Makalah Social Determinants of Health [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOCIAL DETERMINANTS OF HEALTH



Oleh : Yuneris Yacobus Tanesi NIM : 2007010215



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSA CENDANA 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat perlindungaNya. Makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas Sosioantropologi. Selain itu saya menyusun tugas ini untuk menambah wawasan terkait Determinan sosial kesehatan. Mungkin makalah yang saya kerjakan ini masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu saya menerima saran/kritikan yang membangun agar saya dapat menyempurnakan makalah ini. Demikianlah makalah yang saya susun dan jika ada tulisan atau Perkataan yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..



BAB II PEMBAHASAN II.1 Determinan sosial kesehatan…………………………………………………. II. 2 Kesenjangan sosial (masalah sosial)…………………………………………. BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan………………………………………………………. III.2 Saran……………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA



BAB I



PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Determinan sosial kesehatan atau penentu sosial kesehatan (social determinant of health) adalah faktor-faktor nonmedis yang memengaruhi kesehatan. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi kehidupan dan pekerjaan sehari-hari (seperti distribusi pendapatan, kekayaan, pengaruh sosial, dan kekuasaan), dan tidak mencakup faktor risiko individual (seperti genetika atau perilaku tertentu) yang mempengaruhi risiko atau kerentanan terhadap penyakit atau cedera. Determinan sosial sering kali dibentuk oleh kebijakan publik yang mencerminkan ideologi politik yang berlaku di daerah tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ketimpangan dalam determinan kesehatan sama sekali bukan merupakan fenomena "alami", tetapi merupakan hasil dari kombinasi beracun dari kebijakan sosial yang buruk, pengaturan ekonomi yang tidak adil (ketika orang-orang yang sudah kaya dan sehat menjadi lebih kaya, sedangkan orang-orang miskin yang lebih mungkin sakit menjadi lebih miskin), dari politik yang buruk. Dalam SDH, ada dua hal berbeda yang dapat menggambarkan ketimpangan sosial terkait derajat kesehatan masyarakat yaitu inequality dan inequity. Inequality in health merupakan konsep normatif dan merujuk pada ketidakseimbangan yang dianggap tidak adil sebagai hasil dari berbagai proses sosial. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap health inequalities adalah: 1) faktor sosial ekonomi atau faktor materi seperti anggaran belanja pemerintah dan distribusi pendapatan serta sumber daya lain di masyarakat, 2) faktor psikologi seperti stres, keterasingan, hubungan sosial dan dukungan sosial, dan 3) faktor perilaku dan gaya hidup.



Inequity in health atau ketidakadilan dalam aspek kesehatan merupakan sebuah dugaan empiris dan merujuk pada perbedaan status kesehatan antar kelompok yang berbeda. Sedangkan, health equity berarti ketiadaan ketidakadilan dan pencegahan perbedaan status kesehatan diantara kelompok sosial. Health equity juga terkait dengan nilai-nilai kesetaraan



dan keadilan. Dalam health equity, kesehatan merupakan sumber daya yang penting dan bernilai untuk perkembangan manusia yang membantu manusia untuk meraih potensi mereka dan berkontribusi secara positif untuk masyarakat. Oleh karena itu, penyusun menyadari pentingnya referensi bagi para pembentuk kebijakan publik dalam rangka pemerataan kesejahteraan sosial untuk memeratakan derajat kesehatan. I.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu determinan sosial kesehatan? 2.



Bagaimana



kesenjangan



sosial



mempengaruhi



I.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa itu determinan sosial kesehatan 2. Mengetahui bagaimana kesenjangan sosial mempengaruhi kesehatan



BAB II



kesehatan?



PEMBAHASAN II.1 Determinan sosial kesehatan Dalam bahasa Inggris, kata health mempunyai dua pengertian dalam bahasa Indonesia yaitu sehat atau kesehatan.sehat menjelaskan kondisi atau keadaan dari subjek, misalnya anak sehat, ibu sehat, dan orang sehat. Sedangkan kesehatan menjelaskan tentang sifat dari subjek, misalnya kesehtan manusia, kesehatan masyarakat, dan kesehatan individu. Sehat dalam pengertian keadaan atau kondisi mempunyai batasan yang bebeda-beda. Secara awam, sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kesehatan sehari-hari, dan sebagainya. Menurut batasan ilmiah, sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, ”keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial. Hal ini berarti, kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin tidak kitasadari bahwa hal-hal yang berada di sekitar kita adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan. Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar masalah kesehatan itu sendiri. Menurut Henrik L. Blum (1974) seperti dikutip Azwar (1983), terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi. Ada sepuluh determinan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan. 1. Kesenjangan sosial Masyarakat dengan kelas sosial ekonomi lemah, biasanya sangat rentan dan beresiko terhadap penyakit, serta memiliki harapan hidup yang rendah. 2. Stres



