Makalah Strategi PromKes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN (WHO, 1984)



Oleh : Kelompok II



1. Afriani Miftakhul J 2. Frida Permatasari 3. Mutia Arinjani 4. Moh. Cahyo Utomo 5. Ari Kurnia Sandy 6. Dannis Fatih Al Azan



(A2A013003) (A2A013022) (A2A013030) (A2A013040) (A2A013047) (A2A013049)



Dosen Pengampu : Trixie Salawati S.Sos, M.Kes



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SEPTEMBER, 2014



Strategi Promosi Kesehatan 2014



Bab I A. Kata Pengantar Alhamdulillah rasa syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi besar Muhammad saw serta terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman kami yang telah membantu kami karena makalah ini dapat kami susun dengan sangat hati-hati dan teliti dalam menyusunnya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi dengan mengambil berbagai sumber yang kami dapatkan yang mana, isinya mencakup tentang “ Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO (1984)” Dengan ini kami persembahkan makalah mengenai bab Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO (1984). Semoga menjadi buku referensi buat anda serta makalah ini dapat juga membantu meringankan anda dalam mempelajari dan memahami bab ini. Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran untuk perbaikan dan kemaslahatan makalah ini. Harapan kami sebagai penyusun, semoga saja makalah yang kami susun ini bermanfaat dalam upaya memahami serta lebih giat lagi dalam meningkatkan pengetahuan Dasar Epidemiologi.



Semarang, 29 September 2014



Penulis



2|Page



Strategi Promosi Kesehatan 2014



Bab II PEMBAHASAN Strategi Promosi Kesehatan Global (WHO, 1984) “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment“. (Ottawa Charter,1986) Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Strategi Promosi Kesehatan Global (WHO, 1984) dibagi menjadi 3 1. Advokasi (Advocacy) Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain terse but membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan at au penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukun~an dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier)



3|Page



Strategi Promosi Kesehatan 2014 Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN ADVOKASI - PHBS



Sasaran



Metode Komunikasi Persuasif



Penentu Kebijakan:  DPRD  Pimpinan Perusahaan/Organisasi



   



Seminar sehari Lobby, Petisi Negosiasi Orientasi



Masyarakat :  LSM, PKK, Kader  Organisasi Profesi  Media Massa



 



Pemasaran sosial Kampanye



Masyarakat Luas :  Individu  Kepala Keluarga  RT / RW



KIE dalam acara formal (rembug desa, peringatan hari besar, hari Kes), informal



Hasil Yang Diharapkan    



Kebijakan publik Perundangan Peraturan Dukungan, Fasilitas



  



Koalisi Jaringan kerja Kemitraan Kebijakan dlm tatanan rumah tangga, RT, RW, desa



Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara topdown (dari atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan. 2. Dukungan Sosial (Social Support) Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihanpelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder) 4|Page



Strategi Promosi Kesehatan 2014



Sasaran



Metode Komunikasi Persuasif



 



Tokoh Agama Tokoh Masyarakat



  



Studi banding Pertemuan berkala Kunjungan Lapangan



 



Dunia Usaha Swasta



 



Lokakarya Diskusi meja bundar



  



LSM PKK Kader



 



Org. Profese Media Massa



KIE dalam acara formal (rembug desa, peringatan hari besar, hari Kes), informal



 



Konfrensi pers Dialog terbuka



Hasil Yang Diharapkan  



Norma sosial Situasi kondusif untuk PHBS



 



Situasi kondusif untuk PHBS Kemitraan



 



Jaringan kerja Koalisi



 



Kemitraan Norma sosial



3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007). Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan, partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidang-bidang lainnya. Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008): a. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat b. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif c. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat d. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.



5|Page



Strategi Promosi Kesehatan 2014 Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan berlangsung dengan sukses. Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu bentuk upaya melibatkan peran serta dari masyarakat ketika kita melakukan promosi kesehatan. Sebagai contoh yaitu pemanfaatan kader yang telah dilatih atau anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan dalam memberikan promosi kesehatan.



6|Page



Strategi Promosi Kesehatan 2014



Daftar Pustaka



 







DepKes RI, 2000. Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia, Jakarta Green, Lawrence W. & Marshall W. Kreuter, 2000. HEALTH PROMOTION PLANNING. An Educational and Environmental Approach, 2nd edition. Mayfiled Publishing Company, London. WHO, Pan American Health Organization, 1996. Health Promotion: An Anthology. Pan American Sanitary Bureau, Regional Office of the WHO. Washington, D.C.20037,USA



7|Page