Makalah Pws Kia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Public Health Administration



PEMANTAWAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA DAN IMUNISASI



Oleh Yuni Paradita Djunaidi, S. Ked Mia Hayati Khairunnisa, S. Ked Firman Oktavianus, S. Ked Agien Tri Wijaya, S. Ked



04054821517038 04054821517041 04054821517055 04054821517037



Pembimbing: dr. Asmarani ma’mun, M.Kes



BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016



HALAMAN PENGESAHAN Judul Makalah: PEMANTAWAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA DAN IMUNISASI



Oleh Yuni Paradita Djunaidi, S. Ked Mia Hayati Khairunnisa, S. Ked Firman Oktavianus, S. Ked Agien Tri Wijaya, S. Ked



04054821517038 04054821517041 04054821517055 04054821517037



Pembimbing: dr. Asmarani ma’mun, M.Kes Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 11 Januari 2016 – 21 Maret 2016



Palembang, Januari 2016 Pembimbing,



dr. Asmarani ma’mun, M.Kes



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulisan makalah yang berjudul “Pemantawan Wilayah Setempat (PWS) KIA dan Imunisasi” ini dapat diselesaikan. Laporan makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat guna mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat



dan



Kedokteran



Komunitas



Fakultas



Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 11 Januari 2016 – 21 Maret 2016



Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian telaah ilmiah ini, terutama



kepada



yang



terhormat



dr. Asmarani ma’mun, M.Kes atas



bimbingan dan arahan yang telah diberikan dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah referat ini membawa manfaat bagi banyak pihak dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.



Palembang,



Januari 2016



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL



i



HALAMAN PENGESAHAN



ii



KATA PENGANTAR



iii



DAFTAR ISI



iv



BAB I. PENDAHULUAN



1



A. Latar Belakang



1



BAB II. TINJAWAN PUSTAKA ………………………………………… A. B. C. D. E. F. G.



4



Batasan PWS KIA Imunisasi …………………………………………..4 Indikator PWS KIA dan Imunisasi …………………………………....13 Tujuan PWS KIA dan Imunisasi …………………………………….....15 Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi ……………………………….. 15 Cara Melaksanakan PWS KIA dan Imunisasi ………………………... 15 Penilaian PWS KIA dan Imunisasi …………………………………… 18 Rencana Tindak Lanjut ……………………………………………….. 20



BAB III. KESIMPULAN……………………………………………………....21 DAFTAR PUSTAKA



BAB I



1



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Angka kesejahteraan ibu dan bayi di dunia, di Indonesia maupun di tingkat daerah khususnya masih rendah. Salah satu indikator kesejahteraan ibu dan bayi yang masih memperhatikan



adalah angka kematian bayi mencapai 3,3 juta setiap tahun



( World Health Organizion, 2002) . Sedangkan, AKI di Indonesia berdasarkan Survei Demogravi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359/100.000 Berdasarkan SDKI tahun 2012 angka Kematian Bayi sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. (www.depkes.go.id 2014). Berdasarakan kenyataan tersebut, maka pemerintah Indonesia membuat berbagai kebijakan, salah satu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam rencana strategik nasional Making Pregnancy Safe (MPS) di Indonesia 2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencana



pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2012, visi MPS adalah



kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup sehat. Salah satu sasaran yang ditetapkan adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dari 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup (www.depkes.go.id,2004). Namun untuk melaksanakan kebijakan rencana strategi nasional MPS perlu diadakan pemantauan secara berkala mengenai indikator penentu kesejahteraan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Depkes RI telah menyusun strategi Pemantauan Wilaya Setempat (PWS) KIA yang juga sebagai indikator program KIA, sehingga pengelolahan program KIA dapat lebih terarah dan menjangkau semua ibu serta mampu menangani mereka yang ditemukan berisiko tinggi, secara memadai. Yang tertuang dalam Tujuan Umum dan khusus dari (PWS) KIA Tujuan 1. Tujuan Umum Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-menerus di setiap wilayah kerja. Tujuan Khusus a. Dapat memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator PWS KIA b. Dapat memantau cakupan pelayanan imunisasi yang dipilih sebagai indikator PWS imunisasi. 2



c. d. e. f.



