Makalah Teologi Harun Nasution [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMIKIRAN TEOLOGI HARUN NASUTION



PENULIS: Jamuna Ulfah MATA KULIAH: Ilmu Kalam DOSEN PENGAMPU: Novi Cahya Dewi, M.Pd.I PRODI PGRA FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS TAHUN AJARAN 2014/2015



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih kepada keluarga, dosen, sahabat yang selalu setia, tak pernah lelah, dan tak pernah bosan-bosannya untuk mengajari, mengingatkan maupun memberi nasehat kepada kami. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan. Dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur penulisan maupun hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan dikemudian hari. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan sebagai literatur tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa lain.



Sambas, 11 April 2016 Penulis,



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................



i



Daftar Isi........................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan Penulisan...................................................................................



1 1 1



BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E.



Riwayat Hidup Harun Nasution................................................. Beberapa Karya Harun Nasution ............................................. Sedikit Mengenal Definisi Teologi................................... Pokok-Pokok Teologi Harun Nasution.............................. Pemikiran Harun Nasution....................................................................



2 2 3 3 7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran.....................................................................................................



9 10



Daftar Pustaka..............................................................................................



11



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai



bantuk



perkembangan



teologi



zaman.



muncul



Salah



satu



seiring



nama



dengan



yang



ikut



menyumbangkan pemikirannya dalam bidang teologi yaitu Harun



Nasution.



Beliau



mengembangkan



pemikirannya



dengan berpegang pada konsep yang ditawarkan oleh Muhammad Abduh yaitu penggunaan akal dalam teologi. Baginya,



akal



ibarat



pengendali



yang



menggerakkan



manusia di bumi sehingga dengan kendali inilah manusia dipaksa dan ditakdirkan untuk mengenal pencipta dan ciptaannya dengan sesempurna mungkin. Pepatah berkata, “tak kenal maka tak sayang”. Dengan menggunakan konsep tersebut, Harun Nasution memadukan



antara



akal



dan



wahyu



tanpa



harus



melenyapkan makna dan amanat yang tersirat dari dalam wahyu itu sendiri. Baginya juga, manusia diberikan akal olah sang



pencipta



agar



manusia



dapat



memfungsikannya



dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Dengan satu tujuan yaitu, niat untuk beribadah kepada Allah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana riwayat hidup Harun Nasution? 2. Apa karya Harun Nasution? 3. Apa definisi teologi? 4. Apa pokok-pokok teologi Harun Nasution? 5. Bagaimana pemikiran Harun Nasution? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui riwayat hidup Harun Nasution. 2. Mengetahui karya Harun Nasution. 3. Mengerti definisi teologi. 4. Mengetahui pokok-pokok teologi Harun Nasution. 5. Mengetahui pemikiran Harun Nasution.



1



6. BAB II 7. PEMBAHASAN A. Riwayat Hidup Harun Nasution 8. Beliau adalah putra dari Abdul Jabbar Ahmad dan Maimunah yang lahir pada hari Selasa di Pematangsiantar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 23 September 1919. Dan meninggal pada usia 79 tahun di Jakarta, 18 September 1998. 9. Pendidikan pertamanya ditempuh di HIS (Hollandsch Inlandche School) dari umur 7-14 tahun dan lulus tahun 1934. Setelah tamat beliau melanjutkan ke MIK (Moderne Islamietische Kweekschool) di Bukittinggi dan lulus tahun 1937. Kemudian tahun 1940 diteruskan di Ahliyah Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Fakultas Ushuludin. Tahun 1952 ia meraih gelar sarjana muda BA dalam studi sosial di American University of Cairo. 10.



Tahun 1962 ia melanjutkan k Mc.Gill di Kanada 1. Di



Kanada, ia mendapatkan gelar MA dalam Studi Islam tahun 1965 dengan judul tesis “The Islamic State in Indonesia: The Rise of Ideology, the Movement for its Creation and the Theory of the Masjumi”. Sedangkan, gelar Ph.D ia peroleh di Universitas yang sama dan dalam bidang yang sama pula dengan desertasi “The Place of Reason in Abduh’s Theology: Its Impact on His Theological System and View”. Studi Islam Mei 1968. 11. B. Beberapa Karya Harun Nasution2 1. Akal dan Wahyu dalam Islam (1986). 2. Falsafat Agama (1973). 3. Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (1994). 4. Sejarah Pemikiran dan Gerakan (1975). 5. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1974).



1 Al-Furuqi, op.cit, hlm.34 2 Luthfiyah. Menelaah Pemikiran Harun Nasution (Study Atas Buku Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran). Sekolah Tinggi Filsafat Islam SADRA, Jakarta. 2014.



2



3



6.



Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa dan Perbandingan



(1977). 7. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah (1968). 8. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam (1973). 9. Pembaharuan dalam Islam (1975). 10. C. Sedikit Mengenal Definisi Teologi 11. Istilah teologi, dalam bahasa Yunani adalah “koine”dan "theologia". Sebuah istilah yang berasal dari gabungan dua kata "theos, Allah" dan "logos, logika". Arti dasarnya adalah suatu catatan atau wacana tentang, para dewa atau Tuhan atau Allah. 12. Dalam Islam, teologi disebut sebagai‘ilm al-kalam. Pengetahuan ketuhanan, dasar kepercayaan atau beragama kepada sifat Allah dan terutama berdasarkan pada kitab suci. 13. Secara bahasa, teologi adalah kata-kata;ucapan;wacana yang berdasarkan nalar pada bidang ilmu yang mempelajari segala ajaranajaran dasar/keyakinan suatu agama, spiritualitas dan Tuhan. 14. Pada Abad Pertengahan, teologi merupakan subyek utama di sekolah-sekolah universitas dan biasa disebut sebagai "The Queen of the Sciences". Dalam hal ini ilmu filsafat merupakan dasar yang membantu pemikiran dalam teologi. 15. D. Pokok-Pokok Teologi Harun Nasution 1. Pembaharuan Teologi 16. Beberapa abad lamanya baik di Indonesia maupun di mana saja, umat Islam menganut teologi fatalistik, irasional, pre-deteminisme serta penyerahan nasib yang pada akhirnya menuntun umat Islam ke arah kemunduran, kesengsaraan dan keterbelakangan. Ini menunjukkan, adanya kesalahan dalam teologi yang di anut selama ini. 17. Harun mencanangkan pembaharuan teologi Islam sejati sebagai pengganti paham-paham teologi di atas.



4



18. Teologi Islam sejati yang dimaksud disini yaitu teologi yang berwatak mandiri. Kenapa harus teologi yang berwatak mandiri? Hal ini dikarenakan, watak dibentuk oleh akal yang benar-benar matang sehingga dapat melihat dan mencari solusi duniawi yang lebih rasionalis. Dengan begitu, umat Islam tidak hanya berserah pada takdir namun juga bisa menghargai pendapat akal. 2. Teologi Rasional 19. Secara umum, pemikiran Harun tentang teologi rasional maksudnya adalah bahwa kita harus mempergunakan rasio kita dalam menyikapi masalah. 20. Namun bukan berarti menyepelekan wahyu. Karena menurutnya, di dalam Al-Qur’an hanya memuat sebagian kecil ayat ketentuan-ketentuan tentang iman, ibadah, hidup bermasyarakat, serta hal-hal mengenai ilmu pengetahuan dan fenomena natur. 21. Menurutnya, di dalam Al-Qur’an ada dua



bentuk



kandungan yaitu qath’iy al dalalah dan zhanniy al-dalalah. Qath’iy al dalalah adalah kandungan yang sudah jelas sehingga tidak lagi dibutuhkan interpretasi. Zhanniy al-dalalah adalah kandungan di dalam Al-Qur’an yang masih belum jelas sehingga menimbulkan interpretasi yang berlainan. Disinilah dibutuhkan akal yang dapat berpikir tentang semua hal tersebut. 22. Corak mengenai teologi rasional dibagi menjadi dua yaitu: a. Anggapan bahwa akal memiliki daya yang amat besar dan manusia bebas berkehendak atas perbuatannya, karena setiap sesuatu memiliki hukum alamnya. Contohnya seperti, kehendak dan pemberian Allah ditentukan oleh sifat manusia itu sendiri, apabila manusia berbuat baik, maka kebaikan lah yang akan Allah beri, namun jikalau manusia berbuat jahat maka hukumanlah yang akan ia dapat.



5



b. Anggapan bahwa akal manusia memiliki keterbatasan dan Allah memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak atas diri manusia. Contohnya seperti, Al-Qur’an dan Hadist. 3. Akal dan Wahyu serta Hubungannya 23. Akal berasal dari kata arab al-‘aql yang berarti paham dan mengerti.Akal merupakan daya atau pembeda manusia dengan makhluk lain yang mana akal dijadikan sebagai tonggak kehidupan manusia. 24. Akal juga berfungsi sebagai tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan, alat untuk menemukan solusi ketika permasalahan datang, alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang benar, alat untuk mengetahui tuhan dan sifat-sifatnya, alat untuk mengetahui adanya hidup akhirat, alat untuk mengetahui bahwa kebahagian jiwa di akhirat bergantung pada mengenal tuhan dan berbuat baik, sedang kesengsaran tergantung pada tidak mengenal tuhan dan pada perbuatan jahat, sebagai alasan wajibnya manusia mengenal tuhan, alasan wajibnya manusia berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat untuk kebahagiannya di akhirat, dan yang terakhir sebagai dasar atau landasan untuk membuat hukum-hukum mengenai semua kewajiban-kewajiban itu. 25. Dan masih banyak lagi fungsi akal, karena hakikat dari akal adalah sebagai mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibatnya dari hal yang akan dikerjakan tersebut dan berfungsi sebagai jalan untuk memperoleh iman sejati. 26. Iman tidaklah sempurna kalau tidak didasarkan akal. iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat dan akalah yang menjadi sumber keyakinan pada tuhan. 27. Dan wahyu berasal dari kata al-wahy yang berarti suara, api dan kecepatan. Wahyu dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu:



