Makalah Spesialit Dan Terminologi Obat - Syarifah Aulya Aufa Alkadri - 199507 - Iii B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SPESIALIT DAN TERMINOLOGI



OBAT SISTEM SARAF PUSAT



Oleh: SYARIFAH AULYA AUFA ALKADRI NIM:199507



AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK 2021



KATA PENGANTAR Assalamualikum. Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang



berjudul



“OBAT SISTEM SARAF PUSAT” Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah spesiallit dan terminologi yang telah memberi arahan dalam penulisan makalah ini.



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2 BAB 1 ......................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 3 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 1.3. Tujuan .............................................................................................................. 4 BAB 2 ........................................................................................................................ 5 PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5 2.1. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat ......................................................................... 5 2.2. Pembagian obat susunan syaraf pusat .............................................................. 5 BAB 3 .................................................................................................................... 24 PENUTUP .............................................................................................................. 24 3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 25



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1.LATAR BELAKANG Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater. Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh senyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula- mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak 3



spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : 1.



Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung



merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya. 2.



Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung



memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan sarafsarafnya. Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas. 1.2.RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu obat susunan saraf pusat beserta klasifikasi dan struktur kimianya? 2. Bagaimana pengaruh obat susunan saraf pusat terhadap lingkungan ? 3. Bagaimana sifat dari obat susunan saraf pusat? 4. Bagaimana cara pembuatan obat susunan saraf pusat?



1.3.TUJUAN 1. untuk mengetahui obat susunan saraf pusat beserta klasifikasinya dan struktur kimianya 2. untuk mengetahui pengaruh obat susunan saraf pusat terhadap lingkungan. 3. untuk mengetahui sifat dari obat susunan saraf pusat 4. untuk mengetahui pembuatan obat susunan saraf pusat



4



BAB II PEMBAHASAN Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika. 2.1. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: 1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)). 2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson. 3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal. 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002). Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter) 2.2. Pembagian obat susunan syaraf pusat 2.2.1. Anestetika A. Pengertian Obat Anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit 5



dalam bermacan-macam tindakan operasi. B. Sifat obat anestetika 



Toksisitas rendah, luas terapeutik besar







Mudah ditangani ahli anestesi







Aliran pada tubuh dan keluar cepat







Khasiat analgetik & narkotik baik







Pengaruh thd pernafasan & sirkulasi kecil







Tidak mengiritasi kulit & selaput mukosa







Metabolit tidak toksik







Sifat fisika & kimia menguntungkan (stabil, tdk mudah terbakar/ meledak)



C. Penggolongan Obat Obat anestetika digolongkan menjadi: a) Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impulsimpuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin. Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis : 1) Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir. 2) Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung 6



sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi 3) Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki. Obat – obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air. Persyaratan anestetik local Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut: a. tidak merangsang jaringan b. tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral c. toksisitas sistemis rendah d. efektif pada penyuntikan dan penggunaan local e. mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama f. larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan Efek samping Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.



Penggolongan Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu : 1) Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain 2) Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll. 7



3) Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis. Contoh sediaan obat Lidokain Indikasi: anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia Efek samping : mengantuk Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain. Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih stabil dibandingkan dengan obat – obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom.Kerja obat tersebut dapat dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit dari – atau impuls vasokonstriktor menuju daerah tubuh tertentu. Lidokain mampu melewati sawar darah otak dan diserap secara cepat dari tempat injeksi. Dalam hepar, lidokain diubah menjadi metabolit yang lebih larut dalam air dan disekresikan ke dalam urin. Absorbsi dari lidokain dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tempat injeksi, dosis obat, adanya vasokonstriktor, ikatan obat – jaringan, dan karakter fisikokimianya. b) Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. 8



Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum : 1) berbau enak dan tidak merangsang selaput lender 2) mula kerja cepat tanpa efek samping 3) sadar kembalinya tanpa kejang 4) berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya 5) Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan Efek samping Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah : Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor Merusak ginjal, khususnya metoksifluran Penggolongan Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu: 1) Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital ) 2) Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.



2.2.2. HIPNOTIK-SEDATIF A. Pengertian HIPNOTIK-SEDATIF adalah golongan obat depresi SSP. Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan (menenangkan, menyebabkan kantuk, 9



menidurkan) hingga yang berat (menghilangkan kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati. Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan. Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. B. Mekanisme kerja hipnotik Pada tahun 1977 ditemukan reseptor benzodiazepin spesifik di permukaan membran neuron, terutama di kulit otak dan lebih sedikit di otak kecil dan system limbis. Barbiturat dan benzodiazepine pada dosis terapi terutama bekerja dengan jalan pengikatan pada reseptor tersebut. Efeknya ialah potensiasi penghambatan neurotransmisi oleh GABA disinaps semua saraf otak dan blokade dari pelepasan muatan listrik. C. Penggolongan hipnotik 1. GOLONGAN BARBITURAT Barbiturat telah digunakan sejak lama,tapi pada 1980-an menurun karena ada gol.Benzodiazepin yg lebih aman. KEKURANGAN : 1. Toleransi dan ketergantungan cepat timbul 2. Stadium REM dipersingkat sehingga tidur pasien kurang nyaman 3. Efek paradoksal dapat terjadi dalam dosis rendah pada keadaan nyeri, yakni justru eksitasi, kegelisahan 4. Overdose barbital menimbulkan depresi sentral, dengan penghambatan pernapasan berbahaya, koma dan kematian 10



