Makalah Sistem Instalasi Listrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM INSTALASI LISTRIK



Disusun oleh : Rijal Rizqullah XII KGSP / 17115



Diperiksa oleh: Drs. Suharso, MPSA NIP. 196203171988031007 Raden Supramana Aji,S.Pd,MT NIP.197312162005011006



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN MRICAN, CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN 2020 1



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum wr. wb Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul “Sistem Instalasi Listrik” dibuat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sistem Utilitas Bangunan Gedung. Pada isi makalah disampaikan mengenai sumber listrik dan sumber tenaga listrik, perlengkapan listrik, sistem instalasi listrik, dan instalasi listrik pada bangunan gedung. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Suharso, MPSA dan Bapak Raden Supramana Aji, S.Pd, MT serta pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah Sistem Instalasi Listrik. Saya berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian, terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini. Wassalamualaikum wr. wb



Bantul, 3 Agustus 2020



2



DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3 BAB 1...........................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4 1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4 1.2 TUJUAN..............................................................................................................................................4 BAB 2...........................................................................................................................................................5 ISI.................................................................................................................................................................5 2.1 SISTEM TENAGA LISTRIK....................................................................................................................5 2.2 PERATURAN DAN PERSYARATAN.......................................................................................................8 2.3 SUMBER INSTALASI LISTRIK.............................................................................................................11 2.4 KOMPONEN INSTALASI TENAGA LISTRIK.........................................................................................13 2.5 Instalasi Listrik Pada Bangunan Gedung..........................................................................................19 BAB 3.........................................................................................................................................................23 PENUTUP...................................................................................................................................................23 3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................23 3.2 SARAN..............................................................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................24



3



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG



Listrik kita ketahui memiliki banyak manfaat bagi umat manusia. Pada kegiatan di industri listrik juga banyak digunakan dalam penggunaan untuk menggerakkan sebuah motor listrik kapasitas besar, pendingin ruangan, peralatan komputer, instalasi listrik penerangan, dsb. Sumber pembangkit listrik bersumber ada yang dari pembangkit yang bersumber daya besar sebagai contoh PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel), selain itu ada juga yang memiliki sumber daya kecil yaitu PLMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dsb. Maka dari itu kita perlu tahu tentang sistem, peraturan dan persyaratan dalam instalasi listrik, agar dalam pelaksanaan instalasi berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan



1.2 TUJUAN



Setelah mempelajari materi tentang sistem tenaga listrik, peraturan dan persyaratan umum instalasi listrik, sumber instalasi listrik, instalasi listrik satu fasa, dan komponen instalasi listrik satu fasa, mampu menerapkan pemasangan instalasi tenaga listrik satu fasa secara mandiri dan penuh tanggung jawab



4



BAB 2 ISI



2.1 SISTEM TENAGA LISTRIK



Instalasi tenaga listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik ialah suatu jaringan yang saling terhubung/terinterkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit menuju konsumen



1. Pembangkit adalah proses dimana listrik dibangkitkan. Listrik adalah suatu energi dimana energi hanya bisa diubah, maka energi listrik berasal dari pengubahan energi, bisa dari energi apapun contohnya adalah PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) dari energi air, PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dari uap panas, PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) yang memakai bahan bakar minyak, dan masih banyak lagi.



5



2. Transmisi/penyaluran Adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan, tegangan dari pembangkitan dinaikkan menjadi tegangan standar transmisi di Indonesia.



a. Klasifikasi transmisi berdasar kapasitas tegangan : 1. Tegangan Tinggi (TT) berkisar 70 kV, 150 kV 2. Tegangan Ekstra Tinggi (TET) 500 kV



b. Klasifikasi transmisi berdasar pada saluran transmisi :



1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV, Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapasitas 500 kV. Tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.



2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV, Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif.



3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV, Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam di dalam tanah. Kategori saluran ini biasa digunakan untuk pemasangan sistem transmisi di dalam kota, karena berada di dalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. 6



3. Distribusi Adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen



a. Klasifikasi distribusi berdasar penyalurnya : 1. Distribusi primer adalah penyaluran listrik dari transmisi yang telah diturunkan tegangannya oleh trafo step-down menjadi 20 kV yang diklasifikasikan sebagai tegangan menengah (TM), dan disalurkan melalui penyulang-penyulang (feeder). Sama seperti transmisi, saluran distribusi primer ada yang saluran udara (SUTM) dan kabel bawah tanah (SKTM). Pada SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan ada tiang dengan tiga kawat konduktor di atasnya. Sebelum masuk ke distribusi sekunder listrik akan diturunkan lagi tegangannya oleh trafo step-down menjadi tegangan pakai.



