Makalah Proses Keperawatan Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN JIWA II “PROSES KEPERAWATAN JIWA PENGKAJIAN S/D EVALUASI“



OLEH: 1.



GABRIELA ANGELINA PALABI



193223115



2.



I GEDE PUTRA SAINAN JAYA



193223116



3.



I GUSTI AYU TRISNADEWI



193223117



4.



I KOMANG PRAYOGA



193223118



5.



IKE SRI WULANDARI



193223124



6.



NANIK EKA PURNAWATI



193223131



7.



NI WAYAN SUKRIMI



193223154



8.



I WAYAN BUDIANTO



193223122



9.



RIFI AGNI FERLITA



193223160



10. VERONIKA DEBIE KOMALASARI



193223161



11. NI WAYAN SULASMI



193223155



12. FRANSISCA RENATA ARANTHA



193223114



13. NI KADEK KEMBAR DANI S.



193223133



14. DIAN WAHYU NIARTI



193223113



15. I PUTU SANDI ARTHA YASA



193223125



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2019



KATA PENGANTAR Dengan Mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. dengan rahmat serta



petunjuk-nya,



berjudul “PROSES



penulis



berhasil



KEPERAWATAN



menyelesaikan JIWA



makalah



PENGKAJIAN



yang



HINGGA



EVALUASI” Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kapada yang terhormat dosen Pmebimbing yang telah memberikan tugas dan kesempatan kepada kami untuk membuat dan menyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta nasehat hingga tersusunnya makalah ini hingga akhir. Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang berkaitan dengan penyusunan makalah ini akan penulis terima dengan senang hati untuk menyempurnakan penyusunan makalah tersebut. Semoga



makalah



Keprawatan



Jiwa



yang



berjudul “PROSES



KEPERAWATAN JIWA PENGKAJIAN HINGGA EVALUASI” ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.



Denpasar, 11 Nopember 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 C. Tujuan ............................................................................................................ 3 1.Tujuan umum ............................................................................................... 3 2.Tujuan khusus .............................................................................................. 3 D. Manfaat .......................................................................................................... 3 BAB II ..................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4 A. Analisa Data ................................................................................................... 4 B. Diagnosa Keperawatan................................................................................. 12 C. Pohon Masalah ............................................................................................. 16 D. Intervensi ...................................................................................................... 17 E. Implementasi ................................................................................................ 20 F. Evaluasi ........................................................................................................ 21 BAB III ................................................................................................................. 22 PENUTUP ............................................................................................................. 22 A. Simpulan ...................................................................................................... 22 B. Saran ............................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam memberi asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Khususnya di Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang disepakati untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun pada kenyataanya banyak perawat merasakan beban dalam melaksanakan dan mendokumentasikan



asuhan



keperawatan



dengan



menggunakan



proses



keperawatan. Melalui evaluasi dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah sakit umum ditemukan bahwa kemampuan perawat menuliskan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan rata-rata kurang dari 60 % yang memenuhi kriteria. Sementara profesi lain menganggap penggunaan proses keperawatan akan menyita banyak waktu dan kertas sehingga sehingga tidak efektif dan efdesien. Kondisi ini tidak mengurangi semangat para perawat untuk membuktikan bahwa proses keperawatan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan, tanggung jawab perawat, otonomi perawat dan kepuasan perawat. Proses keperawatan jiwa mengalami masalah yang sama dengan rumah sakit umum. Hasil evaluasi terhadap dokumentasi keperawatan pada dua rumah sakit jiwa yang besar, ditemukan kuran dari 40 % yang memenuhi kriteria. Masalah kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang



menggambarkan



keselarasan



dan



keseimbangan



kejiwaan



yang



mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (Yosep, 2010). WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia



1



tertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun (WHO, 2009). Menurut National institute of mental health gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnya prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun di berbagai negara. Berdasarkan 2 hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan 26,2 % penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa. Proses keperawatan merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan pada pasien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) yang logis, sistematis, dinamis dan teratur. Perawat jiwa dituntu memiliki kejelian yang dalam saat melakukan asuuhan keperawtan . proses keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasuk analisa data dan pembuatan pohon masalah), perumusan diagnosis, pembuatan kriteria hasil, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Berdasarkan



penjelasan



tersebut



diatas



kelompok



tertarik



untuk



mengangkat rumusan masalah bagaimana proses asuhan keperawatan jiwa (pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, pohon masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi) yang harus dilakukan oleh seorang perawat jiwa.



