Makalah Sistem Reproduksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN “Sistem Reproduksi” Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Dan Perkembangan Hewan Dosen Pengampu : Sofwatun Nada, M.Pd.



Disusun oleh: Muslimah



(1608106112)



Rini Puspitasari



(1608106110)



Waryati



(1608106121)



Program Studi : S1-Tarbiyah Jurusan : Tadris IPA Biologi Kelas : C/III



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2017 Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132 Telp : (0231) 481264Faxs : (0231) 489926 



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Struktur Perkembangan Hewan “Sistem Reproduksi” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Sofwatun Nada, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada kami,membimbing dan memberikan dorongan hingga makalah ini selesai dibuat. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai Sistem Reproduksi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.



Cirebon, 19 Desember 2017



Penyusun



i



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................2 C. Tujuan Penulisan..............................................................................2



BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Reproduksi Wanita................................................................3 B. Sistem Reproduksi Pria.....................................................................9 C. Sistem Reproduksi Hewan Vertebrata.............................................14 D. Penyakit Yang Menyerang Pada Sistem Reproduksi......................20



BAB III PENUTUP Kesimpulan................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak). Sistem reproduksi manusia tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita sangat bertanggungjawab terhadap adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya terjadi perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal tersbut didukung dengan adanya organ-organ penyusun sistem reproduksi yang mempunyai fungsi penting. Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan ovarium (Hani dkk, 2011). Masing-masing organ reproduksi tersebut memiliki fungsi spesifik bagi sistem reproduksi. Proses fisiologi yang terjadi dalam organ reproduksi tersebut juga spesifik. Salah satu proses fisiologi yang berperan penting dalam sistem reproduksi adalah pembentukan ovum melalui proses oogenesis. Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber. Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna. Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan



1



bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah. Organ utama pada lakilaki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakan sistem organ reproduksi wanita? 2. Bagaimanakah sistem organ reproduksi pria? 3. Bagaimanakah sistem reproduksi pada hewan vertebrata? 4. Apa saja penyakit yang menyerang pada sistem reproduksi?



C. Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan sistem organ reproduksi wanita. 2. Untuk menjelaskan sistem organ reproduksi pria. 3. Untuk menjelaskan sistem reproduksi pada hewan vertebrata. 4. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang pada sistem reproduksi.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Sistem Reproduksi Pada Wanita Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, Vestibulum, Hymen (selaput dara), Kelenjar Bartholini, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora. 1. Organ Genitalia Eksterna a. Mons veneris Mons veneris merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat jaringan lemak menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut kemaluan Fungsi Mons veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturanbenturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari luar. b. Labia mayora Labia mayora merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan ini terdiri dari : ·      Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris ·         Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung kelenjar sebasea (lemak) c. Labia minora Labia minora merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa rambut. Di bagian atas klitoris, labia minora



3



bertemu membentuk prepusium klitoris dan di bagian bawahnya bertemu



membentuk



prenulum



klitoris,



labia



minora



ini



mengelilingi orifisium vagina. d.   Klitoris Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki. e. Vestibulum Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas klitoris, dan bagian belakang pertemuan kedua labia minora. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene. f. Kelenjar Bartholini Kelenjar Bartholini kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir, pengeluaran lendir meingkat saat hubungan seks. g. Hymen (selaput dara) Hymen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek, hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. (Mochtar, 1998) 2. Organ Genetalia Interna a. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan



uterus



dibawah



tuba



uterina



dan



terikat



di



sebelah



belakang oleh ligamentum latum uterus. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan (jempol) berukuran 2,5-5 cm x 1,5-2 cm x 0,6-1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, liga ovarika, dan liga infundibulopelvikum. Menurut strukturnya ovarium terdiri kulit (korteks) atau zona parenkimatosa yang terdiri dari tunika



