MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI KEL2 (1) Newww [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI Perkembangan Teknologi Informasi dalam Bidang Farmasi



Disusun oleh : Farmasi 5A Aldina Wahyuningrum



(180105008)



Dimas Setiyono



(180105024)



Indah Nurlisa



(180105042)



Pariyem



(180105078)



Umi Sangadah



(180105102)



PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga Makalah ini kami harapkan bisa menjadi refrensi bagi mahasiswa lain untuk belajar tentang “Perkembangan Teknologi Informasi dalam Bidang Farmasi”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampun mata mata kuliah Teknologi Informasi yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Purwokerto, 3 Juni 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 I.1 Latar Belakang.........................................................................................................1 I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2 I.3 Tujuan......................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3 II.1 Perkembangan Informasi dan Teknologi di Bidang Kesehatan (Farmasi)............3 II.2 Peran Teknologi Informasi di Bidang Farmasi dan Pengaplikasiannya................4 II.3 Manfaat Teknologi Dalam Bidang Farmasi...........................................................6 II.4 Sistem Informasi....................................................................................................8 II.5 Informatika Farmasi...............................................................................................9 II.6 Sistem Informasi Farmasi.....................................................................................10 II.7 Komponen-Komponen Sistem Informasi.............................................................13 BAB III PENUTUP...................................................................................................15 III.1 Kesimpulan.........................................................................................................15 III.2 Saran...................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16



ii



BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya komputer saat ini, dimana kita di hadapkan pada suatu kondisi yang mengharuskan kita Untuk mengenal, memahami dan menguasainya. Internet sudah tidak asing lagi bagi kehidupan kita. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Disisi lain lain perkembangan didunia medis juga meningkat dengan tajam. Pengetahuan di bidang medis telah berkembang secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menyebabkan banyaknya informasi yang harus diterima oleh para tenaga medis. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit. Seperti yang kita ketahui, peranan Teknologi Informasi sudah banyak di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dalam kehidupan kita sangatlah besar. Bahkan sekarang ini teknologi informasi sudah tidak bisa di pisahkan dalam keseharian kita. Setiap pekerjaan yang kita lakukan sedikit banyak bergantung pada teknologi-teknologi yang ada. Karena



memang



pada



kenyataan,



adanya



teknologi



informasi



ini



mempermudah kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Dan hal sedemikian itu juga berpengaruh di Bidang Kesehatan, salah satunya adalah bidang Farmasi. Sekarang ini Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan



1



(Farmasi) sangat memiliki peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang kedokteran. Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat untuk mengobati penyakit, dan masih banyak lagi. I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Perkembangan Informasi dan Teknologi di Bidang Farmasi ? 2. Bagaimana



Peran Teknologi



Informasi di Bidang Farmasi dan



Pengaplikasiannya ? 3. Bagaimana Manfaat Teknologi Dalam Bidang Farmasi ? 4. Bagaimana Sistem Informasi ? 5. Bagaimana Informatika Farmasi ? 6. Bagaimana Sistem Informasi Farmasi ? 7. Bagaimana Komponen-Komponen Sistem Informasi ? I.3 Tujuan 1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Perkembangan Informasi dan Teknologi di Bidang Farmasi. 2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Peran Teknologi Informasi di Bidang Farmasi dan Pengaplikasiannya . 3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Manfaat Teknologi Dalam Bidang Farmasi . 4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Sistem Informasi. 5. Mahasiswa Dapat Mengetahui Informatika Farmasi. 6. Mahasiswa Dapat Mengetahui Sistem Informasi Farmasi. 7. Mahasiswa Dapat Mengetahui Komponen-Komponen Sistem Informasi.



