Makalah Psikopen KLMPK 6 FIX [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN “ KONSEP PEMPROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR ”



DOSEN PENGAMPU : Drs. Afrizal Sano, M.Pd., Kons.



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 1. Cheryna Zya Zya Gusya (21231053) 2. Ghina Alfiyyah (21231061) 3. Halimatun Saqdiah Zulhanif (21231063) 4. Novita Salsabila (21231083) 5. Zahlul Akbar (21231151)



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Pendidikan. Adapun tema dari Makalah ini yaitu "PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR". Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Kami menghantarkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak dan terutama Allah SWT dalam pengerjaan makalah ini. Dengan ini kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisnya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan, saran, dan usulan guna penyempurnaan makalah ini.



Padang, 01 Oktober 2022



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... 3 BAB I ............................................................................................................................................................... 4 A. Latar Belakang ....................................................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 4 C. Tujuan .................................................................................................................................................... 4 BAB II .............................................................................................................................................................. 5 A. Pengertian sensasi, atensi (perhatian), persepsi, serta kaitan ketiganya ............................................. 5 B. Faktor faktor yang mempengaruhi atensi ............................................................................................. 7 C. Pengertian ingatan dan proses terbentuknya ingatan .......................................................................... 8 D. Pengertian Lupa dan Proses Terjadinya Lupa .....................................................................................10 E. Upaya pendidik dalam mengoptimalkan pemrosesan informasi pada peserta didik dalam proses belajar ......................................................................................................................................................13 BAB III ...........................................................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................15



3



BAB I PEMBUKA A. Latar Belakang Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanaNya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung. Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera. Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori belajar kognitif ini merupakan teori belajar umum yang dapat di terapkan dalam materi apapun.



B. Rumusan Masalah 1. Pengertian sensasi, atensi (perhatian), persepsi, serta kaitan ketiganya 2. Faktor faktor yang mempengaruhi atensi 3. Pengertian ingatan dan proses terbentuknya ingatan 4. Pengertian lupa dan proses terjadinya lupa 5. Upaya pendidik dalam mengoptimalkan pemrosesan informasi pada peserta didik dalam proses belajar



C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian sensasi, atensi (perhatian), persepsi, serta kaitan ketiganya 2. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi atensi 3. Mengetahui pengertian ingatan dan proses terbentuknya ingatan 4. Pengertian lupa dan proses terjadinya lupa 5. Mengetahui upaya pendidik dalam mengoptimalkan pemrosesan informasi pada peserta didik dalam proses belajar 4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian sensasi, atensi (perhatian), persepsi, serta kaitan ketiganya Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartika sebagai aspek kedasaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tunggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai knadungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan. Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakhmat,1994) menyebut sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra. Apapun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, menusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena rumput juga mengindra cahaya dan humiditas (Lefrancois, 1974, dalam rakhmat,1994). Sensasi sering di bedakan dari persepsi, yang melibatkan penilain, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan sebagai mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan Secara sinonim dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Apakah persepsi itu?? Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahan persepsi dengan pernyataan “ apa ciri-ciri keputusan yang baik tentang orang lain” (muhadjir, 1992:80). Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dan percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Kata “persepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi: persepsi dari persepsi sosial (calhoun& Acocella, 1990: Sarwono,1997; Gerungan 1987), dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994). Tegiuri (dalam Muhadjir 1992) menawarkan istilah (la atrui” atau mengenal orang lain. Dlam keputusan berbahasa inggris, istilah yang banyak digunakan adalah “ social perception”. Objek fisik pada umumnya memberikan stimulus fisik yang sama, sehingga orang mudah membuat persepsi yang sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula, namun kenyataannya tidaklah demikian. 5



Persepsi (perception) dalam arti sempi ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (leavitt,1978). Menurut DeVito(1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yng menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuansinya, semakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana,2000:167-168). Atensi Apa itu atensi?? Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi yang didapatkan dari pengindraan, ingatan dan proses kognitif linnya. Atensi terbagi menjadi (selective attention ) dan atensi terbagi (devided ettention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal hal yang disadari yang mungkin fokus dari atensi. Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari pengindraan, ingatan maupun proses kognitif linnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Ada yang mengatakan bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa. Pehatian juga dikatakan modus dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Jadi perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Oleh karena itu maka definisi perhatian oleh para ahli psikologi dapat diartikan beberapa macam, yaitu: 1. Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek 2. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. 3. Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya. 4. Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu. Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya kesadaran kita meningkat (menjadi terang), ada kalanya menurun( menjadi samar- samar). Taraf kesadaran kita meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat. Apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita berada pada permulaan perhatiaan. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. 6



Objek yang menjadi sasaran mungkin hal- hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan. Dan hal–hal yang berada diluar dirinya, misalnya: keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.