Dapat memanatau kesenjangan antara target dan pencapaian. Dapat menentukan prioritas masalah Dapat menentukan tindak lanjut Dapat meningkatkan peran serta masyarakat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BATASAN PWS KIA DAN IMUNISASI Pengertian pemantauan wilayah setempat KIA (PWS KIA) adalah alat manejemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan disuatu wilayah kerja (Puskesmas atau Kecamatan) secara terus menurus, agar dapat dilakukan rencana tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerjanya yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasih kepada sektor terkait, khususnya petugas setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatakan pelayanan KIA, maupun dalam membantu memecahkan masalah non teknis rujukan kasus risiko tinggi. 1. BATASAN PWS KIA meliputi : a. Pelayanan Anternatal 3



Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan setandar pelayanan anternatal seperti yang ditetapkan. Walapun pelayanan anternatal selengkapnya mencangkup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan ), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervestasi dasar dan khusus (sesua resiko yang ada termasuk penyuluhan dan konseling, tetapi dalam penerapan operrasionalnya dikenal standar minimal “7T”, yaitu : 1. Timbangan berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukuran tekanan darah 3. Ukuran TFU 4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap 5. Pemberian Tabelit Fe (Tablet penambah darah) minimal tabelit selama kehamilan. 6. Melakukan Temu Wicara 7. Melakukan Test PMS b. Penjaringan (deteksi dini) Kehamilan berisiko Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan ibu hamil bersiko yang dapat yang dapat dilakukan oleh, kader, dukun bayi, dan tenaga kesehatan. c. Kunjungan Ibu Hamil Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Istilah “kunjungan” disini adalah tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap ibu hamil tersebut kontak dengan tenaga kesehatan baik di posyandu, kunjumgan rumah dengan ibu hamil dengan memberikan pelayanan kunjungan ibu hamil. d. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali dilakukan pada masa kehamilan pada tenaga kesehatan untuk mendapat pelayanan anternatal. e. Kunjungan Ulang Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke 2 dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar selama 1 periode kehamilan berlangsung. f. K4 Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke 4 atau lebih untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan syarat : 1. Minimal 1 kali kontak pada trimester I 2. Minimal 1 kali kontak pada trimester II 3. Minimal 2 kali kontak pada trimester III 4



g. Kunjungan Neonatal (KN) Adalah kunjungan kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan neonatal, baik di puskesmas maupun di luar puskesmas maupun diluar puskesmas (termasuk bidan di desa, polinds, dan kunjungan rumah). KN 1 : Kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 0-7 hari KN 2 : kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari h. Cakupan Akses Adalah persentase ibu hamil disuatu wilaya dalam kurun waktu tertentu, yang mendapatkan pelayanan anternatal sesuai standar paling sedikit 1 kali selama masa kehamilan. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut: (Jumlah kunjungan baru ibu hamil (KI) dibagi dengan jumlah sasran ibu hamil yang ada di suatu wilayah kerja dalam waktu 1 tahun) dikali 100 %. i. Cakupan Ibu Hamil (Cakupan K4) Adalah presntase ibu hamil diwilayah dalam kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali pada trimester 1,1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester 1,1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah ibu hamil yang telah meberima K4 dibagi jumlah sasaran ibu hamil dalam kuru waktu 1 tahun) dikali 95%. j. Sasaran Ibu Hamil Adalah jumlah semua ibu hamil disuatu wilayah dalam waktu 1 tahun. Angka ini diperolah dengan berbagai cara : 1) Angka sebenarnya yang diperoleh bedasarkan cacah jiwa 2) Angka perkiraan, yaitu memakai rumus : a. Angka kelahiran kasa (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat, dengan pengambilan angka CBR dari propinsi atau bila ada dari kabupaten setempat atau b. 3 % jumlah penduduk setempat k. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga kesehatan. Adalah persentase ibu bersalin disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, yang ditolong persalinannya oleh tenaga kesehatan. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah persalian yang ditolong oleh tenaga kesehatan tidak tergantung pada tempat pelayanan dibagi dengan jumlah seluruh persalinan yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun) dikali 90%. 5



