9 0 486 KB
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan
jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Kemenkes, 2010). Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat. Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-negara berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan apapun pada tahun utama. Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat (Hardian, 2008). Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar 50 juta atau 25% dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (Nurdwiyanti, 2008).
B.
Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan Jiwa pada klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran di ruangan Dahlia RSJ. H.B Saanin Padang
1
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami pengertian halusinasi (pendengaran) Mahasiswa dapat memahami klasifikasi halusinasi (pendengaran) Mahasiswa dapat memahami tanda gejala halusinasi (pendengaran) Mahasiswa dapat memahami etiologi halusinasi (pendengaran) Mahasiswa dapat memahami rentang respon halusinasi (pendengaran) Mahasiswa dapat memahami pohon masalah halusinasi (pendengaran) Mahasiswa
dapat
memahami
penatalaksanaan
halusinasi
(pendengaran) Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien halusinasi (pendengaran)
C.
Manfaat Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi.
2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar
1.
Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah sensori persepsi yang keliru dan melibatkan panca indera
(Isaacs, 2002). Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003). Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005)
2.
Klasifikasi Menurut Maramis, (2005) terdapat beberapa jenis halusinasi di antaranya: a. Halusinasi penglihatan (visual, optik): tak berbentuk (sinar, kalipan atau pola cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang lain yang dikenalnya), berwarna atau tidak b. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik): suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik c. Halusinasi pencium (olfaktorik): mencium sesuatu bau d. Halusinasi pengecap (gustatorik): merasa/mengecap sesuatu e. Halusinasi peraba (taktil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak dibawah kulitnya
3
3.
Tanda Gejala Halusinasi Menurut Hamid (2000) yang dikutip oleh Jallo (2008), dan Menurut Keliat
(1999) dikutip oleh Syahbana (2009) perilaku klien yang berkaitan dengan halusinasi adalah sebagai berikut: a. Bicara, senyum dan ketawa sendiri. b. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan respon verbal yang lambat. c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain. d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata. e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah. f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya. g. Curiga,
bermusuhan,
merusak
(diri
sendiri,
orang
lain
dan
lingkungannya) dan takut. h. Sulit berhubungan dengan orang lain. i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah. j. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat. k. Tampak tremor dan berkeringat
4.
Rentang Respon Halusinasi Rentang Adaptif
Pikiran Logis
5.
Respon Maladaptif
Distorsi Pikiran
Gangguan Persepsi: Halusinasi
Faktor Penyebab a. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupaun keluarganya. Faktor predisposisi dapat meliputi :
4
1) Faktor Perkembangan Jika
tugas
perkembangan
mengalami
hambatan
dan
hubungan
intrapersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan kecemasan. 2) Faktor Sosiokultural Berbagi faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang membesarkannya. 3) Faktor Biokimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami stres yang berlebihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase (DMP). 4) Faktor Psikologis Hubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas. 5) Faktor Genetik Gen Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini. b. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
5
6.
Proses Terjadinya a. Tahap I (Non–psikotik) Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini merupakan hal yang menyenangkan bagi klien. Karakteristik: 1) Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan 2) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan kecemasan 3) Pikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam kontrol kesadaran Prilaku yang muncul: 1) Tersenyum atau tertawa sendiri 2) Menggerakkan bibir tanpa suara 3) Pergerakan mata yang cepat 4) Respon verbal rambat, diam dan berkonsentrasi b. Tahap II (Non–psikotik) Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat menyebabkan antipati. Karakteristik: 1) Pengalaman sensori menakutkan atau merasa dilecehkan oleh pengalaman tersebut 2) Mulai merasa kehilangan kontrol 3) Menarik diri dari orang lain Prilaku yang muncul: 1) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan TD 2) Perhatian terhadap lingkungan menurun 3) Konsentrasi terhadap pengalaman sensori menurun 4) Kehilangan kemampuan dalam membedakan antara halusinasi dan realita c. Tahap III (Psikotik) Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, tingkat kecemasan berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi.
