Makalah Psikologi Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI “Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Permainan Balok”



Disusun Oleh: WA ODE MURANA NIM : PSW.B.2019.IB.0018



YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya,



sehingga



penulis



bisa



menyelesaikan



makalah



psikologi



perkembangan anak usia dini tentang “Meningkatkan Kreatifitas Anak melalui Kegiatan Permainan Balok” tepat pada waktunya. Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penyelesaian tugas akhir ini dengan tidak menyebutkanya satu persatu. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitu juga dengan pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Demi pembuatan tugas yang lebih baik lagi kedepannya. Atas perhatian dan ktrik sarannya penulis mengucapkan terima kasih.



Raha, 21 maret 2020



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan BAB II ISI 2.1 Hakikat Anak Usia Dini 2.2 Kreatifitas 2.3 Bermain 2.4Hubungan kreatifitas dengan anak usia dini 2.5 Cara meningkatkan kreatifitas anak melalui permainan balok BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan segala sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan yang dimilikinya secara lansung karena dengan mempraktekkan anak akan menghasilkan pengalaman unik yang dapat membangun pengetahuannya. Anak mendapatkan kepuasan dalam bermain karena secara tidak lansung anak berarti mengemabangkan dirinya sendiri.Bermain memberikan suatu kesenangan bagi anak dan dapat membantu perkembangan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi perkembanagn otot kasar dan halus anak, meningkatkan penalaran anak, dan memahami keberanaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi anak dan mengembangkan kreatifitas kreativitas. Area bermain dimana anak secara lansung mengobservasi linkungan sekitarnya sehingga anak dapat berinteraksi lansung dengan lingkungannya. Dengan bermain anak dapat menemukan lingkungan orang lain, dan menemukan dirinya sendiri, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan tersebut, anak dapat menghargai orang lain, tenggang rasa terhadap orang lain, tolong menolong sesama teman dan yang lebih utama anak dapat menemukan pengalaman baru dalam kegiatan tersebut. Bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui segala sesuatu secara lebih mendalam dengan bereksperimen sederhana.



Anak yang kreatif dapat terlihat dari tindakan yang dilakukannya. Yaitu selalu aktif dalam segala kegiatan,tidak pernah diam dan selalu ingin bergerak karena rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang baru di lihatnya, selalu bertanya tentang hal yang baru saja di lihatnya,memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar, dan sebagainya, suka denagn hal-hal yang menantang keingintahuannya, lebih mengutamakan diri sendiri, dan memiliki konsentrasi yang sangat pendek atau cepat merasa bosan. Dalam kenyataan sekarang ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak terhambat oleh keterbatasan lingkungan bermain anak,kurangnya kebebasan bagi anak untuk bermain dengan bebas, dan kurangngnya sarana bermain bagi anak.Terlebih lagi ada sebagian orang tu yang melarang anaknya untuk bermain dengan teman sebayanya di luar. Di zaman yang semakin modren ini banyak anak-anak yang tertekan untuk mengikuti kegiatan sekolah. Pembelajaran anak usia dini banyak yang terstruktur dan formal, sehingga celah bagi anak untuk bermain sambil belajar semakin sempit. Padahal kegiatan bermain bebas sering merupakan kunci untuk mengembangkat bakat kreatif yang dimiliki setiap anak dan mengembangkan kreativitas anak. Fungsi bermain bagi anak usia dini dapat dijadikan sebagai modal yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu mengembangkan aspekaspek perkembangan anak baik perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya, dan mengembangkan daya kreativitas anak. Untuk itu penulis berupaya mencarikan solusi permainan yang dapat meningkatkan kreatifitas anak melalaui bermain seperti kegiatan eksperimen



sederhana. Dimana kegiatan eksperimen ini tidak akan jauh dari unsur bermain bagi anak. Karena anak akan secara lansung berinteraksi sendiri dengan objeknya dan sesuai dengan kemauan anak.Tentunya kegiatan ini tidak akan luput tanpa bimbingan dan arahan seorang guru TK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Apa yang di maksud dengan kreatifitas anak? 2. Apa hubungan kreatifitas dengan anak usia dini? 3. Bagaimana cara meningkatkan kreatifitas anak melalui permainan balok? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan permasalahan yang dipaparkan, tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kreatifitas 2. Untuk mengetahui apa hubungan kreatifitas dengan anak usia dini 3. Untuk mengetahui cara meningkatkan kreatifitas anak melalui permainan balok