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya: 1.



Bagaimana cara melakukan analisa data?



2.



Bagaimana cara merumuskan diagnosa keperawatan?



3.



Bagaimana skema pohon masalah?



4.



Bagaimana cara menyusun intervensi?



5.



Bagaimana cara melakukan implementasi?



6.



Bagaimana cara membuat evaluasi?



2



C. Tujuan 1.



Tujuan umum Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui proses



keperawatan jiwa yang meliputi analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, membuat pohon masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi. 2.



Tujuan khusus



Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini diantaranya: a.



Untuk mengetahui cara melakukan analisa data



b.



Untuk mengetahui cara merumuskan diagnosa keperawatan



c.



Untuk mengetahui skema pohon masalah



d.



Untuk mengetahui cara menyusun intervensi



e.



Untuk mengetahui cara melakukan implementasi



f.



Untuk mengetahui cara membuat evaluasi



D. Manfaat Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar dapat menjadi bahan bacaan bagi pembaca guna menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman mengenai proses keperawatan jiwa yang meliputi analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, membuat pohon masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi.



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat dan berkesinambungan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien. ASUMSI



Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses keperawatan yang bertujuan untuk menetapkan data dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan klien dan rencana tindakan.



KRITERIA



Metode pemgumpulan data yang digunakan dapat menjamin



STRUKTUR



pengumpulan



data



yang



sistematis



dan



lengkap,



diperbaharuinya data dalam pencaatan yang ada, kemudian memperoleh data dan terjaganya kerahasiaan. Tatanan praktik mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang merupakan bagian integral dari sistem pencatatan pengumpulan data klien. Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan: singkat, menyeluruh, akurat dan berkesinambungan sistem pengumpulan data keperawatan yang merupakan bagian integral dari sitem pencatatan kesehatan klien. Praktik mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang menjadi bagian dari sistem pencatatan kesehatan klien. Ditatanan praktik tersedia sistem penyimpanan data yang dapat memungkinkan diperoleh kembali bila diperlukan. Tersedianya sarana dan lingkungan yang mendukung.



4



KRITERIA



Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,



PROSES



pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang. Sumber data adalah klien, keluarga klien, tim kesehatan serta catatan lain. Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan difokuskan untuk mengidentifikasi : status kesehatan saat ini, status kesehatan masa lalu, status biologis (fisiologis), status psikologis (pola koping), status sosial kultur, status spiritual, respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, respon masalah potensial.



KRITERIA



Data dicatat dan dianalisa sesuai standar dan format yang ada.



HASIL



Data yang dihasilkan akurat, terkini, dan relevan sesuai dengan kebutuhan klien.



Kegiatan dalam mengumpulkan data Perawat dalam mengumpulkan data pasien harus collect, validat, organize, record (Kozier, et al.,1998 dalam Ah Yusuf (2015)). 1.



Collect Data yang dikelompokkan menjadi: 1) subjektif data : cover data symptom merupakan data yang tidak bisa diukur atau diobservasi bisa juga didapatkan dari orang lain. 2) objektif data : over data/ sign data yang bisa dideteksi oleh orang lain selain klien, biasanya didapatkan dengan cara melakukan observasi dan pemeriksaan fisik.



2.



Validate Mengecek kembali data untuk klarifikasi, oleh karena; objektif data dan subjektif data tidak sinkron, pernyataan klien berbeda pada waktu pengkajian yang berbeda, data tampak sangat tidak normal, adanya faktor yang sangat mempengaruhi pada waktu pengukuran.



3.



Organize Data yang didapat perlu diorganisasi berdasarkan kerangka kerja dengan menggunakan model keperawatan (nursing models), contoh : Gordon’s Functional Health Patterns Framework, Orem’s Self Care Models, Roy’s



5



Adaptation Models, Maslow’s Hierarchy Of Needs, Stuart Adaptation Models. Stuart adaptation model merupakan model penanganan yaitu krisis akut, pemeliharaan, peningkatan. 4.



