14 0 190 KB
METODE DAN TEKNIK SUPERVISI PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
Oleh : Ismail Moh. Haluti NIP. 197306021996031001
Makalah Disusun guna melengkapi tugas Pendidikan dan Latihan Calon Pengawas Madrasah
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN KOTA MANADO 2019
BAB I PENDAHULUAN
0
A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat sebagai pertanda majunya sumber daya manusia yang semakin meningkat adalah bentuk respon manusia terhadap kebutuhannya yang ingin dipenuhi. Keinginan manusia dapat tercapai jika pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat sasaran yang menjadi sentral perkembangan. Berkebangnya teknologi informasi dan komunikasi dalam segala bidang dapat dijadikan basis perkembangan terutama kegiatan supervisi pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT). Inilah bentuk kemudahan pekerjaan di era globalisasi yang menuntut aksesibilitas menjadikan sesuatu yang jauh menjadi dekat dengan bentuk yang ekonomis dan dapat diakses oleh siapapun. Metode dan teknik supervisi modern dapat dilakukan dengan berbasis ICT berdampak positif secara keseluruhan adalah hal yang efektif bagi peningkatan supervisi pembelajaran untuk peningkatan mutu guru yang dapat dilakukan dengan pendekatan langsung (direktif), tidak langsung (non direktif), humanistik, dan kolaboratif. Dengan berbasis ICT supervisi pembelajaran yang diasumsikan merupakan pelayanan pembinaan guru diharapkan dapat memajukan dan mengembangkan pengajaran agar guru dapat mengajar dengan baik dan berdampak pada hasil belajar siswa. Supervisi berfungsi membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaran dengan mengkoordinasi teori dan praktik. Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih. Self evaluation merupakan salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self evaluation. supervisor dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan tersebut secara terus menerus.
1
Dengan demikian metode dan teknik supervisi berbasis ICT inilah yang menjadi cara baru dan diharapkan mampu mengubah persepsi supervisi yang sebelumnya kurang positif menjadi hal yang akrab dan membangun pola pikir baru dengan tanpa kehadiran supervisor sekalipun perubahan dan pembinaan terhadap guru akan tetap berjalan dengan baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud metode dan teknik supervisi pembelajaran? 2. Bagaimana kompetensi supervisi pembelajaran? 3. Bagaimana penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT? 4. Bagaimana Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran? C. Tujuan Dari berbagai rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini untuk mengatahui : 1. Metode dan teknik supervisi pembelajaran 2. Kompetensi supervisi pembelajaran 3. Penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT 4. Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran
BAB II PEMBAHASAN A. Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sedangkan Teknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. 1 1
H. Jerry Makawimbang. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2011, 112
2
Dengan kata lain metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Sedangkan teknik adalah langkah-langkah konkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Diantara metode supervisi pembelajaran adalah monitoring/pengawasan dan evaluasi, refleksi dan focused group discussion, dan metode delphi, dan workshop. Bahwasanya setiap metode memiliki teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya. Teknik supervisi merupakan caracara yang ditempuh dalam mencapi tujuan pendidikan di sekolah baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran, masalah kepalah sekolah dalam administrasi dan pengelolaan sekolah serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.2 Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Supervisor sebaiknya memilih teknik yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa secara global, teknik peningkatan kualitas pendidik digolongkan menjadi dua yaitu teknik
perseorangan
(individu)
dan
teknik
kelompok. 3
Supervisi individual artinya supervisor memberikan bantuan individual
kepada
guru
atau
kepala
sekolah
dengan
menggunakan beberapa teknik antara lain (1) Kunjungan dan observasi kelas (2) Dialog (3) Kunjungan antar guru-guru (4) Evaluasi diri (5) supervisor buletin) (6) Profesional reading (7) Profesional writing. Sedangkan supervisi kelompok artinya supervisor memberikan bantuan kepada kelompok guru atau kelompok kepala sekolah dengan menggunakan beberapa teknik antara lain : (1) Rapat staf sekolah (2) Orientasi guru baru
(3)
curiculum
perpustakaan
profesional
laboratory (6)
(4)
kepanitiaan
demostrasi
dan
(5)
simulasi
mengajar (7) lokakarya (8) Field trips (9) diskusi panel (10) pelatihan (11) organisasi.4 2
Nana Sudjana, Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah Cet.II; Bekasi: Binamitra Publishing , 2011, 6. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008, 3. 4 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia; An English-Indonesian Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, h. 569.