Contoh sediaan obat: 1. Fenobarbital Fenobarbital memiliki rumus kimia 5,5-fenil-etil asam barbiturat dan merupakan senyawa organik pertama yang digunakan dalam pengobatan antikonvulsi. Fenobarbital termasuk obat sedatif- hipnotik golongan barbiturat. Memiliki kerja membatasi penjalaran aktivitas, bangkitan, dan menaikkan ambang rangsang. Bioavailibilitas fenobarbital adalah sekitar 90 %. Kadar tunaknya dalam plasma tercapai dalam 8 – 12 jam per oral. Fenobarbital berikatan lemah dengan protein tubuh (20 – 45%). Fenobarbital dimetabolisme oleh hepar melalui hidroksilasi, glukoronidasi dan menginduksi isozim – isozim dari sitokrom P450 sistem. Ekskresi utama fenobarbital adalah melalui ginjal. 2. Thiopental Thiopental mempunyai nama kimia sodium 5-ethyl-5-(1- methylbutyl)-2thiobarbiturate. Berwarna kuning, berupa serbuk, larut pada air dan alkohol. Thiopental termasuk obat sedatif-hipnotik golongan barbiturat. Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek sedatif-hipnotik dan efek lainnya ditimbulkan bila tidak dilengkapi gugusan alkil atau aril. Cara pemberian thiopental adalah intra vena dan sering digunakan sebagai terapi insomnia, sedasi preoperatif, dan status epileptikus. Thiopental merupakan barbiturat dengan onset kerja sangat cepat (ultra short acting) yang tersedia dalam bentuk asam bebas dan garam natrium. 2. GOLONGAN BENZODIAZEPIN Memiliki 4 daya kerja : Khasiat anksiolitis, sedatif-hipnotis, antikonvulsif, daya relaksasi otot. Penggunaan : Pada umumnya benzodiazepin menimbulkan hasrat tidur bila diberikan dalam dosis tinggi pada malam hari dan memberikan efek menenangkan 11



(sedasi) dan mengurangi kecemasan pada pemberian dalam dosis rendah pada siang hari. Keuntungan : 1. Tidak atau hampir tidak merintangi tidur REM 2. Bila digunakan hanya untuk beberapa minggu, merupakan obat tidur yg relatif aman sehingga menjadi hipnotika pilihan pertama Contoh sediaan obat: 1. Diazepam Diazepam atau biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan narkoba. Diazepam merupakan obat anti cemas (antianxietas atau tranquilizer), sedatif-hipnotik, dan obat anti kejang (antikonvulsan). Efek sampingnya, pada pemakaian kronik dapat menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga, menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan reaksi.4 3. GOLONGAN LAIN 



Kloral Hidrat







Zopiclon







Meprobamat







Buspiron



D. EFEK SAMPING UMUM 



Depresi pernafasan







Tekanan darah menurun







Hang-over







Sembelit







Berakumulasi di jaringan lemak







Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan 12



E. Sifat-sifat Umum Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain : 1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil dalam air terutama sekali pada pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena mudah terhidrolisa maka garamnya dalam air tidak boleh disimpan lama. 2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform, dan etil asetat 3. Mudah



mengadakan



sublimasi,



hasil



sublimasi



dapat



dipakai



untuk



mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacuum. 4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit digunakan untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan. F. Turunan dari obat hipnotik-sedativ 1. Flurazepam Flurazepam diindikasikan sebagai obat untuk mengatasi insomnia. Hasil dari uji klinik terkontrol telah menunjukkan bahwa Flurazepam menguarangi secara bermakna waktu induksi tidur, jumlah dan lama terbangun selama tidur , maupun lamanya tidur. Mula efek hipnotik rata- rata 17 menit setelah pemberian obat secara oral dan berakhir hingga 8 jam. Efek residu sedasi di siang hari terjadi pada sebagian besar penderita,oleh metabolit aktifnya yang masa kerjanya panjang, karena itu obat Fluarazepam cocok untuk pengobatan insomia jangka panjang dan insomnia jangka pendek yang disertai gejala ansietas di siang hari. 13



2. Midazolam Midazolam digunakan agar pemakai menjadi mengantuk atau tidur dan menghilangkan kecemasan sebelum pasien melakukan operasi atau untuk tujuan lainnya Midazolam kadang-kadang digunakan pada pasien di ruang ICU agar pasien menjadi pingsan. Hal ini dilakukan agar pasien yang stres menjadi kooperatif dan mempermudahkan kerja alat medis yang membantu pernafasan. Midazolam diberikan atas permintaan dokter dan penggunaannya sesuai dengan resep dokter. 3. Nitrazepam Nitrazepam juga termasuk golongan Benzodiazepine. Nitrazepam bekerja pada reseptor di otak (reseptor GABA) yang menyebabkan pelepasan senyawa kimia GABA (gamma amino butyric acid). GABA adalah suatu senyawa kimia penghambat utama di otak yang menyebabkan rasa kantuk dan mengontrol kecemasan. Nitrazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA, sehingga mengurangi fungsi otak pada area tertentu. Dimana menimbulkan rasa kantuk, menghilangka rasa cemas, dan membuat otot relaksasi. Nitrazepam biasanya digunakan untuk mengobati insomnia. Nitrazepam mengurangi waktu terjaga sebelum tidur dan terbangun di malam hari, juga meningkatkan panjangnnya waktu tidur. Seperti Nitrazepam ada dalam tubuh beberapa jam, rasa kantuk bisa tetap terjadi sehari kemudian 4. Estazolam Estazolam digunakan jangka pendek untuk membantu agar mudah tidur dan tetap tidur sepanjang malam. Estazolam tersedia dalam bentuk tablet digunakan secara oral diminum sebelum atau sesudah makan. Estazolam biasanya digunakan sebelum tidur 14



