MAKALAH Sil Pengembangan Lab nadiatulkhairiahWPS Office [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGAMBANGAN SISTIM INFORMASI LABORATORIUM ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM KESEHATAN



Dosen pembimbing : Yanti Rahayu S.Tr.Kes Di susun oleh : Nadiatul khairiah (1805009)



DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK STIKES SYEDZA SAINTIKA 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah,dan Hidayah-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentusk isinya yang sangat jauh dikatakan sempurna.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menyelesaikan tugas kuliah. Makalah ini disusun sebagai bahan kebutuhan belajar,dalam penyusunan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,untuk itu saran dan kritikan yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini



Padang,1april 2020



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam pelayanan kesehatan.Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sektor swasta yang semakin tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium secara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat cepat ke dalam kegiatan pelayanannya.Fungsinya adalah memberikan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis. Pelayanan laboratoriumkesehatan masyarakat dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Sedangkan pelayanan laboratorium klinis dilakukan untuk mendukung upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan serta untuk penegakkan diagnosis suatu penyakit. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, laboratorium harus menerapkan standar pelayanan yang sama, tidak membedakan antara pelanggan yang satu dan yang lain. Bagi laboratorium, pelanggan berarti organsiasi atau orang yang menerima atau berkepentingan terhadap produk laboratorium yaitu laporan pemeriksaan, termasuk pendapat dan interpretasi terhadap hasil tersebut. Untuk organisasi yang besar pelanggan dapat internal atau eksternal bagi laboratorium.Evaluasi pelayanan merupakan salah satu tahap penting dalam manajemen dan merupakan persyaratan dasar untuk mengendalikan serta mempertahankan mutu pelayanan. Evaluasi pelayanan kesehatan merupakan suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan. Melalui kegiatan evaluasi, laboratorium dapat melakukan perbaikan mutu sehingga pada akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan. Evaluasi pelayanan dapat dilakukan dengan melihat hasil usaha (performance evaluation) dan daya guna (efisiensi) pelayanan kesehatan.Untuk menilai kinerja dan mutu pelayanan di laboratorium dapat diukur dengan melihat hasil pelayanan misalnya jumlah pemeriksaan laboratoriumnberdasarkan kategori pemeriksaan, rerata pemeriksaan per hari, persentase pemeriksaan rutin, rasio pemeriksaan tanpa kelainan, serta angka pencapaian pendapatan laboratorium per tahun. Tujuan utama sistem informasi laboratorium adalah menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu serta akurat/bebas dari kesalahan. Beberapa keuntungan dengan adanya otomatisasi sistem informasi laboratorium adalah: 1) Berkurangnya kesalahan dalam hasil-hasil pelaporan dengan adanya penyajian data yang lebih baik 2) Meningkatkan produktivitas, dengan berkurangnya pengarsipan, pemetaan yang memakan waktu lebih pendek dengan pencarian hasil. 3) Berkurangnya biaya kertas, dengan menggunakan kertas komputer sebagai ganti formulir yang mahal 4) Mudah dibaca, karena laporan-laporan dicetak tidak ditulis tangan dan dipersiapkan dengan rap 5) Pengumpulan data statistik secara cepat karena terkomputerisasi



BAB II PEMBAHASAN Metode Analisis adalah Analisis untuk mendapatkan gambaran umum mengenai proses yang berhubungan dengan Laboratorium Information System, sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang ada, perbaikan sistem yang diinginkan user dan pemecahan terhadap permasalahan yang muncul. Analisis sistem dilakukan dalam dua tahap, yaitu: survei dan wawancara terhadap proses bisnis yang sedang berjalan, dan melakukan analisis terhadap sistem dan proses bisnis yang sedang berjalan. Metode Perancangan adalah Metode perancangan adalah proses perancangan aplikasi berdasarkan hasil analisa yang didapatkan dengan metode analisis.Metode ini digunakan untuk mendesain proses bisnis dan arsitektur sistem yang bersifat sah dan mendukung munculnya perubahan atau penambahan kebutuhan, bahkan perubahan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun. Sehingga proses pengembangan aplikasi pun dapat dengan cepat mengadaptasi perubahan yang terjadi dalam proses bisnis dan sistem dalam rumah sakit. Desaim Sistem Informasi Laboratorium merupakan sekumpulan dari model modelterhubung yang menggambarkan hubungan dari sebuah sistem.Arsitektur informasi adalah desain komponen komputer secara keseluruhan(termasuk sistem jaringan), untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan organisasi yang spesifik. Oleh karena itu arsitektur informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi dan teknologi pendukung. Sedangkan arsitektur sistem dan teknologi informasi dapat dipecah menjadi 4 level, yaitu : a. Business Architecture b. Functional Architecture c. Software Architecture d. Network Architecture