Record Data subjektif dituliskan dengan menulis kata-kata klien. Catat cues bukan inference. Cues adalah apa yang klien ceritakan, apa yang anda lihat, apa yang anda dengan, rasakan, bau dan ukur. Inference adalah penilaian atau apa arti dari cues. Hindari menggunakan kata umum (normal, adekuat). Data tersebut dapat dikelompokkan menjadi data objektif dan data



subjektif. Data objektif adalah data yang didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan secara langsung oleh perawat. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh pasien dan/atau keluarga sebagai hasil wawancara perawat. Jenis data yang diperoleh dapat sebagai data primer bila didapat langsung oleh perawat, sedangkan data sekunder bila data didapat dari hasil pengkajian perawat yang lain atau catatan tim kesehatan lain. Setelah data terkumpul dan didokumentasikan dalam format pengkajian kesehatan jiwa, maka seorang perawat harus mampu melakukan analisis data dan menetapkan suatu kesimpulan terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulan itu mungkin adalah sebagai berikut: 1.



Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan. a.



Pasien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan follow up secara periodik, karena tidak ada masalah serta pasien telah memiliki pengetahuan untuk antisipasi masalah.



b.



Pasien memerlukan peningkatan kesehatan berupa upaya prevensi dan promosi sebagai program antisipasi terhadap masalah.



2.



Ada masalah dengan kemungkinan. a.



Risiko terjadinya masalah, karena sudah ada faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah.



b.



Aktual terjadi masalah dengan disertai data pendukung.



6



Hasil kesimpulan tersebut kemudian dirumuskan menjadi masalah keperawatan. Dalam merumuskan masalah sebaiknya mengacu pada rumusan pada tabel di bawah ini.s Tabel rumusan masalah keperawatan: Pernyataan



Tujuan keperawatan



Fokus intervensi



diagnostik Aktual



Perubahan



dalam



perilaku Mengurangi



atau



pasien (beralih ke arah resolusi menghilangkan masalah. diagnosis



atau



perbaikan



status). Risiko tinggi



Pemeliharaan kondisi yang ada



Mengurangi risiko



faktor-faktor



untuk



mencegah



terjadinya masalah aktual. Mungkin



Tidak



ditentukan



kecuali Mengumpulkan



masalah divalidasi.



data



tambahan untuk menguatkan atau menetapkan tan dan gejala atau faktor risiko.



Masalah kolaboratif



Tujuan keperawatan.



Menentukan status



awitan



atau



masalah



penatalaksanaan perubahan status.



Sumber: Carpenito, 1997 dikutip oleh Keliat, 1999



Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa RUANG RAWAT I.



II.



:



TANGGAL DIRAWAT:



IDENTITAS KLIEN Inisial



: ____________ (L/P)



Tanggal Pengkajian : ____________



Umur



: ____________



RM No.



Informan



: ____________________________________________________



: ____________



ALASAN MASUK _______________________________________________________________________________________________ _______________________________



III.



FAKTOR PREDISPOSISI 1.



Pernah mengalami gangguan masalah jiwa di masa lalu



2.



Pengobatan sebelumnya



Berhasil



Kurang Berhasil



7



Ya



Tidak Tidak Berhasil



3.



Pelaku/Usia



Korban/Usia



Saksi/Usia



Aniaya Fisik Aniaya Seksual Penolakan Kekerasan dalam Keluarga Tindakan Kriminal



4.



Jelaskan No. 1, 2, 3



: ___________________________________



Masalah Keperawatan



: __________________________________



Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Hubungan Keluarga



Gejala



Ya



Tidak



RiwayatPengobatan/perawatan



____________________ ___________ __________________________ ____________________ ___________ __________________________ Masalah Keperawatan: _______________________________________ 5.



Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ___________________________________________________________________________________________ _____________________________ Masalah Keperawatan: _______________________________________



IV.



FISIK 1.



Tanda vital



: TD: _____ N: _____ S: _____ P: _____



2.



Ukur



: TB: _____ BB: _____



3.



