Makalah Risma Klimatologi Individu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KLIMATOLOGI



OLEH



Sukma



: A0118515



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS SULAWESI BARAT MAJENE 2019



BAB II PEMBAHASAN 1. PENGANTAR KLIMATOLOGI Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu klima yang berarti tempat, zona, wilayah, atau dapat diartikan sebagai Klima berarti kemiringan (slope) planet bumi yang berhubungan dengan lintang tempat atau kemiringan khayal dari bumi dan logos yang berarti ilmu atau mempelajari. Secara harfiah klimatologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik iklim di Indonesia maupun di seluruh dunia dan hubungannya dengan aktivitas manusia. Klimatologi merupakan cabang dari ilmu atmosfer. Klimatologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan mengapa iklim dan cuaca di berbagai tempat di bumi bisa berbeda, serta bagaimana hubungan antara iklim dengan kehidupan manusia sehari-hari. Klimatologi merupakan salah satu dari cabangcabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan meteorologi karena memiliki kemiripan, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam kajiannya, meteorologi fokus mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi lebih mengkaji pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer. Tujuan dan Manfaat Ilmu Klimatologi Ilmu klimatologi sangat bermanfaat bagi berbagai bidang, seperti pertanian, kehutanan, perhubungan, peternakan, perdagangan dan pariwisata. Klimatologi memiliki tujuan untuk membuat penggolongan iklim, sehingga akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Ilmu klimatologi digunakan untuk menuliskan atau menguraikan serta menerangkan hakikat tentang iklim, distribusi iklim terhadap ruang, dan variasinya terhadap waktu, serta hubungan iklim dengan berbagai unsur lain dari lingkungan alam dan aktivitas manusia.



Sedangkan manfaat dari klimatologi sendiri adalah meningkatkan upaya waspada terhadap akibat negatif yang bisa ditimbulkan oleh kondisi dan situasi cuaca atau iklim yang ekstrim. Klimatologi juga dapat dimanfaatkan untuk menyesuaikan diri dengan karakter iklim setempat, sehingga dapat terhindar dari hambatan yang ditimbulkannya. Selain itu, klimatologi memiliki manfaat sebagai upaya penyusunan rekayasa bidang teknik, sosial dan ekonomi dengan cara menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca atau iklim, seperti pembangkit listrik tenaga surya atau tenaga angin, hujan buatan, sistem pertanian hidroponik, rumah kaca, dan sebagainya. Penerapan Ilmu Klimatologi Klimatologi sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, karena kehidupan manusia sangat bergantung pada kondisi cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim dalam skala wilayah kecil pada dasarnya bisa dimodifikasi sedemikian rupa dengan teknologi, namun secara global cuaca dan iklim tidak dapat dilawan. Penerapan ilmu klimatologi sangat berhubungan dengan bidang kehidupan sehari-hari, seperti bidang pertanian, bidang transportasi, bidang telekomunikasi, bidang pariwisata dan bidang perdagangan. Berikut ini merupakan beberapa penerapan klimatologi dalam kehidupan sehari-hari. 1. Bidang Pertanian Salah satu mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah sektor pertanian, oleh karena itu cuaca dan iklim menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Penerapan klimatologi dalam bidang pertanian berhubungan dengan perbedaan iklim, seperti perbedaan iklim tropis dan subtropis. Budidaya suatu tanaman sangat berkaitan dengan kondisi iklim di suatu wilayah, contohnya tanaman padi sebaiknya ditanam di daerah yang mempunyai suhu panas dengan curah hujan yang cukup. Penerapan klimatologi dalam bidang pertanian berhubungan dengan perencanaan waktu yang tepat dalam proses pembudidayaan tanaman, misalnya