Jumlah seluruh persalinan disuatu wilayah dalam kuru waktu satu tahun dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 1) Angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat, dengan CBR mengambil dari angka propinsi atau bila ada dari angka kabupaten setempat atau 2) 2,8% jumlah penduduk setempat l. Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Beresiko Oleh Masyarakat Adalah persentase ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi kemudian dirujuk di puskesmas /tenaga kesehatan, dalam kurun waktu tertentu . Cara penghitungan adalah sebagai berikut : (Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh dukun bayi dan kader dibagi jumlah sasran ibu hamil yang ada diwilayah dalam kurun waktu satu tahun ) dikali 100% Diperkirakan persentase ibu hamil beresiko mencapai 15- 20% dari seluruh ibu hamil. m. Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko tinggi oleh tenaga kesehatan Adalah persentase ibu hamil beresiko yang ditemukan baik oleh tenaga kesehatan maupun kader/ dukun bayi yang telah dipastikan oleh tenaga kesehatan, yang kemudian ditindak lanjuti (dipantau secarau instensif dan ditangani sesuai kewenangan, dan atau dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi ), dan dalam kurun waktu tertentu . n. Ibu Hamil Beresiko Adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi kecuali ibu hamil normal. 1. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN ) Adalah persentase neonatal (bayi umur kurang dari 1 bulan ) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan, 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah kunjungan neonatal yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan minimal 2 kali dibagi dengan seluruh jumlah sasaran bayi yang ada disuatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun) dikali 100%. 2. Batasan PWS Imunisasi Dalam menetapkan PWS Imuniasi batasan dalam menentukan jumlah sasaran. a. Bayi 2. Nasional



CBR Nasional (%) x Jumlah Penduduk nasional



6



3. Propinsi



CBR Nasional (%) x Jumlah Penduduk Propinsi 4. Kabupaten



Julmlah Penduduk Kabupaten tahun lalu Jumlah Propinsi tahun lalu



x jumlah Bayi Propinsi



5. Kecamatan



Jumlah Penduduk Puskesmas tahun lalu Jumlah Penduduk Kabupaten tahun lalu



x Jumlah Bayi kabupaten tahun ini



6. Desa



Jumlah Penduduk Desa tahun lalu x Jumlah Bayi Kecamatan tahun ini Jumlah Penduduk Kecamatan tahun lalu Atau



CBR Propinsi (%) x Jumlah Penduduk Desa b. Ibu Hamil



1,1 x Jumlah Bayi c. Anak SD kelas 1 Sasaran imunisasi DT adalah semua anak SD Kelas 1, jumlah berdasarkan data dari Diknas setempat. d. Anak SD Kelas VI wanita



7



Sasaran imunisasi TT adalah murid Kelas VI SD yang wanita, jumlah sasaran berdasar dari data Diskusi setempat e. Calon pengantin wanita Sasaran imunisasi TT adalah calon pengantin wanita. Bagi yang beragama islam data diperoleh dikantor urusan Agama dan yang Non Islam dikantor pencatatan sipil. B. Indikator PWS KIA dan Imunisasi Indikator pemantauan program KIA dan Imunisasi yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA dan Imunisasi. 1. Indikator PWS KIA Indikator pemantauan program KIA yang ditetapkan yaitu : a. Akses pelayanan anternatal (cakupan K1) Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan anternatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Rumus yang dipakai untuk penghitungannya adalah :



Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K1)



x 100%



Jumlah Sasaran Ibu Hamil dalam 1 tahun



1. Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dihitung dengan rumus : CBR Propinsi x 1,1 x jumlah penduduk setempat 2. Bila Propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat dapat digunakan angka nasional, sehingga rumus permasalahannya sebagai berikut : 3% jumlah penduduk setempat b. Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4) Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan anternatal Secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menempati waktu yang ditetapkan). Yang menggambarkan tingkat perlindungan tingkat ibu hamil disuatu wilayah,



disamping



menggambarakan



kemampuan



kelangsungan program KIA. Rumusnya :



Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K4) x 100 % Jumlah sasaran Ibu Hamil dalam 1 tahun c. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan



8



manajemen



ataupun



Dengan indikator ini dapat diperkirakan proprsi persalinan yang ditangani tenaga kesehatan, dan ini menggambarakan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan secara profesional. Rumusan adalah sebagai berikut :