3
Menurut Dadang Suhardan, banyak teknik supervisi Pendidikan yang dapat dijalankan untuk meningkatkan mutu sekolah, baik langsung maupun tidak, baik individual maupun kelompok,
seperti
pemanfaatan
rapat,
kunjungan
kelas,
kunjungan sekolah, studi banding, personal conference, action research,
Musyawarah
Musyawarah
Guru
Guru
Sejenis,
Mata
Pelajaran
Musyawarah
(MGMP),
Guru
Lintas
Pelajaran.5 Supervisi Pendidikan juga dapat dilakukan dengan teknik pembicaraan
individual,
diskusi
kelompok,
demonstrasi
mengajar, dan perpustakaan profesional. 6 Bahkan masih bisa dikembangkan lagi dengan analisa (pengalaman) kelas, tes dadakan, konperensi kasus, observasi dokumen, wawancara, angket laporan tertulis dan sebagainya.7 teknik supervisi Pendidikan tersebut jika terlaksana akan menjadi sumber kekuatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Teknik supervisi atau prosedur kepengawasan yang bisa dilakukan supervisor adalah : a. Kunjungan Kelas Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolahsekolah yang telah direncanakan/ diprogramkan untuk mendapatkan gambaran/data tentang proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah tersebut.8 Kegiatan kunjungan kelas atau classroom visitation yang dilakukan bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang
proses
pembelajaran
secara
langsung,
baik
menyangkut kelebihan, kekurangan maupun kelemahannya. Lihat juga Departemen Agama RI., Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, 2. 5 Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2010, 59. 6 Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Direktorat Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003, 64-65. 7 Departemen Agama RI, Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam, 19. 8 P. A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 19.
4
Melalui teknik ini supervisor dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode dan teknik mengajar secara
keseluruhan
dengan
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya. Kunjungan dan observasi kelas dapat dilakukan dengan tiga pola, kunjungan kelas dan observasi tanpa memberi tahu guru yang akan dikunjungi, kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberi tahu, serta kunjungan atas undangan guru. Ketiga pola tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pola mana yang akan dipilih harus disesuaikan dengan tujuan utama kunjungan dan observasi kelas.9 Setelah kunjungan selesai diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan pendidik yang bersangkutan. Supervisor
memberikan
saran
yang
diperlukan
dan
pendidikpun dapat mengajukan pendapat dan usulan yang konstruktif
demi
perbaikan
proses
pembelajaran
selanjutnya. Untuk
mendapatkan gambaran
yang
lengkap dan
akurat mengenai situasi kelas, mungkin diperlukan beberapa kali kunjungan atau dilengkapi dengan teknik-teknik yang lain. b. Pembicaraan Individual Kunjungan
dan
observasi
kelas
pada
umumnya
dilengkapi dengan pembicaraan individual antara supervisor dan guru. Pembicaraan individual dapat pula dilakukan tanpa harus melakukan kunjungan kelas terlebih dahulu jika kepala madrasah merasa bahwa guru memerlukan bantuan atau guru itu sendiri yang merasa perlu dibantu.10 Pembicaraan individual merupakan hal yang penting dalam
supervisi
karena
dalam
kesempatan
tersebut
Suryasubrata, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 125. 10 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet.I; 2009, 42. 9
5
supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan masalah pribadi yang berhubungan dengan proses pembelajaran. c. Diskusi Kelompok Diskusi pertukaran
kelompok pendapat
atau
group
tentang
discussion
suatu
adalah
masalah
untuk
dipecahkan bersama. Kegiatan diskusi ini dapat mengambil beberapa
bentuk
pertemuan
seperti
panel,
seminar,
lokakarya, konferensi, kelompok studi, kelompok komisi dan kegiatan lain yang bertujuan bersama-sama membicarakan dan menilai masalah-masalah tentang pendidikan. Diskusi supervisor
dapat
memberikan
pengarahan,
bimbingan,
nasehat-nasehat maupun saran-saran yang diperlukan.11 Sedangkan Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok,
antara
lain;
Kepanitiaan-kepanitiaan,
Kerja
kelompok,
