Makalah Tanpa Cover [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Skenario satu Blok 9 ini. Laporan Skenario 1 ini kami susun karena merupakan sebagian tugas yang telah diberikan dan pada kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak media dan drg. Etny Dyah H selaku dosen tutorial blok tujuh yang senantiasa membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan skenario 1 ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan para pembaca khususnya mahasiswa. Untuk menunjang pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa, kami lampirkan beberapa jurnal. Dalam pembuatan laporan ini telah disadari terdapat beberapa kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menyampaikan saran dan kritik guna penyempurnaan laporan tutorial ini.



Semarang, 01 Januari 2016



Penyusun



Makalah Skenario 1 Blok 9



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2 SKENARIO ............................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4 A. Latar belakang ............................................................................................... 4 B. Rumusan masalah .......................................................................................... 5 C. Tujuan ............................................................................................................ 5 D. Manfaat .......................................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 7 BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 13 BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 52 A. Kesimpulan ................................................................................................... 52 B. Saran ............................................................................................................... 52 AYAT DAN HADIST .............................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 55



Makalah Skenario 1 Blok 9



2



SKENARIO 1



Aduhh…. Ada celah di bibir dan langit – langit rongga mulut saya !



Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang ke RSGMP UNIMUS diantar oleh ibunya dengan keluhan adanya celah bibir dan langit – langit pada anak perempuan tersebut sejak lahir. Saat berkomunikasi terdengar sengau dan kurang jelas berbicara. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh ibu pasien bahwa keadaan ibu pada waktu hamil dalam keadaan sehat, lahir cukup bulan dengan persalinan normal. Pada waktu hamil trimester pertama ibu mengantar ibunya untuk rontgen dan mendampinginya di dalam ruangan pada waktu dilakukan rontgent. Hasil rontgent foto ditemukan tidak adanya benih gigi 12 dan 21.



Makalah Skenario 1 Blok 9



3



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG



Labioschisis atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama penduduk dengan status sosial ekonomi yang lemah. Akibatnya operasi dilakukan terlambat dan malah dibiarkan sampai dewasa.



Bibir Sumbing memiliki frekuensi yang berbeda-beda pada berbagai budaya dan ras serta negara. Diperkirakan 45% dari populasi adalah nonKaukasia. Fogh Andersen di Denmark melaporkan kasus bibir sumbing dan celah langit-langit 1,47/1000 kelahiran hidup. Hasil yang hampir sama juga dilaporkan oleh Woolf dan Broadbent di Amerika Serikat serta Wilson untuk daerah Inggris. Neel menemukan insiden 2,1/1000 penduduk di Jepang.



Etiologi bibir sumbing dan celah langit-langit adalah multifaktorial. Selain faktor genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing dan celah langit-langit adalah usia ibu waktu melahirkan, perkawinan antara penderita bibir sumbing, defisiensi Zn waktu hamil dan defisiensi vitamin B6.



Bayi yang terlahir dengan labioschisis harus ditangani oleh klinisi dari multidisiplin dengan pendekatan team-based, agar memungkinkan koordinasi efektif dari berbagai aspek multidisiplin tersebut. Selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing, masih ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi dan psikososial. Masalah-masalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi anatomis, dan pada akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi yang dikerjakan juga dipengaruhi oleh masalah-masalah tersebut. Dengan pendekatan multidisipliner, tatalaksana yang komprehensif dapat diberikan, dan sebaiknya kontinyu sejak bayi lahir sampai remaja. Diperlukan tenaga spesialis bidang kesehatan anak, bedah plastik, THT, gigi ortodonti, serta terapis wicara, psikolog, ahli nutrisi dan audiolog.



Makalah Skenario 1 Blok 9



4



B. RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4.



Jelaskan proses embriologi dasar manusia! Jelaskan tumbuh kembang manusia secara umum ! Bagaimana perkembangan psikologi manusia! Sebutkan dan jelaskan kelainan dentokraniofasial pada saat pertumbuhan dan perkembangan ! 5. Sebutkan kelainan psikologi perkembangan pada manusia! 6. Definisi pertumbuhan dan perkembangan ! 7. Bagaimana cara menentukan pertumbuhan & perkembangan dentokraniofasial manusia itu normal atau tidak ? 8. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan prenatal dan postnatal dari segi dentokraniofasial ? 9. Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan dentokraniofasial? 10. Jelaskan etiologi celah bibir ! C. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses embriologi dasar manusia. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tumbuh kembang manusia secara umum. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan psikologi manusia. 4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan kelainan dentokraniofasial pada saat pertumbuhan dan perkembangan. 5. Mahasiswa mampu menyebutkan kelainan psikologi perkembangan pada manusia 6. Mahasiswa mampu mengetahui definisi pertumbuhan dan perkembangan. 7. Mahasiswa mampu mengetahui cara menentukan pertumbuhan & perkembangan dentokraniofasial manusia itu normal atau tidak 8. Mahasiswa mampu mengetahui perkembangan dan pertumbuhan prenatal dan postnatal dari segi dentokraniofasial 9. Mahasiswa mampu mengetahui factor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan dentokraniofasial 10. Mahasiswa menjelaskan etiologi celah bibir



Makalah Skenario 1 Blok 9



5



D. MANFAAT Dengan mempelajari ilmu pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial maupun ilmu pertumbuhan dan perkembangan manusia secara umum diharapkan kita dapat mengetahui proses embriologi manusia , perkembangan psikologi manusia, kelainan dentokraniofasial , kelainan psikologi perkembangan manusia, etiologi celah bibir, cara menentukan pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial normal atau tidak, perkembangan dan pertumbuhan prenatal dan postnatal dari segi dentokraniofasial serta factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial.



Makalah Skenario 1 Blok 9



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung relatif tinggi pada bayi dan akan melambat selama masa kanak-kanak dan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan akhirnya laju pertumbuhan menjadi melambat sampai maturitas. Ketiga faktor yang berpengaruh pada hasil akhir ukuran tubuh manusia adalah waktu mulai terjadi percepatan pertumbuhan, besarnya percepatan pertumbuhan dan waktu pertumbuhan berakhir (Myrtati, 2008; Melani dkk., 2012) Perempuan mengalami percepatan pertumbuhan lebih dahulu dibandingkan laki-laki, akan tetapi besarnya percepatan pada perempuan tidak lebih besar dibandingkan dengan percepatan pertumbuhan laki-laki. Usia kronologis pada saat terjadi dan berakhirnya tahap–tahap pertumbuhan adalah bervariasi antar individu dan jenis kelamin. Masa pubertas pada anak perempuan 2 tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Perempuan mengalami pubertas usia 10-12 tahun sedangkan laki–laki usia 13-14 tahun (Foster, 1997; Bishara, 2001; Myrtati, 2008) Pertumbuhan wajah berkaitan erat dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan dan mengalami peningkatan selama masa pubertas. Dentokraniofasial adalah kesatuan komponen jaringan lunak dengan jaringan keras penyusun kranium wajah dan kranium serta gigi geligi dan jaringan mulut lainnya. Pertumbuhan dentokraniofasial berlangsung dalam tiga arah (anteropostrior, lateral dan vertikal), ketiganya mempunyai perbedaan baik dalam durasi, potensi , kecepatan maupun percepatan dalam pertumbuhan (Salzman, 1966). Komponen pembentuk dimensi vertikal wajah adalah pertumbuhan mandibula dan maksila serta perkembangan prosesus alveolaris sebagai akibat dari erupsi gigi geligi. Pertumbuhan tinggi wajah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ras genetik, jenis kelamin, usia, satus gizi dan penyakit. Laju peningkatan wajah terjadi pada usia 10 bulan dan kemudian menunjukkan penurunan sampai usia 3 tahun. Percepatan pertumbuhan wajah terjadi pada usia 3-4 tahun, 7-11 tahun, dan 16-19 tahun (Moyers (1998); Viazis



Makalah Skenario 1 Blok 9



7



(1998);(Salzman, 1966 cit Sutardjo, 1993)). Gambaran sefalometri menunjukkan bahwa laju pertumbuhan wajah tidak konstan selama periode pertumbuhan. Berbagai indikator untuk mengevaluasi pertumbuhan wajah individu antara lain kematangan somatik, seksual, skeletal, dan gigi (Ogedscu dkk., 2011). Tingkat pertumbuhan skeletal manusia tidak konstan. Intensitas ,onset dan durasi puncak pertumbuhan pada anak pubertas bervariasi dan bersifat individual. Puncak pertumbuhan skeletal seorang anak bervariasi. Menurut Grave dan Brown (1976) umur maturasi sering tidak sesuai dengan umur kronologis seorang anak sehingga sering timbul masalah dalam menentukan kapan puncak tumbuh kembang itu terjadi pada seorang anak. Pengetahuan tentang tumbuh kembang dan kemampuan dalam menentukan kapan saat yang tepat untuk memulai perawatan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan perawatan gigi pada seorang anak (Kuswandari, 2013). Dentokraniofasial adalah struktur anatomi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak, rahang gigi ataupun kombinasi gigi dan rahang yang akan mempengaruhi bentuk wajah. 



Pertumbuhan nasomaxillary complex Pertumbuhan nasomaxillary diproduksi/dihasilkan oleh 2 mekanisme dasar: -



Perpindahan pasif, dibentuk oleh pertumbuhan basis kranial yang mendorong maksila maju kedepan. Pertumbuhan aktif struktur maksila dan hidung.



Perpindahan pasif maxilla merupakan mekanisme yang penting selama periode gigi susu, namun menjadi kurang penting pada pertumbuhan syncondrosis dari basis cranii secara lambat yang ditandai dengan kelengkapan pertumbuhan saraf sekitar umur 7 tahun. Struktur nasal terjadi pada perpindahan pasif yang sama sebagaimana maksila. Hidung tumbuh lebih cepat dari wajah, selama pertumbuhan remaja. Pertumbuhan hidung di dapat dari peningkatan ukuran kartilago nasal septum. Sebagai tambahan, proliferasi lateral kartilago mengubah bentuk hidung, dan berkontribusi terhadap peningkatan ukuran luarnya. Pertumbuhan hidung secara garis besar bervariasi, bergantung dari masing-masing orang.



