Makalah Psda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “KESEIMBANGAN AIR DAN SUMBER AIR TANAH YANG MELIPUTI KERUSAKAN AKIBAT KEKERINGAN, HUJAN BUATAN DAN UPAYA LAINNYA SEPERTI SURVEI AIR TANAH SERTA ASPEK PEMANFAATAN DAN PENGAWETAN” DOSEN PEMBIMBING : ANDI BUSTAN DIDI,ST .,MT



DISUSUN OLEH : MUHAMMAD YUSRIL SAMAD NIM : 220190036



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya tugas mandiri ini dengan judul “Keseimbangan Air Dan Sumber Air Tanah Yang Meliputi Kerusakan Akibat Kekeringan, Hujan Buatan Dan Upaya Lainnya Seperti Survei Air Tanah Serta Aspek Pemanfaatan Dan Pengawetan”. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah “Pengembangan Sumber Daya Air” Telah mempercayakan dan membimbing penulis sehingga bisa dapat menyelesaikan Makalah ini. Saya menyadari bahwa isi dari tugas mandiri ini masih banyak kekurangannya dan kesalahan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu dosen serta rekan mahasiswa sangatlah saya harapkan. Saya juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas Mandiri ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen dengan mata kuliah “Pengembangan Sumber Daya Air” yang senantiasa mempercayakan dan membimbing penulis yang dalam keadaan sulit telah memperjuangkan hingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.



Parepare,23 Mei 2022



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2.1 Pengertian Air Tanah .................................................................................. 2.2 Sumber Air Tanah.................................................................................. 2.3 Pemanfaatan Air Tanah Untuk Sumber Daya Air................................. 2.4 Kekeringan Hidrologi............................................................................ 2.5 Upaya Untuk Menjaga Sumber Daya Air Dari Kerusakan.................... BAB III PENUTUP.......................................................................................... A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Air memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dibandingkan dengan sumber daya alam Iainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan selalu dinamis. Sumber utama air yakni hujan akan selalu datang berdasarkan waktu atau musimnya sepanjang tahun mengikuti siklus keseimbangan yang dikenal dengan sikius hidrologi. Berkaitan dengan pesatnya pembangunan di berbagai macam sektor, maka pemenuhan air berdasarkan ruang, waktu, jumlah, dan mutu akan semakin meningkat. Penyediaan air baku, air minum, air irigasi, air keperluan industri, dan untuk keperluan Iainnya merupakan suatu komponen penting dalam pengelolaan sumber daya air. Ketersediaan air dan distribusinya sering menjadi masalah umum di sepanjang musim di Indonesia. Ketersediaan air di musim kemarau menjadi sangat terbatas, sementara pada saat musim penghujan sering terjadi banjir. Masalah kemarau panjang akibat pergeseran musim penghujan serta penurunan curah hujan merupakan awal penyebab terjadinya kekeringan di sebagian besar wilayah. Kekeringan merupakan kejadian alam yang paling berpengaruh terhadap ketersediaan air terutama untuk kepentingan pertanian maupun kebutuhan konsumsi makhluk hidup khususnya manusia. Kekeringan mengakibatkan berbagai macam kerugian yang serius dalam bidang pertanian, seperti kemunduran jadwal tanam bahkan gagal panen di sejumlah daerah. Irigasi merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Penyediaan air untuk kebutuhan irigasi sangatlah penting bagi terciptanya program swasembada pangan yang baik. Petani sangat bergantung pada ketersediaan air dimana pada musim kemarau sering terjadi kekeringan, sehingga para petani tidak bisa bercocok tanam dengan 2 maksimal. Pentingngya kebutuhan air irigasi untuk kebutuhan pertanian tersebut, maka waduk digunakan



sebagai salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air mempunyai fungsi sebagai penyimpan dan penyedia air untuk keperluan irigasi. Keseimbangan air waduk juga harus selalu diperhatikan agar produksi pertanian dapat diperoleh dengan maksimal. Dengan perkembangan teknologi, deteksi potensi kekeringan bisa diteliti mulai dari perubahan pola hujan dan iklim, maupun pola debit dari permukaan serta pola konsumsi dan penggunaan lahan yang terus mengalami perubahan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mengungkap masalah kekeringan dengan deteksi dini dan pemantauan kekeringan yang didukung oleh kemajuan teknologi untuk mempermudah para peneliti dalam 5 melakukan pendeteksian sejak gejala awal muncul, proses yang sedang berjalan hingga prediksi kekeringan yang akan terjadi di masa mendatang.



