Makalah Sedimentasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEDIMENTASI



Disusun oleh : 1. Febby Fitria Sari



061830400271



2. Imas Uci Anggriani



061830400320



3. Sulistia



061830400275



Kelas



: 2 KA



Kelompok



: 7 (Tujuh)



Dosen Pembibing



: Ir. Irawan Rusnadi M.T



JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2019



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini ditunjukan



untuk



memenuhi



tugas



mata



kuliah



Satuan



Proses



bimbingan



Bapak



Ir. Irawan Rusnadi M.T Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan kemampuan dan pengetahuan kami yang masih sangat terbatas. Walaupun demikian kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan sebaik- baiknya. Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah yang disusun ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb



Palembang, 16 Maret 2019



Kelompok 7



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2 BAB II : PEMBAHASAN .....................................................................................................3 2.1 Pengertian Sedimentasi ...................................................................................................3 2.2 Metode Pengendapan .......................................................................................................3 2.3 Proses Sedimentasi...........................................................................................................5 2.4 Peralatan Sedimentasi ......................................................................................................7 2.5 Aplikasi Industri...............................................................................................................8 2.6 Hukum-Hukum yang Mempengaruhi Sedimentasi ......................................................... 10 BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



LATAR BELAKANG Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian,



yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980). Sedimentasi (pengendapan) merupakan salah



satu cara pemisahan padatan yang



tersuspensi dalam suatu cairan dimana akan terjadi peristiwa turunya partikel – partikel padat yang semula tersebar atau tersuspensi dalam cairan karena adanya gaya berat atau gaya grafitasi, tetapi selama proses sedimentasi ini berlangsung, terdapat tiga gaya yang berpengaruh yaitu gaya grafitasi, gaya apung dan gaya dorong (Warren. L. Mc cabe, dkk, 1993). Proses sedimentasi dalam



industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses



pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment),dan proses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula. Water treatment adalah sebuah system yang difungsikan untuk memperoleh air dari k ualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang diinginkan/ditentukan atau siap untuk dikonsumsi. Water treatment merupakan bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri.



1.2.



RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini , yaitu : 1. Apa pengertian sedimentasi? 2. Bagaimana proses sedimentasi terjadi? 3. Apa sajakah yang termasuk dalam alat sedimentasi? 4. Bagaimana hukum yang mempengaruhi sedimentasi?



1



1.3.



TUJUAN Tujuan dari makalah ini , adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui tentang sedimentasi 2. Memahami proses sedimentasi 3. Memahami alat-alat sedimentasi 4. Memahami hukum yang mempengaruhi sedimentasi 5. Mengetahui tujuan dari proses sedimentasi



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



PENGERTIAN SEDIMENTASI Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry)



menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya). Sedimentasi adalah



suatu



proses



pemisahan



suspensi



secara



mekanik



menjadi



dua



bagian,



yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980). Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada butiran tersebut. Proses sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment),dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula. Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung dengan menggunakan alat yang dikenal dengan nama thickener,sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara batch. Data-data yang diperoleh dari prinsip sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk proses yang sinambung. Tujuan Sedimentasi 1.



Untuk memisahkan partikel-partikel dari alur fluida sehingga fluida tersebut bebas dari kontaminan partikel.



2.



Untuk memulihkan partikel-partikel sebagai produk (seperti pemulihan fasa terdispersi pada ekstraksi cair cair)



3.



Untuk memisahkan partikel-partikel menjadi fraksi-fraksi dengan ukuran atau densitas yang berbeda dengan cara menyuspensikan partikel-pertikel tersebut ke dalam suatu fluida



3



2.2.



METODE PENGENDAPAN Metode yang digunakan dalam pengendapan :



a.



Metode karam dan kambang ( sink and float ), menggunakan medium pemilah zat cair yang densitasnya terletak diantara bahan yang ringan dan berat.



b. Metode pengendapan differensial ( Differential Settling Method ),dengan memanfaatkan perbedaan antara kecepatan terminal yang terdapat antara dua bahan yang densitasnya berbeda. Densitas medium lebih rendah dari kedua bahan.