2. Distribusi sekunder adalah saluran dari trafo step-down distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada distribusi sekunder adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang diklasifikasikan sebagai tegangan rendah (TR).



4. Konsumen Adalah seseorang yang memakai jasa tenaga listrik untuk kehidupan sehariharinya. Konsumen terbagi menjadi beberapa bagian tergantung tegangan yang dipakai oleh konsumen tersebut.



a. Klasifikasi konsumen berdasar pemakaiannya : 1. Konsumen Tegangan Rendah (TR) biasanya untuk rumah tinggal atau dengan tegangan pakai 380/220 Volt, konsumen TR ini menerima suplai listrik dari Saluran Distribusi Sekunder.



2. Konsumen Tegangan Menengah (TM) biasanya untuk pemakaian listrik bisnis seperti mall, hotel dan lain-lain, maupun industri menengah 7



biasanya menggunakan listrik tegangan menengah yang disebut dengan konsumen TM, konsumen TM ini mendapat suplai listrik langsung dari penyulang Distribusi Primer.



3. Konsumen Tegangan Tinggi (TT) biasanya untuk konsumen industri besar seperti pabrik semen dan lain-lain yang membutuhkan daya listrik besar biasanya berlangganan listrik tegangan tinggi yang disebut konsumen TT, suplai listrik biasanya langsung didapatkan dari saluran transmisi tegangan tinggi.



2.2 PERATURAN DAN PERSYARATAN



Di dalam dunia kelistrikan kita harus tahu tentang peraturan instalasi. Hal ini memiliki maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik ini adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.



1. Persyaratan Berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk:



a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.



b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.



8



c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik. d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang. e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak melebihi 100 watt.



2. Ketentuan yang Terkait Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik, sebagai seorang yang belajar dalam kelistrikan Anda juga harus memperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen ketentuan baik itu Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (Perpem) dan Peraturan Menteri (Permen) dalam ketenagalistrikan yaitu : a. b. c. d.



UU No. 1 tahun 1970 berisi Keselamatan Kerja. UU No. 15 tahun 1985 berisi Ketenagalistrikan. UU No. 23 tahun 1997 berisi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perpem RI No. 10 tahun 1989 berisi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik e. Perpem No. 25 tahun 1995 berisi Usaha Penunjang Tenaga Listrik. f. Permen Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 berisi Instalasi Ketenagalistrikan. g. Permen Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995 berisi Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi



3. Syarat-Syarat Instalasi Listrik Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain:



9



a. Syarat ekonomis Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.



b. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan bendabenda di sekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya



c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil



10



2.3 SUMBER INSTALASI LISTRIK



1. Listrik Satu Fasa Pengertian Listrik satu fasa adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan dua kawat penghantar yaitu kawat fasa (L) dan kawat netral (N). Pada umumnya sumber tegangan listrik satu fasa yang ada di Indonesia yaitu 220 Volt (V) dengan frekuensi 50 Hertz (Hz). Sebagai informasi di luar negeri seperti Jepan dan Amerika menyediakan sumber tegangan satu fasa dengan tegangan 110 V dengan frekuensi 60 Hz. Sumber listrik satu fasa berasal dari pembangkitan generator yang memiliki sumber tegangan satu fasa serta tiga fasa. Contohnya sumber energi listrik yang bisa diambil listrik satu fasa yaitu PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), lainnya yaitu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin). Pada pembangkit tersebut sumber tegangan yang didapat tegangan arus bolak-balik (AC) yang kecil diubah menjadi tegangan arus searah (DC) sesuai tegangan AKKI untuk disimpan terlebih dahulu selanjutnya saat digunakan maka dilakukan perubahan tegangan DC dari ke AC dengan tegangan listrik sebesar 220 Volt yang bisa digunakan untuk penggunaan sehari-hari misalnya lampu, radio, tape, dsb. Sedangkan sumber energi listrik tiga fasa yang bisa digunakan untuk sumber instalasi listrik satu fasa yaitu berasal dari sumber pembangkit listrik dengan daya yang sangat besar misalnya PLTN, PLTA (Air), PLTD, PLTU, PLTPB. dimana supaya bisa digunakan untuk satu fasa maka dari sumber 3 fasa dari 3 kutup fasa RST, ini diambil salah satu fasanya misalnya yaitu R berdampingan dengan netral sehingga bisa digunakan sebagai sumber instalasi satu fasa Sumber daya listrik satu fasa biasanya digunakan untuk perumahan, kontrakan, toko kecil, dll. Sumber tegangan satu fasa dari PLN yang masuk ke tempat pelanggan memiliki daya kisaran yang berbeda-beda tergantung permintaan dari pelanggan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :



11



2. Listrik Tiga Fasa sumber tegangan tiga fasa. Maksud dari sumber tiga fasa ini menggunakan tiga buah penghantar yang memiliki tegangan yang sama, namun memiliki sudut fasa yang berbeda sebesar 120 derajat. Pada pemasangannya instalasi listrik tiga fasa diharapkan pemakai dalam hal ini konsumen diharapkan mampu memahami pembagian ke beban supaya seimbang dalam penggunaanya. Maksud dari beban seimbang ini diharapkan pembagian pemakaian antara penggunaan fasa RST ini bisa dibagi secara merata sehingga tidak ada yang tumpang tindih terlalu berat di R atau S atau T. Sedangkan untuk sumber daya listrik tiga fasa dari PLN yang masuk ke tempat pelanggan biasanya digunakan untuk industri, perhotelan, perkantoran, rumah sakit, dsb. Daya pada sumber listrik tiga fasa juga memiliki kisaran yang berbeda-beda tergantung permintaan dari instansi yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :



12



2.4 KOMPONEN INSTALASI TENAGA LISTRIK



1. Jenis Pengukur Pengukur adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui pemakaian daya listrik yang telah digunakan konsumen dalam kurun waktu tertentu. Alat ini bernama KWh meter, pada kenyataannya KWh meter adalah milik PLN yang dipinjamkan kepada konsumen sebagai alat untuk mempermudah PLN dalam rangka menghitung biaya pemakaian listrik yang digunakan penggunanya. Pada perkembangannya Kwh meter yang dulu Analog telah banyak digantikan dengan Kwh meter digital.



a. Kwh Meter Analog Kwh Meter Analog merupakan suatu alat pengukur energi listrik yang bekerja berdasarkan sinyal analog dengan menggunakan prinsip induksi medan magnet. b. Kwh Meter Digital Kwh Meter Digital/elektronik merupakan suatu alat ukur besaran listrik yang bekerja berdasarkan prinsip elektronik atau digital dengan cara mendeteksi besarnya sinyal arus dan tegangan pada perangkat kwh meter.



2. Jenis Pengaman a. MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik tegangan rendah yang berfungsi memutus dan menyambung rangkaian listrik baik dalam keadaaan normal atau saat terjadi beban lebih dan hubung singkat



13



b. MCCB (Molded Case Circuit Breaker) listrik baik dalam keadaaan normal atau saat terjadi beban lebih dan hubung singkat. MCCB ini biasanya hanya ada jenis MCCB untuk tegangan 3 fasa.



c. ACB (Air Circuit Breaker) ACB adalah circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. Karakteristik ACB mencakup secara total terhadap rangkaian di cabangnya serta tahan terhadap panas yang tinggi. Kemudian mampu menunda pemutusan listrik keseluruhan ketika hanya terjadi kesalahan pada satu titik yang bermasalah. Maka dari itu yang bermasalah akan otomatis diputus oleh ACB sedangkan yang lain masih hidup. Namun jika kesalahan menyeluruh maka ACB akan langsung memutuskan seluruhnya



14



d. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) ELCB adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik yang berfungsi sebagai pengaman arus bocor atau arus sisa dimana cara kerjanya membandingkan arus masuk dan yang keluar dengan menggunakan kutup sumber tegangan fasa dan netral. Sebagai contoh untuk pemasangan ELCB satu fasa biasanya dipasang setelah keluaran MCB kemudian mendapat fasa dan netral selanjutnya dihubungkan ke beban instalasi rumah atau industri.