1.2 Rumusan Masalah 1. Jelaskan definisi Air Tanah 2. Jelaskan Sumber air tanah 3. Pemanfaatan Air Tanah Untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air 4. Bagaimana Potensi Kekeringan Hidrologi 5. Bagaimana Upaya Untuk Menjaga Sumber Daya Air Dari Kerusakan 1.3 Tujuan 1. Untuk Mengetahui Definisi Air Tanah 2. Untuk Mengetahui Sumber air tanah 3. Untuk Memahami Pemanfaatan Air Tanah untuk Keberlanjutan Sumber Daya air 4. Untuk Mengidentifikasi potensi kekeringan hidrologi 5. Upaya Untuk Menjaga Sumber Daya Air Dari Kerusakan



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Air Tanah Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akufir, yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gampil. Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan yang dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih besar. Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air dapat dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk. Permukaan bagian atas air itu lebih preatik. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan



dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Air tanah sering disebut air tawar karena tidak berasa asin. 2.2 Sumber Air Tanah Kita ketahui bahwa sumber air meruapkan kompone penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Berikut ini adalah 5 macam sumber air minum yang dapat digunakan; 1. Air Laut Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. kadal garam Nacl dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. 2. Air Hujan Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bakbaik reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. 3. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus melewati proses pembersihan yang sempurna.



4. Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan hidrstatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suryono, 1993:1). 5. Mata Air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tana dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam. Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepemukaan tanah, keluarnya air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lerenglereng,gunung atau sepanjang tepi sungai. Berdasarkan munculnya kepermukaan air tanah terbagi atas 2 (dua) yaitu : 1. Mata air mengalir (graviti spring) Air mengalir dengan gaya berat sendiri. Pada lapisan tanah yang permukaan tanah yang tipis, air tanah tersebut menembus lalu keluarsebagai mata air. 2. Mata air artesis Berasal dari lapisan air yang dalam posisi tertekan. Air artesis berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan bumi. Ditinjau dari sudut kesehatan, ketiga macam air ini tidaklah selalu memenuhi syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan untuk tercemar. Embun, air hujan dan atau salju misalnya, yang berasal dari air angkasa, ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas, ataupun meteri-materi yang berbahaya lainnya. Demikian pula air permukaan, karena dapat terkontaminasi dengan pelbagai zat-zat mineral ataupun kimia yang mungkin membahayakan kesehatan. 2.3 Pemanfaatan Air Tanah Untuk Sumber Daya Air Pemanfaatan air tanah untuk memenuhi suatu permintaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: (1). Kebutuhan air tanah untuk jangka panjang berdasarkan perkembangan pemanfaatan air tanah yang telah ada dan rencana pengembangan air tanah selanjutnya; (2). Rekaan (model simulasi



matematis) kondisi hidrogeologi mirip keadaan alami; (3). Perencanaan pemanfaatan air tanah dalam kurun waktu tertentu sesuai kuota pengambilan air tanah yang aman sehingga pemanfaatannya tidak sampai menimbulkan dampak negatif; (4). Pemanfaatan air tanah untuk memenuhi permintaan harus lebih kecil atau maksimum sama dengan daya dukung ketersediaannya secara alami; dan (5). Lokasi-lokasi yang kondisi lingkungan air tanahnya telah rawan atau kritis dilakukan pengaturan pengambilan serta peruntukannya lebih lanjut sesuai kemampuan ketersediaannya serta bagi yang telah ada wajib dilakukan pengurangan debit pengambilan. Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori tanah dan bahanbahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Air tanah merupakan komponen dari suatu daur hidrologi (hydrologic cycle) yang melibatkan banyak aspek bio-geo-fisik, bahkan aspek politik dan sosial budaya yang sangat menentukan keterdapatan air tanah di suatu daerah. Siklus hidrologi menggambarkan hubungan antara curah hujan, aliran permukaan, infiltrasi, evapotranspirasi, dan air tanah. Sumber air tanah berasal dari air yang ada di permukaan tanah (air hujan, air danau, dan sebagainya) kemudian meresap ke dalam tanah/akifer dan mengalir menuju ke daerah pelepasan. Air tanah dangkal umumnya berada pada kedalaman kurang dari 40 m dari permukaan tanah. Akifer air tanah ini bersifat tidak tertekan, sangat mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat. Hal ini disebabkan karena antara air tanah pada akifer dan air yang ada di permukaan tanah tidak dipisahkan oleh lapisan batuan yang kedap. Jika terjadi hujan, air yang meresap ke dalam tanah akan langsung menambah air tanah ini. Air tanah dalam, keberadaannya cukup dalam sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan alat bor besar. Air tanah ini berada pada akifer kedalaman antara 40-150 m dan di bawah 150 m. Akifer ini bersifat tertekan dan tidak dipengaruhi oleh kondisi air permukaan



