Makalah Tauhid Karakteristik Aqidah Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TAUHID KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAM Dosen Pengampu : Robin Sirait, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 5 Krisna Yuda Fitri Rahmawati Elva Erdiyah



KELAS REGULER SIANG JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI AL ISLHIYAH



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulillah , kehadirat Allah SWT atas segala curahan nikmat karunia- Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang karakteristik ilmu tauhid dalam mata kuliah ilmu tauhid. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak dosen pengampu dan teman – teman mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca . Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang karakteristik ilmu tauhid ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………..……ii DAFTAR ISI………………………………………………………...…iii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………1 Latar Belakang………………………………………………………..…1 Rumusan Masalah………………………………………………………2 Tujuan



…………………………………………………………….…2



BAB II AQIDAH…………………………………………………….…3 Pengertian Aqidah………………………………………………..…..…3 BAB III KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAM………………….……3 Karekteristik Aqidah Islam…………...……………………………....…3 Pengertian Aqidah Tauqifiyah……………………….…………….……3 Pengertian Aqidah Ghaibiyah



…………………………………….…5



Pengertian Aqidah Syumuliyah…………………….……….......………6 Pengertian ibadah……………………………………………………….8 Syarat diterimanya ibadah……………………………………………....8 Macam-macam ibadah dan cakupannya………………………………...9 BAB IV KESIMPULAN………………………………………………10 Kesimpulan………………………………………………………..…...10 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................11



ii



1. Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang dapat menyelamatkan dunia yang trepecah-pecah dalam berbagai bagian. Perpecahan yang dengan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran Islam, karena ruang lingkupnya sangat luas. Untuk mengkaji secara rinci karakteristik ajaran Islam perlu ditelusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan manjadi agama yang diridlai Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat. Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran Islam adalah karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim yang berdasarkan dengan al-quran dan hadits dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan,pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu, aqidah, dan berbagai macam ilmu khusus. Kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat islam. Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu penetahuan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, aqidah, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas. Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran islam adalah karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim yang berdasarkan dengan al qur’an dan hadits Maka dari itu, kali ini kami akan membahas tentang karakteristik aqidah islam yang meliputi Tauqifiyyah, Ghaibiyyah, dan Shumuliyyah. Pengertian aqidah sendiri adalah keyakinan hati atau bisa disebut dengan iman atas segala sesuatu. 1



2. Rumusan Masalah Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengertian tauqifiyah? 2. Bagaimanakah pengertian ghaibiyah? 3. Bagaimanakah pengertian shumuliyah? 4. Apa itu ibadah ? 5. Syarat diterimanya ibadah 6. Macam-macam ibadah dan cakupannya 3. Tujuan Tujuan dan harapan penulisan makalah kami yang bertema “Pengalaman Batin dalam Tassawuf” adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengertian tauqifiyah 2. Mengetahui pengertian ghaibiyah 3. Mengetahui pengertian shumuliyah 4. Mengetahui apa itu ibadah 5. Mengetahui syarat diterimanya ibadah 6. Mengetahui macam-macam ibadah



2



BAB II AQIDAH 1. Pengertian aqidah Aqidah secara Bahasa berasal dari kata ‫ ( عقد‬aqd ) yang berarti Pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang dan bebas dari keraguan, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran kepada sesuatu Aqidah menurut syar’i ialah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan qadar yang baik ataupun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.



BAB III KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAM A. Karekteristik Aqidah Islam Iman dalam ajaran agama islam memiliki sifat dasar yang membedakannya dengan berbagai sistem kepercayaan atau keyakinan serta ideologi lainnya. Pada pembahasan akan di bahas beberapa karakteristik aqidah islam



1.



Aqidah Tauqifiyah Aqidah yang bersifat tauqifiah atau terbatas pada waktu,tidak ada tempat untuk pendapat atau ijtihhat didalamnya. Karenanya rujukan dan asalnya harus yang bisa dipastikan kebenarannya dan seperti sifat ini tidak bisa ditemukan kecuali pada kitab Allah SWT dan sunnah Rasul-NYA SAW yang shahih.