1. Metode karam-dan-kambang Metode karam-dan-kambang menggunakan medium pemilah cair yang densitasnya terletak di antara bahan yang ringan dan yang berat. Partikel berat akan mengendap melalui medium, sedang yang lebih ringan mengapung dan dengan demikian terjadi pemisahan. Metode ini mempunyai keuntungan bahwa, pada asasnya, pemisahan itu bergantung hanya pada perbedaan densitas kedua bahan itu dan tidak bergantung pada ukuran partikel. Metode ini disebut separasi fluida-berat (heavy fluid separation). Masalah pertama dalam penggunaan metode karam-dan-kambang ialah pemilihan medium cairnya yang gravitasnya tepat untuk membuat bahan yang ringan mengambang dan bahan yang berat tenggelam. Untuk itu kita dapat menggunakan zat cair yang sebenarnya, tetapi oleh karena gravitas spesifik medium itu harus bernilai sekitar 1,3 sampai 3,5 atau lebih, hanya ada beberapa zat cair saja yang memenuhi syarat dalam hal berat, murah, tak beracun, dan tak bersifat korosi, yaitu banyak digunakan hidrokarbon berhalogen. 2. Metode pengendapan diferensial Metode pengendapan diferensial (differential settling method) memanfaatkan perbedaan antara kecepatan terminal yang terdapat antara dua bahan yang densitasnya berbeda. Kelemahan metode ini ialah bahwa karena campuran bahan yang akan dipisahkan itu meliputi berbagai ukuran partikel, partikel besar tetapi ringan akan mengendap dengan laju yang sama dengan partikel kecil yang berat, sehingga kita akan mendapatkan fraksi campuran.



4



2.3.PROSES SEDIMENTASI Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu : 1. Cara Batch Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch paling mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah. Mekanisme sedimentasi batch pada suatu silinder / tabung bisa dilihat pada gambar berikut :



Gambar 1 . Mekanisme Sedimentasi Batch



Keterangan : A = cairan bening B = zona konsentrasi seragam C = zona ukuran butir tidak seragam D = zona partikel padat terendapkan Gambar di atas menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi seragam, dengan konsentrasi dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A yang merupakan cairan bening.



5



Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar 2 b, c, d). Zona A dan D bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C dan transisi hilang, semua padatan berada di zona D. Saat ini disebut critical settling point, yaitu saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan endapan (Foust, 1980). 2. Cara Semi-Batch Pada sedimentasi semi-batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan yang keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat pada gambar berikut :



Gambar 2. Mekanisme Sedimentasi Semi-Batch



3. Cara Kontinyu Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :



6



Gambar 3. Mekanisme Sedimentasi Kontinyu



Kecepatan sedimentasi didefinisikan sebagai laju pengurangan atau penurunan ketinggian daerah batas antara slurry (endapan) dan supernatant (beningan) pada suhu seragam untuk mencegah pergeseran fluida karena konveksi (Brown, 1950). Pada keadaan awal, konsentrasi slurry seragam di seluruh bagian tabung. Kecepatan sedimentasi konstan, terlihat pada grafik hubungan antara ZL dan θL membentuk garis lurus untuk periode awal (dZ/dt=V=konstan ). Periode ini disebut free settling, dimana padatan bergerak turun



hanya karena gaya gravitasi. Kecepatan yang konstan ini disebabkan oleh



konsentrasi di lapisan batas yang relatif masih kecil, sehingga pengaruh gaya tarik-menarik antar partikel, gaya gesek dan gaya tumbukan antar partikel dapat diabaikan. Partikel yang berukuran besar akan turun lebih cepat, menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan bertambah, sehingga mengurangi kecepatan turunnya padatan yang lebih besar. Hal ini membuat kecepatan penurunan semua partikel (baik yang kecil maupun yang besar) relatif sama atau konstan. Semakin banyak partikel yang mengendap, konsentrasi menjadi tidak seragam dengan bagian bawah slurry menjadi lebih pekat. Konsentrasi pada bagian batas bertambah, gerak partikel semakin sukar dan kecepatan turunnya partikel berkurang. Kondisi ini disebuthindered settling. Kondisi free settling dan hindered settling dapat diamati pada grafik hubungan antara ZL dan θL. Dimana untuk kondisi free settling ditunjukkan saat grafik masih berupa garis lurus, sedangkan saat grafik mulai melengkung merupakan kondisi hindered settling.