BAB II ISI A. Hakikat Anak Usia Dini 1. Pengertian anak usia dini Pengertian Anak usia dini secara umum adalah anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Beberapa orang menyebut fase atau masa ini disebut sebagai ‘golden age” karena masa ini merupakan masa fundamental bagi perkembangan dan pertumbuhan anak dan masa sangat menentukan seperti apa anak kelak jika dewasa nanti baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Anak usia dini dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Menurut



Slamet



Suyanto



(2005



)Di



mana



pertumbuhan



dan



perkembangantelah di mulai sejak prenatal yaitu dalam kandungan. Pembentukan sel syaraf otak , sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam masa kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak,tetapi hubungan antara sel syaraf otak (sinap) terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, sampai ada teori yang menyatakan pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80 % pada usia delapan tahun. Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik, perkembanagn moral ( termasuk kepribadian, watak ,dan akhlak), sosial, emosional,intelektual dan bahasa juga berlansung amat pesat. Oleh karena itu usia dini juga di sebut tahun emas atau golden age.



Setiap anak bersifat unik, tidak ada dua anak kembar sekalipun yang sama. Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat dan minat sendiri.Dalam buku Slamet suyanto kecerdasan ganda dari Gardner (1998) menyatakan ada delapan tipe kecerdasan, tetapi amat jarang yang memiliki secara sempurna delapan kecerdasan tersebut. Oleh karena itu guru harus memahami kebutusan khusus dan kebutuhan individu anak untuk memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan belajar dan membimbing anak belajar yang tepat agar anak dapat berkembang sesuaia dengan masa perkembanagnnya. Tentu saja ada banyak faktor yang akan sangat mempengaruhi anak dalam masa perkembangan dan pertumbuhan ini dalam menuju kedewasaan.Tetapi apa yang dapat dan apa yang diajarkan pada anak usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh penting dalam menentukan setiap pilihan dan langkah hidup. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembanagan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga di bandingkan usia –usia selanjutnya. Pada usia tersebut merupakan fase kehidupan yang sangat unik. Anak usia dini merupakan pribadi unik yang mampu menarik perhatian orang dewasa. Bahkan tingkah polah mereka mampu membuat para orang tua terhibur karenanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati karakteristik dari anak usia dini sebagai berikut:



1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa bayi rasa inign tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih sangat sederhana. 2. Merupakan pribadi yang unik Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan individual dalam menangani anak usia dini. 3. Suka berfantasi dan berimajinasi. Fantasi



adalah



kemampuan



membentuk



tanggapan



baru



dengan



pertolongan tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata (Siti Aisyah,2008).Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau pun hewan. 4. Masa paling potensial untuk belajar.



Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi mengisinya dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. 5. Menunjukkan sikap egosentris. Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek sampai keinginannya terpenuhi. 6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek. Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal ini. 7. Sebagai bagian dari makhluk sosial. Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah terhadap temannya. Melalui interaksi sosial ini anak membentuk konsep dirinya. Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajr untuk berperilaku sesuai tuntutan dari lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan orang lain dalam kehidupannya



B.Kreatifitas 1) Pengertian kreatifitas Istilah kreatifitas mula-mula di ambil dari bahasa inggris yaitu dari kata dasar “to create”. Creative (kreatif) berarti menciptakan atau membuat sesuatu yang baru yang belum pernah dibuat dan diciptakan orang lain.Dari kata kreatifitas tampak ada unsur penciptaan.Dalam skripsi menurut Clark Mostakis dalam Yeni (2010:13) kreatifitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan idntitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain.Menurut Baron (dalam Asrori, 2007:61) dalam skripsi kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti harus sama sekali baru tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kreatifitas adalah suatu kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah di hasilkan orang lain yang merupakan proses interaksi manusia dengan lingkungan dalam pemecahan masalah. 2) Tujuan kreatifitas Kreativitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, karena ungkapan kreatifitas sering diberikan kepada orang yang bisa menciptakan ide atau gagasan baru. Khususnya bagi anak usia dini yang serba ingin tahu selalu menciptakan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan imajinasinya.



