Makalah Psak 68 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar



Disusun Oleh : Fitriani



120110170044



Achmad Salim Novel



120110170050



Muhamad Rizki Pratama



120110170097



PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami PSAK 68 : Mengukur Nilai Wajar Harapan kita semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kita dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kita akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kita miliki sangatlah kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Jatinangor, 3 November 2019



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1



Tujuan.............................................................................................................1



1.2 Ruang Lingkup.....................................................................................................1 1.2



Ruang Lingkup – Pengecualian......................................................................1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Nilai Wajar.............................................................................................3 2.2 Aset atau Liabilitas..............................................................................................3 2.2.1 Transaksi.......................................................................................................4 2.2.2 Pelaku Pasar..................................................................................................4 2.2.3 Harga.............................................................................................................5 2.2.4 Penerapan pada Aset NonKeuangan.............................................................5 2.2.5 Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri......7 2.2.6 Risiko Wanprestasi........................................................................................9 2.3 Nilai Wajar Pada Saat Pengakuan Awal............................................................14 2.4 Teknik Penilaian................................................................................................15 2.4.1 Input Pada Teknik Penilaian.......................................................................16 BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan........................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan pernyataan : –



mendefinisikan nilai wajar (fair value);







menetapkan dalam suatu Pernyataan, kerangka pengukuran nilai wajar; dan







mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.



1.2 Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran, seperti nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell), berdasarkan nilai wajar atau pengungkapan mengenai pengukuran tersebut), kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 06 dan 07 dalam SAK. 1.2 Ruang Lingkup – Pengecualian Pengukuran dan pengungkapan –



transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham;







transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan







pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net



1



realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Pengungkapan –



aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:







investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 18







aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48



2



BAB II PEMBAHASAN PENGUKURAN 2.1 Definisi Nilai Wajar Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Tujuan pengkuran nilai wajar adalah untuk mengestimasi harga dimana transaksi teratur (orderly transaction) untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat kini. Pengukuran nilai wajar mensyaratkan entitas untuk menentukan seluruh hal sebagai berikut : a. asset atau liabilitas tertentu yang menjadi subyek pengukuran b. untuk asset non-keuangan, premis penilaian (valuation premise) yang sesuai dengan pengukuran (konsisten dengan penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use)) c. pasar utama (principal market) (pasar yang paling menguntungkan (most advantagenous market)) untuk asset dan liabilitas. d. Teknik penilaian yang sesuai untuk pengukuran, mempertimbankan persedian data yang dapat digunakan untuk mengembangkan input yang mempresentasikan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga asset atau liabilitas dan level hirarki nilai wajar dimana input tersebut dikategorikan. 2.2 Aset atau Liabilitas Pengukuran nilai wajar adalah untuk asset dan liabilitas tertentu. Oleh karena itu, ketika mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan karakteristik asset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika



3



menentukan harga asset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut : a. Kondisi dna lokasi asset; dan b. Pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan asset. Asset atau liabilitas yang dapat diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari salah satu hal sebagai berikut : a. Asset atau liabilitas yang berdiri sendiri (contohnya instrument keuangan atau asset non keuangan); atau b. Sekelompok asset, sekelompok liabilitas atau sekelompok asset dan liabilitas (contohnya unit penghasilan kas atau bisnis). 2.2.1 Transaksi Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa asset atau liabilitas dipertukarkan dalam transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas terjadi : a. Di pasar utama (principle market) untuk menjual asset atau liabilitas tersebut; atau b. Jika tidak terdapat pasar utama, dipasar yang paling menguntungkan (most advantagenous market) untuk asset atau liabilitas tersebut.



2.2.2 Pelaku Pasar Entitas mengukur nilai wajar suatu asset atau liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga asset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.



