Makalah Riwayat Hidup Buddha Gautama [PDF]

  • Author / Uploaded
  • karan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH RIWAYAT HIDUP “SIDHARTA GAUTAMA” Disusun Sebagai Tugas Ujian Tengah Semester dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama Buddha



Oleh: Nama : Maya Tantrayoga NIM : E1BO18009



JURUSAN ILMU HUKUM KELAS INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2018



KATA PENGANTAR



Namo Buddhaya, Terpujilah Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tri Ratna, serta Boddhisatva-Mahasatva karena berkat pancaran cinta kasih yang tanpa batas serta dukungan karma baik akhirnya saya mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Buddha. Di samping itu, tentu saja makalah ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain. Untuk itu pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Makalah ini berisikan tentang riwayat hidup Sidharta Gautama yang dikenal sebagai guru junjungan kita (Buddha). Saya juga menyadari bahwa makalah yang telah dibuat ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang nantinya berguna dalam penyempurnaan laporan ini. Saya juga berharap agar apa yang saya buat ini dapat berguna buat untuk semua orang. Sadhu… sadhu… sadhu…



Purwokerto, 14 Oktober 2018



Pemakalah



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan



1.



Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------



2.



Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------



Bab II Pembahasan 1.



Kelahiran Sidharta Gautama



2.



Masa muda Sidharta Gautama



3.



Keluar dari istana dan melakukan pengembaraan



4.



Pencerahan menjadi seorang buddha dan wafatnya



Bab III A.



Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------



Daftar Pustaka



BAB I PENDAHULUAN



1.



LATAR BELAKANG



Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Siddhartha Gautama adalah anak lelaki seorang raja yang berkuasa di Kapilawastu, sebuah kota di timur laut India, dekat perbatasan Nepal. Ia hidup dalam lingkungan kerajaan yang serba mewah, namun ia merasa tidak nyaman karena banyak rakyat miskin yang terlantar. Pada usia 29 tahun Gautama memutuskan dirinya harus meninggalkan kehidupan yang dijalaninya saat itu dan mengabdi sepenuhnya pada pencarian kebenaran. Dia pergi keluar istana dan menjadi seorang pengembara papa. Untuk beberapa waktu ia belajar kepada orang suci zaman itu, ia juga mengikuti ajaran asketisisme, ia melakukan puasa-puasa berat selama bertahun-tahun. Namun, akhirnya ia sadar bahwa penyiksaan terhadap tbuh hanya mengaburkan pemikirannya. Dan ia meninggalkan ajaran ini serta kembali melakukan pengembaraannya. Dalam kesendirian dia bergumul dengan masalah-masalah yang tak ia bisa pecahkan. Akhirnya, pada, pada suatu malam, ketika duduk di bawah pohon Bodhi, ia mendapatkan pencerahan. Dan ia berhasil menemukan pemecahan masalah yang ia hadapi, sekarang gautama telah menjadi seorang Buddha, seseorang “yang tercerahkan”. Sidharta Gautama sebagai pendiri agama buddha, merupakan kunci utama perkembangan agama Buddha. Dalam penulisan makalah ini penulis akan mendalami tentang perjalanan hidup Sidharta Gautama. Mulai dari kelahiaran sampai Sidharta gautama mangkat. 2.



RUMUSAN MASALAH



Berangkat dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah seabgai berikut. A.



Kelahiran Sidharta Gautama



B.



Masa muda Sidharta Gautama



C.



Keluar dari istana dan melakukan pengembaraan



D.



Pencerahan menjadi seorang budha dan wafatnya



BAB II PEMBAHASAN



1.



KELAHIRAN SIDHARTA GAUTAMA



Mulai abad ke enam hingga abad ke 2SM, Keadaan India dapat dikatakan kacau. Pada zaman itu terjadi krisis politik dengan masuknya bangsa-bangsa asing ke India, hingga keamanan terganggu, misalnya penaklukan dari Persia pada awal abad ke enam SM oleh raja Darius I dari Persia yang memasuki bagian Barat India dan menjadikannya salah satu bagian dari propinsi Persia. Pada masa tersebut muncul pengelompokan strata masyakat yang disebut dengan kasta. Kasta tersebut telah membuat jurang pemisah antara masyarakat dalam bentuk perbedaaan tingkatan manusia. Kasta tersebut adalah Kasta Brahmana (para imam), kasta ksatria (yang memerintah), kasta waisya (para pekerja), dan kasta sudra (rakyat jelata, hamba). Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 563 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.



Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya.



Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah: 1.Orangtua 2.Orangsakit, 3.Orangmati, 4. Seorang pertapa.



2.



