Makalah Sekolah Minggu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) (Oleh: SUPARTO,S.Ag,M.Pd)



A. PENGERTIAN SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) Sekolah Minggu (Bina Iman Anak Katolik) dapat diartikan sebagai berikut: 1. Suatu wadah pelayanan dari,oleh dan untuk Gereja yang bergerak di dalam pelayanan bagi anakanak. 2. Suatu bentuk kegiatan katekese yang dilaksanakan di luar jam sekolah dengan tujuan untuk membina iman anak. 3. Suatu bentuk kegiatan pembinaan iman anak yang dilaksanakan pada hari Minggu yang bersifat menggembirakan bagi anak. B. TUJUAN SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) Sekolah Minggu (Bina Iman Anak Katolik) yang dikembangkan oleh Gereja memiliki tujuan antara lain: 1. Memperkuat “Benteng” iman anak agar tahan terhadap kemungkinan gangguan-gangguan pihak luar yang menggungcangkan imannya. 2. Membantu para orang tua untuk membina iman anak yang oleh orang tua kurang atau tidak mendapat perhatian. 3. Membantu para Guru Agama dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Katolik di sekolah. 4. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak-anak Katolik dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak di dalam pelayanan Tuhan sejak dini (Matius 18:5, Lukas 18:16). C. PEMBINA SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) Pada bagian ini diberikan gambaran sedikit tentang profil Pembina sekolah minggu (Bina Iman Anak Katolik) dengan criteria sebagai berikut:



1. Tidak berpendidikan tapi berpengalaman, namun tidak mau belajar untuk mengembangkan diri 2. Tidak berpendidikan tapi berpengalaman dan selalu berusaha untuk mengembangkan diri 3. Berpendidikan umum dan minim dalam pengalaman serta tidak mau berusaha untuk mengembangkan diri 4. Berpendidikan umum dan minim dalam pengalaman tetapi mau berusaha untuk mengembangkan diri 5. Berpendidikan umum, segudang pengalaman 6. Berpendidikan khusus, minim pengalaman 7. Berpendidikan khusus, segudang pengalaman Berdasarkan kriteria seperti tersebut di atas maka kita sendiri mampu menempatkan diri dalam jenis Pembina sekolah minggu (Bina Iman Anak Katolik) yang seperti apa. Untuk memenuhi kristeria yang pas maka dalam Gereja katolik memberikan rambu-rambu bahwa Pembina sekolah minggu minimal harus memiliki: 1. Kepekaan terhadap dimensi religius kehidupan (secara kehidupan rohani baik dan menjadi batu sandungan bagi umat Katolik yang lain0.



2. Memiliki iman yang bukan lagi hanya sebagai suatu cita-cita tetapi sudah mulai menjiwai hidupnya setiap hari (Dewasa dalam iman) 3. Memiliki kepedulian terhadap penghayatan citarasa menggereja yang terungkap dalam kehidupan konkret di Gereja Paroki, Wilayah dan Lingkungan (berpartisipasi aktif) 4. Memiliki kemauan untuk mengembangkan diri baik itu melalui kegiatan lokakarya, pelatihan-pelatihan dan juga pendidikan non formal lainnya, yang sifatnya untuk pengembangan potensi diri. D. BADAN PEMBINA SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) Sekolah Minggu (BIAK) merupakan karya social, oleh karena itu terbuka bagi kerjasama dengan semua pihak yang punya kepedulian untuk hidup menggereja. Agar terjalin kerjsama yang baik dengan pihak-pihak yang terlibat dibutuhkan badan Pembina yang terdiri dari; 1. Tim Ahli Tim ini dibentuk oleh Komisi Kateketik yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidang katekese, dari lembaga kateketik atau pastoral dan orang-orang yang memiliki pengalaman lapangan di Sekolah Minggu/BIAK. 2. Komisi Kateketik Keuskupan Tenaga ahli yang memiliki tanggungjawab untuk memberikan pembekalan atau pelatihan kepada tim keuskupan. Anggotanya terdiri dari komisi kateketik ditambah dengan orangorang yang dipilih. Tim Keusukupan selanjutnya membekali atau melatih tim Pembina yang ada di paroki-paroki. Bahkan sangat mungkin untuk dibentuk komisi khusus di tingkat keuskupan yang menangani Sekolah Minggu/BIAK. 3. Tim Paroki Tim Pembina tingkat paroki ini mempunyai tugas untuk membekali para Pembina sekolah minggu/BIAK yang ada di Wilayah atau lingkungan yang secara langsung berhadapan dengan kelompok-kelompok binaan. 4. Tim Lingkungan Mereka ini adalah para Pembina tingkat lingkungan atau kelompok sasaran, mereka dapat terdiri dari guru-guru agama atau Pembina sukarela (aktivis gereja yang mau dan peduli) E. PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASI PEMBINAAN ANAK SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) 1. Perkembangan dan Implikasi untuk Pembinaan Anak 3-5 tahun. PERKEMBANGAN FISIK 1. Sangat aktif, selalu bergerak, fisik anak akan bertumbuh dengan pesat. 2. Ia lebih suka melakukan sesuatu daripada menjadi penonton. 3. Ia belum dapat tahan pada aktivitas yang terlalu lama. 4. Bertumbuh dengan pesat; otot besar berkembang lebih dulu daripada otot kecil. 5. Mudah terserang penyakit.



IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Ruangan Sekolah Minggu sebaiknya tidak sempit. 2. Sediakan waktu untuk mengambar memilih nyanyian dengan gerakan, permainan jari, drama. 3. Menyusun acara SM yang bervariasi, cerita Alkitab 5-10 menit saja. 4. Pekerjaan yang halus (mengunting) belum dapat dikerjakan dengan teliti. 5. Perhatikanlah anak yang kurang sehat. PERKEMBANGAN SOSIAL IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Egosentris, belum melihat dan mengerti 1. Berilah cukup perhatian kepada setiap orang lain. anak; sebaiknya mereka duduk dalam 2. Orientasi utama ialah terhadap keluarga lingkaran. (orang tua, kakak, adik). 2. Kenalkan orang tua dari setiap anak kecil, 3. Menuntut perhatian, ingin dipuji. kunjungilah keluarganya. Bercerita



4. Membutuhkan dukungan. 5. Maju dalam hal bermain bersama anak 3. lain. 4. 5.



PERKEMBANGAN MENTAL 1. Pengertian akan kata-kata bertambah tetapi masih terbatas. 2. Pengertian tentang jarak dan waktu masih sangat terbatas. 3. Daya tahan konsentrasi sangat terbatas. 4. Mengerti hal yang nyata. 5. Dapat menghafal tetapi belum mengerti artinya dan juga cepat lupa. 6. Memberi respon terhadap rangsangan intelek. 7. Belajar melalui menirukan orang lain. 8. Selalu ingin tahu. 9. Daya khayal kuat, kadang-kadang sulit membedakan kenyataan dan khayalan sangat kreatif, suka membuat cerita sendiri. 10. Belajar melalui semua panca indera; melihat,meraba,merasa,mencium,mendeng ar.