7



Cara Kerja Pengendapan Partikel Tersuspensi



Dari berbagai unit pengolahan air limbah atau air bersih, kita sering melihat rentetan unit pengolahan seperti koagulasi- flokulasi- sedimentasi dan filtrasi. Rentetan alat ini selalu beriringan dan tidak pernah jumpai urutan terbalik-balik, karena memang cara kerjanya begitu. Apabila ada koagulasi, selalu diikuti dengan flokulasi dan selajutnya sedimentasi dan filtrasi, seakan-akan rentetan pengolahan ini adalah satu paket. Air yang mempunyai turbiditas (kekeruhan) tinggi sangat pas menggunakan rentetan pengolahan ini. Pasalnya pengolahan ini dapat mengedapkan partikel tersuspensi, sehingga hasil akhirnya menjadi sludge (lumpur), dan lumpur ini dapat digunakan untuk pupuk tanaman apabila lumpur tersebut bukan berasal dari limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), dan air yang keluar relatif lebih jernih (perhatikan pada gambar di atas). Cara kerjanya adalah air yang setelah mengalami perlakukan koagulasi (pemberian koagulan seperti tawas atau PAC, dll), Pada koagulasi ini terjadi pengadukan cepat, pengadukan ini membantu bahan kimia seperti tawas menjadi homogen di dalam air, sehingga partikel tersuspensi akan membentuk gumpalan yang lebih besar. Setelah koagulasi diikuti dengan flokulasi, dalam flokulasi terjadi pengadukan lambat agar partikel yang telah membesar tadi tidak pecah menjadi partikel-partikel semula. Kemudian overflow ke bak sedimentasi, sesuai dengan namanya, pada bak ini partikel yang telah membesar tadi akan mengendap di dalam bak sedimentasi



secara



gravitasi. Apabila



pada



sedimentasi



ini



masih



ada



pertikel



yang ngeyel (membandel) tidak mau mengendap, maka langkah selajutnya dapat dilakukan penyaringan dengan media tertentu tergantung dari karakteristik dari air limbah tersebut. 8



2.4.



PERALATAN SEDIMENTASI



Peralatan dalam proses pengendapan gravitasi terbagi atas : -



Peralatan pengendap yang dapat memisahkan hampir seluruh partikel dari zat cair dinamakan clarifier



-



Piranti yang memisahkan zat padat menjadi dua fraksi atau lebih disebut klasifikator (classifier).



Peralatan sedimentasi sangat bervariasi , tapi pada umumnya terdiri dari: 1. Suatu tangki atau kolam sebagai tempat terjadinya sedimentasi 2. Suatu sistem pengumpanan yang efektif 3. Sistem overflow untuk mengumpulkan keluaran yang jernih 4. Suatu yang dapat mengangkut padatan yang mengendap ke tempat pengapungan



 Kolam pengendap Dalam kolam sedimen maupun dalam clarifier tank terjadi pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel besar, lumpur, pasir akan mengendap di dasar kolam, tangki. Sedangkan air yang berada pada bagian atas dialirkan melalui well discharge untuk mengalami proses selanjutnya.



Beberapa literatur banyak kita menemukan istilah sedimentation tank, sedimentation basin, clarifier, settling tank, settling basin semua itu mempunyai satu pengertian yaitu sebagai pengendap partikel, baik yang tersuspensi maupun tidak. Ada dua macam bentuk bak sedimentasi, yaitu melingkar (circular) dan segi empat



