Makalah Seniman Barli Sasmitawinata [PDF]

  • Author / Uploaded
  • pitha
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian



yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan berbagai warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, definisi ini digunakan terutama jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan. Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama berbanding penggunaan tulisan. Sebagai contoh lukisanlukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah. Kata lukisan berarti lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini. Lebih khusus lagi, artikel ini tentang lukisan pada permukaan untuk alasan seni.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah



tema



karya



seni



yang



dihasilkan



oleh



Barlin



Sasmitawinata? 2. Apakah sajakah jenis-jenis karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata? 3. Apakah fungsi dari karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata? 4. Apa sajakah nilai seni yang terkandung dalam karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata?



1.3 Tujuan 1. Untuk menegtahui tema karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata. 2. Untuk menegtahui jenis-jenis karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata. 3. Untuk menegtahui fungsi dari karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata. 4. Untuk menegtahui nilai seni yang terkandung dalam karya seni yang dihasilkan oleh Barlin Sasmitawinata.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Tema Barli Sasmitawinata sendiri lahir di Bandung, pada tanggal 18 Maret 1921 dan meninggal dunia juga di Bandung pada tanggal 8 Februari 2007 tepatnya berusia 85 tahun. Awalnya ia menjadi pelukis atas permintaan kakak iparnya pada tahun 1935 agar ia memulai belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Di sana ia banyak belajar melukis alam benda dia adalah satu-satunya murid pribumi di studio tersebut. Di studio itu Barli banyak belajar mengenal persyaratan dalam membuat Karya Seni Lukis. Barli dilatih secara intensif melihat objek karena realistik masih sangat populer ketika itu. Pluimentz sang guru, pun selalu berkata, cara melihat seniman dan orang biasa harus berbeda. Orang biasa tidak mampu melihat aspek artistik sesuatu benda sebagaimana seniman. Barli di kemudian hari belajar kepada Luigi Nobili, pelukis asal Italia. Di studio ini pula Barli mulai berkenalan dengan Affandi Pelukis terkenal Ekspressionis, yang waktu itu masih mencari uang dengan menjadi model bagi Luigi. Di studio milik Luigi Nobilo itu diam-diam Affandi ikut belajar melukis. Setelah berguru pada pelukis Italia Luigi Nobili yang juga dari Bandung, pada tahun 1950-an ia lalu melanjutkan pendidikan seni rupa di Eropa. Latar belakang pendidikan tingginya di Belanda dan Perancis (Académie de la Grande Chaumière, Paris, 1950 dan Rijksakademie van beeldende kunsten, Amsterdam,



3



1956) terwakili dalam karya-karyanya yang menunjukkan penguasaan teknik menggambar anatomi tubuh secara rinci dan detail. Perjalanan karir lukis Barli dimulai sejak tahun 1930-an sebagai ilustrator terkenal di Balai Pustaka, Jakarta. Dia juga dipakai sebagai ilustrator untuk beberapa koran yang terbit di Bandung. Keterampilan tersebut masih berlanjut di tahun 1950-an saat dia sudah melangglang buana ke mancanegara. Yakni, ketika Barli diangkat menjadi ilustrator pada majalah De Moderne Boekhandel di Amsterdam, dan majalah Der Lichtenbogen di Recklinghausen, Jerman. Barli adalah contoh pelukis dan guru yang mendapatkan pendidikan secara baik sejak usia remaja sampai kemudian dia berkesempatan belajar ke Perancis dan Belanda. Kesempatan Barli studi sekaligus berkiprah di benua Eropa berawal di tahun 1950 tatklala dia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda untuk belajar di Academie Grande de la Chaumiere, Paris, Perancis. Barli masih meneruskan studi di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda, sampai tahun 1956. Karena kiprah kepelukisannya yang sedemikian panjang, kritikus seni Jim Supangkat dalam bukunya "Titik Sambung" menempatkan Barli Sasmitawinata sebagai 'titik sambung' dua gugus perkembangan seni lukis Indonesia: seni lukis masa kolonial dan seni lukis modern Indonesia. Di Eropa Barli memperoleh banyak prinsip-prinsip melukis anatomi secara intensif. Pelajaran anatomi, untuk pelukis sangat melihat otot-otot yang ada di luar bukan otot yang di dalam. Pernah, selama dua tahun di Eropa Barli setiap dua jam dalam sehari hanya menggambar nude (orang telanjang) saja, sesuatu yang tidak