4



albuginea (epitel berbentuk kubik), jaringan ikat di sela-sela jaringan lain, stroma (folikel primordial, dan folikel de Graaf), dan sel-sel warthand. Inti (medula) atau zona vaskulosa, terdiri dari stroma berisi pembuluh darah, serabut saraf, dan beberapa otot polos. Diperkirakan terdapat 100 ribu folikel primer pada wanita. Pada kurun reproduksi, tiap-tiap bulan satu folikel atau kadang-kadang dua folikel akan matang, lalu keluar pecah dan muncul ke permukaan korteks. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Fungsi indung telur adalah menghasilkan ovum, hormonhormon (progesteron dan estrogen) dan ikut serta mengatur haid. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid. Ada 2 jenis bagian dari ovarium yaitu (Mochtar, 1998): 1)      Korteks ovarii a)    Mengandung folikel primordial b)   Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff c)    Terdapat corpus luteum dan albikantes 2)      Medula ovarii a)    Terdapat pembuluh darah dan limfe b)   Terdapat serat saraf Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen.



Estrogen



merupakan hormone terpenting pada wanita.



Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder



pada



wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder.



5



Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita. b. Saluran telur (tuba falopii) Saluran yang



keluar dari kornu rahim kanan dan kiri,



panjangnya 12-13 cm,



diameter mencapai 8 mm. Bagian luarnya



diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar yang befungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi. Fungi saluran telur adalah sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya pembuahan (konsepsi/fertilisasi) dan tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi. Tuba fallopi terdiri atas (Mochtar, 1998): 1)      Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum tuba. 2)      Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit. 3)      Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”. 4)      Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.



6



c. Rahim (uterus) Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu, badan rahim (korpkus uteri) berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, dan rongga rahim (kavum uteri). Bagian rahim antara kedua pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal rahim. Besar rahim berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampong. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Letak rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi. Letak-letak lainnya adalah antefleksi (tengah ke depan), retrofleksi (tengah ke belakang), anteversi (terdorong ke depan), retroversi (terdorong ke belakang). Suplai darah rahim dialiri oleh arteri uterine yang berasal dari arteri iliaka interna (arteri hipogastrika) dan arteri ovarika. Fungsi utama rahim adalah setip bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin tumbuh kembang, dan berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin (Mochtar, 1998). Uterus merupakan organ berongga dan berdinding tebal, terletak di tengah-tengah rongga panggul di antara kandung kemih dan rektum. Uterus pada wanita dewasa berbentuk seperti buah avokad atau buah pir dengan ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm. Uterus terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu corpus uteri dan serviks uteri, dimana kedua bagian tersebut menyatu pada bagian yang disebut ismus. Hampir seluruh dinding uterus diliputi oleh serosa (peritoneum viseral) kecuali di bagian anterior dan di bawah ostium histologikum uteri internum. Uterus mempunyai tiga lapisan, yaitu:



7



1) Perimetrium: di bawahnya terdapat jaringan ikat subserosa; lapisan yang paling padat dan terdapat berbagai macam ligamen yang memfiksasi uterus ke serviks. 2) Miometrium: lapisan otot uterus dan lapisan paling tebal, terdiri atas serabut-serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah. Miometrium terdiri atas tiga lapisan, otot sebelah luar berjalan longitudinal dan lapisan sebelah dalam berjalan sirkuler, di antara kedua lapisan ini otot polos berjalan saling beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi. Ketebalan miometrium sekitar 15 mm pada uterus perempuan nulipara dewasa. 3) Endometrium: lapisan terdalam yang terdapat di sekitar rongga uterus. Endometrium terdiri atas epitel selapis kubik, kelenjarkelenjar dan stroma dengan banyak pembuluh darah yang berkelok-kelok. Endometrium mengalami perubahan yang cukup besar selama siklus menstruasi. Bagian atas uterus disebut fundus uteri dan merupakan tempat tuba Falopii kanan dan kiri masuk ke uterus.