bila diperlukan. Penggunaannya harus sesuai dengan resep yang dibuat oleh dokter anda. Estazolam dapat menyebabkan kecanduan. Jangan minum lebih dari dosis yang diberikan, lebih sering, atau untuk waktu yang lebih lama daripada petunjuk resep. Toleransi bisa terjad pada pemakaian jangka panjang dan berlebihan. Jangan gunakan lebih dari 12 minggu atau berhenti menggunakannnya tanpa konsultasi dengan dokter. Dokter anda akan mengurangi dosis secara bertahap. Anda akan mengalami sulit tidur satu atau dua hari setelah berhenti menggunakan obat ini.



2.2.3. Antikonvulsan(Anti Epilepsi) A. Definisi Antikonvulsan adalah sebuah obat yang mencegah atau mengurangi kejangkejang atau konvulsan atau Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran. Digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati epilepsi. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan Anti Epilepsi, sebab obat ini jarang digunabkan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan EEG obsormal dan eksesif. Berdasarkan gambaran EEG, apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal. Jenis – Jenis Epilepsi yaitu: 1. Grand mal (tonik-tonik umum ) 15



Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali. 2. Petit mal Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. 3. Psikomotor (serangan parsial kompleks) Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran. B. Sifat obat konvulsan 



Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat tidak berbau,tidak berasa, dapat terjadi polimorfisma.







Stabil diudara;ph larutan jenuh lbh kurang 5.sngat sukar larut dalm air,larut dlam etanol,eter,dan dalam larutan alkali hidroksida,alkali karbonat.agak sukar laryt dalam kloroform(FI 4).



C. Mekanisme Kerja Antiepilepsi (Anti Konvulsi) Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang penting, yaitu : 1. Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi. 2. Dengan mencegah terjasinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh dari fokus epilepsi. Bagian terbesar antiepilepsi yang dikenal termasuk dalam golongan kedua diatas. D. Penggunaan Antiepilepsi (Anti Konvulsi) Antiepilepsi umunya memiliki lebar terapi yang sempit, seperti Fenitoin, harus dengan teratur dan kontinu, agar kadar obat dalam darah terpelihara sekonstan 16



mungkin. Umumnya pengobatan dilakukan dengan dosis rendah dulu kemudian dinaikan secara berangsur sampai efek maksimal tercapai dan kadar plasma menjadi tetap. Jangka waktu terapi umumnya bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Bila dalam 2-3 tahun tidak terjadi serangan maka dosis dapat diturunkan berangsur sehingga pengobatan dapat dihentikan sama sekali. E. Penggolongan Antiepilepsi Kebanyakan obat epilepsi bersifat antikonvulsif, yaitu dapat meredakan konvulsi, dan sedatif (meredakan). Obat-obat ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok sbb : 1. Barbital-barbital, misalnya Fenobarbital, Mefobarbital, dan Heptobarbital. Obat tidur ini bersifat mnenginduksi enzim, hingga biotransformasi enzimatisnya dipercepat, juga penguraian zat-zat lain, antara lain penguraian vitamin D sehingga menyebabkan rachitis, khususnya pada anak kecil. 2. Hidantoin-hidantoin, misalnya Fenitoin,strukturnya mirip fenobarbital tetapi dengan cincin “lima hidantoin”. 3. Suksinimida-suksinimida,



misalnya



Metilfenilsuksinimida



dan



Etosuksinimida.Obat ini terutama digunakan pada serangan psikomotor. 4. Oksazolidin-oksazolidin, misalnya Etadion dan Trimetadion, tetapi jarang digunakan mengingat efek sampingnya berbahaya terhadap hati dan limpa. 5. Serba-serbi, misalnya Diazapam dan turunannya, Karbamazepin, Asetazolamid, dan Asam Valproat.



F. Contoh sediaan obat 1. Fenitoin (Ditalin, Dilantin) Zat hipnotik ini terutama efektif pada grand mal dan serangan psikomotor, tidak 17



untuk serangan-serangan kecil karena dapat memprofokasi serangan. DS



: oral 1-2x sehari @ 100-300 mg.



Indikasi



: semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus



Kontra indikasi



: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui



Efek samping



: gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.



2. Penobarbital Zat hipnotik ini terutama digunakan pada serangan epilepsi Grand mal / besar, biasanya dalam kombinasi dengan kafein atau efedrin guna melawan efek hipnotisnya. DS



: oral 3 x sehari@ 25 – 75 mg maksimal 400 mg (dalam 2 dosis).