Keluhan Fisik



Jelaskan



Ya



Turun



Naik



Tidak



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



V. PSIKOSOSIAL 1.



Genogram



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 2.



Konsep diri: a.



Citra tubuh



b.



Identitas



c.



Peran



d.



Ideal diri



e.



Harga diri



Masalah Keperawatan 3.



: ________________________________________ : ________________________________________ : ________________________________________ : ________________________________________ : ________________________________________ : ________________________________________



Hubungan Sosial: a.



Orang terdekat



b.



Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: ________________



c.



Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: ________________



Masalah Keperawatan VI.



: ________________________________________



: ________________________________________



: ________________________________________



STATUS MENTAL 1.



Penampilan Tidak rapi



penggunaan pakaian



Cara berpakaian tidak



tidak sesuai Jelaskan Masalah Keperawatan 2.



seperti biasanya



: ________________________________________ : ________________________________________



Pembicaraan



8



Cepat



Keras



Gagap



Inkoheren



Apatis



Lambat



Membisu



Tidak mampu memulai pembicaraan



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 3.



: ________________________________________



Aktivitas Motorik Lesu



Tegang



Tik



Grimasen



Jelaskan



Agitasi



Tremor



Kompulsif



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 4.



Gelisah



: ________________________________________



Alam Perasaan Sedih



Keakutan



Putus asa



Khawatir



Gembira berlebihan



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 5.



: ________________________________________



Afek Datar



Tumpul



Jelaskan



: ________________________________________



Interaksi selama wawancara Bermusuhan



Tidak kooperatif



Mudah tersinggung



Kontak Mata Kurang



Defensif



Curiga



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



7.



Tidak sesuai



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 6.



Labil



: ________________________________________



Persepsi Halusinasi Pendengaran



Pengihatan



Pengecapan



Penghidu



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 8.



Perabaan



: ________________________________________



Proses Pikir Sirkumstasial



Tangensial



Fight of ideas



Bloking



Kehilangan Asosiasi Pengulangan pembicaraan/persevarasi



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan 9.



: ________________________________________



Isi Pikir Obsesi



Fobia



Hipokondria



Depersonalisasi



Ide yang terkait



Pikiran magis



Waham Agama



Somatik



Kebesaran



Curiga



Nihilistik



Sisip pikir



Siar pikir



Kontrol piker



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



10. Tingkat Kesadaran Bingung



Sedasi



Strupor



Disorientasi: Waktu



Tempat



Orang



9



Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



11. Memori Gangguan daya ingat



Gangguan daya ingat



jangka panjang



jangka pendek



Gangguan daya ingat saat ini Jelaskan



Konfabulasi



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Mudah beralih



Tidak mampu



Tidak mampu



berkonsentrasi Jelaskan



berhitung sederhana



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



13. Kemampuan Penilaian Gangguan ringan Jelaskan



Gangguan bermakna : ________________________________________



Masalah Keperawatan



: ________________________________________



14. Gaya Tolak Diri Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



VII.



: ________________________________________



KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1.



Makan



2.



BAB/BAK



3.



Mandi



4.



Berpakaian/berhias



5.



Istirahat dan tidur



Bantuan Minimal



Bantuan total



Bantuan Minimal



Bantuan total



Bantuan Minimal



Bantuan total



Bantuan Minimal



6.



Bantuan total



Tidur siang lama



: __________s/d__________



Tidur malam lama



: __________s/d__________



Aktivitas sebelum/sesudah tidur



: __________s/d__________



Penggunaan Obat Bantuan Minimal



7.



Bantuan total



Pemeliharaan Kesehatan Ya



Tidak



Ya



Tidak



Perawatan lanjutan Sistem pendukung 8.



Aktivitas di dalam rumah



Mempersiapkan makanan Menjaga kerapihan rumah Mencuci pakaian Mengatur keuangan



10



9.



Aktivitas di luar rumah Ya



Tidak



Belanja Transportasi Lain-lain Jelaskan



: ________________________________________



Masalah Keperawatan



VIII.



