Makalah Teori Difusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DIFUSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Teori Perubahan Sosial Dosen Pengampu : Bapak Siswanto, M.A.



Disusun Oleh : 1. Raul hidayat



NIM 43010200024



2. Sinta Nuriyah



NIM 43010200025



3. Lia Santika



NIM 43010200026



4. Ainni Ikma Nur Fatimah NIM 43010200029



PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2021/2022



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Difusi”. Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Perubahan Sosial. Penulis menyadari dalam menyelesaikan makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat semoga bermanfaat pada pembaca pada umumnya dan kami penulis pada khususnya. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Jakarta, 21 September 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2 A. Pengertian Teori Difusi.....................................................................................................2 B. Konsep Teori Difusi Inovasi .............................................................................................4 C. Elemen Teori Difusi Inovasi .............................................................................................6 BAB III PENUTUP ....................................................................................................................8 A. Kesimpulan ......................................................................................................................8 B. Saran ................................................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan merupakan arah tindakan yang disusun untuk memberikan perubahan pada masyarakat ke arah yang lebih baik. Baik perubahan dalam bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, ekonomi, politik, maupun perubahan masyarakat yang lebih luas. Kebijakan baru sebagai upaya memberikan perubahan dapat disebut sebagai inovasi karena di dalamnya terdapat gagasan baru yang dengannya menjadi pangkal tolak terjadinya perubahan. Difusi kebijakan baru (inovasi) kepada masyarakat pengguna inovasi menjadi sesuatu yang penting, tetapi difusi inovasi sering tidak semudah dan selancar pembuatan kebijakan (penciptaan inovasi). Jika perubahan dalam masyarakat diinginkan terjadi dengan adanya kebijakan baru maka difusi menjadi sarana yang paling menentukan dalam perubahan masyarakat. Dalam pembangunan pasti mengharapkan masyarakat berubah maju dengan difusi inovasi yang diinginkan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan teori difusi? 2. Bagaimana konsep teori difusi inovasi? 3. Apa saja elemen-elemen dalam teori difusi inovasi? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian teori difusi. 2. Untuk mengetahui konsep teori difusi inovasi. 3. Untuk mengetahui elemen-elemen dalam teori difusi inovasi?



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Difusi Difusi Inovasi merupakan salah satu teori komunikasi yang cukup banyak digunakan dalam berbagai hal terutama berkaitan dengan sosialisasi ide-ide baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, secara harfiah, difusi berarti proses penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dari satu pihak ke pihak lain (2008:353). Sedangkan inovasi merupakan pembaharuan atau pemasukan hal-hal yang baru (2008:557). Berdasarkan definisi tersebut, difusi inovasi merupakan penyebaran dari suatu pembaharuan baik berupa kebudayaan, teknologi, maupun ide dari satu pihak ke pihak lain. Teori difusi pertama kali diperkenalkan tahun 1962 oleh Everret M. Rogers, yang menjelaskan tentang cara pengenalan dan adaptasi suatu inovasi oleh suatu komunitas. Menurut Rogers (Santoso, 2014:394), media menjadi tampungan awal dalam penyampaian informasi, selanjutnya inovasi diadaptasi oleh sekelompok kecil orang (adopter awal), berikutnya dipelajari oleh opinion leader dari adopter awal dan mencoba untuk diri-sendiri, kemudian diputuskan apakah inovasi berguna dan mengajak orang lain untuk beradaptasi. Hal ini juga dipertegas oleh Rogers dan Shoemaker (Antoni, 2004:116) bahwa media memiliki peranan penting dalam pembangunan yang berkaitan dengan promosi difusi dan adopsi terhadap inovasi sosial dan teknis yang penting bagi modernisasi. Secara lebih lanjut, Rogers dan Shoemaker (Daryanto, 2014:136) menjelaskan bahwa proses difusi inovasi terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) Pengetahuan: menyangkut kesadaran individu terhadap adanya inovasi beserta fungsi dari inovasi tersebut; 2) Persuasi: tentang sikap individu dalam menerima atau tidak inovasi tersebut; 3) Keputusan: peran individu dalam penentuan pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi; serta