4



2.2.3 Harga Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur dipasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar) terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. 2.2.4 Penerapan pada Aset NonKeuangan 



Penggunaan tertinggi dan Terbaik untuk Aset NonKeuangan Pengukuran nilai wajar asset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan asset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan asset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya. Penggunaan tertinggi dan terbia asset nonkeuangan memperhitungkan penggunaan asset yang secara fisik dimungkinkan (physically possible), secara hokum diizinkan (legally permissible), dan layak secara keuangan (financially feasible) sebagai berikut :



a. Penggunakan yang secara fisik dimungkinkan memperhitungkan karakteristik fisik yang asset yang akan diperhitungkan pelaku pasar ketika menentukan harga asset ( contohnya lokasi atau ukuran properti) b. Penggunaan yang secara hokum yang diizinkan memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan asset yang akan memperhitungakan pelaku pasar ketika menentukan pelaku pasar ketika menentukan harga asset (contohnya peraturan kawan yang berlaku atas properti) c. Penggunaan



yang



layak



secara



keuangan



memperhitungkan



apakah



penggunaan asset yang secara fisik dimungkinkan dan secara hukum diizinkan menghasilkan pendapatan atau arus kas yang memadai ( dengan



5



memperhitungkan biaya untuk mengonversi asset untuk penggunaan tersebut) untuk menghasilkan imbal hasil investasi yang disyaratkan pelaku pasar dari investasi atas asset tersebut, digunakan dalam penggunaan tersebut. Premis penilaian untuk Aset NonKeuangan Penggunaan tertinggi dan terbaik asset nonkeuangan menetapkan premis penilaian (valuation premise) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar asset, sebagai berikut : a. Penggunaan tertinggi dan terbaik asset nonkeuangan dapat memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar melalui penggunaan asset tersebut dalam kombinasi dengan asset lain sebagai suatu kelompok (sebagaimana terpasang atau terkonfigurasi untuk digunakan) atau dalam kombinasi dengan asset lain atau liabilitas lain. b. Penggunakan tertinggi dan terbaik asset nonkeuangan dapat menyediakan nilai maksimum kepada pelaku pasar secara tersendiri. Jika penggunaan tertinggi dan terbaik asset adalah untuk digunakan secara tersendiri, maka nilai wajar asset adalah harga yang akan diterima daam transaksi saat ini untuk menjual asset tersebut kepada pelaku yang akan menggunakan asset tersebut secara tersendiri. Pengukuran nilai wajar asset nonkeuangan mengasumsikan bahwa asset dijual secara konsisten dengan unit akun sebagaimana dijelaskan dalam SAK (yang mungkin merupakan asset individual). Hal tersebut juga bahkan ketika pengukuran nilai wajar tersebut mengasumsikan bahwa penggunaan tertinggi dan terbaik asset adalah untuk digunakan dalam kombinasi dengan asset lain atau dengan asset dan liabilitas lain, karena pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa pelaku pasar telah memiliki asset pelengkap dan liabilitas terkait.



6



2.2.5 Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri Prinsip Umum Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau Liabilitas nonkeuangan, atau instrument ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan hal sebagai berikut : a. Liabiitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee) akan disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran. b. Instrument ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrument tersebut. Instrument tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran. Ketika harga koutasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri yang identic atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri yang identic dimiliki pihak lain sebagai asset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau instrument ekuitas milik sendiri yang identic sebagai asset pada tanggal pengukuran. Dalam kasus tersebut, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument ekuitas sebagai berikut : a. Menggunakan harga koutasian di pasar aktif (active market) untuk liabilitas atau instrument ekuitas yang identic dan memiliki pihak lain sebagai asset, jika harga tersebut tersedia.



7



b. Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk liabilitas atau instrument ekuitas yang identic yang dimiliki pihak lain sebagai asset. c. Jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka menggunakan teknik penilaian lain, seperti : i. Pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang memperhitungkan nilai arus kas di masa depan yang diharapkan akan diteruma pelaku pasar dari kepemilikan atas liabilitass atau instrument ekuitas sebagai asset; ii. Pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga koutasian untuk liabilitas atau instrument ekuitaas yang serupa dimiliki pihak lain sebagai asset; Ketika harga koutasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri yang identic atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrument ekuitas miliki entitas sendiri yang identic tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai asset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument ekuitas menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas. Sebagai contoh, ketika menerapkan teknik nilai kini entitas dapat memperhitungkan salah satu dari hal berikut : a. Arus kas keluar masa depan yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh pelaku pasar dalam memenuhi kewajiban, termasuk kompensasi yang disyaratkan pelaku pasar untuk mengambil alih kewajiban tersebut . b. Jumlah yang akan diterima pelaku pasar untuk melakukan atau menerbitkan liabilitas atau instrument ekuitas yang identic, menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga liabilitas atau instrument ekuitas yang identik (contohnya memiliki karakteristik kredit