PERKEMBANGAN EMOSIONAL 1. Emosi yang dialami pada umur ini sangat kuat, tetapi kesanggupan untuk mengontrolnya belum begitu berkembang. 2. Emosi anak kecil belum stabil dan sering berubah, mudah menangis, mudah tertawa. 3. Anak kecil sering mengalami rasa takut. Rasa takut ada emosi yang wajar dalam proses berkembang. 4. Anak kecil bisa marah dan meledak, kalau terlalu banyak halangan dan



mengenai keluarga dalam Alkitab. Pujilah dia, asal jangan berlebihan. Apa yang benar dan baik dapat didukung. Berilah kesempatan bergaul dengan kawan sebaya. 6. Setialah pada kelasmu, jangan terlalu banyak ganti guru. Berilah batas-batas tertentu dalam SM tetapi terbuka juga untuk perubahan. IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Pakailah kata-kata yang sederhana, ulangi kata-kata baru, ucapan perlu jelas. 2. Tidak usah menyebut kilometer atau fakta sejarah. 3. Minta perhatian untuk waktu tertentu saja, kemudian ganti aktivitas. 4. Berbicaralah hal yang konkrit. 5. Bahan hafalan (doa, nyanyian, ayat Alkitab) harus jelas dan sederhana, sering diulangi dan dibahas ulang, sehingga pengertian bertambah. 6. Pakailah kata-kata baru, nyanyian baru (yang sederhana). 7. Jadilah teladan yang dapat ditiru. Hentikanlah kelakuan anak yang kurang baik, sebelum dicontoh oleh anak lain. 8. Jawablah dengan sabar semua pertanyaan. 9. Dengarkanlah baik-baik kalau seorang anak kecil bercerita untuk mengerti alam pikirannya. Cegahlah kalau berlebihan. Pakailah daya khayal dalam drama spontan. 10. Susunlah ruangan sedimikian dan bawa alat peraga, supaya ada rangsangan untuk panca indera.



IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Ciptakanlah suasana yang tenang, tetapi gembira. Sebagai orang dewasa perlu mengontrol emosi sendiri. 2. Kalau emosi negatif, tunjukkan perngertian, kemudian coba membelokkan emosi itu kearah yang positif: berikanlah aktivitas baru. 3. Hiduplah dekat pada anak untuk mengetahui apa yang ditakuti dan lindungi dia. Berilah penjelasan kalau yang ditakuti tidak beralasan. Jangan sekali-kali menakut-nakuti anak supaya



larangan. 5. Dapat menunjukkan rasa jengkel, kalau merasa dirinya sanggup, padahal belum. Akibatnya kecewa dengan hasil pekerjaannya. 6. Mudah iri hati, kalau anak lain diperhatikan khususnya adik yang masih kecil. 7. Sering menangis sambil meminta sesuatu. 8. Senang dalam alam semesta, mengagumi bunga, binatang, pemandangan. 9. Senang dengan makanan enak. 10. Dapat sayang kepada orang yang dekat kepadanya, juga dapat menunjukkan belas kasihan kepada anak lain.



1. 2. 3. 4.



tunduk. 4. Berilah seperlunya saja larangan serta penjelasan. Ledakan/tangisan jangan dibiasakan sebagai senjata/alat untuk mendapatkan sesuatu yang diingini. 5. Memberanikan untuk mengerjakan sesuatu tanpa mengharapkan hasil yang sempurna; perhatikan setiap pekerjaan dengan interes sekalipun belum sempurna. 6. Berilah pengertian, perhatian dan kasih; mengajak untuk berbuat baik terhadap anak lain atau anak kecil lain. 7. Berilah petunjuk bahwa ia boleh minta, tanpa menangis/paksaan. 8. Ajarlah bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah, sehingga anak belajar memuji Allah. 9. Ajarlah untuk berterima kasih atas segala makanan. 10. Biarkanlah dia mengekpresikan rasa sayang kepada anak lain; ajarlah dia berdoa buat teman lain. PERKEMBANGAN ROHANI IMPLIKASI PEMBINAAN Mudah percaya. 1. Apa yang diajar harus benar, agar layak Ikut kepercayaan orang tuanya. dipercaya/tidak menyesatkan. Mulai membedakan yang benar dan yang 2. Orang tua harus menjadi teladan yang salah. baik. Guru SM mengusahakan hubungan Mengasihi Allah sebagai Pencipta dan yang baik dengan orang tua anaknya. Pemberi segala sesuatu yang baik, sebagai 3. Ajarlah bahwa Allah mau supaya kita Tuhan yang dapat menolong. melakukan yang baik, Tuhan mau mengampuni kesalahan kita. 4. Memimpin anak untuk menyembah Allah sebagai Pencipta, Pembinam, Penolong. 2. Perkembangan dan Implikasi untuk Pembinaan Anak 6-8 tahun.



PERKEMBANGAN FISIK 1. Bertumbuh pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian jadi gemuk. 2. Gigi susu ganti gigi tetap. 3. Penuh energi, suka bergerak dan aktif sekali, lama-kelamaan keaktifan lebih terarah. 4. Masih senang berlari-lari.



IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Perlu makanan yang bergizi, dan cukup banyak istirahat, aktivitas ramai berselangseling dengan aktivitas tenang. 2. Jagalah terhadap gula-gula/permen. 3. Latihlah, melalui permainan sepak bola atau permainan lain, berenang, dsb. 4. Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain harus seimbang. PERKEMBANGAN SOSIAL IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Masih merasa dekat dengan orang tua. 1. Carilah kontak yang baik dengan orang Senang dalam keluarga mereka. tua. Kunjungilah keluarga mereka. 2. Hormat dan segan kepada guru. 2. Janganlah mengecewakan mereka.



3. Dapat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, sifat egosentris mulai hilang dan diganti dengan kesanggupan untuk mengerti. 4. Belajar berdiri sendiri, bila perlu membela diri. 5. Kurang sabar terhadap anak kecil. 6. Belum tahu "kalah dengan hormat".



3. Berilah banyak kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya, ajarlah agar saling mengerti. 4. Guru harus dekat dengan mereka bila mereka bertengkar, ia perlu berfungsi sebagai jembatan perdamaian. 5. Ajarlah mereka untuk mengerti anak kecil. 6. Belum waktunya untuk mengadakan banyak perlombaan, lebih baik mengajarkan kerja sama.



PERKEMBANGAN MENTAL 1. Konsentrasi tahan lebih lama, mereka sanggup mengikuti pelajaran di sekolah sampai 43 menit. 2. Dapat mengikuti instruksi guru dan mengerjakan tugas tertentu. 3. Bertumbuh dalam hal tanggung jawab karena dapat lebih mengerti. 4. Senang mendengar cerita, meskipun sudah dapat membaca. 5. Belajar membaca, menghitung, menulis. 6. Belum mengerti hal yang abstrak. Cara berfikir berdasarkan hal yang konkrit. 7. Belum mempunyai pendapat sendiri, masih bergantung dari pendapat orang dewasa, orang tua, guru.



IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Mengharapkan/antisipasi mereka untuk duduk tenang selama bercerita, kemudian diberi kesempatan untuk bergerak. 2. Berilah tugas, seperti mengulangi ayat hafalan atau cerita. 3. Berilah tanggung jawab sesuai kemampuan. 4. Jadikanlah cerita Alkitab pusat pelajaran di SM. 5. Pakailah alat peraga dengan huruf yang jelas. 6. Pakailah kara-kata dan contoh-contoh berdasarkan hal yang konkrit dan sederhana. 7. Tidak harus ditawarkan banyak keputusan. Berilah contoh yang baik dalam kelakuan dan perkataan, dan menantikan mereka meniru contoh itu. IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Usahakan suasana yang tenang, ramah. Anak tidak boleh ditertawakan. 2. Berilah tugas yang tidak terlalu sulit. Memberanikan anak dalam segala hal yang terasa sulit. 3. Ajarlah dia bekerja dengan tenang dan menyelesaikan apa yang dimulai dengan teliti. 4. Membetulkan fakta tanpa mempermalukan. 5. Ajarlah dia untuk mengekspresikan rasa sayang dan juga menolong kawan dalam kesulitan, termasuk orang tua. IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Jagalah supaya kesenangan ini tetap melalui persiapan yang matang dan pelajaran yang menarik, suasana kasih, tertib. 2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur.



1. 2.



3. 4. 5.



PERKEMBANGAN EMOSIONAL Lebih stabil, tetapi mudah gelisah, gugup, kadang-kadang putus asa. Pada permulaan anak merasa kuatir, belum bisa, lama-kelamaan lebih yakin akan diri sendiri. Kurang sabar terhadap diri sendiri. Membesar-besarkan. Dapat merasakan perasaan teman lain juga perasaan orang tua.