setempat karena antara air tanah pada akifer dan air yang ada di permukaan tanah dipisahkan oleh lapisan batuan yang kedap. Air tanah ini mengalir dari daerah resapannya di daerah yang bertopografi tinggi.  Permasalahan Pemanfaatan Air Tanah Pengambilan air tanah yang intensif mengakibatkan berbagai dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Pada kondisi yang lebih lanjut penurunan muka air tanah menyebabkan dampak berupa penurunan muka tanah yang mengakibatkan terjadinya penggenangan atau banjir pada daerah tersebut. Selain itu penurunan muka tanah juga memicu terjadinya kontaminasi air asin atau intrusi air laut. a) Penurunan muka air tanah Kemerosotan kuantitas air tanah ditunjukkan oleh penurunan kedudukan muka air tanah. Perubahan jumlah air tanah yang terdapat dalam cekungan akan diikuti oleh perubahan kedudukan muka air tanah, oleh karena itu untuk mengetahui perubahan kuantitas dapat dilakukan melalui observasi penurunan muka air tanah. Kedudukan muka air tanah dapat diperoleh dari pengukuran muka air tanah pada sumur gali dan sumur bor terpilih. Sedangkan untuk mengetahui perubahan kedudukan muka air tanah, dilakukan melalui analisis data rekaman muka air tanah otomatis (automatic water level recorder-AWLR) pada sumur pantau. Dalam suatu cekungan air tanah, muka air tanah selalu dalam keadaan dinamis. Apabila penambahan air tanah sama dengan jumlah yang keluar, atau jumlah pengambilan air tanah, maka terjadi suatu keseimbangan. Dalam kondisi ini muka air tanah relatif tetap atau tidak berubah oleh waktu, dengan fluktuasi musiman pada kedudukan sekitar rata-ratanya. Kemudian akibat dari jumlah pengambilan air tanah yang melampaui kemampuan penambahannya, maka akan terjadi penurunan muka air tanah yang dapat membentuk kerucut muka air tanah terdepressi (cone of depression) pada daerah dimana pengambilan air tanah intensif. b) Penurunan kualitas air tanah



Kualitas air tanah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu: material (tanah dan batuan) yang mengandung atau yang dilewati air tanah, macam aliran dan proses perubahan akibat dari pencemaran yang sesuai dengan hukum fisika, kimia dan biologi. Oleh karena itu kualitas air tanah dapat berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas air tanah, dilakukan pengukuran suhu dan daya hantar listrik (DHL), serta analisis beberapa unsur kimia (nitrat dan amonium) secara langsung di lapangan. Selain itu dilakukan analisis sifat fisika, kimia dan biologi dari contoh air tanah terpilih di laboratorium. 2.3 Kekeringan Hidrologi Kekeringan adalah suatu keadaan wilayah yang terjadi kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dalam area yang cukup luas. Kekeringan disebabkan karena curah hujan turun lebih rendah dari normalnya, sehingga ketersediaan air menjadi sedikit. Menurut Wilhite dan Glantz, 7 kekeringan yang terjadi secara alamiah terbagi atas empat jenis, yaitu: kekeringan meteorologis, kekeringan hidrologis, kekeringan pertanian, dan kekeringan sosial-ekonomi. Kekeringan hidrologi didefinisikan oleh Nalbantis et al (2008) sebagai “berkurangnya secara nyata air yang tersedia dalam berbagai bentuk siklus hidrologi di daratan”, yaitu sebagai air di sungai, air di waduk dan danau, dan air tanah. Pengertian lain kekeringan hidrologi diberikan oleh Tallaksen et al (2004) sebagai keadaan ketersediaan air berada di bawah rata-rata alami, yang berlanjut secara regional. Sementara Panu et al. (2002) mendefinisikan kekeringan hidrologi sebagai periode waktu jumlah air di sungai, danau, akuifer, dan tanah berada di bawah rata-rata. UN-ISDR



