Makalah Pura Taman Ayun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PURA TAMAN AYUN



Nama: Susi verawati No:28 Kelas: XII IPS2



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yanng telah menolong hambanya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan



Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Maklah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangn. Baik datang dari penyusun maupun yang datang dari luar . Namun dengan kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini memuat tentang “SEJARAH PURA TAMAN AYUN” dan sengaja kami pilih karena sejarahnya menarik perhatian kami dan majalah ini kami buat untuk menuntaskan nilai dari guru sejarah kami



Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk pembacanya .dan kami harapakan saran dan kritik dari pembca. Kami juga mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam makalah in



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………i KATA PENGANTAR………………………………………….....ii DAFTAR ISI………………………………………………………iii BAB I



PENDAHULUAN I.1 Latar belakang masalah……………………………1 I.2 tujuan penelitian………………………………...…2 I.3 manfaat penelitian………………………………....3



BAB II LANDASAN TEORI II.1 Letak pura taman ayun……………………………...4 II.2 Sejarah pura taman ayun………………………….5-12 II.3 fungsi pura taman ayun……………………………13 II.4 bagian bagian pura taman ayun……………………14-15 II.5 pelinggih pelinggih…………………………………16 II.6 misteri pura taman ayun……………………….……17-19 II.7 panca wali karma………………………….…………20-21 II.8 puja wali pura taman ayun…………………………...22 II.9 dokumentasi pelinggih…………………………………23-29 II.10 dokumentasi wawancara……………………………..30-34



BAB III PENUTUP III.1 kesimpulan………………………………………….35 III.2 saran…………………………………………………35 DAFTAR PUSAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN I.Latar Belakang Masalah Pura Taman Ayun adalah pura keluarga Kerajaan Mengwi yang megah dan memiliki panorama indah. Pura yang berdiri di desa Mengwi ini berjarak sekitar 18 kilometer dari Denpasar dan sangat mudah dicapai dengan kendaran bermotor. Pura Taman Ayun bermula dari pendirian sebuah tempat persembahyangan oleh raja pertama kerajaan Mengwi, I Gusti Agung Putu yang bergelar Cokorda Sakti Blambangan. Pendiriannya di tahun 1634 itu dimaksudkan untuk menghormati leluhur sang Raja. Sebelum mendapatkan nama Pura Taman Ayun, tempat ini bernama Taman Ganter. Setelah kerajaan Mengwi makin kuat maka I Gusti Agung Putu memperluas tempat pemujaannya. Lalu Taman Ganter dipindahkan ke tempat yang kini bernama Taman Ayun. Taman Ayun berarti Taman yang Indah. Dan, kompleks pura itu memang indah. Deretan meru yang menjulang itu berpadu dengan taman dan kolam asri yang mengelilingi mengelilinginya. Meru adalah bangunan tempat pemujaan yang terbuat dari kayu dengan atap ijuk yangbersusun-susun. Ada yang bersusun tiga, lima, tujuh, sembilan dan sebelas. Meru tersebut diperuntukkan bagi pemujaan Tuhan dalam berbagai manivestasi dan konsepsi-Nya. Kompleks Pura dibagi menjadi empat halaman berbeda. Halaman yang satu lebih tinggi dari yang lainnya. Halaman terluar dan terendah disebut jaba, yang terdalam dan tertinggi di sebut jeroan yang merupakan areal paling suci. Di halaman inilah terdapat deretan meru yang menjulang itu. Tiga halaman dari pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia: alam manusia, alam kedewaan, dan alam ketuhanan. Secara keseluruhan, kompleks pura menggambarkan gunung Mahameru yang mengapung di tengah lautan susu seperti yang termakstub dalam mitologi Hindu. Pada zaman dahulu, selain sebagai tempat pemujaan, bagian luar dari kompleks Taman Ayun ini juga digunakan sebagai tempat berkumpul para anggota kerajaan. Sekarang lokasi tersebut dipakai rendevous oleh anak-anak remaja untuk pacaran. Pemandangan di areal ini akan lebih indah dinikmati dari ketinggian. Naiklah ke bale kulkul yaitu bangunan yang terdapat di sebelah kiri pintu gerbang, untuk mendapat pandangan yang lebih lapang. Bagi yang rada-rada narsis, di sini kamu dapat berpose dengan beragam latar belakang.



1



I.2 Tujuan Penelitian I.2.1 Tujuan umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan pura taman ayun dan sejarahnya



I.2.3 Tujuan khusus Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mendapatkan nilai sejarah



I.3 Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dilaksanakan tentunya diharapkan pembaca mengetahui bagaimana sejarah pura taman ayun dan bisa menjaganya