4



pernah dipersoalkan pantas atau tidak di sana sebab jika untuk kepentingan akademis hal itu dianggap biasa. Barli Sasmitawinata juga dikenal sebagai orang yang menekankan pentingnya pendidikan seni rupa. Tahun 1948 ia mendirikan studio Jiwa Mukti bersama Karnedi dan Sartono. Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, ia mendirikan Sanggar Rangga Gempol di kawasan Dago, Bandung pada tahun 1958. Ia pernah mengajar seni lukis di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan adalah salah seorang perintis jurusan seni rupa di Institut Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (kini bernama Universitas Pendidikan Indonesia) pada tahun 1961. Barli lalu kemudian lebih banyak mengajar murid secara informal di sanggar. Tahun 1992 ia mendirikan Museum Barli Bandung. Antara murid-murid yang pernah dididiknya adalah Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Yusuf Affendi, AD Pirous, Anton Huang, R Rudiyat Martadiraja, Chusin Setiadikara, Sam Bimbo, Rudi Pranajaya. Barli adalah pelukis sekaligus guru. Sudah banyak mahasiswa yang dia ajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun murid yang dia bimbing di sanggar seni miliknya, tumbuh menjadi seniman mandiri. Beberapa di antara mantan mahasiswa dan murid itu terkadang ada yang mengabaikan Barli sebagai guru. Namun, yang membanggakan hati dia, tokoh semacam AD Pirous tetap mengakui Barli sebagai salah seorang guru. Selain AD Pirous, ada pula beberapa muridnya yang kini dikenang sebagai pelukis yang berkarakter, seperti (almarhum) Huang Fong. Atau, Chusin Setiadikara yang tetap memelihara bekal seni realistiknya tetapi menempuh jalan



5



sulit untuk membuatnya menjadi seni yang terus bisa bermakna di tengah percaturan berbagai gaya dan kecenderungan seni yang baru. Barli berperan cukup besar menularkan ilmu kepada murid-muridnya. Entah di kampusnya mengajar ITB Bandung maupun di sanggar seninya. Barli adalah contoh pelukis dan guru yang mendapatkan pendidikan secara baik sejak usia remaja sampai kemudian belajar seni lukis ke Perancis hingga Belanda. Barli menyebutkan, seseorang lulusan dari akademis menggambar orang seharusnya pasti bisa sebab penguasaan teknis akan merangsang inspirasi. Dia mencontohkan pengalaman saat belajar naik sepeda sulit sekali sebab salah sedikit saja pasti jatuh. Namun saat sudah menguasai teknis bersepeda sesorang bisa terus mengayuh sambil pikiran bisa kemana-mana. Melukis pun demikian, jika sudah mengetahui teknisnya maka adalah pikiran dan perasaan pelukis yang jalan. Walau pelukis realistik Barli mengaku cukup mengerti abstrak sebab menurutnya seni memang abstrak. Seni adalah nilai. Setiap kali melihat karya yang realistik Barli justru tertarik pada segi-segi abstraksinya. Seperti segi-segi penempatan komposisi yang abstrak yang tidak bisa dijelaskan oleh pelukisnya sendiri.



Penghargaan :



Gambar Lukisan Karya Seni Barli Sasmitawinata pernah dipamerkan baik di dalam maupun luar negeri. Koleksinya juga dipamerkan di Museum Barli Bandung. Pada tahun 2000, ia menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari presiden.



6



Pemerintah RI tampak sangat peduli atas perjalanan karir maestro seni lukis realistik Indonesia ini. Bertepatan dengan hari lahirnya pada 18 Maret 2004 beberapa karya lukisnya dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta. Termasuk dipamerkan sebuah lukisan yang Barli selesaikan hanya beberapa hari sebelum ulang tahunnya ke-83, berukuran lebih dari dua meter kali dua meter. Pembukaan pameran dilakukan langsung oleh Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika, berlangsung sejak 18 hingga 31 Maret 2004. Bersamaan perayaan ulang tahun ke-83 itu diluncurkan pula sebuah buku karangan Nakisbandiah, istri kedua Barli setelah istri pertama meninggal dunia 11 Juli 1991, berjudul "Kehidupanku Bersama Barli". Bahkan, PT Pos Indonesia turut menunjukkan penghargaan yang sangat tinggi kepada seniman besar kelahiran Bandung itu. Pos Indonesia khusus menerbitkan prangko yang bergambar reproduksi lukisan Potret Diri, sebuah lukisan terkenal yang Barli buat di tahun 1974.



