka klien tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut. Saat klien telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan.             Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai panutan (misalnya tentang seorang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak pernah terserang Diare karena perilaku yang dipraktikkannya).



PROMOSI KESEHATAN



2018



            Bilamana seorang individu atau sebuah keluarga sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung. Tetapi yang seringkali dipraktikkan



adalah



dengan



mengajaknya



ke



dalam



proses pemberdayaan



kelompok/masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat(community development). Untuk itu, sejumlah individu dan keluarga yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Di sinilah letak pentingya sinkronisasi promosi kesehatan dengan program kesehatan yang didukungnya dan programprogram sektor lain yang berkaitan. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan dan program lain sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.             Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai lembagalembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik di antara mereka maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya pemberdayaan masyarakat dapat berdayaguna dan berhasilguna Setelah itu, sesuai ciri-ciri sasaran, situasi dan kondisi, lalu ditetapkan, diadakan dan digunakan metode dan media komunikasi yang tepat. 2.5.2 Bina Suasana             Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada(keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orangorang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upayameningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana.             Terdapat tiga kategori proses bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina suasana kelompok dan (c) bina suasana publik.



PROMOSI KESEHATAN



2018



2.5.2.1 Bina Suasana Individu             Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat. Dalam kategori ini tokoh-tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang



sedangdiperkenalkan.



Yaitu



dengan



mempraktikkan



perilaku



yang



sedang diperkenalkan tersebut (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak merokok). Lebih lanjut bahkan mereka juga bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku individu. 2.5.2.2 Bina Suasana Kelompok             Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), majelis pengajian, perkumpulan seni, organisasi Profesi, organisasi Wanita, organisasi Siswa/mahasiswa, organisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori ini kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompokyang peduli terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut lalu bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan atau melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya. 2.5.2.3 Bina Suasana Publik             Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategori ini media-media massa tersebut peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Dengan demikian, maka media-media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau opini publik yang positif tentang perilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu-individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang sedangdiperkenalkan.



PROMOSI KESEHATAN



2018



2.5.3 Advokasi             Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokohtokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat berperan dalammenciptakan suasana kondusif, opini publik dan dorongan (pressure) bagi



terciptanya



PHBS



masyarakat.



Advokasi



merupakan



upaya untuk



menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.             Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut



mengatasi



masalah,



(3)



peduli



terhadap



pemecahan



masalah dengan



mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu: -         Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah -         Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah -         Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based -         Dikemas secara menarik dan jelas -         Sesuai dengan waktu yang tersedia             Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan. Yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama. Dengan kerjasama, melalui pembagian tugas dan saling-dukung, maka sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yang diharapkan. Sebagai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehingga kerjasamadapat berjalan baik. 2.5.4 Kemitraan             Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang



PROMOSI KESEHATAN



2018



terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) saling menguntungkan. 2.5.4.1 Kesetaraan             Kesetaraan berarti tidak diciptakan hubungan yang bersifat hirarkhis. Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masingmasing berada dalam kedudukan yang sama (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dicapai apabila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan. Yaitu hubungan yang dilandasikebersamaan atau kepentingan bersama. Bila kemudian dibentuk struktur hirarkhis (misalnya sebuah tim), adalah karena kesepakatan. 2.5.4.2 Keterbukaan             Oleh karena itu, di dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari masingmasingpihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan alasan yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya hal ini mungkin akan menimbulkan diskusi yang seru layaknya “pertengkaran”. Akan tetapi kesadaran akan kekeluargaan



dan



kebersamaan,



akan mendorong



timbulnya



solusi



yang



adil



dari “pertengkaran” tersebut. 2.5.4.3 Saling Menguntungkan             Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya keuntungan yang didapat oleh semua pihak yang terlibat. PHBS dan kegiatan-kegiatan kesehatan dengan demikian harus dapat dirumuskanm keuntungan-keuntungannya (baik langsung maupun tidak langsung) bagi semua pihak yang terkait. Termasuk keuntungan ekonomis, bila mungkin. 2.6 Sasaran Promosi Kesehatan             Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu : a)      Sasaran Primer (primary target) Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepalakeluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lainsebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat(empowerment).