Jumlah Persalinan oleh Nakes (K4) Jumlah Sasaran Persalinan 1 Tahun



X 100%



Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam 1 tahun diperkirakan melalui penghitugan : 1. CBR Propinsi x 1,05 x Jumlah pebduduk setempat Bilah propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat digunakan angka nasional sehingga rumusnya sebagai berikut : 2.2,8 x Jumlah penduduk setempat. d. Penjaringan (deteksi ) ibu hamil oleh masyarakat dengan indikator



ini dapat diukur



tingkat kemampuan dan peran serta



masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil berisiko disuatu wilayah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :



Jumlah Ibu Hamil Berisiko di Rujuk Nakes



x 100 %



Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam 1 tahun



e. Penjaringan (deteksi ) ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan . Dengan indikator ini dapat dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti dengan intervensi secara intesif. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :



Jumlah Ibu Hamil Berisiko ditemukan oleh Nakes Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun



9



x 100%



f. Cakupan pelayanan neonatal oleh nakes



Jumlah Kunjungan Neonatal (KN) dan Nakes Minimal 2 kali Jumlah Sasaran Bayi dalam 1 Tahun



x 100%



Jumlah sasaran bayi diperkirakan melalui perhitungan : 1. CBR Propinsi x jumlah penduduk 2. Bila propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat digunakan angka nasional dengan penghitungan : g. Cakupan pelayanan nifas nakes Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas. Rumus :



Jumlah pelayanan ibu nifas oleh nankes minimal 3 kali Jumlah Sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun



x 100%



h. Penanganan Komplikasi Obstetri Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri



pada ibu bersalin, yang kemudian



ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Rumus :



Jumlah Kasus Kegawatdaruratan obstetri yang ditangani 20% Jumlah Sasaran Ibu Hamil dalam 1 Tahun



x 100%



i. Penanganan Komplikasi Neonatal Indikator ini menunjukan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus - kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Rumus :



Jumlah Kasus Kegawatdaruratan Neonatal yang ditangani 20% Jumlah Sasaran Bayi dalam 1 Tahun



10



x 100%



Kesembilan indikator pemantauan program KIA tersebut merupakan indikator yang digunakan oleh para pengelola program KIA, sehingga disesuaikan dengan kebutuhan program. Dalam upaya melibatkan lintas sektoral terkait, khususnya para pamong setempat, dipilih dua indikator yang mudah dipahami yaitu : a. Cakupan K1, yang menggambarkan pemerataan KIA b. Cakupan K4, (cakupan ibu hamil) yang menggambarkan efektifitas pelayanan KIA Kedua indikator yang merupakan bagian dari kesembilan indikator pemantauan teknis ini disebut indicator pemantauan non tekhnis. Penyajian kedua indicator tersebut pada lintas sector ditunjukan untuk alat motivasi dan komunikasi dalam penyampaian kemajuan kemampuan permasalahan operasional program KIA, sehingga para pamong wilayah dapat memahami program KIA dan memberikan bantuan dengan kebutuhan. Indicator pemantauan nontekhnis ini dapat dipergunakan dalam berbagai pertemuan lintas sektoral disemua tingkat administrasi pemerintahan. Kedua indicator nontekhnis tersebut di atas cara berkala disajikan setiap bulan, menurut desa untuk menunjukkan desa yang telah maju dan masih tertinggal. Pemantauan secara linsektoral diharapkan dapat diikuti tindak lanjut yang jelas dari pamong wilayah dalam hal peningkatan pergerakan peran serta masyarakat serta pengalian sumber daya setempat yang diperlukan.



2. INDIKATOR PWS IMUNISASI Indicator pemantauan program imunisasi yang dipakai untuk PWS imunisasi meliputi: a. DPT 1 Indicator ini digunakan untk mengetahui jangkauan atau aseksibilitas pelayanan.



Jumlah Imuniasi DPT 1 x 100% Jumlah Bayi Lahir dalam 1 Tahun b. CAMPAK Indikator ini digunakan untuk efektifitas program (tingkat perlindungan)



11



Jumlah Imunisasi CAMPAK x 100% Jumlah Bayi Lahir dalam 1 Tahun



c. TT Ibu Hamil Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan atau aksesibilitas pelayanan. Target 90% per tahun



Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT 1 + Ulang Jumlah seluruh sasaran bumil dalam 1 Tahun



x 100%



d. TT II Ibu Hamil Indikator ini digunakan untuk mengetahui tingkat perlindungan program . Target 90% per tahun



Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT II – Ulang Jumlah seluruh sasaran Bumil dalam 1 tahun



x 100%



e. Drop Out TT I- TT II Indikator ini digunakan untuk manajemen program atau efisiensi.



Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT I - TT II Jumlah Bumil yang Mendapatkan TT I



x 100%



f. Drop Out DPT I – Campak Indikator ini digunakan untuk menilai efesiensi program/ menejemen.



Jumlah Imunisasi DPT I – Campak DPT I



x 100%



12



C. TUJUAN PWS KIA DAN IMUNISASI 1. Tujuan Umum Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA dan Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA dan Imunisasi di tiap dusun secara terus-menerus. 2. Tujuan Khusus a. Memantau cakupan pelayanan KIA dan Imunisasi yang dipilih sebagai indikator secara teratur (bulanan) dan terus-menerus ditiap dusun. b. Menilai kesenjangan antar target yang ditetapakan dan pencapaian sebenarnya ditiap dusun. c. Menentukan urutan dusun prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian. d. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan dapat digali. e. Membangkitkan peran pamong setempat dalam pergerakkan sasaran dan moblisasi sumber daya. D. Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi Umur Jenis Imunisasi 0-7 hari Hepatitis B 1 Bulan BCG 2 Bulan Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1 3 Bulan Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2 4 Bulan DPT 3, Polio 3 9 Bulan Campak E. CARA PELAKSANAAN PWS KIA DAN IMUNISASI PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari setiap indicator yang dipakai, juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam setiap bulan. Dengan demikian setiap bulannya dibuat 6 grafik yaitu: a. Grafik cakupan K1 b. Grafik cakupan K4 c. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan d. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat e. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan f. Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan 13



g. Grafik cakupan nifas h. Grafik penanganan komplikasi obstetric i. Grafik penanganan komplikasi neonatal Semua itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA, sedangakan grafik cakupan K1 dan grafik cakupan K4 dapat digunakan juga untuk alat motivasi dan komunikasi lintas sector. Namun, daerah Bantul sekarang menggunakan cakupan K7 yaitu kunjungan satu kali pada trimester I, dua kali pada trimester II dan empat kali pada trimester III. Dibawah ini dijabarkan cara membuat grafik PWS KIA untuk tingkat puskesmas yang dilakukan tiap bulan untuk desa. Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS KIA adalah: a. Pengumpulan data Data yang diperlukan untuk menghitung tiap indicator diperoleh dari catatan hamil perdesa register kegiatan harian, register kohort ibu, dan bayi, kegiatan pemantauan ibu hamil perdesa, catatan posyandu. b. Pengolahan dan perhitungan data Dalam pengolahan data, maka yang diperlukan adalah: 1) Cakupan kumulatif 2) Cakupan bulan ini 3) Cakupan bulan lalu Dibawah ini terdapat contoh perhitungan data untuk cakupan K1 dan K4: 1) Perhitungan untuk cakupan K1 a. Pencapaian kumulatif di Pedukuhan Klisat adalah: ppp Pencapaian cakupan kumulatif ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama 2013 X 100% Jumlah ibu hamil pedukuhan Klisat selama satu tahun Pencapaian cakupan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama bulan oktober 2013



b. Pencapaian bulan lalu



X 100% Pencapaian cakupan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama September 2013 X 100%



2) Perhitungan untuk cakupan K7 14



a. Perhitungan untuk cakupan K7 Jumlah kunjungan ibu hamil (K7) X 100% Jumlah sasaran ibu hamil selama satu tahun



b. Pencapaian bulan ini



Jumlah kunjungan ibu hamil di Pedukuhan Klisat Bulan Oktober 2013 X 100 %



c. pencapaian bulan lalu d. Jumlah kunjungan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama bulan September 2013



X 100 %



A. Penggambaran grafik PWS KIA Langkah- langkah yang dilakukan



dalam membuat grafik PWS KIA (dengan



menggunakan indikator cakupan KI ) adalah sebagai berikut : 1. Menentukan target cakupan ibu hamil baru (cakupan KI) dalam satu tahun ditentukan 100% (garis a), maka rata- rata tiap bulan adalah : 100% = 8,33% 12 bulan Dengan demikian, maka sasaran kumulatif sampai dengan bulan oktober adalah (11 x 8,33 x 100%) (garis b). 2. Hasil penghitungan pencapaian kumulatif cakupan KI sampai dengan bulan oktober dimasukkan ke dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai dengan peringkat pencapaian tertinggi di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk Puskesmas dimasukan ke dalam kolom terakhir (lihat contoh). 3. Nama RT dituliskan pada lanjur RT 15