penentuan jadwal pemupukan dan jadwal penyemprotan. Selain itu penerapan klimatologi juga berperan dalam usaha perkebunan dan perikanan, contohnya nelayan akan mengamati kondisi laut, arah angin dan cuaca sebelum pergi melaut. 2. Bidang Transportasi Klimatologi juga berperan dalam kegiatan transportasi. Penerapan klimatogi dalam bidang transportasi dapat kita lihat pada transportasi udara atau penerbangan. Kelancaran suatu penerbangan sangat berhubungan dengan suhu udara, kecepatan angin dan kondisi awan. Transportasi laut juga bergantung pada kondisi cuaca iklim yang terjadi, seperti ada atau tidaknya badai, angin, gelombang dan arus laut. Selain itu, transportasi darat juga terganggu ketika kondisi badai salju dan banjir, oleh karena itu penerapan klimatologi dalam bidang transportasi perlu dilakukan agar dapat memperkirakan perencanaan waktu transportasi, baik transportasi udara, laut dan darat. 4. Bidang Pariwisata Penerapan klimatologi dalam bidang pariwisata berhubungan dengan musim liburan. Orang akan menyesuaikan liburannya berdasarkan musim yang terjadi, contohnya musim panas merupakan waktu yang tepat untuk liburan ke pantai atau ke gunung untuk camping. Selain itu, kegiatan surfing sangat dipengaruhi oleh kondisi angin dan ombak yang ada di pantai tersebut. 5. Bidang Perdagangan Penerapan klimatologi dalam bidang perdagangan biasanya berhubungan dengan fenomena musim buah yang mempengaruhi harga jual di pasaran, contohnya buah mangga akan semakin mahal ketika musim penghujan karena belum memasuki waktu panen raya, sementara saat musim kemarau harganya akan turun karena sudah masuk waktu panen raya.



2. UNSUR-UNSUR CUACA/IKLIM Cuaca dan iklim di bumi ini senantiasa berubah-ubah. Walau begitu, sifat dan polanya pada kawasan tertentu memiliki kecenderungan yang sama. Cuaca dan iklim dapat terbentuk karena unsur-unsur sinar matahari, suhu/temperatur, kelembapan udara, tekanan udara, curah hujan, angin, dan awan. 1. Sinar Matahari Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips yang disebut garis edar. Matahari yang berpijar memancarkan sinarnya ke segala arah, dan bumi yang mengelilinginya pun menerima sinar matahari tersebut. Proses penyinaran matahari pada bumi disebut insolasi. Sebagai akibat penyinaran matahari, terjadi pemanasan di permukaan bumi. Proses pemanasan tersebut dinamakan radiasi. Radiasi dari sinar matahari menjadi sumber pemanas utama bagi bumi.



2. Suhu atau Temperatur Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di permukaan bumi, menyebabkan suatu kawasan akan memiliki perbedaan suhu dengan kawasan lainnya. Sebagian panas yang sampai ke permukaan bumi diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Pantulan sinar matahari tersebut akan sangat memengaruhi suhu di kawasan tersebut. Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi 0–230LU dan LS akan mengalami pemanasan yang lebih banyak dibanding kawasan lainnya, sehingga suhunya tinggi. Ini disebabkan penyinaran terjadi secara tegak lurus. Adapun kawasan yang berada pada posisi 23–400 LU dan LS bersuhu sedang karena sudut penyinaran lebih rendah dibandingkan pada kawasan dengan posisi 0–230 LU dan LS. Sementara, daerah dengan kawasan lintang dekat kutub akan bersuhu rendah karena penyinaran lebih miring lagi.



3. Kelembapan Udara Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada pada permukaan bumi, baik di daratan maupun lautan, menguap dan termuat dalam udara. Kandungan uap yang ada dalam udara ini dinamakan kelembapan udara. Kelembapan udara dapat berubah-ubah, tergantung pada pemanasan yang terjadi. Makin tinggi suhu di suatu kawasan, maka makin tinggi pula tingkat kelembapan udara di kawasan tersebut, karena udara yang mengalami pemanasan, merenggang dan terisi oleh uap air. 4. Tekanan Udara Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari lapisan udara. Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing memiliki massa dan menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya, udara pun memiliki tekanan. Suhu di suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap tekanan udara di kawasan tersebut. Bila suhu makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah. Ini disebabkan udara yang hangat bersifat renggang. Sebaliknya, bila suhu makin rendah, maka tekanan udara akan makin tinggi karena udara yang dingin lebih padat daripada udara yang panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan perbedaan tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini. 5. Angin Seperti telah kita ketahui, tekanan udara di setiap kawasan di bumi ini tidak sama. Karena adanya perbedaan tekanan udara di dua kawasan yang berbeda, maka udara yang berada di salah satu kawasan tersebut akan bergerak di kawasan lain.