2



BAB II PEMBAHASAN II.1 Perkembangan Informasi dan Teknologi Di Bidang Farmasi Standar dan mutu layanan kesehatan di Indonesia belum menggembirakan dan masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Perhatian negara terhadap standar fasilitas kesehatan bagi penyedia jasa kesehatan dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan pasien juga masih kurang. Untuk membenahi sistem kesehatan nasional secara progresif dibutuhkan solusi cerdas berupa layanan elektronik kesehatan atau biasa disebut dengan istilah e-Health yang merupakan solusi enterprise di bidang kesehatan karena melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat luas, Rumah Sakit, Puskesmas, Perguruan Tinggi, hingga produsen obat dan industri farmasi. Selain itu keterpaduan dan integrasi antara e-Health dengan SIAK (Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan), baik dalam lingkup nasional, regional dan daerah sangat membantu optimalisasi sistem kesehatan



rakyat



Records (DMR)



atau



dimasa rekam



mendatang. Proses medis



elektronik



Digital



Medical



merupakan



segmen



fundamental dari e-Health (Badan POM., 2012). Karena DMR memberikan fasilitas pertukaran data antar lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, perguruan tinggi, perseorangan dan lain-lain. Sistem dapat menyimpan sejarah rekam medis dari seorang pasien mulai lahir sampai meninggal dunia. Kelebihan rekam medis elektronik antara lain : memungkinkan akses yang simultan dari lokasi berbeda, mengurangi kesalahan interpretasi data, penyajian yang variatif, mempercepat



pembuatan



keputusan,



dan



membantu



analisis



data.



Kondisinya bertambah sempurna jika disertai kapasitas penyimpanan multimedia untuk foto rontgen, rekaman suara, diagram, laporan patologi, dan lain-lain. Aplikasi e-Health melahirkan lompatan yang luar biasa dalam sektor kesehatan seperti : Surveilans Epidemiologi, Telemedicines, Prescribing dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kesehatan (Badan POM., 2012).



3



Untuk



mengembangkan



aplikasi



e-Health



pentingnya



memperhatikan standar DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine). Karena standar itu memungkinkan data-data hasil pemeriksaan radiologi untuk disimpan dan atau ditransmisikan dengan menggunakan format tertentu. Cakupan standar DICOM tidak hanya berkisar pada masalah penyimpanan dan penyajian data radiologi, namun semakin berkembang ke arah integrasi instrumen radiologi dengan protokol jaringan komunikasi tertentu (Badan POM., 2012). II.2 Peran Teknologi Informasi di Bidang Farmasi dan Pengaplikasiannya Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu, dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macammacam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat penahan rasa sakit (Esni. 2017). Pengaplikasian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Bidang Farmasi yaitu sebagai berikut : 1.



Membuat Obat Penggunaan komputer,  mesin-mesin canggih, dan penggunaan robot dalam proses pembuatan obat di pabrik. Dengan adanya komputer, mesin canggih, dan robot tadi akan mempermudah kerja para farmasis menjadi lebih efektif dan efisien serta mengurangi tingkat kesalahan. Selain itu, peranan teknologi informasi dalam bidang farmasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan resep. Di masa lalu  (dan sampai sekarang masih terjadi), dokter akan memberi resep obat untuk pasien dengan terlebih dahulu melihat catatan medis pasien (di atas kertas). Dokter akan memeriksa apakah pasien memiliki alergi tertentu ataupun pasien memiliki resistensi pada obat-obat tertentu. Hal ini tentunya akan memakan banyak waktu. Selain itu banyak juga faktorfaktor lain yang dapat mengakibatkan dokter salah mendiagnosis dan



4



memberi obat kepada pasien. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada kesembuhan pasien.  Selain itu, catatan medis pada kertas pun akan rawan hilang. Namun sekarang hal itu dapat diatasi dengan berkembangnya teknologi informasi. Salah satu contohnya adalah resep yang dapat dicetak dari komputer dan dapat diakses secara elektronik. Dokter dapat menggunakan fitur online untuk menemukan obat yang paling baik untuk pasien dan dapat dengan tepat menghitung dosis sesuai dengan keadaan pasien (Huang, E. et al., 2014). 2. Smart Card Smart Card  adalah catatan medis pasien yang disimpan dalam bentuk kartu. Kartu ini berisi biodata pasien, riwayat penyakit, dan alergi obat. Dengan adanya smart-card ini dapat  meminimalisir kesalahan dalam diagnosis penyakit dan penentuan obat yang akan digunakan