Laboratorium kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata, Kuliah/studi, Diskusi panel, Perpustakaan jabatan, Organisasi professional, Buletin supervise, Pertemuan guru dan, Lokakarya atau konferensi kelompok.12 Bahwasanya dalam teknik ini dapat menghemat waktu, tenaga dan mungkin biaya. Pengawas bisa memanfaatkan forum KKG atau MGMP untuk melihat team work atau team building. d. Demonstrasi Mengajar Demonstrasi mengajar ialah proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru yang memiliki kemampuan dalam hal mengajar sehingga guru lain dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Demonstrasi mengajar bertujuan untuk memberi contoh bagaimana cara melaksanakan proses pembelajaran yang baik dalam meyajikan materi, menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran. Satu hal yang perlu dipahami oleh supervisor bahwa tidak John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia; An English-Indonesian Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, 746. 12 Departemen Pendidikan Nasional , Metode ..., 26. 11
6
ada cara maengajar yang paling baik untuk setiap tujuan. 13 Pelaksanaan
demontrasi
memberikan
pelajaran
mengajar kepada
setidaknya guru
mampu
tentang
cara
menyampaikan suatu materi tertentu kepada peserta didik. e. Tes Dadakan Tes dadakan dapat dilakukan oleh pengawas terhadap siswa dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian target kurikulum dan daya serap siswa sampai pada saat tes dadakan dilakukan. Untuk melakukan hal ini, pengawas sudah menyiapkan soal tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Hasil tes dikoreksi oleh pengawas atau secara bersama antara guru dan pengawas.14 Tampaknya teknik ini mampu membuat guru untuk selalu mempersiapkan peserta didiknya dengan baik. f. Konferensi Kasus Konferensi kasus adalah salah satu teknik supervisi yang dilakukan oleh pengawas bersama guru dan tenaga edukatif lainnya di sekolah. Hal tersebut dilakukan bila ada masalah yang perlu dibahas secara bersama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya menentukan kasuskasus yang ditemukan baik dari hasil observasi, kunjungan kelas
atau
laporan
yang
diterima.
Selanjutnya
mendiskusikan kasus tersebut lalu mencatat hasil diskusi untuk diprogramkan tindak lanjutnya.15 Menurut Glickman dalam Ali Imron bahwa supervisor hendaklah memberikan bimbingan yang berorientasi pada bimbingan pendidik itu sendiri. Artinya, dalam meningkatkan kualitas
pendidik
perlu
memperhatikan
beberapa
hal
berikut:
Departemen Pendidikan Nasional, Metode...,1107. Dadang Suhardan,Supervisi Profesional Layanan Dalam Mutu Pembelajaran di Era otonomi Daerah, Cet,IV; Bandung: Alfabeta, 2010, 36. 15 Departemen Agama RI., Pedoman Rekruitmen Calon Pengawas, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004, 85. 13 14
7
1. Mendengar, artinya supervisor mendengarkan apa saja yang dikemukakan pendidik berupa kelemahan, kesulitan dan masalah apa saja yang dialami oleh pendidik. 2. Mengklarifikasi, maksudnya memperjelas tentang apa yang dimaksudkan oleh pendidik, salah satunya dengan cara bertanya kepadanya. 3. Mendorong, maksudnya supervisor mendorong kepada pendidik untuk mengemukakan kembali hal-hal yang dirasa masih kurang jelas. 4. Mempresentasi, maksudnya supervisor mengemukakan persepsi mengenai apa yang dimaksudkan oleh pendidik. 5. Memecahkan masalah, artinya supervisor bersama-sama pendidik memecahkan masalah yang dihadapi oleh pendidik. 6. Negosiasi, artinya dalam berunding supervisor dan pendidik membangun kesepakatan tentang tugas yang dilakukan masing-masing atau bersama. 7. Mendemonstrasikan,
artinya
supervisor
mendemonstrasikan tampilan tertentu dengan maksud agar dapat diamati dan ditirukan oleh pendidik. 8. Mengarahkan, artinya supervisor mengarahkan agar pendidik melakukan hal-hal tertentu. 9. Memberikan menggambarkan
penguat, kondisi
maksudnya yang
supervisor
menguntungkan
bagi
pembinaan pendidik.16 Sesungguhnya tidak ada suatu teknik tunggal yang bisa memenuhi segala kebutuhan. Baik digunakan
bergantung
pada
tidaknya teknik yang situasi
dan
waktu
pelaksanaannya. Karenanya, untuk mencapai tujuan supervisi pendidikan secara optimal perlu digunakan beberapa teknik supervisi agar data dan informasi yang diperoleh dapat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Departemen Agama RI, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, 6. 16
8
B. Kompetensi Supervisi Pembelajaran Kompetensi supervisi pembelajaran adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi supervisi pembelajaran pada intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi pembelajaran adalah guru dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,
penggunaan
media
dan
teknologi
informasi
dalam
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompetensi supervisi pembelajaran : 1. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran 2. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan proses pembelajaran/pembimbingan tiap mata pelajaran 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum (baik KTSP maupun Kurikulum 2013) 4. Membimbing
guru
dalam
memilih
dan
menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan setiap mata pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran 5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran. 6. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan di lapangan 7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan
9
8. Membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/ bimbingan.17 Dari
beberapa
penjabaran
kompetensi
di
atas,
guru
dapat
mengembangkan kecakapannya dalam bidang pembelajaran dan mampu menyikapi permasalahan-permasalahan pembelajaran secara baik termasuk dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. C. Penerapan Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Berbasis ICT Supervisi pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki “instructional supervision aims to promote growth, developmen, interaction, fault-free problem solving, and commitment to build capacity in teachers. (Cogan, 1973).18 Bahwa maksud supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, interaksi, pemecahan masalah kesalahan-bebas, dan komitmen untuk membangun kapasitas pada guru. Penerapan metode dan teknik supervisi pembelajaran berbasis ICT sebagai bagian dari perkembangan teknologi yang mendukung supervisi pembelajaran untuk peningkatan kualitas pembelajaran dalam hal; akses ke perpustakaan, akses ke pakar, pembelajaran online, menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan, menyediakan fasilitas mesin pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas direktorat alumni dan sekolah, dan menyediakan fasilitas kerjasama.19 Jika ditinjau dari segi pendidikan, teknologi itu sendiri memiliki kemanfaatan sebagai berikut : 1. Materi belajar dikembangkan di mana saja dan dapat diakses oleh siswa di mana saja.20 2. Mengurangi kendala fisik pada akses untuk belajar meminimalkan biaya perjalanan dan hidup, dan biaya tidak lagi menjadi menjadi penentu marjinalisasi. 17
Aguslani Mushlih “Penerapan Pendekatan Supervisi Klinis Melalui Diklat di Tempat Kerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengawas Madrasah” BDK Kementerian Agama RI 18 Sally J. Zepeda “Instructional Supervision Applying Tools and Consepts, Eye on Eduction, 2002, 19. 19 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2013, 7. 20 Heri Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi dan Pengembangan Profesional, Jurnal Integrasi Tenologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan 2013, 272.
10
3. Arus informasi gratis di dalam dan antar kelompok 4. Meningkatkan mutu pelajaran; bahwa suplemen pembelajaran beberapa disiplin ilmu yang mendukung materi belajar semakin dapat mudah dipahami. 5. Melatih/menatar guru; bahwa ICT memberikan pengalaman terlatih dan mengembangkan skill guru. 6. Memperluas jangkauan sekolah; bahwa akses sekolah tertentu dapat diketahui oleh siapapun tanpa mengenal batasan sehingga promosi dan kelebihan dapat memberikan peluang terhadap masyarakat yang menghendakinya. 7. Pendidikan dasar; ICT sebagai awal dalam mencari dan mengetahui pengetahuan awal yang dapat ditindaklanjuti menjadi kemapanan belajar. 8. Pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat; bahwa teknologi memberikan pembelajaran yang sama sebagai orang dewasa sehingga mendorong masyarakat yang maju sesuai dengan tantangan dan peluang. Dengan ICT di atas dapat mengubah peranan pengawas maupun guru, namun peranan guru tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengkolaborasikan teknologi dengan pendidikan dapat menunjang guru, sebab teknologi diasosiasikan dengan mesin yang mampu mengejar kecepatan sesuai perintah dan petunjuk dalam mengembangkan pola-pola pengajaran yang serba cepat, akurat, mutakhir, daya jangkau, komprehensif, dan selektif. Teknik supervisi pembelajaran berbasis ICT dapat bersifat langsung seperti online seperti workshop online, focused group discussion, maupun konferensi kasus mampu mengolah, mengemas, dan menampilkan serta menyebarkan informasi pembelajaran baik secara audio, visual, audiovisual bahkan multiedia, yang mempu mewujudkan terhadap visual learning.21 Kegunaan informasi ICT di atas untuk proses pembelajaran tidak hanya berlaku bagi individu tetapi juga untuk kelompok. Beberapa manfaat yang dapat digunakan antara lain; memperluas background knowledge guru, pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, mengatasi keterbatasan bahan ajar, kontribusi dan pengayaan bahan ajar, implementasi CBSA.22 Berdasarkan beberapa penerapan dan manfaat ICT di atas maka melalui teknologi informasi yang mampu mewadahi dan mentransformasikannya 21
Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset, 41. 22 Deni Darmawan, Inovasi..., 42.