Udara akan bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah untuk mengisi ruang. Maka udara bergerak dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas. Udara yang bergerak ini disebut angin. 6. Curah Hujan Hujan ialah suatu proses jatuhnya air (H2O) dari udara ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat berbentuk cair maupun padat (es dan salju). Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari pemanasan sinar matahari. Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga membentuk awan. Lama-kelamaan, awan akan makin berat, karena kandungan airnya makin banyak. Bila uap air di awan telah mencapai jumlah tertentu, maka titik-titik air pada awan tersebut akan jatuh sebagai hujan. 7. Awan Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau kristalkristal es yang halus di atmosfer. Pada waktu musim kemarau sedikit sekali kita jumpai awan di udara karena penguapan yang terjadi sedikit, akan tetapi di musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan dengan berbagai bentuk dan variasinya, hal ini karena kandungan uap air di udara cukup banyak.



3. FAKTOR PENGENDALI CUACA/IKLIM



1. Pancaran radiasi surya Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi sejak lama dianggap sangat mempengaruhi variabilitas iklim. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan musim dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam bentuk angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di permukaan bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan kemudian airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas peranan matahari dalam siklus hidrologi yang merupakan gerakan massa air. Dalam penerimaan cahaya matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya: ·



Bentuk bumi yang bulat



·



Rotasi bumi



·



Revolusi bumi Perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan mengakibatkan terjadi perubahan musim. Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi atau bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Dimana diantara dari faktor kosmogenik yaitu pancaran radiasi surya.



Perubahan iklim global yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini tidak hanya ditentukan dari aktivitas manusia. Aktivitas siklus matahari juga diyakini turut memiliki andil terhadap terciptanya pemanasan global. "Secara jangka panjang, faktor kosmogenik (aktivitas matahari) memiliki andil dalam perubahan iklim yang terjadi di bumi, meskipun itu tidak sebesar pengaruh yang dipicu faktor antropogenik atau aktivitas manusia," ucap peneliti utama bidang astronomi-astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, di Bandung. Menurutnya, beberapa peneliti di dunia bahkan menuding bahwa aktivitas matahari dalam memicu perubahan iklim lebih dominan ketimbang faktor manusia. Hal ini ditandai sejumlah parameter, di antaranya memanasnya planet-planet lain di sistem tata surya, khususnya Planet Mars. 2. Ketinggian tempat diatas permukaan laut Suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Permukaan bumi merupakan permukaan yang sangat kasar. Sebagai buktinya ada daerah yang landai dan tinggi/curam. Berdasarkan variasi kekasaran, permukaan daratan digolongkan menjadi tiga: ·



Dataran tinggi à > 700 m dpl



·



Dataran menengahà 400-700 m dpl



·



Dataran rendah à < 400 m dpl Perbedaan dataran tinggi dan dataran rendah Indicator