pasien.Dengan



melesatnya



perkembangan



teknologi



informasi, para dokter dan tenaga kesehatan lainnya juga dapat dengan mudah mengetahui perkembangan obat-obatan. Selain itu, internet juga memungkinkan dokter untuk menuliskan resep dan mengirimkannya kepada apoteker tertentu.  Hal ini akan meminimalisir kesalahan pemberian obat oleh apoteker karena apoteker kadang tidak bisa membaca



tulisan



dokter



pada



kertas



resep.



Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan pasien



untuk



mendiagnosis



penyakitnya



sendiri.



Saat



ini



banyak software maupun situs online yang dapat membantu pasien mendiagnosis penyakit dan menentukan obat yang akan digunakan berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan pasien (Huang, E., Liu, T., & Wang, J. 2014). 3. Apotek Online Contohnya adalah apotek online Kimia Farma. Dalam situs ini, pasien dapat mengetahui tentang informasi obat, dosis penggunaan, cara menggunakan, dan kandungan-kandungan obat, sampai dengan efek samping yang akan timbul dan harga obat itu sendiri. Hal ini tentunya



5



akan memudahkan pasien dalam  penggunaan obat yang benar dan meminimalisir kesalahan dalam penggunaan obat (Jogiyanto, H.M. 2009). Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya perkembangan  dan kemajuan teknologi informasi, maka dalam bidang farmasi juga mengalami kemajuan,diantaranya: 1) Membantu farmasis dalam desain dan pembuatan obat serta manajemendatabase sehingga proses pembuatan obat dapat berlangsung secara lebih efektif dan efisien. 2) Meningkatkan komunikasi antara dokter, farmasis, dan tenaga kesehatan lainnya dengan pasien. 3) Meningkatkan kecepatan diagnosis penyakit. 4) Pemberian obat dengan dosis yang tepat dan akurat. 5) Membantu pasien dalam memahami penyakit serta obat yang digunakan dan memungkinkan pasien menjadi orang yang paling penting dalam pengobatan mereka sendiri. 6) Mengurangi biaya yang dikeluarkan karena berkurangnya kunjungan ke dokter dan makin meluasnya penggunaan obat generik (Jogiyanto, H.M. 2009). II.3 Manfaat Teknologi Dalam Bidang Farmasi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Kusumadewi, Sri., dkk. 2009). Ada cabang tersendiri untuk mengembangkan informatika dalam bidang farmasi. Cabangnya itu adalah informatika farmasi. Informatika farmasi adalah



bidang ilmiah yang



berhubungan dengan data, informasi



berfokus



pada



dan pengetahuan



pengobatan yang dalam



system



6



kesehatan termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan



penyebaran



dalam pengiriman obat yang optimal terkait  pengobatan dan kesembuhan pasien (Jogiyanto, H.M. 2009). Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien, informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya (McLeod. 2004). Manfaat dari informatika farmasi antara lain : 1. Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem dan manajemen database yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia tepat waktu. 2. Meningkatkan



komunikasi



antara



apoteker,



dokter



dan tenaga



kesehatan lainnya, serta pasien. 3. Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep diisi/ditulis, 4. Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri. 5. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke praktek dokter. Hal



7



ini, dikombinasikan dengan biaya yang rendah karena berkurangnya kunjungan ke dokter, penggunaan obat generik, sehingga sangat mengurangi biaya pengobatan bagi pasien (McLeod. 2004).