PROMOSI KESEHATAN



2018



b)     Sasaran Sekunder (secondary target)             Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruhpenting dalam kegiatan



promosi kesehatan, dengan harapan



setelah diberikan promosi kesehatan



maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembalimenyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.             Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya. c)      Sasaran Tersier (tertiary target)             Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan



suatu



harapan agar



kebijakan-kebijakan



atau keputusan



yang



dikeluarkan



olehkelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy). 2.7 Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan -          Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikanatau Penyuluhan



Kesehatan. Promosi



Kesehatan



meliputi Pendidikan/



Penyuluhan



Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/ Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan. -          Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangatberpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan -          Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari



upaya preventif



(pencegahan), kuratif



(pengobatan)



dan rehabilitatif



(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. -          Promosi



kesehatan,



selain



tetap menekankan



pentingnya pendekatan



edukatif



yangselanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support). -          Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/ tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where



PROMOSI KESEHATAN



2018



we work), di tempat- tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services). -          Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling member manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sector. -          Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur



hasil kegiatan,



yaitu



perubahan



atau peningkatan



perilaku



individu



dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll. 2.8 Sumber Daya Promosi Kesehatan Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelengaraan promosi kesehatan di puskesmas adalah tenaga, sarana-prasarana dan dana atau anggaran. Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah adalah sebagai berikut: KWALIFIKASI JUMLAH KOPETENSI UMUM SDM kesehatan minimal D3 kesehatan minat & bakat dibidang promosi 1 orang 1.      Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaan kesehatan 2.      Melakukan bina suasana & advokasi Standar sarana-prasarana promosi kesehatan puskesmas minimal sebagai berikut: 1.      Flipcharts & stand 1 set 2.      LCD Projector 1 buah 3.      Amplifier & wireless microphone 1 set 4.      Kamera foto 1 buah 5.      Megaphon/Public Address System 1 set 6.      Portable Generator 1 buah 7.      Tape/casset recorder/player 1 buah 8.      Papan Informasi 1 buah Pada unsur pendanaan promosi kesehatan puskesmas memang tidak ditentukan standarnya, tetapi puskesmas/dinas kesehatan diharapkan menyediakan anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di puskesmas.



PROMOSI KESEHATAN



2018



2.9 Kegiatan Promosi Kesehatan Di Dalam GedungPuskesmas             Yang dimaksud dengan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas adalah promosikesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas sepeti di tempatpendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium kamar obat, dan halaman puskesmas.



Kegiatan promosi



kesehatan



didalam



gedung puskesmas



dilaksanakan



sejalan dengan pelayanan yang di selenggarakan puskesmas. Berikut ini rincian keterangan bentuk kegiatanpromosi kesehatan yang dapat dilakukan di dalam gedung puskesmas. 2.9.1 Di Tempat Pendaftaran             Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas termasuk dari kegiatan promosi karena telah terjadi komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik dan menyejukkan bagi



pasien/ pengunjung



Kegiatan promosi



puskesmas



kesehatan



di



sehingga mengurangi



tempat



beban



pendaftaran dapat



yang



diderita.



dilakukan



dengan



penyebaran informasi melalui media seperti poster, leaflet, selebaran yang dapat dipasang/ diletakkkan di depan loket pendaftaran.             Adapun jenis informasi yang disediakan, yaitu : 1.      Alur pelayanan puskesmas 2.      Jenis pelayanan puskesmas 3.      Denah poliklinik 4.      Informasi masalah kesehatan yang menjadi masalah pada saat itu 5.      Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan,membuang sampah pada tempatnya dan lain- lain. 2.9.2 Di Poliklinik             Petugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau konseling. Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan medis, harus disediakan berbagai media (alat peraga) seprti misalnya lembar balik (flashcards), poster, gambar- gambar atau model anatomi, dan brosur(leaflet) yang bisa dibawa oleh pasien. Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga untuk memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasiyang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu dipoliklinik,