2



BAB II LANDASAN TEORI



II.1 LETAK PURA TAMAN AYUN Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung. Jaraknya kurang lebih 18km kea rah Barat Laut Kota Denpasar. Pura ini termasuk salah satu pura yang terindah di Bali. Pura ini memiliki struktur bangunan khas Bali, yaitu berbentuk meru atau atap yang bertingkat-tingkat, juga dikelilingi oleh telaga (kolam). Kolam disini memiliki lebar hampir 10 meter. Harga tiket untuk memasuki Taman Ayun ini adalah Rp. 3000/pax. Kompleks Pura dibagi menjadi 3 halaman yang berbeda. Yang satu lebih tinggi dari yang lainnya yang melambangkan 3 alam yaitu; alam bawah (Bhur), alam tengah (Bvah), dan alam atas (Svah). Masing-masing halaman dihubungkan oleh pintu gerbang. Halaman ketiga merupakan halaman yang dianggap paling suci, karena aktifitas persembahyangan dilaksanakan disana dan di halaman ini pula beberapa meru dan bangunan suci lainnya berada disana. Setiap 210 hari tepatnya setiap Selasa Kliwon Medangsia, seluruh masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan dengan segala manifestasiNya. Halaman pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan pintu gerbang. Begitu masuk disana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan disebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat upacara. Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengalah ke 9 arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Halaman ke dua, posisinya lebih tingi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan alingaling Bale Pengubengan yang dihiasi dengan relief menggambarkan Dewata Nawa Sanga. Di sebelah timur halaman ini ada satu pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi. Halaman ketiga adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung yang paling tengah akan dibuka disaat ada upacara, tempat keluar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan gerbang yang di kiri kanannya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut.



II.2 SEJARAH PURA TAMAN AYUN



Dengan kedatangan Sri Nararya Kresna Kapakisan, bersama para Arya di Bali, di mana di Bali telah berkuasa De Sri Aji Agung Gede dengan gelar I Gusti Agung Ngurah Made Agung. Kedatangan beliau didengar oleh Mpu Kekeran bahwa beliau diiringkan oleh Sri Wahu Dateng, Sri Wahu Dateng ini menurunkan Pangeran Nyuhaya dan Pangeran Asak yang nantinya menurunkan Arya Wang Bang. Pangeran Nyuhaya kemudian digantikan oleh putranya Kryan Patandakan. Dan Pangeran Asak berputra Kryan Dauh dan I Gusti Nginte. Kemudian I Gusti Nginte bergabung dengan Sri Agung Bekung. Diceriterakan I Gusti Agung Ngurah Made Agung digantikan oleh Sri Agung Sagening yang kemudian menurunkan putra-putra Gelgel. Permaisuri beliau adalah Ni Gusti Bakas, Ni Gusti Mimba, Ni Gusti Kacang Paos. Putra beliau di antaranya Kryan Kalanganyar yang menurunkan I Gusti Agung Dimade, beliau lah yang menurunkan nantinya Kryan Batulepang, dan Kryan Buringkit yang menjadi raja di Badung yang beristana di Mimba. I Gusti Agung Dimade menurunkan 3 orang yang bernama I Gusti Agung Putu, Ni Gusti Stri Ayu Made dan I Gusti Agung Anom. I Gusti Stri Ayu diambil oleh Sang Pandia Wanasara yang tidak mendapat persetujuan, sehingga Sang Pandai menemui ajalnya. tersebut Mpu Kekeran bertahta di Blangbangan diutus ke Gelgel untuk mendampingi Sri Aji di Samprangan. Ketika itu datanglah Arya Abian Tubuh untuk mencari I Dewa Ketut Tarukan untuk diangkat menjadi raja di Gelgel.



4



Pada saat pemerintahan Dalem Waturenggong, Gelgel mengalami puncak kebesarannya, sampai dapat menguasai Sasak, Sumbawa, Blangbangan, dan Pasuruhan. Putra dari Kryan Made Asak memerintah di Kapal serta menurunkan Kryan Dauh. Kryan Dauh ini setelah dewasa tampak pada telapak tangannya tergambar senjata Cakra suatu pertanda akan menjadi orang yang utama. Setelah Sri Aji Watu Renggong meninggal, di mana Kiyai Batan Jeruk melampiaskan amarah, dengkinya sehingga terjadi perang yang amat dahsyat kepada Hyang Anggungan. Dengan Patih Anggungan memihak kepada Kryan Batan Jeruk, mengakibatkan Sri Aji menjadi kecewa. Dalam peperangan ini Kryan Pande terparang oleh Kryan Manginte serta I Gusti Tohjiwa tewas. Kryan Batan Jeruk juga dikepung dan diparang hingga meninggal. kemudian dengan kesaktian dan kebijaksanaan Sri Aji Bekung menjaga Sri Aji Pambayun dengan I Dewa Anom Sagening.



Dengan kekacauan yang terjadi di Gelgel ini maka Kiyai Panji Sakti dari Ler Gunung datang membantu mengamankan Gelgel, dengan terbunuhnya Patih Dukut Kreta. Setelah itu anglurah Nambangan mengamuk sampai terbunuhnya Kryan Jambe Pule. Setelah mangkat I Gusti Agung, Pangeran Tegeh Kori menghadap kepada Pangeran Kapal.



5



Diceriterakan peperangan antara I Gusti Agung dengan I Gusti Kaler dengan kesaktiannya serta menguji pusaka, tetapi I Gusti Agung mengalami kekalahan dan pergi bersama putranya meninggalkan istana menuju hutan dan bertemu dengan Tawangalun. Beliau diberikan pusaka I Bintang Kukus. Sebagai balas jasa beliau terhadap Tawangalun mendirikan Parhyangan Masceti dan juga di situ mendirikan istana Kuramas. Setelah itu I Gusti Agung tidak henti- hentinya menyerang Mengwi, lebih-lebih setelah meninggalnya I Gusti Kaler, dengan mudah putra-putranya dikejar- kejar dan lari menyebar. Ada yang mengungsi ke Karangasem, ada yang ke Den Bukit dan juga ada yang ke Tabanan.