: ________________________________________



MEKANISME KOPING Adatif



Maladatif



Bicara dengan orang lain



Minum alkohol



Mampu menyeesaikan masalah



Reaksi lambat/berlebih



Teknik relokasi



Bekerja berlebihan



Aktivitas konstruktif Olahraga



Mencederai diri



Lainnya



Lainnya



Masalah Keperawatan



IX.



Menghindar



: ___________________________________



MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan _______________________________________________________ Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan _______________________________________________________ Masalah dengan pendidikan, uraikan _______________________________________________________ Masalah dengan pekerjaan, uraikan _______________________________________________________ Masalah dengan perumahan, uraikan _______________________________________________________ Masalah dengan ekonomi, uraikan _______________________________________________________ Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan _______________________________________________________ Masalah lainnya, uraikan _______________________________________________________ Masalah Keperawatan



: ___________________________________



X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG: Penyakit jiwa



Sistem pendukung



Faktor presipitasi



Penyakit fisik



Koping



Obat-obatan



Lainnya : _______________________________________________ Masalah Keperawatan XI.



: ____________________________



ASPEK MEDIK Diagnosa Medik



: ______________________________________________



Terapi Medik : ______________________________________________



11



XII.



XIII.



DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN ____________________



______________________________



____________________



______________________________



DIAGNOSA KEPERAWATAN _____________________________________________________________________________________________ ______________________________



Mahasiswa,



_______________________________ ___



B. Diagnosa Keperawatan Menurut Carpenito (1998) dalam Ah Yusuf (2015), diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan. Rumusan diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah yang sudah dibuat.



ASUMSI



Diagnosa keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana keperawatan



dalam



rangka



mencapai



peningkatan



pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan klien. KRITERIA



Tatanan praktik memberi kesempatan 1) kepada teman



12



STRUKTUR



sejawat



klien



untuk



melakukan



validasi



diagnosis



keperawatan, 2) adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, 3) untuk akses sumber dan program pengembangan profesional yang terkait dan 4) adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosa klien



KRITERIA PROSES



Proses diagnosis terdiri dari analisa, interprestasi data, identifikasi



masalah



klien



dan



perumusan



diagnosa



keperawatan. Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi), gejala (symptom) atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE), bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain memvalidasi diagnosisi keperawatan. Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data baru



KRITERIA HASIL



Diagnosis



keperawatan



divalidasi



oleh



klien



bila



memungkinkan dan diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat sebagai diagnosis yang relevan dan



signifikan,



diagnosis



didokumentasikan



untuk



memudahkan perencanaan implementasi dan evaluasi.



Setelah data terkumpul dan didokumentasikan dalam format pengkajian kesehatan jiwa, maka seorang perawat harus mampu melakukan analisis data dan menetapkan suatu kesimpulan terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulan itu mungkin sebagai berikut. 1. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan a. Pasien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan follow up secara periodic, karena tidak ada masalah serta pasien telah memiliki pengetahuan untuk antisipasi masalah. b. Pasien memerlukan peningkatan kesehatan berupaya upaya prevensi dan promosi sebagai program antisipasi terhadap masalah 2. Ada masalah dengan kemungkinan



13



a. Risiko terjadinya masalah karena sudah ada factor yang mungkin dapat menimbulkan masalah. b. Aktual terjadi masalah dengan disertai pendukung. Hasil kesimpulan tersebut kemudia dirumuskan menjadi masalah keperawatan. Dalam merumuskan masalah sebaiknya mengacu pada rumusan dan cara penulisan diagnosis sebagai berikut 1. Cara penulisan diagnosis aktual a. Format dasar problem-etiologi (P.E) Menyatakan dua pernyataan yaitu: problem berhubungan dengan etiologi. Contoh harga diri berhubungan dengan penolakan. b. Format problem-etiologi-sign and symptoms (P.E.S) Format ini direkomendasikan pada saat pertama kali belajar menulis diagnosis keperawatan. Jika menggunakan metode ini perlu menambahkan manifestasi setelah etiologi dan diikuti dengan tanda dan gejala dari pasien. Format problem-etiologi-sign and symptoms (PES) adalah problem berhubungan dengan etiologi dengan tanda dan gejala. Contoh harga diri rendah berhubungan dengan penolakan ditandai dengan hipersensitif. 2. Cara penulisan diagnosa risiko Diagnosa risiko (potensial) didiagnosis dengan melihat adanya faktor resiko dan bukan batasan karakteristik. Format hanya problem dan etiologi. Etiologi didapatkan dari faktor risiko. bentuk bisa berupa satu pernyataan, tiga pernyataan, multiple pernyataan sehingga tidak bisa menggunakan format PES. 3. Cara penulisan diagnosis keperawatan yang mungkin muncul Cara penulisan diagnosis keperawatan yang mungkin muncul diangkat apabila masih perlu mencari data lain. Untuk itu, di diagnosis yang dituliskan ditambah dengan kemungkinan yang diletakkan sebelum penulisan problem atau etiologi. Contoh 1) kemungkinan situasi harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan pekerjaan 2) kemungkinan proses berpikir terganggu berhubungan dengan lingkungan asing. 4. Cara penulisan collaborative problem