Dataran Tinggi



Dataran Rendah



Suhu



Rendah



Tinggi



Tekanan Udara



Rendah



Tinggi



Kelembaban



Tinggi



Rendah



3. Letak lintang / Derajat Lintang Garis lintang itu adalah garis maya yang melingkari bumi ditarik dari arah barat hingga ke timur atau sebaliknya , sejajar dengan equator (garis khatulistiwa). Garis lintang terus melingkari bumi, dari equator hingga ke bagian kutub utara dan kutub selatan bumi. Menurut penamaannya, kelompok garis yang berada di sebelah selatan equator disebut Lintang Selatan (S). Sedangkan kelompok garis yang berada di sebelah utara equator disebut Lintang Utara (U). Jarak antar garis dihitung dalam satuan derajat. Garis lintang yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut sebagai 0º (nol derajat). Makin ke utara atau ke selatan, angka derajatnya makin besar hingga pada angka 90º (Sembilan puluh derajat) pada ujung kutub utara atau kutub selatan. Satuan derajat bisa juga disebut Jam sehingga setiap derajat terbagi menjadi 60 menit (diberi symbol ‘) dan setiap menit terbagi lagi menjadi 60 detik (diberi symbol ”). Jika misalnya garis lintang suatu tempat tertulis seperti ini : 57º 27’ 14”S, maka dibaca sebagai 57 derajat 27 menit 14 detik Lintang Selatan. Pada system pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti dengan huruf N (North). Sedangkan Lintang Selatan tetap menggunakan huruf S karena Selatan dalam bahasa Inggris (South) juga berawalan huruf S. Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICORN (antara 23,27 o LU – 23,27 o LS) disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari, di daerah ini hanya dikenal 2 musim yaitu musim panas dan penghujan. Sementara daerah antara 23,27o LU dan 66,33oLU serta antara 23,27oLS dan 66,33oLS disebut daerah sub-tropis, di daerah ini dapat terjadi 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Sementara di daerah dekat Kutub utara dan selatan (90oLU dan 90oLS) dapat terjadi masa dimana dalam satu hari tidak muncul matahari, atau sebaliknya dalam satu hari matahari selalu bersinar (dikenal dengan istilah matahari tengah malam).



4. Posisi Terhadap Lautan Pergerakan air laut meliputi 1/4 dari total penyebaran panas untuk iklim di seluruh dunia, suhu suatu perairan dapat memengaruhi suhu udara di atasnya yang kemudian bersama sama membawa uap air (udara lembab) ke suatu daratan, misalnya angin muson Barat yang lembab yang melewati perairan luas yang kemudian melintasi Indonesia banyak menurunkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. 5. Pusat Tekanan Tinggi dan Rendah Pemusatan tekanan udara tinggi dan rendah menyebabkan dinamika angin. Tekanan tinggi menyebabkan angin bergerak menuju daerah bertekanan rendah. Sebagai salah satu unsur cuaca, pemusatan tekanan sangat berperan sebagai pengendali cuaca. Di daerah pusatpusat tekanan tinggi maupun rendah menyebabkan cuaca di daerah tersebut berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan tekanan ini dapat dibuktikan dengan adanya pergerakan angin yang relatif cepat. Sehingga dengan adanya pergerakan tersebut, dapat diketahui keadaan cuaca pada saat itu dan prakiraan cuaca untuk hari-hari berikutnya. Prakiraan cuaca ini dapat dilakukan dengan mengukur tekanan udara dan unsur-unsur cuaca lainnya. Selain itu dengan melihat peta isobar, yaitu untuk memperkirakan arah gerakan angin suatu daerah. Karena didalam peta isobar terdapat informasi besarnya tekanan pada garisgaris yang menghubungkan daerah-daerah yang bertekanan sama. Selanjutnya sebagai pengendali iklim, pemusatan tekanan udara di daerah lintang tertentu menyebabkan angin bergerak dengan arah yang berbeda-beda. Perbedaan arah angin ini juga dipengaruhi oleh gaya coriolis. Arah inilah yang selanjutnya mempengaruhi pemusiman suatu wilayah. Pemusiman ini menjadi karakteristik iklim suatu wilayah. Misalnya akibat pemusatan tekanan udara rendah, Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim yang dicirikan dengan pergerakan angin akibat pemusatan tekanan tersebut. Sama halnya dengan di daerah lain, akibat pemusatan tekanan udara ini iklim dibagi menjadi



empat, yaitu : tropis, subtropis, sedang, dan kutub/dingin. Arah angin di setiaplintang dapat dilihat melalui gambar di bawah ini. 6. Massa Udara Massa