Indikasi



: semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus



Kontra indikasi



: depresi pernafasan berat, porifiria



Efek samping



: mengantuk, depresi mental



3. Karbamazepin Indikasi



: epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus



Kontra indikasi



: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang



Efek samping



: mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung



4. Klobazam Indikasi



: terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek



ansietas. Kontra indikasi



: depresi pernafasan



Efek samping



: mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan



kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi. 5. Diazepam (valium) Selain bersifat sebagai anksiolitika, relaksan otot, hipnotik, juga berkhasiat 18



antikonvulsi. Maka digunakan sebagai obat status epileptikus dalam bentuk injeksi. DS



: oral 2 – 3 x sehari @ 2 – 5 mg



Indikasi



: status epileptikus, konvulsi akibat keracunan



Kontra indikasi



: depresi pernafasan



Efek samping



: mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia,



ketergantungan, kadang nyeri kepala. 6. Primidon(Mysolin) Strukturnya mirip dengan fenobarbital dan di dalam hati akan dibiotrasformasi menjado fenobarbital, tetapi kurang sedatif dan sangat efektif terhadap serangan grand mal dan psikomotor. DS : Dimulai 4 x sehari @ 500 mg, hari ke 4 250 mg dan hari ke 11 25 mg 7. Karbamazepin (Tegretol) Senyawa trisiklik ini mirip imipramin, Digunakan pada epilepsi grand mal dan psikomotor dengan efek;l.tifitasnya sama dengan fenitoin tetapi efek sampingnya lebih ringan. DS : Dimimun dengan dosis rendah dan dinaikan berangsur-angsur sampai 2-3 x sehari @ 200-400 mg,



2.2.4. Antiparkinson a) Definisi Obat anti Parkinson adalah obat-obatan yang dapat mengurangi efek penyakit Parkinson. Penyakit parkinson/penyakit gemetaran yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot atau kekakuan anggota gerak, gangguan gaya berjalan (setapak demi setapak) bahkan dapat terjadi gangguan persepsi dan daya ingat merupakan penyakit yang tejadi akibat proses degenerasi yang progresif dari sel-sel otak 19



(substansia nigra) sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi neurotransmiter yaitu dopamin. b) Penggolongan obat anti Parkinson 1. Obat Dopaminergik sentral. a. Levodopa. b. Bromokriptin. c. Carbidopa 2. Obat antikolinergik sentral; Triheksifenidil 3. Penghambat MAO ; Selegiline 4. Penghambat DOPA Decarboxylase; Bensarizide Bensarizide biasa digunakan sebagai obat kombinasi dengan Levodopa. Yang berfungsi untuk mencegah Levodopa berubah menjadi Dopamin sehingga tidak bisa masuk ke dalam otak. 5. Obat Dopamino-antikolinergik; Pramipexole; Obat parkinson Pramipexole digunakan untuk mengurangi gejala dari Parkinson seperti tremor, kekakuan dan gerak yang lambat yang disebabkan oleh Parkinson. 6. Penghambat catechol-O-methyltransferase; Entacapone yang biasa dikombinasi dengan Levodopa/Carbidopa dengan atau tidak. c) Teknik pengobatan Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah Levodopa-Karbidopa. Penambahan Karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas Llevodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek Levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Kini ada kombinasi tiga obat selain Levodopa dan Karbidopa juga ditambahkan Entacapone. Dimana fungsi Entacapone membantu kerja kedua obat tersebut dengan memperlancar masuknya kedua obat tersebut ke otak. Di dalam otak Levodopa 20



dirubah menjadi Dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi kembali mandiri. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Mengkonsumsi Levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendaki, wajah menyeringai, kepala mengangguk- angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti Levodopa dengan Bromokriptin selama tahuntahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki. Kini obat antidepresan yang digunakan untuk parkinson hanya Pramipexole, itupun hanya untuk mengurangi gejala yang disebabkan Parkinson. Untuk golongan obat antidepresi golongan MAO-inhibitor (monoamine oxidase inhibitor) tidak digunakan lagi. Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri. Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami 21



kekurangan gizi (malnutrisi). Untuk pemilihan obat anti Parkinson yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.



2.2.5. Analeptika a) Definisi Obat-obat analeptik adalah kelompok stimulan SSP yang relatif nonselektif. Dosis konvulsifnya berada dekat dengan dosis analeptik dari obat-obat ini. Contoh dari kelompok ini adalah pikrotoksinin dan pentilenetetrazol. Sebagai obat, keduanya sudah ditinggalkan pemakaiannya, tetapi masih digunakan dalam penelitianpenelitian yang memrediksi bagaimana suatu obat bekerja. Obat-obat yang lebih baru, modafinil dan doksapram, bekerja lebih selektif dan digunakan untuk kasus narkolepsi serta sebagai stimulan pernafasan. b) Contoh obat analeptika Pikrotoksin Menurut Jarboe et.al., cincin hidoksilaktonil bertanggungjawab untuk aktivitas dari obat, didukung oleh gugus 2-propenil. Pikrotoksinin bekerja denga cara mengganggu efek inhibisi dari asam γ-aminobutirat (GABA) pada tingkat kanal Cl reseptor GABAA. Obat ini sudah ditinggalkan pemakaiannya secara medis. Namun, secara farmakologis, obat ini sangat berguna dalam mendeterminasi mekanisme kerja obat-obat sedatif-hipnotik dan antikonvulsan. Butirolakton terikat pada sisi/bagian pikrotoksinin. c) Cara pembuatan pikrotoksin. Pikrotoksin diperoleh dari tanaman Anamita cocculus yang dulunya digunakan untuk racun ikan. Obat ini terurai menjadi pikrotoksin yang merupakan metabolit aktif dan pikrotin ( tidak aktif ). Obat ini merupakan perangsang ssp yang kuat, yang merangsang semua bagian ssp dan dapat menimbulkan kejang. Dahulu digunakan 22



untuk mengembalikan kesadaran dan merangsang pusat pernafasan pada keracunan barbiturat atau narkotika



23



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan lampiran diatas, dapat disimpulkan bahwa : Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Obat yang bekerja pada SSP yang menimbulkan efeknya mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter)