Meninggal Dunia :



Pelukis Barli Sasmitawinata meninggal pada Kamis 8 Februari 2007 sekitar pukul 16.25 di Rumah Sakit Advent, Bandung pada usia 86 tahun. Jenazah disemayamkan di Museum Barli, Jl. Sutami, Kota Bandung. Ia meninggalkan 2 anak kandung, 3 anak tiri, 15 cucu, dan 9 buyut. Setelah istri pertamanya, Atikah Basari (menikah 1946) meninggal tahun 1991, ia menikah lagi dengan Nakisbandiyah tahun 1992.



7



Menurut Hendra (32), Guru Gambar di Bale Seni Barli, Barli dibawa ke RS Advent pada hari ini pukul 9.00 karena muntah-muntah. Ia meninggal pada pukul 16.25 dan dibawa ke rumah duka pukul 17.30. Banyak kerabat yang berdatangan untuk melayat. Dimakamkan pada Jumat (9/2/2007) di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Sebelumnya Barli dirawat di rumah sakit selama sebulan karena sakit usia lanjut. Baru Minggu (4/2/2007) Barli pulang kembali ke rumahnya. Selama di rumah, Barli sempat beramanat agar keluarga besar Bale Seni Barli memelihara lembaga pendidikan seni tersebut. Barli juga sempat melukis. Sehari sebelum meninggal ia masih meneruskan lukisannya di kamar. Lukisan yang belum selesai itu masih belum diberi judul.



Pengalaman Berpameran :



a. 1991 Pameran Tunggal “70 Tahun Barli” di Braga Art Gallery Bandung b. 1990 Pameran “Hommage a Vincent Van Gogh” diselenggarakan oleh Perhimpunan Pusat Kebudayaan Indonesia – Perancis di Bandung c. 1990 Pameran bersama di Musium Jawa Barat, di Bandung d. 1990 Pameran Lukisan Seniman Bandung di Galeri Hidayat Bandung e. 1990 Pameran dan bursa lukisan di Mitra Budaya Jakarta f. 1990 Pameran bersama di Mon Decor Jakarta g. 1990 Pameran bersama di Edwin’s Gallery Jakarta h. 1990 Pameran bersama Papilio di Wisma Metropolitan diselenggarakan oleh Bank EXIM Jakarta i. 1989 Pameran bersama Simponi Dua Kota di Surabaya



8



j. 1989 Pameran ber sama Papilio di Hotel Hyatt Arya Duta Jakarta k. 1989 Pameran Besar Pelukis Ternama Indonesia di Gedung Bentara Budaya Jakarta, diselenggarakan oleh KOMPAS l. 1989 Pameran bersama Agung Wiwekaputra diselenggarakan oleh Bank N.I.S.P di Bandung m. 1988 Pameran Indonesia – Perancis diselenggarakan oleh Perhimpunan Pusat Kebudayaan Indonesia – Perancis di Bandung n. 1988 Pameran “The First Asean Travelling Exhibition of Painting” di Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore dan Thailand. Diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Indonesia o. 1988 Pameran Tunggal di BUKOPIN Jakarta p. 1987 Pameran bersama Papilio dalam rangka Pekan Pariwisata Jawa Barat q. 1986 Pameran Besar bersama “Perjoangan dalam rangka menyambut HUT ABRI ke 41? di Bandung r. 1985 Pameran Besar “Tilam ka Tineung” untuk Gubernur Jawa Barat s. 1985 Pameran bersama Papilio di Mitra Budaya Jakarta t. 1985 Pameran Tunggal di Erasmus Huis Jakarta diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Belanda di Indonesia u. 1984 Pameran bersama Papilio di Erasmus Huis Jakarta v. 1984 Pameran Tunggal di ITB Bandung diselenggarakan oleh Jurusan Seni Rupa ITB w. 1984 Pameran Seni Lukis Indonesia di Galeri Jaya Ancol Jakarta x. 1983 Pameran bersama Pekan Raya Bandung – Braunsweig



9



y. 1983 Pameran bersma tiga belas pelukis di UNPAD Bandung z. 1982 Pameran bersama Papilio di Bandung dan Jakarta



Gambar Lukisan Karya Seni Barli Sasmitawinata yang merupakan salah satu tokoh pelukis Realis terkenal dari Indonesia. Barli Sasmitawinata mulai menekuni dunia seni lukis sekitar tahun 1930-an dan dia merupakan bagian dari "Kelompok Lima" yang beranggotakan beberapa seniman lukis besar dari indonesia seperti Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi. Hubungan di antara kelima anggota kelompok akhirnya terbentuk menjadi seperti saudara saja. Kalau melukis kemana-mana selalu bersama-sama. Termasuk kesempatan perjalanan Barli hingga ke Bali.