B. Faktor faktor yang mempengaruhi atensi 1. Faktor Eksternal a. intensitas dan ukuran Secara umum, bila ada dua stimulusyang bersaing tempat dalam fokusperhatian, maka yang lebih mencolok akan lebih mendapat perhatian dari yanglain. Terutama berkaitan dengan intensitasdan ukuran. Misalnya : suara yang keras, cahaya yangterang, objek yang besar. b. contrast dan novelty Sesuatu yang kontras dengan latarbelakang dan sesuatu yang baru,berbeda, tidak biasa akan lebih menarikperhatian.Misalnya :Saat sedang membaca dalamsuasana yang tenang, tiba-tiba terdengarsuara ledakan di luar. c. repetition (pengulangan) Stimulus yang terjadi secara berulang-ulangakan lebih menarik perhatian.Misalnya : Iklan di TV d. movement (gerakan) Manusia seperti halnya dengan binatang,sangat sensitif terhadap obyek yang bergerak.Misalnya : Lampu kedap kedip e. stimulus yang terlatih dan familiar Ketika menemui stimulus yang sudah sangatkita kenal, maka stimulus tersebut cenderungmenarik perhatian. Atau secara otomatis sulituntuk tidak diperhatikan.Dapat menyebabkan = Stroop Effect, Misalnya : Cocktail party effect



7



2. Faktor Internal a. motives/needs Kita tertarik pada sesuatu karena pada dirikita ada motif/kehendak/keinginan pada sesuatutersebut.Misalnya : orang yang lapar cenderung tertarikpada makanan. b. preparatory set Kesiapan seseorang untuk beresponsterhadap suatu masukan tetapi tidak pada yanglain.Misalnya : menunggu telepon dari pacar. c. Interest Orang yang memiliki minat terhadapsesuatu cenderung lebih tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan minatnyatersebut.Misalnya : orang yang memiliki minatmembaca lebih tertarik pada buku-bukubaru dibandingkan dengan musik. C. Pengertian ingatan dan proses terbentuknya ingatan Ingatan atau memori merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Ingatan memberi manusia titik-titik rujukan pada masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Ingatan adalah bukti bahwa seseorang telah belajar sebagaimana tingkah laku manusia selalu dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau yang diingatnya. Daya ingat merupakan kemampuan seseorang untuk memanggil kembali informasi yang telah dipelajarinya dan yang telah disimpan dalam otak. Daya ingat seseorang tidak terlepas dari kemampuan otaknya untuk menyimpan informasi. Bagian-bagian otak yang diperkirakan paling berperan dalam memori adalah hipokampus dan struktur terkait di lobus temporalis medial (dalam), sistem limbik, serebelum, korteks prafrontalis, dan bagian-bagian lain korteks serebri. Berikut definisi dan pengertian daya ingat atau memori dari beberapa sumber buku: •



Menurut Guyton dan Hall (2008), memori adalah kemampuan untuk mengkode, menyimpan, mempertahankan dan mengingat informasi atau pengalaman masa lalu pada otak manusia.







Menurut Bruno (1987), memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di dalam otak. 8







Menurut Wade dkk (2008), memori adalah kemampuan individu memiliki dan mengambil kembali suatu informasi dan juga struktur yang mendukungnya serta suatu bentuk kompetensi, memori juga memungkinkan individu memiliki identitas diri.







Menurut Solso (2007), memori adalah proses mental yang melibatkan penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval) informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak.







Menurut Chaplin (2006), memori adalah kemampuan seseorang untuk memanggil kembali informasi yang telah dipelajarinya dan yang telah disimpan dalam otak.







Menurut Atkinson (2000), memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu.