24



DAFTAR PUSTAKA Soekarno, Bambang. 2000. Kimia Medisinal. Airlangga University Press; SurabayaSumarheni. 2010. Anestetik Lokal Lidokain. http://sumarheni.blogs.unhas.ac.id/2010/12/23/anestetik-lokal-lidokain/ Anonim. 2012. Makalah Farmakologi I. http://chamaiiaariani.wordpress.com/penyebab-diare/sedatif-hipnotik-dananestetika/ Anonim. 2012. Obat Parkinson. http://obatparkinsonnatural.blogspot.com/2012/05/obatparkinson_20.html



25



SPESIALIT DAN TERMINOLOGI



OBAT SISTEM KARDIOVASKULER



Oleh: SYARIFAH AULYA AUFA ALKADRI NIM:199507



AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK 2021



KATA PENGANTAR Assalamualikum. Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang



berjudul



“OBAT SISTEM KARDIOVASKULER” Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah spesiallit dan terminologi yang telah memberi arahan dalam penulisan makalah ini.



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2 BAB 1 .................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 3 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3. Tujuan .......................................................................................................... 4 BAB 2 ................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN .................................................................................................... 4 2.1. Penyakit Gangguan Jantung .......................................................................... 4 2.2. Spesialite Obat Kardiovaskuler ................................................................. 5 BAB 3 ............................................................................................................... 10 PENUTUP .......................................................................................................... 10 3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1.LATAR BELAKANG Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki system kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler.



Sebagai salah satu dari tim medis



perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. 1.2.RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu obat kardiovaskuler beserta klasifikasi dan struktur kimianya? 2. Bagaimana pengaruh obat kardiovaskuler terhadap lingkungan ? 3. Bagaimana sifat dari obat kardiovaskuler ? 4. Bagaimana cara pembuatan obat kardiovaskuler ?



1.3.TUJUAN 1. untuk mengetahui obat kardiovaskuler beserta klasifikasinya dan struktur kimianya 2. untuk mengetahui pengaruh obat kardiovaskuler terhadap lingkungan. 3. untuk mengetahui sifat dari obat kardiovaskuler 4. untuk mengetahui pembuatan obat kardiovaskuler



3



BAB II PEMBAHASAN Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang mengganggu sistem jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskuler). Jenis penyakit yang berhubungan dengan jantung, peredaran darah dan pembuluh darah yaitu melemahnya kontraksi jantung (gagal jantung), denyut jantung tidak normal (aritmia), penyempitan pembuluh darah dan penumpukan lemak di pembuluh darah (arteriosklerosis). Gangguan sirkulasi tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan angina (nyeri jantung). 2.1. Penyakit Gangguan Jantung 2.1.1. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Penyakit jantung koroner (PJK) adalah keadaan di mana terjadi ketidakseimbangan kebutuhan otot jantung akan oksigen dengan yang tersedia pada pembuluh darah. Kekurangan oksigen biasanya disebabkan oleh adanya plak pada bagian dalam pembuluh koroner. Tergantung etiologi penyakit, obat yang biasa diberikan adalah analgetik morfin, antikoagulan, antilipemik, aspirin, CCB, gemfibrozil, terapi dosis rendah dan golongan nitrat. 2.1.2. Angina Angina adalah nyeri dada mendadak yang parah, seperti ditekan, yang menyebar ke leher rahang bawah, bahu, dan lengan kiri. Angina disebabkan Karena ketidakseimbangan antara aliran darah koroner dengan kebutuhan oksigen miokard yang menyebabkan iskemia. Jenis penyakit angina yaitu angina klasik (stabil), angina tidak stabil, dan angina varian (sewaktu istirahat). Obat-obat yang digunakan sebagai antiangina meliputi golongan, kalsium bloker, dan golongan nitrat. 2.1.3. Aritmia Aritmia adalah keadaan dimana denyut jantung tidak normal, dapat berupa bradikardi (lemah/kurang dari 60 kali/menit) atau takhikardi (lebih dari 120 kali/menit). Obat- obat antiaritmia mempengaruhi signal listrik pada jantung dengan mekanisme yang berbeda beda. Obat-obat yang digunakan untuk antiaritmia adalah CCB, digoksin dan yang lainnya (disopramid, lidokain, kuinidin, dan prokainamid). 2.1.4. Hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah, dimana tekanan darah sistol lebih dari 140 mmHg dan/atau diastol lebih dari 90 mmHg. Diagnosis ditegakkan bila pengukuran minimal 3 kali pada situasi dan waktu yang berbeda. Berdasarkan etiologinya hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Obat-obat yang digunakan sebagai antihipertensi adalah diuretik, ACE Inhibitor, Ca-bloker, vasodilator, simpatolitik, dan obat yang bekerja sentral.



4



2.1.5. Hiperlipidemia Hiperlipidemia adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah. Penyakit jantung koroner berkorelasi langsung dengan kadar kolesterol total. Obat-obat yang digunakan dalam penanganan hiperlipidemia adalah: 1. Golongan asam fibrat: klofibrat, fenofibrat, benzafibrat, gemfibrozil. 2. Golongan resin: kolestiramin, kolestipol, kolesevam. 3. Golongan penghambat enzim HMG CoA reduktase: simvastatin, lovastatin, pravastatin, fluvastatin, otorvastatin. 4. Golongan lainnya: probukol, ezetimibe.