Dalam skripsi menurut Montolalu (2005:3.8), tujuan kreativitas adalah memberikan kesempatan anak untuk mengekspresikan diri, menemukan alternatif cara pemecahan, masalah, keterbukaan dan kepuasan diri. Sedangkan menurut Martini (2006:58) dalam skripsi mengemukakan bahwa tujuan kreatifitas adlah anak yang mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan berbagai inisiatif yang dipikirkannya yang akan berkembang menjadi anak yang percaya diri. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kreativitas adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk mewujudkan atau mengekspresikan apa yang dirasakannya agar dapat melatih kepercayaan dirinya. 3) Karakteristik kreatifitas Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat rentan dengan pertumbuhan baik fisik maupun mental khususnya usia 3-5 tahun. Sebagian besar anak sering kali tidak sabar menungggu masa-masa pengakuan dari lingkungan sekitarnya terutama orang tua dan teman sebayanya bahwa anak-anak bukan bayi yang penuh dengan ketergantungan melainkan ingin dianggap seperti orang dewasa umumnya. Dalam skripsi menurut Piers dalam (Asrori , 2007:72) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas adalah: a) Memiliki dorongan (drive) yang tinggi b) Memiliki keterlibatan yang tinggi c) Memiliki rasa ingin tahu d) Memiliki ketekunan yang tinggi e) Cendrung ketidakpuasan terhadap kemampuan sendiri f) Percaya diri



g) Memiliki kemandirian h) Bebas dalam mengambil keputusan i) Menerima diri sendiri j) Senang rumor k) Memiliki intuisi l) Cendrung tertarik kepada hal-hal yang komplek m) Toleran dan bersifat sensitif Dapat disimpulkan bahwasanya karakteristik dari kreatifitas anak usia dini adalah anak yang memiliki energi fisik dan mental yang sehat, cerdas, disiplin, bersemangat, punya keingintahuan, percaya diri, sifat terbuka, dan penuh daya cipta. 4) Pengembangan kreatifitas Kreatifitas anak usia dini akan terlihat saat anak bermain bebas mengeksprikan dirinya. Secara berangsur-angsur akan tergambar kreatifitas anak melalui setiap yang dilakukan anak, karena anak adalah insan yang aktif dan tidak mau berdiam diri saja. Dalam skripsi menurut Utami Munandar (dalam ASRORI, 2007 : 62) mengatakan pengertian pengembangan kreatifitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasikan suatu gagasan. C.Bermain 1) Pengertian bermain bagi anak Anak



perlu



diberikan



hah-haknya



terutama



kesempatan



untuk



mengekspresikan dirinya melalui kegiatan bermain. Menurut Dr. Seto Mulyadi



(kak seto) dalam buku Andrianto (2009) mendefenisikan pengertian bermain tidaklah mudah. Tetapi secara umum bermain sering dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan secara spontan dan dalam suasana riang dan gembira. Menurut Garvey (1991) mengemukakan lima pengertian berkaitan dengan pengertian bermain , yaitu: a) Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak. b) Bermain tidak memiliki nilai tujuan ekstrinstik, namun motifasinya lebih bersifat instrinstik. c) Bermain bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak. d) Bermain melibatkan pran aktif dan keikutsertaan anak. e) Bermain memiliki hubungan sistematisyang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain,



seperti



kemampuan



kreatifitasnya,



kemampuan



memecahkan



masalahnya, belajar bahasa, perkembanagn sosial, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan dilakukan secara spontan tanpa ada paksaan, maka anak akan terus melakukanya. Bermain tidak bisa dilepaskan dari kehidupan anak. Dngan kata lain dunia anak adalah bermain. Bermain bagi anak tidak selamanya memberikan dampak negatif bagi perkembangan jiwa anak. Menurut Andrianto dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli menyatakan sebaliknya. Bermain bagi anakdengan terkendali dapat mendorong perkembangan anak kearah lebih maju. Jika dalam kegiatan bermain anak sering dikritisi oleh temannya sendiri ,



maka akan tampak hal-hal seperti terbinanya persahabatan antara teman sepermainnya. 2) Tahap-tahap perkembangan anak dalam bermain Bermain merupakan sarana yang meliputi unsur afeksi, kognisi, dan psikomotorik. Menurut Elizabeth B. Hurlok tahapan-tahapan perkembangan bermain bagi anak adalah: a) Tahap penjelajahan Ciri utama dari tahap ini adalah anak mulai berusaha menjangkau atau meraih benda yang ada di sekelilingnya, lalu mengamatinya. Tahap ini dimulai sejak anak masih bayi berumur tiga bulan. b) Tahap mainan Dimulai