6



a. Bentuk pengertian atau pengetahuan yang tiba-tiba dirasakan seseorang timbul dalam dirinya sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. b. Bantuk pengalaman dan penglihatan dalam keadaan tidur. c. Bentuk kata-kata yang diberikan melalui utusan atau malaikat. 28. Selain itu, wahyu diyakini memiliki kekuatan karena beberapa faktor antara lain: a. Wahyu ada karena ijin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah yang diturunkan melalui para ucapan nabi-nabi. b. Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Qur’an dan AsSunnah. c. Membuat suatu keyakinan pada diri manusia. d. Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib. 29. Orang yang beriman tidak perlu menerima bahwa wahyu sudah mengandung segala-galanya. Wahyu bahkan tidak menjelaskan semua permasalahan keagamaan3. Dalam pemikiran Islam, baik di bidang filsafat dan ilmu kalam, apalagi di bidang ilmu fiqih, akal tidak pernah membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk kepada teks wahyu. 30. Teks wahyu tetap dianggap benar. Akal dipakai untuk memahami teks wahu dan tidak untuk menentang wahyu. Akal hanya memberi interpretasi terhadap teks wahyu sesuai dengan kecenderungan dan kesanggupan pemberi interpretasi. Yang dipertentangkan dalam sejarah pemikiran 31. Islam sebenarnya bukan akal dan wahyu, tetapi penafsiran tertentu dari teks wahyu dengan lain dari teks wahyu itu juga. Jadi, yang bertentangan sebenarnya dalam Islam adalah pendapat akal ulama tertentu dengan pendapat akal ulama lain.



3 Harun Nasution dalam Anwar. Rosihan dan Abdul Razak, Ilmu Kalam. CV. Pustaka Setia, Bandung. 2003. hlm, 243.



7



4. Pembagian Ajaran Islam4 32. Pembagian ajaran Islam menjadi dua bagian menurut Harun Nasution yaitu: a. Ajaran Islam yang bersifat dasar dan absolute 1) Tidak boleh ada dalam pemikiran Islam bahwa Allah tidak ada. 2) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa Al-Qur’an bukan wahyu. 3) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa Muhammad bukan rasul Allah. 4) Tidak boleh ada kesimpulan dalam pemikiran Islam bahwa hari akhir tidak ada. b. Ajaran Islam yang bersifat pengembangan 33. Yang dimaksud pengembangan



disini



adalah



mencari kejelasan sendiri mengenai ilmu pengetahuan yang ada di bumi dengan menggunakan akal manusia. Namun, tidak bertolak belakang dengan wahyu yang telah Allah turunkan. 34. E. Pemikiran Harun Nasution 1. Hak Asasi Manusia 35. HAM merupakan bagian dari konsep ketauhidanan dalam Islam, yang arttinya manusia diciptakan menjadi makhluk yang sama, bersaudara dan bebas atau merdeka tanpa mengenal perbudakan. 36. Islam merupakan agama yang selalu memiliki jalur dan batas, begitu juga dalam hal kebebasan HAM. Batas-batas kebebasan tersebut seperti



kebebasan mengeluarkan pendapat tidak boleh



melanggar kepentingan umum, kebebasan mengumpulkan harta juga tidak boleh merugikan masyarakat, dan terakhir, kebebasan mengelola alam juga tidak boleh sampai merusak alam5.



4 http://pstaiannawawi.blogspot.co.id/2013/06/pemikiran-pemikiran-teologiharun.html (diakses tgl 15 April 2016, jam 21.15). 5 Harun Nasution & Bahtiar Effendy. Hak Asasi Manusia dalam Islām. Pustaka Firdaus, Jakarta. 1987.