2.2. Spesialite Obat Kardiovaskuler A. OBAT JANTUNG 1.



Kardiotonika Obat yang berkhasiat memperkuat kontraksi otot jantung, terutama digunakan pada



gagal jantung (dekompensasi) untuk memperbaiki fungsi pompanya, yaitu glikosidaglikosida jantung, yang berkhasiat mempertinggi kontraksi jantung sehingga cardiac output (volume menitnya) bertambah, sedangkan denyutnya dikurangi (efek chronotrop negatif). Yang Termasuk Obat Gol. Kardiotonik •



Digitalis Folium







Digoksin







Digitoksin







Quabalin







Proscilaridin



2.



Obat – Obat Angina Pektoris Keadaan kekurangan darah (iskemia) pada angina pektoris dapat diobati dengan



vasodilator arteri jantung dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen . Diobati dengan : 







Vasodilator Koroner -



Nitrogliserin (pilihan utama untuk serangan akut)



-



Isosrbida dinitrat (ISDN), Dipiridamol



Antagonis Kalsim Nifedipin, Verapamil, Diltiazem







β- Blokers 5



Propanolo, Acebutolol 3.



Antiaritmia 



Zat-zat Stabilisasi Membran (kinidin , likokadin)







β- Blokers (Timolol, Propanolol)







Zat memperpanjang masa refakter (Amiodaron, Sotalol)







Antagonis Kalsium (Verapamil, Nifedipin, Diltiazem) NO



NAMA GENERIK



NAMA DAGANG



PRODUSEN



1.



Digoksin



Lanoxin Fargoxin



Glaxo-Wellcome Fahrenheit



2.



Nifedipin



Adalat



Bayer



3.



Diltiazem



Herbesser



Tanabe Indonesia



4.



Isosorbid Dinitrate



Cedocard Farsorbid



Darya-Varia Fahrenheit



5.



Dipyridamol



Persantin



Boehringer



6.



Glyceryl Trinitate



Glyceryl Trinitate DBL



Tempo Scan Pasific



7.



Nitrogliceryn



Nitrocine



Pharos / Schwarz



8.



Propanolol HCL



Farmadral



Fahrenheit



9.



Atenolol



Betablok



Kalbe farma



10 Verapamil



Isoptin



Abbot



11 Dopamin



Dopac Cetadop



Kalbe Farm Ethica



12 Amlodipine



Norvask Cardisan



Pfizer Sanbe Farma



. . .



4. Terapi farmakologi Adalah cara bertahap (stepped care), ada 4 tahap yaitu : 1.



Tahap pertama, dengan satu obat diuretika (tiazida) atau beta bloker dengan dosis 6



kecil kemudian dosis dinaikan. 2.



Tahap kedua, dengan dua obat : Diuretik tiazida dan alfa / beta blokers



3.



Tahap ketiga, dengan tiga obat : Diuretik tiazid dan beta-blokers dan vasodilator



(biasanya hidralizin) atau penghambat ACE .



B. ANTIHIPERTENSI Prinsip pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, bila mungkin sampai pada tekanan normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak dan jantung. Ada 2 cara pengobatan hipertensi, yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi : terapi tanpa mengunakan obat-obatan. 1. Terapi farmakologi Adalah cara bertahap (stepped care), ada 4 tahap yaitu :  Tahap pertama, dengan satu obat diuretika (tiazida) atau beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.  Tahap kedua, dengan dua obat : Diuretik tiazida dan alfa / beta blokers  Tahap ketiga, dengan tiga obat : Diuretik tiazid dan beta-blokers dan vasodilator (biasanya hidralizin) atau penghambat ACE . 2. Penggolongan Obat Antihipertensi a.



Diuretika , misalnya : klortalidon, HCT



b.



α- Blokers, misalnya : Prasozin, terazosin



c.



β- Blokers, misalnya : Atenolol, Propanolol



d.



Penekan SSP, misalnya : Reserpin, klonidin, metildopa



e.



Antagonis Kalsium, misalnya : Nifedipin, verapamil, diltiazem



f.



ACE- Blokers, misalnya : kaptopril, cilazapril, ramipril, enalapril



g.



Zat-zat Vasodilator, misalnya : hidralazin, minoksidil, dihidralizin



h.



Antagonis Angiotensin II, misalnya : losartan, ibesartan



N O 1.



NAMA NAMAGENERIK Kaptopril



DAGANG



PRODUSEN



Capoten



Bristol Myers



Captensin



Kalbe Farma



2.



Klonidin



Catapres



Boehringer



3.



Metildopa



Dopamet



Actavis



7



4.



Labetolol



Tradate



Glaxo Wellcome



5.



Atenolol



Betablok



Kalbe Farma



Internolol



Interbat



Tenoretic



Astra Zenecca



6.



Atenolo HCL + Klortalidon



C. VASOLIDATOR Vasodilator adalah zat zat yang berfungsi melebarkan pembuluh secara langsung. Arterosklerosis : ganguan arteri yang paling sering terjadi dimana pembuluh arteri menyempit, dan hilang kelenturanya. Penyempitan ini menimbulkan iskemia, yaitu keadaan kekurangan darah dalam jaringan. Penggolongan obat vasodilator : 1.



α-Blockers : bekerja merintangi reseptor alfa, sehingga memperlemah daya



vasokontriksi noradrenalin terhadap asteriol. Contoh : Prazosin, Buflomedil, Kodergokrin. 2.



β- Adrenergika : bekerja menstimulasi reseptor β-adrenergika di arteriol dengan



efek vasodilator di bronkjial dan otot. Contoh : Isoxuprin 3.