anak



berusia



5-6



tahun,



pada



masa



ini



anak



mulai



mengeksplorasikan mainanya. Anak belajar bergerak, berbicara dan merasakan benda-benda yang ada di sekelilingnya . c) Tahap bermain Dimulai dari usia masuk sekolah (6 tahun). Pada masa ini anak mulai berinteraksi dengan teman dalam berolah raga , hobi dan bentuk permainan semacamnya. d) Tahap melamun Semakin anak mendekati masa puber, seseorang anak mulai kehilangan minat dalam permainan. Saat ini disebut dengan memasuki usia remaja. 3) Manfaat bermain bagi anak



Menurut Hurlock (1981) dalam Seto Mulyadi (1999) dalam Andrianto berbagai manfaat dari bermain bagi anak: a) Manfaat fisik Bermain fisik membantu anak mematangkan otot-otot dan melatih keterampilan seluruh tubuhnya. Bermain juga bermanfaat sebagai penyalur energi yang berlebihan. b) Manfaat sebagai terapi Dengan bermain akan membantu anak mengekspresikan perasaanperasaannya dan mengeluarkan energi yang tersimpan sesuai dengan tuntutan sosialnya. c) Manfaat edukatif Anak dapat memperoleh manfaat edukatif atau hal-hal baru yang berhubungan dengan bentuk, warna, ukuran, dan tekstur suatu benda. d) Manfaat kreatif Melalui aktivitas bermainnya anak dapat mengembangkan gagasan baru, baik dengan alat bermain atau tidak sama sekali. e) Manfaat bagi pembentukan konsep diri Bermain bersama orang lain (teman-temanya) mengajarkan anak untuk mengrti akan mengerti akan kemampuan dirinya sendiri. f) Manfaat sosial Bermain dengan teman-teman(kooperatif) sebaya akan mengajari anak membangun suatu hubungan sosial. Kenyataannya anak menjadi kenal dengan anak-anak lain.



g) Manfaat moral Bermain dapat dijadikan sarana mengenal moral kepada anak . Misalnya melalui kegiatan bermain kepada anak dapat ditunjukkan hal-hal yang benar dan salah, hal-hal yang adil dan sebaliknya pilih kasih, dan lain-lain. 4) Jenis-jenis bermain Menurut Andrianto ditinjau dari kegembiraannya, maka bermain dapat di bagi menjadi 2 jenis , yaitu : 1. Bermain aktif Bermain aktif adalah jenis bermain yang kegembiraannya muncul dari apa yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Menurut Dr. Seto Mulyadi (1999) dalam Krisdyatmiko (Ed) dalam buku Andrianto macam-macam ragam jenis bermain aktif tersebut antara lain bersifat bebas dan spontan, bermain drama, berkhayal dan konstruktif. Bermain bebas dan spontan adalah salah satu bentuk bermain aktif dengan anak bebas melakukan saja sesuai dengan keinginannya tanpa adnya peraturan-peraturan yang baru. Bermain drama merupakan bentuk bermain aktif yaitu anak dengan suatu prilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan benda-benda atau situasi , seolah-olah hal tersebut memiliki atribut yang lain dari pada yang sebenarnya. Berkhayal merupakan bentuk permainan aktif yang lebih bersifat mental dari pada bersifat fisik. Jenis bermain ini dapat bersifat reproduksi membuat anak berkhayal mengenai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari sebagaiman adanya. Bermain konstruksi yaitu anak dapat membangun sesuatu dengan mempergunakan bahan-bahan yang ada, misalnya anak menyusun balok menjadi rumah, jembatan ,dan kereta api.