2.2 Jenis Seni lukis adalah salah satu cabang seni rupa yang tersipta dari imanjinasi seniman yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk. Seni lukis merupakan pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Seni lukis disajikan dalam bidang dua dimensi, misalnya kertas, kanvas, papan, dan lain sebagainya. Karaya dari seni lukis disebut dengan lukisan. Dibawah ini merupakan beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian seni lukis. 1. Aristoteles Aristoteles menyatakan bahwa seni lukis adalah sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.



10



2. Galeria Fasya Art Studio Pengertian lukis menurut Galeria Fasya Art Studio adalah cabang atau bagian dari seni rupa dimana wujud dari lukis itu sendiri merupakan karya dua dimensi “dwi matra”, walaupun memiliki dasar pengertian yang sama dengan seni rupa, namun lukis memiliki arti yang lebih karena lukis merupakan sebuah pengembangan yang lebih utuh dari sekedar menggambar. 3. Harry Sulastianto Pengertian seni lukis adalah cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi, biasanya dilakukan di atas kanvas dengan menggunakan cat minyak atau cat akrilik. 4. Herbert Read Pengertian seni lukis menurut Herbert Read adalah kegiatan rohani yang merefleksikan pada jasmani, dan mempunyai daya yang bisa membangkitkan perasaan/jiwa. 5. Jim Supangat Pengertian seni lukis menurut Jim Supangat adalah suatu upaya menegaskan kembali pengalaman masa lalu pada konteks sekarang. 6. Leo Tolstoy (Sumardjo, 2000:62) Leo Tolstoy berpendapat bahwa seni lukis adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.



11



7. Myers (1962:156) Myers mengatakan bahwa seni lukis mengungkapkan nilai-nilai intelektual, emosional, simbolis, religius dan nilai-nilai subyektif yang lain. 8. M. Adler Seni lukis dapat diartikan sebagai sesuatu yang memberikan kesenangan. 9. Noryan Bahari Seni lukis dalam bahasa ungkapan pengalaman artistik dan ideologi seseorang. 10. Sukaryono (1998:7) Pengertian seni lukis menurut Sukaryono adalah ungkapan isi hati dan perasaan yang disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan. 11. Suyanto (2014) Seorang seniman lukis yang satu ini berpendapat bahwa seni lukis merupakan karya seni rupa yang dituangkan dalam bentuk lukisan hasil dari ekspresi jiwa seorang seniman. 12. Soedarso SP (Mike Susanto, 2002:101) Soedarso SP mengemukakan bahwa seni lukis adalah karya manusia yang mengkomunikasikan



pengalaman-pengalaman



batinnya,



pengalaman



batin



tersebut disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. 13. Soedarso SP (1990:11) Selain itu, Soedarso juga berpendapat bahwa lukis merupakan cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur-unsur pokok dalam karya dua dimensional ialah garis dan warna.



12



14. Soni Ade & Imam R Pengertian lukis menurut Soni Ade & Imam R adalah kekuatan peradaban manusia, kekuatan budaya, karena dalam melakukan lukis kita dilatih untuk jeli, cermat dan teliti dalam mengamati berbagai fenomena alam dan kehidupannya. 15. Suwarso Wisetrotomo, M Dwi Marianto dan Endah Nawang N Pengertian seni lukis adalah sebuah pengabdian dalam gambar, perjalanan pengalaman hidup. 16. Thomas Munro (Mikke Susanto, 2002:101) Menurut Thomas Munro, seni lukis adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. b. Teknik Seni Lukis Teknik seni lukis terdiri dari : 1. Teknik Aquarel Teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan car air (aquarel) dengan sapuan warna tipis sehingga lukisan yang dihasilkan terlihat transparan. 2. Teknik Plakat Teknik plakat yaitu teknik melukis dengan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan tebal dan komposisi yang tebal sehingga memberi kesan yang colorful pada karya yang dihasilkan. 3. Teknik Spray Teknik spray adalah teknik melukis dengan cara menyemprotkan cat ke media lukis. Lukisan yang dihasilkan dengan teknik ini hasilnya lebih halus dan tampak lebih visual. Contohnya adalah graffiti.