8



d.    Liang senggama (vagina) Saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak di antara saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung atasnya terletak mulut rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan di tengahnya ada bagian yang lebih keras di sebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain



dari rahim, alat untuk



bersenggama dan jalan lahir pada waktu bersalin (Mochtar, 1998). B. Sistem Reproduksi Pria Sistem



reproduksi



pria



meliputi



organ-organ



reproduksi,



spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. 1.



Organ Reproduksi Dalam



9



Organ reproduksi dalam pria terdiri dari: a. Testis Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci). Fungsi testis, terdiri dari : 1)



Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di



Tubulus seminiferus. 2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria. 1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus. 2)



Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit



dalam lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.



10



b. Saluran Pengeluaran Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. 1) Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. 2) Vas Deferens Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis. Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). 3) Saluran Ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. 4) Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.



11



c. Kelenjar Asesoris Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getahgetah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper. 1) Vesikula seminalis Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. 2) Kelenjar prostat Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat



12



Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat. 3) Kelenjar Cowper Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa). 2. Organ Reproduksi Luar Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum. a. Penis Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. 1)



Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ.



Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis. 2)



Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua



korpus kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra. a)



Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler



(vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea



13



b)



Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat



disebut tunika albugnea. 3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO. b. Skrotum Skortum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa. 1)



Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal,



dipisahkan oleh septum internal. 2)



Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang



berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. C. Sistem Reproduksi Pada Hewan 1. Reproduksi Reptil (Reptilia) Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan - hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari- jari pada sarung tangan karet.



14



Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya. (Campbell, dkk. 2004.)



2. Reproduksi Amfibi (Amphibia) Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin).



15



Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paruparu, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.



16



3. Reproduksi Burung (Aves) Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. (Suprijatna, Edjeng. 2008) Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. (James Blakely and David H. Bade, 1985)



17



4. Reproduksi Ikan (pisces) Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dari testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celahcelah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.



18



5. Reproduksi Mamalia (Mammalia) Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar. Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar. (Nalbandov. A.V.1990)



19



D. Penyakit yang Menyerang Sistem reproduksi 1. Epididimitis Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa. Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae. 2. Kanker serviks Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat



20



berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996). Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker. 3. Gonorhea Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan menyerang selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa bagian organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini dinamakan gonococcus. Kokus gram negative yang menyebabkan penyakit ini yaitu Neisseria gonorrhoeae. 4. Vaginitis Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan kimia. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di dalam vagina. 5. Hipogonadisme Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tandatanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon. 6. Uretritis Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih terutama pada bagian penis. Pria yang terkena penyakit ini akan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah virus herpes.



21



BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan materi yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, Vestibulum, Hymen (selaput dara), Kelenjar Bartholini, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora. 2. Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi dalam terdapat testis,saluran pengeluaran yang terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra, Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper. Sedangkan organ reproduksi luarnya terdiri dari penis dan skrotum yang melindungi organ dalam reproduksi. 3. Kelompok reptil, aves, amphibi, pisces sebagian besar merupakan hewan ovipar yang proses fertilisasinya dengan bertelur baik yang fertilisasi secara internal ataupun secara eksternal. Sedangkan untuk kelompok mammalia merupakan hewan vivipar dimana proses fertilisasi terjadi di dalam dengan cara mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). 4. Penyakit atau gangguan pada sistem reproduksi kerap kali disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi pada wanita misalnya keputihan dan penyakit seperti kanker serviks, epididimis, uretretis, Hipogonadisme, vaginitis dan gonorhea yang penyebabnya adalah bakteri dan virus.



22



DAFTAR PUSTAKA



Campbell, dkk. 2004. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 3. Jakarta. Erlangga Hani, ummi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika Heffner, Linda. 2008. Sistem reproduksi. Jakarta : Erlangga James Blakely and David H. Bade, 1985. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono dan Soedarsono). Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstertic Fisiologi, Obstertic Patologis. Jakarta : EGC Nalbandov. A.V.1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Jakarta : UI Press. Suprijatna, Edjeng. 2008. Ilma Dasar Ternak Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.