Makalah Skenario 1 Blok 9



8



Tumbuh Kembang Rahang Maksila dan Mandibula 



Maksila Pertumbuhan kompleks naso maksila diproduksi oleh mekanisme berikut: -



Displacement (perpindahan)



Displacement pasif/sekunder dari kompleks naso maksila terjadi pada direksi menurun dan maju seperti pertumbuhan dasar kranial, tipe pemindahan ini tidak terjadi secara langsung. Kompleks naso maksila adalah pergerakan simple kearah anterior sebagai pertumbuhan fossa kranial tengah pada arah tersebut. Perpindahan pasif maksila adalah suatu mekanisme pertumbuhan penting selama periode pertumbuhan gigi sulung, tapi akan menjadi kurang penting sebagai pertumbuhan basis kranii yang lambat. Suatu tipe pemindahan primer juga terlihat pada direksi posterior. Ini mengakibatkan keseluruhan maksila dibawa kearah anterior. Tipe pemindahan primer ini adalah suatu pemindahan tulang oleh pembesarannya sendiri. -



Pertumbuhan pada sutura



Maksila dihubungkan pada kranium dan dasar kranial oleh sutura, suturasutura tersebut adalah : Fronto-nasal sutura Fronto-maxillary sutura Zygomatico-temporal sutura Zygomatico-maxillary sutura Pteiygo-palatine sutura Sutura-sutura ini semuanya oblique (miring) dan lebih kurang pararel antara satu dengan yang lainnya. Ini mengizinkan reposisi maksila kebawah dan kedepan seperti pertumbuhan yang terjadi pada sutura-sutura ini.



Makalah Skenario 1 Blok 9



9



-



Surface Remodeling



Remodeling oleh aposisi dan resorpsi tulang terjadi untuk : Meningkatkan ukuran tulang Merubah bentuk tulang Merubah hubungan fungsional tulang Berikut adalah perubahan remodelling yang terlihat pada kompleks nasomaksila. 1. Resorpsi terjadi pada permukaan lateral pinggir orbital menuju pada pergerakkan lateral bola mata. Untuk mengkompensasi, terjadi aposisi tulang pada pinggir medial orbit dan pada permukaan eksternal pinggir lateral. 2. Dasar dari orbit faces superior, lateral, dan anteriorly. Aposisi permukaan terjadi disini dan mengakibatkan pertumbuhan pada direksi superior, lateral dan anterior. 3. Aposisi tulang terjadi sepanjang garis tepi posterior dari tuberosity maksila. Hal ini akibat perpanjangan lengkung dental dan perbeasarn dimensi anterior-posterior dan seluruh badan maksila. Hal ini membantu pada akomodasi erupsi molar. 4. Resorpsi tulang terjadi pada dinding lateral hidung menuju pada suatu peningkatan ukuran rongga hidung. 5. Resorpsi tulang terlihat terjadi pada dinding lateral. Untuk mengkompensasinya, maka terjadi aposisi tulang pada sisi palatal 6. Tulang zygomatik bergerak pada direksi posterior. Hal ini dicapai dengan resorpsi pada permukaan anterior dan aposisi pada permukaan posterior. 7. pelebaran wajah oleh pembentukan tulang pada permukaan lateral zygomatic dan resorpsi pada permukaan medialnya. 8. Anterior nasal spine meningkat akibat deposisi tulang. Terjadi resorpsi dari permukaan periosteal dari korteks labial. Mekanisme kompensasinya : Terjadi aposisi tulang pada permukaan endosteal korteks labial dan periosteal dari korteks labial. 1. Saat erupsi gigi, aposisi tulang terjadi pada garis tepi alveolar. Hal ini meningkatkan tinggi maksila dan kedalaman palatum. 2. Seluruh dinding sinus, kecuali dinding mesial mengalami resorpsi. Hal ini mengakibatkan peningkatan ukuran antrum maksila.



Makalah Skenario 1 Blok 9



10







Mandibula Mandibula mengalami kuantitas terbesar pertumbuhan pada post-natal dan juga menunjukkan variasi morfologi terbesar. Badan mandibula membentuk 1 unit, yang diletakkan pada processus alveolar, coronoid process, condylar process, angular process, the ramus, tthe lingual tuberosity dan dagu -



Ramus



Pergerakkan ramus kearah posterior oleh suatu kombinasi dari aposisi dan resorpsi. Resorpsi terjadi pada bagian anterior ramus, sementara aposisi tulang terjadi pada regio posterior. Hal ini mengakibatkan suatu pergeseran dari ramus dalam arah posterior. Fungsi dari remodelling ramus adalah : Untuk mengakomodasikan peningkatan masa otot-otot mastikasi yang di sisipkan ke dalam ramus mandibula Untuk mengakomodasikan pelebaran space pharyngeal Untuk membantu perpanjangan badan mandibula, yang mengakomodasikan erupsi molar -



Corpus Mandibula



Tepi anterior pada ramus orang dewasa menunjukkan resorpsi, sementara tepi posterior perubahan dari pembantukan tulang ramal ke bagian posterior dari badan mandibula. Hal ini berarti, badan mandibula memanjang. Jadi penambahan ruang yang dibuat oleh resorpsi tepi anterior ramus untuk mengkomodasikan erupsi molar. -



Sudut Mandibula



Pada sisi lingual sudut mandibula, resorpsi bertempat pada aspek posterior-anterior sementara aposisi terjadi pada aspek anterior-posterior. Pada sisi bukal, resorpsi terjadi pada bagian posterior-superior. Hal ini mengakibatkan pelebaran sudut mandibula sesuai dengan bertambahnya usia. -



Lingual Tuberosity



Sama dengan maxilary tuberosity, yang membentuk suatu bagian besar pertumbuhan untuk lengkung tulang mandibula. Lingual tuberosity membentuk perbatasan antara ramus dan badan ramus.



Makalah Skenario 1 Blok 9



11



Lingual tuberosity bergerak ke posterior dan aposisi pada pemukaan posterior wajah, dapat dikatakan bahwa lingual tuberosity terlihat menonjol dalam arah lingual. -



Tulang Alveolar



Terbentuknya tulang alveolar merupakan respon terhadap adanya benih gigi, dalam kasus tidak adanya gigi, tulang alveolar gagal untuk berkembang. -



Dagu



Sangat berkembang pada laki-laki, dagu biasanya berkembang seiring bertambahnya umur, pertumbuhan dagu menjadi sangat signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor seksual dan genetik. -



Kondilus



Awalnya dipercayai bahwa pertumbuhan kondilus terjadi permukaan kartilago kondilus oleh aposisi tulang. Jadi pertumbuhaan kondilus ke arah dasar kranial. Saat kondilus mendesak dasar kranial, bagian mandibula akan mengalami perpindahan ke arah depan dan ke bawah. Sekarang dipercayai bahwa pertumbuhan jaringan lunak yang meliputi otot dan jaringan ikat, membawa mandibula jauh ke depan dari basis kranii. Pertumbuhan tulang mengikuti secara sekunder pada kondilus untuk memelihara kontak yang konstan dengan basis kranii. Pertumbuhan kondil rata-rata meningkat pada masa pubertas antara 121/2 14 tahun dan terhenti kira-kira pada umur 20 tahun. -



Tulang Koronoid



Pertumbuhan tulang koronoid mengikuti prinsip V. Bagian longitudinal. Tulang koronoid dari aspek posterior dapat dilihat bahwa terjadi aposisi pada permukaan lingual dari tulang koronoid bagian kanan dan kiri. Mengikuti prinsip V, penampakan dari oklusal, aposisi pada bagian lingual tulang koronoid menghasilkan suatu pergerakkan pertumbuhan posterior dalam pola V.



Makalah Skenario 1 Blok 9



12



BAB III PEMBAHASAN



A. Proses Embriologi Dasar Manusia Untuk melengkapi pemahaman anda, ada beberapa istilah yang sering ditemukan saat mempelajari embriologi. Istilah-istilah ini telah dirangkum dari Sadler (2012:xii), yaitu - Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara progresif dari sebuah sel menuju periode organ primordial. (Pada manusia terjadi saat minggu ke-8 perkembangan). Terkadang disebut juga dengan organogenesis. - Periode fetal adalah saat terjadinya diferensiasi yang berkelanjutan dan ditandai dengan pertumbuhan dan me ningkatnya berat fetus. - Teratologi adalah bagian embriologi yang mengkaji tentang cacat lahir dan penyebabnya. PROSES DASAR PERKEMBANGAN Ilustrasi tentang fenomena perubahan sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu, merupakan suatu proses yang menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena besar dan kompleks. Adanya fenomena besar dan kompleks ini akan melibatkan proses yang kompleks pada tingkat seluler, misalnya regulasi dan transduksi signal secara molekuler. Adanya regulasi dan transduksi signal secara molekuler merupakan cara yang paling mutakhir untuk memahami perkembangan organisme. Sadler (2012:3-9) menjelaskan beberapa bagian tersebut seperti adanya transkripsi gen, regulasi ekspresi gen, induksi formasi organ dan cell signaling. Spratt (1971) dalam Lufri dan Helendra (2009:6-15) menjelaskan lima proses dasar pada tingkat sel, yaitu: - Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa sel (ukuran dan jumlah sel). - Diferensiasi, yaitu proses yang menghasilkan sel-sel yang sudah terspesialisasi (sudah melakukan biosintesis spesifik). - Interaksi seluler, yaitu saling pe-ngaruhmempengaruhi antara satu sel atau kelompok sel dengan sel atau kelompok sel yang lain. - Pergerakan, yaitu perubahan posisi sel atau jaringan (gerakan morfogenetik).