PERKEMBANGAN ROHANI 1. Mereka senang datang ke SM. 2. Kenal akan Allah, mulai bertanya tentang surga, neraka dan kematian. 3. Senang menghafal ayat firman Tuhan. 4. Sudah sadar akan dosa.



5. Mengasihi Yesus sebagai teman dan penolong. 6. Mereka memiliki iman sederhana, dan dapat dibimbing untuk menerima Tuhan Yesus. 7. Anak umur ini seperti tanah liat kalau menerima firman Tuhan, tetapi seperti batu yang keras dalam memegang apa yang telah diterima.



3. Berilah ayat hafalan setiap pelajaran. Jagalah bahwa ayat tidak terlalu sulit/panjang. 4. Ajarlah bahwa Tuhan membenci dosa, tetapi mengasihi anak berdosa dan bersedia mengampuni. 5. Ajarlah banyak tentang Tuhan Yesus. 6. Memberi kesempatan untuk dapat menerima Tuhan Yesus secara pribadi. 7. Ajarlah hal yang besar dengan cara terbaik karena mereka mengalami masa perkembangan yang baik sekali untuk "menerima dan memegang".



3. Perkembangan dan Implikasi Pembinaan Anak 9-11 tahun. PERKEMBANGAN FISIK IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Aktif/penuh kegiatan, badan kuat dan 1. Berilah kesempatan untuk petualangan, seimbang, suka mengembara di alam tantanglah dia melalui aktivitas di alam terbuka, senang berolah raga. terbuka, berilah kesempatan berolah raga 2. Tertarik kepada orang yang kuat dan sesuai dengan kesanggupan yang ada. cakap, olahragawan sebagai pahlawan 2. Ceritakanlah tentang pahlawan-pahlawan tetapi juga tokoh-tokoh yang berhasil di iman dari Alkitab yang "berhasil", bidang lain. meskipun mereka juga menderita. 3. Lebih senang bermain daripada bekerja, 3. Tantanglah mereka, supaya mereka khususnya kalau pekerjaannya tidak sesuai selesaikan pekerjaan dengan sebaik dengan selera. mungkin, kemudian mereka diijinkan 4. Suka berkelahi karena bersaing. bermain. 4. Mengadakan perlombaan yang kreatif, dan ajarlah konsep "kalah dengan hormat". PERKEMBANGAN SOSIAL IMPLIKASI PEMBINAAN 1. Masih tunduk terhadap pemimpin, tetapi 1. Jadilah pemimpin yang cerdas dan yakin coba mengujinya melalui memberontak. (persiapan yang memadai) dan 2. Rindu pemimpin yang tegas, berani dan mempertahankan disiplin dan suasana berwibawa. saling menghormati dalam kelas. 3. Akan mendendam kalau diperlakukan 2. Tantanglah mereka, sebelum mereka tidak adil. menantangmu! Kewibawaan berasal dari 4. Setia kawan, suka berkelompok dalam hidup berdisiplin sendiri dan bergaul "gang". Anak yang kurang berani atau dengan Tuhan. kurang kuat dijauhkan. 3. Memperlakukan mereka dengan adil. 5. Mulai tertutup terhadap orang tua, tahu 4. Cobalah untuk mengenal dan menyimpan rahasia. memenangkan "kepala" kelompok, supaya 6. Mulai menjauhi jenis kelamin lain. dia menjadi penolong. Ajarlah mereka memperhatikan anak-anak yang lemah. 5. Cobalah untuk mendapat kepercayaan mereka tanpa memaksa mereka. Jadilah teman mereka, kakak! 6. Biarlah mereka duduk terpisah, tapi jagalah suasana saling menghormati.



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



PERKEMBANGAN MENTAL Konsentrasinya baik, mudah menghafal. Suka akan penyelidikan, berusaha mencari jawaban sendiri. Ingin mengetahui tentang negara dan kebudayaan negara lain. Memperkembangkan pendapat sendiri. Senang mengadakan koleksi, misalnya perangko, kupu-kupu, serangga, ... Mempunyai pengertian tentang keadilan. Ingin bebas, menentang paksaan. Biasanya percaya diri.



1. 2.



3. 4. 5. 6.



7. 8.



PERKEMBANGAN EMOSIONAL 1. Mereka masih senang diperhatikan, tetapi canggung menerima kasih yang dinyatakan secara terang-terangan. 2. Mereka biasanya merasa aman; tidak banyak hal yang menakutkan mereka. Dan kalau takut, mereka segan mengakuinya. 3. Dapat cepat marah, tetapi emosi marah tidak lama. 4. Senang humor, tetapi kadang-kadang tidak tahu batas dan menyakiti orang lain dengan lelucon yang tidak pada tempatnya.



PERKEMBANGAN ROHANI 1. Banyak pertanyaan tentang hidup sebagai orang Kristen, apa yang tidak boleh. 2. Masih senang datang ke Sekolah Minggu, khususnya kalau boleh aktif dan senang dengan guru. 3. Senang dengan cerita Alkitab tentang pahlawan iman dan sejarah bangsa Israel. 4. Suka melakonkan drama spontan, juga menyanyi dalam koor. 5. Tidak terlalu beremosi dalam kerohaniannya. 6. Terbuka terhadap perkara-perkara rohani,



1.



2.



3.



4.



1.



2.



3.



4.



IMPLIKASI PEMBINAAN Merencanakan bahan hafalan yang berguna. Mereka dapat diaktifkan untuk mencari jawaban sendiri dalam Alkitab atau bacaan lain. Sajikan cerita misi dan cerita-cerita dari orang Kristen di negara lain. Berilah kesempatan untuk bertanya, berdiskusi. Memberanikan mereka untuk membagikan pengalaman tentang koleksi mereka. Berlakulah adil dalam segala hal, menekankan keadilan dan sifat adil dari Tuhan. Berilah kebebasan tanpa menghilangkan disiplin. Meskipun mereka tampak yakin dan berani, ajarlah mereka supaya hidup bergantung dari Tuhan. IMPLIKASI PEMBINAAN Berilah perhatian pribadi kepada mereka, tanpa menonjolkan perhatian itu di depan kawan sebaya mereka. Coba mengerti, dimana ada segi-segi yang membuat mereka merasa kurang aman, bicarakanlah tentang hal itu tanpa memancing pertanyaan, berilah kenyataan saja. Tetap tenang, meskipun kena letusan marah, baru berbicara, kalau rasa marah berkurang. Jangan tunjukkan sikap terlalu serius, pakailah humor di mana mungkin, tetapi ajarlah juga di mana batasan lelucon; ajarkan mereka ikut merasakan perasaan orang lain. IMPLIKASI PEMBINAAN Pakailah segala kekayaan Alkitab khususnya sepuluh Hukum, untuk menanamkan suatu patokan untuk hidup keKristenan mereka. Berilah tanggung jawab kepada mereka sebanyak mungkin, ajarlah mereka supaya saling memperhatikan dan saling menolong secara aktif. Kurikulum Sekolah Minggu untuk umur itu harus mengajar banyak tentang pahlawan iman. Berilah kesempatan untuk ekspresi kreatif.



dan dapat diajar tentang pertobataan dan Baik sekali kalau diadakan koor. keselamatan. 5. Kalau menantang mereka, umpamanya 7. Mereka tahu akan akibat dari perbuatan untuk bertobat, tidak usah merangsang yang tidak baik/dosa dan takut akan akibat emosi. itu. 6. Berilah pengetahuan dan kesempatan 8. Sering mereka menetapkan tujuan moral untuk bertobat dan diselamatkan. yang terlalu tinggi. 7. Berilah pengertian bahwa dosa dapat 9. Anak besar membutuhkan dorongan untuk dihapus oleh darah Tuhan Yesus Kristus membaca Alkitab pribadi tiap hari. dan bahwa akibat dosa boleh diserahkan kepada Tuhan. 8. Ajarlah mereka hidup sesuai dengan patokan Tuhan yang juga memberi kekuatan untuk berbuat baik. 9. Berilah dorongan secara positif: Firman Tuhan adalah"makanan tubuh rohani kita". Kalau ingin menjadi kuat, harus membaca. Memperkenalkan bahan untuk waktu teduh.