15



e. Surge Arester Surge Arester adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik yang berfungsi sebagai pengaman dari lonjakan tegangan di luar batas kewajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor misalnya lonjakan kesalahan pemasangan pada PLN atau adanya sambaran petir yang masuk pada kabel instalasi tenaga listrik. Jika sebuah lonjakan tegangan terjadi pada instalasi listrik maka bisa berakibat kerusakan pada peralatan elektronik yang mana sumber tegangan yang diminta tidak sesuai ukuran standar. Oleh sebab itu ketika terjadi lonjakan tegangan yang di luar batas standarnya maka Surger Arester akan memutus rangkaian tenaga listrik sehingga alat elektronik akan mengalami kerusakan kebakaran



16



3. Jenis PHB (Panel Hubung Bagi) Adalah suatu tempat pembagi atau penyuplai sumber daya, berisi komponen pengaman, komponen pengontrol, serta komponen indikator yang memudahkan pengguna untuk mengetahui keadaan pada instalasi tenaga listrik. PHB memiliki banyak arti yaitu Papan Hubung Bagi atau Perangkat Hubung Bagi. Arti yang berbeda tersebut bermakna sama saja hanya saja penyebutannya tiap tempat yang berbeda.



PHB untuk sumber tegangan satu fasa biasanya berupa Box Sekring dan Box MCB Inbow pada rumah tinggal



sedangkan untuk PHB sumber tegangan tiga fasa biasanya ada pada instansi dan perusahaan



17



4. Sakelar Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar. 5. Stop kontak Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak. 6. Steker Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan. 7. Kabel Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alatalat listrik.



18



2.5 Instalasi Listrik Pada Bangunan Gedung



1. Menentukan jumlah titik lampu pada bangunann gedung Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, dan type armature yang akan digunakan. 







Menghitung jumlah lampu Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/industry adalah 15 watt/m². untuk rumah tak lebih dari 10 watt/m², untuk took 2040 watt/m², hotel 10-30 watt/m², sekolah 15-30 watt/m², rumah sakit 1030 watt/m². Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata- rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m², maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi. Menetukan posisi lampu Menghitung kebutuhan cahaya dalam ruangan memang tidak mudah. Untuk menentukan secara akurat, biasanya dilakukan oleh para professional di bidangnya. Namun, tak ada salahnya jika anda mengerti sedikit mengenai prinsip penentuan titik lampu. Perhitungan nini gunanya agar lampu yang digunakan jumlahnya pas dengan kebutuhan. Jika kurang atau berlebihan, selain boros, juga menyebabkan ketidaknyamanan mata.



2. Instalasi listrik rumah tinggal



Instalasi listrik rumah tinggal adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik ke lampu atau alat -alat listrik yang lain sebagai penunjang aktifitas rumah tangga sehari-hari. Instalasi listrik pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu instalasi pencahayaan listrik dan instalasi daya listrik. Instalasi pencahayaan listrik adalah seluruh instalasi yang digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Instalasi daya listrik adalah instalasi yang digunakan untuk menjalankan alat-alat elektrik selain lampu seperti mesin cuci, setrika, televisi, dan lainlain. 19



Pemasangan instalasi listrik di rumah tinggal tidak dilakukan sembarang karena berhubungan dengan keselamatan jiwa dan kenyamanan. Sebelum dilakukan pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu haruslah dibuat gambar-gambar rencana berdasarkan denah bangunan yang akan ditempati. Hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah syarat pekerjaan, pelaksanaan, material yang digunakan, waktu yang dibutuhkan dan lain-lain sebagainya.



3. Instalasi listrik hotel



Berikut ini adalah penjelasan mengenai setiap bagian-bagian pada system Instalasi listrik gedung : a. Panel tegangan menengah PLN (Kubikel PLN) Panel tegangan menengah PLN atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP), yang biasa disebut kubikel PLN ini merupakan panel yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan tegangan menengah PLN dengan kubikel gedung (kubikel pelanggan). Kubikel PLN ini biasanya disediakan oleh PLN, dan menjadi tanggung jawa PLN. Selain itu, kubikel PLN berfungsi sebagai pemutus (PMT) dan pemisah (PMS) daya listrik dari PLN. Kubikel PLN (MVDP) ini biasanya terdiri dari circuit breaker (CB), dan disconnection switch (DS) untuk tegangan menengah. Jika dianalogikan, fungsi utama kubikel PLN pada gedung, sama dengan KWH pada instalasi rumah. Yaitu berfungsi untuk menghitung pemakaian energi listrik pada konsumen PLN. b. Kubikel pelanggan Panel tegangan menengah lainnya biasanya disebut dengan kubikel pelanggan. Kubikel ini berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari kubikel PLN dengan transformator (trafo) step down. Jika dianalogikan, apabila kubikel PLN fungsinya adalah sama dengan KWHpada instalasi rumah, maka kubikel pelanggan sama dengan PHB.