II.4 Sistem Informasi Terdapat beberapa pendapat mengenai arti Sistem Informasi, menurut Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan (2008, 5), dalam (Mustikowati, Purnama, & Sukadi, 2012) mengatakan bahwa sistem informasi merupakan serangkaian komponen berupa manusia, prosedur, data, dan teknologi (seperti komputer) yang digunakan untuk melakukan sebuah proses untuk pengambilan keputusan guna penunjang keberhasilan bagi setiap organisasi (dalam pencapaian tujuan) (Mcleod Raymond, Schell, 2007). Karakter sistem informasi meliputi sebagai berikut: 1) Sistem informsi memiliki komponen yang berupa subsistem yang merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output. Contoh input adalah salesman memasukan data penjualan bulan ini, maka disana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input dengan menggunakan hardware keyboard dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut (Nurmalitasari, Marina D. 2010). 2) Ruang lingkup sistem informasi yaitu rung lingkup yang ditentukan dari awal pembuatan yang meupakan gari bats lingkup kerja sistem tersebut sehingga sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya. 3) Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah informasi dianggap berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut. 4) Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup sistemm informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi,



8



hal ini urut dipertimbangkan pada saat perencanaann sistem informasi (Nurmalitasari, Marina D. 2010) II.5 Informatika Farmasi Informatika



Farmasi



merupakan



bidang



yang



relatif



baru,



Informatika farmasi disebut juga sebagai farmako-informatika. Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait pengobatan dan kesembuhan pasien (O’Brien, James A. 2006). Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (O’Brien, James A. 2006). Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan lingkungan yang memiliki kepentingan pasien ‘terbaik di pikiran, informatika farmasi mensinkronisasikan dokter, apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya (O’Brien, James A. 2006).



9



II.6 Sistem Informasi Farmasi Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien (Rustiyanto, Ery. 2011). Sistem Informasi Farmasi dibagi menjadi 2 yaitu sistem informasi instalasi farmasi dan sistem informasi apotek. 1.



Sistem Informasi Instalasi Farmasi Divisi Farmasi Bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium. Sistem informasi instalasi farmasi yaitu sistem untuk mengelola data/informasi tentang input data barang, transaksi/distribusi barangbarang kebutuhan di instalasi farmasi sampai dengan pembuatan laporan. Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada didalam sistem informasi instalasi farmasi antara lain : a. Input data master (kemasan, satuan, pabrik, PBF, kelas terapi, kelompok, sediaan dll) b. Input data barang farmasi c. Transaksi-transaksi barang, antara lain : 1) Permintaan barang dari pelayanan kesehatan di rumah sakit ke instalasi farmasi 2) Distribusi barang dari instalasi farmasi ke pelayanan kesehatan di rumah sakit 3) Return permintaan barang 4) Permintaan pembelian barang ke bagian pengadaan/purchase 5) Order pembelian barang ke supplier (SOP) 6) Penerimaan barang dari order pembelian 7) Retur pembelian barang 8) Bonus pembelian



10



9) Koreksi stok dan pemakaian barang d. Laporan-laporan, antara lain : 1) Laporan penerimaan & distribusi barang ke instalasi secara periodik 2) Laporan pembelian & penerimaan barang gudang 3) Laporan stok per-pelayanan kesehatan di RS 4) Laporan stok instalasi farmasi 5) Kartu persediaan (Rustiyanto, 2011) 2.



Sistem Informasi Apotek Sistem informasi apotek yaitu sistem pengelolaan data yang dihasilkan dari proses manajemen di unit apotik dari input data sampai dengan output data (laporan-laporan yang dihasilkan di unit apotek). Secara garis besar variabel-variabel yang harus ada di dalam sistem informasi apotek antara lain: a.



Penjualan obat ke pasien (Rawat jalan, Rawat Inap, UGD)



b.



Retur penjualan obat



c.



Print nota penjualan obat



d.



Laporan penjualan harian



e.



Laporan penjualan resep & resep untuk rawat jalan



f.



Laporan penjualan berdasarkan jenis sediaan



g.



Laporan penjualan resep per dokter



h.



Laporan penjualan berdasarkan supplier



i.



Laporan obat Slow Moving



j.



Laporan obat Expired Date (ED)



k.



Laporan penjualan VV obat narkotika & psikotropika



l.