Masa dewasa Sidharta Gautama



Sidharta Gautama hidup dalam istana dengan segala kemewahan yang ada. Dia hidup dengan semua kemewahan yang ada di dalam istana tanpa bisa kemana-mana. Karena ayahnya Raja Sudhonada, tidak ingin anaknya melihat hal yang diramalkan oleh pertapa Asita, yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati, Seorang bikhuni/pertapa. Pada suatu ketika, Sidharta Gautama ingin pergi ke taman lumbini di kapilavathu, sang raja Sudhonada segera mempersiapkan segalanya, raja menyiapkan keberangkatan anaknya sedemikian rupa supaya tidak melihat 4 macam peristiwa yang di sampaikan oleh Asita. Dan semuanya pun berjalan dengan lancar, Sidharta Gautama hanya melihat khalayak ramai yang berteriak-teriak gembira menyambut dirinya. Namun, Pada suatu hari, ketika Siddhartha dalam perjalanan ke Taman, ia melihat sebuah pondok buruk, di mana seorang tua sedang berjalan keluar. Orang tua itu berumur kira-kira 80 tahun atau lebih. Dia kelihatan lemah dan berjalan dengan menggunakan tongkat. Dia berjalan terhuyung- hayang di tepi jalan. Siddhartha mendapati orang itu mempunyai rambut yanq sedikit dan hampir botak. Dia berambut putih, matanya kabur seperti buta, kulitnya berkedut seperti kulit kayu, giginya tidak ada lagi dan badannya kurus seperti lidi. Setelah melihat keadaan orang tua itu, Siddhartha menanyakan kepada Channa, pemandunya, "Siapa orang ini? Apa yang berlaku ke atas rambutnya, kulitnya, tulang dan giginya?" "Orang itu ialah orang tua. Dia sudah hidup lama. Semasa muda, dia seperti kita." Jawab Channa. "Adakah setiap orang akan menjadi tua seperti dia? Tidakkah ada cara untuk mengelakkannya daripada berlaku?" tanya Siddhartha lagi. “Tuanku, semua orang akan menjadi tua apabila sudah lama hidup. Tidak ada orang yang boleh mengelak daripada menjadi tua.” Jawab Channa.



Setelah mendenganr kata-kata Channa itu, Siddhartha merasa sangat dukacita dan mengajak Chnna pulang ke istana dan tidak terus ke taman. Siddhartha pergi ke Taman pada kali kedua, kali ini baginda melalui bandar Kapilavathu juga, tetapi keadaan bandar tidak seperti dahulu lagi. Orang-orang di Bandar itu sibuk menjalankan kerja masing- masing. Di tepi jalan, putera Siddhartha ternampak seorang lelaki yang sedang sakit. Dia sangat lemah dan dalam kesakitan. Badannya sangat kotor dan berbau kerana dia muntah-muntah. Ada beberapa orang cuba mengusungnya, dan beberapa orang pula mencoba meletakkannya di atas katil. Siddhartha bertanya kepada Channa, "Mengapa dengan orang itu? Mengapa suaranya tidak seperti kita?" "Orang itu sakit dan lemah." jawab Channa. Siddhartha bertanya lagi, "Mengapa dia sakit? Adakah cara untuk mengelakkannya? Adakah setiap orang akan sakit? Adakah aku akan jatuh sakit juga?" "Tuanku, setiap orang pasti jatuh sakit, termasuk tuanku. la tidak bisa dielakkan. Sakit bisa menyebabkan seseorang itu mati." kata Channa. Setelah mendengar penerangan itu, Putera Siddhartha mengajak Channa pulang saja ke istana tanpa meneruskan perjalanan ke Taman. Siddhartha pulang dengan hati yang sedih dan muram. Pada kali ketiga lawatan Siddhartha ke taman di Kapilavathu bersama Channa, Siddhartha ternampak beberapa orang sedang mengusung seseorang yang terbaring dan beberapa orang lagi mengikutinya sambil menangis. Tidak jauh dari tempat itu Siddhartha melihat beberapa orang sedang menimbunkan kayu. Sesudah itu, mereka meletakkan usungan itu di atas timbunan kayukayu tadi. Salah seorang daripada mereka menyalakan api. "Channa, siapakah orang itu? Mengapakah dia membiarkan orang lain membakarnya?" tanya putera raja. "Dia sudah mati tidak tahu apa-apa lagi." jawab Channa. "Mati? Ini dikatakan mati? Apakah setiap orang akan mati. Bisakah kita mengelak supaya tidak mati? Apakah aku juga akan mati?" tanya Siddhartha lagi. "Ya, Tuanku! Setiap orang akan mati. Tidak bisa dielakkan. Tuanku pun akan mangkat pada suatu hari nanti." Kata Channa. Setelah mendengar kata-kata Channa, putera raja sangat terkejut dan tidak terkata apa- apa lagi. Putera Siddhartha menganggapkan kematian adalah satu kejadian yang menakutkan dan mengapa tidak ada orang yang bisa mengelak daripada mati. Putera raja sangat susah hati dan terus pulang ke istana. Setelah terlihat orang tua,orang sakit dan orang mati, kini Putera Siddhartha terlihat pula seorang bhikkhu semasa kali keempat baginda ke bandar. Orang yang dilihat kali ini ialah seorangyang memakal jubah berwarna oren, tidak berambut dan dalam keadaan yang tenang dan gembira.Orang ini tidak kelihatan tua dan sakit. Putera raja melihatnya dengan penuh kehairanan lalu bertanya kepada Channa."Siapakahdia? Di mana dia tinggal? Apa kerjanya? Mengapa dia tidak bsrambut “Tuanku, dia adalah seorang bhikkhu, iaitu orang yang telah meninggalkan keluarganyauntuk menjalani hidup sebagai orang alim. Dia tinggal di kuil. Dia pergi dari rumah ke rumahuntuk mendapatkan. makanan. Dia sentiasa menasihatkan orang lain untuk berbuat baik danmenunjukkan cara-cara untuk hidup bahagia." jawab Channa. "Seorang bhikkhu sentiasa tenteram. Dia sentiasa melakukan perkara yang baik. Dia tidak menyakiti orang lain serta baik hati kepada semua mahkluk." jawab Channa lagi. Setelah mendengar kata-kata Channa, putera raja merasa sangat sukahati. Orang yangdilihat kali ini tidak seperti sebelumnya. Baginda ingin menjadi seperti orang ini, kerana hidupnya gembira dan aman, tidak seperti 3