3



Makna Tauqifiyyah mengandung pengertian : a. Rasulullah telah menjelaskan rincian matan aqidah islam. Tidak ada satupun masalah ilmu tauhid dan aqidah yang belum mendapat pembahasan dan penjelasan Rasulullah. b. Tidak memperbincangkan perkara-perkara ilmu atau aqidah islam kecuali dengan dalil Al-Qur’an dan As-sunnah. Harus konsisten dengan lafadz dan makna Al – Qur’an dan As-Sunnah. Dalam menyatakan berbgai hal tentang aqidah, kita tidak menggunakan lafadz-lafadz maupun gaya ungkapanya. Ketidak mampuan akal menemukan dalil untuk menemukan muatan-muatan tersebut dianggap sebagai kemungkinan adanya dalil lain yang menetapkan muatan-muatan Aqidah seperti dalil pendengaran ( Al-Qur’an dan As-Sunnah ) dan dalil indra. Dengan demikian , maka lafadz-lafadz yang digunakan ada dua macam 



Lafadz-lafadz dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Lafadz-lafadz ini dianggap benar jika ia susuai dengan makna-maknanya yang dikehendaki oleh alqur’an dan As-Sunnah







Lafadz-lafadz yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan AsSunnah.Lafadz-lafadz ini ada yang sudah menjadi istilah yang konotasinya terhadap kebenaran bersifat mutlak dan jelas.



Contoh tauqifiyah Jika ada orang yang berkata bahwa ada shalat wajib ke enam yaitu di tengah hari jam 10 setelah Dhuha sebelum Zhuhur, atau ada shalat wajib ke enam yaitu ditengah malam selain Isya’, ini semua tidak disyari’atkan dan menjadi hal yang batil dan bid’ah. Tidak boleh dikerjakan. Atau andai ada yang mengatakan bahwa orang-orang disyariatkan untuk puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan, atau mensyari’atkan berpuasa sebulan penuh yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah, maka ini semua bid’ah. 4



Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :



ِ ‫َح َد َ يِف‬ )‫س فِ ِيه َف ُه َو َر ٌّد (رواه البخاري ومسلم‬ ْ ‫َم ْن أ‬ َ ‫ث أ َْمرنَا َه َذا َما لَْي‬ Artinya : Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam perkara kami ini yang tidak ada (perintahnya dari kami) maka tertolak (H.R alBukhari dan Muslim)



2.



Aqidah Ghaibiyah Aqidah Ghaibiyah berkenaan dengan hal ghaib. Kata Ghaibiyah adalah kata yang di nisbatkan pada kata ghaib yaitu apa yang tidak bisa ditangkap oleh pancaindra.



Allah Subhana wa ta’ala berfirman :



‫َّما تَ ْش ُك ُر ْو َن‬



‫ص َار َوااْل َفِْٕـ َد َةۗ قَلِْياًل‬ َّ ‫َو ُه َو الَّ ِذ ْي اَنْ َشاَ لَ ُك ُم‬ َ ْ‫الس ْم َع َوااْل َب‬



Artinya ; Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,



penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. ( QS. AlMu'’inun ; 78 ) karema itu apa yang tidak bias ditangkap oleh pancaindra tidak dapat dinalarkan kecuali hanya secara umum dengan menganologikakan yang ghaib dengan yang tampak oleh pancaindra. Dengan cara inilah kita dapat melakukan menalarin parsial, kemudian penalaran parsial ini disinkronisasikan untuk menetapkan hukum-hukum rasional kolektif.sebab tanpa itu setiap kita hanya dapat menalar, misalnya rasa sakit yang menimpa. Ketika mengatakan spesifikasi aqidah islam adalah keghaiban, itu sama sekali tidak berarti bahwa semua muatan dalam aqidah islam bersifat ghaib dan tidak dapat di tangkap pancaindra dan akal sehat. Tetapi maksudnya adalah