2. Bermain fasif Bermain fasif adalah jenis bermain yang kegembiraan anak dicapai melalaui usaha yang dilakukan orang lain. Pada permainan ini anak memperoleh kegembiraan melalaui usaha yang dilakukan orang lain seperti menonton televisi, mendengarkan dongeng, mendengarkan musik, membaca buku dan sebagainya. Menurut Slamet dalam buku Andrianto (2009) membaca adalah suatu kegiatan yang sehat yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak, sehingga pada anak akan berkembang nilai-nilai kreatifitas dan kecerdasan. Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak, baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adlah anak akan menjadi bertambah pengetahuannya. Sedangkan negatifnya adalah apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan melalui radio seperti kekerasan, kriminalitas, dan kejahatan lainnya. Menonton televisi sama seperti mendengar radio yang bisa berdampak positif dan negatif. D. Hubungan kreatifitas dengan anak usia dini Setiap individu pada hakekatnya sudah diberi oleh Tuhan potensi untuk menjadi kreatif. Anak yang sudah terbiasa melakukan tindakan –tindakan yang kreatif nantinya akan menjadi anak yang tumbuh dengan pribadi yang cerdas, tangguh, ulet, dan mandiri. Sebagaimana bahwa anak usia dini itu adalah insan yang unik, memiliki rasa ingin tahu yang unik, anak yang aktif dan energik, berjiwa petualangan, dan suka berfantasi. Sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang pribadi, bahwa ciri-ciri kreatifitas itu terdapat pada diri anak. Hanya saja tingkatan kratifitas anak itu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan pada anak –anak itulah yang menunjukkkan adanya



keunikan tersendiri pada anak –anak sebagai seorang pribadi. Dengan karakter anak yang seperti itu anak akan mencoba menciptakan hal-hal baru yang sedang difikirkannnya, misalnya saja anak sedang mencoba-coba membuat rumahrumahan yang bentuknya agak berbeda dengan yang bias dilihatnya. Tentu akan muncul pertanyaan darimanakah anak kecil tersebut mendapatkan ide?darimana muncul ide-ide tersebut? Jawabannnya pasti anak memiliki imajinasi yang tinggi sehingga mampu membuat karya yang kreatif. Melihat hal yang seperti itu tentu orang tua akan tahu bahwa anaknya mampu berimajinasi. Sebagai orang tua tentu harus menghargai karya kreatif anak . Karena dengan penghargaan yang diberikan anak akan merasa bangga dengan hasil karyanya dan akan menjadi terbiasa untuk berkarya kratif. .



Sesuai dengan semboyan anak usia dini adalah “bermain sambil belajar,



belajar seraya bermain” bahwa dunia anak adalah bermaian. Dengan memberikan kesempatan bermaian dan berkreasi kepada anak, maka anak akan mendapatkan perasaan senang dan perasan gembira yang akan memunculkan kegiatan-kegiatan spontan dan kratif. Dalam bermain anak akan mengeksplorasi diri melalui gerakan,



penglihatan,



dan



pendengaran



terhadap



benda-benda



yang



disekelilingnya, anak akan bereksperimen terhadap benda-benda yang dilihatnya, anak akan berekspresi dengan benda-benda yang dilihatnya. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasannya. Ia dapat berekperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat bermain atau tidak. Sekali anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain. Kreativitas memberi



anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki pengaruh nyata pada perkembangan pribadinya. Jika kreativitas dapat membuat permainan menjadi menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas atas permainan yang mereka rsakan. E. Cara meningkatkan kreatifitas anak melalui permainan balok kayu Balok kayu adalah mainan edukatif anak yang terbuat dari potonganpotongan kayu yang terdiri dari berbagai macam bentuk geometri. Permainan balok kayu merupakan permainan yang membentuk dan menggabungkan objek, permainan ini sering disebut permaianan konstruktif. Dimana anak secara aktif membangun sesuatu menggunakan bahan/material yang sudah tersedia dengan pengetahuan yang dimilikinya. Anak menyusun serta merangkai balok-balok kayu menjadi sebuah bangunan menara, gedung, rumah, jalan, dan sebagainya. Beberapa keunggulan dari permainan balok yaitu: 1.) Manfaat Fisik Mainan balok memperkuat gengaman jari dan tangan anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan. Mainan balok juga mendidik anak mempelajari perbedaan bentuk geometri. 2.) Manfaat Sosial Mainan balok mendorong anak untuk berteman dan bekerja sama. Balok bermanfaat bagi anak karena balok mendorong interaksi dan imajinasi. Imajinasi anak dapat segera diwujudkan dengan mainan balok. Kreatifitas yang dikombinasikan dengan aksi sangat penting dalam kehidupan sosial. 3.) Manfaat Intelektual