2



4) Konfirmasi: peran individu dalam mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, dan bersifat fleksibel (bisa berubah) jika pesan inovasi yang diterima berlawanan antara satu dengan yang lain. 1 Inovasi muncul dari para ahli yang kemudian disebarkan dalam bentuk paket yang seragam kepada anggota sistem sosial yang mungkin akan menerima atau menolak inovasi (Ordika, 2012). Penyebaran yang dilakukan oleh para inovator sangat mempengaruhi bagaimana inovasi dapat di terima oleh para adopter, melalui media massa atau komunikasi interpersonal para adopter dapat menerima informasi inovasi tersebut. Difusi inovasi dalam komunikasi dapat digolongkan dalam perencanaan komunikasi karena memiliki tahapan dalam penyebarluasan sebuah gagasan atau ide-ide baru (inovasi). Rogers menjelaskan bahwa proses pengenalan suatu inovasi (sesuatu yang baru berupa ide, gagasan atau barang) ditentukan oleh tiga hal, yakni: Tahap awal (Antecedent). Pada tahap awal (antecedent) khalayak dalam menerima suatu idea atau gagasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepribadian penerima untuk berubah dengan dapat menerima sesuatu yang baru, wawasan sosial yang lebih luas (cosmopolitism) daripada lingkungan sekitarnya, dan kebutuhan untuk memilki batang baru tersebut. Pada tahap proses (process), kebutuhan untuk memiliki barang tersebut didukung oleh pengetahuan (knowledge) yang berkaitan dengan nilai-nilai sistem sosial dan budaya khalayak (penerima), sehingga mereka bisa toleran jika terjadi penyimpangan dari kebiasaan, serta terjalinnya komunikasi dengan barang baru tersebut. Konsekuensi (Consequences). Tahap selanjutnya dalam proses penerimaan ialah persuasi (persuasion). Pada tahap ini ide, barang, gagasan atau inovasi dipertanyakan tentang kegunannya (advantages), apakah cocok digunakan (compatability), apa tidak



Toto Haryadi, 2018, Adaptasi Teori Difusis-Inovasi Dalam Game “Yuk Benahi” dengan Pendekatan Komunikasi SMCR, Jurnal Audience, Vol 1 No. 1, hlm. 3. 1



3



terlalu ruwet (complexity), apa bisa dicoba (triability), dan apa bisa diamati (observability). Sebagaiamana yang dikemukakan Rogers (1995), bahwa difusi atau diffusion adalah the process by which an innovation is coummunicated through certain channels over time among thr memebers of a social system, yaitu proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu pada waktu tertentu diantara para anggota sistem sosial. Suatu inovasi adalah an idea, practice, or object perceived as new by an individual or other unit of adoption, yaitu suatu gagasan, perbuatan, atau objek yang dipahami sebagai hal baru oleh unit penerimaan individual atau lainnya (Morissan, dkk: 2010). Difusi mengacu pada penyebaran informasi baru, inovasi atau proses baru ke suluruh masyarakat. Adopsi mengacu kepada reaksi positif orang terhadap inovasi serta pemanfaatannya. Josep A. Devito (1997) mengidentifikasi tiga tahap berikut: Pada tahap akuisisi informasi orang memperoleh dan memahami informasi tentang inovasi. Tahap evaluasi informasi, orang mengevaluasi tentang informasi. Adopsi atau penolakan orang mengadopsi (melaksanakan) atau menolak inovasi. Hal ini berarti seseorang menolak atau menerima inovasi tidak akan terjadi secara bersamaan.2 B. Konsep Teori Difusi Inovasi Tujuan utama dari difusi inovasi yaitu diadopsinya suatu inovasi yakni gagasan, ilmu pengetahuan dan teknologi baik oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Oleh karenanya Rogers mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik inovasi yang yang dapat mempengaruhi tingkat adobsi dari individu maupun kelompok sosial tertentu. 1. Keuntungan Relatif (Relative Advantage)



2



Gartika Elisa Putri, 2017, Difusi Inovasi Program Pajak E-Filing, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, hlm. 4-5.