13



4. Teknik Pointilis Teknik pointilis adalah teknik melukis dengan menggunakan titik-titik guna menghasilkan lukisan yang menawan. Teknik ini membutuhkan kesabaran dalam pembuatannya. Biasanya pelukis menggunakan gradasi warna untuk mengatur gelap terang pada lukisan. 5. Teknik Tempera Teknik tempera adalah teknik lukis dengan cara menggunakan kuning telur dalam cat sebagai bahan perekat. Umumnya teknik tempera digunakan pada media kayu, kanvas, maupun tembok. 6. Teknik Basah Teknik basah adalah teknik melukis dengan cara mengencerkan cat minyak dengan menggunakan minyak cat atau linseed oil, setelah diencerkan kemudian di aplikasikan pada kanvas. 7. Teknik Kering Teknik kering adalah teknik melukis dengan menggunakan cat minyak tanpa menggunakan minyak cat. 8. Teknik Campuran Teknik capuran adalah teknik melukis perpaduan antara teknik basah dan teknik kering. Umumnya teknik campuran diawali dengan penggunaan teknik kering dahulu kemudian teknik basah dengan cara memblok warna sembari menambahkan intensitas minyak cat secara perlahan hingga lukisan jadi.



14



c. Unsur-Unsur Seni Lukis Dibawah ini merupakan unsur-unsur seni lukis. 1. Unsur Visual Unsur visual seni lukis terdiri dari : Garis (Line) Garis adalah rangkaian titik yang terjalin memanjang menjadi satu. Bidang (Field) Bidang adalah pertemuan dari beberapa garis. Ruang (space) Ruang adalah pertemuan dari beberapa bidang yang terbentuk karena volume. Warna (Color) Warna terbuat dari pigmen. Warna terdiri dari warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. a. Warna primer adalah campuran warna tidak ada. Contoh warna primer adalah merah, biru, kuning, dan hitam. b. Warna sekunder adalah campuran dari warna primer dengan perbandingan 1:1. Contoh warna sekunder adalah hijau (merupakan perpaduan warna biru dan kuning). c. Warna tersier adalah campuran dari warna primer dan warna sekunder. Contoh warna tersier adalah jingga ke kuning-kuningan (merupakan perpaduan antara warna kuning dan warna warna jingga).



15



d. Adapun warna netral adalah perpaduan warna campuran primer, sekunder, dan tersier dengan perbandingan 1:1:1. 2. Unsur Non Visual Unsur non visual seni lukis terdiri dari : a. Imajinasi. b. Pandangan hidup dan pengalaman. c. Konsep. d. Sikap estetik dan aritstik.



d. Alat Seni Lukis Dalam seni lukis, alat yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Kuas. b. Palet. c. Alat pembersih kuas. d. Pisau palet. e. Engsel (penjepit kanvas).



e. Bahan Seni Lukis Dibawah ini merupakan bahan yang dibutuhkan dalam melukis. 1. Cat atau Tinta Biasanya cat atau tinta yang digunakan dalam melukis adalah cat air, cat minyak, cat poster, cat akrilik, cat tekstil, dan tinta bak. Selain cat atau tinta, kita jugadapat menggunakan pensil warna, pastel, ataupun crayon.



16



2. Media Lukis Media yang digunakan dalam proses melukis terdiri dari kertas, kanvas, dinding, dan lain-lain. f. Aliran-Aliran Seni Lukis Serta Tokohnya Berikut ini merupakan aliran-aliran seni lukis serta tokohnya. 1. Naturalisme Naturalisme adalah salah satu aliran seni lukis yang berusaha menampilkan lukisan objek yang sama persis dengan keadaaan alam. Tokoh yang mengikuti aliran naturalisme antara lain adalah Reden saleh, Basuki Abdullah, Gambir Anom, Abdullah Sudrio Subroto, Frans Hall dan William Hogart. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri aliran naturalisme. a. Cenderung menampilkan unsur alam yang objektif. b. Tidak banyak melibatkan emosional. c. Mempunyai teknik gradasi warna. d. Memiliki susunan perbandingan, perspektif, tekstur, perwarnaan, serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin. e. Tema yang banyak digunakan adalah tentang alam. 2. Realisme Realisme adalah jenis aliran seni lukis yang melukis sesuai dengan keadaan yang nyata



atau



benar-benar



ada.