Laporananalisis



m. Grafik penjualan (Rustiyanto, 2011). Teknologi jaringan internet sangat bermanfaat bagi instalasi farmasi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanannya terhadap pasien. Informasi tentang rumah sakit lain diseluruh dunia dapat diketahui secara mudah, cepat dan akurat dengan mengakses web site yang terkait dengan informasi yang dikehendaki. Kegiatan PIO (Pusat Informasi Obat) juga sangat



11



terbantu dengan adanya homepage tertentu yang menyediakan informasi pemakaian, interaksi dan segala aspek yang terkait dengan obat maupun permasalahan yang terkait dengan proses terapi, gizi dan masalah kesehatan lain (Trisnawati,et al., 2000). Homepage-homepage tersebut sebagian menyediakan informasi secara gratis dan sebagian lagi memberikan layanan dengan imbalan sejumlah fee tertentu. Kegiatan penelitian dan penelusuran pustaka yang terkait



dengan



obat



dan



terapi



juga



sangat



terbantu



mengingat



dimungkinkannnya orang mengakses suatu perpustakaan tertentu dengan teknik telnet atau http (hypertext transfer protocol) atau ftp (file transfer protocol). Kepala instalasi juga dapat berlangganan majalah atau jurnal yang terkait dengan obat dan terapi sehingga memudahkan penelusuran informasi yang akan meningkatkan kinerja seluruh karyawan di instalasi tersebut (Trisnawati et al., 2000). Pengiriman surat yang selain memboroskan kertas, tinta dan waktu dapat dihindari dengan tersedianya surat elektronik (e-mail) yang memudahkan pengiriman pesan dan informasi kepada teman sejawat, atasan ataupun bawahan yang terkait dengan struktur organisasi dalam rumah sakit tersebut maupun dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia. Fasilitas mailing list juga memungkinkan farmasis untuk berdikusi tentang obat-obatan dan kesehatan. Dengan bergabug pada suatu mailing list yang terkait dengan pokok pembicaraan tertentu seorang farmasis dapat mengemukakan curah pendapatnya dan berdiskusi dengan ahli kesehatan lain di seluruh dunia yang tergabung pada mailing list tersebut. Salah satu mailing list yang berkecimpung di dunia kesehatan adalah Health-L yang beralamat : [email protected]



yaitu



suatu



mailing



list



yang



mendiskusikan masalah riset-riset kesehatan internasional. Promosi terhadap pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi maupun rumah sakit tersebut secara keseluruhan dapat diinformasikan dan dipromosikan melalui homepage yang didesain untuk rumah sakit tersebut. Mengingat homepage tersebut dapat dikunjungi oleh setiap orang di seluruh penjuru dunia, maka



12



akan menjadi sarana promosi yang sangat efektif bagi rumah sakit tersebut. Keberadaan search engine (mesin pencari) semacam : a.



Altavista



b.



Lycos



c.



Webcrawler



d.



Infoseek



e.



Yahoo



f.



Hotbot Akan sangat membantu farmasis dalam mencari informasi yang



terkait dengan masalah kesehatan tersebut. Selain digunakan sebagai mesin pencari, search engine-search engine tersebut juga menyediakan fasilitas browsing yang akan menuntun para farmasis dalam mencari informasi dari yang sifatnya umum menjadi semakin khusus sampai didapatkan informasi yang diinginkan (Sampurno, 2007). II.7 Komponen-Komponen Sistem Informasi Kita tau bahwa Sistem Informasi terdirii dari beberapa komponen. Komponen tesebut diantaranya adalah komponen input, komponen output, komponen model, kompenen teknologi, komponen softwere, komponen hardwere, komponen basis data dan komponen kontrol. 1.



Komponen Input Merupakan komponen yang memasukkan data (Input) kedalam Sistem Informasi. Disini komponen input menangkap data yang akan diolah untuk menjadi suatu informasi yang berguna.



2.