4



Keuntungan relatif adalah bagaimana suatu inovasi yang baru ini dapat dikatakan lebih baik dari inovasi sebelumnya atau justru tidak lebih baik dari inovasi sebelumnya. Tolak ukuranya adalah bagaimana seorang adopter merasakan langsung dampak dari inovasi tersebut yang menjadikanya puas ataupun tidak puas pada sebuah inovasi. Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh adpoter akan menjadikan inovasi tersebut semakin capat untuk diadopsi oleh suatu kelompok. 2. Kesesuaian (compatibility) Kesesuaian berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu dapat dikatakan sesuai dengan kondisi masyarakat, kebudayaan dan nilai-nilai dalam masyarakat tersebut, serta tentu saja apakah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jika sesuai dengan apa yang disebutkan makan suatu inovasi itu akan mudah diadopsi bilamana tidak maka sebaliknya akan sulit diadopsi. 3. Kerumitan (complexity) Kerumitan berkaitan dengan seberapa rumit suatu inovasi dapat dipahami dan dijalankan oleh adopter. Semakin rumit tentu saja akan semakin sulit untuk diadopsi begitu pula sebaliknya semakin mudah dipahami maka inovasi tersebut akan semakin mudah untuk diadopsi. 4. Dapat diuji coba (triability) Suatu inovasi akan lebih mudah diadopsi manakala inovasi tersebut dapat di uji cobakan dalam kondisi sebenarnya. Bahwa suatu inovasi tersebut, sesuai atau tidaknya dapat segera diketahui manakala dapat dilihat melalui suatu uji coba. Dengan uji coba para adopter dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari inovasi tersebut sebelum diadopsi seluruhnya. 3



PakarKomunikasi.com, Teori Komunikasi “Teori Difusi Inovasi-Konsep dan Perkembangannya” di https://pakarkomunikasi.com/teori-difusi-inovasi diakses pada 15 Oktober 2021 pukul 20:18 WIB. 3



5



C. Elemen Teori Difusi Inovasi Difusi merupakan medium inovasi yang digunakan agent of change ketika berupaya membujuk seseorang agar mengadopsi suatu inovasi. Sehingga dapat disebut, difusi adalah tipe khusus dari komunikasi, yang isinya pesan tentang ide baru. Difusi inovasi dipengaruhi 4 elemen pokok (Rogers;1995:10), yaitu : inovasi itu sendiri, saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. 1. Inovasi Inovasi adalah ide, praktik atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau oleh unit yang mengadopsinya. Kebaruan suatu inovasi tak tergantung pada pengertian yang benar-benar baru secara objektif, namun jika suatu ide tampak baru bagi seseorang maka hal tersebut adalah inovasi. Seseorang dapat mengetahui tentang inovasi beberapa saat sebelumnya, namun ia belum menentukan sikap : tidak mendukungnya, tidak mengadopsinya atau menolaknya. Ini artinya, inovasi tidak dibatasi hanya pada pengetahuan yang benar-benar baru bagi seseorang. Dalam pengertian lain, inovasi tak lain adalah teknologi, sehingga penggunaan kata inovasi dengan teknologi sering dianggap setara dan dapat dipertukarkan. Kesetaraan terjadi, sebab suatu teknologi diirancang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Kemampuan ini ditimbulkan oleh karakteristik inovasi : memiliki keunggulan relatif lebih tinggi, memiliki banyak kesesuaian, memiliki kompleksitas tinggi, dapat diujicobakan pada skala terbatas dan dapat diamati hasilnya. Namun demikian, tak selamanya inovasi selalu disukai oleh suatu sistem sosial. Sejumlah studi menunjukkan, ada inovasi yang justru menimbulkan keborosan atau menjadi penyebab kecelakaan. 2. Saluran Komunikasi Difusi, sebagaimana pengertian di atas, merupakan komunikasi dalam bentuk khusus. Isi pesan yang dipertukarkan mengandung ide baru. Inti dari proses difusi adalah mempertukarkan informasi dari seseorang kepada orang lain, tentang ide baru. Dalam difusi diiperlukan adanya saluran komunikasi. 6