orang yang dilihatnya terdahulu itu. Putera Siddhartha ingin menjadi bhikkhu. Baginda pulang dengan hati yang gembira.



Setelah melihat 4 peristiwa tersebut, Sidharta Gautama mulai merenungi peristiwa tersebut. Dan ia bertekad akan menjadi seorang bikhuni. Setelah kelahiran putranya ia merasa terbebani, antara menjadi bikhuni atau orang tua. Kemudian di membulatkan tekaad, dan meninggalkan anak dan isterinya serta seluruh kemewahan yang ada di istana dan menjadi bhikkhu serta mulai melakukan pengembaraan. 3.



Keluar dari istana dan melakukan pengembaraan



Setelah terkesan akan fakta derita, sengsara, Gautama merenungkan fakta ini, dan memusatkan perhatian pada penemuan jalan untuk mengakhiri semua wujud penderitaan. Oleh karena itu gautama mulai melakukan pengembaraannya menjadi seorang bhikkhu. Dalam perjalanan Gautama banyak belajar tentang konsep-konsep moral dan kebijaksanaan. dua orang yang menjadi gurunya yaitu : alara kalama dan uddaka ramaputta. Setelah bertahun-tahun menjalani disiplin dan melakukan meditasi, Gautama menemukan pemecahan masalahnya yaitu antara lain : Bukan dalam pemutlakan pemenuhan diri akan kenikmatan sebanyak mungkin Bukan pula dalam mati raga yang berlebihan, manusia menemukan tuntunan dalam mengatasi derita.



Maka yang diambil Sidharta adalah jalan tengah di antara 2 pandangan ini,yakni disiplin diri dan kemurnian diri, memusat pada perhatian untuk menemukan sebab-sebab penderitaan.



4.



Pencerahan menjadi seorang budha dan wafatnya



Pada hari bulan purnama, dalam bulan Mei (Hari Waisak) genaplah usia Gautama 35 tahun. Pada hari kelahiran Gautama inilah ia mencapai Pencerahan Sempurna, di bawah pohon Bodhi. Akhirnya melalui samadhi, Gautama dapat melihat kehidupanNya yang lampau. Bodhisatta/ Gautama juga dapat melihat bagaimana sesuatu makhluk itu mati dan wujud semula. Akhirnya, Bodhisatta mengetahui bagaimana caranya untuk mengatasi usia tua, sakit dan mati. Bodhisatta juga mengetahui sebab berlakunya tua, sakit dan mati. Dari saat itulah Bodhisatta menjadi BUDDHA (PENCERAHAN SEMPURNA).