11
komputer jaringan, komputer internet, multimedia, dan pembelajaran jarak jauh, maka realitas pembelajaran yang tidak kesampaian selama ini dapat terwujud melalui supervisi pembelajaran secara cepat. Sebagai contoh langsung dalam e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, CLE (Cybernetic Learning Environment),
Desktop Video conferencing,
ILS
(Integrated Learning System), LCC (Learner-Centerted Classroom), dan WBT (Web-Based Training).
Banyak dari para ahli yang dikutip dari berbagai
sumber, menyatakan bahwa e-learning adalah “E-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as”.23 Selain itu pengajar dituntut harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya inovatif misalnya seperti produksi media pengajaran berbantuan ICT atau perangkat keras/lunak yang akan digunakan oleh peserta didik. Ciri-ciri dari pemanfaatan ICT pada e-learning antara lain adalah: 1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana pengajar dan yang diajar, yang diajar dan sesama yang diajar atau pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokelor. 2. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh pengajar dan yang diajar/mahayang diajar kapan saja
dan
dimana
saja
dan
yang
bersangkutan memerlukanya. 3. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.24 D. Manfaat ICT dalam Supervisi Pembelajaran
23
Yahfizham, Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Proses Pembelajaran Berbasis Elektrinik (E-Learning), Jurnal Iqra’ Volume 08 No. 02 Oktober 2014, 84. 24 Yahfizham, Pengantar..., 85.
12
Dalam mendukung program pendidikan manfaat ICT dalam supervsi pembelajaran adalah : 1. Sebagai pengembangan profesional Profesionalisme pengetahuan
guru
yang
dapat
berkembang
diperoleh
dari
dengan
berbagai
meningkatnya
sumber
informasi,
berkomunikasi keseluruh belahan dunia, kesempatan untuk menerbitkan atau mengumumkan secara langsung, mengatur komunuikasi secara teratur, dan berpartisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun internasional yang telah terfasilitasi dengan adanya teknologi. 2. Sebagai sumber belajar atau pusat informasi Tuntutan kebutuhan belajar membutuhkan sumber belajar yang mampu mengantarkan pada tujuan informasi yang diinginkan seperti informasi media dan metodologi pembelajaran, bahan baku dan bahan ajar untuk pelajaran, akses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bahan pustaka atau referensi. 3. Sebagai belajar sendiri secara cepat Kompetensi guru dalam mengahadapi perkembangan iptek membutuhkan pengetahuan yang serba cepat, belajar berinteraktif, mengembangkan kemampuan dibidang penelitian, 4. Sebagai penambah wawasan Melalui ICT wawasan guru dapat meningkat melalui komunikasi dengan seluruh masyarakat, meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia, dan informasi pelatihan. 5. Sebagai pusat informasi yang murah dan cepat Kecanggihan teknologi memberikan kemudahan yang sangat baik sehingga guru dapat menggali informasi dengan biaya yang sangat murah, terjangkau tidak terbatas ruang dan waktu dengan kecepatan dan ketepatannya mampu memberikan kepuasan data-data informasi yang mendukung pembelajaran. Dengan beberapa manfaat di atas ICT dalam supervisi pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: 1. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana.
13
2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat, dirasakan, atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organorgan tubuh manusia pada mata pelajaran sains. 3. Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga peserta didik pun mudah dipahami, lama diingat dan mudah diungkapkan kembali. 4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik. 5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik. 6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback).
Misalnya
menggunakan
rekaman
video, compact
disk (cakram padat), tape recorder atau televisi. 7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu obyek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal, namun dalam bentuk nyata menggunakan
media pembelajaran.