6
Karakteristik: 1) Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya 2) Isi halusinasi menjadi atraktif 3) Klien menjasi kesepian bila pengalaman sensorinya berakhir Prilaku yang muncul: 1) Klien menuruti perintah halusinasi 2) Sulit berhubungan dengan orang lain 3) Perhatian terhadap lingkungan sedikit atau sesaat 4) Tidak mampu mengikuti perintah yang nyata 5) Klien tampak tremor dan berkeringat d. Tahap IV (Psikotik) Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat panik. Prilaku yang muncul: 1) Risiko tinggi mencederai 2) Agitasi / kataton 3) Tidak mampu merespons rangsang yang ada
7.
Mekanisme Koping a. Regresi
: Menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi
: Perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain c. Menarik Diri
: Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan
stimulus internal
8.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara: a. Menciptakan lingkungan yang terapeutik Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau
7
emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan. b. Melaksanakan program terapi dokter Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan. c. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien. d. Memberi aktivitas pada pasien Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai. e. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalnya dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan
8
pada keluarga pasien dan petugas lain agar tidak membiarkan pasien sendirian
dan
saran
yang
di
B.
Asuhan Keperawatan Secara Teoritis
1.
Pengkajian
berikan
tidak
bertentangan.
Menurut Stuart dan Laraia pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Keliat, 2005). Untuk dapat menjaring data yang diperlukan umumnya, dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. Isi pengkajian meliputi: a. Identitas klien Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Tanggal Masuk, Informan, Tanggal Pengkajian, No. Rekam medik. b. Alasan masuk c. Faktor predisposisi d. Aspek pemeriksaan fisik atau biologis e. Aspek psikososial Genogram, Konsep diri, Hubungan sosial dan spiritual. f. Hubungan sosial g. Spiritual h. Status mental Penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, alam perasaan, afek (ekspresi wajah), interaksi saat wawancara, persepsi, proses berfikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
9
i. Kebutuhan persiapan pulang Makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian/berhias, istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas didalam rumah, aktivitas diluar rumah, j. Masalah psikososial dan lingkungan k. pengetahuan l. Aspek medik
2.
Daftar Masalah a. Koping individu tidak efektif d. Isolasi Sosial: Menarik Diri e. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi f. Perilaku kekerasan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3.
Pohon Masalah
4.
Diagnosa Keperawata n Diagnosa keperawatan yang muncul klien dengan masalah utama perubahan
persepsi sensori: halusinasi menurut Yosep (2009) adalah sebagai berikut: a. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi b. Isolasi Sosial: Menarik Diri c. Perilaku kekerasan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
10
5. No 1.
Perencanaan PERENCANAAN
Dx Kep.
TUJUAN
INTERVENSI
KRITERIA EVALUASI
Gangguan
Pasien mampu:
Setelah dilakukan ... x 20 SP 1 :
Persepsi
-
Mengenali
menit interaksi diharapkan - Bantu pasien mengenal
Sensori:
halusinasi
pasien dapat:
Halusinasi
yang
-
-
waktu,
dialaminya
situasi
Mengontrol
perasaan.
halusinasiny
-
a -
Isi,
halusinasi frekuensi,
pencetus,
dan
(isi,
terjadinya,
waktu
frekuensi,
situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi).
Memperagakan
cara - Latih
mengontrol halusinasi
Mengikuti
cara
halusinasi
mengontrol dengan
cara
menghardik
program
Setelah dilakukan ... x 20 SP 2 :
pengobatan
menit interaksi diharapkan pasien dapat: -
Menyebutkan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
kegiatan
yang sudah dilakukan Menyebutkan manfaat dari program pengobatan
- Tanyakan
program
keperawatan - Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat - Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program - Jelaskan akibat bila putus obat - Jelaskan prinsip 5B - Latih pasien minum obat Masukkan
dalam
harian pasien
11
jadwal
Setelah dilakukan ... x 20 SP 3: menit interaksi diharapkan
-
pasien dapat: -
-
Menyebutkan
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
kegiatan
-
Latih
bercakap-cakap
yang sudah dilakukan
dengan orang lain saat
Memperagakan
halusinasi muncul
cara
bercakap-cakap dengan
-
orang lain
Masukkan
dalam
jadwal kegiatan pasien
Setelah dilakukan ... x 20 SP 4: menit interaksi diharapkan
-
pasien dapat: -
-
Menyebutkan
lalu (SP 1, 2 dan 3) kegiatan
-
Latih
yang sudah dilakukan
kegiatan/kemampuan
Membuat
positif agar halusinasi
jadwal
kegiatan sehari-hari
6.