8



yang sama) di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) untuk menerbitkan liabilitas atau instrument ekuitas dengan menggunakan persyaratan kontraktual yang sama. 2.2.6 Risiko Wanprestasi Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi (nonperformance risk). Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada, risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60: Instrument Keuangan: Pengungkapan). Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah pengalihan liabilitas. Ketika mengukur nilai wajar liabilitas, entitas memperhitungkan dampak resiko kreditnya (reputasi kredit) dan factor lain apapun yang dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa kewajiban akan atau tidak akan terpenuhi. Dampak tersebut dapat berbeda bergantung pada liabilitasnya, sebagai contoh : a. Apakah liabilitas merupakan kewajiban untuk menyerahkan kas (liabilitas keuangan) atau kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa (liabilitas nonkeuangan) b. Persyaratan peningkatan kualitas kredit terkait liabilitas, jika ada. Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi berdasarkan unit akunnya. Penerbit yang menerbitkan liabilitas dengan peningkatan kualitas kredit pihak ketiga yang tidak terpisahkan (inseparable third-party credit enhancement) yang dicatat secara terpisah dari liabilitas tidak memasukan dampak dari peningkatan kualitas kredit (contohnya jaminan utang oleh pihak ketiga) dalam pengukuran nilai wajar liabilitas. Jika peningkatan kualitas kredit dicatat secara terpisah dari liabilitas, maka penerbit akan memperhitungkan reputasi kreditnya dan bukan reputasi kredit dari penjamin pihak ketiga ketika mengukur nilai wajar liabilitas.



9



Pembatasan yang mencegah pengalihan Liabilitas atau Instrumen Ekuitas Milik Sendiri Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri, entitas tidak memasukan input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input lai yang terkait dengan keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri tersebut. Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lai terhadap pengukuran nilai wajar. Sebagai contoh, pada tanggal transaksi, baik kreditur maupun obligor menerima harga transaksi atas liabilitas dengan pengetahuan menyeluruh bahwa kewajiban tersebut mencakup pembatasan yang mencegah pengalihan kewajiban tersebut. Sebagai hasil dari pembatasan dimasukan dalam harga transaksi, input yang terpisah atau penyesuaian terhadap pembatasan atas pengalihan. Serupa dengan hal tersebut, input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input yang ada saat ini tidak disyaratkan pada tanggal pengukuran selanjutnya untuk mencerminkan dampak dari pembatasan atas pengalihan.



Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktu-waktu Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (demand future) (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.



10



Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan. Entitas yang memiliki sekolompok asset keuangan dan liabilitas keuangan terekspos terhadap resiko pasar (sebagaimana dalam PSAK 60: instrument keuangan: Pengungkapan) dan Resiko kredit (sebagaimana dalam PSAK 60) dari setiap pihak lawan. Jika entitas mengelola kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut berdasarkan eksposur neto nya terhadap resiko pasar atau risiko kredit, maka entitas diizinkan untuk menetapkan pengecualian terhadap pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. Pengecualian tersebut mengijinkan entitas untuk mengukur nilai wajar kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual pada posisi net long (yaitu asset) untuk risiko eksposur tertentu atau dibayar untuk mengalihkan pada posisi net short (yaitu liabilitas) untuk risiko eksposur tertentu dalan transaksi teratur antara pelaku pasar pada tangal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini. Sejalan dengan tersebut, entitas mengukur nilai wajar kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan secara konsisten dengan bagaimana pelaku pasar akan menetapkan harga eksposur risiko neto pada tangal pengukuran. Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian dalam paragraph 48 hanya jika entitas melakukan seluruh hal sebagai berikut : a. Mengelola kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko kredit dari pihak lawan tertentu sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi entitas yang terdokumentasi; b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut mengenai kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi; dan