Gautama menghabiskan masa selama satu tahun menuntut dengan guru-guru yang bijaksana dan enam tahun menyeksa diri. Akhirnya Bodhisatta dapat menemui jalan bagaimana hendak mengelakkan daripada 3 perkara laitu usia tua, sakit dan kematian. Beliau memperoleh Pencerahan Sempurna melalui ketekunan usahaNya dan perbuatan-perbuatan baikNya. Kita semua boleh menjadi Buddha jika kita tekun dan berusaha seperti Siddhartha. Tahun 483 SM Buddha Gautama wafat di Kusinara. Buddha gautama meninggal bersamaan dengan hari kelahirannya.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Buddha merupakan sebuah sebutan atau gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah mencapai Pencerahan (Enlightenment). Buddha sendiri tidak hanya satu. Namun secara historis pada zaman ini hanya dikenal satu Buddha yaitu Buddha Gautama. Buddha Gautama hidup di bagian utara India sekitar abad ke-6 SM. Nama pribadinya adalah Siddhartha sedangkan Gautama adalah nama keluarganya. Perjalanan hidup Sidharta Gautama dapat kita rangkum dalam sebuah tabel seperrti di bawah ini: Kronologi Hidup Buddha Gautama 563 SM :Lahirnya Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini. Pangeran Siddhartha adalah penerus kerajaan Kapilawastu dari suku Sakya. Ayahnya adalah Raja Suddhodana dan ibunya adalah Ratu Maha Maya Dewi 555 SM : Pangeran kecil melakukan meditasi untuk pertama kalinya. Acara ini berlangsung pada saat perayaan membajak sawah 547 SM : Pada usia 16 tahun Pangeran Siddhartha memenangkan sayembara dan menikahi Putri Yashodara 534 SM : Pada usia 29 tahun Pangeran Siddhartha memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa setelah melihat 4 peristiwa nyata yang pasti dialami setiap orang, yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa. Pada saat yang bersamaan lahir putera Beliau yang diberi nama Rahula. Pangeran Siddhartha meninggalkan kehidupan duniawinya dilandasi atas rasa cinta kasihnya yang demikian besar kepada semua makhluk dengan tujuan mencari obat penawar (jalan keluar) dari ketiga utusan kehidupan (sakit, tua, dan mati) 534 - 528 SM : Pangeran Siddhartha melakukan pengembaraan dan pertapaan selama 6 tahun 528 SM : Pada usia 35 tahun, Pangeran Siddhartha duduk bermeditasi di bawah pohon Bodhi (Latin: Ficus Religiosa) dan mencapai Pencerahan. Semenjak saat itulah Beliau disebut sebagai Buddha (Yang Sadar). Setelah mencapai Penerangan Sempurna, Buddha Gautama kemudian pergi menuju Taman Rusa Isipatana. Di sana Beliau bertemu dengan 5 orang pertapa dan membabarkan ajarannya untuk pertama kalinya (disebut sebagai Dharmacakkappavattana Sutta). Pada saat itulah mulai terbentuk Sangha (perkumpulan biksu) pertama di dunia 528 – 483 SM : Selama 45 tahun membabarkan ajarannya, Buddha Gautama telah memberikan inspirasi dan pencerahan bagi banyak orang (bahkan walau telah lama Beliau tiada, ajarannya masih dan akan terus menginspirasi banyak orang) 483 SM : Wafatnya Buddha Gautama di Kusinara.



(Catatan Editor: Tahun kehidupan Buddha Gautama sampai saat ini masih di teliti oleh para ahli. Tahun yang digunakan disini adalah yang diduga lebih tepat oleh para ahli.



DAFTAR PUSTAKA Harun Hadi Wijono, Agama Hindu dan Buddha, Jakarta : Gunung Mulia, 1990, FX. Mudji Sutrisno, SJ, BUDDHISME : pengaruhnya dalam abad mmodern, Yogyakarta : Kanisius, 1993, Riwayat Hidup Buddha Oleh Ven. Piyasilo Upa. Sasanasena Seng Hansen, Ikhtisar Ajaran Buddha, Yogyakarta : In Sight.2008. [1] Harun Hadi Wijono, Agama Hindu dan Buddha, Jakarta : Gunung Mulia, 1990, hal 19,23 [2] Riwayat Hidup Buddha Oleh Ven. Piyasilo hal. 26-29 [3] Ibid hal 41-42 [4] FX. Mudji Sutrisno, SJ, BUDDHISME : pengaruhnya dalam abad mmodern, Yogyakarta : Kanisius, 1993, hal 22 [5] Riwayat Hidup Buddha Oleh Ven. Piyasilo hal. 56 [6] Upa. Sasanasena Seng Hansen, Ikhtisar Ajaran Buddha, Yogyakarta : In Sight.2008. hal: 4-5