F. LINGKUNGAN YANG MENYENANGKAN UNTUK SEKOLAH MINGGU/BIAK Kegiatan sekolah mingguBina Iman Anak Katolik merupakan bagian terpenting dalam pembinaan hidup menggereja. Salah satu bagian terpenting dari sebuah proses belajar mengajar di sekolah minggu adalah pengadaaan ruang kelas yang memadai untuk mereka belajar akan Sabda Tuhan dan bergaul bersama teman-temannya. Lingkungan kelas yang mendukung, sarana prasarana yang mencukupi dengan beraneka hiasan dinding seperti gambar-gambar yang diambil dari cerita Alkitab dan lain sebagainya, akan menambah semangat dan daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk mengikuti kegiatan sekolah minggu/Bina Iman Anak Katolik. Maka dalam bagian ini kami mencoba untuk memberikan gambaran yang mungkin sangat ideal tetapi ini merupan bagian penting yang perlu untuk kita ciptakan, agar sekolah minggu yang kita harapkan dapat terwujud. Bagian-bagian penting yang dapat menyenangkan untuk kegiatan sekolah minggu adalah: 1. Ruangan Yang Memungkinkan Untuk Sekolah Minggu/BIAK Pikirkanlah tentang keadaan ruangan dalam sekolah minggu Saudara. Mengapa ada ruangan-ruangan yang kelihatan sangat menarik, tapi ada yang tidak? Apa sebabnya satu ruangan memunyai suasana yang sangat giat dan hidup, sedangkan ruangan yang lain suasananya suram dan melempem? Pernahkah Saudara berpikir tentang pengaruh suasana atas pikiran dan tingkah laku Saudara? Keadaan sedemikian berlaku juga di gereja. Ruangan yang penerangannya kurang menciptakan suasana yang sama sekali tidak membantu orang dalam mempelajari sesuatu. Barang-barang dan alatalat yang tidak rapi, perabot yang berdebu, dan papan tulis yang belum dibersihkan, menceritakan banyak hal tentang keadaan orang yang memimpin sekolah minggu tersebut. Meskipun kelihatan remeh, namun hal-hal ini sangat memengaruhi suasana kelas. Apakah barang-barang di dalam ruang kelas sesuai dengan fisik dan perkembangan murid Anda? Apakah meja dan kursi sudah sesuai ukurannya? Apakah mainan-mainannya diperuntukkan bagi



kelompok usia yang Anda ajar? Apakah peralatan yang Anda gunakan untuk beraktivitas (gunting, pensil warna, dan lain sebagainya) adalah peralatan yang paling tepat untuk murid Anda? Apakah ruang kelas Anda memiliki bagian-bagian yang digambarkan dengan jelas? Adakah tempat untuk berkesenian, beristirahat,bermain, dan belajar? Anak-anak dapat belajar dengan baik jika ada batasan-batasan, dan dengan memiliki ruangan di dalam gedung yang dianggap tempat "aman", anakanak akan merasa lebih nyaman. Bagaimana dengan dekorasi ruang kelas Anda? Ada beberapa pertimbangan yang berhubungan dengan model ruang kelas Anda. Hiasan-hiasan ruangan seharusnya disesuaikan dengan perkembangan anak. Anak kelas 6 mungkin tidak tertarik dengan gambar paus kartundan poster-poster yang memuat banyak kata tidak berguna untuk anak usia 3 tahun. Cobalah sediakan kursi yang nyaman. Duduklah di tempat mereka duduk. Apakah Anda mau duduk di tempat mereka duduk sekian lama? Bantal besar yang diletakkan di lantai bisa menjadi solusi kreatif untuk dijadikan tempat duduk yang nyaman. Bagaimana dengan warna? Kalau bisa, coba pertimbangkan untuk mengecat ruang sekolah minggu. Menggunakan warna-warna cerah atau lukisan dinding dapat menciptakan ruangan yang lebih cocok untuk anak-anak daripada ruangan yang hanya berdinding putih. Pastikan Anda mendapat izin dari panitia pembangunan gereja sebelum memulai proyek ini. Mungkin Anda pun perlu memikirkan penyediaan tempat untuk anak-anak remaja atau dewasa yang ingin terlibat dan atau mendanai proyek ini. Pada waktu yang sama, buatlah segala sesuatunya sederhana. Lingkungan yang terlalu mencolok justru mengganggu dan bertentangan dengan pengaruh yang ingin Anda ciptakan. 2. Cara Menata Ruangan Untuk Sekolah Minggu/BIAK Bagaimana Anda menghias ruang kelas sekolah minggu Anda, sehingga bisa berdampak pada cara belajar murid-murid Anda. Gunakan warna-warna dan kreativitas untuk menghias bagian dalam ruang kelas Anda dan buatlah murid-murid Anda tertarik untuk mempelajari pelajaran penting yang telah Anda pilih untuk diajarkan. Pelajarilah bagaimana Anda bisa menghias ruang kelas. Langkah 1 Catlah dinding bagian dalam ruang kelas Anda dengan warna yang menyenangkan. Jagalah agar dinding yang dicat bebas dari retakan dan tidak mengelupas. Warna yang pucat dan membosankan bisa menyebabkan anak gelisah ketika mengikuti sekolah minggu. Langkah 2 Biarkan anak-anak membantu menghias dinding ruang kelas. Undanglah mereka untuk membantu memasang poster, papan pengumuman, kartu kehadiran yang menarik, dan masih banyak lagi. Ingatlah bahwa seorang anak mungkin akan lebih dapat menerima pelajaran jika dianyaman dalam sebuah lingkungan. Langkah 3 Gunakan papan tulis kapur atau papan tulis putih untuk tempat memasang hiasan. Tempat-tempat memasang hiasan seperti ini sering disediakan di toko-toko peralatan sekolah dan buatlah gulungan sehingga Anda dapat mengukur dan menggantung hiasan sebanyak yang Anda inginkan. Langkah 4 Gantunglah hasil karya murid-murid Anda. Menggantungkan hasil karya mereka merupakan perayaan prestasi mereka dan membantu mereka mengingat pelajaran-pelajaran penting. Mengingat pelajaranpelajaran sangat penting selama sekolah minggu karena Anda hanya akan bertemu sekali dalam seminggu. Langkah 5 Tempatkan pemutar musik atau audio di dalam ruangan. Anak-anak memberi respons positif terhadap musik. Efek suara juga bisa diperdengarkan selama menceritakan cerita Alkitab, ini membantu menarik murid-murid ke dalam cerita. Pertimbangkan untuk memutar bacaan Alkitab yang menyenangkan tentang cerita Alkitab yang terkenal bagi anak-anak.



Langkah 6 Pilihlah hiasan-hiasan yang membantu dalam pembelajaran pelajaran di sekolah minggu. Beberapa spanduk, poster, hiasan lain di ruang kelas memperlihatkan adegan-adegan dalam Alkitab, ayat-ayat, sepuluh perintah Allah, dan masih banyak lagi. Sebisa mungkin, gunakan hiasan-hiasan sekolah minggu itu sebagai alat bantu mengajar. Langkah 7 Gunakanlah hari libur sebagai inspirasi untuk menghias ruang kelas. Ubahlah bagian dalam ruang kelas saat liburan dimulai maupun saat liburan akan berakhir. Bagian dalam ruang kelas yang menggambarkan keadaan sekarang membuat ruangan terasa hidup dan menarik untuk anak-anak. Langkah 8 Jadilah kreatif. Temukan cara-cara untuk membuat ruang kelas bisa memengaruhi anak-anak. Warnawarna terang, permen, dan kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan bisa menolong untuk mempertahankan perhatian murid-murid dan membuat mereka tertarikuntuk datang setiap Minggu.