4. Hasil pencapaian bulan lalu dan bulan ini dimasukkan kedalam lajur masingmasing. 5. Gambar anak panah ( ↑ ) digunakan untuk mengisi lajur trend pada PWS KIA dan gambar segitiga ( ∆ ) digunakan untuk mengisi lajur trend pada PWS Imunisasi. Bila pencapaian bulan ini lebih besar dari bulan lalu maka di gambar anak panah/ segitiga yang mengarah keatas. Sebaliknya apa bila cakupan bulan ini lebih rendah dari bulan lalu digambarkan anak panah/ segitiga yang menuju ke bawah. Untuk cakupan yang tetap / sama digambarkan dengan tanda (-). F. PENILAIAN PWS KIA DAN IMUNISASI Grafik PWS KIA perlu dianalisis, agar dapat diketahui dusun mana yang paling memerlukan perhatian dan tidak lanjut yang perlu dilakukan. Analisis grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan Oktober 2013 dapat digambarkan dalam matrik sebagai berikut.



Dusu n A B C D E



Cakupan Target Dibawa Diatas h + + + + +



Cakupan bulan Lalu Naik



Turun



Tetap



+ + + + +



Status Dusun Baik Baik Kurang Cukup Jelek



Dari matrik diatas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan dusun, yaitu : a. Status Baik Adalah dusun dengan cakupan diatas target yang ditetapkan bulan Oktober 2013 dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Dusun-dusun ini adalah dusun A dan dusun B jika keadaan tersebut berlanjut, maka dusun - dusun tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan. b. Status Kurang Adalah dusun dengan cakupan diatas target bulan Oktober mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan bulan lalu. Dusun dalam katagori ini adalah dusun C, yang perlu mendapatakan perhatian karena 16



cakupan bulan ini hanya 5,4% (lebih kecil dari cakupan bulan minimal 6, 86%). Jika terus menerus, maka dusun itu tidak mencapai target tahunan yang ditentukan. c. Status Cukup Adalah dusun dengan cakupan dibawah target bulan oktober, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan cakupan bulan lalu. Dusun dalam kategori ini adalah dusun D, yang perlu didorong agar cakupan bulan selanjutnya tidak lebih kecil daripada cakupan bulan minimal 53,3%. Jika keadaan tersebut terlaksana, maka dusun ini kemungkinan besar mencapai target yang telah ditentukan. d. Status jelek Adalah dusun dengan cakupan dibawah bulan oktober 2013, dan mempunyai kecenderungan cakupan yang menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Dusun dalam kategori ini adalah dusun E, yang perlu diprioritaskan untuk membina agar cakupan bulanan minimal mengejar kekurangan target sampai bulan oktober 2013 sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang ditentukan. G. Rencana Tindak Lanjut Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan unuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut tekhnis dan non tekhnis bagi puskesmas. Keputusan tersebut dijabarkan



dalam



bentuk



rencana



operasional



jangka



pendek



untuk



dapat



menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi daerah mengikuti skema seperti dibawah ini: a. Bagi dusun yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai dengan kebutuhan. b. Dusun yang berstatus kurang terutama yang berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis mendalam serta mencari penyebab rendahnya atau turunnya cakupan bulanan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik. c. Intervensi dan kegiatan yang bersifat teknis (termasuk segi penyediaan logistik) harus dibicarakan dalam mini lokakarya Puskesmas dan rapat Dinas Kesehatan. d. Intervensi dan kegiatan yang bersifat non teknis (untuk motivasi, pergerakan sasaran dan mobilitas sumber daya di masyarakat) harus dibicarakan dalam rapat koordinasi di Kecamatan.



17



BAB III KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA



18



Depkes RI, 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes



RI



:



Jakarta.



Diunduh



http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-



content/uploads/downloads/2013/08/Pedoman-PWS-KIA.pdf Depkes RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Depkes Ri : Jakarta. Diunduh http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf



19