Makalah Sejarah Pramuka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TENTANG SEJARAH PRAMUKA



Disusun Oleh : Nama : Diva Putra Pratama Kelas : VII H



SMPN I RANGKASBITUNG TAHUN AJARAN 2017-2018



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sejarah Pramuka” dengan lancar. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Extrakurikuler. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari peran berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT berkenan mencatatnya sebagai amal sholeh. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Rangkasbitung, Oktober 2017



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................. A. Sejarah Kepramukaan........................................................................... B. Pengertian Pendidikan Kepramukaan................................................... C.Tujuan Pendidikan Kepramukaan.......................................................... D. Fungsi Pendidikan Kepramukaan......................................................... E. Sistem dan materi Pendidikan Kepramukaan.......................................



3 3 6 7 7 10



BAB III PENUTUP......................................................................................... 13 A. Kesimpulan........................................................................................... 13 B. Saran..................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bentuk investasi jangka panjang disamping itu pendidikan juga merupakan bentuk upaya manusia membebaskan diri dari kebodohan dan keterbelakangan, sehingga upaya perbaikan da peningkatan kualitas pendidikan mutlak diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas, yang unggul akan dapat mengangkat suatu bangsa agar dapat tegak, maju setara dengan bangsa lain. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu dari tujuan nasional Negara Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke IV …..mencerdasakan kehidupan bangsa….. dan menuju ke arah cerdasnya kehidupan bangsa Indonesia pembangunan di bidang pendidikan tidak dapat dilaksanakan sambil lalu dan terkesan asal – asalan saja, melainkan harus terencana, sistematis, terukur dan melibatkan semua unsur masyarakat dan bangsa secara mendalam dan menyeluruh serta terpadu, karena pendidikan merupakan tanggng jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan Negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka dalam pasal 31 UUD 1945 ditegaskan bahwa : tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, selanjutnya pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang – undang. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan pendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Makna



tujuan



pendidikan



nasional



tersebut



adalah



menumbuhkan,



mengembangkan dan membina kepribadian manusia seutuhnya, serta memiliki jiwa Nasionalisme dan Patriotisme. Namun pada zaman sekarang ini anak generasi bangsa malah semakin sedikit memiliki jiwa Nasionalisme dan Patriotisme, ini dibuktikan dengan sedikitnya anak hafal dengan lagu kebangsaan



1



Indonesia raya dan anak lebih suka dengan lagu keong racun atau lagu – lagu lain yang bertema cinta.Anak cenderung kurang suka dengan kebudayaan bangsa Indonesia karena mereka menganggap kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan kuno atau tradisional, sehingga kebudayaan Indonesia perlahan – lahan menghilang dan akibatnya kebudayaan kita diklaim oleh negara lain seperti kesenian reog Ponorogo,musik Angklung bahkan Batik. Perlu diketahui sikap Nasionalisme timbul pada waktu tertentu saja seperti pada waktu kejuaraan piala AFF. Nasionalisme anak Indonesia mengebu – gebu tapi setelah selesai kejuaraan, selesai pulalah sikap Nasionalisme anak Indonesia. Agar sikap Nasionalisme dan Patriotisme tidak menghilang dan tetap tertanam di jiwa peserta didik , maka perlu diadakan suatu kegiatan untuk membentuk rasa Nasionalisme dan Patriotisme salah satunya kegiatan Gerakan Pramuka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakag masalah tersebut yang menjadi permasalahan dalam pengamatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Sejarah Pramuka ? 2. Apa Pengertian Pendidikan Kepramukaan ? 3. Bagaimana Tujuan Pendidikan Kepramukaan 4. Apa fungsi dari Pendidikan Kepramukaan ? 5. Bagaimana Sistem dan Materi Pendidikan Kepramukaan ?



2



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Pramuka di Dunia dan Indonesia Sejarah Pramuka – Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana yang berarti kaum muda yang suka berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak jaman penjajahan belanda dengan nama kepanduan. Taukah anda sejarah pramuka di dunia dan di Indonesia? maka simak asal usul pramuka di bawah ini.