G. METODE DAN KEGIATAN KREATIF DALAM SEKOLAH MINGGU (BINA IMAN ANAK KATOLIK) Melatih anak untuk menemukan atau mengembangkan potensinya dengan berbagai kegiatan kreatif tidak hanya dapat dilakukan di rumah atau sekolah formal saja. Sekolah minggu pun dapat berperan aktif dalam hal ini. Kegiatan kreatif dalam sekolah minggu tentu saja bukan sekadar menggali potensi diri anak, tetapi yang terpenting bagaimana anak-anak belajar tentang Tuhan dan kebenaran firman-Nya melalui kegiatan tersebut. Berikut ini metode dan kegiatan-kegiatan kreatif yang bisa dilakukan dalam sekolah minggu(Bina Iman Anak Katolik). A. METODE KARYA 1. Mengolah kertas warna-warni menjadi bunga Persiapan: kertas warna, lem kertas, gunting, lidi, atau kawat. Kegiatan ini bisa dilakukan saat pelajaran yang bertemakan alam, ciptaan Tuhan, atau keindahan. Berikan saja kertas warna kepada anak-anak, juga peralatan yang dibutuhkan untuk membuat bunga-bunga yang mereka inginkan. Guru dapat membuat berbagai macam contoh bunga terlebih dahulu, tetapi jangan arahkan anak untuk benar-benar meniru contoh yang dibuat oleh guru. Katakan kepada anak bahwa di dalam dunia ada berbagai macam bentuk bunga yang Tuhan ciptakan dan mereka pun boleh membuat bermacam-macam bunga dengan peralatan seadanya. Hal yang terpenting dari kegiatan ini bukanlah hasil, melainkan proses kreatif yang dilakukan anak dalam membuatnya. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil. 2. Melukis Persiapan: kertas atau kain dan cat air. Saat guru selesai menyampaikan kisah-kisah dalam Alkitab, guru dapat meminta anak menceritakan kembali cerita itu melalui sebuah lukisan. Misalnya, jika bercerita tentang Yunus di perut ikan, mereka boleh menggambar ikan, atau laut, atau sebuah perahu. Biarkan anak melukis sesuka hatinya di kertas atau kain yang sudah disediakan dan mencampurkan warna untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan imajinasinya. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil.



3. Menggambar berdasarkan pola tertentu Persiapan: bentuk gambar tertentu (misalnya, bulatan, segitiga, garis lurus, dll.) Kegiatan ini bisa dilakukan untuk anak kelas besar. Buat bentuk gambar tertentu dalam sebuah kertas yang dibagikan kepada anak-anak. Misalnya, di kertas itu sudah tergambar tiga bulatan besar. Tugas anak adalah membuat sebuah gambar atau lukisan melalui gambar yang sudah ada sebagai dasarnya. Harus ada waktu yang diberikan, misalnya sepuluh menit. Kegiatan ini bisa dilakukan setelah guru menyampaikan firman Tuhan mengenai menggunakan waktu sebaik mungkin, kerajinan, atau mengenai suatu benda/tokoh Alkitab yang dapat digambarkan melalui dasar yang telah disiapkan. B. METODE TANYA JAWAB Permainan ini menggali kemampuan anak untuk berpikir ke depan, mengembangkan gagasannya, dan memunculkan berbagai macam ide. Permainan ini dimulai dengan guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang agak di luar biasanya. Misalnya, seperti pertanyaanpertanyaan di bawah ini yang bisa dikembangkan lagi oleh guru. a.



Apa akibatnya jika Tuhan tidak menciptakan tumbuh-tumbuhan di dunia ini?



b.



Apa akibatnya jika kamu hanya hidup sendirian di dunia ini?



c.



Apa akibatnya jika tidak pernah ada hujan?



Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas besar karena menuntut kemampuan baca-tulis dari anak. C. METODE KOREOGRAFI DAN NYANYIAN Kegiatan ini bisa dilakukan dalam acara pujian di sekolah minggu. Pilihlah sebuah lagu yang disukai murid-murid. Jika murid dalam kelas sedikit, masing-masing bisa diminta berdiri di tempat atau di depan kelas untuk menciptakan tariannya sendiri. Jika dalam kelas ada banyak murid, bisa diwakili oleh beberapa anak yang benar-benar mau, bukan dipaksa. Permainan ini akan mendorong kreativitas anak dalam aspek psikomotoriknya. Jangan lupa untuk memberikan pujian, bisa dengan tepuk tangan, agar anak bertambah semangat dalam menciptakan kreasinya. Selama mengadakan kegiatan kreatif di sekolah minggu satu hal yang harus selalu diingat ialah tidak memaksa anak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Biarkan mereka melakukannya dengan gembira. Yang terpenting dari kegiatan ini adalah proses kreatif yang dilalui anak, jadi jangan berorientasi kepada bagus atau tidaknya hasil. Hal Yang Perlu Untuk Diperhatikan Bernyanyi merupakan salah satu aspek yang penting di dalam sekolah minggu. Yang perlu diperhatikan ialah: o Selaku pemimpin di dalam menyanyi, GSM mesti mengetahui dengan baik lagu yang akan dinyanyikan. Bagaimanakah iramanya? Temponya cepat atau lambat. o Perhatikan liriknya dengan baik. Nyanyian di dalam sekolah minggu bukan hanya pelengkap, tetapi terhisab di dalam tujuan inti pelajaran yang di sampaikan. Oleh karena itu pelafalan kata-kata di dalam nyanyian pujian mesti jelas, dengan begitu diharapkan anak SM dapat termotivasi untuk bisa bernyanyi dengan baik, dan menghayati lagu yang dinyanyikannya. Jika lagunya adalah lagu yang gembira, nyanyikanlah dengan gembira. Jika lagunya mesti dihayati dengan baik, hayatilah dengan baik.



o Libatkanlah anak di dalam menyanyi. Sesekali beri kesempatan anak di dalam memimpin nyanyian. Selain itu, anak juga dapat di ikut sertakan untuk mengiringi nyanyian (bagi yang memiliki talenta di dalam memainkan alat musik). Kegiatan lain yang dapat melibatkan anak untuk aktif adalah dengan memberikan alat musik sederhana yang dapat dimainkan oleh anak-anak. Mereka, akan gembira jika dilibatkan dalam aktivitas seperti ini. D. METODE PERMAINAN 1. Games Kelas: Aku Mengasihimu



