Makalah Sistem Imun Dan Hematologi Buk Leni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI



DISUSUN OLEH : INDRI OKTA KURNIA 161211248 2B



DOSEN PEMBIMBING : Ns. LENI SASTRA S.Kep . M.S



S1 KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang “Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun dan Hematologi”. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Sistem Imun dan Hematologi. Penulis banyak mengalami kesulitan dalam menulis makalah ini. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Penulis sadar, masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif untuk lebih baiknya makalah ini.



Padang, 12 September 2017 Penulis,



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2 1.3 Maksud Dan Tujuan .............................................................................................................. 2



BAB II



PEMBAHASAN 2.1 Pengertian sistem imun ......................................................................................................... 3 2.2 Fungsi sistem imun ................................................................................................................. 3 2.3 Sistem pertahanan tubuh ....................................................................................................... 3 2.4 Anatomi dan fisiologi sistem imun ......................................................................................... 7 2.5 Jenis-jenis antibodi ................................................................................................................. 10 2.6 Pengertian hematologi ........................................................................................................... 10 2.7 Anatomi dan fisiologi hematologi....................................................................................10



BAB III



PENUTUP



3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 15 DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................................................................... 16



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam tubuh manusia terdapat system, organ atau kelompok sel. Salah satunya adalah system imun dan hematologi. System imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen system imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologi terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu mempunyai respon imun yang menyimpang. System kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat cukup berolahraga dan terhindar dari masuknya senyawa beracun kedalam tubuh. Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh. System imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi. Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolism, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaanya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. System ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian system imun? 2. Apa fungsi system imun? 3. Apa saja system pertahanan tubuh? 4. Apa anatomi dan fisiologi system imun? 5. Apa saja jenis-jenis antibody? 6. Apa pengertian hematologi? 7. Apa anatomi dan fisiologi hematologi?



1.3 Tujuan Penulisan



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Sistem Imun System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehigga menyebabkan pathogen termasuk virus yang menyebabkan demand an flu, dapat berkembang dalam tubuh. System kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko beberapa jenis kanker. 2.2 Fungsi Sistem Imun 1. Pembentuk kekebalan tubuh. 2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh. 3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan. 4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. 2.3 Sistem Pertahanan Tubuh Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan tubuh spesifik. 1.



Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan) Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan memberikan perlindungan



umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan kimiawi. Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu : I. Lapisan Pertama A. Pertahanan fisik



Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia antara lain adalah: a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme. b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi ini. c)Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh gerakan silia yang melekat pada sel epitel. d)Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus. e)Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta menghancurkan mereka. f)Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan granulosit dan mikroorganisme nosit keluar. B. Pertahanan mekanik Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain adalah: a.Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda dan lain-lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan bersin. b.Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih untuk mengeluarkan benda tersebut. c.Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih untuk menetralkan. d.Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera mengeluarkannya. C. Pertahanan kimiawi Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:



a.Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh. b.HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam. c.Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam. d.Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam. I. Lapisan kedua A.Seluler a.Natural Kiler Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus. b.Sel fagosit Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis. B.Interferon Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen C. Inflamasi Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan. Fungsi inflamasi: 1.Membunuh antigen yang masuk. 2.Mencegah penyebaran infeksi. 3.Mempercepat proses penyembuhan



2. Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat) Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di dapat melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh membentuk system imun. Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit. Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu : A.Kekebalan Humoral Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil dilakukan. 1)Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit. 2)Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II. 3)Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri. Macam-macam sel limfosit B: 1)Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu. 2)Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari. B. Kekebalan Dimediasi Sel Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh.



Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T. 1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh. 2) yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh. 3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I. Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi. Macam-macam sel limfosit T: 1)Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu. 2)Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel T. 3)Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen. 4)Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup. (5) D. Reaksi Hipersensitivitas (7) Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak berbahaya. 2.4 Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun A. Anatomi system imun 1. Organ limfatik primer a. Timus



2. Sumsum Tulang



2. Organ limfatik sekunder a.



Tonsil



B. Fisiologi system imun 1. Organ limfatik primer a. Timus Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit. 2. Sumsum-sumsum tulang belakang Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B. 2. Organ limfatik sekunder a. Tonsil Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit . Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam cairan lymph. Tonsil terletak pada : 1)Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea ) 2)Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina) 3)Di bawah lidah (tonsila liqualis) Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.