Anak dapat mengembangkan kemampuan kata-kata saat mereka mecoba mengambarkan ukuran, bentuk dan posisi. Anak mengembangkan kemampuan matematik melalui pengelompokan, penambahan, pengurangan. Dua buah segitiga sama sisi jika digabung akan menjadi persegi empat. Hal tersebut bisa juga akan dimengerti melalui bermain balok standar. Dengan bermain balok, anak akan mengalami bahwa balok jika tidak seimbang akan jatuh, anak belajar tentang keseimbangan dan gravitasi. Belajar geometri dari mainan balok akan meningkatkan stimulasi intelektual. Penelitian yang dilakukan di Universitas Washington juga menunjukkan hasil, bahwa anak yang bermain menggunakan balok kemampuan bahasanya lebih tinggi dari teman-temannya. 4.) Manfaat Kreatif Mainan balok merupakan pemicu stimulasi kreatifitas, karena anak akan membuat desain mereka sendiri dengan balok. Dalam (bermain-dan-kreativitaspada-anak-usia.html )Plato Seorang Philosofi Yunani (428-348 SM) menulis bahwa arsitek masa depan adalah anak yang mainannya membuat bangunan. Semua anak akan melalui tahapan dalam bermain menggunakan balok : 1. Anak akan membawa balok-balok berkeliling.Dengan demikian mereka belajar tentang balok misalnya berapa berat balok tersebut, bagaimana rasanya dan berapa banyak bisa diangkat sekali jalan. 2. Anak memajang balok atau menidurkannya di lantai, karena anak masih belajar karakter balok.Bagaimana meletakkan yang satu di atas lainyya untuk membuat menara. Jalan.



3. Cara baru menyambung balok : memagar, jembatan, pola-pola dekoratif dan kejelian membanding. Mulanya anak akan senang memagar dengan teknik baru, membuat pagar adalah suatu pengalaman yang menyenangkan, kemudian pagar dapat digunakan untuk permainan dramatik. Memagar mengarahkan anak-anak untuk mengenal bentuk-bentuk geometrik dan lapangan. Membuat jembatan dengan dua balok ditancapkan dalam posisi antara satu dan lainnya diberi jarak lalu jarak ini dihubungkan dengan satu balok lagi di bagian atasnya. 4. memberi nama bangunan, menggunakan dan mengembangkan bangunan, begitu mereka memiliki pengalaman, untuk umur 4 sampai 6 tahun, anak-anak mlai memberi nama bangunan yang mereka buat.



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN



Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia din bermain adlah dunianyai. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan bermain, salah satunya adalah pengembangan kreativitas ana. Bermain dalam bentuk apapun, baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang ktreativitas anak dalam menciptakan hal-hal yang baru. Misalnya saja permainan balok kayu, dimana dengan permainan ini anak akan belajar bagai mana cara menyusun atau membangun kayu sehingga menjadi sebuah bentuk. Biasanya hal-hal yang ingin di bentuk atau di bangun anak adalah benda-benayang sering dilihatnya, seperti rumah, menara, dan jalan. Dengan cara inilah anak dapat mengembangkan imajinasinya sehingga memunculkan kreatifitas anak dalam berkarya. Disinilah peran orang tua dan guru pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan kreativitas anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat yang tepat sesuai dengan



bakat,



minat,



perkembangan,



dan



kebutuhan



anak.



B. SARAN Diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini tentu memiliki manfaat khususnya bagi pendidik anak usia dini dalam meyiapkan permainan yang dapat meransang kratifitas anak. Bahkan bagi calon pendidik tentu perlu memahami bagaiman pentingnya bermain itu bagi anak usia dini, dan sebagai pengetahuan untuk nantinya dalam membuat suatu permainan yang bermanfaat bagi anak usia dini terkhusus dalam meningkatkan kreatifitas anak.



DAFTAR PUSTAKA



Suyanto, Slamet.2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.JAKARTA.



Rofi,Imam.2011.Game Edukatif di Dalam dan Luar Sekolah.Yogyakarta:Diva Press. Andrianto.2009.Membentuk Anak Cerdas dan Tangguh.Yogyakarta:Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Zaman, Badrun.2005.Media dan Sumber Belajar TK.Jakarta.Universitas Terbuka Bermain dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini _ PAUD ANAK CERIA BERBUDAYA LINGKUNGAN.htm bermain-dan-kreativitas-pada-anak-usia.html bermain-dan-kreativitas-pada-anak-usia.htm skripsi-ptk-peningkatan-kreatifitas.html