5



spesifikasi aqidah islam adalah percaya kepada yang ghaib seperti yang di firman kan oleh Allah SWT dalam surah (AL Baqarah :1-3) Artinya : “Alif Lam Mim. Kitab (Al-quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriiman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkan sebagian rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka”. Iman kepada yang ghaib merupakan salah saatu spesifikasi fitrah manusia. Penalaran terhadap realitas fisik merupakan kemampuan yang dimiliki secara bersama oleh manusia dan binatang. Bahkan penalaran metafisik sudah merupakan insting yang tertanam dalam fitrah manusia. Inilah yang kini sebut dorongan keingintahuan. Di zaman ini kita menyaksikan betapa tinggi nilai instin ini dimana ia telah menjadi factor pemicu penemuan-penemuan ilmiah, sehingga manusia modern dapat menikmati segitu banyak kekayaan alam.



3.



Aqidah Syumuliyah



Syumuliyah adalah berasal dari kata syamill yang artinya sempurna atau menyeluruh. Aqidah Syumuliyah, yakni aqidah yang lengkap, sempurna, menyeluruh, komprehensif dan integral, yaitu dengan makna yang mencakup dan meliputi keseluruhan pokok, prinsip-prinsip dan rukun-rukun keimanan dengan segala konsekuensinya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Syumuliatul Islam berarti kesempurnaan Islam mencakup semua secara menyeluruh. Artinya ajaran ini mencakup seluruh dimensi, kehidupan 6



manusia dari pribadi, keluarga, masyarakat hingga negaradari sosial, politik hukum keamanan, lingkungan,pendidikan hingga kebudayaan seluruh etnis manusia, dari kepercayaan, system hingga akhlak, dari adam hingga manusia terakhir dari sejak kita bangun hingga kita tidur kembali, dari kehidupan dunia hingga kehidupan akhirat. Syumuliyatul Islam meliputi : 1. Dimensi waktu Yang dinamakan dimensi waktu adalah bahwa Islam telah diturunkan Allah SWT sejak nabi Adam hingga mata rantai kenabian ditutup pada masa Rosuliloh saw. Dan Islam bukanlah Agama yang hanya diturunkan semasa hidup Rosulluloh saw, tetapi untuk hidup seluruh umat manusia di alamsemesta ini. 2. Dimensi Demografis Yang dimaksud dengan dimensi demografis adalah bahwa Islam diturunkan untuk seluruh umat manusia dan seluruh etnisnya, dam bahwa mereka semua sama dimata Allah SWT sebagai ciptaanya dan dibedakan satu sama lain. 3. Dimensi Geografis Yang dimaksud dengan dimensi geografis adalah bahwa ajaran islam diturunkan untuk diterapkan diseluruh penjuru bumi. Maka Islam tidak dapat di identikkan dengan kawasan Arab ( Arabisme ),Karena itu hanya tempat lahirnya. Islam tidak mengenal sekat-sekat tanah air sama seperti ia tidak mengenal Batasan Batasan etnis. 4. Dimensi Kehidupan Yang dimaksud dengan dimensi kehidupan adalah bahwa Islam 7



membawa ajaran ajaran yang terkait dengan seluruh dimensi kehidupan manusia, social, ekonomi, politik, hukum, keamanan Pendidikan, lingkungan dan kebudayaan.



4.



Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan diri. Sedangkan secara istilah atau syara’, ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT dengan kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang dhahir ataupun bathin



5.