Jumlah orang: 8 - 15 orang Cara permainan: Semua anggota berdiri membentuk lingkaran, pada masing-masing tempat anggota berdiri diberi tanda (dengan kapur atau bisa menggunakan tas/buku) untuk menandakan tempat/rumah dari orang tersebut. Satu orang berdiri di tengah, satu orang ini yang tidak punya rumah, dan orang di tengah ini yang akan memulai permainan. Caranya adalah orang yang di tengah akan mendatangi salah satu dari temannya kemudian menanyakan \"APAKAH KAMU MENGASIHIKU?\" Temannya yang di tanya ini bisa menjawab \"IYA\" atau \"TIDAK\" Bila jawabannya \"IYA\" Maka SEMUA anggota harus berpindah tempat/rumah ke tempat yang lainnya, begitu juga yang ditengah harus segera mencari rumah/tempat yang kosong untuk di tempati. Hingga nanti akan ada satu orang yang tidak kebagian rumah/tempat, dan orang ini yang akan melanjutkan permainan lagi dengan mencari teman yang lain dan menanyakan \"APAKAH KAMU MENGASIHIKU?\" Bila jawabannya \"TIDAK\" Maka orang yang di tengah harus mengajukan pertanyaan lagi \"LALU SIAPA ORANG YANG KAMU KASIHI?\". Kemudian orang yang di tanya ini harus menjawab dengan ciri-ciri orang yang dikasihinya. Misal \"AKU MENGASIHI ORANG YANG PAKAI KACA MATA\", maka semua orang yang menggunakan kaca mata harus pindah rumah (yang tidak pakai kaca mata tetap diam di rumahnya masing2), begitu juga orang yang di tengah harus segera menempati begitu ada rumah yang kosong, sampai akhirnya akan ada satu orang yang tidak kebagian rumah, dan orang ini akan memulai permainan lagi 2. Games Kelas: Aku Sudah Berubah Partisipan : Berpasangan Waktu : 5 menit Partisipan berpasangan dan berdiri berhadap-hadapan. Tiap orang mengamati pasangannya dengan cermat. Setelah itu, mereka saling membelakangi (beradu punggung). Pada saat itu, setiap orang berusaha mengubah aksesoris yang dikenakannya. Misalnya, mencopot salah satu anting, memindahkan jam tangan dari kanan ke kiri, menggulung lengan pakaian, mengancingkan kancing baju teratas , mengubah gaya sisiran rambut dsb. Setelah itu, setiap pasangan berbalik lagi untuk menebak perubahan apa yang sudah dilakukan oleh pasangannya. Di akhir permainan ini jelaskan bahwa setelah mengenal Kristus kita harus mengalami perubahan hidup. Dan perubahan itu harus nampak dan dilihat oleh orang lain.



\"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.\" - Rom.12:2 3. Games Kelas: Bahtera Nuh Buat beberapa kelompok yang terdiri dari 5-7 orang disetiap kelompok. Setiap kelompok berdiri di selembar kertas koran. Pemimpin permainan bercerita bahwa kita sedang berada di atas kapal dan terjadi badai. Kakak-kakak yang lain mulai merobek sedikit demi sedikit kertas koran. Setiap kelompok harus menjaga kebersamaan kelompok agar kaki mereka tidak keluar dari kertas koran. Karena ukuran koran semakin kecil dengan dirobek sedikit demi sedikit, setiap kelompok bisa mengangkat kaki satu atau saling mengendong agar tidak keluar dari koran. Kelompok yang paling rapih dan kompak yang akan keluar sebagai pemenangnya. 4. Games Kelas: Gembala dan Domba-domba-Nya



Tujuan Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya. Seperti halnya Tuhan Yesus, Gembala kita yang baik, mengenal kita, domba-domba-Nya (Yoh. 10:14). Persiapan 1. Sebuah sapu tangan. 2. Para pesertanya adalah anak-anak, remaja, atau pemuda. 3. Jumlah peserta tidak terbatas. 4. Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan. 5. Seorang dari antara peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan. Cara bermain 1. Seseorang dari antara peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) untuk menjadi \"gembala\" dan kemudian diminta maju ke depan. 2. Lalu matanya ditutup dengan sapu tangan. 3. Semua peserta yang lain diumpamakan dengan \"domba\" dan mereka berjongkok di tempat yang berbeda-beda tetapi jangan terlalu berjauhan. 4. Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk mencari domba-dombanya, ia harus meraba-raba setiap domba. 5. Domba yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-buat sehingga gembala tidak dapat menebak suaranya. 6. Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu. 7. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama domba tersebut, ia harus mencari lagi dombadomba yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan benar nama domba yang disentuhnya. 8. Orang yang berhasil disebutkan namanya, harus menjadi gembala untuk menggantikannya. 5. Games Kelas: Gembala Yang Baik Permainan ini seperti ular naga panjang, dimana ada seorang kakak yang berperan sebagai gembala dengan membawa tongkat, sedangkan anak-anak berdiri di belakang gembala tersebut. Gembala harus melindungi anak-anak agar tidak lepas dari barisan dan dimakan (diambil) serigala. Serigala dapat diperankan oleh 1-2 orang. 6. Games Kelas: Lomba Alkitab



Cara permainan: Bagi orang menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok bisa terdiri dari 2 orang atau lebih.



Siapkan ayat-ayat dari alkitab, dan ambil satu kata dari ayat tersebut saja, kemudian kelompok harus berlomba mencari ayat tersebut. Contoh 1: Kisah para rasul 11:16, kata ke-10 dari depan Jawabannya adalah = Air Contoh 2: Matius 2:11, kata ke-4 dari belakang jawabannya adalah emas Contoh 3: Mazmur 13:6, kata ke-9 dari belakang jawabannya adalah menyanyi Selanjutnya Anda bisa memodifikasi permainan ini, misal mereka tidak hanya menyebut kan kata saja, tapi harus mencari barang yang disebutkan (misal air berarti mereka harus mengambil air, misal emas berarti mereka harus mencari emas dan ditunjukan ke ice breaker), atau misal kata dicari berupa kata kerja maka mereka harus mempraktekan kata tersebut (misal menyanyi, maka mereka harus 7. Games Kelas: Melipat Koran



Buat beberapa kelompok yang terdiri dari 5-7 orang disetiap kelompok. Setiap kelompok berdiri diselembar kertas koran yang panjang. Tugas setiap kelompok adalah melipat dengan menggunakan kaki koran tersebut sampai batas yang telah ditetapkan. Kelompok yang paling rapih dan kompak yang akan keluar sebagai pemenangnya. 8. Games Kelas: Membeku Tubuh setiap anak diharuskan bergetar secara bersama. Di saat itu pemimpin permainan menyentuh 1-5 anak. Anak yang disentuh harus diam membeku seperti es. Setelah 1-5 anak tersebut membeku, pemimpin permainan dapat menyuruh anak-anak yang lain berhenti bergetar. Dan kita dapat melihat dari ke 5 anak yang membeku, siapa yang dapat bertahan lebih lama. 9. Games Kelas: Memberitakan Injil



Tujuan Mengingatkan kita untuk memberitakan Injil, baik pada waktu yang menguntungkan maupun pada waktu yang tidak menguntungkan. Kita juga harus berani menghadapi kesulitan pada waktu memberitakan Injil (1Tim. 4:2). Persiapan 1. Dua kotak korek api. 2. Permainan ini dapat dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan. 3. Jumlah peserta tidak terbatas tetapi kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh anak-anak kelas besar ke atas. Cara bermain 1. Pemimpin membagi para peserta menjadi dua kelompok yang jumlah orangnya sama, kemudian setiap kelompok diberi satu korek api.



2. Setelah itu pemimpin memberi aba-aba. Pada waktu permainan dimulai, orang pertama dari kedua kelompok itu menyalakan sebatang korek api dan kotaknya. Kemudian secara estafet, ia memberikannya kepada orang kedua demikian seterusnya. 3. Jika korek api itu padam di tangan seseorang, orang itu harus menyalakan sebatang korek api yang lain, kemudian ia harus meneruskannya kembali kepada orang yang berikutnya. 4. Kelompok yang paling cepat memindahkan korek api hingga sampai kepada orang yang terakhir dinyatakan sebagai pemenang. Kalau pesertanya banyak, pemimpin dapat membagi mereka ke dalam beberapa kelompok. Jumlah setiap kelompok sebaiknya tidak kurang dari 15 orang. 10. Games Kelas: Pemburu, Orang Tua, dan Harimau Permainan ini dimainkah oleh 2 kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi memilih akan berperan sebagai apa: pemburu, orang tua atau harimau. Aturan permainan sebagai berikut : - Pemburu kalah oleh orang tua - Orang tua kalah oleh harimau - Harimau kalah oleh pemburu Wasit menghitung, sampai hitungan ketiga masing-masing kelompok secara berbarengan menunjukkan bergaya objek yang dipilih. Pemburu, orang tua dan harimau dapat diperagakan dengan suara dan gaya. Kelompok yang menang 3x dia yang menang. 11. Games Kelas: Suara Binatang