20



4. Instalasi rumah sakit







Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380 Volt, dengan frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM) dalam gedung adalah 20 KV atau kurang, dengan frekuensi 50 Hertz, mengikuti ketentuan yang berlaku.  Untuk Rumah Sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung dari PLN minimal 200 KVA disarankan agar sudah memiliki sistem jaringan listrik Tegangan Menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai pedoman bahwa Rumah Sakit Kelas C mempunyai Kapasitas daya listrik ± 300 KVA s/d 600 KVA, dengan perhitungan 3 KVA per Tempat Tidur (TT).  Instalasi listrik tegangan menengah tersebut antara lain :  Penyediaan bangunan gardu listrik rumah sakit (ukuran sesuai standar gardu PLN).  Peralatan Transformator (kapasitas sesuai daya terpasang).  Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya.  Peralatan pembantu dan sistem pengamanan (;grounding). 



Tersedia peralatan UPS (;Uninterruptable Power Supply) Harus tersedia peralatan UPS (Uninterruptable Power Supply) untuk melayani Kamar Operasi (Central Operation Theater), Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit), Ruang Perawatan Intensif Khusus Jantung (; Intensive Cardiac Care Unit). Persyaratan :  Harus tersedia Ruang UPS minimal 2 X 3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di Gedung COT,ICU, ICCU dan diberi pendingin ruangan. Kapasitas UPS setidaknya 30 KVA.  Sistem Penerangan Darurat (emergency lighting) harus tersedia pada ruang-ruang tertentu.  Harus tersedia sumber listrik cadangan berupa diesel generator (Genset). Genset harus disediakan 2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang pada masing-masing unit. Genset dilengkapi sistem AMF dan ATS.  Sistem kelistrikan RS Kelas C harus dilengkapi dengan transformator isolator dan kelengkapan monitoring sistem IT kelompok 2E minimal berkapasitas 5 KVA untuk titik-titik stop kontak yang mensuplai peralatan- peralatan medis penting (life support medical equipment).  Sistem Pembumian (grounding system) harus terpisah antara grounding panel gedung dan panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm.



21



5. Instalasi mall



Instalasi listrik pada Mall biasanya membutuhkan kebutuhan yang banyak. Pada pembangunan gedung mall sangat bergantung pada listrik khususnya instalasi penerangan, pendingin ruangan, pompa air, home theater, listrik alat masak, game dan lift guna menunjang kebutuhan pengunjung dan penjual didalam mall. Demi menunjang kelancaran kegiatan di mall maka dibutuhkan perhitungan untuk merancang instalasi listrik yang benar dan tepat sesuai standar yang berlaku, Sehingga pelayanan yang baik, nyaman dan tenang dapat tercapai bagi pengguna mall tersebut. Instalasi listrik pada mall juga memakai generator set, biasanya dibutuhkan ketika mati listrik.



22



BAB 3 PENUTUP



3.1 KESIMPULAN



Sistem Instalasi Listrik merupakan salah satu instalasi paling pokok dalam bangunan karena hampir semua yang ada didalam bangunan digerakkan oleh generator listrik. Setelah melihat data diatas untuk Sistem Instalasi Listrik bangunan rumah tinggal dan bangunan bertingkat sangatlah berbeda, Sistem bangunan bertingkat yang lebih kompleks dan memakai daya listrik yang lebih besar, dalam perencanaan dan pemasangan Instalasi Listrik bisa disebut sama yang membedakan hanya komponen komponen bangunan bertingkat yang lebih banyak. Listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan akan tetapi juga energy yang dapat membahayakan. Oleh karena itu standarisasi dari alat, perlengkapan, dan pemahaman sangat dibutuhkan.



3.2 SARAN



Untuk penyempurnaan pembuatan tugas kedepannya, saya mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak yang terlibat baik dari bapak guru maupun dari banyak pihak yang telah membaca “Makalah Sistem Instalasi Listrik” ini.



23



DAFTAR PUSTAKA



https://docplayer.info/73028899-Tugas-makalah-instalasi-listrik.html https://docplayer.info/53033749-Teknik-instalasi-listrik.html



MODUL 166-INSTALASI_TENAGA_LISTRIK.pdf



24