Setelah I Gusti Ayu Made putra raja Mengwi, terdengar oleh De I Gusti Agung Made Agung yang mencari usada (Obat) pada Pandia Wanasara yang menyebabkan Anak Agung Made Agung sangat marah akibat lamanya obat yang diberikan itu. Hal ini menyebabkan perpecahan raja Mengwi. Akibat ulah Sang Pandia yang memperistri I Gusti Ayu Made, marahlah I Gusti Putu Agung. Pandia Wanasara dibunuhnya.



Diceriterakan I Gusti Babalang dengan Wratmara menghadap ke Tabanan dan tinggal bersama I Gusti Agung. Setelah meninggalnya I Gusti Ngurah Batu Tumpeng, Kekeran menjadi runtuh, maka I Gusti Agung mengangkat Ki Pasek Buduk dan tentaranya untuk. mengembalikan negara Kekeran itu. Juga dimulai lah pembangunan Bale Agung, Istana Mengwi yang bertempat di Bekak.



6



Diceriterakan I Gusti Panji Sakti dari Buleleng meminang adik I Gusti Agung, akibat penolakan pinangan I Gusti Ngurah Panji Sakti, raja Buleleng, maka Mengwi diserang oleh Pasukan Taruna Goak, di bawah pimpinan Ki Macan Gading dan Ki Tamblang Sampun. Rakyat Mengwi tak dapat menandingi serangan dari Taruna Goak ini sehingga I Gusti Agung menyerahkan adiknya kepada I Gusti Ngurah Panji Sakti. Dari perkawinan ini lahirlah putrinya Ni Gusti ayu Agung Panji dan I Gusti Agung Ratu Muncan. Ni Gusti Luh Pacung putra I Gusti Ngurah Pacung dari Payangan keturunan dari Tan Kober yang juga keturunan dari Arya Sentong. Ni Gusti Ayu Luh Pacung diperistri oleh I Dewa Agung Gede raja Gelgel, yang nantinya menurunkan I Dewa Agung. Kemudian I Gusti Putu Pacung beristana di Singasari. Ni Gusti Ayu Panarungan berputra seorang yang bernama I Gusti Agung Wayahan yang tinggal di Desa Panarungan. Ni Gusti Luh Toyanyar anak dari Anglurah Tianyar keturunan dari Arya Gajah Para. Ni Gusti Ayu Suci diperistri oleh I Gusti Dawan yang berkuasa di Kengetan.Gusti Luh Alang Kajeng berputra Ni Gusti Ayu Putu Alang Kajeng yang diperistri oleh Sang Pandia dari Udianamimba yang menurunkan Sang Pandia Alangkajeng. I Gusti Agung Made Alangkajeng ditugaskan merawat putra-putri Raja Mengwi siang dan ma Diceriterakan kembali Dewa Agung Anom dari Sukawati ke Mengwi, menghadap kepada Cokorda Sakti Blangbangan serta mengatakan rajaputra yang bernama I Gusti Agung Ratu Panji agar bersuami dengan I Gusti Agung Nyoman alang Kajeng. I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng beristana di Desa Munggu. Setelah lahir putranya I Gusti Agung Ratu Panji yang bernama I Gusti Tambak, lalu didesak untuk kembali ke Mengwi. Selanjutnya I Gusti Agung Made Alangkajeng dan I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng bersama putra-putranya mengungsi ke Karangasem akibat serangan dari raja Buleleng.



7



Putri dari I Gusti Ngurah Pamecutan yang bernama Ni Gusti Ayu Oka dari Kawiaraja, lalu mendirikan istana di Kaba-kaba menggantikan Cokorda Made Agung Banya. Kemudian I Gusti Agung Made Agung mengambil istri dari Kaba-kaba yang bernama I Gusti Ayu Darma dan Ni Gusti Ayu Tambangan yang menurunkan I Gusti Putu Agung di Kuramas. Dengan keruntuhan kerajaan Mengwi di mana para putra beliau selalu mengadakan peperangan. Seperti Cokorda Anom Guliang berperang melawan I Gusti Ngurah Pacung di Payangan yang dibantu oleh De Gusti Agung Singasari dan juga dibantu oleh De Gusti Dauh dari Abiansemal. Kemudian I Gusti Ngurah Pacung mengungsi di Desa Tegal, I Gusti Agung Ngurah tinggal di desa Carangsari. Anak dari Cokorda Tapesan bernama Cokorda Sukun memerintah di Sangeh. Dan kemudian Gusti Anom pindah ke Desa Payangan. Sekembalinya I Gusti Agung Made Munggu memerintah di Mengwi dengan gelar Ida Cokorda Made Agung. Dalam pemerintahan Cokorda Agung Munggu, negara kembali aman beliau memerintah dengan bijaksana sehingga Kerajaan Mengwi jaya sebagai dahulu kala. Berdasarkan bahasa Mengwi, pura yang sekarang biasa kita sebut Pura Taman Ayun ini, dahulunya ketika baru selesai disucikan pada tahun 1634M dinamakan Pura taman Ahyun. Taman Ahyun berasal dari kata Taman yang berarti kebun, dan kata Ahyun dari kata Hyun yang berarti keinginan Pura ini didirikan pada sebuah taman yang dikelilingi oleh kolam yang dapat memenuhi keinginan. Kata Hyun itulah yang berubah menjadi Ayun. Namun pengertian Ayun ini sedikit berbeda dari kata Hyun tersebut. Kata Ayun ini berarti indah, cantik. Jadi Taman Ayun berarti sebuah taman atau kebun yang indah dan cantik. Pura Taman Ayun ini dibangun pada abad ke-17 tepatnya tahun 1634 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, Tjokorda Sakti Blambangan. Beliau merupakan dibantu oleh arsitek yang berasal dari Cina. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi oleh telaga. Yang kemudian dipugar pada tahun 1937 yang dihiasi oleh meru-meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa yang berstana di pura-pura lain di Bali.