Evaluasi kegiatan yang
tidak muncul
Implementasi Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.
7.
Evaluasi a. Klien mampu membina hubungan saling percaya b. Klien dapat mengenal halusinasinya c. Klien dapat mengontrol halusinasinya d. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengonrol halusinasinya. e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
12
8.
Dokumentasi Dokumentasi
keperawatan
merupakan
aspek
penting
dari
praktik
keperawatan yaitu sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi keperawatan juga mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan klien (Potter & Perry, 2005). Dokumentasikan semua tindakan beserta respon klien (Keliat,2009).
13
BAB III TINJAUAN KASUS
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA RUANG RAWAT : Wisma Dahlia I.
II.
TANGGAL RAWAT : 19/09/2018
IDENTITAS KLIEN Inisial
: Tn. N
Tanggal Pengkajian
: 26/09/2018
Umur
: 40 th
No.Rekam Medik
: 033427
Informan
: Pasien dan Status
ALASAN MASUK Klien gelisah, bicara sendiri, bicara ngawur, teriak-teriak mendengar suara bisikan, menangis tanpa sebab. Klien putus obat selama 3 bulan.
III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami ganguan jiwa dimasa lalu ?
ya
tidak
2. Pengobatan sebelumnya berhasil 3. Pelaku/Usia
kurang berhasil Korban/Usia
tidak berhasil
Saksi/Usia
Aniaya fisik Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal Jelaskan No. 1,2,3
:
Pasien Pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pengobatan pasien tidak berhasil karna pasien putus obat selama 3 bulan, pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan, dan kekerasan dalam keluarga, namun pasien memiliki hubungan yang tidak baik dengan keluarga. Masalah Keperawatan
: Harga Diri Rendah
14
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ya
tidak
Hubungan Keluarga : Ayah Gejala : Riwayat pengobatan/perawatan : Masalah Keperwatan : 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pasien mengatakan tidak ada
pengalaman
masa lalu
yang
tidak
menyenangkan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah IV. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda Vital TD: 110/80mmHg N: 80x/i
S: 36,50C
P: 20x/i
2. Ukuran : TB: 165cm BB: 48 Kg 3. Keluhan Fisik tidak ada
√
ada
Jelaskan : Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah V.
PSIKOSOSIAL 1. Genogram
15
Ket :
: Laki Laki : Perempuan : Klien X ------
: meninggal : Serumah
Jelaskan : Tn.N merupakan anak ke-7 dari 7 bersaudara, Tn.N tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya , ayah Tn.N sudah meninggal, dirumah Tn.N sering tiba-tiba sedih dan marah sendiri serta senyum senyum sendiri, Tn.N lebih suka memenung sendiri dirumah dari pada beraktivitas/bekerja. Masalah Keperawatan : Halusinasi 2. Konsep diri a. Citra tubuh : Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya b. Identitas
: Pasien mengatakan puas terlahir sebagai laki laki
c. Peran
: Pasien mengatakan berperan sebagai sebagai ayah dan
kepala keuarga d. Ideal diri
: Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang
e. Harga diri
: Pasien mengatakan merasa
malu dengan kondisi
penyakitnya Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti : Pasien mengatakan dekat dengan semua anggota keluarganya b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Pasien mengikuti kegiatan di masyarakat c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
16
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan seorang muslim b. Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan jarang shalat selama sakit. Masalah keperawatan : Distress Spiritual VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan Tidak rapi Jelaskan : Pasien sesuai namun tidak rapi Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri 2. Pembicaraan Jelaskan : pembicaraan dapat dimengerti, kadang bicara ngaur . Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir 3. Aktivitas motorik Jelaskan : Pasien dapat mengikuti kegiatan ringan yang ada di ruangan. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 4. Emosi dan afek a. Alam perasaan (emosi) Jelaskan : Sedih, Pasien mengatakan ada yang dia dengar Masalah keperawatan :Gangguan Proses Pikir b. Afek Jelaskan : Afek datar Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir 5. Interaksi selama wawancara Jelaskan : Pasien cukup berinteraksi selama wawancara Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 6. Persepsi-sensori Jelaskan : Pasien mengatakan mendengar dengar suara yang tidak tau sumbernya dari mana dan mengajak dirinya berbicara. Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran
17
7. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) Jelaskan : Pasien dapat berpikir dengan baik Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 8. Isi pikir Jelaskan : Pasien tidak ada merasa curiga curiga Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 9. Tingkat kesadaran Jelaskan : Pasein terlihat cukup tenang, bicara cukup terarah Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 10.