Antagonis Calsium : bekerja meblokir saluran calsium di sel otot jantung dan otot



polos pembuluh, sehingga menghindarkan kontraksi dengan efek vasodilatasi di arteriol, contoh : Nifedipine, nimodipine, Bensiklan, Flunarizin, Sinarizin 4.



Derivat Nikotinat : bekerja melebarkan pembuluh darah kulit muka, leher, dan otot



lengan sedangkan penyaluran darah kebagian bawah tubuh justru berkurang, sehingga zat ini kurang berguna pada ganguan sirkulasi di betis atau kaki dan lebih efektif pada kulit. Contoh : nikotinil alkohol, inositol nikotinat, tokoferil nikotinat. 5.



Obat obat lain



contoh : Iloprost, Pentoksifillin, Ekstraks Ginkgo Biloba NO



NAMA GENERIK



NAMA DAGANG



PRODUSEN



1.



Buflomedil



Loftyl



Abbot



2.



Pentoxyfilin



Trental



Sanofi Aventis



3.



Kordergokrin



Hydergin



Novartis



4.



Alfa Tocopheril Nikotinat



Enico



Eisai



5.



Ekstrak Ginkgo Biloba



Tebokan



Phapros



8



6.



Isoxuprin



Duvasillan



Kimia Farma



D. ANTIHIPERLIPIDEMIA Hiperlipidemia adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah. Penyakit jantung koroner berkorelasi langsung dengan kadar kolesterol total. Obat-obat yang digunakan dalam penanganan hiperlipidemia adalah:  Golongan asam fibrat: klofibrat, fenofibrat, benzafibrat, gemfibrozil.  Golongan resin: kolestiramin, kolestipol, kolesevam.  Golongan penghambat enzim HMG CoA reduktase: simvastatin, lovastatin, pravastatin, fluvastatin, otorvastatin.  Golongan lainnya: probukol, ezetimibe.



9



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan lampiran diatas, dapat disimpulkan bahwa : Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang mengganggu sistem jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskuler). Jenis penyakit yang berhubungan dengan jantung, peredaran darah dan pembuluh darah yaitu melemahnya kontraksi jantung (gagal jantung), denyut jantung tidak normal (aritmia), penyempitan pembuluh darah dan penumpukan lemak di pembuluh darah (arteriosklerosis). Gangguan sirkulasi tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan angina (nyeri jantung).



10



DAFTAR PUSTAKA Gathina.2016.Praktikum Spesialit dan Terminologi Kesehatan.Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan.



11



SPESIALIT DAN TERMINOLOGI



OBAT SALURAN KEMIH



Oleh: SYARIFAH AULYA AUFA ALKADRI NIM:199507



AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK 2021



KATA PENGANTAR Assalamualikum. Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang



berjudul



“OBAT SALURAN KEMIH” Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah spesiallit dan terminologi yang telah memberi arahan dalam penulisan makalah ini.



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2 BAB 1 .................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 3 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3. Tujuan .......................................................................................................... 4 BAB 2 ................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN .................................................................................................... 5 2.1. Sistem Urinaria ............................................................................................. 5 BAB 3 ................................................................................................................. 8 PENUTUP ............................................................................................................ 8 3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1.LATAR BELAKANG Sistem saluran kemih adalah suatu sistern dimana terjadinya proses filtrasi darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (Mader, 2004). Sistem saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Saluran kenih terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan urin,dan berbagai saluran reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urin keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terlietuk di kedunsisi columna verebralis (Price dan Wilsom 2006). Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan telah berkembang untuk melaksanukan sajumlah fungsi penting ekskresi produk sisa metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam yang sesuai dan sekresi berbagai hormon autokoid (Robbins dan Kummar,2004). Kandung kemih adalah kantong yang terbentuk dari otot, dan merupakan tempat urin mengalir dari ureter. Ketika kandung kemish kosong atau terisi setengahnya kandung kemih tersebut terletak di dalan pelvis, ketika kandung kemih terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih tersebut menekan dan timbul ke arih abdomen di atas pubis, peregangan inilah yang merangsang refleks miksi. Adapun dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis, tunika sabmukosa, dan Iapisan mukosa (Gray, 2008). Penyakit yang berhubungin dengan ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal saluran kemih dan ginjal, kista ginjal, gagal ginjal, dan infeksi saluran kemih. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri dan bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini dapat terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentuk kandung kemih (batu kandung kemih ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Jenis batu ginjal adalah batu kalsium, batu oksalat, dan batu asam urat. 3



Gagal ginjal adalah Penyakit di mana fungsi oran pginjal mengalami penurunan hingga akhinnya tidak mampu lagi bekerja dalam hal penyaringan dan pembuangan elektrolit tubuh. Faktor yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal adalah hipertensi, kelainan ginjal, adanya kerusakan sel penyaring pada ginjal, adanya sumbatan pada saluran kemih, dan kelainan pada antoimun. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan tumbuh dan berkembangbiaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bacteriuria yang bermakna. Dari sudut pandang mikrobiologi, ISK terjadi bila mikroorganisme pathogen dideteksi di urin, uretra, vesika urinaria, atau ginjal. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih. Inkontinensia adalah ketidakmampuan menahan air kencing, kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan system kandung kemih dan uretra pada saat masuknya urin secara berangsur-angsur dari ureter. Obat yang digunakan adalah golongan antimuskarinik. 1.2.RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu obat saluran kemih ? 2. Bagaimana sifat dari obat saluran kemih ? 1.3.TUJUAN 1. untuk mengetahui obat saluran kemih 2. untuk mengetahui sifat dari obat susunan saraf pusat



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sistem Urinaria Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zatzat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria dalam tubuh terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra (Syaifuddin, 2006). 2.1.1. Ginjal Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal lakilaki lebih panjang dari ginjal wanita. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu (Syaifuddin, 2006). a.