Makalah Skenario 1 Blok 9



13



-



Metabolisme, merupakan proses penghasil (sumber) dan penggunaan energi, dan merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan dan perkem-bangan.



Tahap perkembangan manusia dijelaskan secara terperinci di Gambar 1-4. Sadler (2012) menjelaskan tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu: -



Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan perempuan atau konversi germ cell sperma dan sel telur. Tahap perkembangan minggu ke-1, terjadinya proses ovulasi sampai implantasi Tahap perkembangan minggu ke-2, terjadinya pembentukan bilaminar germ disc (embrio dua lapis) Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan periode embrionik, terjadinya pembentukan sistem tubuh. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah masa fetus dan berperannya plasenta dalam perkembangan manusia.



Dudek (2011) menguraikan perkembangan manusia diawali dari tahap prefertilisasi, periode mingguan, periode embrio nik dan organogenesis. Uraian lengkapnya sebagai berikut. - Prafertilisasi, meliputi perkembangan organ reproduksi seksual, perkembangan organ reproduksi seksual, perkembangan kromosom, meiosis, organogenesis, spermatogenesis. - Perkembangan minggu 1 (hari ke 1-7), meliputi fertilisasi, pembelahan, blastocyst dan implantasi. - Perkembangan minggu ke-2 (hari ke 8-14), meliputi pembentukan embrioblast lanjutan, trophoblast lanjutan dan mesoderm ekstraembrio. - Periode embrionik, meliputi pembentukan embrioblast lanjutan, vasculogenesis dan plasentasi. Periode bulan 3 sampai lahir, disebut juga organogenesis sampai parturisi, terjadi perkembangan organ dan sistem tubuh dan proses kelahiran. ( Haviz, M.2014 ) B. Tumbuh Kembang Manusia Secara Umum



Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu



Makalah Skenario 1 Blok 9



14



yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut : 1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan ) a. Masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh. b. Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu : - Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi. - Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3 (Docosa Hexanicc Acid) omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dari retina. 2. Masa Bayi : usia 0 – 1 tahun a. Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-oragan tubuh lainnya. 1) masa neonatal dini : 0-7 hari 2) masa neonatal lanjut : 8-28 hari b. Masa pasca neonatal, proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun). 3. Masa Prasekolah Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20 tahun).



Makalah Skenario 1 Blok 9



15



a. Masa pra remaja : usia 6-10 tahun b. Masa remaja : 1. Masa remaja dini a. wanita : usia 8-13 tahun b. pria : usia 10-15 tahun 2. Masa remaja lanjut a. wanita : usia 13 –18 tahun b. pria : usia 15-20 tahun Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masingmasing masa mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya. Tumbuh Kembang Neonatus -



Penampilan Fisik



Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek. Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak lakilaki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g. Panjang badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm. Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme. -



Pertumbuhan janin intra uterin



Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. pada masa embrio yaitu : 8 minggu pertama kelahiran, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. pada system-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu. -



Pertumbuhan setelah lahir.  Berat badan



Makalah Skenario 1 Blok 9



16



Pada bayi yg lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari kesepuluh berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu tahun, dan menjadi empat kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata kg/ pertahun. Pertumbuhan anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu dimulai sekitar umur 8 tahun. sedangkan anak laki-laki, dimulai sekitar umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti yaitu sekitar umur 18 tahun, sudah tidak tumbuh lagi. dan anak lakilaki, mulai berhenti tumbuhnya pada umur 20 tahun. kenaikan berat badan anak pada pada tahun pertama dalam kehidupanya adalah : a) b) c) d) 



700-1000 gram/bulan pada triwulan pertama. 500-600 gram/bulan pada triwulan kedua. 350-450 gram/bulan pada triwulan ke tiga. 250-350 gram/bulan pada triwulan ke empat. Tinggi badan



Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm.Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)



tahun 1,5 kali TB lahir 4 tahun 2 x TB lahir 6 tahun 1,5 x TB setahun 13 tahun 3 x TB lahir Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun ) (Soetjiningsih. 1998 )



C. Perkembangan Psikologi Manusia PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET: Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang mempengaruhi tingkah laku anak.Dengan kemampuan kognitif ini , anak sebagai individu secara aktif dapat membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadiankejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti : mainan, perabot, makanan serta objek-objek social seperti : diri, orang tua dan teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan Makalah Skenario 1 Blok 9



17



dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Piaget memandang bahwaanak memainkan peran aktif di dalam meyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak aktif menerima informasi, walaupun proses berpikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalamannya dengan dunia sekitar dia. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget : Tahap Sensorimotor : (0-2) tahun : Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor degan tindakan fisik Tahap Praoperasional : (2-7) tahun : Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik. Concrete operasional : (7-11) tahun : Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwaperistiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda itu ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Formal operasional : (11-15) tahun : Anak remaja berpikir lebih dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistic. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN BAHASA MASA BAYI: Perkembangan psikososial bayi berhubungan dengan perubahanperubahan perasaan atau emosi, kepribadian serta perubahan dalam berhubungan dengan orang lain.Perkembangan emosi bayi dilihat dari usianya sebagai berikut : Usia 0 – 1 bulan : Senyuman sosial 3 bulan : Senyum kesenangan 3 – 4 bulan : Kehati-hatian 4 bulan : Keberanian 4 – 7 bulan : Kegembiraan, kemarahan 5 - 9 bulan : Ketakutan 18 bulan : Malu Ekspresi berbagai emosi memiliki peranan penting dalam perkembangan bayi, dalam melakukan adaptasi dan kelangsungan hidup, regulasi dan komunikasi. Rasa takut pada bayi karena gelap atau menghadapi perubahan yang tiba-tiba di dalam lingkungan, merupakan gejolak perasaan dengan kemungkinan bahaya, berfungsi adaptif.Emosi mempengaruhi informasi yang diseleksi bayi dari perilaku yang mereka perlihatkan berfungsi regulasi.Emosi untuk menginformasikan pada orang lain berfungsi sebagai komunikasi. Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas emosional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual pada bayi , terlihat sejak lahir; yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu pada suatu situasi, dipengaruhi oleh interaksi pembawaan, kematangan dan pengalaman. Bayi yang baru lahir memiliki



Makalah Skenario 1 Blok 9



18



keterikatan dengan ibunya, kemudian dengan orang yang dekat selain ibunya, merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari.Keterikatan berkembang sesuai dengan perkembangan kognitif dan interaksi sosial bayi dengan lingkungannnya. Tahap-tahap pembentukan keterikatan , dilihat dari usia sebagai berikut : Tahap 1 : 0 – 2 bulan : Bayi tidak membedakan antara orang-orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan tidak dikenal Tahap 2 : 2 – 7 bulan : Bayi mulai mengakui dan menyukai orang yang dikenal dengan memberikan senyuman. Tahap 3 : 7 – 24 bulan : Bayi telah mengembangkan kereikatan dengan ibu atau pengasuh pertama dan akan berusaha untuk senantiasa dekat; menangis bila berpisah. Tahap 4 : 24 bulan seterusnya : Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan ibunya atau pengasuh pertama dan tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertama dalam jangka waktu lama. Perkembangan bahasa diawali dari suara pertama yang diucapkan oleh seorang bayi yang baru lahir,adalah tangisan.Tangis seorang bayi ialah pernyataan perasaan tidak senang, karena popoknya basah, lapar, digigit nyamuk, tidak nyaman. Bayi hanya bereaksi pada perangsang-perangsang yang mengganggu.Perasaan tidak senang itudinyatakan terus menerus hingga perangsang yang mengganggunya hilang atau sampai ia lelah, tidak berdaya lagi menangis. Pada bayi usia 3-4 bulan tingkat perkembangan selanjutnya ialah menyatakan perasaan senang. Ia menguapkan suara raban sebagai pernyataan perasaan puasnya.Suara raban ini seiring dengan pertambahan usianya, makin lama diucapkan makin sadar.Pada usia 8-9 bulan suara raban yang diucapka disusul oleh semacam gema.Ia seolaholah meniru suaranya sendiri.Kadang-kadang ucapan oang lain ditirunya.Bunyi papa, mama, ema sering didengar dari mulut bayi.Tetapi umumnya ia belum memaksudkan apa-apa dengan suara itu. Suara ini seringkali diulangnya dengan bunyi prrrr, brrrr sampai-sampai keluar ludahnya.Pada usia 1-1,5 tahun, walaupun yang diucapkan hanya satu kata, mempunyai tujuan yang bermacam-macam. Dengan satu kata anak menyatakan suatu keinginan untuk memperoleh suatu benda atau ia menyatakan suatu sanggahan atau perasaan gembira karena melihat sesuatu benda. Setelah anak menyadari bahwa barang-barang mempunyai namanya sendiri,timbulah hasrat yang keras untuk mengetahui nama segala benda yang dilihatnya.Anak sudah mencapai tingkat objektif nama sudah menjadi lambang benda. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON: Erikson membagi perkembangan manusia berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan .Masing-masing tahap perkembangan terdiri dari tugas perkembangan yang khas, yang mengharuskan individu menerima suatu



Makalah Skenario 1 Blok 9



19



krisis . Krisis ini bagi Erikson bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi , yang mempunyai kutup positif dan negative. Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangannya. Tahap-tahap perkembangan psikososial itu sebagai berikut : Tahap Trust vs Mistrust : Lahir – 1 tahun ; Bayi yang memiliki rasa percaya dalam dirinya , cenderung untuk memiliki rasa aman dan percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan yang baru. Sebaliknya bayi yang tidak memiliki rasa percaya (mistrust) cenderung tidak memiliki harapan harapan positif. Autonomy(otonomi) vs shame and doubt (malu an ragu ragu): 1 – 3 tahun ; Otonomi dibangun di atas kemampuan mental dan kemampuan motorik. Orang tua yang dapat memotivasi dan melatih kemampuan anak , anak akan mampu mengembangkan pengendalian diri sendiri(otonomi), Sebaliknya bila orangtua cenderung menuntut terlalu banyak atau membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, anak akan merasa malu dan ragu-ragu yang berlebihan tentang kemampuan untuk mengendalikan diri. Initiative (inisiatif) vs Guilt (bersalah) : 4 – 5 tahun ; Industry (ketekunan) vs Inferiority (rasa rendah diri) : 6 – 11 tahun Ego identity (identitas) vs Role confusion (kebingungan peran) : 12 – 20 tahun Intimacy (keintiman) vs Isolation (isolasi) : 20 – 24 tahun Generativity (generativitas) vs Stagnation (stagnasi) : 25 – 45 tahun Generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan serta pembentukan dan penerapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang.Stagnasi adalah kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan untuk generasi mendatang. Ego integrity (integritas ego) vs Despair (keputusan) : 65 tahun – mati. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN BAHASA MASA PRASEKOLAH Perkembangan Psikososial anak masa prasekolah berhubungan dengan permainan dan orang lain.Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominant pada masa prasekolah.Permainan membantu perkembangan kognitif karena dengan permainan anakdapat menjelajah lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.Permainan dapat membantu perkembangan social, khususnya permainan fantasi dengan memerankan suatu peran ,anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan di kemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa.Fungsi permainan untuk perkembangan emosi yaitu dengan bermain memungkinkan anak untuk memecahkan sebagaian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin.Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan –perasaan yang terpendam .