2.5 Jenis-Jenis Antibodi Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang. IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran hematologi dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit. 2.6 Pengertian Hematologi Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. 2.7 Anatomi dan Fisiologi Hematologi A. Anatomi hematologi Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Hematologi terdiri dari dua komponen utama, yaitu: 1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri dariats air,elektrolit, dan protein hematologi. 2. a. 1)



Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen komponen berikut ini: Eritrosit (sel hematologi merah) Struktur Eritrosit



Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikon kavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah merahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang di sebut hemoglobin. Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan protein. Komponen eritrosit adalah sebagai berikut: a)



Membrane eritrosit.



b)



System enzim: enzim G6PD (glucose 6 phospatedehydrogenase).



c) Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. (eritosit normal dengan pembesaran mikroskop electron 3000 kali). 2)



Produksi Sel Hematologi Merah



Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi dalam sumsum tulang, dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum tulang yang aktif membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti berasal dari sel induk multipotensial menjadi sel hematologi system eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh eritropoetin. Sel induk multipotensial akan berdeferensiasi menjadi sel induk unipotensial. Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang terjadi selama proses deferesiensi sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan kedalam tiga kelompok: a)



Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.



b)



Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas asidosis.



c)



Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA dalam sitoplsma sel.



3)



Lama Hidup



Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka gagal, membrane sel berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel system retikulo endothelial. 4)



Jumlah Eritrosit



Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc hematologi. Normal HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%. 5)



Sifat-sifat Sel Hematologi Merah



Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti berikut:



a)



Normositik : sel yang ukurannya normal



b)



Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal



c)



Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil



d)



Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar



e)



Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit



f)



Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak



6)



Antigen Sel Hematologi Merah



Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang terdapat di membrane selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan Rh. b.



Sel Hematologi Putih



1)



Struktur Leokosit



Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel hematologi putih dibentuk disumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limposit T dan B, monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula yaiu : eosinofil, basofil, dan neutrofil. 2)



Fungsi Sel Hematologi Putih



a) Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel). b) Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalu limpa terus kepembuluh hematologi. 3)



Jenis-jenis Sel Drah Putih



a)



Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.



b)



Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan monosit.



4)



Jumlah Sel Hematologi Putih



Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi sebagai berikut: a.



Granulosit Neutopil , Eosinfil, Basofil



b.



Limposit



c.



Basofil



c.



Keping Hematologi ( Trombosit )



1)



Struktur Trombosit



Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. 2)



Jumlah Trombosit



Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milliliter), sekitar 30-40% terkosentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam hematologi. 3)



Fungsi Trombosit



Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran hematologi. 4)



Plasma Hematologi



Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi, warnanya bening kekuningkuningan. d.



Limpa



1)



Struktur Limpa



Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan. Limpa terletak pada sebelah kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan medial yang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura linealis kolon, dan ginjal kiri. Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa), dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit). 2)



Fungsi Limpa



a)



Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).



b)



Destruksi sel eritrosit tua.



c)



Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.



d)



Produksi bilirubin dari eritrosit.



e)



Pembentukan limposit dalam folikel limpa.



f)



Pembentukan imunoglobin.



g)



Pembuangan partikel asing dari hematologi.



5.



Pembekuan Hematologi



Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi. Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu: a.



Stadium I : pembentukan tromboplastin.



b.



Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.



c.



Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.



B. Fisiologi hematologi Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut. 1.



Sebagai alat pengangkut.



2.



Mengatur keseimbangan cairan tubuh.



3.



Mengatur panas tubuh.



4.



Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh



5.



Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi



6.



Mencegah perhematologian.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehigga menyebabkan pathogen termasuk virus yang menyebabkan demand an flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.



DAFTAR PUSTAKA