Memori
Jelaskan : Pasien mampu mengingat kejadian jangka pendek dan jangka panjang Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 11.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Jelaskan : Pasien mampu berhitung dan berkonsentrasi Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 12.
Kemampuan penilaian
Jelaskan : Pasien mampu melakukan penilaian ringan Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah 13.
Daya tilik diri
Jelaskan : Pasien mengetahui dan menerima penyakit yang dideritanya Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan
:
2. Defekasi
:
3. Mandi
:
4. Berpakaian/berhias
:
5. Penggunaan obat
:
6. Istirahat dan tidur
:
7. Pemeliharaan kesehatan Perawatan lanjutan
:
8. Aktivitas di dalam rumah
18
Mempersiapkan makanan
:
Menjaga kerapian rumah
:
Mengatur keuangan
:
9. Aktivitas di luar rumah Belanja
:
Transportasi
:
Jelaskan
:
Masalah keperawatan
:
10.
Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga
:
Teman
:
Terapis
:
Kelompok sosial
:
Jelaskan
:
Masalah keperawatan
:
VIII. MEKANISME KOPING Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
Reaksi lambat
Teknik relokasi
Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
Menghindar
Olahraga
Mencederai diri
Jelaskan : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan : Pasien mengatakan keluarga mendukung Masalah dengan lingkungan, uraikan : Tidak ada masalah Masalah berhubungan dengan pendidikan, uraikan : Pasien mengatakan sekolah tamat SLTA Masalah berhubungan dengan pekerjaan, uraikan :
19
Pasien mengatakan bekerja sebagai petani Masalah dengan perumahan, uraikan : Pasien mengatakan tinggal dirumah sendiri Masalah dengan ekonomi, uraikan : Pasien mengatakan perekonomian keluarganya cukup Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan : Pasien mengetahui tempat Pelayanan kesehatan Masalah keperawatan : Tidak ada masalah X.
KURANG PENGETAHUAN TENTANG Penyakit jiwa
Sistem pendukung
Penyakit fisik
Faktor presipitasi
Koping
obat-obatan
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan XI. ASPEK MEDIK Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Terapi Medis
: 1. Lorazepam 1 x 2mg 2. Risperidon 2 x 2mg
XII. ANALISA DATA No 1.
MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Data Subjektif: Pasien menagatakn mendengar suara suara yang mengggangu dia mengajak untuk berbicara. Halusinasi
Data Objektif: Pasien
terlihat
suka menyendiri,
bicara
bicara
sendiri 2.
Data Subjektif: Psien
mengatakan
merasa
malu dan
merasa
menyusahkan keluarga
Harga Diri Rendah
Data Objektif: Psien terlihat sedih, wajah
murung menceritakan
keadaan sakitnya
20
3.
Data Subjektif: Pasien mengatakan bisa menjaga kebersihan dirinya Data Objektif:
Defisit Perawatan Diri
Pasien terlihat kurang rapi, mandi masih diarahkan
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN: 1. Halusinasi : Pendengaran 2. Harga Diri Rendah 3 Defisit Perawatan Diri
XIV. POHON MASALAH
XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Halusinasi 2. Harga Diri Rendah 3. Defisit Perawatan Diri
21
XVI. RENCANA KEPERAWATAN PERENCANAAN
NO
DX KEP.
1.
Gangguan
Pasien mampu:
Setelah dilakukan ... x 20 SP 1 :
Persepsi
-
Mengenali
menit
Sensori:
halusinasi
diharapkan pasien dapat:
halusinasi
Halusinasi
yang
-
Isi, waktu, frekuensi,
terjadinya,
frekuensi,
dialaminya
situasi pencetus, dan
situasi
pencetus,
Mengontrol
perasaan.
perasaan
Memperagakan cara
halusinasi).
