Makalah Sejarah Indonesia Portugis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MASA PENJAJAHAN PORTUGIS DI INDONESIA



Makalah



diajukan guna memenuhi tugas sejarah indonesia



Guru Pembimbing : Yuriadi, S.Pd.



Oleh Kelompok 2 : 1. Davino Rarendra ( ketua kelompok/14 ) 2. Maura Cahyaning Nadhifa ( anggota/23 ) 3. Fathimah Syahida ( anggota/17 ) 4. Zein Zidan Azzahmi ( anggota/35 )



PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JEMBER KALIWATES-JEMBER TAHUN PELAJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Masa Penjajahan Portugis di Indonesia”. Penulisan makalah adalah salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia . Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Pendidik mata pelajaran Sejarah Indonesia, Bapak Yuriadi,S.Pd. yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya makalah ini dibuat. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.



Jember, 17 Agustus 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar........................................................................................................2 Daftar Isi.................................................................................................................3 Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................4    



Latar Belakang............................................................................................4 Rumusan Masalah.......................................................................................4 Tujuan.........................................................................................................5 Manfaat.......................................................................................................5



Bab 2 Pembahasan..................................................................................................6     



Proses Kedatangan Bangsa Portugis...........................................................6 Kebijakan Portugis Selama Menjajah di Indonesia....................................7 Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis.......................................................8 Dampak Penajajahan Portugis di Indonesia.............................................10 Peninggalan Portugis di Indonesia...........................................................11



Bab 3 Penutup.......................................................................................................15  



Kesimpulan...............................................................................................15 Saran.........................................................................................................15



Daftar Pustaka.......................................................................................................16



3



BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa. Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia. Salah satu Bangsa Eropa yang pernah menjajah di Indonesia adalah Portugis. Mereka pertama kali datang di daerah Malaka yang dipimpin oleh Alfonso D’Alburqueque. Mereka dapat menguasai Malaka setelah menyerang dan menghancurkan kerajaan Malaka yang memerintah di daerah itu. Selama di Malaka mereka juga mendapat serangan dari pasukan Pangeran Sabrang Lor dari Demak meskipun akhirnya mereka memenangi pertempuran dan semakin melebarkan ekspansinya ke Maluku. Penjajahan Portugis di Indonesia memanglah tidak selama penjajahan Belanda di Indonesia tetapi banyak pengaruh yang ditimbulkan dari penjajahan Portugis ini mulai dari bidang sosial, ekonomi, dan budaya dan bidang yang lain. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam bentuk makalah yang berjudul “Masa Penjajahan Portugis di Indonesia”.



1.2 Rumusan Makalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4



Bagaimana proses kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia ? Apa saja kebijakan Portugis selama menjajah di Indonesia ? Apa saja Bentuk perlawanan rakyat terhadap Portugis ? Apa saja dampak yang diakibatkan oleh penjajahan Portugis di Indonesia ?



4



1.2.5



Apa saja peninggalan Portugis di Indonesia



1.3 Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin di capai oleh penulis adalah sebagai berikut: 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5



Untuk mengetahui proses kedatangan Portugis di Indonesia. Untuk mengetahui kebijakan Portugis selama menjajah di Indonesia. Untuk mengetahui bentuk perlawanan rakyat terhadap Portugis. Untuk mengetahui dampak akibat penjajahan Portugis di Indonesia Untuk mengetahui peninggalan Portugis di Indonesia.



1.4 Manfaat Makalah Berdasarkan pemaparan tujuan diatas, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 bagi Penulis, sebagai latihan berfikir dalam penulisan karya ilmiah agar dapat memecahkan masalah secara kritis dan logis, serta dapat memperdalam ilmu pengetahuan tentang masa penjajahan Portugis di Indonesia. 1.4.2 bagi Pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan dan menyadarkan para pembaca tentang arti pentingnya sejarah perjuanga rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari penjajahn Bangsa Barat yang dimulai dari Penjajahan Spanyol hingga Belanda.



5



BAB 2. PEMBAHASAN



2.1 Proses Kedatangan Portugis ke Indonesia Ekspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia. Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya. Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah). Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika. Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.  Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan



6



merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfonso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di ternate. Setela itu datanglah Bangsa Spanyol yang lain yaitu Ferdinand Magellan (14801521). Dia seorang Bangsa Portugis yang hidup di Spanyol. Ia banyak mempelajari pengalaman Columbus dalam pelayarannya ke arah barat. Dukungan diperoleh dari Ratu Spanyol. Ia berkesimpulan bahwa di ujung selatan benua baru Amerika terdapat selat yang menghubungkan Lautan Atlantik dengan lautan seberang benua baru itu. Dari sana orang sampai ke pulau pusat rempah- rempah, yang ternyata bukan Hindia melainkan Kepulauan Maluku di Indonesia. 2.2 Kebijakan-Kebijakan Portugis Selama Menjajah di Indonesia Setelah menancapkan kekuasannya di Indonesia dalam masa penjelajahnnya mengelilingi samudera, Pemerintah portugis membuat kebijakan-kebijakan yang nantinya akan memberikan pengaruh pada tatanan kehidupan rakyat Indonesia. Kekuasaan Portugis di Maluku berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641. Kebijakan-kebijakan yang dipraktikkan selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah kolonial Portugis : a. b. c. d.



Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate.



Dengan kebijakan ini, petani Ternate tidak lagi memiliki kebebasan untuk menjual atau menentukan harga hasil panennya. Mereka harus menjual hasil panennya hanya kepada Portugis dengan harga yang ditentukan oleh Portugis. Akibatnya, petani sangat dirugikan, dan Portugis memperoleh keuntungan yang sangat besar. Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat Maluku. Ada yang bersifat negatif dan ada yang positif.



7



Gambar: Kekuasaan Portugis di Indonesia 2.3 Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis 2.3.1. Serangan Kerajaan Aceh terhadap Portugis Sejak kedatangan orang Portugis di Malaka pada tahun 1511, telah terjadi persaingan yang berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (15141528), menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan dalam politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Latar belakang perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis antara lain: 1. 2.



Adanya monopoli perdagangan oleh Portugis Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah 3. Penangkapan kapal kapal Aceh oleh Portugis. Untuk itulah, Kesultanan Aceh tetap pada pendiriannya, bahwa Portugis harus segera diusir dari Malaka. Itulah sebabnya, ketika terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya dengan sekuat tenaga. Oleh karena itu, tindakan kapal-kapal Potugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Sebagai persiapan Aceh melakukan langkah-langkah antara lain: 1.



Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit



8



2.



Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567. 3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara. Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Formosa/Benteng. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun  1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini  juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh Sejak Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), perjuangan mengusir Portugis mencapai puncaknya. Untuk mencapai tujuannya, Sultan Iskandar Muda menempuh beberapa cara untuk melumpuhkan kekuatan Portugis, seperti blokade perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara ini dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh, karena tidak memiliki barang yang harus dijual di Eropa. Upaya ini ternyata tidak berhasil sepenuhnya, sebab rajaraja kecil yang merasa membutuhkan uang secara sembunyi-sembunyi menjual barang dagangannya kepada Portugis. Gagal dengan taktik blokade ekonomi, Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka pada tahun 1629. Seluruh kekuatan tentara Aceh dikerahkan. Namun, upaya itu mengalami kegagalan. Pasukan Kesultanan Aceh dapat di pukul mundur oleh pasukan Portugis. Faktor penyebab kegagalan serangan Aceh terhadap Portugis di Malaka adalah: 1. 2. 3.



Tidak dipersiapkan dengan baik Perlengkapan senjata yang digunakan masih sederhana Terjadi konflik internal dikalangan pejabat Kerajaan Aceh



2.3.2. Serangan Kerajaan Demak terhadap Portugis di Malaka Dikuasainya Malaka pada tahun 1511 oleh orang-orang Portugis merupakan ancaman tersendiri bagi Kerajaan Demak. Pada tahun 1512, Kerajaan Demak di bawah pimpinan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) dengan bantuan Kerajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka. Namun, serbuan Demak tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan serangan Demak ke Portugis di Malaka adalah: 1. Serangan tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang matang 2. Jarak yang terlalu jauh 3. Kalah persenjataan Penyerangan dilakukan sekali lagi bersama Aceh dan Kerajaan Johor, tetapi tetap berhasil dipatahkan oleh Portugis. Perjuangan Kerajaan Demak terhadap orangorang Portugis tidak berheti sampai di situ. Kerajaan Demak selalu menyerang dan membinasakan setiap kapal dagang Portugis yang melewati jalur Laut Jawa. Karena itulah kapal dagang Portugis yang membawa rempah-rempah dari Maluku (Ambon) tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara. Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh Fatahilah pada tahun 1527. Penaklukkan Pajajaran ini