Realisme



merupakan



jenis



aliran



yang



penggambarannya sesuai dengan peristiwa yang terjadi sehari-hari tanpa ada penambahan sedikitpun. Tokoh yang mengikuti aliran realisme ini adalah Fransisco de Goya, Gustove Corbert, dan Honore Daumier.



17



a. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri aliran realisme. b. Lukisan apa adanya. c. Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni. d. Cenderung menyerupai bentuk alam secara akurat. e. Cenderung sesuai dengan fakta dan peristiwa yang terjadi di alam. 3. Romantisme Romantisme adalah aliran seni lukis yang ingin menampilakan nilai-nilai indah, irasionak, fantastik dan absurd serta biasanya menceritakan kisah romantis atau dramatis. Tokoh melopori aliran romantisme ini adalah Raden Saleh, Gerriwult, dan Theobore. 4. Ekspresionisme Ekspresionisme adalah aliran seni lukis yang mengutamakan curahan pelukisnya secara bebas baik dari batin, imajinasi atau perasaan. Tokoh dari aliran ini adalah Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernast Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky, Affandi, Zaini dan Paul Klee. Dibawah ini merupakan ciri-ciri aliran surealisme. a. Mengutamakan pemilihan warna. b. Imajinasi seseorang. c. Lebih mengungkapkan jenis emosi kemarahan daripada emosi bahagia. d. Mengutamakan tema berdasakan kebebasan. e. Ungkapan isi hati seseorang.



18



5. Impressionisme Impresionisme adalah aliran seni lukis yang lebih mengutamakan kesan selintas pada suatu objek yang dilukiskan. Aliran impressionisme tokohnya adalah Casmile Pissaro, Claude Monet, Aguste Renoir, SIsley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas, Mary Cassat, dan Afandi. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri aliran impressionisme. a. Cenderung tidak detail pada obyeknya dan kabur. b. Objek sangat alami. c. Lukisan dibuat diluar ruangan. d. Karya cenderung tidak mendetail tanpa garis penegas. e. Tidak memakai warna hitam untuk bayangannya. 6. Kubisme Kubisme adalah aliran seni rupa yang berusaha menampilkan abstraksi objek dalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan nilai seni dan sensasi. Umumnya aliran kubisme memiliki gambar yang berbentuk persegi empat. Selain itu, teknik ini dilakukan pada media lukisan melalui pendekatan bentukbentuk geometris, seperti segitiga, kubus, segiempat, silinder, lingkaran, bola, kerucut, dan kotak-kotak. Tokohnya adalah Pablo Picasso, Gezanne, Metzinger, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis Picabia, Robert Delaunay, dan Juan Gris. 7. Fauvisme Aliran fauvisme memberika kebebasan bagi seniman untuk berekspresi terhadap objek lukisan yang dibuat. Seniman dibolehkan untuk memberi warna sesuka hati



19



walapun sangat kontras sekali dengan objeknya. Tokoh aliran fauvisme adalah Andre Dirrain, Henry Matisse, Rauol Dufi, Maurice de Vlamink, dan Kess Van Dongen. 8. Dadaisme Dadaisme adalah jenis aliran yang menggambarkan karya artistik yang sedikit magis, menyeramkan, kekanakan, namun terkadang juga mengesankan. Tokoh aliran dadaisme adalah Max Ernst, Juan Gross, Marcel Duchamp, Hans Arp, dan Picabia. 9. Futurisme Futurisme adalah jenis aliran yang menggambarkan objek seolah-olah bergerak. Umumnya suatu objek yang sama digambar beberapa kali pengulangan. Tokoh aliran futurisme adalah Severini, Boccioni, Umberto, Carlo Cara, Gioccomo Ballad, dan Ruigi Russalo. 10. Surealisme Surealisme merupakan jenis aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi. Melukis dengan menggunakan aliran ini membuat kita seolah-olah berada dalam dunia mimpi. Aliran seni lukis yang satu ini mempunyai bentuk atau lukisan yang tidak logis atau khayalan, walaupun objek sasarannya sangat natural. Surealisme tokohnya antara lain adalah alvador Dali darl Andre Masson. Joan Miro, Sudiardjo, dan Amang Rahman. 11. Konstruktivisme Tokoh yang mengikuti aliran jenis ini antara lain adalah Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.