14



Masalah kolaboratif adalah suatu kondisi komplikasi dari penyakit atau treatment dimana perawat tidak menangani secara mandiri. Pada proses keperawatan jiwa biasanya masalah kolaborasi dari efek ECT dan efek pengobatan tranquilizer atau etiologi untuk diagnosa resiko kegagalan. Maka diperlukan tugas perawat untuk masalah kolaborasi adalah pencegahan dan observasi. Pasien tidak punya tanda dan gejala (PES). Contoh risiko kegagalan berhubungan dengan pemberian tranquilizer.



Rumusan diagnosa pada asuhan keperawatan gangguan jiwa pada awalnya berbentuk problem related to etiology, namun sejak Konas III di Semarang maka rumusan diagnose keperawatan jiwa dibuat menjadi tunggal sehingga hanya menyebutkan problem tanpa perlu menuliskan etiologi. Proses keperawatan jiwa tentu saja mengalami imbasnya, jika tadinya rencananya adalah mengatasi penyebab maka sekarang benar-benar mengarah ke mengatasi masalah. Rumusan diagnosa tunggal keperawatan jiwa ini mengacu pada North American Diagnosis Association (NANDA) 2005-2006. Misalnya dapat dirumuskan diagnosis sebagai berikut: 1. Sebagai diagnosis utama yaitu masasalah utama menjadi etiologi, yaitu risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran 2. Perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri 3. Isolasi social: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah Pada perumusan diagnosa keperawatan yang menggunakan typology single diagnosis, maka rumusan diagnosa adalah menggunakan etiologi saja. Berdasarkan pohon masalah di atas maka rumusan diagnosa sebagai berikut 1.



Perubahan sensori persepsi halusinasi



2. Isolasi social: menarik diri 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah



15



C. Pohon Masalah Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagain pohon masalah (Townsend,M.C,1998 dalam Ah Yusuf (2015) terdiri dari :



Effect



Akibat dari masalah utama



Core



Prioritas masalah dari



Problem



masalah yang ada pada klien berkaitan erat dengan alasan masalah/ keluhan utama



Causa



Salah satu dari masalah yang merupakan



penyebab dari masalah Pasien biasanya memiliki lebih dari satu masalah keperawatan. Sejumlah utama masalah pasien akan saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah. Untuk membuat pohon masalah, minimal harus ada tiga masalah yang berkedudukan sebagai penyebab (causa), masalah utama (core problem), dan akibat (effect). Meskipun demikian, sebaiknya pohon masalah merupakan sintesis dari semua masalah keperawatan yang ditemukan dari pasien. Dengan demikian, pohon masalah merupakan rangkat urutan peristiwa yang menggambarkan urutan kejadian masalah pada pasien sehingga dapat mencerminkan psikodimika terjadinya gangguan jiwa. 1.



Masalah utama (core problem) adalah prioritas masalah dari beberapa masalah yang ada pada pasien. Masalah utama bisa didapatkan dari alasan masuk atau keluhan utama saat itu (saat pengkajian).



2.



Penyebab (causa) adalah sal satu dari beberapa masalah yang merupakan penyebab masalah utama, masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah yang lain, demikian seterusnya.



16



3.