Stres merupaka keadaan psikologis/jiwa yang labil. Kegagalan menanggulangi stres baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di lingkungan kerja akan mempengaruhi kesehatan seseorang. 3. Pengucilan sosial Kehidupan di pengasingan atau perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak nyaman, tidak berharga, kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan fisik maupaun mental. 4. Kehidupan dini Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat, serta dukungan emosi yang kurang baik pada awal kehidupan akan memberikan dampak pada kesehatan fisik, mental, dan kemampuan intelektual masa dewasa. 5. Pekerjaan Stres di tempat kerja meningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian. Syaratsyarat kesehatan di tempat kerja akan membantu meningkatkan derajat kesehatan. 6. Pengangguran Pekerjaan merupakan penopang biaya kehidupan. Jaminan pekerjaan yang mantap akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi diri dan keluarganya. 7. Dukungan sosial Hubungan sosial termasuk diantaranya adalah persahabatan serta kekerabatan yang baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja. 8. Penyalahgunaan napza Pemakaian napza merupakan faktor memperburuk kondisi kesehatan, keselamat dan kesejahteraan. Napza atau pemakaian narkoba, alkohol, dan merokok akan memberika dampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. 9. Pangan



Ketersediaan pangan, pendayagunaan penghasilan keluarga untuk pangan, serta cara makan berpengaruh terhadap kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak terhadap kesehatan dan penyakit. 10. Transportasi Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara, meningkatkan aktivitas fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan. Selain itu, mengurangi waktu berkendara dan jumlah kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia. Di



samping



determinan-determinan



tersebut,



masih



terdapat



faktor



lain



yangmempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Determinan-determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter )disebut prasyarat



untuk



kesehatan



(prerequisites



for



health).



Piagam



Ottawa,



1986



mengidentifikasikan prasayarat untuk kesehatan ini dalam 9 faktor, yaitu: 1.



Perdamaian atau keamanan ( peace)



2.



Tempat tinggal (shelter)



3.



Pendidikan (education)



4.



Makanan ( food )



5.



Pendapatan (income)



6.



Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)



7.



Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)



8.



Keadilan sosial (social justice)



9.



Pemerataan (equity)



II.2 Kesenjangan sosial (masalah sosial) Kesenjangan sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.



Kesenjangan atau masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : 1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. a. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Banyak sekali berbagai macam penyebab kemiskinan, Kemiskinan banyak dihubungkan dengan: a) penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan. b) penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga. c) penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya. d) penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.



e) penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. b. Pengangguran : Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. 2. Faktor budaya : Perceraian,Kenakalan Remaja, dll. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Beberapa jenis faktor budaya : a) Perceraian : Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan. Selama perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana membagi harta mereka yang diperoleh selama pernikahan seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak), dan bagaimana mereka menerima biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Banyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian, dan pasangan itu dapat menyelesaikannya ke pengadilan.



b) Kenakalan remaja : Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. 3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb. Masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis ini misalnya, masalah-masalah yang menyangkut kependudukan dan keharusan biologis lainnya.bebarapa faktor penyebab timbulnya masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis : a) Penyakit Menular Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang (penderita). b) Keracunan makanan Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit yang mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai jamur. 4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb .



Menurut penelitian Anna Fitriani (2010) menyatakan bahwa Salah satu PTM yang



menjadi penyebab utama kematian di berbagai negara adalah hipertensi. Pada peneltiannya, responden berasal dari kelompok sosial ekonomi rendah yang sebagian besar berpendidikan rendah, pengeluaran rumah tangga di bawah UMR, tidak bekerja, dan bertatus janda. Sosial ekonomi yang rendah dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Hasil analisis pada Riskesdas menunjukkan bahwa responden yang tidak sekolah dan tidak bekerja mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap hipertensi.



BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Determinan sosial sering kali dibentuk oleh kebijakan publik yang mencerminkan ideologi politik yang berlaku di daerah tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ketimpangan dalam determinan kesehatan sama sekali bukan merupakan fenomena "alami", tetapi merupakan hasil dari kombinasi beracun dari kebijakan sosial yang buruk, pengaturan ekonomi yang tidak adil (ketika orang-orang yang sudah kaya dan sehat menjadi lebih kaya, sedangkan orang-orang miskin yang lebih mungkin sakit menjadi lebih miskin), dari politik yang buruk. Oleh karena itu perlu adanya pemerataan kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam rangka peningkatan derajat kesehatan yang merata. III.2 Saran Saran kepada pembaca adalah agar pembaca tidak hanya mengacu pada materi didalam makalah ini melainkan mencari refrensi lain diluar makalah, dan diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut atas kekurangan dari makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA 1. Kuntari, Titik. Social Determinant of Health. Departemen Kesehata Masyarakat 2. Bustan MN. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta; 1993 3. Fitriani, Anna. 2010. Kondisi Sosial Ekonomi dan Stres pada Wanita Hipertensi Anggota Majelis Taklim Al-Amin Cilandak, Jakarta Selatan . Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 5, Desember 2012 4. Drg. Puti Aulia Rahma, MPH dan Andriani Yulianti, SE, MPH. Social Determinants of Health Research. Mutu pelayanan kesehatan, diakses pada tanggal senin 4 oktober 2021. 5. Wikipedia. Determinan sosial kesehatan, diakses pada tanggal senin 4 oktober 2021