Makalah Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEJARAH INDONESIA SEBELUM MENGENAL TULISAN



KELOMPOK I 1. ALMU FAJAR 2. BAMBANG ALAM 3. JULIA SULIANTI 4. LOVERENSIA MARSTELLA 5. NUR FADILLA MUZAKKIR 6. SYAHRIFA ‘AINI



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KENDARI TAHUN AJARAN 2018/2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sebelum mengenal tulisan atau biasa disebut dengan zaman Pra – Aksara. Pra memiliki arti sebelum dan Aksara berarti tulisan. Zaman Pra Aksara atau zaman sebelum mengenal tulisan atau Nirleka merupakan istilah yang sering digunakan untuk menuju pada masa dimana catatan yang tertulis bemum tersedia, hal ini berarti zaman Pra Aksara ini merupakan masa sebelum ditemukannya tulisan atau sebelum manusia dan makhluk bumi mengenal tulisan. Setiap wilayah memiliki masa pra aksaranya tersendiri seperti Mesir kuno yang berakhir pada 3000 tahun sebelum masehi pertama kalinya ditemukan peninggalan sejarah tertulis berupa huruf hiorogliph, sedangkan di Indonesia sendiri peninggalan sejarah tertulis yang memiliki usia paling tua ditemukan pada prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5 atau sekitar 400 an Masehi. Ketika tidak adanya atau tidak ditemukannya peninggalan sejarah berupa tulisan, maka sumber sejarah untuk mengungkap keberadaannya dapat diketahui dengan peninggalan sejarah berupa artefak atau fosil.



1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1.



Bagaimana keadaan sebelum mengenal tulisan?



2.



Bagaimana proses terbentuknya kepulauan Indonesia



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.



Untuk menjabarkan dan menjelaskan gambaran keadaan sebelum mengenal tulisan.



2.



Untuk menjabarkan dan menjelaskan proses terbentuknya kepulauan Indonesia



BAB II PEMBAHASAN Pada dasarnya, semua manusia awalnya buta tulisan (tidak bisa menulis dan membaca). Namun, sesuai dengan perkembangan otak manusia dan peradaban, manusia akhirnya bisa menulis dan membaca. Berkaitan dengan tulisan ini, maka kehidupan manusia dalam ilmu sejarah (ilmu yang mempelajari kehidupan masa lalu manusia) dapat dibedakan atas masa Praaksara dan masa Sejarah. Untuk materi kali ini, kita akan berbicara tentang masa praaksara.



2.1 Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan "Praaksara" adalah istilah baru untuk menggantikan istilah "prasejarah". Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum mengenal tulisan dianggap kurang tepat. Kata "prasejarah" terdiri atas dua kata, yaitu kata "pra" artinya sebelum dan kata "sejarah" yang bermakna aktivitas manusia di masa lalu. Jadi, kata prasejarah bermakna sebelum ada aktivitas manusia. Padahal pada kenyataannya, manusia pada saat itu sudah memiliki sejarah dan kebudayaan, meskipun belum mengenal tulisan. Adapun kata "praaksara" juga terdiri atas dua kata, yaitu "pra" dan "aksara". Kata "pra" berarti sebelum, sedangkan kata "aksara" berarti tulisan. Dengan demikian, praaksara dapat didefinisikan sebagai masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu, prasejarawan sepakat untuk lebih menggunakan kata praaksara daripada menggunakan kata prasejarah untuk mengungkap kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Selain prasejarah, ada istilah lain yang mirip dengan arti praaksara, yaitu nirleka. Kata "nir" artinya tanpa dan kata "leka" artinya tulisan. Awal



mula



peradaban



manusia



dimulai



dengan



banyak



keterbatasan hingga semakin hari semakin sempurna dan terus tambah sempurna. Namun tentunya karena pada zaman tersebut belum mengenal tulisan maka sejarahnya tentu kita dapatkan berdasarkan penemuanpenemuan yang berupa artefak-artefak yang tertimbun di dalam berbagai



lapisan tanah. Bisa berupa perkakas untuk mengolah makanan, untuk berburu, dll sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan manusia purba dulu. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tahap perkembangan Indonesia di zaman prasejarah atau sejarah Indonesia berikut penjelasannya.



2.1.1



Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan Di Zaman Batu Tua Zaman ini disebut juga dengan zaman Palaeolithikum. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia pada zaman ini kita dapat melihat kebudayaan pacitan dan kebudayaan Ngandong. Dua kebudayaan yang memiliki perbedaan dari alat-alat yang digunakan untuk membantu mereka dalam mempertahankan hidup. Benarkah Atlantis yang Hilang Ternyata Indonesia? Pada kebudayaan pacitan ditemukan peralatan yang berhubungan dengan berbagai jenis kapak. Mulai dari kapak genggam, kapak perimbas, dan kapak penetak. Sementara pada kebudayaan Ngandong yang ditemukan adalah berbagai perkakas yang berhubungan dengan flakes dan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang. Dari dua kebudayaan tersebut kita dapat menyimpulkan ciri kehidupan mereka yang hidup pada zaman ini adalah sebagai berikut:



1.



Melihat berbagai jenis kapak genggam yang bentuknya tidak beraturan dan tekstur yang kasar maka kita bisa mengetahui bahwa mereka belum memiliki rasa estetika.



2.