Sejarah Pramuka di Dunia Istilah pramuka hanya digunakan di Indonesia sedangkan di dunia pramuka disebut Scout. Gerakan yang juga disebut Scouting atau Scout Movement ini bertujuan untuk pengembangan para pemuda secara fisik, mental, dan spiritual. Sejarah pramuka di dunia sendiri dimulai pada 25 Juli 1907 ketika Lord Robert Baden Powell saat itu sebagai Letnan Jendral tentara Inggris untuk pertama kalinya mengadakan perkemahan pramuka di pulau Brown Sea, Inggris selama 8 hari. Selanjutnya pada tahun 1908 Baden Powel menulis buku tentang prinsip dasar kepramukaan “Scouting for Boys” yang artinya pramuka untuk lakilaki. Pada tahun 1912 dengan babtuan adik perempuan Baden Powell bernama Agnes maka terbentuklah organisasi pramuka untuk perempuan dengan sebutan “Girls Guides“. Organisasi kepramukaan perempuan ini pun dilanutkan oleh istri Baden Powell. Selanjutnya di tahun 1916 di dirikanlah kelompok pramuka siaga dengan nama CUB (anak srigala). Pedoman kegiatan yang dilakukan berdasarkan dari sebuah buku yang berjudul “The Jungle Book” karangan Rudyard Kipling. Pada tahun 1918 Baden Powell kembali membentuk Rover Scout, yaitu organisasi pramuka bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Selang empat tahun kemudian yaitu tahun 1922 Powel menerbitkan buku menerbitkan buku ”Rovering To Succes” buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju kepantai bahagia.



3



Jambore Dunia Di tahun 1920 merupakan tahun yang sangat berpengaruh dalam sejarah pramuka dimana untuk pertama kalinya di adakan Jambore di dunia. Selain itu tahun ini juga dibentuk Dewan Internasional pramuka yang beranggotakan 9 orang biro dan biro pusat di London. Biro pramuka putra dunia memiliki lima kantor wilayah yaitu Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss, dan Nigeria. Sedangkan untuk putri memiliki lima kantor pusat sekretariat di London dan biro kantor wilayah di Amerika Latin, Arab, Asia Pasifik, dan Eropa. Jambore Dunia ke-I di laksanakan di Olympia Hall, London. Dalam kegiatan tersebut diundang pula peserta dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World ). Pelaksanaan Jambore dunia selanjutnya:                   



Tahun 1924 ke II Tahun 1929 ke III Tahun 1933 ke IV Tahun 1937 ke V Tahun 1947 ke VI Tahun 1951 ke VII Tahun 1955 ke VIII Tahun 1959 ke IX Tahun 1963 ke X Tahun 1967 ke XI Tahun 1971 ke XII Tahun 1975 ke XIII Tahun 1979 ke XIV Tahun 1983 ke XV Tahun 1987 ke XVI Tahun 1991 ke XVII Tahun 1995 ke XVIII Tahun 1999 ke XIX Tahun 2003 ke XX



di Ermelunden, Copenhagen, Denmark di Arrow Park, Birkenhead, Inggris di Godollo, Budapest, Hongaria di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda di Moisson, Prancis di Salz Kamergaut, Austria di Sutton Park, Sutton coldfild, Inggris di Makiling, Philipina di Marathon, Yunani di Idaho, Amerika Serikat di Asagiri, Jepang di Lillehammer, Norwegia di Neishaboor, Iran (tetapi dibatalkan) di Kananaskis, Alberta, Kanada di Cataract Scout Park, Australia di Korea Selatan di Belanda di Chili, Amerika Serikat di Thailand



Sejarah Pramuka di Indonesia Ternyata gagasan organisasi Boden Powell tersebut dalam waktu singkat menyebar ke berbagai negara termasuk Belanda. Di belanda gerakan pramuka dinamai Padvinder. Pada masa itu Belanda yang menguasai Indonesia pun membawah gagasan itu ke Indonesia. Akhirnya mereka pun mendirikan organisasi



4



tersebut di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Dalam perkembangan pemimpin-pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi kepanduan dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan siap menjadi kader pergerakan nasional. Dalam waktu singkat muncul berbagai organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon). Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan larangan penggunaan istilah Padvindery. Maka K.H. Agus Salim mengganti nama Padvindery menjadi Pandu atau Kepanduan dan menjadi cikal bakal dalam sejarah pramuka di Indonesia. Setelah sumpah pemuda kesadaran nasional juga semakin meningkat, maka pada tahun 1930 berbagai organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung melebur menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia). Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia organisasi Kepanduan dilarang. Maka banyak dari tokoh Pandu yang beralih dan memilih masuk masuk Keibondan, Seinendan, dan PETA. Setelah proklamasi kemerdekaan kembali dibentuk orgasisasi kepanduan yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 dan menjadi satu-satunya organisasi kepanduan. Pada tahun 1961 organisasi kepanduan di Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan dan terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Sadar akan kelemahan terpecah-pecah akhirnya ketiga federasi yang menghimpun bergabung menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Sejarah pramuka di Indonesia di anggap lahir pada tahun 1961. Hal tersebut didasarkan pada Keppres RI No. 112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961,