Akibat (effect) adalah salah satu dari beberapa akibat dari masalah utama. Efek ini dapat menyebabkan efek yang lain dan demikian selanjutnya. Pada rumusan diagnosis keperawatan menggunakan typology single



diagnosis, maka rumusan diagnosis adalah menggunakan etiologi saja. Sebagai contoh: a.



Perubahan sensori persepsi: halusinasi.



b.



Isolasi sosial: menarik diri.



c.



Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.



D. Intervensi Menurut Ah Yusuf (2015), rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen yaitu tujuan umum, tujuan khusus, rencana tindakan keperawatan, dan rasional. Tujuan umum yang berfokus pada penyelesaian masalah (P), tujuan ini dapat dicapai setelah tujuan khusus tercapai. Sedangkan tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E), yang merupakan rumusan kemampuan pasien yang harus dicapai. Umumnya kemampuan yang ingin pasien capai ini terdiri atas tiga aspek yaitu : 1.



Kemampuan kognitif diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosis keperawatan.



2.



Kemampuan psikomotor diperlukan agar etiologi dapat selesai.



3.



Kemampuan afektif perlu dimiliki agar pasien percaya bahwa dia mampu menyelesaikan masalah. Rencana tindakan keperawatan menjadi suatu rangkaian tindakan yang



dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan khusus. Rasional adalah alasan ilmiah mengapa tindakan diberikan, yang didapat dari literature, hasil penelitian, dan pengalaman praktik. Standar asuhan keperawatan menyatakan empat macam tindakan keperawatan yaitu asuhan mandiri, kolaboratif, pendidikan kesehatan, dan observasi lanjutan. Untuk mempermudah pembuatan rencana tindakan pada pasien dengan gangguan jiwa, sebaiknya membuat Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan (LPSP) terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena semua pertanyaan yang akan diajukan sudah dirancang, serta tujuan pertemuan dan program antisipasi



17



telah dibuat jika tindakan atau wawancara tidak berhasil. LPSP memuat proses keperawatan dan strategi pelaksanaan tindakan yang direncanakan. Proses keperawatan yang dimaksud dalam LPSP adalah uraian singkat tentang suatu masalah yang ditemukan



terdiri atas data subjektif, objektif, penilaian



(assessment), dan perencanaan (planning) (SOAP). Satu tindakan yang direncanakan dibuatkan strategi pelaksanaan (SP), yang terdiri atas fase orientasi, fase kerja, dan terminasi. Fase orientasi menggambarkan situasi pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, kontrak waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan. Fase kerja berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk pengkajian lanjut, pengkajian tambahan, penemuan masalah bersama, dan/atau penyelesaian tindakan. Fase terminasi merupakan saat untuk evaluasi tindakan yang telah dilakukan, menilai keberhasilan atau kegagalan, dan merencanakan untuk kontrak waktu pertemuan berikutnya.



18



Contoh bentuk LPSP: LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 1) Kamis, 24 Oktober 2019 A. PROSES KEPERAWATAN 1.



Kondisi Klien: Bapak D mendengar suara-suara yang memaki-maki dirinya, ekspresi wajah tampak tegang, gelisah, dan mulut komat-kamit.



2.



Diagnosis/Masalah Keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi



3.



Tujuan TUM



: Klien tidak mencederai, diri, orang lain, dan lingkungan



TUK



:



1



: Klien dapat membina hubungan saling percaya



2



: Klien dapat mengenal halusinasinya



3



: Klien dapat mengontrol halusinasi



4.



Tindakan keperawatan



a.



Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik



b.



Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya dan diskusikan dengan klien mengenai isi, waktu, frekuensi halusinasi, situasi yang menimbulkan halusinasi, hal yang dirasakan jika berhalusinasi, hal yang dilakukan untuk mengatasi, serta dampak yang dialaminya.



c.



Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi.



d.



Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi.



e.



Bantu klien memilih satu cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.