TUJUAN
-
halusinasinya -
KRITERIA EVALUASI
-
Mengikuti
mengontrol
program
halusinasi
INTERVENSI
interaksi - Bantu pasien mengenal (isi,
waktu
saat
terjadi
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
pengobatan
menghardik Setelah dilakukan ... x 20 SP 2 : menit
interaksi
diharapkan pasien dapat: -
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-
Menyebutkan manfaat dari program pengobatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) - Tanyakan
program
keperawatan - Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat - Jelaskan akibat bila tidak digunakan
sesuai
program - Jelaskan
akibat
bila
putus obat - Jelaskan prinsip 5B - Latih pasien minum obat - Masukkan dalam jadwal harian pasien
22
Setelah dilakukan ... x 20 SP 3: menit
interaksi
-
diharapkan pasien dapat: -
-
Menyebutkan
Evaluasi
kegiatan
yang lalu (SP 1 dan 2) -
Latih bercakap-cakap
kegiatan yang sudah
dengan orang lain saat
dilakukan
halusinasi muncul
Memperagakan cara
-
bercakap-cakap
Masukkan
dalam
jadwal kegiatan pasien
dengan orang lain Setelah dilakukan ... x 20 SP 4: menit
interaksi
-
Evaluasi
kegiatan
diharapkan pasien dapat:
yang lalu (SP 1, 2 dan
-
3)
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-
Membuat
-
Latih
kegiatan
kemampuan jadwal
kegiatan sehari-hari
/
positif
agar halusinasi tidak muncul
23
PERENCANAAN
NO
DX KEP.
2.
Gangguan
Pasien mampu:
Setelah dilakukan .... x SP 1 :
Konsep
-
Mengidentif
20
ikasi
diharapkan
Harga Diri
kemampuan
mampu:
dimiliki
Rendah
dan
Mengidentifikasi
kegiatan pasien di rumah
Diri
TUJUAN
:
-
aspek
KRITERIA EVALUASI
-
pasien
seperti
dan sakit, di rumah, dalam
dimiliki
aspekpositif
yang keluarga, dan lingkungan
Menilai
dimiliki
digunakan
-
Menilai
adanya
dan
kemampuan lingkungan terdekat pasien
yang dapat digunakan -
keluarga,
- Beri
pujian
yang
Menetapkan/memilih
realistik/nyata
Pasien
kegiatan yang sesuai
hindarkan setiap bertemu
dapat
kemampuan
dengan
Melatih kegiatan yang
penilaian yang negatif
menetapkan
-
/memilih
dipilih
kegiatan
kemampuan
yang sesuai
-
pasien dan aspek positif yang
kemampuan
yang dapat
-
menit 1. Identifikasi kemampuan
positif yang
kemampuan
-
interaksi
INTERVENSI
-
Menyusun
dan
pasien
akan
sesuai 2. Bantu pasien menilai jadwal
kemampuan
untuk
melakukan
Melatih
kegiatan yang dipilih.
kemampuan yang masih dapat digunakan - Bantu
pasien
kegiatan
menyebutkan
yang sudah
memberi
penguatan
dipilih
terhadap
kemampuan
sesuai
diri yang diungkapkan
kemampuan
pasien
Menyususn
dan
- Perlihatkan respon yang
jadwal
kondusif dan menjadi
untuk
pendengar yang aktif
jadwal melakukan kegiatan
24
yang sudah dilatih.
3. Bantu
pasien memilih
kemampuan yang akan dilatih - Diskusikan
dengan
pasien beberapa kegiatan yang
dapat
dan
dipilih
kegiatan
dilakukan sebagai
yang
akan
pasien lakukan seharihari - Bantu
pasien
menetapkan
kegiatan
seperti: a. kegiatan
yang
membutuhkan bantuan minimal dari keluarga b. kegiatan
yang
membutuhkan bantuan penuh dari keluarga
dan
llingkungan terdekat c. berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien d. susun pasien daftar
bersama dan
buat
kegiatan
sehari-hari pasien
25
4. Latih kemampuan yang dipilih dengan tindakan keperawatan: - Mendiskusikan dengan pasien
untuk
melatih
kemampuan yang dipilih. -
bersama
pasien
memperagakan
kegiatan
yang ditetapkan - Berikan dukungan dan pujian kepada pasien.