8



Pura Taman Ayun adalah Pura Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan (simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama lainnya yang ada di Bali. Dengan lokasi yang ada di satu areal, Beliau berharap rakyat kerajaan tidak usah jauh-jauh jika ingin melakukan persembahyangan.



Setelah kekuasaannya jatuh oleh Pangeran Jambe, lalu beliau menuju Desa Kuramas. Beliau mempunyai 3 orang putra, 2 orang laki dan seorang perempuan; yang laki-laki bernama I Gusti Agung Putu dan I Gusti Agung Anom, sedangkan yang perempuan I Gusti Ayu Madhe. I Gusti Agung Anom datang ke Desa Kapal atas pinangan dari Pangeran Kapal. Setelah Pangeran Kapal meninggal, I Gusti Agung Anom di Desa Kapal mendapat kepercayaan dari masyarakat karena kecerdikan dan kepandaiannya mengambil hati, maka ia dicintai dan disegani oleh sekalian penduduk di sana. Lalu mendapat pengakuan sebagai rajanya, segala perintahnya dituruti. Setelah diangkat menjadi raja beliau bergelar I Gusti Agung Madhe Agung, bersemayam di Kapal, sebagai pusat kekuasaannya.



Entah berapa tahun lamanya I Gusti Agung Madhe Agung menjadi raja yang berpusat di Kapal, kemudian wafat, karena berusia lanjut. Beliau meninggalkan seorang putra dari perkawinannya dengan I Gusti Ayu Bengkel, bernama I Gusti Agung Putu, yaitu sama namanya dengan nama pamannya, yang menjadi penguasa di Kuramas. Akan tetapi namanya itu adalah menyatakan, bahwa beliau adalah putra sulung.



9



Setelah I Gusti Agung Putu memegang kekuasaan, ternyata kekuasaan Gusti Kaler Pacekan di daerah Jimbaran, dapat ditundukkan olehnya dengan kekuatan senjata. Semenjak itu beliau memindahkan pusat pemerintahan dari Kapal ke Mengwi, di Mengwi mendirikan kerajaan



baru yang diberi nama Menghapura. Di sana didirikan Puri yang amat indah dengan diberi nama Kawyapura. Sebagai seorang raja yang berkedudukan mulia, baginda lalu menggunakan gelar “abhiseka” I Gusti Agung Ngurah Madhe Agung.



Kebesaran Kerajaan Mengwi yang baru berdiri itu terletak di atas kekuatan pasukan-pasukan bersenjata yang dibentuk oleh baginda. Diantara pasukan bersenjata Taruna Batantanjung itu terkenal 2 yang paling kuat, yaitu bernama : dan Taruna Munggu. Nama-nama dari pasukan itu menyatakan, bahwa anggota-anggota dari pasukan itu terdiri dari pemudapemuda yang berasal dari Desa Batantanjung dan Desa Munggu. Taruna artinya pemuda.



Kerajaan Mengwi yang baru berdiri itu tampak kemegahannya, setelah baginda mendirikan sebuah pura besar yang bernama Pura Taman Ayun. Pura ini terletak di sebelah timur keraton Kawyapura, yang menjadi tempat pemujaan bagi sekalian rakyat di kerajaan itu. Pendirian kerajaan itu diperkirakan pada awal abad ke-17 dan memegang peranan penting di Bali.



Di sekitar tahun 1697 daerah Blambangan menjadi kekuasan raja Buleleng I Gusti Panji Sakti. Setelah ada permasalahan dengan Mengwi, I Gusti Panji Sakti mengakui kesaktian dan kemampuan Raja Mengwi , lalu menyerahkan Blambangan dan Jembrana kepada I Gusti Agung Madhe Agung dan sebagai tanda persahabatan menyerahkan putrinya yang bernama I Gusti Ayu Panji.



10



Penyerahan daerah kekuasan itu oleh I Gusti Panji Sakti, diperkirakan pada tahun 1717. Pada masa itulah kerajaan Kawyapura mencapai puncak kebesarannya, disegani oleh kerajaankerajaan lain di Bali.



Berdasarkan bahasa Mengwi, pura yang sekarang biasa kita sebut Pura Taman Ayun ini, dahulunya ketika baru selesai disucikan pada tahun 1634M dinamakan Pura taman Ahyun. Taman Ahyun berasal dari kata Taman yang berarti kebun, dan kata Ahyun dari kata Hyun yang berarti keinginan Pura ini didirikan pada sebuah taman yang dikelilingi oleh kolam yang dapat memenuhi keinginan. Kata Hyun itulah yang berubah menjadi Ayun. Namun pengertian Ayun ini sedikit berbeda dari kata Hyun tersebut. Kata Ayun ini berarti indah, cantik. Jadi Taman Ayun berarti sebuah taman atau kebun yang indah dan cantik. Pura Taman Ayun ini dibangun pada abad ke-17 tepatnya tahun 1634 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, Tjokorda Sakti Blambangan. Beliau merupakan dibantu oleh arsitek yang berasal dari Cina. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi oleh telaga. Yang kemudian dipugar pada tahun 1937 yang dihiasi oleh meru-meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa yang berstana di pura-pura lain di Bali. Pura Taman Ayun adalah Pura Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan (simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama lainnya yang ada di Bali. Dengan lokasi yang ada di satu areal, Beliau berharap rakyat kerajaan tidak usah jauh-jauh jika ingin melakukan persembahyangan.