9



(rectangular). Masing-masing bentuk ini mempunyai kelebihan masing-masing dan didtempatkan pada kondisi yang khusus. Tangki Sedimentasi Melingkar dan Karakteristiknya Di dalam tangki melingkar, aliran masuk menuju ke pusat tangki atau ke sebelah sisi tangki. Jika diameter tangki kurang dari 30 ft (9.14 m), pipa inlet akan masuk melalui dinding dan mengarah ke bawah. Jika tangki lebih besar dari 30 ft ( 9.14 m), pipa masuk melalui bawah tangki dan debit air tegak lurus menuju pusat baffle. Kedalaman clarifier melingkar dipertimbangkan pada kedalaman bagian samping tangki, dan dikenal dengan sebutan side water depth (swd). Kedalaman ini digunakan untuk menentukan waktu detensi dan volume tangki. Outlet untuk tangki melingkar terdiri dari suatu weir di sekitar batas luar yang menyebarkan aliran menjadi seragam. Center-feed pada clarifier yang melingkar yang digunakan pada pengolahan air limbah mempunyai penggaruk lumpur secara mekanik (mechanical sludge rakes) yang terletak di bagian bawah dan penggaruk permukaan (surface skimming) yang terletak di bagian atas. 



Secondary clarifier



Peralatan pengendap yang dapat memisahkan hampir seluruh partikel dari zat cair dinamakan klarifikator (clarifier), sedang alat yang memisahkan zat padat menjadi dua fraksi disebut klasifikator (classifier). 



Klasifikator gravitasi Kebanyakan klasifikator yang digunakan dalam pengolahan kimia memisahkan



zat padat atas dasar ukuran dalam situasi di mana densitas partikel halus dan partikel besar itu sama.



10



 Klasifikator mekanik Klasifikator mekanik banyak digunakan dalam penggilingan rangkaian-tertutup misalnya dalam operasi metalurgi. Di sini, partikel yang relatif kasar disebut pasir (sand) sedang bubur partikel halus disebut lanyau (slime). Waktu diatur sedemikian sehingga pasir mengenap ke dasar alat, sedang lanyau terbawa oleh zat cair keluar. Contoh klasifikator mekanik terlihat pada gambar sbb:



Gambar Klasifikator pengendapan-basah aliran silang Dalam alat ini, sebagai bejana pengendap digunakan palung miring di mana zat melimpah pada ujung yang rendah. Bubur disimpankan secara kontinu ke dalam palung itu pada suatu titik antara. Laju aliran dan konsentrasi diatur sehingga partikel halus tidak punya cukup waktu untuk mengendap, tetapi malah terbawa ke luar bersama zat cair yang meninggalkan klasifikator. Partikel-partikel besar tenggelam ke dasar palung, dan dikeluarkan dari situ. Dalam klasifikator aliran silang pada palungnya berbentuk setengah silinder yang dipasang dengan sudut 120 terhadap horisontal. Konveyor heliks berputar memindahkan zat padat yang mengendap itu ke arah atas pada dasar palung, sampai keluar dari kolam zat cair itu dan masuk ke corong pembuang pasir. Contoh penerapannya ialah dalam hubungan dengan mesin-giling bola atau batang untuk menghaluskan partikel sampai 8 dan 20 mesh. Klasifikator ini mengangkat partikel kasar dan membawanya kembali ke dalam mesin giling, sehingga tidak diperlukan lagi konveyor atau elevator. Untuk pemisahan partikel halus secara ketat, kita harus menggunakan klasifikator jenis lain.



11



 Klasifikator pemilah. Alat yang memisah partikel-partikel yang berbeda densitasnya dikenal dengan nama klasifikator pemilah atau klasifikator sortasi (sorting classifier). Alat ini menggunakan salah satu dari dua metode pokok - yaitu karam-dan-kambang (sink-andfloat) dan pengendapan diferensial.  Klarifikator dan pengendapan penebal Untuk klasifikasi atau pemisahan zat padat yang agak kasar, yang mempunyai kecepatan pengendapan cukup besar, pemisahan dengan gravitasi pada kondisi pengendapan bebas atau terganggu biasanya cukup memuaskan. Untuk memisahkan partikel halus yang diameternya beberapa mikrometer atau kurang, kecepatan pengendapannya akan terlalu rendah, dan agar operasinya praktis, partikel-partikel itu mesti diflokulasikan, sehingga menjadi partikel besar yang mempunyai kecepatan pengendapan yang memadai. Banyak alat pemisah di industry kimia , seperti dibawah ini : 1. Cyclone separator Menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah, spiral yang berputar dibagian tengah kerucut untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan masa jenis dan ukuran.udara panas diinjeksikan melalui inlet pipe sehingga terjadi putaran dan menimbulkan vortex. Partikel berukuran besar didorong dan membentur dindng kearah luar. Gaya gravitasi menyebabkan partikel jatuhmenuju outlet pipe. Partikel dengan kerapatanlebih kecil keluar melalui bagian atas pusat melewati tengah kerucut yang bertekanan rendah.