PROMOSI KESEHATAN



2018



khususnya di Ruang Tunggu, perlu dipasang media seperti poster, selebaran (leaflets) yang berisi



informasi tentang



berbagai



penyakit



dan pencegahannya.Dengan



mendapat



informasi yang benar mengenai penyakit yangdiderita pasien, diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien. Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya, mendorong pasien untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya segera diatasi. 2.9.3 Di ruang pelayanan KIA dan KB             Di pelayanan KIA dan KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita),sebagian besar pengunjung adalah Ibu-ibu yang memeriksakan kehamilannya atau hendak



bersalin,



atau



mereka



yang memerlukan



pelayanan



kontrasepsi.



Petugas kesehatan di pelayanan KIA & KB tersebut perlu meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien/ individu berkenaan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika belum mampu, dapat dilimpahkan ke klinik khusus.Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/ individu yang mendapat pelayanan KIA& KB, juga orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Oleh perlu dipasang poster-poster atau disediakan selebaran-selebaran (leaflets) tentang berbagai penyakit, khususnya yang menyerang bayi dan balita. Disamping itu, tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara teratur, pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya imunisasi lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh kembang balita, dan lain-lain. Dengan mendapatkan informasi yang benar tentang berbagai haltersebut, pengantar diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien/ individu tersebut. Pasien/ individupun merasa dalam suatu lingkungan yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki untuk kesehatannya. 2.9.4 Di Ruang Perawatan Inap             Pemberdayaan terhadap pasien raawat inap dilakukan terhadap pasien ibu- ibu bersalin, pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan pasien penyakit kronis (kanker, tuberculosis, dan lain-lain). Tujuannya adalah agar pasien tidak kambuh dan dapat menjaga kesehatannya setelah pulang kerumah terutama bagi paasien yang menderita penyakit kronis. Beberapa carapemberdayaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a)      Di tempat tidur             Penyuluhan ditempat tidur dilakukan terhadap pasien rawat inap yang belum dapat atau masih sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus berbaring. Dalam hal ini



PROMOSI KESEHATAN



2018



petugas kesehatan puskesmas mendatangi pasien/individu, duduk disamping tempat tidur pasien tersebut, dan melakukan penyuluhan. Oleh karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka alat peraga atau medis komunikasi yang digunakan haruslah yang mudah dibawa- bawa seperti lembar balik (flash cards), gambar-gambar atau foto- foto. Alat peraga tersebut sebaiknya sedikit mencantumkankata-kata atau kalimat. b)     Penggunaan Bahan Bacaan (Biblioterapi)             Bahan-bahan bacaan sebagai sarana untuk membantu proses penyakit yang diderita pasien rawat



inap



puskesmas.



Di



Negara- negara



perpustakaan- perpustakaan



yang



mendukung perkembangan



pengetahuan petugas,



penyembuhan



pasien.



Para pasien



maju



dimiliki Puskesmas boleh



seperti



tidak



hanya berperan



melainkan



meminjam



Amerika Serikat,



juga



bacaan yang



dalam



dalam upaya diminati



untuk



beberapa lama,dan mengembalikan bahan bacaan, bagi pasien yang tidak dapat membaca (misalnya karena sakit mata), maka biblioterapi dapat digabung dengan bedside health promotion.