9



disebabkan Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan Portugis, sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahilah dengan tentara Portugis. Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil dipukul mundur pada tanggal 22 Juni 1527. Kemudian, pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahilah menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna. 2.3.3.Perlawanan Rakyat Maluku Setelah Portugis pada tahun 1511 berhasil menduduki Malaka, Portugis melanjutkan misi dagangnya menuju Maluku. Di kepulauan Maluku terdapat Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore yang menghasilkan remah-rempah. Portugis diperbolehkan mendirikan benteng sebagai kantor dagang. Akan tetapi terjadi penyimpangan, Portugis menjadikan benteng itu sebagai basis pertahanan untuk menguasai dan menjajah daerah Ternate. Portugis memaksa Sultan Ternate, yaitu Sultan Hairun untuk menerima kekuasaan Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis. Selain itu, Portugis melarang Sultan Ternate menjul rempah-rempahnya kepada pedagang lain. Tentu saja sikap seperti ini sangat ditentang oleh Sultan Hairun. Ketika Sultan Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau dibunuh secara licik. Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan rakyat Ternate. Sultan Baabullah yang menggantikan Sultan Hairun bersumpah akan mengusir Portugis dari Ternate. Untuk itu, Sultan Baabullah mengerahkan tentara dan segenap kekuatannya mengepung benteng Portugis, hingga akhirnya Portugis menyerah dan dipaksa meninggalkan Ternate tahun 1575. Setelah terusir dari Ternate, kemudian Portugis ke Ambon hingga dikalahkan oleh Belanda pada tahun 1605. 2.3.4. Perjuangan Rakyat Rakua Minahasa Melawan Portugis Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa di antaranya di Amurang dan Kema.



2.4 Dampak Penjajahan Portugis di Indonesia Dampak datangnya Bangsa Portugis bagi Bangsa Indonesia diantaranya : 1. Lahirnya seni gitar balad keroncong 2. Sejumlah kata Bahasa Indonesia yang diserap dari Bahasa Portugis yang pernah menjadi Lingua franca di samping Bahasa Melayu



10



3. Penyebaran agama Kristen Katolik Roma oleh missionaris-missionaris bangsa Portugal 4. Gangguan jalur perdagangan di saat Bangsa Portugis menaklukan Malaka. 5. Banyak keluarga di Indonesia Timur yang berasal dari Bahasa Portugis seperti: Da Silva, Da Lopez , Da Costa, dan lainnya. 6. Berdirinya pemukiman-pemukiman Orang-Orang Portugis seperti di Kampung Tugu,Koja,Jakarta. 7. Banyakya bangunan-bangunan bersejarah buatan Bangsa-Bangsa Portugis seperti Benteng Sao Paulo, dan Watu Krus yang merupakan salib 3 meter yang ditancapkan di atas batu karang oleh St.Fransiscus Xaverius, yang merupakan salah satu missionaris Portugal. 2.5 Peninggalan Portugis di Indonesia 1. Benteng Oranje



Meski dibuat oleh bangsa Portugis, benteng kuno ini dahulu didiami oleh orang Melayu. Kemudian, pada masa penjajahan Belanda, Benteng Oranje mengalami pemugaran serta dijadikan sebagai pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda. Orang Belanda yang memimpin kekuasaan kala itu adalah Gubernur Jenderal VOC Pieter Both, Herald Reyist, J.C Coum, dan Laurenz Reaal. Saat ini, Benteng Oranje sudah menjadi salah satu tempat wisata terkenal di Ternate. Banyak wisatawan datang ke tempat ini untuk menelusuri jejak sejarah era kolonialisme Belanda dan Portugis. Ada juga yang menyambangi benteng ini untuk sekadar menghilangkan suntuk. Benteng ini paling ramai didatangi wisatawan pada musim liburan atau tanggal merah. Bangunan tua ini sempat mengalami kerusakan parah di masa lampau. Untungnya, pemerintah setempat melakukan revitalisasi terhadap Benteng Oranje sehingga bentuknya kembali terlihat indah.



11



2. Penjara Tua Kema



Penjara warisan bangsa Portugis ini dahulu menjadi lokasi pemberian hukuman kepada warga dan tentara yang membuat kesalahan. Hampir seluruh bangunan di sini menggunakan warna putih, mulai dari pintu masuk hingga ruang penjara. Lokasi Penjara Tua Kema terletak di gang sempit di sekitar area pemukiman penduduk. Sejumlah pihak mengatakan atmosfer di dalam bangunan utama penjara sedikit berbeda. Beberapa orang mengaku udara di dalam sana agak dingin sehingga mudah membuat siapapun merinding. Penjara Kema mempunyai bentuk mirip gudang dengan ukuran 10 x 7,5 meter serta tinggi 4 meter. Tinggi bangunan ini sebenarnya bisa mencapai 7,25 meter bila diukur hingga ujung atap. Wisatawan dapat menemukan penjara kuno ini di Desa Kema III, Kecamatan Kema, Minahasa Utara. Lokasinya berada pada ketinggian sekitar 6 meter di atas permukaan laut. Posisi penjara ini kabarnya tidak begitu jauh dari pantai, yakni sekitar 500 meter. Ruangan ini mempunyai tiga bilik penjara dengan ukuran sedang. Ketiga bilik tersebut kabarnya disertai pintu tambahan yang memiliki kisi-kisi besi di bagian atas. Penjara Kema tidak mengalami banyak perubahan bentuk sehingga wisatawan bisa menikmati keaslian bangunan ini secara puas.