20



Post Modern atau Kontemporer Tokoh yang mengikuti aliran post modern antara lain adalah Sprinka, Jim Nyoman Nuarta, Supankat, dan Angelina P. Popular Art atau Pop Art Tokoh yang melopori popuar art atau pop art ini adalah George Segal, Tom Wasselman, Claes Oldenburg, Yoseph Benys, dan Cristo. Abstraksionisme Abstraksionisme adlaah aliran yang menggunakan warna dan bentuk yang acak serta tidak terbatas. Abstraksionisme tokohnya antara lain adalah Wassily kadinsky dan Naum Goba. Neo-Klasik Tokoh yang mengikuti aliran jenis ini adalah Jean August Dominique Ingres. Komponen Seni Lukis Berikut ini merupakan komponen seni lukis. Subyek Subyek adalah sesuatu yang menjadi bentuk lukisan. Subjek terdiri atas 2 macam, yakni : a. Lukisan bentuk figuratif adalah subjek yang masih terikat dengan alam atau mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam. b. Lukisan bentuk non figuratif (abstrak) adalah jenis subyek yang tidak terikat dengan alam.



21



Bentuk Bentuk adalah cara seniman mengekspresikan subjek yang dilukisnya menjadi sebuah karya dua dimensi yang nyata. Isi Isi adalah hasil dari kesan ungkapan eksresi melalui sebuah karya seni lukis. Umumnya pengungkapan ini ditemukan dalam beberapa aliran seni lukis. Isi merupakan tujuan terakhir yang ingin dicapai oleh seniman. Fungsi Seni Lukis Dibawah ini merupakan beebrapa fungsi seni lukis. Fungsi Primer Seni lukis berperan dalam fungsi primer adalah mengungkapkan perasaan dan ekspresi pribadi dari seorang seniman lukis. Fungsi Sekunder Seni lukis tidak hanya sebagai ungkapan ekspresi diri, melainkan juga untuk kepentingan pihak luar dan sarana komunikasi. Fungsi Fisik Karya seni lukis yang mengutamakan fungsi kegunaaannya bisa dijadikan sebagai penghias ruangan tertentu guna menambah nilai estetika ruangan. Dibawah ini adalah salah satu jenis karya lukisan oleh seniman Barli Sasmitawinata.



22



a. Pelukis : Barli Sasmitawinata b. Judul : “Penari Kipas” c. Tahun : 1991 d. Media : Charcoal and Oil on Canvas e. Ukuran : 60 cm x 70 cm



23



2.3 Fungsi Barli menyebutkan pula, pelukis yang menggambar realistik sesungguhnya sedang melukiskan meaning. Dicontohkannya lagi, kalau melihat seorang kakek maka dia akan tertarik pada umurnya, kemanusiaannya. Sehingga pastilah dia akan melukiskannya secara realistik sebab soal umur tidak bisa dilukiskan dengan abstrak. Menggambarkan penderitaan manusia lebih bisa dilukiskan dengan cara realistik daripada secara abstrak. Dijelaskan oleh Jim, di satu sisi Barli dapat dilihat sebagai meneruskan perkembangan seni lukis masa kolonial. Tetapi di sisi lain Barli merupakan bagian dari pertumbuhan seni lukis modern Indonesia yang menentang seni lukis masa kolonial itu sendiri. Barli di tahun 1948 pernah mendirikan Sanggar Seni Rupa Jiwa Mukti. Lalu, sepulang dari Eropa, di tahun 1958 Barli kembali mendirikan studio Rangga Gempol. Sekarang Barli memiliki Bale Seni Barli di Padalarang. Barli menyebutkan sebuah cita-cita yakni ingin punya murid yang tidak saja pandai menggambar tetapi bisa hidup bersama dengan yang lain. Barli Sasmitawinata semasa hidupnya memiliki dua istri, Barli pertamakali menikahi (almarhumah) Atikah Basari di Pager Ageung tahun 1946 pada saat masih berada di dalam pengungsian karena perang. Pernikahan pertama itu dikaruniai dua orang anak bernama Agung Wiwekakaputera dan Nirwati Chandra Dewi. kemudian istri pertama Barli meninggal pada tahun 1991. Satu tahun kemudian Barli lalu kembali menikah saat usia sudah 71 tahun, kali itu dengan janda almarhum D Mawardi yang bernama Nakisbandiah yang masih tetap setia



24



mendampingi hidupnya. Hasil pernikahan Nakisbandiah sebelumnya dengan (almarhum) D Mawardi dikaruniai empat orang putri, yaitu Kartini, Sartika, Mia Meutia (meninggal tahun 1977), dan Indira. Maka, secara keseluruhan keluarga Barli memiliki 15 cucu dan enam orang buyut.