Dalam



hal



ini petugas



kesehatan



membantu pasien



mebacakan



sambil melakukan promosi kesehatan. c)      Penyuluhan Berkelompok             Terdapat pasien yang dapat meninggalkan tempat tidurnya dalam waktu singkat, dapat dilakukan promosi kesehatan secara berkelompok (3-6 orang). Untuk itu di bangsal perawatan yang



bersangkutan



harus disediakan



suatu



tempat



atau ruangan



untuk



berkumpul. Penyuluhan berkelompokk ini selain untuk meningkatkan pengetahuan serta karena itu, kegiatan ini lebih bersifat menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi. Untuk penyuluhan



berkelompok sebaiknya



menggunakan



media komunikasi



untuk



kelompok juga menggunakan metode yang bersifat menghibur seperti permainan, simulasi. Lebih baik digunakan media yang lebih besar seperti flipchart, poster, ataustanding banner. Jika penyuluhan berkelompok digunakan diruangan, dapat digunakanlaptop, LCD proyektor dan layarnya untuk menayangkan gambar-gambar atau film. d)     Pemanfaatan Ruang Tunggu             Ruang tunggu dapat digunakan sebagai sarana bina suasana terutama untuk para penjenguk yang datang beberapa saat sebelum waktu kunjungan dimulai. Pada dinding ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster, disediakan boks berisiselebaran/leaflet yang dapat diambil



secara



gratis.



Dengan berbagai



informasi



tersebutdiharapkan



para



penjenguk mendapat informasi yang nantinya dapat disampaikan juga kepada pasien yang akan dijenguknya.



PROMOSI KESEHATAN



2018



e)      Pendekatan keagamaan             Suasana



yang



mendukung terciptanya



untuk mempercepatpenyembuhanpenyakit



dapat dilakukan



pula



perilaku dengan pendekatan



keagamaan. Dalam halini para petugas kesehatan baik dengan upaya sendiri ataupun dengan dibantu pemuka agama, mengajak pasien unttk melakukan pembacaan doa-doa. Rujukan terhadap kitab suci untuk memperkuat nasihat biasanya dilakukan, sehingga pasienpun merasa



lebih



yakin akan



kebenaran



perilaku



yang harus



dilaksanakannya



untuk mempercepat penyembuhan penyakitnya. f)       Di Laboratorium             Kesadaran yang ingin diciptakandalam diri masyarakat (pasien/ orang sakit, individu/pengunjung/ orang sehat, dan para pengantarnya) adalah pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu : 1.      Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter 2.      Bagi pengunjung yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat Dikawasan laboratorium sebaiknya dilakukan promosi kesehatan dengan media yang bersifat self service seperti poster yang dapat dibaca atau leaflets yang dapatdiambil gratis. g)      Di Kamar Obat             Dikamar obat juga dijumpai pasien/individu, keluarga atau pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang : -          Manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat generik. -          Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter -          Pentingnya memelihara taman obat keuarga (TOGA) dalam rangka memenuhikebutuhan akan obat-obat sederhana.                         Disamping kesehatan,



di



ruang



dipasang iini dapat



poster



dan disediakan



dioperasikan



tape



leaflet



tentang informasi



recorder atau



player



yang



menyampaikan pesan-pesan tersebut. h)     Di Klinik Khusus             Klinik



khusus



diselenggarakan dalam



rangka



meningkatkan upaya



promosi



kesehatan di dalam gedung puskesmas. Khususnya untuk pelayanan-pelayanan yangperlu mendapat



tambahan



dalam hal



promosi



kesehatannya. Biasanya



karena



pasien



terlalu banyak sedangkan petugas kesehatan yang melayani terbatas (misalnya dipoliklinik), atau karena pasien dan keluarganya memerlukan informasi/konsultasi khusus(misalnya tentang sanitasi/ kesehatan lingkungan, gizi, KB, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan



PROMOSI KESEHATAN



2018



lain-lain). Dalam hal iini beberapa puskesmas mengembangkan klinik-klinik khusus sebagai upaya inovasi, seperti misalnya : Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Remaja, dan lain-lain.Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan diklinik khusus umumnya adalah



berupa



layanan konseling.