12



3. Benteng Tolukko



Berdasarkan cerita yang beredar, nama benteng ini dikatakan terinspirasi dari nama seorang penguasa kesepuluh di Kesultanan Ternate. Benteng Tolukko kabarnya didirikan oleh panglima Portugis bernama Fransisco Sereo pada tahun 1540. Bangunan kuno ini juga akrab disapa dengan sebutan “Benteng Hollandia”. Mengacu pada catatan sejarah peninggalan Belanda, Benteng Tolukko sempat mengalami perbaikan oleh Pieter Both pada 1610. Pemugaran tersebut dimaksudkan agar benteng ini bisa dijadikan tempat berlindung dari bangsa Spanyol yang tengah melakukan invasi ke Ternate. Bangunan benteng ini kabarnya pernah alami kerusakan parah sehingga terpaksa dikosongkan pada tahun 1864. Masyarakat Ternate pernah mengadakan upaya renovasi terhadap Benteng Tolukko pada tahun 1996. Sayangnya, hal tersebut malah membuat keaslian bangunan ini memudar. Contoh bangunan yang hilang setelah direnovasi adalah terowongan bawah tanah yang berkaitan langsung dengan laut. Lo bisa menemukan benteng ini di Kelurahan Sangadji, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. 4. Benteng Kalamata



Bangunan yang dikenal dengan nama “Benteng Santa Lusia” dan “Benteng Kayu Merah” ini terletak di dekat laut. Benteng Kalamata kabarnya dibuat dengan bahan batu kapur, bebatuan sungai, dan batu karang. Banyak wisatawan terpesona dengan desain arsitekturnya yang begitu menawan.



13



Benteng ini dibangun oleh seorang panglima Portugis bernama Fransisco Sereo pada tahun 1540. Pembangunan benteng ini ditujukan untuk mengantipasi serangan Bangsa Spanyol dari Tidore dan Rum. 5. Gereja Tugu



Bangsa Portugis tidak hanya pernah mendirikan bangunan di wilayah Maluku atau Minahasa. Menilik catatan sejarah, pihak Belanda dahulu membawa tahanan Portugis dari Pulau Malaka. Para napi ini kemudian diberi keleluasaan untuk melaksanakan ibadah di Gereja Sion. Akan tetapi, mereka masih merasa tidak bebas sehingga melarikan diri ke Kampung Tugu. Kala itu, daerah tersebut masih ditumbuhi rawa serta hutan. Kemudian, Pendeta Melchior Leydecker mengusulkan ide pembangunan gereja. Ide ini kemudian berhasil terwujud di tahun 1678 dalam bentuk gereja yang berlokasi di Tanjung Priok. Tepat di samping Gereja Tugu, pengunjung bisa melihat lonceng yang berusia tua. Lonceng tersebut sebenarnya hanyalah replika dari versi asli yang diletakkan dalam ruangan samping gereja.



14



BAB 3 PENUTUP



3.1 Kesimpulan Penjajahan Portugis di Indonesia sangat memberikan dampak yang signifikan di berbagai bidang bagi kehidupan Masyarakat Indonesia. Hal ini tentunya karena kolonialisme yang dilakukan oleh Portugis pada zaman dulu yang berlangsung hingga berpuluhan tahun lamanya meskipun tidak lama seperti penjajahan Belanda.



3.2 Saran Kita sebagai generasi penerus bangsa yang tidak merasakan pahitnya kolonialisme bangsa barat di Indonesia, sebaiknya melanjutkan perjuangan dari para pahlawan dan rakyat zaman dulu yang rela berkorban jiwa, harta, dan nyawa untuk merebut kemerdekaan dengan membangun bersama bangsa ini agar semakin makmur dan sejahtera di masa datang.



15



DAFTAR PUSTAKA



https://www.berpendidikan.com/2015/07/kebijakan-pemerintah-kolonial-portugis-diindonesia.html https://sejarah2017.wordpress.com/2017/05/08/dampak-dampak-datangnya-bangsaportugisinggrisbelandadan-kehadiran-voc-di-indonesia/ http://www.donisetyawan.com/perlawanan-rakyat-terhadap-portugis/ https://sejarahkitamerdeka45.blogspot.com/2017/01/perlawanan-rakyat-terhadapportugis.html



16