2.4 Nilai Seni Lukisan



ini



merupakan



lukisan



dengan



gaya



realisme,



abstrak, dan ekspresionisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak dan arang di atas kanvas. Karakteristik Karya Barli Sasmitawinata adalah seorang maestro seni lukis realistik. Barli memulai belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, seorang pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Barli banyak belajar melukis alam, benda dan dia adalah satusatunya murid pribumi di studio tersebut. Di studio itu Barli banyak belajar mengenal persyaratan melukis. “Titik Sambung” Barli Sasmitawinata Karena kiprah kepelukisannya yang sedemikian panjang, kritikus seni Jim Supangkat dalam bukunya “Titik Sambung”, menempatkan Barli Sasmitawinata sebagai ‘titik sambung’ dua gugus perkembangan seni lukis Indonesia: seni lukis masa kolonial dan seni lukis modern Indonesia. Dijelaskan oleh Jim, di satu sisi Barli dapat dilihat sebagai pelukis yang meneruskan perkembangan seni lukis masa kolonial. Tetapi di sisi lain Barli



25



merupakan bagian dari pertumbuhan seni lukis modern Indonesia yang menentang seni lukis masa kolonial itu sendiri. Prinsip Melukis Anatomi Barli adalah contoh pelukis dan guru yang mendapatkan pendidikan secara baik sejak usia remaja sampai kemudian belajar seni lukis ke Perancis hingga Belanda. Di Eropa, Barli memperoleh banyak prinsip-prinsip melukis anatomi secara intensif. Pelajaran anatomi, untuk pelukis sangat mementingkan otot-otot yang ada di luar bukan otot yang di dalam. Pernah, selama dua tahun di Eropa, Barli setiap dua jam dalam sehari hanya menggambar nude (orang telanjang) saja, sesuatu yang tidak pernah dipersoalkan pantas atau tidak di sana. Sebab, jika untuk kepentingan akademis hal itu dianggap biasa. Seni Abstrak Barli Sasmitawinata Walaupun sebagai pelukis realisme, Barli mengaku cukup mengerti abstrak. Sebab, menurutnya seni memang abstrak. Seni adalah nilai. Setiap kali melihat karya yang realistik, Barli justru tertarik pada segi-segi abstraksinya. Seperti segisegi penempatan komposisi yang abstrak, yang tidak bisa dijelaskan oleh pelukisnya sendiri. Barli menyebutkan pula, pelukis yang menggambar realistik sesungguhnya sedang melukiskan meaning. Dicontohkannya lagi, jika melihat seorang kakek, maka ia akan tertarik pada umurnya, kemanusiaannya. Sehingga pastilah ia akan melukiskannya secara realistik, sebab soal umur tidak bisa dilukiskan dengan abstrak. Menggambarkan penderitaan manusia lebih bisa dilukiskan dengan cara realistik daripada secara abstrak.



26



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Mencermati karya-karya Barli dari periode awal sampai sekarang, terlihat dua pokok masalah yang selalu muncul. Pertama adalah bahasa realismenya, kedua menyangkut tema manusia yang seakan-akan tidak habis-habisnya untuk ditimba. Lukisan-lukisan dengan dasar realisme itu mulai cenderung mengarah pada sapuan-sapuan goresan dan warna yang ekspresif. Kecenderungan pada pemakaian warna-warna kontras yang cerah membedakan Barli dengan pelukispelukis persagi lainnya. Barli begitu banyak mengungkapkan manusia dalam lukisannya. Menurut penghayatannya, objek-objek manusia bisa menciptakan segala situasi dan karakter yang bersifat reflektif. Dalam sosok manusia, kita bisa merasakan problematika kemiskinan, kebahagiaan, kejernihan anak-anak, optimisme generasi muda, kerentaan usia yang mulai menua, dan situasi lainnya. Karena perhatian intensif dengan objek-objek tersebut, ia menjadi peka terhadap momen-momen kemanusiaan terutama pada masyarakat kecil.



27



3.2 Saran Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.



28



DAFTAR PUSTAKA



http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis http://id.wikipedia.org/wiki/Lukisan



29