Komponen Output Berbanding terbalik dengan komponen input, dimana hasil sistem informasi berupa data atau dokumentasi yang baik akan di keluarkan. Dan dapat digunakan menjadi informasi yang penting



3. Komponen Model Terdiri dari kaombinasi prosedur, logika, dan model matematik. yang akan memanipulasi data dengan cara yang sudah ditentukan dan akan menghasilkan keluaran yang telah diinginkan.



13



4. Komponen Teknologi Dimana komponen ini digunakan untuk menginput data, menjalankan model,



menyimpan



data,



mengakses



data,



menghasilkan



dan



mengeluarkan keluaran serta membantu mengendalikan sistem secara keseluruhan. 5. Komponen Software Komponen yang berperan sangat vital sebagai alat penyimpanan sebuah data informasi. dimana komponen ini berfungsi sebagai penampungan data. komponen ini dapat dikatakan juga sebagai komponen yang mempermudah atau memperlancarkan kerja dari sistem informasi itu sendiri. 6. Komponen Hardwere Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 7.



Komponen Basis Data Merupakan kumpulan data yang saling berkaitan yang disimpan didalam hardwere. berguna untuk membuat suatu keluaran informasi yang berkualitas.



8.



Komponen Kontrol Banyak hal yang dapat merusak suatu sistem informasi diantaranya adalah bencana alam. Disinilah komponen kontrol itu digunakan, karena komponen ini dapat mencegah rusaknya suatu sistem atau kalupun sudah terjadi kerusakkan komponen ini dapat mempercepat memperbaikki sistem informasi (Jogiyanto, 2009).



 



14



BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan perangkat lunak dapat membantu



farmasis.



Informatika



farmasi



mampu



memberikan



metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Komponen sistem informasi meliputi; input,model,output, teknologi, hardware, software, basis data, dan kontrol. Sistem informasi farmasi dibagi menjadi 2 yaitu instalasi farmasi divisi farmasi dan informasi apotek. III.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan



berpedoman



pada



banyak



sumber



yang



dapat



dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 



15



DAFTAR PUSTAKA Badan POM., 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Esni, Esni. 2017. Penerapan Teknologi Informasi di Industri Farmasi. Majalah Farmasetika, Vol.2 No.2. Universitas Padjajaran. Sumedang Huang, E., Liu, T., & Wang, J. (2014). E-health videos on chinese hospitals’ websites, International Journal of Healthcare Management, 7:4, 273280, DOI: 10.1179/2047971914Y.0000000081 Jogiyanto, H.M. 2009. Teknologi Sistem Informasi edisi tiga. Yogyakarta: Andi Offset. Kusumadewi, Sri., dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. McLeod. 2004. Sistem Informasi Manajemen. PT. Indeks. Jakarta. Mcleod Raymond, Schell, 2007.  Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat. Mubarok,



F.,



2016.,



SAP



dalam



Perusahaan



Farmasi.,



http://farmasiindustri.com/tag/sap Nurmalitasari, Marina D. 2010. “Pengaruh Kesesuaian Tugas Teknologi, Keahlian Pengguna dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Karyawan (survey pada karyawan bank bagian akutansi di Purwodadi). Surakarta UMS skripsi O’Brien, James A. 2006. Pengantar Teknologi Sistem Informasi Perspektif dan Manajerial. Jakarta: Salemba Empat. Rustiyanto, Ery. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta:Gosyen Sampurno. 2007. Kapabilitas teknologi dan penguatan R&D: tantangan industri



16



farmasi Indonesia., majalah Farmasi Indonesia., Yogyakarta. Trisnawati, Rina dan Shinta Permatasari. 2000. Pengaruh Faktor Personality terhadap Keahlian dalam Penggunaan Komputer (studi kasus karyawan adm. UMS). Empirika No.26 halaman 83-93. Wibisono, Kunto. 2007. Implikasi Aplikasi Sistem Teknologi Informasi dalam Pelaksanaan Manajemen Kualitas. BENEFIT, Vol 11 No.1 Juni hal. 101-107



17