11



II.3 FUNGSI PURA TAMAN AYUN



Pura Taman Ayun dibangun dengan tiga fungsi, yaitu : 1. sebagai Pura penyawangan (Pengawatan) sehingga masyarakat Mengwi yang ingin sembahyang ke pura-pura besar seperti Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Batur, Pura Batukaru, Ulundanu, dan lainnya, cukup datang ke Pura Taman Ayun ini. 2. sebagai pemersatu dari masyarakat dengan beberapa garis keturunan yang sama-sama beribadah di tempat ini. 3. pura ini memiliki fungsi ekonomi, karena kolam yang mengelilingi juga dipakai sebagai air inrigasi untuk mengairi sawah-sawah disekitar pura. Taman Ayun ini juga dipakai sebagai t empat berkumpulnya para anggota kerajaan. Keberadaan pura ini, oleh masyarakat dan pemerintah setempat dianjurkan ke The World Heritage Center atau UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) untuk dijadikan salah satu world heritage (warisan dunia).



Para pengunjung bisa menikmati areal sekeliling pura dari ketinggian dengan menaiki bale kulkul yang berada di sebelah kiri pintu gerbang. Bagi yang gemar berfoto-foto, kori agung (gapura utama) yang berdiri megah adalah objek yang sangat cocok untuk dijadikan latar. Sedangkan bagi yang gemar berbelanja, di seberang pura terdapat beberapa pedagang yang mnjual makanan-makanan ataupun cendramata. Biasanya setiap malam minggu dan minggu siang, pura ini sering dipakai oleh orang untuk berpacaran.



12



II.4 BAGIAN BAGIAN PURA TAMAN AYUN .



Bagian Lura Taman Ayun Taman ayun juga dikenal sebagai taman rekreasi atau taman peristirahatan sehingga banyak wisatawan menyempatkan diri untuk berkunjung dan berlihat lihat dari sisa peninggalan bersejarah kerajaan mengwi . Terdapat pula pura sebagai tempat persembahyangan masyarakat hindu bali, pura tersebut dikenal dengan nama pura taman ayun . Tidak jauh dari pura taman ayun, pengnjung juga bias berkesempatan mendatangi museum manusia yadya . Dimusium tersebut pengunjung bisa melihat atau menyaksikan ritual upacara kemanusiaan dimulai pada saat dalam kandungan sampai kematiannya .



13



Bagian Dalam Taman Ayun Ditengok dari sejarah, dahuluanya taman ayun didirikan oleh raja mengwi yaitu I Gst Agung Ngurah Made Agung ditahun 1634 .Namun seiring dengan waktu perkembangan taman ini, kerajaan mengwi ditaklukan oleh kerajaan badung. Pada masa tersebut, taman ini biasa dijadikan sebagai tempat menyambung ayam . Taman ayun sudah menjadi bagian satu kesatuan pura yang ditata sedemikian rupa sehingga menyatu dengan lingkungan kolam dan taman sekitarnya. Hal yang perlu pengunjung ketahui kalo taman ayun terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atau nista mandala bagian dalam atau madya mandala dan bagian utama atau mandala . dibagian luar taman ayun ini terdapat sungai buatan yang lebarnya sekitar 5meter mengelilingi taman saat pengunjung memasuki bagian dari taman ini . Tersedia satu jembatan yang d ujungnya nanti terdapat candibentar yang menjadi pintu atau gerbang itu dari taman ayun. 14



Bagian Utama Taman Ayun Dibagian dalam taman ayun d hiasi rumput rumput berwarna hijau, kolam disertai air mancurnya dan beberapa patung yang mengelilinginya selain itu juga terdapat sebuah bangunan yang diberi nama bale pertunjukan . bangunan tersebut panggung kecil yang ukurannya 10x5 meter. Kemudian ada juga bale kulkul yang d bangunannya kurang lebih 5meter letaknya berada pada bagian sebelah barat taman . Kulkul sendiri terdiri dari beberapa genta raksasa yamh tingginya 1 meter. bahanya terbuat dari kayu dengan bentuk lonjong,fungsinya sebagai penyampai informasi secara tradisional. Ada lagi yaitu bale daje yang memiliki ukuran lebih besar, fungsinya sebagai tempat upacara atau pertemuan penting . Selanjutnya pada bagian utama atau utama mandala merupakan tempat pemujaan atau bisa dkenal dengan sebutan padmasana singgasana Sang Hyang Tri Murti memiliki ukuran sekitar 20x20 meterdan pada bagian ini pengunjung tidak diperkenankan untuk memasukinya .