udara



merupakan



salah



satu



faktor



yang



dapat



mempengaruhi perbedaan dan perubahan iklim di permukaan wilayah bumi. Hal ini disebabkan massa udara yang dinamis, tidak selalu tetap berada di wilayahnya, tetapi dapat bergerak ke wilayah lain. Saat pergerkan massa udara terjadi, pertemuan massa udara yang berasal dari dua wilayah tersebut akan membentuk bidang batas yang disebut front. Massa udara dapat mengalami perubahan sifat. Ini terjadi saat massa udara



meninggalkan sumbernya dan berinteraksi dengan



permukaan yang dilalui sehingga mengubah kestabilan dan sifat dari massa udara tersebut. Sifat-sifat massa udara ini yang akhirnya mempengaruhi iklim di permukaan bumi terutama pada suhu dan kelembapan massa udara. 7. Arus Laut Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di daratan, sedangkan arus laut panas akan menaikkan suhu di daratan. Misalnya, Arus Teluk Atlantik Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di Eropa Barat di atas 0°C. demikian juga pengaruh arus panas Kuroshiwo pada pantai-pantai di sekitarnya. Arus yang mengarah ke kutub pada umumnya bersifat lebih panas dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas. Sebaliknya arus yang menuju equator pada umumnya bersifat dingin dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga arus dingin. Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas, kelembaban menjadi turun. Udara yang terbentuk di atas macam-macam arus laut kadangkadang dapat bertemu dan sebagian bercampur dan terkondensasi membentuk kabut.



4. KLASIFIKASI IKLIM PERTANIAN Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi. Klasifikasi iklim terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena iklim mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan. Klasifikasi iklim sangat penting dalam dunia pertanian karena akan menentukan proses budidaya yang akan dilakukan serta atisipasinya. hubungan Iklim untuk pertanian dapat dilihat pada gambar berikut :



Klasifikasi Iklim Oldemen Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut. Menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm. Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.



Klasifikasi Iklim Koppen Klasifikasi ini merupakan klasifikasi utama yang berdasarkan pada hubungan Antara iklim dan pertumbuhan vegetasi. Yang ditandai dengan lambang tipe iklim. Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safi’i, 1995). Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari metode Mohr yang telah ada sebelumnya, penentuan iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim hujan



dan



memerlukan



data



hujan



bulanan



paling



sedikit



10



tahun. Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya



adalah



hutan



dengan



jenis



tanaman



yang



mampu



menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang



5. PERANAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN Iklim itu bisa dikatakan sebuah keadaan dimana cuaca atau keadaan di suatu wilayah itu sama atau rata-rata dalam waktu tertentu. Untuk mempelajari iklim ini ada sebuah studi dimana juga merupakan bagian dari Geografi yaitu Klimatologi. Dalam pertanian salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah iklim. Agar pertumbuhan sebuah tanaman bisa maksimal maka akan lebih baik jika sesuai dengan iklimnya. Misalnya ketka menanam padi harus sesuai yaitu ketika musim hujan. Nah, kita mempelajari iklim itu dengan harapan salah satunya kita bisa memprediksi tentang akan datangnya iklim itu. Sehingga potensi hasil pertanian kita juga akan lebih maksimal. Iklim mempunyai peranan yang sangat penting terutama di bidang pertanian. Budidaya pertanian akan menjadi lebih maksimal jika bisa memanfaatkan iklim mulai dari memprediksi hingga mengaplikasikan. Bahkan pada jaman sekarang sudah bisa mengadopsi teknologi sehingga iklim itu bisa dibuat.



DAFTAR PUSTAKA https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/ilmu-klimatologi https://www.berpendidikan.com/2019/07/unsur-unsur-cuaca-dan-iklimbeserta-penjelasannya.html http://samudraituluas.blogspot.com/2017/01/faktor-pengendali-iklimbeserta.html http://casdi-farmer.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html https://www.erlangga.co.id/materi-belajar/sma/8849-pengaruh-cuaca-daniklim-bagi-kehidupan.html