Tahapan Memori Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk dapat muncul kembali. Menurut Atkinson (2000), tahapan yang terjadi pada proses mengingat adalah sebagai berikut: Memasukkan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara individu mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental dalam memori. Memasukkan (learning). Cara memperoleh ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yang pertama secara sengaja, yaitu seseorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman ke dalam ingatannya. yang kedua secara tidak disengaja, yaitu seseorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca terjatuh maka akan pecah. Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian. Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan informasi yang sudah disimpan dalam memori. Tahapan kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention) apa yang telah dipelajari. Apa yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan dapat ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut mungkin sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaimana individu memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam memori. Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat ditempuh dengan mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Pemanggilan kembali informasi terkait suatu peristiwa atau suatu objek secara sadar dapat diukur melalui dua metode. Metode pertama adalah recall, yakni kemampuan menggali 9



kembali dan memproduksi informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Metode kedua adalah recognition, yakni kemampuan mengenali informasi yang telah diobservasi, dibaca, atau didengar sebelumnya. Memasukkan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara individu mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental dalam memori. Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan informasi yang sudah disimpan dalam memori. Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaimana individu memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam memori. Pengkodean, penyimpanan, dan pengeluaran sering kali dilihat sebagai tahapan proses memori yang berurutan. Proses ini tidak berdiri sendiri atau terpisah-pisah, melainkan saling berkaitan dan bergantung satu sama lain. Menurut Walgito (2004), terdapat tiga tahapan dalam mengingat atau memori, dimulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan kembali (remembering).



D. Pengertian Lupa dan Proses Terjadinya Lupa Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu; entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena lupa dapat terjadi pada siapa pun juga. Tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orangtua, guru, pejabat, profesor, petani, dan sebagainya. Seringkali orang mengalami gangguan dalam mengingat yang disebut lupa. Adapun penyebab lupa menurut Abu Ahmadi dan M. Umar



ialah sifat ingatan dalam



menyimpan kesan tidak teguh, atau karena gangguan ingatan yang disebut amnesia (tuna ingatan). Keteguhan ingatan dalam menyimpan kesan-kesan berhubungan dengan fungsi sekunder seseorang. Orang yang fungsinya primer lekas melupakan sesuatu, sebaliknya orang yang fungsinya sekunder, sukar melupakan sesuatu yang masuk dalam ingatan, jadi tidak lekas lupa. Dari penyebab lupa ini tentunya perbedaan ingatan seseorang tidaklah sama ada yang ingatannya kuat dan sebaliknya ada yang lemah. Lupa merupakan suatu masalah ingatan tentunya kelupaan tersebut bisa dikurangi dengan usaha-usaha mengurangi lupa. 1. Pengertian Lupa 10



Menurut Ahmadi dan Umar, Lupa ialah keadaan seseorang tak dapat menimbulkan kembali kesan-kesan yang telah disimpannya. Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau memunculkan kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) yang dikutip Muhibbin Syah mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. Jadi pengertian lupa adalah hal yang dialami setiap individu yang tidak dapat mengingat sesuatu informasi pesan yang telah tersimpan oleh otak dan ketidakmampuan seseorang menyebutkan, memunculkan ingatan yang pernah di dengar, dilihat ataupun dirasa 2. Faktor-faktor Lupa Menurut Rober, Best, Anderson dalam buku Muhibbin Syah mengenai faktor-faktor penyebab lupa, yaitu : •



Karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa. Dalam interference theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1) proactive interference; 2) retroactive interference







Terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik disengaja ataupun tidak disengaja







Karena terjadinya perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali







Karena adanya perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu, . Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena tidak senangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.







Menurut law of disuse, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagai ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.







Lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syarat otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan gegar otak akan kehilangan ingatan atas item-item informasi yang ada dalam memori permanennya. 11