5. Bantu menyusun jadwal palaksanaan
kemampuan
yang dilatih -
memberi
pada
kesempatan
pasien
untuk
mencoba kegiatan
yang
telah dilatih. -
Berikan
pujian
kegiatan/kegiatan
atas yang
dapat dilakukan pasien -
Tingkatkan
kegiatan
sesuai tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan - susun jadwal kegiatan untuk dilatih -
berikan
kesempatan
mengungkapkan perasaannya
setelah
pelaksanaan tindakan
26
Setelah ... x 20 menit SP 2 : interaksi, klien mampu :
1. Mengevaluasi SP 1
-melatih kegiatan kedua 2. Latih kemampuan kedua yang sudah dipilih sesuai kemampuan
yang dipilih 3.
- menyusun jadwal untuk
Masukkan
jadwal
kegiatan harian
melakukan kegiatan kedua yang dilatih Setelah ... x 20 menit SP 3 : interaksi, klien mampu :
1. Mengevaluasi SP 1
-melatih kegiatan ketiga 2. Latih kemampuan kedua yang sudah dipilih sesuai kemampuan - menyusun jadwal untuk
yang dipilih 3.
Masukkan
jadwal
kegiatan harian
melakukan kegiatan ketiga yang dilatih
27
NO 3.
PERENCANAAN
DX KEP.
TUJUAN
INTERVENSI
KRITERIA EVALUASI
Defisit
Pasien mampu:
Setelah dilakukan ... x 20 SP 1 :
perawatan
-
melakukan
menit
kebersihan
diharapkan
diri
diri
-
-
tentang
kebersihan diri - Cara menjaga kebersihan
mampu menjelaskan
diri
melakukan
pentingnya
berdandan/be
kebersihan diri
mempraktekkan
mampu
menjaga kebersihan diri
rhias
-
pasien
secara mampu:
mandiri -
interaksi - Menjelaskan
secara
-
baik
cara
melakukan
dengan
makan
diri.
- Bantu
melakukan
merawat
kebersihan
kegiatan harian.
Setelah dilakukan ... x 20 SP 2 :
melakukan
menit
BAB/BAK
diharapkan
secara
mampu:
mandiri
-
interaksi
- Evaluasi kegiatan yang
pasien
lalu (SP 1) - Jelaskan
Menjelaskan
cara
berdandan/berhias
pentingnya
- Bantu
berdandan
dan
pasien
mempraktekkan
berhias Melakukan
cara
diri - Masukkan dalam jadwal
dengan baik
-
pasien
caraberdandan/ berhias cara
Untuk lelaki:
merawat diri dengan
a. Berpakaian
berdandan/berhias
b. Menyisir rambut c. Bercukur Untuk perempuan: a. Berpakaian b. Menyisir rambut c. Berhias -
Masukkan
dalam
jadwal kegiatan harian
28
Setelah dilakukan ... x 20 SP 3: menit diharapkan
interaksi pasien
mampu: -
-
SP 2) -
Menjelaskan pentingnya
Melakukan
Jelaskan cara makan yang baik
makan
-
dan minum -
Mengevaluasi (SP1 &
Bantu
pasien
mempraktekkan cara
makan
cara
yang
baik,
merawatcdiri dengan
dengan tindakan:
makan dan minum
a. Menjelaskan cara
yang baik
menyiapkan makan b. Menjelaskan cara makan yang tertib c. Menjelaskan cara merapikan peralatan
makan
setelah makan d. Praktek
makan
sesuai
dengan
tahap makan yang baik -
Masukkan
dalam
jadwal kegiatan harian Setelah dilakukan ... x 20 SP 4: menit
interaksi
-
Evaluasi
kegiatan
diharapkan pasien dapat:
yang lalu (SP 1, 2 dan
-
3)
Menjelaskan pentingnya BAB/BAK
secara
Nelakukan
cara
BAK/BAB
mandiri -
Jelaskan
secara
mandiri cara
-
Bantu
pasien
29
merawat diri dengan
mempraktekkan
BAB/BAK
BAK/BAB yang baik,
secara
mandiri.