8



2. Bidang Politik (Negara) 37. Baginya, kepentingan Negara sejalan dengan kepentingan agama.. 38. Adapun prinsip-prinsip yang harus ada dalam sebuah negara menurut Harun Nasution yaitu6: a. Tujuan yang hendak dicapai oleh Negara itu, yakni untuk mewujudkan masyarakat beragama dan berketuhanan Yang Maha Esa yang didalamnya terdapat persatuan, persaudaraan, persamaan, musyawarah, dan keadilan. b. Prinsip-prinsip yang harus dijelmakan pada penyelenggaraan Negara adalah pemerintah haruslah bersifat adil dan demokratis. c. Organisasi pemerintahan bersifat dinamis. Yang artinya, apapun bentuk susunan pemerintahan yang dianut dan dijalankan tidak dijadikan permasalahan. d. Kedaulatan ada ditangan rakyat di bawah bimbingan prinsipprinsip Alqurān dan h ḥadĪṡ. e. Sumber hukum tertinggi dalam Negara adalah Alqurān dan sunnah yang penerapannya memerlukan ijtihād. f. Negara mempunyai hak dan kekuasaan untuk membentuk undangundang yang dalam terminologi.



6 A, Suminto. Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islām: 70tahun Harun Nasution. Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Jakarta. 1989



39. BAB III 40. PENUTUP 41. A. Kesimpulan 42. nalar



pada



Teologi adalah kata-kata;ucapan;wacana yang berdasarkan bidang



ilmu



yang



mempelajari



segala



ajaran-ajaran



dasar/keyakinan suatu agama, spiritualitas dan Tuhan. Salah satu orang yang turut menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu teologi yaitu Harun Nasution. 43.



Harun Nasution adalah putra dari Abdul Jabbar Ahmad dan



Maimunah yang lahir pada hari Selasa di Pematangsiantar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 23 September 1919. Dan meninggal pada usia 79 tahun di Jakarta, 18 September 1998. Semasa hidupnya, Harun juga menghasilkan beberapa karya seperti Akal dan Wahyu dalam Islam, Falsafat Agama, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa dan Perbandingan, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, dan terakhir Pembaharuan dalam Islam. 44.



Harun sangat mengagung-agungkan akal dalam konsep



teologinya.



Beliau pernah mengatakan “Akal melambangkan kekuatan



manusia, karena akallah, manusia mempunyai kesanggupan untuk menaklukan kekuatan makhluk lain disekitarnya. Bertambah tinggi akal manusia, maka bertambah tinggilah kesanggupannya untuk mengalahkan makhluk lain. Bertambah lemah kekuatan akal manusia, maka bertambah rendah pulalah kesanggupannya menghadapi kekuatan-kekuatan lain tersebut”. 45.



Pernyataan ini muncul karena dilatarbelakangi oleh



perintah Al-Qur’an untuk menggunakan akal dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Keseringan dalam penggunaan akal dapat menciptakan kerasionalan dalam berpikir. Kadar rasional yang semakin lama semakin



9



berkembang, dapat merangsang timbulnya watak yang mandiri. Dengan kemandirian inilah,



9



10



46.



manusia atau makhluk Allah tergerak untuk mencari kebenaran,



penjelasan serta titik utama dari wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah.swt. 47.



Semua proses diatas menjadi landasan terciptanya asumsi



bahwa “Islam adalah agama rasional”. Asumsi tersebut menjadi penemu teologi Mu’tazilah. Teologi Mu’tazilah merupakan aliran yang beranggapan bahwa akal manusia lebih baik dibandingkan tradisi. 48. Selain dalam hal teologi, Harun juga turut menyumbangkan pemikirannya dalam dua bidang lain seperti Hak Asasi Manusia, Bidang Politik Negara. 49. B. Saran 50.



Apapun bentuk teologinya, jangan dijadikan permasalahan.



Setiap bentuk dan jenis teologi mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun, teologi rasional yag ditawarkan oleh Harun Nasution tidaklah buruk untuk dapat dianut oleh umat Islam zaman sekarang. 51.



Karena, perkembangan zaman yang kian pesat membuat



setiap umat menjadi sosok yang mampu bahkan wajib menggunakan akal dalam segala bidang di muka bumi ini. Apabila akal tak digunakan, maka nilai akidah dan tujuan utama manusia hidup menjadi keluar dari jalurnya.



52. DAFTAR PUSTAKA 53. 54. Al-Furuqi, op.cit, hlm.34 55. 56. Luthfiyah. Menelaah Pemikiran Harun Nasution (Study Atas Buku Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran). Sekolah Tinggi Filsafat Islam SADRA, Jakarta. 2014. 57. 58. Nasution, Harun dalam Anwar. Rosihan dan Abdul Razak. 2003. Ilmu Kalam. Bandung: CV. Pustaka Setia. hlm. 243. 59. 60. http://pstaiannawawi.blogspot.co.id/2013/06/pemiki ran-pemikiran-teologi-harun.html (diakses tgl 15 April 2016, jam 21.15). 61. 62. Nasution, Harun dan Effendy, Bahtiar. 1987. Hak Asasi Manusia dalam Islām. Jakarta: Pustaka Firdaus. 63. 64. Suminto, A. 1989. Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islām: 70tahun Harun Nasution. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat. 65. 66.



11