Kita dapat menggunakan lima suara binatang seperti : anjing, kucing, kambing, sapi dan bebek. Mata setiap anak ditutup dengan kain penutup kedua matanya. Masing-masing anak dibisikan nama binatang yang berbeda agar mereka dapat bersuara binatang tersebut. Setelah itu pada hitungan ketiga setiap anak harus bersuara binatang yang telah dibisikan dan mencari teman-temannya yang bersuara sama agar dapat berkelompok. Yang membuat permainan ini menjadi sulit karna semua mata tertutup dan semua anak bersuara secara bersama-sama. 12. Games Kelas: Yesus Berkata Permainan ini dapat diikuti seluruh anak dengan pemimpin permainan berdiri di depan kelas. Aturan permainan ini sebagai berikut: apabila pemimpin permainan bilang : Yesus berkata "jongkok!", adik-adik harus jongkok (perkataan Yesus harus dituruti), sedangkan bila : Iblis berkata "cubit teman!", adik-adik permainan tidak boleh mencubit karena perkataan iblis tidak boleh dituruti. 13. Games Kelas: Yohanes Pembatis dan Yesus Buat suatu lingkaran, lalu pemimpin permainan dapat memberikan instruksi sebagai berikut : Yohanes Pembatis (membaptis) dengan gaya: anak-anak harus berdiri dan merentangkan tangan kedepan Yesus (dibaptis) dengan gaya: anak-anak harus jongkok dan meletakan tangan diatas kepala. E. METODE BERCERITA 1. Bercerita yang Efektif



Kriteria cerita yang baik adalah: o o o o o o



Cerita mempunyai satu tema yang terurai dengan jelas. Cerita memiliki proses yang berkembang dan akhirnya mencapai klimaks Mampu memperlihatkan watak para tokohnya. Setia pada tema utama cerita tersebut. Cerita memiliki unsur dramatis. Cocok bagi anak sesuai dengan usianya.



Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bercerita: Suasana: o o o o o o



Mengetahui tempat yang pasti untuk bercerita. Mengetahui berapa lama cerita akan disampaikan. Aturlah anak-anak agar dapat duduk berdekatan dengan nyaman, dapat juga dibentuk setengah lingkaran. Usahakanlah agar tidak ada interupsi selama bercerita. Tataplah anak-anak ketika bercerita. Jumlah anak sebaiknya terbatas, tidak lebih dari 30 anak.



Suara: o Bicaralah dengan tenang, tidak berlebihan dan langsung. o Aturlah agar volume suara dapat terdengar dengan baik. o Aturlah agar volume suara agak rendah. Ekspresi: o Mengetahui apa yang hendak dikatakan. o Keluarkan ekspresi sebagaimana mestinya. o Katakan dengan jelas maksud yang hendak disampaikan. Hindarkan penjelaasan berkepanjangan ketika menjelaskan tentang tokoh atau tempat. o Berlakulah sewajarnya saja. Mengatur waktu ketika bercerita: o Menjaga agar tidak terlalu cepat sewaktu membawakan cerita. o Pakailah jeda (berhenti sejenak) ketika bercerita. o Upayakan klimaks (puncak) cerita pada waktu yang tepat. Mengakhiri cerita: o o o o



Jangan mundur ketika hendak mencapai klimaks cerita. Jangan pindah ke cerita yang lain. Jangan tergoda untuk memberi nasihat. Akhiri cerita dengan cepat, lalu berhenti.



2. Teknik Bercerita Beberapa cara menyampaikan cerita: o Membacakan cerita o Papan Flanel o Drama



o o o o o o o o



Musik OHP/LCD Proyektor Dengan gerakan tubuh/mimik Panggung boneka Rekaman kaset Anak aktif Permainan simulasi Menulis cerita



Macam-macam cerita dalam Alkitab: o o o o o o o o o



Cerita pengembaraan Cerita kehidupan seseorang Cerita sejarah Cerita perjuangan Cerita kepahlawanan Cerita kisah penciptaan Cerita drama kehidupan Cerita kejadian yang menakutkan Cerita kejadian yang lucu



Prinsip dalam mengolah cerita: o Sebuah cerita tidak harus disampaikan secara utuh hanya pada bagian bercerita. o sebelum memilih cara penyampaian yang baik, kenali dahulu jenis cerita yang mau disampaikan. o Pahami usia nara didik yang diajar dan perhatikan kemampuan mereka. Beberapa hambatan dalam bercerita: o o o o



Tidak tahu bagaimana mempersiapkan cerita Guru tidak semangat (berminat) dengan cerita yang ditentukan dalam pelajaran. Guru mengharapkan hal yang berlebihan (tidak realistis) sebagai pencerita. Tokoh dan tempat dalam cerita tak dapat dipahami oleh guru, sehingga sulit diingat.



Langkah-langkah dalam mempersiapkan cerita: o Bacalah cerita beberapa kali. Kenalilah tokohnya, tempat kejadiannya, dan urutan ceritanya. o Bahasakan cerita itu dalam bahasa sendiri. o Ucapkan cerita itu. o Dari langkah ke-3 akan terasa bagian mana yang masih harus diperbaiki dan dikembangkan. o Bila perlu, cobalah sekali lagi dengan memperhatikan bagian-bagian yang harus diperbaiki. Bila mungkin ceritakan pada orang lain yang ada pada saat itu. Beberapa cara dalam menyampaikan cerita: o o o o



Menggunakan suara, gerak, dan mimik yang sesuai. Menggunakan papan flanel. Menggunakan gambar atau alat peraga yang lain. Menyampaikannya melalui permainan.



o Menyampaikannya dengan menyanyi. Catatan: berhati-hatilah agar jangan sampai metode yang digunakan membuat anak lepas perhatiannya dari inti cerita yang disampaikan. F. METODE BERDOA Berdoa adalah melakukan percakapan dengan Tuhan. Pada usia 2 tahun seorang anak kecil telah mampu berkomunikasi dengan orang lain. Ia mulai menyatakan keinginannya bila membutuhkan sesuatu kepada orang lain. Ia dapat merasa senang bila ibu menggantikan bajunya yang kotor dengan yang bersih. Ia mulai mengerti maksud orangtuanya sewaktu berkomunikasi dan sebaliknya orangtua juga semakin mengerti akan maksud anaknya yang memutuhkan sesuatu. Orang tua kemudian akan memenuhi kebutuhan anaknya dengan penuh kasih sekalipun tidak semua tuntutan anak dapat dan perlu dipenuhi. Suasana sehari-hari yang terjadi, sewaktu anak berkomunikasi dengan orangtuanya, akan sangat mempengaruhi pemahaman anak bahwa berdoa berarti sedang melakukan percakapan dengan Tuhan. Suasana sehari-hari yang dimaksud misalnya orangtua dan anak berkomunikasi dalam suasana ceria dan gembira. Atau barangkali anak punya orangtua yang suka bermain dengannya atau suka berkomunikasi dalam suasana tergesa-gesa karena orangtuanya sibuk, sehingga tidak punya cukup waktu untuk bercakap-cakap dengan anaknya. Jadi suasana relasi yang dialami seorang anak akan sangat berpengaruh terhadap pemahamannya mengenai berdoa, di mana anak diperkenalkan untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara dekat. Cinta Tuhan akan dikenali anak kecil melalui pola komunikasi dengan orang dewasa yang dekat dengannya. Berdoa dengan benar, berarti mengalami dan merasakan secara pribadi relasi yang ada antara anak dan Tuhan. Sama dengan seorang anak kecil yang sedang belajar naik sepeda, ia tidak cukup hanya mendapat petunjuk bagaimana caranya naik sepeda, akan tetapi yang lebih penting ia harus diberi kesempatan untuk belajar sendiri mendapat keseimbangan naik sepeda. Berdoa dilakukan bukan karena tradisi, atau kebiasaan yang dilakukan oleh orang dewasa dan harus diikuti oleh anak hanya dengan cara memberi petunjuk-petunjuk lisan bagaimana caranya beroda dengan sopan dalam sikap yang baik, tetapi berdoa berarti membina relasi/persahabatan dengan orang yang dikasihi. Anak perlu mengalami sendiri adanya relasi khusus antara dirinya dengan Tuhan. Anak memerlukan pertolongan untuk membina relasinya dengan Tuhan secara pribadi. Caranya adalah dengan melakukannya bersama-sama dengan anak sejak usia sedini mungkin.