15



II.5



PELINGGIH PELINGGIH YANG ADA DI PURA TAMAN AYUN



Pura Taman Ayun sudah banyak dikunjungi wisatawan sejak sebelum perang dunia, sebagai pengemongnya adalah Keluarga Puri Gede Mengwi yang dibantu oleh sebuah Panitia yang terdiri dari para prajuru adat, seperti kelian Desa Adat sekecamatan Mengwi, yang terdiri dari 38 Desa Adat yang disebut dengan “MANGU KERTHA MANDALA”. Pelinggih-pelinggih yang ada di Pura Taman Ayun



1 Candi Padmasana Pelinggih Hyang Siwa Raditya 2 Meru tumpang 11 Pelinggih Hyang Gunung Batukau 3 Tugu Pelinggih Batara Dugul - dewata bagi padi di sawah 4 Gedong Pelinggih Batara Puncak Padangdawa 5 Gedong Pelinggih Dewan Gusti 6 Meru tumpang 11 Pelinggih Batari Ulunsuwi (Dewi Sri) 7 Candi Kuning Pelinggih Dewi Ciligading 8 Meru tumpang 11 9 Bale Saka 9 10 Candi Pelinggih Hyang Pura Sada 11 Gedong Pelinggih Ibu Pelinggih Paibon leluhur penguasa puri Mengwi 12 Bale Panggungan 13 Bale Pepelik 14 Meru Tumpang 9 Pelinggih Hyang Gunung Batur 15 Meru Tumpang 11 Pelinggih Hyang Gunung Agung 16 Meru Tumpang 9 Pelinggih Hyang Pengelengan Pucak Mangu 17 Gedong Pelinggih Batara Wawu Rauh 18 Bale Pawedan Tempat Sulinggih memimpin upacara 19 Bale Saka 8 20 Bale Saka 9 Bale Gong 21 Meru Tumpang 7 Pelinggih Ida Betara Kawitan 22 Meru Tumpang 5 Pelinggih Batu Ngaus 23 Meru Tumpang 3 Pelinggih Sang Hyang Pasurungan 24 Meru Tumpang 2 Pelinggih Ratu Pasek Badak 25 Bale Piyasan Tempat menghias pratima 26 Bale Murda Tempat untuk para sesepuh 27 Gedong Gedong Pesimpenan 28 Kori Agung 29 Segaran



16



II.6 MISTERI PURA TAMAN AYUN Tidak mengherankan, diusianya yang hampir 400 tahun, keberadaan Pura itu punya banyak kisah. “Disini pantangannya, warga Desa tidak boleh beraktifitas selain keperluan sembahyang. Terutama, di kolam dan sungai,” kata Ida Bagus Punia, Pemangku pura atau Pendeta Hindu yang bertanggungjawab tentang keberadaan tempat ibadah warga Bali tersebut Pura yang dibangun diatas lahan seluas 4 hektare ini dikelilingi kolam berisi tanaman teratai. Disitulah menurut Mangku Punia pantangan yang dimaksud berlaku, yaitu, tidak boleh ada aktifitas disana. Seperti misalnya, mandi atau mengambil air. Seperti dikisahkan Punia, kejadian mengerikan pernah terjadi disana, ketika sepasang pengantin baru nekad mandi di kolam itu. Sebelumnya, memang belum terdengar kabar kalau kolam itu terkenal sangat angker. “Waktu itu saya pas tidak berada di Pura jadi keadaannya sepi-sepi saja. Tidak ada aktifitas sembahyang. Tahunya, setelah keluarga pasangan pengantin itu mencari mereka di areal pura, yang katanya waktu itu, datang kesini untuk mandi,” kisah pria ini menerawang ke masa belasan tahun silam. Dari pandangan gaib Pemangku, pasangan pengantin itu diminta oleh penunggu pura. Sebab kejadiannya, menurutnya, sangat tiba-tiba. “Entah bagaimana kronologisnya, mendadak saja mereka seperti lenyap ditelan air kolam. Padahal kalau diukur kedalaman kolam ini tak seberapa. Paling sekitar 1,5 meter sampai 2 meter, selebar selokan. Jadi sangat gaib dan tidak masuk akal kalau sampai lenyap begitu saja,” jelasnya. Anehnya lagi, jasad keduanya tidak pernah ditemukan sampai sekarang. Diterangkan lanjut, setelah diupacarai dengan berbagai sesajen diketahui kalau tubuh keduanya tersembunyi di dasar kolam. “Sekalipun sudah diminta, tapi penunggu gaib disini tidak membiarkan melepas mereka. Artinya, memang itu sudah diminta mereka, kita tidak bisa mengambilnya lagi,” kata pria ini begitu. 17



Berawal dari situ, kemudian Pura Taman Ayun sangat dikeramatkan sampai sekarang. Dan masih ada lanjutan dari kisah tersebut, warga Banjar Lumbung, yang berada di dekat pura ikutan menahan diri beraktifitas di sungai yang letaknya berada di sebelah Pura. Seperti diketahui, masyarakat Bali pedesaan aktifitas kesehariannya masih sangat mengandalkan sungai untuk tempat mencuci pakaian dan mandi atau memandikan ternak. “Kita juga menghimbau agar warga tidak melakukan aktifitas di sekitar sungai. Kalau ada kejadian seperti dulu siapa bertanggungjawab,” ujar Punia dengan nada tanya. SELALU ADA KEJADIAN ANEH Keberadaan kolam berhias teratai itu menurut I Ketut Kepang, warga disana, biasanya dibersihkan dan dikuras secara berkala. Menurutnya, waktu pembersihan dilakukan sesuai aturan dengan perhitungan kalender. “Tidak sembarangan, ada hitung-hitungan waktu yang tepat. Soalnya dari dulu kita terus berpatok pada aturan. Kalau asal-asalan ya ada perasaan yang nggak enak,” kata pria yang ditemui Koranjuri.com di halaman Pura. Soal pantangan yang berlaku di Pura, Ketut Kepang juga mengatakan hal sama seperti Punia, pemangku pura. Kalau kolam teratai itu tidak boleh dibiarkan tanpa air selama berhari-hari. Bukan tidak mungkin, memasuki musim kemarau air kolam lambat laun menyusut dan kalau dibiarkan saja akan kering dengan sendirinya. Seperti itu tidak boleh dibiarkan. Bagi warga desa Batu Lumbung, pembiaran berarti pelanggaran. “Kalau sudah terlihat berkurang separo, warga desa sini biasanya langsung memenuhinya lagi secara bergotong royong. Pokoknya harus terisi penuh,” terangnya. Lantas, kejadian aneh apa yang terjadi kalau air kolam kering? “Pokoknya ada saja kejadian yang nggak masuk akal,” jawabnya ringan. Yang dialami pria paro baya ini, beberapa tahun silam, pola hidup warga desa disana terasa seperti sangat boros. Padahal, Ketut Kepang mencontohkan dirinya sendiri, kebutuhan terbesar harian keluarganya adalah biaya sesajian untuk keperluan sembahyang. Itu lazim terjadi pada warga Bali . “Anehnya, yang terasa justru kita boros soal makan. Padahal, biasanya 2 kilo beras bisa dimakan sehari sekeluarga. Tapi itu tidak cukup. Lalu kita tambah jadi 5 kilo per hari, tetap tidak cukup juga. Aneh kan,” tegasnya bertanya. Setelah dirunut akar persoalannya, ternyata peristiwa aneh itu muncul lantaran pengurasan air kolam gara-gara perbaikan bendungan air yang rusak. 18