3. Proses terjadinya lupa menurut studi yang telah dilakukan proses terjadinya lupa terjadi karena memori lama tergantikan oleh memori baru, ini karena sel-sel otak baru ini terbentuk di wilayah HIPPOCAMPUS otak yang terkait dengan belajar hal-hal baru. Sel-sel baru tersebut akan menimpa memori lama dan membuatnya sulit untuk diakses. Dalam psikologi lupa disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1. DECAY THEORY Yaitu informasi yang telah disimpan dalam memori dan tidak digunakan 2. INTERFERENCE THEORY Yaitu lupa bukan disebabkan oleh informasi yang disimpan terlalu lama, namun karena terganggu oleh informasi lainnya 3. INTERFERENCE Terdiri dari proactive interference yang artinya terganggu ingatan karena adanya informasi lama yang menghambat untuk mengigat informasi baru, yang kedua yaitu Retroactive interference artinya sullit mengingat informasi lama karena masuknya informasi baru. 4. RECONSTRUCTION (SCHEMA) THEORY Menyatakan bahwa informasi yang telah tersimpan menjadi sulit untuk diingat kembali bukan karena lupa, tetapi karena muncul dalam bentuk yang distorted/tidak tepat. 5. MOTIVATED FORGETTING Menyatakan bahwa informasi tersebut menjadi hilang karena memang sengaja dilupakan, karena menimbulkan dampak negatif ketika mengingatnya. Seperti rasa trauma yang menyebabkan seseorang menjadi ketakutan. menjadi hal biasa yang sering dialami oleh siswa. Lupa kerap kali dialami oleh siswa pada saat siswa dihadapkan oleh banyak materi yang harus dipelajari atau disampaikan oleh guru. Penyampaian materi oleh guru yang disampaikan secara monoton melalui teknik ceramah cenderung mudah terlupakan. Kegiatan mengingat cenderung lebih dekat dengan penguasaan kognitif yang mejadi salah satu ranah dalam pencapaian tujuan 12



pembelajaran. Ranah kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualitas, penentuan, dan penalaran (Pamungkas, 2010: 9). Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Djamarah, 2002:168). Dalam proses pembelajaran sebisa mungkin, guru harus mampu mengantarkan siswa dalam proses membangun pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Ketidaktepatan guru dalam menentukan teknik pembelajaran, akan mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami konsep materi yang dipelajari. Oleh karena itu, perlu adanya strategi jitu yang dilakukan oleh guru dalam membantu siswa memahami konsep materi yang dipelajari.



E. Upaya pendidik dalam mengoptimalkan pemrosesan informasi pada peserta didik dalam proses belajar 1. memilih metode pembelajaran , dalam pemilihan metode tentu kita tidak boleh secara asalasalan. Metode yang digunakan haruslah metode yang telah direncanakan berdasar pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan insiatif murd untuk memecahkan masalah yang dihadapinya 2. memilih model pembelajaran, model pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton, akan mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti belajar-mengajar. Selanjutnya Bruce Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Model yang dapat diterapkan, yaitu: •



Model interaksi sosial







Model pengolahan informasi







Model personal-humanistik







Model modifikasi tingkah laku



13



BAB III KESIMPULAN Definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, menusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia Faktor yang memperngaruhi atensi terbagi menjadi dua yaitu secara internal seperti intensitas dan ukuran, contrast dan novelty, repetition (pengulangan), movement (gerakan), stimulus yang terlatih dan familiar. Faktor Internal seperti motives/needs, preparatory set, Interest Lupa merupakan hal yang dialami setiap individu yang tidak dapat mengingat sesuatu informasi pesan yang telah tersimpan oleh otak dan ketidakmampuan seseorang menyebutkan, memunculkan ingatan yang pernah di dengar, dilihat ataupun dirasa. Psikologi belajar memandang lupa terjadi karena telah lamanya informasi terseimpan dalam memori dan tidak digunakan, terganggunya informasi lama akibat munculnya informasi baru atau sebaliknya, terganggunay skema kognitif mengenai suatu informasi, dank arena memang informasi tersebut sengaja dilupakan. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu Pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya bukubuku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).



14



DAFTAR PUSTAKA https://www.kompasiana.com/nenti/54f9672fa33311a13d8b5225/pengertian-sensasi-persepsidan-atensi https://id.scribd.com/document/269879908/Sesi-3-Atensi-Persepsi https://www.kajianpustaka.com/2020/10/daya-ingat-atau-memori.html?m=1 Ahmadi, Abu dan M. Umar. 2004. Psikologi Umum, Surabaya: Bina Ilmu Offset. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu dan M. Umar. 2004. Psikologi Umum, Surabaya: Bina Ilmu Offset. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada Pamungkas, Suyitno Yoga. 2010. “Penelaahan SK, KD, dan Pendalaman Materi Ajar”. Makalah. Disampaikan pada pembekalan bagi Mahasiswa PPL S1 IKIP PGRI Semarang. 10 Januari 2010. Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta



15