11



c. Disyaratkan atau telah memilih untuk mengukur asset keuangan da liabilitas keuangan tersebut pada nilai wajar dalan laporan posisi keuangan pada setiap akhir periode pelaporan. Pengecualian dalan paragraph 48 tidak terkait dengan penyajian laporan keuangan. Dalam beberapa kasus dasar penyajian instrument keuangan dalam laporan posisi keuangan berbeda dengan dasar pengukuran instrument keuangan, sebagai contoh, jika suatu pernyataan tidak mensyaratkan atau mengijinkan instrument keuangan untuk disajikan secara neto. Dalam kasus tersebut, entitas mungkin perlu untuk mengalokasikan penyesuaian pada level portofolio pada asset atau liabilitas individual yang membentuk kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan yang dikelola berdasarkan eksposur risiko neto entitas. Entitas melakukan alokasi tersebut atas dasar yang wajar dan konsisten menggunakan metodologi yang sesuai dalam keadaan tersebut. Pengecualian dalam paragraph 48 hanya berlaku untuk asset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak lainnya dalam ruang lingkup PSAK 55: instrument keuangan: Pengukuran: Pengakuan. Referensi untuk asset keuangan dan liabilitas keuangan dalam paragraph 48-51 dan 53-56 diterapkan untuk seluruh kontrak dalam ruang lingkup, dan yang dicatat sesuai dengan PSAK 55, terlepas dari apakah definsi asset keuangan atau liabilitas keuangan dalam PSAK 50: Instrument keuangan: Penyajian terpenuhi. Eksposur terhadap Risiko Pasar Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraph 48 SAK 68 untuk mengukur nilai wajar kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan yang dikelola berdasarkan eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu, entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut pada eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tersebut.



12



Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraph 48, entitas memastikan bahwa risiko pasar dimana entitas terekspos dalam kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut secara substantial adalah sama. Sebagai contoh, entitas tidak akan mengkombinasikan risiko suku bunga yang terkait dengan asset keuangan dengan risiko harga komoditas yang terkait dengan liabilitas keuangan karena dengan melakukan hal tersebut tidak akan mengurangi eksposur entitas terhadap resiko suku bunga atau risiko harga komoditas. Ketika menggunakan pengecualian paragraph 48, risiko dasar apapun yang dihasilkan dari parameter risiko pasar yang tidak identik diperhitungkan dalam pengukuran nilai wajar asset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok tersebut. Eksposur terhadap Risiko Kredit Pihak Lawan Tertentu Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraph 48 untunk mengukur nilai wajar kelompok asset keuangan dan liabilitas keuangan yang dilakukan dengan pihak lawan tertentu, entitas memperhitungkan dampak eksposur netonya teradap resiko kredit pihak lawan tersebut atau eksposur neto pihak lawan terhadap risiko kredit entitas dalam pengukuran dalam nilai wajar ketika pelaku pasar akan memperhitungkan perjanjian apapun yang ada saat ini yang mengurangi eksposur risiko kredit jika terjadi gagal bayar, (contohnya perjanjian induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreement) dengan pihak lawan atau perjanjian yang mensyaratkan pertukaran agunan atas dasar eksposur neto setiap pihak terhadap risiko kredit pihak lawan). Pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pelaku pasar mengenai kemungkinan bahwa perjanjian tersebut memiliki kekuatan hokum jika terjadi gagal bayar. 2.3 Nilai Wajar Pada Saat Pengakuan Awal Ketika Aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran untuk asset atau liabilitas tersebut, harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk meperoleh asset atau harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masuk (entry price)).



13



Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan di terima untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas (harga keluar). Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal sama dengan harga transaksi, Entitas memperhitungkan factor yang spesifik atas transaksi dan asset



atau



liabilitas.