Makalah Skenario 1 Blok 9



20



Tekanan –tekanan batin yang terlepaskan dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan. Seiring dengan kemunculan pemikiran simbolis, anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa yang cepat ini sebagai hasil perkembangan simbolisasi.Pada masa prasekolah anak telah mengenal sejumlah namanama dan hubungan antara symbol-simbol. Ia dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.Penguasaan kosa kata semakin meningkat.Anak mengucapkan kalimat semakin panjang dan bagus.Anak telah menunjukkan panjang pengucapan rata-rata menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk.Dengan perkembangan bahasa demikian, anak parasekolah telah mampu membaca. Perkembangan bahasa, dilihat dari aspek usia, memiliki tahap-tahap, berikut ini : Tahap I : 12-26 bulan : Pembendaharaan kata terdiri atas kata benda, kata kerja dan sedikit kata sifat dan kata bantu. Tahap II : 27-30 bulan : Kalimat anak sudah lebih kompleks,kata majemuk terbentuk.Mereka menggunakan preposisi,kata kerja tak beraturan, bentuk jamak. Tahap III : 31-34 bulan :Muncul pertanyaan : ya/tidak,siapa,apa,dimana.Kata-kata negatif dan imperative dipergunakan. Tahap IV : 35-40 bulan : Pembendaharaan kata meningkat,penggunaan tata bahasa lebih konsisten, mengaitkan kalimat yang satu dalam kalimat lain. Tahap V : 41-46 bulan : Kalimat lebih kompleks, menggabungkan dua atau lebih kalimat sederhana dan hubungan proposisi terkordinasi. Pada mulanya bahasa anak, bersifat ego centris, berkisar pada minat, keluarga dan miliknya sendiri.Percakapan anak-anak menjelang akhir masa prasekolah, berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa sosial.Bahasa sosial dipergunakan untuk berhubungan , bertukar pikiran dan mempengaruhi orang lain. Bentuk bahasa yang dipergunakan sering berupa pengaduan, keluhan, komentar buruk,kritikan dan pertanyaan. PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG Kohlberg mengklasifikasi perkembangan moral atas tiga tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi menjadi menjadi enam tahap (stage).Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang , akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya. I.Tingkat Prakonvensional Moralitas : Pada tingkat ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan , yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dari otoritas. 1.Tahap Orientasi Kepatuhan dan Hukuman : Pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas. 2.Tahap Orientasi Hedonistik Instrumental : Suatu perbuatan dinilai baik apabila



Makalah Skenario 1 Blok 9



21



berfungsi sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri. II. Tingkat Konvensional : Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya. 3. Tahap Orientasi anak yang baik : Tindakan berorientasi pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan orang lain. 4.Tahap Orientasi Keteraturan dan Otoritas : Perilaku yang dinilai baik adalah menunaikan kewajiban, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban social. III. Tingkat Pasca-Konvensional : Pada tingkat ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir, tetapi diperlukan sebagai subjek. Anak menaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati. 5.Tahap Orientasi Kontrol Sosial Legalistik : Ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkungan social. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 6.Tahap Orientasi Kata Hati : Kebenaran ditentukan oleh kata hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MASA REMAJA Proses pencarian identitas pada masa remaja dalam mengembangkan suatu identitas personal atau sense of self yang unik, yang berbeda dan terpisah dari yang lain, disebut individuasi. Proses individuasi, dilihat dari usia remaja, mengalami tahap-tahap, sebagai berikut : Usia 12-14 tahun : Diferentiation : Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya.Kesadaran ini sering mempertanyakan dan menolak nilainilai dan nasihat-nasihat orang tuanya, meskipun nasihat itu masuk akal. Usia 14 – 15 tahun : Practice : Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah.Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan dan menantang orang tuanya pada setiapkesempatan. Komitmen terhdap teman-teman bertambah. Usia 15 – 18 tahun : Rapprochment : Tingkah laku remaja sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian , kadang-kadang menantang, kadangkadang berdamai dan bekerja sama dengan orang tua. Remaja, di satu sisi ia menerima tanggung jawabnya, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol dan membatasi gerak gerik dan aktivitasnya. Usia 18 – 21 tahun : Remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal, yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain serta untuk mempertahankan perasaan otonomi , independent dan individualitas. Keterikatan remaja dengan orang tua berfungsi adaptif yang menjadi landasan yang kokoh untuk remaja dalam mejelajahi dan menguasai lingkungan baru dan suatu dunia social yang luas dengan caracara yang sehat secara psikologis.Keterikatan yang kokoh dengan orang tua akan meningkatkan relasi dengan teman sebaya yang



Makalah Skenario 1 Blok 9



22



lebih kompeten dan hubungan yang erat di luar keluarga.Keterikatan yang kokoh dengan orang tua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan perasaan-perasaan depresi sebagai akibat dari masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa.Orang tua menjadi sumber penting yang mengarahkan dan menjadi dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan masa depan.Hubungan dengan teman sebaya bagi remaja diperlukan dalam belajar hubungan social di luar keluarga. Pengalamanpengalaman dan minat-minat yang bersifat pribadi, lebih enak dibicarakan dengan teman sebayanya. Teman sebaya akan memahami perasanperasaan mereka yang lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MASA DEWASA DAN TUA Dunia sosial dan personal individu pada masa dewasa menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa sebelumnya.Pola dan tingkah laku orang dewasa berbeda dengan prang muda, disebabkan oleh peristiwa – peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan.Orang dewasa melibatkan diri secara khusus dala karir, pernikahan dan hidup berkeluarga. Perkembangan keintiman pada orang dewasa ditunjukkan dengan kemampuan memperhatikan dan membagi pengalaman dengan orang lain.Pada masa dewasa awal orang telah siap dan menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan yang intim dan akrab dilandasi persaudaraan serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmenkomitmen , sekalipun mereka harus berkurban untuk itu.Orang yang mempunyai tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah merasa lebih berbahagia dan lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak bisa berbagi. Nilai cinta muncul dari terjadinya perkembangan keintiman. Cinta menurut Santrock dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk, yaitu altruisme, persabatan, cinta romantis dan cinta yang penuh perasaan.Cinta pada orang dewasa diungkapkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain. Perkawinan merupakan sesuatu yang bersifat suci dan dibutuhkan dalam kehidupan.Perkawinan menuntut perubahan gaya hidup, terutama dirasakan oleh perempuan. Perempuan dituntut untuk melepaskan kebebasan kehidupan lajangnya demi memenuhi tuntutan peran dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial terakhir setelah memelihara benda-benda , orang-orang, produk-produk dan ide-ide dan setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan kehidupannya.Sebaliknya adalah keputusasaan dalam menghadapi perubahan-perubahansiklus kehidupan dan kefanaan menjelang kematian.Tahap integritas dimulai usia 65 tahun. ( Desmita , 2007 . Wahjoeti ,1993)



Makalah Skenario 1 Blok 9



23



D. Kelainan Dentokraniofasial Perkembangan



Pada



Saat



Pertumbuhan



Dan



Kelainan tumbuh kembang jaringan lunak mulut a. Sumbing bibir dan palatum Labioskizis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada bahagian bibir yang berwarna sampai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir memanjang dari bibir ke hidung. Palatoskizis adalah fissura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik. Labioskizis dan labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomali perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran. Kelainan bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester pertama. Labioskizis/labiopalatoskizis yaitu kelainan kotak palatine (bagian depan serta samping muka serta langit-langit mulut) tidak menutup dengan sempurna. Klasifikasi celah bibir: a. Unilateral Incomplete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung. b. Unilateral complete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.



