Makalah Sikap Ilmiah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH FISIKA SEBAGAI PRODUK DAN SIKAP ILMIAH



Kelompok 1 ( x mipa 2 ) ANGGOTA : Divani Khaira Anggistya Nabila Salma Hafizhah Ratu Adistia Muhammad Rizqi Awaludin Sandi Wihandi Shalsabila Dwi Aprilia Zenika Trihastuti



SMA NEGERI 2 MAJALENGKA Tahun ajaran 2019-2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran fisika dalam membahas fisika sebagai produk dan sikap ilmiah. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari semurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................... ii



BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan masalah ............................................................................. 1 BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................... 2 A. Fisika sebagai produk ....................................................................... 2 B. Sikap ilmiah ...................................................................................... 2 BAB 3 KESIMPULAN ........................................................................ 3 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 3



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar belakang Sebagian besar orang memahami bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang terdiri dari fisika, biologi dan kimia. Di samping itu sebagian orang memandang IPA sebagai kumpulan informasi ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah cara (metoda) untuk menguji dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui. Masing-masing pandangan itu adalah benar menurut sudut pandang yang digunakannya. Sementara itu kesamaan pandangan para pendidik dan pengajar tentang hakekat IPA termasuk fisika di dalamnya sangatlah penting, agar tidak terjadi disparitas dalam merencanakan dan mengembangkan pembelajaran IPA. Menurut Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)". Dengan mengacu kepada pernyataan tersebut, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan pandangan para ahli filsapat seperti yang telah dikemukakan di atas tidaklah salah. Masing-masing pandangan hanya merupakan salah satu dari tiga hakekat IPA dalam pernyataan itu. Pernyataan Collette dan Chiappetta lebih merupakan pandangan yang komprehensif atas hakekat IPA atau sains. Pernyataan yang lebih tepat tentang hakekat IPA adalah IPA sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”). Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains. Jadi hakekat fisika adalah sebagai produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai proses (“a way of investigating”).



B. Rumusan masalah 1. Fisika sebagai produk 2. Sikap ilmiah



BAB 2 PEMBAHASAN



A. Fisika sebagai produk Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungan. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.



a. Fakta Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model keberadaannya adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.



b. Konsep Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta. Konsep memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (collette dan chiappetta: 1994) konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Sesuai dengan perkembangan intelektual anak, keabstrakan dari setiap konsep adalah berbeda bagi setiap anak. Menurut Herron dan kawan-kawan (dalam Collette dan Chiappetta 1994), konsep fisika dapat dibedakan atas konsep yang baik contoh maupun atributnya dapat diamati, konsep yang contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak dapat diamati, dan konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati.



c. Prinsip dan hukum Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta-fakta dan konsep-konsep. Ini sangat perlu dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam (fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.



d. Rumus Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.



e. Teori Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teori bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”



f. Model Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat. Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.



B. Sikap ilmiah Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang wajib hukumnya dimiliki oleh seorang praktisi, seorang ilmuan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah agar dapat dilalui dengan baik dan hasil yang optimal, terutama dalam melalui proses penelitian. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula peneliti harus memiliki sikap-sikap berikut: 1. Obyektif terhadap fakta Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. 2. Mampu membedakan fakta dan opini Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat di pertanggung jawabkan kebenaranya, sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorangyang belum tentu dapat di buktikan kebenaranya.dalam melakukan studi keputusan seorang peneliti hendaknya mampu membedakan mana yang fakta dan mana pula yang opini, agar hasil opininya tepat dan akurat serta dapat di pertanggungjawabkan.



3. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan argumentasi Seorang peneliti sebaiknya selalu mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam suatu ruang dengan orang lain. Begitu juga saat bertanya ,berargumentasi atau mempertahankan hasil penelitiannya akan senantiasa emnjunjung tinggi sopan santun dan menhindari perdebatan secara emosional dan tetap berkepala dingin. 4. Mengembangkan keingintahuan Peneliti yang baik setidaknya memiliki ilmu, ia selalu berusaha memperluas pengetahuan dan wawasanya. Tidak ingin ketinggalan dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern. 5. Kepedulian terhadap lingkungan Dalam melakukan penelitian peniliti senantiasa peduli terhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitiannya yang dilakukan membawakan dampak positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya. 6. Berpendapat secara ilmiah dan kritis Pendapat seorang peneliti selalu bersifat ilmiah dan tidak mengada-ngada tanpa bukti yang dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya 7. Berani mengusulkan perbaikan asas suatu kondisi dan bertanggung jawab jika mengusulkan sesuatu Peneliti senantiasa berani dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang harus dihadapinya. 8. Bekerja sama Peneliti setidaknya mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan dirinya sendiri. 9. Jujur terhadap fakta Peneliti harus jujur terhadap fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya.



BAB 3 KESIMPULAN Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Sikap-sikap ilmiah : 1. Obyektif terhadap fakta 2. Mampu membedakan fakta dan opini 3. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan argumentasi 4. Mengembangkan keingintahuan 5. Kepedulian terhadap lingkungan 6. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 7. Berani mengusulkan perbaikan asas suatu kondisi dan bertanggung jawab 8. Bekerja sama 9. Jujur terhadap fakta



DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/thio_bagoes/d/71985008/16-Langkah-langkah-OperasionalMetode-Ilmiah http://id.scribd.com/doc/40750397/Sikap-Ilmiah http://tpardede.wikispaces.com/Unit+1.2.3+IPA+Sebagai+Sikap+Ilmiah http://dya08webmaster.blog.com/2012/04/20/karya-ilmiah-ciri-ciri-macam-macamsikap-ilmiah/