8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan tempat
belajarnya, sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka dapat langsung melihat, memegang, atau merasakan tumbuhan tersebut. 9. Membentuk
sikap
peserta
didik
(aspek
afektif),
meningkatkan
keterampilan (psikomotor). 10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal. 11. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.25 Berdasarkan manfaat di atas metode dan teknik supervisi pembelajaran berbasis ICT memiliki kemudahan dan dapat meningkatkan kemampuan guru mengatasi berbagai kendala pembelajaran dengan segera dan secara langsung berdiskusi dengan supervisor untuk mencari solusi (solve problem).
25
Munir, Kurikulum Berbasis TIK, Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia, 112-
113.
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Metode supervisi pembelajaran adalah monitoring/pengawasan dan evaluasi, refleksi dan focused group discussion, dan metode delphi, dan workshop. Sedangkan teknik supervisi pembelajaran adalah kunjungan kelas,
pembicaraan
individual,
diskusi
kelompok,
demonstrasi mengajar, tes dadakan, dan konferensi kasus. 2. Kompetensi supervisi pembelajaran menjadi faktor penunjang dalam kecakapan guru maupun supervisor. 3. Penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT sangat memberikan kontibusi positif yang dapat dilaksanakan dengan cara yang mudah dan tidak terbatas pada situasi sehingga interaksi dapat dilakukan melalui teknologi. 4. Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran secara garis besar sebagai pengembangan profesional, informasi, wawasan dan kecakapan yang mendukung pembelajaran. B. Saran Dengan memperhatikan dampak dari perkembangan teknologi penulis memberikan saran agar dapat memanfaatkan keunggulan-keunggulan praktis teknologi terhadap pembelajaran sehingga kualitas belajar meningkat.
15
DAFTAR PUSTAKA Darmawan, Deni, Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset. Darmawan, Deni, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2013. Departemen Agama RI, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005. Departemen Agama RI, Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam. Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Direktorat Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003. Departemen Agama RI., Pedoman Rekruitmen Calon Pengawas, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008. Echols, John M. dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia; An English-Indonesian Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, h. 569. Lihat juga Departemen Agama RI., Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005. Fitriyadi, Heri, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi dan Pengembangan Profesional, Jurnal Integrasi Tenologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan 2013. Makawimbang, H. Jerry, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2011. Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet.I; 2009. Munir, Kurikulum Berbasis TIK, Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia. Mushlih, Aguslani, “Penerapan Pendekatan Supervisi Klinis Melalui Diklat di Tempat Kerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengawas Madrasah” BDK Kementerian Agama RI Sahertian, P. A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Sudjana, Nana, Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah Cet.II; Bekasi: Binamitra Publishing , 2011. Suhardan, Dadang,Supervisi Profesional Layanan Dalam Mutu Pembelajaran di Era otonomi Daerah, Cet,IV; Bandung: Alfabeta, 2010.
16
Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2010. Suryasubrata, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Yahfizham, Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Proses Pembelajaran Berbasis Elektrinik (E-Learning), Jurnal Iqra’ Volume 08 No. 02 Oktober 2014. Zepeda, Sally J. “Instructional Supervision Applying Tools and Consepts, Eye on Eduction, 2002.
KATA PENGANTAR
17
Pujian hanya bagi Allah s.w.t atas anugerah dan hidayahNya sehingga makalah yang berjudul “Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Berbasis Information and Technologi Communication (ICT)” dapat tersusun sesuai waktu yang ditentukan. Tujuan dalam penulisan ini sebagai syarat mengikuti Diklat Calon Pengawas Balai Diklatm Keagamaan Manado. Pemakalah berharap kepada pembaca agar berkenan memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini guna untuk memperbaiki sesuai maksud dan tujuan tema makalah. Akhirnya semoga mendapat ridha dari Allah Swt. Amiin. Manado, November 2019 Pemakalah,
DAFTARi ISI
........................................................................................................................ Hlm. Halaman Judul................................................................................................ i
18
Kata Pengantar............................................................................................... ii Daftar Isi......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 2 C. Tujuan.......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran............................... 3 B. Kompetensi Supervisi Pembelajaran .......................................... 8 C. Penerapan Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Berbasis ICT................................................................................ 10 D. Manfaat ICT dalam Supervisi Pembelajaran............................... 13 BAB III PENUTUP A.
Simpulan...................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 17
iii
iii 19 iii