Gambar A: unilateral incomplete Gambar B: unilateral complete



Makalah Skenario 1 Blok 9



24



c. Bilateral complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua bibir dan memanjang hingga ke hidung. Klasifikasi celah palatum:  Sumbing dari palatum mole saja  Sumbing dari palatum mole dan durum, meluas kedepan ke foramen insisivus  Sumbing langit-langit unilateral komplit, biasanya bersamaan dengan sumbing bibir unilateral  Sumbing langit-langit bilateral komplit, biasanya bersamaan dengan sumbing bibir bilateral. PATHOGENESIS Pertumbuhan dan perkembangan wajah serta rongga mulut merupakan suatu proses yang sanagt kompleks. Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembangan wajah serta mulut embrio, akan timbul kelainan bawaan (kongenital). Kelainan bawaan adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolism tubuh yang ditemukan pada bayi ketika ia lahir. Salah satunya adalah celah bibir dan langit-langit. Kelainan wajah ini terjadi karena ada gangguan pada organogenesis antara minggu keempat sampai minggu kedelapan masa embrio. Beberapa teori yang menggambarkan terjadinya celah bibir: 1. Teori Fusi / Teori kalsik Pada akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh masa kehamilan, processus maxillaries berkembang kearah depan menuju garis median, mendekati processus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi kegagalan fusi antara processus maxillaries dengan processus nasomedialis maka celah bibir akan terjadi. 2. Teori Penyusupan Mesodermal / Teori hambatan perkembangan Mesoderm mengadakan penyusunan menyebrangi celah sehingga bibir atas berkembang normal. Bila terjadi kegagalan migrasi mesodermal menyebrangi celah bibir akan terbentuk. 3. Teori Mesodermal sebagai Kerangka Membran Brankhial Pada minggu kedua kehamilan, membran brankhial memerlukan jaringan mesodermal yang bermigrasi melalui puncak kepala dan kedua sisi ke arah muka. Bila mesodermal tidak ada maka dalam pertumbuhan embrio membran brankhial akan pecah sehingga akan terbentuk celah bibir. Makalah Skenario 1 Blok 9



25



4.Gabungan Teori Fusi dan Penyusupan Mesodermal Patten, 1971, pertama kali menggabungkan kemungkinan terjadinya celah bibir, yaitu adanya fusi processus maxillaris dan penggabungan kedua processus nasomedialis yang kelak akan membentuk bibir bagian tengah. b. Fibromatosis gingiva Pembesaran gingiva yang disebabkan oleh akumulasi jaringan ikat. Fibromatosus / Fibrous enlargement adalah suatu kondisi yang jarang terjadi, dimana kondisi ini ditandai dengan adanya pembesaran gingiva yang lambat pada kedua rahang, baik maksila maupun mandibula, warnanya seperti warna gingival normal dengan konsistensi cekat, dan jaringan ikat gingiva pada lapisan submukosa terdiri dari jaringan keloid dan serabut kolagen. Pembengkakan biasanya tidak sakit, berkembang lambat, dan bergantung pada derajat kebersihan oral individual. Jaringan yang hiperplasi biasanya apabila di palpasi terasa solid (padat), mengalami inflamasi,dan edena. Edema dapat menyebabkan beberapa permukaan yang berhadapan dengan gigi menjadi seperti spons, eritema, dan mudah berdarah. Biasanya fibromatosis tidak menutupi seluruh permukaan gigi. Gingivektomi merupakan pilihan penanganannya, namun mungkin dibutuhkan untuk mengulanginya tiap jangka waktu tertentu. Memperbaiki kebersihan mulut menolong dalam mengurangi kejadian berulang. Pembesaran fibrosa pada tuberositas maksila dapat dikurangi dengan membuat dua insisi sepanjang puncak tulang alveolar, menyudut menuju pusat ridge hingga tulang. Bentukan segitiga dari irisan jaringan dihilangkan dan ‘fillet’ (potongan tipis yang tidak bertulang) dari jaringan lunak dipotong dari tiap flap. Tepi-tepi dari yang dikenai luka kemudian disambung menjadi satu



Makalah Skenario 1 Blok 9



26



Kelainan perkembangan lidah a. Ankiloglosia (perkembangan lidah) Ankiloglosia adalah suatu kondisi medis dimana potongan tipis dari kulit di bawah lidah bayi (frenulum lingualis) pendek abnormal dan dapat membatasi pergerakan lidah. Biasanya kondisi ini dikenal sebagai tongue tie dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Ankiloglosia dapat mengganggu kemampuan bayi untuk menyusu pada payudara ibu. Bayi dapat mengalami masalah dalam menghisap dan mungkin memiliki kenaikan berat badan yang buruk sedangkan ibu dapat mengalami nyeri pada puting susu dan trauma, dan terjadi penurunan suplai susu seiring berjalannya waktu. Kebanyakan tongue tie tidak begitu berpengaruh dan tidak memerlukan perawatan. Perawatan untuk ankiloglosia adalah sebuah operasi sederhana yang disebut frenulotomi. Dokter menggunting selapis tipis jaringan di bawah lidah, yang disebut frenulum, dengan gunting khusus.



b. Sumbing lidah Sumbing lidah terjadi akibat terganggunya perpaduan bagian kanan dan kiri lidah. c. Kista tiroglosus Kista duktus tiroglosus merupakan kista kongenital paling sering yang terdapat di leher. Kista ini merupakan dilatasi kistik pada sisa epitelial dari saluran duktus tiroglosus, terbentuk selama perpindahan tiroid selama fase embriogenesis. Mereka hadir sebagai massa leher midline pada level membran tirohyoid dan dihubungkan dengan tulang hyoid karena jaraknya yang dekat. Kebanyakan pasien adalah anak-anak, meskipun kemunculan



Makalah Skenario 1 Blok 9



27



pada segala usia memungkinkan. Pria dan wanita sama-sama bisa terkena, dan kista biasanya asimtomatik namun mereka dapat terinfeksi dan membentuk abses dan aliran cystula. Reseksi servikal merupakan terapi yang direkomendasikan. Infeksi pre-operasi dihubungkan dengan peningkatan resiko rekurensi, dan infeksi harus diterapi dengan antibiotik dibandingkan dengan insisi dan drainase, karena hal ini akan mengakibatkan parut dan mengakibatkan pembedahan nanti menjadi lebih sulit. Selama migrasi kelenjar yang tersisa berhubungan dengan lidah melalui saluran sempit, duktus tiroglosus. Duktus tersebut biasanya mengalami atrofi dan menghilang dalam 10 minggu. Sebagian saluran dan sisa jaringan tiroid dapat menetap, dimana saja sepanjang turunan berbentuk sabit dari lidah menuju tiroid. Sisa duktus yang paling kaudal dari saluran tersebut adalah lobus parietal yang muncul pada ⅓ orang, dan kita mungkin dapat melihatnya. Kista duktus tiroglosus dapat muncul dimana saja ketika terjadi kegagalan obliterasi lengkap traktus. Dilatasi kistik traktus ini menyisakan hasil pada gambaran klinis massa leher midline. Massa ini biasanya asimtomatik, mobile, dan berlokasi di atas atau di bawah tiroid. Kista ini merupakan 70% dari kasus kista yang ada di leher. Penatalaksanaan kista duktus tiroglosus yang banyak dilakukan saat ini bertujuan untuk memperkecil angka kekambuhan, yaitu dengan mengangkat kista beserta duktusnya, bagian tengah korpus hiod, traktus yang menghubungkan kista dengan foramen saekum serta mengangkat otot lidah di sekitarnya,



d. Median rhomboid glossitis Median rhomboid glositis adalah daerah simetris kronis di anterior lidah ke papilla sirkumvalata, tepatnya terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah. Gejala penyakit ini asimptomatis dengan daerah tidak berpapila.



Makalah Skenario 1 Blok 9



28



Kelainan tumbuh kembang rahang a. Torus Torus merupakan suatu pembasaran, penonjolan yang membulat pada rongga mulut. Jika terjadi di daerah palatum disebut torus palatines, sedangkan jika terjadi di daerah lingual maka disebut torus lingualis. Klasifikasi - Berdasarkan pada bentuknya adalah sebagai berikut: 1. Convex sessile : lunak, pertumbuhan keluar, bilateral, biasanya simetris. 2. Nodular : massanya bersifat semifuse (agak menyebar), ukurannya berariasi dan ada sejumlah peninggian tulang yang semi pedunculated. 3. Lobular : kebanyakan menyerupai bentuk nodular yang pertumbuhannya lebih cepat dan sangat luas serta memunyai banyak undercut. Bagian dasarnya pedunculated tapi hal ini sangat sukar dilihat pada torus lobular yang besar sampai beberapa segmennya sudah diekspose dengan refleksi dari membrane mukoperiosteal. 4. Spindle : bentuknya panjang tipis, tampak disepanjang midline ridge. Spindle juga dapat mempunyai bentuk tapered. Bentuk tapered ini merupakan bentuk yang tidak biasa dari tori spindle yang besar Berdasarkan letaknya: 1. Torus palatinus : terletak di daerah palatal.



Makalah Skenario 1 Blok 9



29



2. Torus mandibularis : terletak pada daerah lingual



b. Agnasia Kesalahan pembentukan lengkung mandibular. Sebuah cacat lahir di mana rahang bawah hilang. Ketika ada agnathia, bukan tulang rahang rendah kita menemukan apa-apa, kecuali semacam tuberkulum terbentuk dari kulit, jaringan seluler, lemak, dan beberapa serat otot.



c. Makrognatia dan mikrognatia Mikrognatia merupakan suatu kelainan di mana mandibula lebih kecil dari normal. Biasanya ditemukan bersamaan dengan mikroglossi (lidah kecil). Mikrognathia adalah ketidaknormalan ukuran rahang, yaitu lebih kecil dari ukuran normal. Mikrognathia merupakan istilah yang menggambarkan sebuah rahang bawah yang tidak normal. Mikrognathia juga merupakan salah satu kelainan pada anak yang dapat disebabkan oleh kelainan bawaan tertentu dan sindrom.



Makalah Skenario 1 Blok 9



30



Makrognatia yaitu ukuran rahang lebih besar dari normal.



Kelainan tumbuh kembang gigi  Kelainan erupsi gigi : ankilosis, erupsi gigi dini, erupsi gigi terlambat, dan impaksi  Kelainan ukuran gigi : makrodonsia dan mikrodonsia  Kelainan bentuk gigi : fusi, geminasi, dilaserasi, dan dens invaginatus Gangguan metabolisme pada dentokraniofasial 







Penyakit paget Kelainan metabolisme di mana tulang tumbuh secara abnormal sehingga tulang menjadi besar dan lunak. Hipofosfatasia Kadar fosfat yang rendah.