(2009)



mendefinisikan



kekeringan



hidrologi



sebagai



kekurangan air permukaan dan air tanah relatif terhadap kondisi rata-rata pada berbagai saat dalam musim. Seperti halnya dengan kekeringan pertanian, kekeringan hidrologi tidak memiliki hubungan yang langsung antara jumlah curah



hujan dengan banyaknya air di sungai, waduk, danau, dan akuifer, sebab komponen sistem hidrologi tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti irigasi, air minum, dan lainnya. Terdapat perbedaan waktu antara datangnya hujan dan ketika terjadi kekurangan air di permukaan dan air tanah. Pengelolaan kekeringan di Daerah Irigasi Sempor didasarkan secara sederhana pada indikator kekeringan yang berupa data status kondisi air waduk dan jaringan irigasi, dengan pedoman pengelolaan kekeringan yang bersifat lokal. 2.5 Upaya Untuk Menjaga Sumber Daya Air Dari Kerusakan Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki



suatu



sistem



monitoring



penggunaan



air



tanah



yang



dapat



divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya. Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah (CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined aquifer). CAT ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT adalah : CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m³/tahun CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m³/tahun Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan merupakan kebalikan dari air permukaan. Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam memengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan



kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan adalah: Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah. Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air. Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi. Air tanah juga dapat di artikan semua air yang berapa di bawah permukaan tanah merupakan air tanah.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Air tanah adalah air yang eksistensinya berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman letak air tanah tidak sama pada setiap tempat, karena kedalaman air tanah sangat tergantung pada jenis tanah permukaan dan kedudukan lapisan tanah yang menyimpan air tanah tersebut. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh air itu disebut muka air tanah atau permukaan freatik. Karena air tanah terkait dengan perubahan iklim terhadap ruang dan waktu. Akibat perubahan global akan mempengaruhi aspek-aspek kunci dari proses hidrologi bawah permukaan (air tanah, air zona vadose, dan perairan akuifer yang tidak terkekang), dan interaksi permukaan air tanah, serta kualitas air. Penelitian dan publikasi yang membahas efek iklim yang diproyeksikan pada air bawah permukaan, dewasa ini sedang dikaji oleh para peneliti. Akan tetapi dukungan kemajuan teknologi, wawasan dan pemahaman baru, masih dibutuhkan terutama yang terkait dengan sistem terestrial-bawah permukaan, interaksi proses biofisik, dan masukan untuk proses atmosfir. B. Saran Kita ketahui bahwa sumber air meruapkan komponen penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Kelestarian dan keberlanjutan air tanah sebagai air bawah permukaan, sangat mempengaruhi jalannya siklus hidrologi di Bumi. Oleh karena itu sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim (climate change) dan gejala pemanasan global (global warming) yang terjadi secara iklim dalam dua dasawarsa belakangan tidak terlepas dari kondisi air tanah di Bumi.



DAFTAR PUSTAKA Darwis. 2016. “Konservasi Air Tanah Dangkal Berbasis Pemberdayaan Petani Pemakai Air Tanah : Studi kasus di Kabupaten Takalar)”. Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Darwis. 2017. “Capillary Shock Phenomenon of Groundwater at The Beginning of Rainy Season”. International Journal and Advanced Science, Engineering and Information Technology. Dec. 2017 Energy Efficiency & Renewable Energy (EERE). “Groundwater Basin”. http://www.expertglossary.com/renewable-energy/definition/ groundwater-basin. Diunduh tanggal 25 Agustus 2017. Environmental Engineering Dictionary (EED). 2016. “Groundwater Basin”. http://www.ecologydictionary.org/GROUND_WATER_BASIN. Diunduh tanggal 25 Agustus 2017. Erna Witoelar. 2000). “Strategi Pengelolaan Sumberdaya Air yang Berkeadilan”. Pidato Menteri PU pada hari air sedunia. Fathurrohman Muhammad. 2013. Definisi Konservasi Lingkungan, (https://muhfathurrohman.wordpress.com/2013/01/23/definisikonservasilingkungan, diaksestanggal06Maret 2016) Fatma Aksever, Ayşen Davraz, Remzi Karaguzel,. 2015. “Groundwater balance estimation and sustainability in the Sandıklı Basin (Afyonkarahisar/Turkey)”. Journal of Earth System Science, June 2015, Volume 124, Issue 4, pp 783–798. Food and Agriculture Organization (FAO), 2013. “Groundwater Management : The Search Practical Approaches”. Water Report – 25.