Karena pada zaman ini belum ditemukan alat yang dapat digunakan untuk menggemburkan tanah maka dapat dipastikan bahwa pada zaman ini mereka belum mengenal bercocok tanam.



3.



Tulang-tulang yang ditemukan sebagai perkakas menandakan bahwa pada zaman ini mereka bertahan hidup dengan cara yang sangat tradisional yaitu berburu dan makan buah-buahan serta berbagai jenis umbi. Itulah sebabnya mereka selalu berpindah ke tempat yang lain ketika persediaan makanan mereka sudah mulai habis atau dikenal dengan istilah nomaden



4.



Mereka juga hidup di sekitar sumber air. Alasannya karena sumber air adalah area aman yang sudah pasti tersedia banyak hewan dan juga tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.



5.



Masa perburuan yang berbahaya membuat mereka hidup berkelompok.



6.



Mereka juga menemukan api yang bisa mejadi alat untu perlindungan mereka selain untuk mengolah bahan makanan yang akan mereka makan.



2.1.2



Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Tengah Zaman ini dikenal juga dengan zaman Mesolithikum. Pada zaman ini perburuan dan pengumpulan makanan sudah dilakukan dengan cara yang lebih baik lagi. Hal ini dapat kita lihat dari kebudayaan Kjokkenmoddinger yang berarti “sampah dapur” dan Abris Sous Roche yang berarti “gua-gua” yang menjadi tempat tinggal mereka. Berdasarkan artefak-artefak yang ditemukan pada sepenggal perode zaman sejarah Indonesia sebelum mengenal tulisan ini maka kita dapat melihat ciri kehidupan mereka sebagai berikut:



1.



Dari Kapak Sumatera yang ditemukan dengan bentuk lebih beraturan dan halus pada kapak genggam maka dapat dipastikan pada zaman ini mereka sudah mengenal estetika.



2.



Dari gundukan sampah dapur mereka yang tinggi menjadi petunjuk bahwa mereka sudah hidup menetap walaupun sifatnya sementara namun dalam kurun waktu yang cukup lama.



3.



Berbagai peralatan yang dtemukan di gua-gua menandakan bahwa gua-gua ini dijadikan tempat menetap mereka yang hidup pada zaman ini.



2.1.3



Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Muda Zaman ini dikenal pula dengan Zaman Neolithikum. Pada zaman ini kehidupan mereka sudah mulai menyebar hingga berbagai artefak sudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Mulai dari Kapak persegi berleher yang ditemukan di Minahasa, perhiasan berbentuk kalung dan batu indah yang ditemukan di Jawa, Periuk Belaga yang ditemukan tidak hanya di Jawa tapi juga di Sumatera dan Sunda. Dari peralatan yang digunakan oleh manusia pendukung zaman ini yaitu Austronesia dan Austro-Asia maka kita dapat menemukan ciri kebudayaan mereka:



1. Dari penyebaran berbagai artefak pada zaman ini maka dapat dipastikan bahwa mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tempat



mereka tinggal. Mereka sudah tinggal menetap berkelompok di berbagai area di wilayah Indonesia. 2. Ditemukannya perkakas untuk bercocok tanam menandakan bahwa mereka sudah mengenal cocok tanam dan hidup dari hasi bercocok tanam untuk sumber makanan mereka selain hasil berburu. 3. Dari hasil ciptaan mereka baik berupa benda-benda yang merupakan peralatan kerja, memasak hingga pakaian yang mereka buat menandakan bahwa mereka juga sudah mengenal rasa estetika. Tidak hanya fungsi yang mereka utamakan tapi juga keindahannya. 4. Wujud rasa estetika yang mereka tunjukan terlihat jelas pada berbagai perhiasan yang ditemukan. Benda-benda yang dibuat tanpa fungsi pertahanan hidup melainkan untuk mempercantik diri.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan. Mempelajari masa Praaksara memiliki arti yang penting bagi bangsa Indonesia sebagai berikut. Untuk menuju sama Sejarah dari masa Praaksara pasti diperlukan suatu proses dan tahapan. Saat menuju tahap masa Sejarah, umumnya dicirikan dengan munculnya tulisan tentang suatu masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu, tetapi tulisan tersebut tidak berasal dari bangsa itu sendiri. Sumber tertulis bisa juga berasal dari wilayah atau bangsa itu sendiri, namun sumber tersebut belum bisa dibuka atau ditafsirkan. Masa ini sering disebut masa Proto Sejarah.



3.2 Saran Menumbuhkan kesadaran tentang asal usul manusia, Semakin berbudaya seseorang atau masyarakat, maka semakin dalam kesadaran kolektifnya tentang asal usul tradisi. Manusia yang melupakan budaya bangsanya akan mudah terombang ambing oleh terapan budaya asing sehingga dapat menghilangkan jati dirinya. Kita bisa belajar dari capaian terbaik para pendahulu kita manusia tidak selamanya berhasil dalam mengarungi kehidupan ini. Kegagalan demi kegagalan juga sering dihadapi. Hal yang terpenting adalah



bagaimana bisa bangkit atau mampu mengatasi kegagalan yang terjadi sehingga dapat menjadi inspirasi bagi kehidupan selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud. Sejarah Indonesia.2014.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang http://belajar-sejarahindonesia.blogspot.co.id/2015/12/zaman-sebelum-mengenaltulisan.html diakses tgl 4 Agustus 2017 http://sejarah-smu.blogspot.co.id/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html diakses tgl 4 Agustus 2017