Sebagai



contoh



,



harga



transaksi



dapat



tidak



mempersentasikan nilai wajar aset atau liabilitas pada saat pengakuan awal jika terdapat salah satu kondisi sebagai berikut : a) Transaksi adalah antara pihak-pihak berelasi, walaupun demikian harga dalam transaksi dengan pihak-pihak berelasi dapat digunakan sebagai input dalam pengukuran nilai wajar jika entitas memiliki bukti bahwa transaksi telah dilaksanakan dengan menggunakan persyaratan pasar. b) Transaksi terjadi dibawah tekanan atau penjual dipaksa untuk menerima harga dalam transaksi. Sebagai contoh, kasus tersebut dapat terjadi jika penjual mengalami kesulitan keuangan. c) Unit akun yang direpresentasikan oleh harga transaksi berbeda dari unit akun aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar. Sebagai contoh, kasus tersebut dapat terjadi jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar hanya merupakan salah satu elemen dalam transaksi (contohnya dalam



kombinasi



bisnis),



transaksi



tersebut



mencakup



hak



dan



keistimewaan tak tertulis yang diukur secara terpisah sesuai dengan pernyataan lain, atau harga transaksi mencakup biaya transaksi. d) Pasar dimana transaksi terjadi berbeda dari pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan). Sebagai contoh, pasar tersebut dapat berbeda jika entitas adalah dealer yang melakukan transaksi dengan pelanggan di pasar ritel, tetapi pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) untuk transaksi keluar adalah dengan dealer lain dipasar dealer.



14



2.4 Teknik Penilaian Entitas menggunakan Teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan dimana



data



yang



memadai



tersedia



untuk



mengukur



nilai



wajar,



memaksimalkan penggunaan input yang dapat di observasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi Tujuan penggunaan Teknik penilaian adalah untuk mengistimasi harga dimana transaksi teratur untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini . Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah : 1) Pendekatan Pasar (market approach), yaitu pendekatan dengan teknik penilaian yang menggunakan harga dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset, liabilitas atau sekelompok aset atau liabilitas (seperti satu bisnis) yang identic atau sebanding. 2) Pendekatan Biaya (cost approach), yaitu pendekatan dengan teknik penilaian yang



mencerminkan



jumlah



yang



akan



dibutuhkan



saat



iniuntuk



menggantikan kapasitas manfaat (service capacity) aset (sering disebut sebagai biaya pengganti saat ini). 3) Pendekatan Penghasilan ( income approach), yaitu pendekatan dengan teknik penilaian yang mengkonversikan jumlah masa depan (contohnya arus kas atau penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal kini (yaitu didiskontokan). Pengukuran nilai wajar ditentukan berdasarkan nilai yang diindikasikan oleh harapan pasar saat ini mengenai jumlah masa depan tersebut. Teknik peilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara konsisten. Akan tetapi, suatu perubahan dalam teknik penilaian atau penerapannya (contohnya perubahan dalam pembobotan ketika beberapa teknik penilaian digunakan atau perubahan dalam penyesuaian yang diterapkan pada teknik penilaian) adalah



15



sesuai jika perubahan tersebut menghasilkan pengukuran yang sama atau atau lebih mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut. Kasus tersebut dapat terjadi jika, sebagai contoh, salah satu dari kejadian sebagai berikut : a) Pasar baru berkembang b) Informasi baru menjadi tersedia c) Informasi yang sebelumnya digunakan menjadi tidak tersedia d) Teknik penilaian bertambah baik; atau e) Kondisi pasar berubah 2.4.1 Input Pada Teknik Penilaian Prinsip Umum : “Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat di observasi. Contoh pasar dimana input dapat diobservai untuk beberapa asset dan liabilitas ( contohnys instrumen keuangan) termasuk pasar bursa, pasar dealer, pasar pialang dan pasar antar principal. Input Berdasarkan Harga Bid dan Ask Jika asset atau liabilitas yag diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga ask (contohnya input dari pasar dealer), maka harga dalam Ibid-ask spread iyang paling mempersentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk mengukur nilai wajar. Penggunaan harga bid untuk posisi asset harga ask untuk posisi liabilitas diizinkan, tetapi tidak disyaratkan. Hirarki Nilai Wajar Dalam beberapa kasus, input yang digunakan untuk mengukur nilai wajar asset atau liabilitas dapat dikategorikan dalam level yang berbeda dalam hirarki nilai wajar. Dalam kasus tersebut, pengukuran nilai wajar dikategorikan secara