5



tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebutkan Presiden pada 9 Maret 1961. B. Pengertian Gerakan Pramuka 1. Pengertian Pendidikan Kepramukaan Pengertian pendidikan kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan untuk mendidik pelajar dan generqasi muda dalam upaya mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinia ke IV. Dengan demikian pendidikan kepramukaan yang merupakan lembaga pendidikan luar sekolah bersifat non formal yang yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang tidak terpisahkan. Pendidikan kepramukaan yang diselenggraakan oleh gerakan pramuka sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan bagi anka – anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka agar menjadi generasi yang lebih baik. Sanggup bertanggungjawab terhadap bangsa dan Negaranya juga mampu membina dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya cita – cita perjuangan para pahlawan bangsa. Pengertian pendidikan kepramukaan tersebut sesuai dengan pendapat crow tentang pengertian pendidikan yaitu : “pendidikan adalah peengalaman yang memberikan pengertian (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang” (Anshari dalam Croq,1983 :28). Meskipun keberadaannya sebagai lembaga pendidikan luar sekolah, tapi peranannya dalam pendidikan nasional sangat urgen dan tidak boleh kita pandang sebelah mata, kita semua menyadari bahwa tri pusat pendidikan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1.



Pendidikan keluarga, yakni pendidikan yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga



2.



Pendidikan sekolah, yakni pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah



6



3.



Pendidikan masyarakat, yakni pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat Dengan



demikian



gerakan



kepramukaan



pelaksanaannya



selalu



menggunakan prinsip dasar pendidikan kepramukaan turut serta mensukseskan tujuan pendidikan nasional terutama dalam usaha penguasaan sikap mental serta pembekalan ketrampilan bagi para siswa atau anggota pramuka. Gerakan pramuka merupakan lembaga pendidikan non formal yang keberadaan dan pelaksanaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, keluarga dan sekolah dalam membantu proses kedewasaan anak maupun proses belajar mengajar di kelas. C. Tujuan Pendidikan Kepramukaan Tujuan pendidikan kepramukaan pada dasarnya adalah sama dengan tujuan gerakan pramuka di Indonesia yakni untuk mendidik dan membina kaum muda Indonesia agar menadi : 1. Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan ketrampilannya, kuat dan sehat jasmaninya 2. Warga Negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama – sama bertanggungjawab



atas pembangunan bangsa dan



Negara, memiliki kepedulian terhadap sesame hidup dan alam lingkungan baik local, nasional maupun internasional. Di samping tujuan yang bersifat umum tersebut di atas pendidikan kepramukaan juga memberika pendidikan untuk mendidik sikap mental yang kuat, menanamkan kedisiplinan yang tinggi serta kemandirian sebagaimana yang tercantum dalam semboyan pramuka yaitu Dasa Dharma Pramuka. D. Fungsi Pendidikan Kepramukaan Fungsi geraka pramuka adalah sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan serta



7



sistem among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat. Gerakan kepramukaan ini merupakan organisasi kependidikan yang anggotanya abersifat sukarela tidak membedakan suku, ras, agama, dan golongan serta non partisan, yakni tidak terlibat dalam politik praktis namun mengembangkan politik kebangsaan yang mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian pendidikan kepramukaan bersifat demokrasi artinya memberikan kebebasan kepada semua anggotanya untuk beraktivitas dalam koridor aturan yang berlaku dan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka. Dalam gerakan pramuka memberikan jaminan kemerdekaan anggotanya memeluk agama dan kepercayaannya masing – masing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing – masing. Pendidikan kepramukaan bersifat riang gembira dengan maksud untuk menumbuhkan keberanian peserta didik berkreativitas. Pendidikan kepramukan



berusaha mencapai tujuannya dengan melakukan



kegiatan sebagai berikut : a. Menanamkan dan menumbuhkan mental, moral, watak, sikap, dan perilaku yang luhur melalui : 1. Pendidikan agama untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada tuhan Yang Maha Esa menurut agamanya masing – masing (Dharma ke satu Pramuka itu kepada Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) 2. Kerukunan hidup beragama antar umat seagama, antar umat yang berbeda agama. 3. Penghayatan dan pengamalan pancasila untuk memantapkan jiwa pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara yang bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara. 4. Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam semesta sebagaimana Dharma kedua cinta alam dan kasih sayang sesama manusia Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan. a. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa.