B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Fase Orientasi: “Selamat pagi pak, nama saya Rizki, nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?” “Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana dengan tidurnya semalam?” “ Tidak bisa tidur? Apa yang menyebabkan Bapak tidak bisa tidur?” “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang membuat bapak tidak bisa tidur? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit” 2. Fase Kerja: “Bapak D mendengar suara tanpa ada wujud? Apa yang dikatakan suara itu?” “ Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Bapak D dengar suara? Berapa kali sehari Bapak D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?” “Saya mengerti Bapak D mendengar suara itu tapi saya sendiri tidak mendengarnya”. “Apa yang bapak D rasakan pada saat mendengar suara itu?” “Apa yang Bapak D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?” “Bapak



19



D, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.” “Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. “Caranya yaitu saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak D bilang, ‘Pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu’. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak D peragakan! Nah begitu, … bagus! "Coba lagi!" "Ya bagus Bapak D sudah bisa”. “Sekarang cara yang sudah Bapak bisa itu kita masukkan ke dalam jadwal yah Pak?” “Jam berapa saja Bapak D mau latihan?” “Selain jam 11 jam berapa lagi?" "Yah jam 4 sore ya Pak, bagaimana kalau malam hari juga, karena Bapak D dengar suara itu malam hari, baiklah jam berapa Bapak D mau latihan untuk yang malam hari?” "Jam 9 malam yah Bapak D? Saya tulis disini Bapak D”. 3. Fase Terminasi “Bagaimana perasaan Bapak D setelah latihan tadi? Bisa Bapak D ulang lagi cara apa saja yang bisa Bapak D lakukan untuk mengurangi suara-suara itu?" "Bagus sekali, Bapak D bisa peragakan kembali satu cara yang sudah kita praktikkan?" "Bagus ya Bapak D. Kalau Bapak lihat jadwal ini jam berapa saja Bapak D harus latihan?" "Bagus Bapak D, jadi nanti jangan lupa di jam itu Bapak D harus latihan ya!” "Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa Bapak D? Bagaimana kalau satu jam lagi? Berapa lama kita akan bicara? Di mana tempatnya. Sampai ketemu nanti ya Pak, selamat pagi Bapak D?”



E. Implementasi Menurut



Ah



Yusuf



(2015),



sebelum



tindakan



keperawatan



diimplementasikan perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan yang ditetapkan masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini (here and now). Perawat juga



perlu



mengevaluasi



diri



sendiri



apakah



mempunyai



kemampuan



interpersonal, intelektual, dan teknikal sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan. Setelah tidak ada hambatan lagi, maka tindakan keperawatan bisa diimplementasikan. Saat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat kontrak dengan pasien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta pasien yang diharapkan. Kemudian penting untuk diperhatikan terkait dengan standar tindakan yang telah ditentukan.



20



F. Evaluasi Merupakan proses berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk menilai efek dari tindakan keperawatan.



1. 2.



a. b. c.



Evaluasi dibagi dua jenis : Evaluasi telah dilaksanakan. proses (formatif), dilakukan setiap selesai melaks. tindakan keperawatan Evaluasi hasil (Sumatif), dilakukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir. S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan.yang telah dilaksanakan A : Analisa terhadap data subjektif daan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien Rencana tindak lanjut dapat berupa : Rencana teruskan jika masalah tidak berubah Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana tindakan sudah dilakukan tetapi hasil belum memuaskan Rencana dan diagnosa keperawatan. dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada



21



BAB III PENUTUP A. Simpulan Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Standar praktik profesional proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat profesional. Metode ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat dan berkesinambungan. Pada rumusan diagnosis keperawatan menggunakan typology single diagnosis, maka rumusan diagnosis adalah menggunakan etiologi saja. Rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen yaitu tujuan umum, tujuan khusus, rencana tindakan keperawatan, dan rasional. Saat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat kontrak dengan pasien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta pasien yang diharapkan. Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien.



B. Saran Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis perlu bimbingan dari dosen pembimbing maupun pembaca untuk kesempurnaan dari makalah ini, kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses keperawatan jiwa.



22



DAFTAR PUSTAKA Ah Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika: Jakarta. Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. Nasir A dan Muhith A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba World Health Organization (WHO). 2009. The Numbers Count Mental Disorders. Di akses tanggal 22 Oktober 2019. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/the-numbers-countmentaldisorders/index.shtml



23