A.STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM Didalam mengembangkan suatu sistem diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat dari semua pihak agar sistem ini dapat berjalan dengan baik. Beberapa dukungan yang sangat diperlukan dalam pengembangan sistem akan kita bahas berikut ini: 1. Dukungan Manajemen dan Organisasi manajemen dan kebijakan dalam organisasi sangat menentukan dalam pengembangan sistem informasi laboratorium , dapat juga dikatakan bahwa sukses atau tidaknya penerapan sistem inforamasi tergantung dari kebijakan dan dukungan yang diberikan dari pimpinan atau manajemen dalam sebuah organisasibDukungan manajemen dalam organisasi sangat penting karena sejatinya merekala yang akan menggunakan hasil dari sistem informasi, sebagai landasan dalam pengambilan keputusan organisasi. Dukungan yang diberikan manajemen dalam pengembangan sistem informasi laboratorium dapat berupa kebijakan atau aturan yang mendukung tentang inovasi sistem dan tehnologi informasi serta alokasi anggaran yang diberikan untuk pengembangan SIL. 2. Kekuatan SDM Sumber Daya Manusia (SDM) akan sangat mempengaruhi dalam pengembangan sistem inforamasi laboratorium. Sumber daya manusia dalam sistem informasi laboratorium bukan hanya tenaga IT atau teknisi saja, namun juga pengguna sistem itu sendiri. 3. Ketersediaan Infrastruktur Infrastruktur TI didefinisikan sebaga sumber adaya teknologi informasi yang menyediakan platform dan mendukung operasi aplikasi sistem informasi yang terperinci.Infrastruktur TI meliputi investasi dalam perangkat keras atau jaringan yang akan mendukung performa Sistem Informasi Laboratorium. Namun infrastruktur TI juga merupakan sekumpulan layanan yang dianggarkan oleh pihak mnajemen yang terdiri dari kapabilitas manusia dan kapabilitas tehnis. Maka dari itu sebelum melakukan pengembangan Sistem Informasi Laboratorium, manajemen juga harus melakukan perencanaan infrastruktur yang sesuai dengan Sistem Informasi Laboratorium yang akan dikembangkan, serta menyusun standard dalam perawatan.



B.Lab Information System (LIS) LIS adalah sebuah kelas dari perangkat lunak yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis. Sistem ini seringkali harus berinteraksi dengan instrumen dan sistem informasi lainnya seperti Hospital Information Sistem (HIS). Disiplin ilmu yang mendukung LIS termasuk diantaranya yaitu hematologi, kimia, imunologi, bank darah (manajemen donor dan transfusi), surgical pathology, anatomical pathology, flow cytometry and mikrobiologi. Operasi dasar yang dilakukan dalam LIS yaitu : mengurutkan registrasi, menerima sampel, mengirimkan sampel kepada pemeriksa, memasukkan hasil pemeriksaan, dan laporan laboratorium.



LIS pada umumnya mendukung fitur - fitur untuk melakukan registrasi pasien, penyimpanan data registrasi ke database, memproses sampel, menyimpan hasil pemeriksaan, pembuatan laporan medis. Fitur - fitur tambahan yang akan dibuat yaitu untuk pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium melalui email dan SMS, pembuatan berbagai jenis laporan yang dapat disesuaikan, interface HL7, pengecekkan sejarah pemeriksaan medis pasien. Health Level Seven Standards (HL7 Standards) HL7 (Health Level Seven) adalah salah satu standar American National Standards Institute (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan. HL7 menghasilkan suatu framework berupa template struktur data berdasarkan Reference Information Model (RIM) yang berisi spesifikasi tabel dan field yang sesuai dengan kebutuhan sistem administrasi di klinik maupun rumah sakit secara spesifik. Template tersebut akan dijadikan sumber acuan standar bagi para pengembang aplikasi perangkat lunak. Templates ini menyediakan konsep atau struktur bagi suksesnya komunikasi antar manusia dalam suatu institusi maupun antar kelompok organisasi yang membutuhkan pertukaran informasi khususnya informasi dalam bidang medis.