“Yang merasakan fenomena boros itu bukan satu keluarga saja tapi seluruh desa, kan aneh. Ya pada akhirnya, kita menggelar upacara dengan terawangan balian atau orang pintar. Dan ketemu jawabannya,” kata Kepang. Baru setelah itu fenomena boros yang tidak masuk akal itu teratasi, dan warga kembali menjalani kehidupan mereka secara normal. TEMPAT BERKUMPUL MAKHLUK GAIB Jro Mangku Punia yang sudah bertahun-tahun mengabdi di Pura Taman Ayun juga kerap mendapat penglihatan gaib yang nyata-nyata dilihatnya saat menjalankan tugasnya di pura. Ia menegaskan, pandangan itu bukan samar-samar melainkan jelas tertangkap mata sadar. Malah tidak jarang ia mengaku sempat berbincang dengan si orang misterius. “Seperti biasa kalau pagi atau pas ada upacara besar pasti saya ada di Pura. Nah, saat itulah biasanya ada orang yang saya lihat datang sembahyang, tapi selesai sembahyang orang itu hilang,” kisahnya. Sudah menjadi tugasnya sebagai Pemangku untuk mendampingi warga yang menjalankan sembahyang. Namun, saat terjadi keanehan itu biasanya sosok orang misterius tadi, cuma berbicara saja tanpa menoleh “Saya anggap itu wajar. Mungkin mereka buru-buru maunya cepat-cepat selesai sembahyang, ya kita biarkan saja. Yang penting tujuan mereka baik datang kesini,” begitu kata Punia. Lebih aneh lagi, peristiwa itu terjadi berulang kali. Dan waktunya selalu sama, sore menjelang maghrib. Bagi Punia, kejadian aneh itu dinilai sangat wajar. Mengingat, selain sebagai tempat bersembahyang, Pura yang berumur ratusan tahun itu, disebut-sebut tempat berkumpulnya makhluk gaib. Disini kita sebut dengan wong samar, ciri-cirinya orang itu tidak punya lekukan dibagian atas bibirnya. Itulah, ketika saya ajak bicara mereka tidak menoleh. Kalau saja dia menoleh, mungkin saya bisa pastikan,” jelas Punia Namun karena sudah dianggap sebagai warisan budaya dunia, keberadaan Pura Taman Ayun juga dimanfaatkan untuk menjaring wisatawan asing. Hampir setiap hari puluhan wisatawan mancanegara singgah kesana. “Karena kekunoannya yang menarik minat wisatawan. Kondisi Pura memang benar lain daripada yang lain. Sampai sekarang pura ini masih dianggap pura tertua di Bali ,” pungkas Ida Bagus Punia.



19



II.7 Panca Wali Krama



''Panca Wali Krama'' di Pura Taman Ayun Karya Panca Wali



Krama di Pura Taman Ayun Mengwi kembali dilaksanakan. Sekitar 33



tahun silam (16 Januari 1973) upacara serupa juga sempat dilakukan Cokorda Mengwi (alm), ayahanda Bupati Badung A.A. Gede Agung. Kali ini rangkaian upacara Panca Wali Krama di pura yang terkenal sebagai objek wisata ini akan dilaksanakan mulai 21 Oktober 2006 mendatang, dengan prosesi matur piuning.



Upacara ini digelar dengan maksud untuk tetap menyeimbangkan aturan ring bhuana alit lan bhuana Agung, khususnya untuk kemakmuran jagat. Sementara upacara melaspas, mupuk pedagingan, ngenteg linggih, pedudusan agung medasar tawur Panca Wali Krama, digelar bertepatan dengan piodalan di Pura Taman Ayun pada Anggara Kliwon Medangsia,



Krama pengemong Pura Taman Ayun yang terdiri atas Puri Ageng Mengwi dan Desa Adat Mengwi akan memulai pelaksanaan karya pada 21 Oktober 2006 ini, dengan matur piuning. Hal tersebut terungkap dalam paruman persiapan pelaksanaan karya di Wantilan Pura Taman Ayun Mengwi, Minggu (15/10) lalu.