16



keseluruhan dalam level hirarki nilai wajar yang sama dengan level input terendah yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran. 1) Input level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuain) dipasar aktif untuk asset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. Input yang dapat diobservasi adalah “ input yang dikembangkan menggunakan data pasar, seperti informasi yang tersedia untuk publik mengenai peristiwa atau transaksi aktual, dan yang mencerminkan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas”. Harga kuotasian dipasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan tanpa penyesuaian untuk mengukur nilai wajar apabila tersedia, kecuali beberapa keadaan sebagai berikut : a. Ketika entitas memiliki dalam jumlah besar aset atau liabilias (contohnya surat utang) yang serupa (tetapi tidak identik) yang diukur pada nilai wajar dan harga kuotasian dalam pasar aktif tersedia tetapi tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut secara individual (yaitu melihat besarnya jumlah aset dan liabilitas yang serupa yang dimiliki oleh entitaas, sulit untuk mendapatkan informasi penentuan harga untuk setiap aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran). b. Ketika harga kuotasian dipasar aktif tidak mempersentasikan nilai wajar pada tanggal pengukuran. Kasus tersebut dapat terjadi jika, sebagai contoh, peristiwa yang signifikan (seperti transaksi dipasar antar principal, perdagangan dipasar pialang atau pengumuman) terjadi setelah penutupan pasar tetapi sebelum tanggal pengukuran. c. Ketika mengukur nilai ewajar liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri menggunakan harga kuotasian untuk liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri yang identik yang diperdagangkan sebagai aset di pasar aktif dan harga tersebut perlu disesuaikan untuk factor yang spesifik terhadap liabilitas atau instrument ekuitas milik entitas sendiri.



17



Input level 1 akan tersedia untuk kebanyakan aset keuangan dan liabilitas keuangan, beberapa dapat dipertukarkan dibeberapa pasar aktif (contohya dalam bursa yang berbeda). Oleh karena itu, penekanan pada level 1 adalah untuk menentukan kedua hal sebagai berikut : a. Pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan b. Apakan entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut pada harga dipasar tersebut pada tanggal pengukuran. 2) Input Leval 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, maka input level 2 harus dapat diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau liabilitas tersebut, input level 2 termasuk hal sebagai berikut a. Harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif. b. Harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak aktif. c. Input



selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau



liabilitas, contohnya volatilitas yang tersirat dan credit spreads. d. Input yang diperkuat pasar , yaitu input yang diperoleh terutama darai atau diperkuat oleh data pasar yang dapat diobservasi secara korelasi atau dengan cara lain. 3) Input



level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau



liabilitas.Input yang tidak dapat diobservasi adalah “input ketika data pasar tidak tersedia dan yang dikembangkan dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia mengenai asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika



18



menentukan harga aset atau liabilitas”. Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar sejumlah sejauh input yang dapat diobservasi relevan tidak tersedia, sehingga memungkinkan adanya situasi dimana terdapat sedikit, jika ada, aktivitas pasar untuk aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi menggunakan informasi terbaik yang tersedia dalam keadaan tersebut, yang dapat termasuk data milik entitas sendiri. Dalam mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi, entitas dapat memulai dengan datanya sendiri, tetapi perlu menyesuaikan data tersebut jika informasi yang umumnya tersedia mengindikasikan bahwa pelaku pasar lain akan menggunakan data yang berbeda atau terdapat suatu hal tertentu pada entitas yang tidak tersedia bagi pelaku pasar lain (contohnya sinergi entitas yang spesifik). PENGUNGKAPAN Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut : a) Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non- recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang digunakan untuk Mengembangkan pengukuran tersebut. b) Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komperhensif lain untuk periode tersebut. Untuk memenuhi tujuan entitas dalam mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangan , entitas mempertimbangkan seluruh hal sebagai berikut : a. Tingkat rincian yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan; b. Berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan; c. Berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan;