Umumnya



pelayanan disini



berupa



membantu



upaya pemecahan masalah yang dirujuk dari poliklinik atau pelayanan KIA & KB.Beberapa prinsip pemberian



informasi



melalui konseling



kepada



pasien/individu yang



perlu



diperhatikan adalah : a)      Memberikan suasana gembira dan semangat hidup             Pada saat memulai pemberian informasi, sebaiknya petugas tidak langsung mengungkap masalah, kelemahan, atau kekeliruan pasien/individu.             Perbincangan harus diawali dengan situasi yang menggembirakan, karena situasi yang



demikian



membuat pasien/masyarakat



dalam perbincangan,



menjadi tertarik



selanjutnya pasien/individu



diajak



untuk



terlibat



untukmengungkapkan



sendiri masalah, kelemahan atau kekeliruannya. b)     Menghargai pasien/klien sepenuh hati             Menghargai pasien/individu adalah syarat utama untuk terjadinya hubungan yang baik dan terbuka caranya dengan memberikan ucapan danbahasa tubuh yang menghargai. c)      Melihat pasien/individu sebagai subyek             Petugas



kesehatan



puskesmas harus



mengendalikan kecenderungan



keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar pasien berbicara sebanyak-banyaknya tentang dirinya.



Sementara



itu pembicaraan



diarahkan



kepadapemecahan



masalah



yang dihadapi. Dengan demikian “resep” pemecahan masalah itu datang dari diri pasien/ individu



itu



sendiri.



Hal



ini akan



menjadi



komitmen



dari pasien



untuk



melaksanakan pemecahan masalah tersebut. d)     Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan             Dalam hubungan yang baik, petugas kesehatan puskesmas selalu berusaha untuk mengemukakan



kata-kata



petugas kesehatan



yang menyentuh



menggunakan pendekatan



perasaan



pasien/individu.



agama



Banyak



untukmembuat



pasien/individu tersentuh. e)      Memberikan keteladanan             Keteladanan sikap dan perilakupetugas kesehatan puskesmas dapat menyentuh perasaan pasien/individu. Keteladanan memang merupakan sugesti yang cukup kuat untuk berubah kearah positif. Motivasi untuk berubah itudisebabkan oleh



PROMOSI KESEHATAN



kepribadian, wawasan,



keterampilan



dan kebajikan



tenaga



2018



kesehatan terhadap



pasien/individu. 2.9.5 Di Halaman             Dihalaman puskesmas yaitu ditempat parkir, taman, dinding, pagar, kantin/kios, dan tempat ibadah dapat dilakukan promosi kesehatan. a)      Di Tempat Parkir Puskesmas                         Tempat parkir Puskesmasm sebaiknya dilakukan promosi kesehatan yang bersifat umum. Misalnya tentang pentingnya melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seruan Presiden tentang Kesehatan, Himbauan untuk menggunakan obat generic



berlogo,



bahaya merokok,



bahayamenyalahgunakan



napza,



bahaya



dll. Pesan



mengkonsumsi minuman



tersebut



ditampilkan



keras,



dalam bentuk



baliho/billboard b)     Di Taman Puskesmas                         Taman puskesmas memang diperlukan guna memperindahpemandangan disekitar puskesmas, namun demikian, taman ini sebenarnya digunakansebagai sarana memperkenalkan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat. Jika demikian, taman tersebut



dapat



dikatakan sebagai



Taman



Obat



Keluarga (TOGA).