Fungsi ginjal antara lain:



1.



Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.



2.



Memperthankan suasana keseimbangan cairan.



3.



Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.



4.



Mempertahanan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.



5.



Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir protein ureum, kreatinin, dan



amoniak (Syaifuddun, 2006). b.



Struktur ginjal terdiri dari:



1.



Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks.



2.



Bagian lebih dalam lagi disebut medulla.



3.



Bagian lebih dalam lagi disebut pelvis.



4.



Pada bagian medulla ginjal dapat dilihat adanya piramida yang merupakan



bukaan saluran pengumpul. 5.



Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula



(Luklukaningsih, 2014) Unit fungsional dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator 5



air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin (Luklukaningsih, 2014). Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-sluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula bowma (Luklukaningsih, 2014). 2.1.2. Ureter Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. a.



Panjang ureter 2-30 cm/10-12 inchi dan diameter 4-6 mm.



b.



Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan: 1)



Lapisan terluar adalah lapisan fibrosa.



2)



Lapisan tengah adalah muskularis longitudinal kearah dalam dan otot polos sikular ke arah luar.



3) c.



Lapisan terdalam adalah epithelium mukosa.



Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik (Luklukaningsih, 2014). Ureter memiliki fungsi sebagai jalur sekresi dari ginjal menuju kandung kemih,



ureter juga memiliki gerak peristaltik meski tidak sebesar gerak peristaltik pada kerongkongan (Long, 2016). Pada ureterovesical junction merupakan bagian tersempit dari ureter. Batu ginjal yang turun ke dalam ureter sering tersangkut pada bagian ini (Wibowo, 2009). 2.1.3. Kandung Kemih Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra. Sedangkan besar kandung kemih tersusun dari otot. Dua fungsi kandung kemih adalah: a.



Tempat penyimpanan urin sementara sebelum meninggalkan tubuh.



b.



Mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra (Luklukaningsih, 2014). Kandung kemih merupakan organ berongga yang terdiri dari tiga lapis otot



detrusor yang saling beranyaman (Purnowo, 2011). Lapisan paling dalam disebut Mukosa, lapisan tengah terdiri dari otot polos, dan lapisan paling luar adalah jaringan 6



fibrosa (Syaifuddin, 2010). Letak posisi kandung kemih berada pada anterior abdomen. Ukuran urine yang sanggup ditampung oleh kandung kemih adalah sekitar 500 ml, tetapi saat sudah terisi 250 ml maka akan dikeluarkan oleh tubuh (Long, 2016). Bentuk, ukuran, dan posisi kandung kemih (Vesica Urinaria) tiap orang berbeda-beda. Bentuk tersebut dipengaruhi umur dan urine di dalam vesica urinaria tersebut. Pada orang dewasa kandung kemih (vesica urinaria) saat kosong berbentuk agak bundar dan keseluruhannya terletak dalam rongga pelvis. Bila terisi penuh posisi kandung kemih dapat setinggi umbilicus (Wibowo, 2009). 2.1.4. Uretra Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1,5 inchi dan laki-laki 8 inchi. Muara uretra keluar tubuh di sebut meatus urinarius (Luklukaningsih, 2014). a.



Uretra pada laki-laki terdiri dari:



1.



Uretra prostatia.



2.



Uretra membranosa.



3.



Uretra kavernosa (Syaifuddin, 2006).



b.



Uretra pada wanita terdiri dari 3 lapisan:



1.



Tunina muskularis (lapisan sebelah luar).



2.



Lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena.



3.



Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) (Syaifuddin, 2006) Uretra merupakan sebuah saluran yang berfungsi sebagai saluran keluaran urine



yang tertampung dari vesika urinaria. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian, yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, saluran ini berfungsi juga dalam menyalurkan air mani. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan vesika urinaria dan uretra, serta terdapat sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra posterior dan anterior. Sfingter uretra interna tersusun atas otot polos yang dipersyarafi oleh sistem simpatik sehingga saat vesika urinaria penuh, sfingter ini akan membuka. Sfingter eksterna tersusun atas otot bergaris yang dipersyarafi oleh sistem syaraf somatik. Aktifitas sfingter eksterna ini dapat dikontrol sesuai kemauan orang. Pada saat ingin kencing maka sfingter ini terbuka dan akan tetap menutup saat menahan kencing. (Purnomo, 2011).



7



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan lampiran diatas, dapat disimpulkan bahwa , Obat yang berhubungan dengan dan saluran kemih yaitu : 1. antiseptic saluran urin : asam nalidiksat, asam pipemidat, flavoksat, solefinasi suksinat, metebamin. 2. parasimpatomimetik : fenazopiridin, alfuzosin 3. antimuskarinik : tolterodin, propiverin, plavoksat, solifenasi 4. penyakit batu ginjal : kalkurenal, obat tradisional yang mengandung herbal, heksamin 5. antibiotika untuk ISK : nitrofurantoin, trimetropim-sulfametoksazol, metenamin.



8



DAFTAR PUSTAKA 2014. ISO INDONESIA Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. 2000. Information Obat Nasional Indonesia (IONI). Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta: Depkes RI. MIMS



9