19



d. Apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang diungkapkan. Jika pengungkapan yang diberikan sesuai dengan pernyataan ini dan SAK tidak memadai untuk memenuhi tujuan, maka entitas mengungkapkan informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Entitas menentukan kelas aset dan liabilitas yang sesuai dengan dasar sebagai berikut: a. Sifat, karakteristik dan risiko aset atau liabilitas; dan b. Level hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar tersebut dikategorikan. Entitas mengungkapkan dan mengikuti kebijakannya secara konsisten dalam menentukan kapan perpindahan antara level hirarki nilai wajar dianggap telah terjadi telah sesuai . Kebijakan mengenai waktu pengakuan perpindahan sama untuk perpindahan kedalam level tersebut dan untuk perpindahan keluar dari level tersbut. Contoh kebijakan dalam menentukan waktu perpindahan termasuk hal sebagai berikut: a. Tanggal peristiwa atau perubahan dalam keadaan yang menimbulkan perpindahan. b. Awal periode pelaporan c. Akhir periode pelaporan. Perlakuan Akuntansi Pengukuran Nilai Wajar Model Revaluasi Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.



20



Revaluasi tahunan tidak diperlukan, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, aset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Misalnya aset tetap dengan biaya perolehan $7.000 dan akumulasi penyusutan $4.300 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai $4.900. (Dr) Akumulasi Penyusutan



$4.300



(Cr) Aset Tetap (Dr) Aset Tetap



$4.300 $2.200



(Cr) Surplus Revaluasi



$2.200



Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Contohnya aset tetap dengan biaya perolehan $7.000 dan akumulasi penyusutan $4.300 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai $4.900. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan $400. (Dr) Akumulasi Penyusutan



$4.300



(Cr) Aset Tetap



(Dr) Aset Tetap



$4.300



$2.200



(Cr) Keuntungan Revaluasi



$ 400



(Cr) Surplus Revaluasi



$ 1800



Jika jumlah aset tercatat menurun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut



21



diakui dalam laporan laba rugi. Misalnya aset tetap dengan biaya perolehan $7.000 dan akumulasi penyusutan $4.300 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai $2.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus $400. (Dr) Akumulasi Penyusutan



$4.300



(Cr) Aset Tetap



$4.300



(Dr) Rugi Revaluasi



$ 300



(Dr) Surplus Revaluasi



$ 400



(Cr) Aset Tetap



$ 700



Investasi Properti Frekuensi entitas membeli bangunan seharga $7.000 pada 1 Januari 20X1. Entitas menggunakan fair value model. Diketahui nilai wajar pada 31 Desember 20X1 sebesar $7.300 dan nilai wajar pada 31 Desember 20X2 sebesar $7.200. 1/1/20X1



Bangunan – Properti Investasi



$7.000



Kas 31/12/20X1



Bangunan – Properti Investasi



$7.000 $ 300



Keuntungan Kenaikan Nilai 31/12/20X2



Kerugian Penurunan Nilai Bangunan – Properti Investasi



$ 300 $ 100 $ 100



22



Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran rental dan arus keluar lainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut. Biological Asset Aset biologi (biological asset) dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan. Berikut ilustrasi perlakuan akuntansi dari aset biologi. Pengakuan awal pembelian bibit: (Dr) Aset Biologi



xxx



(Cr) Kas



xxx



Biaya operasi untuk menumbuhkan aset biologi: (Dr) Biaya Operasi



xxx



(Cr) Kas



xxx



Kenaikan nilai aset biologi: (Dr) Aset Biologi (Cr) Pendapatan Hasil Pertumbuhan



xxx xxx



23



BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan PSAK 68 mendefinisikan Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Tujuan pengkuran nilai wajar adalah untuk mengestimasi harga dimana transaksi teratur (orderly transaction) untuk menjual asset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat kini. Teknik penilaian yang digunakan dalam mengukur nilai wajar memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Input  tersebut dikategorikan dalam tiga level hirarki nilai wajar, yaitu: a.       Input Level 1, yaitu harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. b.      Input Level 2, yaitu input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. c.       Input Level 3, yaitu input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.



24



DAFTAR PUSTAKA PSAK 68 : Nilai Wajar IFRS 2014



25