12



2. Bak sedimentasi / sedimentasi tank Menggunakan prinsip gaya gravitasi dalam pemisahannya, shg untuk material dengan massa jenis besar akan mengendap dan masaa jenis kecil akan berada dilapisan atas. Aplikasi pada campuran yang berpartikel besar.



3. Clarifier tank Menggunakan prinsip gaya gravitasi dalam pemisahannya yang dibantu oleh gaya sentrifugal untuk mempercepat pengendapan. Aplikasi pada campuran yang halus yang tidak bisa dipisahkan dengan bak sedimentasi. Biasanya material yang berpatikel akan mengendap dan ini sebagai impuruitiesnya sedangkan yang berpartikel kecil dibuat overflow dan ini adalah material yang diinginkan.



4. Centrifuge tank Menggunakan prinsip



gaya sentrifugal,



dimana pengendapan tidak hanya



memanfaatkan gaya gravitasi dengan perbedaan massa jenis tetapi juga karena perputaran gaya gaya sentrifugal sehingga membuat campuran lebih cepat memisah. Biasanya aplikasinya yang diendapkan adalah bahan yang ingin dimurnikan sedangkan yang dibuat overflow adalah kotoran (impuirities). Jadi kerjanya berlawanan dengan clarifier.



13



5. Decanter tank Terdapat 3 phase yaitu light phase, heavy phase, dan solid, dalam pemisahannya sama dengan prinsip pemisahan diatas yaitu perbedaan massa jenis tapi disini dihasilkan 3 phase dan zat yang diinginkan adalahlight phase yang dibuat overflow.



6. Kolom distilasi/ distillatory Pemisahan cair – uap –cair antara 2 komponen / lebih berdasarkan perbedaan titk didih dan rentang titik didih antara bahan tersebut agak jauh, karena jika terlalu dekat titik didihnya akansulit untuk dipisahkan dan didapatkan. Distilat (fraksi yang ingin didapatkan dari campuran, letaknya diatas pada baagian kolom distilat). Feed masuk melewati bagian tengah, biasanya feed masih mengandung banyak komponen dan ingin dipisahkan. Panas dihasilkan dari boiler yang diletakkan dibawah , sehingga uap panas mengalir dari bawah ke atas dan komponen fed dari atas ke bawah , sehingga ditengah-tengah pada tray (sekat antara kolom-kolom di kolom distilasi) dan terjadi kontakantara kedua phase. Karena terkena panas yang mendekati titik didih dari komponen maka salah satu fraksi komponen ada yang menguap keatas dan diatas kondensor untuk mengembunkan dari uap menjadi liquid,liquid inilah yang disebut sebagai distilat. Untuk pemurnian yang tinggi maka pada kolom distilat 14



ditambah aliran recyle yang dikembalikan lagi ke kolom distilasi untuk dimurnikan lagi. Fraksi lain yang belum mencapai titik didih akan jatuh kebawah dan ditampung di kolom bottom (disebut sebagai residu/fraksi yang tidak diinginkan), karena fraksi yang jatuh ini kemungkinan masih mengandung fraksi yang diinginkan, maka pada kolom bottom ditambah recyle yang dihubungkan dengan reboiler untuk ikut pemanasan lagi. Kejadian ini terus menerus berjalan selama fed terus diinjeksikan.