Templates digunakan untuk merancang validasi atau verifikasi input data dalam suatu sistem medis. Selain itu templates mengarahkan dan mengatur informasi pada media masukan data. Selain itu juga mendefinisikan kolom-kolom apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah data informasi, apa saja tipe data yang digunakan, nilai dari kolom-kolom tertentu dalam sebuah sistem medis. Templates juga berguna untuk memastikan keluaran apa saja yang dibutuhkan pada suatu sistem atau sub-system determine, contohnya apa saja yang perlu diinformasikan berkenaan dengan deskripsi hasil tes laboratorium, dan informasi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu para pengambil keputusan seperti dokter dan lainnya.



Total Architecture Syntesis (TAS) Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan yang ada, sifat extentionable dari setiap services untuk mendukung munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun tetap harus dipersiapkan. TAS adalah sebuah metode perancangan yang menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan, mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem. Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh perkembanganproyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya. Setelah proses ini selesai dilakukan, kemudian iterasi untuk proyek ini dimulai. Iterasi pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak mengalami perubahan. Setiap iterasi terdiri dari pengumpulan kebutuhan, pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi. Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.



Business Process Management (BPM) BPM adalah sebuah metodologi manajemen yang menyediakan pengaturan terhadap lingkungan proses bisnis untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kecepatan dalam menangani perubahan dan performa operasional. BPM merupakan sebuah pendekatan terstruktur yang mengimplementasikan metode, aturan, ukuran, management practices, dan alat perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur secara berkesinambungan dan mengoptimalkan aktivitas serta prosesproses sebuah organisasi.Karena dibuat untuk menggambarkan sistem yang kompleks, pola dari proses dibagi menjadi enam bentuk: basic control, advanced branching, structural, multiple instances, state based,cancellation. Unified Modeling Language (UML) Use Case Diagram Sebuah skenario adalah sebuah urutan dari langkah-langkah yang menjelaskan sebuah interaksi antara seorang pengguna dan sebuah sistem. Sebuah use case adalah sekumpulan skenario yang saling terikat untuk mencapai tujuan dari pengguna. Sebuah actor adalah sebuah peran yang dijalankan oleh pengguna ketika berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor dapat melakukan lebih darisatu use case.



C. pelaksanaan kegiatan pelayanan di laboratorium 1) Pasien/pelanggan datang pertama kali ke bagian Pendaftaran/pembayaran retribusi untuk dilakukan pendaftaran dan pencatatan identitas pasien dan sampel (air, udara, limbah, atau makanan dan minuman), jenis pemeriksaan yang akan dilakukan berdasarkan rujukan atau form jenis pemeriksaan. 2)Setelah dilakukan pendataan kemudian dilakukan pemeriksaan di ruang pemeriksaan sesuai dengan permintaan. Hasil pemeriksaan dituliskan pada form hasil pemeriksaan yang telah tersedia 3) Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, dibaca kemudian dibuatkan laporan hasil pemeriksaan tersebut, diberi rekomendasi dan disahkan oleh Kepala Labkeskab 4) Bagian pendaftaran melakukan pengarsipan, dan penyerahan/pengiriman hasil pemeriksaan kepada pasien/pelanggan setelah melakukan pembayaran. D.Gambaran Umum Sistem Perancangan sistem yang dilakukan adalah dengan menggambarkannya pada system flow. A. System Flow Penerimaan Pasien Pada System Flow penerimaan pasien ini, pertama-tama pasien melakukan pendaftaran serta menyerahkan surat pemeriksaan. Surat pemeriksaan tersebut kemudian diberikan kepada karyawan. Sistem akan menampilkan data pasien yang sudah ada. Karyawan akan mengecek status pasien Apakah