Turut hadir yajamana karya Ida Pedanda Gde Kekeran dari Griya Sunia Denkayu, penglingsir Puri Ageng Mengwi A.A. Gde Agung, pejabat Muspida, PHDI Badung dan krama pengemong pura.



Dalam paruman itu, Ida Pedanda Gde Kekeran mengatakan setuju dilaksanakan Tawur Panca Wali Krama, karena sudah waktunya. Sepengetahuan Ida Pedanda, sudah tiga kali dilaksanakan karya ageng di pura tersebut.



20



Penglingsir Puri Ageng Mengwi A.A. Gde Agung mengatakan paruman ini diadakan untuk menyusun kepanitiaan dan mengkoordinasikan masing-masing bidang tugas agar persiapan karya lebih mantap. Selain itu, untuk masing-masing seksi agar menyiapkan sarana dan prasarana dengan baik sehingga pelaksanaan karya berjalan lancar.



Rangkaian karya Panca Wali Krama akan diawali dengan matur piuning nunas pengalang sasih nyukat genah pemelaspas dan mendem pedagingan mepepada Tawur Panca Wali Krama dan puncak karya Selanjutnya, upacara nganyarin dan Ida Batara masineb



21



II.8 PUJAWALI PURA TAMAN AYUN



Bertepatan dengan anggara kasih madang sia kaulu, dipura taman ayun dilaksanakan pujawali. Pujawali ini dipuput oleh Ida Peranda Sidemen Gulingan dan dihadiri Bupati Badung A.A Gede Agung SH selaku penglingsir puri ageng Mengwi, angga puri serta para tokoh masyarakat setempat.



Prawartaka karya pujawali A.A Gede Alit SE mengungkapkan sebelum pelaksanaan pujawali ini dilaksanakan dengan ngias kemudian ngelinggihan Ida Bhatara. Usai pujawali dilaksanakan akan dilanjutkan ngaturang pekelem pada muara dam di bagian barat pura taman ayun, sarana pekelem menggunakan bebek hitam dan caru ayam hitam. Gung De Alit menegaskan bahwa pekelem ini bertujuan menyampaikan rasa terimakasih dan ungkapan rasa syukur kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa atas karunia dan berkah yang telah diberikan kepada masyarakat Mengwi dan Badung umumnya. Pada Pujawali yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali ini, Ida Bhatara nyejer selama 3hari.



22



II.9 Dokumentasi pelinggih pelinggih: A.Meru tumpeng



B.Pelinggih pasurung



23



C.pelinggih pesimpangan batu ngaus



24



D.pelinggih maspahit



E.pelinggih pesimpangan beratan



25



F.pelinggih gunung agung



G.Pelinggih pesimpangan batur



26



H.gedong paibon



I.pelinggih puri sada



27



J.Pelinggih pesimpangan sakenan



K.pelinggih ulun suwi



28



L.Pelinggih ratu ngurah



K.pelinggih bale panggungan



29



II.11



DOKUMENTASI WAWANCARA/PENELITIAN



NAMA: ALAMAT: PEKEJAAN:pecalang Beliau adalah pecalang di pura taman ayun beliau memberikan informasi tentang mitos mitos yang ada di pura taman ayun sperti yang saya uraikan di atas 30



Nama: Alamat Pekerjaan:penjaga tiket masuk Beliau memberikan iformasi tentang pelinggih pelinggih yang ada di pura taman ayun



31



Mereka adalah para pengunjung dari mancanegara Walaupun saat wawancara saya tidak terlalu mengerti mereka bilang bahwa pura taman ayun ini adalah tempat yang sangat indah “the place is so beautiful I can take a photo and I’ll tell about this place in my country bisedes the entry ticket is also cheap’’ Ungkap salah satu pengunjung tersebut



32



Ini adalah artshop yang ada di jaba purataman ayun “kebanyakan yang belanja disini adalah pengunjung manca negara,mereka membeli lukisan dan pernak pernik akan dibawa ke negaranya masing masing sebagai oleh oleh dan ada juga untuk pajangan sendiri di rumahnya” Ungkap pedagang tesebut kami lupa menanyakan nama dan alamatnya,kami tidak bisa berlama lama melakukan wawancara saat itu dikarenakan pengunjungnya banyak 34



BAB III PENUTUP III.1 KESIMPULAN Dari penelitian yang kami lakukan bisa ditarik kesimpulan bahwa pura taman ayun adalah salah satu pura terindah dibali,dari bagunannya yang masih khas bali dan di kelilingi oleh taman yang indah,pura taman ayun ini juga memiki banyak fungsi dari sebagai tempat sembahyang,tempat rekreasi dan taman ayun ini juga bisa dipakai sebagai tempat sambung ayam di wantilannya Tetapi banyak juga terdapat mitos mitos yang beredar di masyarakat Semua tergantung kepada kepercayaan kita masing masing



III.2 SARAN Setelah mengamati pura taman ayun saran dari saya sendiri adalah sebaiknya juka kita mengunjungi taman ayun sebaiknya kita menggunakan pakaian yang sopan mengingat taman ayun adalah pura Dan sebaiknya jika kita sedang berkunjung buanglah samph pada tempatnya agar taman ayun tetap indah dan bersih



35



DAFTAR PUSAKA http://www.jalan-jalan-bali.com/2009/01/pura-taman-ayun.html http:www.crita.rakyat.bali.com arifin,Z.2000. dasar dasar penulisan karangan ilmiah. Cetakan kedua.jakarta: PT Grasindo