Ditaman



puskesmas, sekaligus ditunjukkan jenis tanaman dengan kandungan gizinya, bahkan dapat ditampilkan berbagai hewan sumber protein hewani, kolam beserta ikansungguhan juga dapat dibuat guna menambah keindahan taman. c)      Di Dinding Puskesmas                         Dinding puskesmas dapat ditampilkan pesan promosi kesehatan misalnya dalam bentuk poster, agar penampilan pesan tidak merusak keindahan disarankan tidak banyak memasang poster di dinding. Di pagar Pembatas Kawasan Pusekesmas Pada saatsaat tertentu, misalnya kampanye Hari Kesehatan Nasional, kampanye Hari AIDS, dll, dapat dipasang



spanduk, pemasangan



spanduk



ini



juga



harus diperhatikan



agar



tidak



merusak pemandangan. Di Kantin Pembatas Kawasan Puskesmas Pesan yang ditampilkan di sarana ini disesuaikan dengan fungsi sarana, misalnya di kantin, sebaiknya ditampilkan pesan yang berkaitan dengan konsumsi gizi seimbang, di kios bacaan ditampilkan pesan tentang bagaimana membaca secara sehat (agar tidakmerusak mata), dan lain-lain. Bentuk media komunikasi yang cocok seperti poster atauneon box, dan leaflet, brosur atau selebaran yang dapat diambil secara gratis d)     Di Tempat Ibadah



PROMOSI KESEHATAN



2018



                        Tempat ibadah di Puskesmas biasanya untuk kepentingan individu atau kelompok kecil, seperti musholla. Pesan yang disampaikan sebaiknya berupa pesan-pesan untuk kesehatan jiwa dan pentingnya menjaga kebersihan/ kesehatan lingkungan. 2.10 Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Gedung Puskesmas Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes diluar gedung dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai pihak potensial melalui metode advokasi, binasuasana, gerakan pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan dengan kegiatan sebagai berikut: 1.      Promosi kesehatan melalui pendekatan individu 2.      Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna, posyandu, SBH, majlis taklim dan lain sebagainya) 3.      Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas) seperti kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya 4.      Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui: a)      Kunjungan rumah b)      Pemberdayaan berjenjang c)      Pengorganisasian masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan             Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat,



tetapi



itu, keberadaan



Puskesmas



upaya pembaharuan



juga



(inovasi)



sebagai



pusat komunikasi



disuatu baik



masyarakat.



wilayah dimanfaatkan di



bidang kesehatan



Disamping



sebagai



upaya-



masyarakat



maupun



upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan Puskesmas dapat



PROMOSI KESEHATAN



2018



diumpamakan sebagai “agen perubahan” di masyarakat sehinggamasyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat.             Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/ Menkes/SK/ II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Yang menjelaskan bahwa Puskesmas mempunyai tiga fungsi yaitu 1) sebagai Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan;



2)



Pusat



pemberdayaan keluarga



dan



masyarakat;



3)



pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain: 1)kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat setempat tapi lebih berorientasi pada pelayanan



kuratif



bagi



pasien



yang



dating ke



Puskesmas;



2)



keterlibatan



masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum



dikembangkan secara



berhasil menumbuhkan memiliki puskesmas



optimal.



inisiatif



serta



masyarakat



belum



mampu



Sampai



saat



ini puskesmas



dalampemecahan



masalah



mendorong kontribusi



kurang dan



rasa



sumberdaya



dan



masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan 3.2 Saran Analisis dan pengumpulan data pada makalah ini hanya sebatas pendekatan ilmiah dan pengumpulan informasi pustaka saja. Pendekatan lebih baik lagi jika dilakukan dengan metode yang lebih variatif. Sehingga tidak hanya mengacu pada teori saja agar tercipta karya tulis yang lebih bermanfaat lagi bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA



Kepmenkes RI No. 585/MENKES/SK/V/2007, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas, Jakarta, Depkes RI, 2008 Prof.Dr.Sokekidjo Notoatmodjo,SKM, M.Com.H, Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT.Rineka Cipta, 2005. Kepmenkes RI. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah: Jakarta, Depkes RI, 2011



PROMOSI KESEHATAN



Pusat



Promosi



Kesehatan,



2013,



di        Puskesmas, Kemenkes, Jakarta



Pedoman



Pelaksanaan



Promosi



2018



Kesehatan