3. Waktu Waktu, dalam inovasi berarti periode yang diibutuhkan untuk mengadopsi suatu inovasi, terrmasuk didalamnya : Pertama, waktu dalam memutuskan suatu inovasi sejak seseorang mengetahui inovasi, hingga ia menerima atau menolaknya. Kedua, cepat atau lambatnya proses adopsi inovasi, jika dibandingkan dengan atau unit lain yang mengadopsi suatu inovasi. Ketiga, tingkat adopsi dalam sistem, biasanya dihitung sebagai jumlah anggota di dalam sistem yang mengadopsi inovasi pada waktu tertentu. 4. Sistem Sosial Sistem sosial tempat terjadinya difusi inovasi adalah seperangkat unit yang saling berhubungan dalam upaya memecahkan masalah dan mencapai tujuan tertentu. Anggota atau unit dari sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi atau suatu sub sistem. Walaupun setiap unit dalam suatu sistem sosial dapat dibedakan dari unit-unit yang lainnya, namun kesamaan tujuan dalam sistem sosial itu mengikat suatu sistem untuk tetap bersama. 4



4



Siti Fatonah, Subhan Afifi, 2008, Difusi Inovasi Teknologi Tepat Guna di Kalangan Wanita Pengusaha di Desa Kasongan Yogyakarta, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 6 No. 2, hlm. 44-45.



7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Difusi merupakan proses penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dari satu pihak ke pihak lain. Sedangkan inovasi merupakan pembaharuan atau pemasukan hal-hal yang baru. Sehingga difusi inovasi dapat diartikan penyebaran dari suatu pembaharuan baik berupa kebudayaan, teknologi, maupun ide dari satu pihak ke pihak lain. Teori difusi pertama kali diperkenalkan tahun 1962 oleh Everret M. Rogers, yang menjelaskan tentang cara pengenalan dan adaptasi suatu inovasi oleh suatu komunitas. Tujuan utama dari difusi inovasi yaitu diadopsinya suatu inovasi yakni gagasan, ilmu pengetahuan dan teknologi baik oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Oleh karenanya Rogers mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik inovasi yang yang dapat mempengaruhi tingkat adobsi dari individu maupun kelompok sosial tertentu di antaranya keuntungan



relatif



(relative



advantage),



kesesuaian



(compatibility),



kerumitan



(complexity), dan dapat diuji coba (triability). Difusi inovasi dipengaruhi 4 elemen pokok (Rogers;1995:10), yaitu : inovasi itu sendiri, saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. B. Saran Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak kekurangan baik dari aspek penulisan maupun penggunaan bahasanya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta penulis.



8



DAFTAR PUSTAKA Elisa, Gartika Putri. 2017. Difusi Inovasi Program Pajak E-Filing. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fatonah, Siti dan Subhan Afifi. 2008. Difusi Inovasi Teknologi Tepat Guna di Kalangan Wanita Pengusaha di Desa Kasongan Yogyakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6 No. 2. Haryadi, Toto. 2018. Adaptasi Teori Difusis-Inovasi Dalam Game “Yuk Benahi” dengan Pendekatan Komunikasi SMCR. Jurnal Audience Vol 1 No. 1. PakarKomunikasi.com. Teori Komunikasi “Teori Difusi Inovasi-Konsep dan Perkembangannya” di https://pakarkomunikasi.com/teori-difusi-inovasi diakses pada 15 Oktober 2021 pukul 20:18 WIB.



9