7. Kolom ekstraksi / extractor column Pemisahan cair – cair yang penerapan untuk 2 kompnen / lebih , dimana jika 2 komponen tersebut sangat dekat titik didihnya dan tidak bisa dipisahkan dengan distilasi. Prinsip kerjanya yaitu misalnya ada komponen A dan B, kita ingin mendapatkan A dan membuang B , maka perlu ditambahkan komponen C yang mana sifatnya dapat mengikat dan bereaksi dengan komponen B sehingga komponenA terlepas sendiri dan dapat dipisahkan.



8. Kolom absorber / absorber column Pemisahan gas- liquid dengan cara pengontakkan antara kedua phase. Prinsip kerjanya adalah gas di injeksikan dari bawah menuju ke atas dan liquid dari atas kebawah , 15



ditengah kolom aliran dibuat diagonal sehingga terjadi kontak lebih lama antara kedua phase, liquid akan mengikat salah satu komponen yang diinginkan dari komponen yang diinginkan dari komponen gas dan dibawa ke kolom bawah sebagai ekstrak (liquid + zat yang diinginkan dari gas) sedangkan komponen yang tidak diinginkan yang terdapat pada gas akan terus keatas dan ditampung sebagai raffinat (liquid +zat yang tidak diinginkan dari gas).



9. Kolom stripper /stripper column Pemisahan liquid- gas prinsip sama dengan kolom absorber tetapi disini pengikatan adalah kebalikannya dimana sengai ekstrak (gas + zat yang diinginkan dari liquid) dan raffinat ( gas + zat yang tidak diinginkan dari liquid). Pengambaran kolom sama dengan kolom absorber.



2.5.



APLIKASI INDUSTRY Di industri aplikasi sedimentasi banyak digunakan, antara lain : 1. Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambik senyawa magnesium dari air laut 2. Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada pabrik gula 3. Pengolahan air sungan menjadi boiler feed water. 4. Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip perbedaan terminal velocity



16



2.6.



PROSES OPERASI UNIT SEDIMENTASI Proses pengendapan partikel suspensi di dalam air dimulai dari masuknya air ke kolam



pengendapan melalui bagian inlet dan disebarkan menuju ruang pengendapan. Penempatan baffle atau adukan di belakang inlet diperlukan untuk meredam enerji aliran dan menyebarkan aliran serta memperkecil ruang tak berguna dalam kolam. Selanjutnya di ruang pengendapan terjadi pemisahan partikel suspensi yang terdapat di dalam air. Partikel-partikel suspensi akan mengendap dan terkumpul di daerah kantong lumpur, sedang airnya mengalir menuju ke bagian outlet melalui suatu sistem peluapan, sehingga hanya air lapis atas saja yang masuk ke dalam saluran outlet untuk dibawa ke proses selanjutnya. Endapan/lumpur yang terkumpul di dalam kantong lumpur ditarik menuju ke bagian pengeluaran lumpur dengan menggunakan sebuah scrapper/garuk dan selanjutnya dikeluarkan dengan pompa lumpur dibawa menuju ke tempat pemrosesan lumpur. Scrapper digerakkan dengan sangat perlahan untuk menjaga agar lumpur yang sudah mengendap tidak terusik dan melayang lagi. Scrapper biasanya berupa sebuah plat atau rangka gerak yang dilengkapi dengan sudu-sudu penggaruk dan digerakkan dengan motor listrik atau dapat pula digerakkan secara manual dengan menggunakan kayuh (Kamulyan, 1997).



17



BAB III PENUTUP 3.1.



KESIMPULAN Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry)



menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya).Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu : cara batch, semibatch dan kontinyu. 3.2.



SARAN



18



DAFTAR PUSTAKA Dokumen.tips (https://dokumen.tips/download/link/makalah-pip-kelompok-1-prosessedimentasi) diakses pada 16 Maret 2019 pada puku 21.08 WIB www.academica.edu (https://www.academica.edu/32734824/MAKLAH_SEDIMENTASI) diakses pada 19 maret 2019 pada pukul 21.11 WIB www.caesarvery.com (https://www.caesarvery.com/2013/06/macam-macam-alat-pemisahseparator.html?m=1) diakses pada 19 Maret 2019 pada pukul 21.13 WIB



19