Gangguan genetik pada dentokraniofasial  Cherubism  Caffey  Osteopetrosis  Osteogenesis imperfekta  Kleidokranial displasia  Sindrom crouzon  Sindrom treacher collins  Sindrom pierre robin  Sindrom marfan  Sindrom ehler danlos  Sindrom down  Atrofi hemifasial (sindrom parry romberg) (Sudiono, Janti. 2007)



Makalah Skenario 1 Blok 9



31



E. Kelainan Psikologi Perkembangan Pada Manusia Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan Berbahasa Ini merupakan gangguan pola normal penguasaan bahasa sejak fase awal perkembangan. Kondisi ini tidak secara langsung diakibatkan oleh kelainan neorologis atau kelainan mekanisme berbicara, hendaya sensorik, retardasi mental atau factor lingkungan. Anak mungkin lebih mampu berkomunikasi atau mengerti pada situasi tertentu yang sangat dikenalnya dari pada situasi lain, tetapi kemampuannya berbahasa pada setiap keadaan terganggu.



1.



Gangguan Artikulasi Berbicara Khas



Gangguan perkembangan khas yang ditandai oleh penggunaan suara bicara dari anak berada dibawah tingkat yang sesuai untuk usia mentalnya, sedangkan tingkat kemampuan bahasanya normal. Pada proses perkembangan normal biasa terjadi kesalahan pengungkapan suara bicara, tetapi anak itu dapat dimengerti dengan mudah oleh orang lain Perkembangan abnormal dapat terjadi jika kemahiran suara bicara terlambat dan/atau menyimpang, menimbulkan: misarticulasi berbahasa anak akibat kesulitan bagi orang lain untuk mengerti anak; penghilangan, distorsi, atau subtitusi dari suara berbicara;dan inkonsistensi dalam mengeluarkan suara. 2.



Gangguan Berbahasa Ekspresif



Mencakup gangguan kemampuan untuk berkomunikasi melalui bahasa verbal dan isyarat. Terjadi gangguan perkembangan khas dengan kemampuan anak dalam mengekspresikan bahasa lisan dibawah rata-rata usia mentalnya namun pengertiann pengertian bahasa dalam batas normal. Anak mengalami kesulitan mempelajari kasulitan kata baru dan berbicara dalam kalimat yang lengkap dan benar serta bicaranya terbatas dengan atau tanpa gangguan artikulasi. Ketidakmampuan dalam bahasa lisan sering disertai dengan kelambatan atau abnormalitas dalam bunyi kata yang dihasilkan. 3.



Gangguan Berbahasa Reseptip



Mencangkup masalah gangguan peerkembangan khas dengan kemampuan anak untuk mengerti bahasa dibawah rata-rata usia mentalnya disertai masalah gangguan berbahasa ekspresif dan kesulitan mengerti (menerima) Makalah Skenario 1 Blok 9



32



kata-kata dan kalimat serta menentukan maknanya. Anak dengan gangguan berbahasa reseptip berat biasanya disertai dengan kelambatan dalam perkembangan social, dapat mengulang kata yang tidak mereka mengerti, dan menunjukkan pola perhatian yang terbatas. 4.



Apasia yang Didapat dengan Epilepsi (Sindrom Landau-Kleffner)



Suatu gangguan yang didahului oleh perkembangan berbasa yang normal, kemudian kehilangan kedua kemampuan berbahasa ekspresip dan reseptip, sedangkan intelegensia umum tetap normal.



Gangguan Perkembangan Belajar Khas Merupakan suatu gangguan pada pola normal kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak stadium awal dari perkembangan. Bukan semata-mata akibat kurangnya kesempatan belajar ataupun berhubungan dengan cedera otak yang didapat atau penyakit lain. Gangguan belajar didiagnosis saat prestasi anak dalam membaca, berhitung atau ekpresi menulis kurang dari yang diharapkan untuk usia, pendidikan formal dan tingkat inteligensi Anak tersebut. 1.



Gangguan membaca khas



Gambaran utama dari gangguan ini ialah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan membaca yang tidak hanya sematamata dijelaskan dari usia mental, masalah ketajaman pandangan atau dari tidak adekuatnya pendidikan disekolah. Gangguan perkembangan khas membaca biasanya didahului oleh riwayat ganggaun perkembangan perbicara atau berbahasa. 2.



Gangguan Mengeja Khas



Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas yang bukan disebabkan oleh rendahnya usia mental masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan sekolah yang tidak adekuat. 3.



Gangguan Berhitung Khas



Gangguan ini meliputi hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung yang tidak dapat diterangkan penyebabnya. Gangguan ini merupakan ketidak mampuan dalam melakukan aritmatika atau penguasaan pada kemampuan dasar berhitung yaitu tambah, kurang, kali, bagi (bukan



Makalah Skenario 1 Blok 9



33



kemampuan matematik yang lebih abstrak seperti aljabar, trigonometri, geometri, atau kalkulus).



Gangguan Perkembangan Motorik Khas Gangguan ini ditandai dengan kinerja dalam aktifitas yang memerlukan koordinasi motorik yang lebih jelas, lebih lambat dibandingkan yang diharapkan. Gangguan ini menjadi jelas ketika anak berusaha merangkak atau berjalan atau pada anak yang lebih besar ketika mereka mencoba memakai pakaian sendiri atau memainkan mainannya seperti membangun balok. Gangguan koordinasi perkembangan seringkali disertai gangguan komunikasi. Gangguan Perkembangan Pervasif Merupakan kelompok kondisi psikiatri dimana keterampilan social yang diharapkan perkembangan bahasa dan kejadian perilaku tidak berkembang sesuai atau hilang pada masa anak-anak awal, pada umumnya gangguan mempengaruhi berbagai bidang perkembangan, bermanifestasi pada awal kehidupan dan menyebabkan disfungsi persistem. Gangguan pervasive meliputi:    



Gangguan Autistik Sindrom Reet Sindrom Asperger Gangguan Desiintegratif masa kanak-kanak



Gangguan Psikologis Yang Dapat Menimpa Anak-Anak 1.



Mental Retardation



Mental retardation adalah suatu jenis gangguan psikologis anak yang ditandai dengan ketidakmampaun anak untuk mengurus diri mereka sendiri, kesulitan berkomunikasi dan ketidakmampuan membedakan hal yang berbahaya dan tidak berbahaya. Kondisi mental retardation dapat dikenali sebelum anak berusia 17 tahun. Umumnya gejala awalnya dapat dilihat dari tingkat IQ anak yang rendah yang mana biasanya berada dibawang angka IQ 70. Anak-anak yang mengindap gangguan psikologis mental retardation tidak mampu untuk mandi sendiri, makan sendiri, sulit berbicara dan selalu membutuhkan pendamping pada setiap aktivitas yang dilakukannya.



Makalah Skenario 1 Blok 9



34



2.



Autisme



Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan seperti ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, perilaku dan interaksi sosial. Sampai saat ini penyebab dari munculnya sindrom autisme belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli mengungkapkan kondisi ini disebabkan oleh muliti factiroal, sementara beberapa diantaranya juga ada yang menyebutkan sebagai gangguan biokimia. Gejala autisme dapat dikenali sejak anak masih bayi seperti misalkan dikenali lewat fokus mata hanya pada satu benda, respon yang sangat minim terhadap impuls dan tidak bereaksi pada rangsangan suara. Sementara pada anak yang sudah lebih besar, biasanya dapat dikenali dengan kesulitan fokus pada satu hal, yakni ketika anak tidak merespon ketika dipanggil, kesulitan berkomunikasi serta melakukan sesuatu secara berulang-ulang. 3.



Gangguan Kecemasan



Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan psikologis yang paling umum yang dapat mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan psikologis ini adalah timbulnya rasa cemas, ketakutan dan kegelisahan yang berlebihan pada anak. Ada berbagai jenis gangguan kecemasan seperti ketakutan yang tidak berasalan atau tanpa didukung dengan situasi yang mana hal ini disebut dengan fobia. Gangguan kecemasan umum yang cenderung membuat anak-anak merasa khawatir, gelisah berlebihan mengenai hal yang tidak realistis, sering panik biasanya disebabkan karena trauma yang pernah dialami oleh si anak. 4.



Asperger Syndrom



Sindrom asperger merupakan kelainan perilaku pada anak yang membuat anak menarik diri dari keramaian, menjadi penyendiri, tidak banyak berbicara dan tidak suka bermain. Umumnya anak-anak yang mengidap sindrom ini akan lebih senang berbicara dengan orang dewasa dengan topik yang tak biasa. Selain itu, anak-anak dengan sindrom ini adapula yang menunjukan keinginana untuk memiliki banyak teman, hanya saja mereka memiliki kecenderungan yang mudah bosan sehingga menjauhi sendiri teman-teman yang telah mereka miliki. Hal inilah yang membuat anak-anak dengan sindrom ini sulit menemukan teman bermain. Anak yang mengalami sindrom asperger dapat dikenali dari sifat kurang simpati terhadap orang lain, tidak sensitif dan tidak suka bergaul dan bermain. (Kaplan, HI, Sadock BJ. 1997, Sunaryo. 2004 )



Makalah Skenario 1 Blok 9



35



F. Definisi pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah  Chaplin, mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran bagian-bagian tubuh dari organisme sebagai suatu keseluruhan.  Menurut A.E. Sinolungan, pertumbuhan merujuk pada perubahan kuantitatif, seperti panjang, volume, atau berat.  Sedangkan Ahmad Tanthowi, mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran, sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. Pengertian Perkembangan Anak Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan. 











Secara sederhana Seifert dan Hoffnung mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, paterns of tingking, social relationships, and motor skills.” Menurut Monks dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.” Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar.