8



b. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan persahabatan baik nasional maupun internasional. c. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan baik nasional maupun internasional. d. Menumbuhkan pada para anggota rasa percaya diri sikap yang kreatif dan inovatif, rasa tanggung jawab dan disiplin. e. Menumbuhkembangkan jiwa dan kewirausahaan. f. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan. g. Membina dan melatih kesehatan jasmani dan rohani, panca indera, daya pikir, penelitian, kemandirian dan sikap otonomi, ketrampilan dan hasta karya. Selanjutnya kegiatan – kegiatan tersebut di atas dilaksanakan dengan melalui berbagai cara mencakup hal – hal sebagai berikut : a. Kepramukaan ialah proses pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga, dalam bentuk kegiatan yang menarik menyenangkan, sehat, etratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah untuk pembentukan watak. b. Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan baik lokal, nasional, maupun internasional untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian. c. Menyelenggarakan kegiatan bakti mesyarakat dan ekspedisi. d. Mengadakan kemitraan, kerjasama denga organisasi kepemudaan lain untuk memupuk dan mengembangkan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada masyarakat, baik lokal, nasional maupun internasional. e. Mengadakan kerjasama baik dengan instasi pemerintah, maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional. f. Memasyarakatkan gerakan pramuka dan kepramukaan khususnya di kalangan kaum muda. g. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan dan kegiatan. h. Mengadakan usaha – usaha lain yang sesuai dengan tujuan gerakan pramuka yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.



9



E. Sistem Dan Materi Pendidikan Kepramukaan Menurut Abbas (1994 : 49-50) merupakan bahwa sistem disini dimaksudkan cara menata dan mengatur sesuatu yang berkaitan dan berkesinambungan sistem pendidikan dalam gerakan pramuka adalah sistem yang mengatur dan menata proses pendidikan bagi anggota pramuka gerakan pramuka Sebagai wadah pendidikan non formal. Gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar mendidik kepramukaan. Proses pendidikan kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik yang mengandung pendidikan. Bertujuan pendidikan ditandai nilai – nilai pendidikan, dilaksanakan di luar lingungan pendidikan sekolah, dengan menggunakan prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan sesuai dengan gagasan penciptanya Lord Baden Powell yang mulai dituangkan dalam buku Scouting for Boys. Pada dasarnya ditujukan pada pembinaan anak – anak dan pemuda, jadi bukan pendidikan untuk orang dewasa. Namun untuk mennunjang keberhasilan pembinaan peserta didik itu, perlu adanya pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak sebagai pamong dengan sikap sesuai dengan sistem among. Membawa peserta didik ke tujuan Gerakan Pramuka. Dengan demikian fungsi pendidikan kepramukaan akan berbeda, yaitu untuk anak – anak dan pemuda berfungsi sebagai permainan atau kegiatan yang menarik, sedang bagi yang dewasa merupakan pengabdian dari para sukarelawan. 1. Sistem pendidikan bagi peserta didik Proses pendidikan bagi peserta didik ditujukan pada pencapaian tujuan gerakan pramuka. Proses pendidikan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk peserta didik dalam lingkungan alam mereka sendiri, dipimpin oleh mereka sendiri tetapi di bawah bimbingan dan tanggungjawab orang dewasa sebagai pembinanya. Dengan berpedoman pada pola dasar pendidikan kepramukaan yang berisi sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu, serta melalui proses penyampaian materi bagi peserta didik dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, sistem among, dan saling asah, dan asuh, maka materi pendidikan yang disampaikan disesuaikan dengan tingkat serta jenjang berdasarkan usia peserta didik yang terbagi antara siaga, penggalang, penegak dan pandega.



10



Adapun penyampaian materi kegiatan kepramukaan menggunakan kurikulum pramuka yang diterjemahkan dalam sistem pembelajaran syarat – syarat kecakapan umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK) disetiap tingkatan mulai dari tingkat siaga, penggalang, penegak, dan pandega. Sku dan SKK yang menjadi syarat untuk kenaikan tingkat dalam pendidikan kepramukaan dapat dilaksanakan atas dasar kesepakatan dengan para pembina damping pada masing – masing gugus depan. Jika peserta didik dianggap telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka peserta didik berhak menyandang status keanggotaannya pada tingkatan yang ditentukan dan dituangkan dalam tanda – tanda kecakapan umum (TKU) serta tanda kecakapan khusus (TKK). Proses prndidikan untuk peserta didik ini diatur melalui syarat kecakapan umum (SKU) dan syarat – syarat kecakapan khusus (SKU) serta pramuka garuda. SKU adalah syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pramuka, sedangkan SKK merupakan syarat pilihan yang dapat dipilih secara bebas oleh masing – masing Pramuka. Dengan SKU dan SKK peserta didik secara tidak langsung dibawah bergerak, setingkat demi setingkat menuju tujuan Gerakan Pramuka. Dalam proses pendidikan kepramukaan terdapat jenjang tingkatan sesuai dengan usia peserta didik, yakni : a.