Syarat diterimanya ibadah Syarat diterimanya ibadah adalah : 1. Ikhlas karna Allah Subhana wa Ta’ala Ikhlas untuk Allah Ta’ala semata, yaitu seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala dengan hanya mengharap keridhoaan-Nya dan pahala-Nya, tidak bercampur riya`, sum’ah, dan tidak mencari perhiasan dunia



firman Allah Ta’ala,



‫فَمن َكا َن يرجو لَِقاء ربِِّه َف ْليعمل عماًل حِل‬ ِ ِ ِِ ‫َح ًدا‬ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َْ َ ‫صا ًا َواَل يُ ْش ِر ْك بعبَ َادة َربِّه أ‬ َْ “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110) Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”, maksudnya adalah mencocoki syariat Allah (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen). Dan “janganlah ia



8



mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”, maksudnya selalu mengharap wajah Allah semata dan tidak berbuat syirik pada-Nya. Inilah dua rukun diterimanya ibadah, yaitu harus ikhlas karena Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan hal ini tidak mungkin terealisasi kecuali dengan mengetahui Sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kewajiban atas seorang hamba yang hendak beribadah kepada Allah Ta’ala, baik ibadah jenis ucapan maupun perbuatan adalah mempelajari petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar amalnya sesuai dengan Sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



َ ‫َم ْن أَحْ د‬ ‫ْس ِم ْنهُ فَهُ َو َر ٌّد‬ َ ‫َث فِى أَ ْم ِرنَا هَ َذا َما لَي‬



“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak



6.



Macam- macam ibadah dan cakupannya Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua macam ketaatan yang nampak pada lisan, anggota badan dan yang lahir dari hati. Seperti dzikir, tasbih, tahlil dan membaca Al-Qur’an; shalat, zakat, puasa, haji, jihad, amar ma’ruf nahi mungkar, berbuat baik kepada kerabat, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil. Begitu pula cinta kepada Allah dan RasulNya, khasyyatullah (takut kepada Allah), inabah (kembali) kepadaNya, ikhlas kepadaNya, sabar terhadap hu-kumNya, ridha dengan qadha’-Nya, tawakkal, mengharap nikmatNya dan takut dari siksaNya. Jadi, ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah) atau apa-apa yang membantu qurbah. Bahkan adat kebiasaan (yang mubah) pun bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepadaNya. Seperti tidur, makan, minum, jual-beli, bekerja mencari nafkah, nikah dan sebagainya. Berbagai kebiasaan tersebut jika disertai niat baik (benar) maka menjadi



9



bernilai ibadah yang berhak mendapatkan pahala. Karenanya, tidaklah ibadah itu terbatas hanya pada syi’ar-syi’ar yang biasa dikenal.



BAB IV KESIMPULAN 1. Kesimpulan 1. Tauqifiyah adalah aqidah yang terbatas pada wahyu. Maksudnya aqidah yang benar haruslah berdasarkan dengan al quran dan terdapat keyakinan yang pasti di dalamnya. 2. Ghaibiyah merupakan aqidah yang berkenaan dengan masalah ghain. Yang di maksud adalah ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera. 3. Shumuliyah adalah aqidah yang mengembangkan apa yang sudah ada di bumi atau yang sudah kita ketahui atau memanfaatkan apa yang sudah di ciptakan



oleh



Allah



untuk



kehidupan



manusia.



Seperti



contoh



mngembangkan alam dengan cara membuat kayu menjadi meja. 4. Ibadah adalah seluruh yang dicintai dan di ridhoi Allah baik dari perbuatan ataupun perkataan



10



Daftar Pustaka Dari Buku 1. Kitab Tauhid karangan Dr. Shalih bin fauzan al fauzan 2. Kibab mnhajuz muslim Dari situs web Sabiq, Sayid. TT. Al- ‘Aqaid Islamiyah. Beirut: Darul Fikr. Taimiyah, Ahmad. TT. Majma’ah at-Tauhid. Beirut: Darul Fikr. Idrus



Ramli, Muhammad, Pengantar Sejarah Wal Jamaah, Surabaya: Khalista, 2011



Ahlu



Sunnah



Rahman, Taufik, Ilmu Tauhid Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2013 https://muslim.or.id/10756-apa-maksud-ibadah-itu-tauqifiyah.html pada tanggal 18-maret-2019 Pada Jam 18:00 WIT https://www.Rumaisho.com https://www.alquran-sunnah.com/



11



Diakses