A. Ireversibel  Tidak dapat kembali : Artinya terjadi penambahan substansi desertai perubahan bentuk atau struktur sel sehinggabterjadi pertumbuhan searah dan tidak dapat kembali ke bentuk asal



Makalah Skenario 1 Blok 9



36



B. Reversible  Dapat dibalik / kembali Artinya proses yang , setelah “ itu “ terjadi , dapat di balik / kembali dan tidak menyebabkan perubahan baik dalam system dan sekitarnya. ( Seifert, K.L. dan Hoffnung, R.J, 1994 ) G. Menentukan Pertumbuhan & Perkembangan Dentokraniofasial Manusia Itu Normal Atau Tidak Pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial dipengaruhi oleh pusat-pusat pertumbuhan, sehingga kecepatan pertumbuhan komponen-komponen kraniofasial bervariasi. Pusat-pusat pertumbuhan kraniofasial akan membentuk wajah sesuai dengan pola pertumbuhannya yaitu kearah vertikal, lateral, dan anteroposterior. Jika terjadi ketidakseimbangan pada arah dan kecepatan pertumbuhan maka terjadi gangguan pada bentuk wajah (Sperber, 1991). Pertumbuhan wajah normalnya dikaitkan dengan erupsi gigi-geligi susu antara usia 1-3 tahun, dan dengan gigi-gigi tetap antar usia 6-14 tahun. Gigi yang erupsi maupun prosesus alveolarnya berkembang, keduanya ikut menambah ukuran total rahang. Studi mengenai pertumbuhan lengkung gigi yang dilakukan oleh Van der Linden (1983) dkk, menujukkan bahwa bertambahnya ukuran lengkung gigi terutama berkaitan dengan erupsi gigi. Selama periode terbentuknya gigi-gigi susu, hanya ada sedikit perubahan pada dimensi lengkung gigi, dan juga pada panjang serta lebar bagian rahang yang menampung gigi, meskipun demikian studi berangkai mengenai pertumbuhan kepala yang dilakukan oleh Brodie (1941) menunjukkan bahwa selama periode yang sama total panjang dan tinggi dari rahang meningkat dan wajah secara progresif terposisikan ke bawah dan ke depan dalam kaitannya dengan kranium, suatu proses yang dikenal dengan translasi. Indeks Kranial Berbagai generasi ahli antropologi fisik melakukan pengukuran terhadap kranium dalam meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara elemenelemen kranium dengan ras. Mereka mendapatkan bahwa bentuk dari kranium memiliki ciri spesifik yang konstan dari masing-masing ras dan perbedaan ras tersebut dapat diperlihatkan melalui perbedaan indeks kranial. Indeks kranial merupakan perbandingan antara lebar maksimum dan panjang maksimum dari kranium.



Makalah Skenario 1 Blok 9



37



Besarnya indeks kranial dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Indeks kranial = Lebar maksimum kranium (eu-eu) × 100 Panjang maksimum kranium (g-op) - Euryon (eu) adalah titik paling distal pada sisi neurocranium, pada tulang parietal untuk menentukan lebar maksimal tengkorak. - Glabella (g) adalah titik paling depan pada tulang dahi pada tengkorak. - Opisthocranion (op) titik paling jauh dari glabella pada tulang oksipital. Untuk mendapatkan indeks sefalik dari indeks kranial, kedua lebar maksimum kranium dan panjang maksimum kranium ditambah 8mm. Pada prinsipnya berdasarkan ukuran kranium digolongkan menjadi kepala panjang (dolikokranial), kepala bundar (brakhikranial) dan intermediate (mesokranial). Sedangkan berdasarkan besarnya indeks kranial digolongkan menjadi : ultradolikokranial (indeks kranial kurang dari 65), hiperdolikokranial (65 – 69,9), dolikokranial, (70 – 74,9), mesokranial (75 – 79,9), brakhikranial (80 – 84,9), hiperbrakhikranial (85 – 89,9), ultrabrakhikranial (90 atau lebih) Tabel 3. Indeks Kranial dan Klasifikasi Ras3,4 Bentuk kranium Ultradolikokranial



Indeks kranial



Ras



≤65



Negroid



Hiperdolikokranial Dolikokranial Mesokranial Brakhikranial



65 – 69,9 70,0 – 74,9 75,0 – 79,9 80,0 – 84,9



Kaukasoid Mongoloid



Hiperbrakhikranial Ultrabrakhikranial



85 – 89,9 ≥90



Variasi Bentuk kepala Berdasarkan indeks sefalik bentuk kepala dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu, dolikosefalik, mesosefalik, brakhisefalik dan hyerbrakhisefalik. Tabel 4. Klasifikasi Indeks Sefalik menurut William et.al., 199510,13 dan Klasifikasi Ras



Makalah Skenario 1 Blok 9



38



Bentuk Kepala Dolikosefalik Mesosefalik Brakhisefalik Hiperbrakhisefalik



Indeks sefalik ≤74,9 75 – 79,9 80,0 – 84,9 ≥85



Ras Negroid Kaukasoid Mongoloid



A. Dolikosefalik Bentuk kepala ini menggambarkan individu dengan nilai indeks sefalik 40 tahun)



Manula (manusia lanjut usia) dimulai pada usia 40 tahun. Pada masa ini terjadi kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Organ tubuh yang sering mengalami kemunduran pertumbuhan adalah mata, telinga, dan otot. Pada wanita, biasanya esterogen menurun sejak usia 40 tahun. Akibatnya, terjadi menopause, yaitu masa berhentinya haid/datang bulan, kemampuan bereproduksi menurun dan jika terjadi kehamilan, biasanya bayi lahir cacat. Menurunnya estrogen dapat berpengaruh pula pada bagiaan tubuh lain. kekenyalan wajah menurun, terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Kekurangan esterogen dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan dari kedelai, misalnya tahu dan tempe. Pada pria, kemampuaan menghasilkan sperma terus berlanjut tanpa batas. Tapi kualitas sperma menurun. Bayi yang dihasilakan dari pria manula sering mengalami kelainan fisik atau mental. (Abdul ,S. 2008 )



Makalah Skenario 1 Blok 9



45



I. Factor Yang Mempengaruhi Dentokraniofasial



Pertumbuhan



&



Perkembangan



A. HERIDITER Sudah lama diketahui bahwa faktor heriditer sebagai penyebab maloklusi. Kerusakan genetik mungkin akan tampak setelah lahir atau mungkin baru tampak beberapa tahun setelah lahir. Peran heriditer pada pertumbuhan kraniofasial dan sebagai penyebab deformitas dentofasial sudah banyak dipelajari, tetapi belum banyak diketahuai bagian dari gen yang mana berperan dalam pemasakan muskulatur orofasial



B. LINGKUNGAN Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi terus menerus selama individu masih bertumbuh dan berkembang. Ada beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial



1. TRAUMA a. Trauma prenatal - Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh tekanan intrauterin atau trauma selama kelahiran. - "Vogelgesicht" pertumbuhan mandibula terhambat berhubungan dengan ankilosis persendian temporomandibularis, mungkin disebabkan karena carat perkembangan oleh trauma. - Asimetri. Lutut atau kaki dapat menekan muka sehingga menyebabkan asimetri pertumbuhan muka dan menghambat pertumbuhan mandibula. b. Trauma postnatal - Fraktur rahang atau gigi Trauma pada persendian temporomandibularis menyebabkan fungsi dan pertumbuhan yang tidak seimbang sehingga terjadi asimetri dan disfungsi persendian.



Makalah Skenario 1 Blok 9



46



2. AGEN FISIK a. Ekstraksi prematur gigi susu Bila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai erupsi (mahkota terbentuk sempuma dan akar mulai terbentuk), tulang akan terbentuk diatas gigi permanen, menyebabkan erupsi terlambat, terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi yang lain bergeser ke arah ruang yang kosong. b. Jenis makanan Pada masyarakat primitif, diet yang berserat merangsang otot mastikasi bekerja keras, menambah beban fungsi pada gigi. Diet semacam ini mencegah karies, mempertahankan lebar lengkung gigi tetapi menyebabkan atrisi pada gigi. Pada masyarakat modern, diet berubah menjadi lunak dan kurang berserat, menyebabkan beberapa maloklusi dan kariogenik. Berkurang fungsi penguyahan dan menyebabkan kontraksi lengkung gigi, tidak terjadi atrisi, tidak terjadi penyesuaian oklusal seperti yang terjadi pada perkembangan normal.



3. KEBIASAAN BURUK Beberapa kebiasaan merangsang pertumbuhan rahang secara normal misalnya gerakan bibir dan penguyahan yang fisiologis. Kebiasaan abnormal mempengaruhi pola pertumbuhan fasial yang akan mempengaruhi fungsi orofasial yang mempunyai pengaruh penting pada pertumbuhan kraniofasial dan fisiologi oklusal. Kebiasaan buruk dan kebiasaan otot menghambat pertumbuhan tulang, malposisi gigi, hambatan pernapasan, gangguan bicara, keseimbangan otot fasial dan problem psikologis. a. Mengisap jempol dan mengisap jari Bila kebiasaan ini sudah tampak pada minggu pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh problem makan. Bila kebiasaan ini dilakukan pada anak usia yang lebih lanjut biasanya disebabkan oleh problem psikologis. Arah dan kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol menyebabkan incisivus atas tertekan ke labial, incisivus bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi menekan lengkung gigi didaerah lateral ke arah lingual.



Makalah Skenario 1 Blok 9



47



b. Menjulurkan lidah Ada 2 tipe : - Simple tongue thrust swallow Biasanya berhubungan dengan kebiasaan mengisap jari. - Complex tongue thrust swallow Biasanya disebabkan oleh karena gangguan nasorespiratori kronis, bernapas lewat mulut, tosilitis atau pharingitis. Pada penelanan normal, gigi dalam kontak, bibir menutup, punggung lidah terangkat menyentuh langit-langit. Pada penelanan abnormal yang disebabkan pembengkaan tonsil atau adenoid, lidah tertarik dan menyentuh tonsil yang bengkak, akan menutup jalan udara, mandibula turun, lidah menjulur ke depan menjauhi pharynk, dengan mandibula turun bibir harus berusaha menutup untuk menjaga lidah dalam rongga mulut dan menjaga efek penelanan dapat rapat sempurna. Diastemata dan open bite anterior merupakan akibat dari kebiasaan menjulurkan lidah.



c. Mengisap dan menggigit bibir Mengisap bibir dapat sendiri atau bersamaan dengan mengisap ibujari. Dapat dilakukan pada bibir atas atau pada bibir bawah. Bila dilakukan dengan bibir bawah maka maloklusi yang ditimbulkan adalah labioversi gigi depan atas, open bite, lunguoversi gigi depan rahang bawah. d. Posture Sikap tubuh mempengaruhi posisi mandibula. Seseorang dengan sikap kepala mendongak, dagu akan menempati posisi ke depan, pada sikap kepala menunduk maka pertumbuhan mandibula bisa terhambat. e. Mengigit kuku Menyebabkan malposisi gigi. f. Kebiasaaan buruk yang lain Kebiasaan menggendong bayi hanya pada satu sisi menyebabkan kepala dan muka menjadi asimetri. Kebiasaan atau posisi tidur, dengan bantal atau dengan lengan, bertopang dagu. Kebiasaan mengigit pensil dan lain-lain.