cara
dengan tindakan: e. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai f. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK g. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK -
Masukkan
dalam
jadwal kegiatan harian
30
XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI JIWA Nama
: Tn. N
No. RM : 033427
Ruangan
: Dahlia
Dx Medis: Skizofrenia Paranoid
Hari/Tgl
Diagnosa
/Jam
Kep
Implementasi
Evaluasi
Paraf
Rabu/
Gangguan
SP 1 :
S : Klien mengatakan ada
26-9-18/
Persepsi
- Membantu pasien mengenal mendengar suara-suara tanpa
10.00
Sensori:
halusinasi
WIB
Halusinasi
terjadinya, frekuensi, situasi O : -Klien tampak tenang
(isi,
pencetus,
waktu wujud
perasaan
saat
terjadi halusinasi). - Melatih
cara
halusinasi
-Klien tampak terkadang mondar mandir
mengontrol A : SP2 halusinasi
dengan
cara P : Latih SP2 Halusinasi
menghardik Defisit
SP 1 :
perawatan
- Menjelaskan
diri
S : Klien mengatakan sudah tentang mandi
kebersihan diri
O: Klien tampak menggunakan
- Mengajarkan cara menjaga sabun saat mandi kebersihan diri
A: Sp2 DPD
- Membantu
pasien P: Latih Sp2 DPD
mempraktekkan
cara
menjaga kebersihan diri - Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan harian. Kamis
Gangguan
SP 2 :
/27-9-18/
Persepsi
- Mengevaluasi kegiatan yang mendengar suara-suara tanpa
10.00
Sensori: Halusinasi
S: Klien mengatakan masih ada
lalu (SP 1) - Menanyakan
wujud program O: -Klien tampak meminum
keperawatan - Menjlaskan penggunaan obat
obatnya pentingnya
-Klien mondar
masih
tampak
mandsir
dalam
- Menjelaskan akibat bila tidak ruangan
31
digunakan sesuai program - Menjelaskan
akibat
A: Sp3 Halusinasi
bila P: Latih Sp3 Halusinasi
putus obat - menjelaskan prinsip 5B - Melatih pasien minum obat - Masukkan
dalam
jadwal
harian pasien Defisit
SP 2 :
perawatan
- Mengevaluasi kegiatan yang mandi
diri
S: -Klien mengatakan sudah
lalu (SP 1)
-Klien
- Menjelaskan
mengatakan
cara mengetahui cara berpakaian
berdandan/berhias
O:-Klien tampak menggunakan
- Membantu
pasien sabun saat mandi
mempraktekkan
-Klien
tampak
caraberdandan/ berhias
mencukur kumisnya
Untuk lelaki:
A: -optimalkan sp2
d. Berpakaian
tidak
-Sp3 DPD
e. Menyisir rambut
P: -Mandirikan Sp2
f. Bercukur
-Latih Sp3 DPD
Untuk perempuan: d. Berpakaian e. Menyisir rambut f. Berhias -Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan harian Jumat/
Gangguan
SP 3:
28-9-
Persepsi
-
18/10.00
Sensori:
WIB
Halusinasi
S: -Klien mengatakan sudah
Mengevaluasi
kegiatan berkurang mendengar suara-
yang lalu (SP 1 dan 2) -
Melatih
bercakap-cakap
suara tanpa wujud -Klien mengatakan sduah
dengan orang lain saat mencoba halusinasi muncul -
bercakap-cakap
dengan teman sekamar
Masukkan dalam jadwal
32
kegiatan pasien
O: -Klien tampak tenang -Klien terkadang senyum sendiri
saat
bercakap-cakap
dengan teman sekamar A: Sp4 Halusinasi P: Latih Sp4 Halusinasi Defisit
SP 3:
perawatan
-
diri
S
mengatakan
baik
Jelaskan cara makan yang O baik
-
Klien
Mengevaluasi (SP1 & SP mengetahu cara makan dengan 2)
-
:
Bantu
:
-Klien
tampak
tmempraktikkan cara makan pasien dengan baik
mempraktekkan
cara A: Sp4 DPD
makan yang baik, dengan P: -Latih Sp4 DPD tindakan: h. Menjelaskan
cara
menyiapkan makan i. Menjelaskan
cara
makan yang tertib j. Menjelaskan merapikan
cara peralatan
makan setelah makan k. Praktek makan sesuai dengan tahap makan yang baik -
Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
33
Sabtu
Gangguan
SP 4:
/29-9-
Persepsi
-
18/10.00
Sensori:
WIB
Halusinasi
S: Klien mengatakan tidak ada
Mengevaluasi
kegiatan mendengar suara-suara tanpa