Untuk pramuka Siaga (usia 7 – 10 tahun) ada tingkat syarat kecakapan umum, yaitu :



1. Siaga Mula 2. Siaga Bantu 3. Siaga Tata Sejak tingkat siaga Bantu, seorang Pramuka Siaga dapat mencapai syarat kecakapan khusus sebanyak – banyaknya, sesuai dengan minat bobot dan pilihannya. SKK siaga hanya ada satu tingkat, terdiri atas bermacam – macam kecakapan. Seorang siaga Tata yang memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai Pramuka Siaga Garuda. b.



Untuk Pramuka Penggalang (usia 11 – 15 tahun), ada tiga tingkatan Syarat Kecakapan Umum, yaitu :



11



1. Penggalang Ramu 2. Penggalang Rakit 3. Penggalang Terap Sejak tingkat penggalang rakit, seorang Pramuka Penggalang dapat mencapai Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan pilihannya. Seorang penggalang Terap yang memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu, dapat mencapai Pramuka Penggalang Garuda. c. Untuk Pramuka Penegak (usia 16 – 20 tahun), ada dua tingkat Syarat Kecakapan Umum, yaitu : 1. Penegak Bantara 2. Penegak Laksana Baik Penegak Bantara maupun Penegak Laksana, keduanya dapat mencapai Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan pilihannya. Seorang Penegak Laksana yang memenuhi syarat tertentu, dapat mencapai Pramuka Penegak Garuda. d. Untuk Pramuka Pandega (usia 21 – 25 tahun) hanya ada satu tingkatan Syarat Kecakapan Umum, yaitu Pandega. Sesudah dilantik Pandega ia dapat mencapai Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan pilihannya. Pramuka Pandega yang memenuhi syarat tertentu, dapat mencapai Pramuka Pandega Garuda.



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan tentang pengaruh Gerakan Pramuka dalam meningkatkan sikap Nasionalisme dan Patriotisme peserta didik bahwa dengan Gerakan Pramuka kita bisa meningkatkan sikap Nasionalisme dan Patriotisme peserta didik misal dengan memberikan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara kepada Peserta didik agar peserta didik mengetahui dasar – dasar dari Bela Negara dan seperti kata Presiden SBY “Untuk mewujudkan generasi muda yang mandiri, berdaya saing, dan berakhlak mulia, gerakan Pramuka memiliki peran yang sangat penting dan menentukan. Gerakan Pramuka memberi ruang, wadah, dan media dalam membangun generasi muda yang memiliki karakter, kepribadian, dan watak yang kuat. Gerakan Pramuka memberi ruang untuk membangun generasi muda yang cerdas, tangguh, luhur budi pekertinya, serta rukun, dan bersatu. Gerakan pramuka juga menduduki peran yang makin penting di era global sekarang ini. B. Saran Era globalisasi telah menghadirkan tumbuhnya gejala universalisme dan transnasionalisme yang kian menguat. Globalisasi juga berpotensi menumbukan gejala denasionalisme atau melemahnya rasa kebangsaan. Gerakan Pramuka dengan ragam kegiatan yang bernuansa cinta tanah air memegang peran penting untuk mempertebal semangat nasionalisme di tengah-tengah fenomena globalisasi itu”.



13



DAFTAR PUSTAKA Chotib, dkk. 2007. Kewarganegaraan 1 menuju masyarakat madani untuk kelas X, Jakarta : PT. Ghalia Indonesia. Akbar, S, dkk. 2009. Prosedur Penyusunan Laporan dan Artikel, Malang : Cipta Media Aksara. Yudhoyono, S.B. 2009, sambutan acara pembukaan perkemahan santri nusantara 2009 Jatinagor. (http://www.facebook.com/topic.php? uid=90023874156&topic=9991/diakses 22 Januari 2011) Abbas, M. Amin, dkk, 1994. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka. Halim Jaya. Surabaya. Tesis : Aman. Pengaruh Aktivitas Siswa dalam pendidikan kepramukaan dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar PKn siswa Kelas VIII SMP negeri 1 karanggeneng kabupaten lamongan tahun pelajaran 2007/2008



14