Berdoa berarti mengembangkan persahabatan dengan Tuhan. Dalam persahabatan ada keinginan dari kedua belah pihak untuk saling mengenal dengan lebih baik. Seorang tidak memaksa sahabatnya untuk memenuhi apa saja yang diinginkan, tetapi ia juga punya keinginan untuk memberi sesuatu yang terbaik bagi sahabatnya. Anak perlu diberikan pemahaman akan konsep doa di mana relasi persahabatan dengan Tuhan sedang dilakukan. Bila anak mengalami relasi yang akrab dengan orangtuanya, maka ia tidak menemukan kesulitan dalam membina relasi dengan Tuhan.



Dalam doa ada rasa hormat kepada Tuhan sebagai Pencipta Agung yang penuh cinta kasih dan pengampunan. Tuhan adalah sahabat, tetapi juga adalah pencipta manusia, mahakuasa, dan tahu apa yang dibutuhkan oleh manusia. Artinya, Tuhan tahu memberikan apa yang terbaik bagi manusia. Anak belajar memahami konsep yang sulit itu melalui pengalamannya dengan oangtua di dalam keluarga. Ibu memberikan yang dibutuhkan oleh anak, bapak mencari nafkah karena mengasihi keluarganya. Rasa percaya sedemikian akan turut mempengaruhi terbentuknya rasa percaya anak kepada Tuhan.



Pokok-pokok dasar berdoa dengan anak



1. Ungkapan pujian Pada awal doa, pujian atas kebesaran dan kebaikan Tuhan perlu diucapkan. Anak perlu diajar untuk selalu memuji dan menghormati Tuhan sewaktu mulai berdoa.



2. Pengakuan atas kesalahan Mengakui kesalahan di hadapan orang lain diakui sebagai hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Namun, lebih mudah seorang anak mengaku salahnya daripada orang dewasa. Dengan terlebih dahulu memuji kebesaran Tuhan, karena Ia adalah pencipta dan pemilik diri kita, maka anak akan lebih mudah mengakui kesalahan yang dilakukannya. Tolonglah anak untuk mengakui kesalahan yang konkret, misalnya pagi tadi di sekolah mencubit temannya sampai menangis. Secara bertahap anak dilatih agar ia mau mengucapkan dengan kata-katanya sendiri kesalahan yang baru ia lakukan.



3. Mengucap terima kasih Dalam bagian ini anak mengucapkan terima kasih atas berkat Tuhan yang ia lihat dan alami secara konkret, misalnya turunnya hujan, makanan yang tersedia di rumah, ikut ibu ke pasar, dapat hadiah dari tante, dll. Orang tua sebaiknya menolong anak dalam mencari hal-hal yang perlu disyukuri untuk diungkapkan dalam doa pada hari itu.



4. Permohonan Bagian ini merupakan bagian yang penting sekaligus sulit dalam kehidupan iman seorang anak. Dalam doa, anak dapat memohon kepada Tuhan apa yang ia butuhkan dan inginkan, namun dengan pemahaman bahwa manusia tidak menuntut Tuhan dengan memaksakan kehendaknya. Menjadi sulit oleh karena kadang orang dewasa seringkali memaksakan Tuhan untuk memenuhi permohonannya, bahkan merasa ditinggalkan oleh Tuhan dalam kesulitannya. Banyak orang tua terlihat kecewa karena merasa permohonannya tidak terpenuhi oleh Tuhan. Sejak usia dini anak telah memperhatikan cara orangtuanya memohon kepada Tuhan dan ia akan mengikutinya. Anak akan mengikuti apa yang dipahami orangtuanya, misalnya, melalui doa orangtua terlihat percaya sekali kepada Tuhan, atau memaksa Tuhan memenuhi permohonannya. Dalam hal ini anak perlu belajar bahwa Tuhan tidak selalu memenuhi apa yang diharapkan oleh manusia, tetapi Ia senantiasa memberikan yang terbaik bagi umat-Nya di dalam cara-Nya bekerja.



Berdoa berdasarkan usia 1. Anak usia Balita-5 tahun o Doa dilakukan secara spontan. Pilihlah waktu yang tepat bagi mereka di mana suasana santai, tidak sedang marah, mengantuk atau sedang asyik bermain. o Panjang atau pendeknya doa tidak menjadi masalah. o Tolonglah anak mengerti bahwa Tuhan bekerja memenuhi kebutuhannya melalui orang lain (bapak, ibu, dll) o Pakailah bahasa dan cara-cara yang mudah dipahami anak. o Agar pemahaman tentang persahabatan semakin baik dipahami anak pada usia ini, cari buku-buku cerita tentang persahabatan dan bacakan pada anak-anak. 2. Anak Kecil usia 6-8 tahun Ajak anak mengucap syukur dan memuji Tuhan. Anak belajar menyusun doanya sendiri dan beri kegiatan untuk itu. Melalui liturgi sederhana anak dapat berdoa secara berbalas-balasan. Sediakan waktu bagi anak agar setelah selesai berdoa mereka dapat mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang baru saja didoakan. o Berikan perhatian pada anak akan pentingnya memohon pengampunan atas kesalahan yang dilakukan. o o o o



o Pokok penting lain adalah doa mohon pertolongan dengan menyebutkan secara jelas apa yang dibutuhkan. 3. Anak Besar usia 9-12 tahun o Pada usia ini anak sudah membutuhkan doa secara pribadi. Yang dibutuhkan adalah bahan-bahan untuk didoakan dan bahan untuk renungan pribadi. o Mereka mulai belajar menghargai doa di dalam ibadah orang dewasa. o Ajarkan bahwa berdoa dapat juga dilakukan dengan memakai nyanyian. o Hal penting yang perlu ditekankan adalah melalui doa ada relasi khusus dan dekat dengan Tuhan. DAFTAR PUSTAKA 1. Paus Yohanes Paulus II, Catechesi Tradendae, 30-31 [↩] 2. lihat Congregation for the Clergy, Ad Normam Decreti, General Catechetical Directory, 38 [↩] 3. Ibid., 24 [↩] 4. Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis, 1 [↩] 5. Ibid [↩] 6. Paus Yohanes Paulus II, Apostolic Exhortation, Familiaris Consortio 37 [↩] 7. Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis 3, lihat juga KGK 1653 dan Familiaris Consortio 36 [↩] 8. lihat Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio 36 [↩] 9. lihat Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio 37 [↩] 10. Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis 3 [↩] 11. lihat Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio, 36 [↩] 12. Rite of Christians Initiantion for Adults, 10 [↩] 13. Rite of Christians Initiantion for Adults, General Introduction, 11 [↩] 14. Patty, Permainan Untuk Segala Usia, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996 15. Kriswanda I, Sepuluh Jenis Teka-Teki Alkitab, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2002 16. Mihalic Frank,SVD, Cerita Bermakna, Obor, Jakarta, 1989



GOOD LUCK – TUHAN MEMBERKATI



BAYI YESUS



DOMBA



GEMBALA



MALAIKAT



MUKJIJAT YESUS



POHON NATAL



TELUR PASKAH



YESUS BANGKIT



YESUS DI BAPTIS



YESUS MENGASIHI ANAK-ANAK