4. PENYAKIT a. Penyakit sistemik Contoh penyakit yang dapat menimbulkan maloklusi



Makalah Skenario 1 Blok 9



48



-



Rachitis Kekurangan vitamin D, pengapuran tulang berkurang sehingga terjadi deformasi tulang. Pada rahang ditandai dengan tepi prosesus alveolaris abnormal dan pembentukan email gigi terganggu.



-



Sifilis Menyebabkan kelainan bentuk gigi (hutchinson teeth) terutama sifilis kongenital.



-



TBC tulang Menyebabkan kelainan bentuk tulang terutama pada mandibula.



b. Kelainan endokrin Ketidakseimbangan kelenjar endokrin mempengaruhi metabolisme zatzat yang ada dalam tubuh. Hiperfungsi atau hipofungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan gangguan metabolik dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan kraniodentofasial. Misalnya : Hipoplasia gigi, menghambat atau mempercepat pertumbuhan muka tetapi tidak merubah arah pertumbuhan, menggangu osifikasi tulang, waktu menutupan sutura, waktu erupsi gigi, waktu resorpsi akar gigi susu, membrana periodontalis dan gingiva sensitif terhadap gangguan endokrin. c. Penyakit-penyakit lokal Penyakit nasopharingeal dan gangguan pernapasan Penyakit periodontal Tumor Karies Prematur loss gigi susu Gangguan urutan erupsi gigi permanen Hilangnya gigi permanen 5. MALNUTRISI Selama anak dalam kandungan, ibu harus memperoleh cukup kalsium, fosfor vit A, C, D untuk menjamin kebutuhan foetus akan zat-zat tersebut. Zat-zat ini dengan pengawasan fungsi hormon yang seimbang merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan tulang. (Hayati,R.2003)



Makalah Skenario 1 Blok 9



49



J. Etiologi celah palatum dan bibir FAKTOR HEREDITER Herediter merupakan dasar genetik untuk terjadinya celah oral yang signifikan, tetapi tidak dapat dipastikan sepenuhnya. Faktor ini terbukti berpengaruh sebesar 25% sampai 30% sebagai penyebab celah oral diseluruh dunia. Bixler, yang terakhir mengembangkan konsep, menyatakan ada dua bentuk celah. Bentuk umum disebabkan oleh faktor herediter dimana ada beberapa gen yang berbeda bekerja bersama-sama. Dengan kata lain, bila total gen cenderung berada pada level yang minimal maka celah tidak terjadi. Bentuk lain bersifat monogenik atau sindroma yang biasanya berhubungan dengan anomali-anomali kongenital. Dasar dari terjadinya celah palatum adalah karena gagalnya mesoderm berproliferasi melintasi garis fusi, yaitu sesudah tepi dari komponenkomponen berhubungan. Dan bisa juga terjadi karena adanya atrofi daripada ikatan-ikatan epitel yang melintasi daerah celah dan tidak adanya pertumbuhan otot pada daerah tersebut, sebagai adanya tanda hipoplasia mesoderm. Ditemukan teori-teori yang menyatakan bahwa terjadinya celah karena hal-hal berikut: - Kesalahan dalam masa peralihan dalam suplai darah pada masa embrio, juga bertambahnya umur si ibu yang dapat memberikan ketidakkebalan embrio terhadap terjadinya celah. - Adanya abnormalitas dari kromosom yang menyebabkan terjadinya malformasi kongenital yang multipel. - Adanya tripel sindrom termasuk juga celah di sekitar rongga mulut yang selalu diikuti oleh anomali kongenital lain FAKTOR LINGKUNGAN Faktor-faktor yang berperan pada waktu persatuan bibir dan palatum yaitu: a. Defisiensi nutrisi Pada masa kehamilan, nutrisi yang kurang merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan terjadinya celah palatum. Percobaanpercobaan yang dilakukan terhadap binatang seperti pemberian vitamin A secara berlebihan ataupun kurang yang hasilnya menimbulkan celah pada anak-anak tikus yang lahir. Begitu juga pada defisiensi vitamin Riboflavin yang diberikan pada tikus yang hamil dan hasilnya juga adanya celah dengan persentase yang tinggi. Defisiensi vitamin B kompleks yang dibutuhkan untuk beberapa enzim yang vital dalam tubuh dan keadaan ini dapat memacu terjadinya celah palatum. Makalah Skenario 1 Blok 9



50



b. Zat Kimia Pemberian aspirin, kortison dan insulin, dan obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan congenital abnormality dan facial cleft seperti thalidomide, phenytoin, antibiotika, transqualizer, obat untuk aborsi dan obat untuk infeksi virus, serta penggunaan kafein dan injeksi steroid, karena penggunaan obat-obatan ini akan melalui palsenta sehingga menghambat pertumbuhan janin. c. radiasi Radiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent, dimana radioterapi yang dilakukan pada tumor dapat menghambat pertumbuhan janin. Perkembangan janin



Efek radiasi



Pre-implantasi



Usia kehamilan (minggu) 0–2



Organogenesis



2–7



Fetus



8 – 40



Malformasi organ, kematian neonatal Retardasi mental. Janin berisiko thd efek stokastik



Kematian



Dosis ambang yg dapat menimbulkan efek pd janin adalah 0,05 Gy. Dosis ambang sekitar 0,1 Gy untuk usia kehamilan 8 – 15 minggu. 0,4 – 0,6 Gy untuk usia kehamilan 16 – 25 minggu. ICRP merekomendasikan pembatasan dosis radiasi pada permukaan perut wanita hamil < 1 mSV selama kehamilan. ( Hall EJ.2000 )



Makalah Skenario 1 Blok 9



51



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN Dentokraniofasial adalah struktur anatomi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak, rahang gigi ataupun kombinasi gigi dan rahang yang akan mempengaruhi bentuk wajah. Apabila dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial terjadi kegagalan akan menyebabkan beberapa kelainan , salah satunya sumbing bibir , sumbing palatum dan sumbing bibir palatum , fibromatosis gingival, agnasia, makronagtia, mikronagtia dll. Yang penyebabnya bisa dari hereditas , lingkungan , defisiensi nutrisi, ras dan kebiasan buruk. Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara progresif dari sebuah sel menuju periode organ primordial. (Pada manusia terjadi saat minggu ke-8 perkembangan). Terkadang disebut juga dengan organogenesis. Tumbuh kembang mnausia terdiri dari dua masa : masa prenatal dan masa postnatal. Masa prenatal sendiri terdiri ada : masa embrio dan masa fetus sedangkan masa postnatal terdiri dari : masa neonatal , masa bayi, masa prasekolah , masa sekolah atau masa pubertas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia secara umum bisa terjadi suatu kelainan psikologi seperti keterlambatan dalam membaca , menghitung , mengeja , terjadinya retardasi mental, autism dll . Yang diakibatkan oleh beberapa factor pendukung antara lain : defisiensi nutrisi , neurologi , genetik dll B. Saran Materi tentang tumbuh kembang manusia dari segi dentokraniofasial maupun secara umum sangatlah luas. Maka dari itu mahasiswa diharapkan lebih banyak mencari dan membaca referensi yang ada.



Makalah Skenario 1 Blok 9



52



AYAT DAN HADIST Surat Al Alaq Ayat 1-3



Surat Al Mu’min Ayat 67 :



Hadist : “ Berkata anas: “Bersabda Nabi SAW: “Anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam tahun dididik beradab, setelah sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, bila telah umur 13 tahun dipukul karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16 tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayahnya berjabat tangan dan mengatakan: “Saya telah mendidik kamu, mengajar dan



Makalah Skenario 1 Blok 9



53



mengawinkan kamu. Saya memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di akhirat.”



Makalah Skenario 1 Blok 9



54



DAFTAR PUSTAKA



Haviz,M. 2014. Konsep Dasar Embriologi Tinjauan Teoritis . Batusangkar : STAIN Batusangkar. Soetjiningsih . 1998 . Tumbuh Kembang Anak . Jakarta : EGC. Desmita . 2007. Psikologi Perkembangan . Bandung : Remaja Rosdakarya. Wahjoeti. 1993.Psikologi . Bandung : Pusat Pengembangan Penataran Guru Wullur. Sudiono, Janti . 2000 . Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial . Jakarta : EGC. Kaplan, HI, Sadock BJ. 1997. Sinopsis Psikiatri . Edisi 7. Jilid 2. Jakarta : Bina Rupa



Aksara.



Sunaryo. . 2004 . Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Seifert, K.L.1994. dan Hoffnung, R.J. Child and Adolescent Development . hlm. 17.. Boston: Houghton Mifflin Company. Foster . 1999 . Buku Ajar Alat Ortodonsi Edisi 3. Jakarta : EGC. Abdul S. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka. Hayati , R. 2003. Kajian Tumbuh Kembang Dentokraniofasial Untuk Kedokteran Gigi. JKGUI. (10): 455 : Universitas Gadjah Mada. Hall EJ. 2000 . Radiobiology for the Radiologist. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.



Makalah Skenario 1 Blok 9



55