pasien tersebut rutin melakukan check-up. Jika ya maka pasien tersebut akan mendapatkan potongan harga. Dan jika tidak maka karyawan akan menampilkan data pasien, pemeriksaan dan data dokter, untuk data dokter digunakan untuk mengetahui berapa banyak pasien yang di dapat dari dokter dan juga untuk membayar jasa dokter sebagai imbalan rujukan pasien ke laboratorium tersebut. Bagian karyawan akan menginputkan data-data tersebut dan selanjutnya data-data tersebut disimpan ke dalam database yang sudah terkomputerisasi sehingga karyawan bisa melihat histori dari pasien, pemeriksaan dan dokter dalam periode tertentu. Proses selanjutnya membuat bukti pembayaran yang digunakan untuk bukti bahwa pasien tersebut.sudah melakukan pendaftaran dan transaksi pemeriksaan. Pada bukti pembayaran terdapat 2 lembar yaitu untuk lembar pertama digunakan untuk pasien dan lembar kedua untuk diarsipkan. Kemudian, setelah pasien mendapatkan bukti pemabayaran maka akan melakukan pemabayaran. B. System Flow Pemeriksaan Pada System Flow Pemeriksaan ini, pertama-tama dimulai dari bagian karyawan menyerahkan jenis pemeriksaan yang didapat dari pendaftaran pasien. Kemudian, pada bagian laboratorium akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan apa yang ada di surat pemeriksaan. Proses selanjutnya, menginputkan hasil pemeriksaan jika sudah selesai menginputkan maka hasil pemeriksaan tersebut akan disimpan ke dalam database secara terkomputerisasi sehingga bagian laboratorium bisa melihat histori pemeriksaan jika sewaktu-waktu dokter pemberi rujukan menanyakan hasil pemeriksaan pasien tersebut. Kemudian, hasil pemeriksaan tadi diberikan kepada pasien. C. System Flow Pemesanan Reagen Pada bagian System Flow Pemesanan Regen ini, dimulai dari bagian laboratorium mengecek persediaan reagen dari data reagen. Apakah persediaan reagen habis. Jika tidak maka proses akan berakhir. Tapi jika persediaan reagen habis petugas lab akan menginputkan data pesanan pembelian apa saja yang sudah habis dan menyimpan data pesanan tersebut kedalam database yang sudah terkomputerisasi sehingga petugas bisa melihat reagen apa saja yang sudah dipesan. Proses selanjutnya, membuat surat order yang terdiri dari 2 lembar surat order. Dari surat order tersebut petugas meminta persetujuan kepada manajer untuk di cek apa sesuai dengan reagen yang sudah habis. Apakah surat order tersebut disetujui apa tidak. Jika tidak maka surat order tersebut dikembalikan kepada petugas lab untuk melakukan revisi dari data pemesanan, setelah selesai merevisi surat order tersebut akan dikembalikan kepada menajer atau pemilik. Kemudian, jika surat order tersebut diterima maka manajer atau pemilik akan menandatangani surat order tersebut, setelah ditandatangani oleh manajer, surat order yang pertama diberikan kepada supplier dan surat kedua disimpan untuk dibuat arsip yang digunakan untuk mencocokkan data pemesanan. Dari surat order yang pertama karyawan akan mengirimkan kepada supplier sesuai dengan pemesanan reagen. D. System Flow Penerimaan Reagen Pada System Flow Penerimaan Reagen, di mulai dari petugas lab melihat data pesanan dari database dismpan dan terkomputerisasi. Kemudian, petugas akan mengecek order pesanan dari supplier sesuai apa tidak dengan apa yang sudah dipesan. Jika tidak maka sistem akan selesai. Dan jika sesuai maka



petugas lab akan mengubah persediaan reagen dari data yang terkomputerisasi. Selanjutnya, karyawan akan melakukan pembayaran sesuai dengan biaya dari keseluruhan reagen yang dipesan.



BAB III PENUTUP



Kesimpulan Metode Analisis adalah Analisis untuk mendapatkan gambaran umum mengenai proses yang berhubungan dengan Laboratorium Information System, sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang ada, perbaikan sistem yang diinginkan user dan pemecahan terhadap permasalahan yang muncul. Analisis sistem dilakukan dalam dua tahap, yaitu: survei dan wawancara terhadap proses bisnis yang sedang berjalan, dan melakukan analisis terhadap sistem dan proses bisnis yang sedang berjalan. Metode Perancangan adalah Metode perancangan adalah proses perancangan aplikasi berdasarkan hasil analisa yang didapatkan dengan metode analisis.Metode ini digunakan untuk mendesain proses bisnis dan arsitektur sistem yang bersifat sah dan mendukung munculnya perubahan atau penambahan kebutuhan, bahkan perubahan kebutuhan yang paling tidak terduga sekalipun. Sehingga proses pengembangan aplikasi pun dapat dengan cepat mengadaptasi perubahan yang terjadi dalam proses bisnis dan sistem dalam rumah sakit.



DAFTAR PUSTAKA



Gultom, R. T. (2006). Konsep standarisasi protokol untuk bidang health-care information. Cermin Dunia Kedokteran No. 152. Brown, P. C. (2008). Implementing SOA: Total Architecture in Practice. USA: Addison Wesley Professional. Connolly, T. M. & Begg, C. (2005). Amsyah, Zulkifli. (1997). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta, Penerbit Gramedia Pustaka