yang lalu (SP 1, 2 dan 3) -
wujud
Melatih kegiatan/kemampuan positif
agar
halusinasi O: -Klien tampak tenang
tidak muncul
-Klien tidur cukup -Klien tampak menyapu dan menyusun kursi sehabis makan siang A : Sp 1-Sp4 mandiri P : Evaluasi Sp-Sp4
Minggu/
Gangguan
SP 1 :
S : Klien mengatakan tidak
30-9-
Konsep Diri 1.Mengidentifikasi
18/10.00
: Harga Diri kemampuan dan aspek positif dalam ruangan
WIB
Rendah
dapat melakukan kegiatanan
yang dimiliki pasien seperti O: Klien tampak lebih serring kegiatan pasien di rumah sakit, tidur dan tidak melakukan di rumah, dalam keluarga, dan aktivitas lingkungan adanya keluarga, A: Sp2 HDR dan lingkungan terdekat pasien - Memberi
pujian
P : Latih Sp2 HDR
yang
realistik/nyata dan hindarkan setiap bertemu dengan pasien akan penilaian yang negatif
4. Membantu pasien menilai kemampuan
yang
masih
dapat digunakan - Membantu
pasien
menyebutkan dan memberi
34
penguatan
terhadap
kemampuan
diri
yang
diungkapkan pasien - Memperlihatkan respon yang kondusif
dan
menjadi
pendengar yang aktif
5. Membantu pasien memilih kemampuan
yang
akan
dilatih - Mendiskusikan pasien
beberapa
dengan kegiatan
yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan seharihari - Membantu
pasien
menetapkan kegiatan seperti: e. kegiatan membutuhkan
yang bantuan
minimal dari keluarga f. kegiatan membutuhkan
yang bantuan
penuh dari keluarga dan llingkungan terdekat g. Memberikan contoh cara pelaksanaan yang
dapat
kegiatan dilakukan
pasien h. Menyusun
bersama
pasien dan buat daftar kegiatan
sehari-hari
35
pasien 4. Melatih kemampuan yang dipilih
dengan
tindakan
keperawatan: - Mendiskusikan dengan pasien untuk
melatih
kemampuan
yang dipilih. - Memberikan dukungan dan pujian kepada pasien.
5. Membantu menyusun jadwal palaksanaan kemampuan yang dilatih -Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih. -Memberikan
pujian
atas
kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien -Meningkatkan kegiatan sesuai tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan -Menyusun
jadwal
kegiatan
untuk dilatih -
memberikan
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
setelah pelaksanaan tindakan SP 2 :
S : Klien mengatakan mencoba
1. Mengevaluasi SP 1
melakukan
kegiatan
dalam
2. Latih kemampuan kedua ruangan yang dipilih
O
:
klien
3. Masukkan jadwal kegiatan mempraktikkan
tampak menyapu
36
harian
sehabis makan siang A : Sp3 HDR P : Latih Sp3 HDR
SP 3 :
S : Klien mengatakan bisa
1. Mengevaluasi SP 1
bermain catur
2. Melatih kemampuan kedua O : Klien tampak bermain yang dipilih
catur
dengan
teman-teman
3. Masukkan jadwal kegiatan lainnya harian
A : Mandirikan Sp1-Sp3 P : Evaluasi Sp1-Sp3
37
BAB IV PEMBAHASAN
38
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien halusinasi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan. 2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan klien.
B.
Saran Sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi
kasus halusinasi yang terjadi dan kita harus mampu membedakan resiko halusinasi tersebut dan bagaimana cara penanganannya.
39
DAFTAR PUSTAKA Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Ed.1. Yogyakarta: Graha Ilmu Direja, A.H. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika: Yogyakarta Keliat, Budi Anna. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC Kusumawati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Stuart. Gail wiscartz. 2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta : EGC Gail wiscartz. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta : EGC
40