Makalah Teori Model Promosi Kesehatan Tentang Perubahan Perilaku Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI MODEL PROMOSI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN



DOSEN PENGAMPU : Yuseran, SKM, MPH



Disusun Oleh : Siti Lathipah (20.200.0022)



UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA TAHUN AJARAN 2020/2021



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi maha penyayang, tuhan yang tak pilih kasih, Maha Penyayang yang tak pandang sayang. Dengan segenap kekuatan yang Dia limpahkan, penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul



“TEORI



MODEL



PROMOSI



KESEHATAN



TENTANG



PERUBAHAN



PERILAKU KESEHATAN”. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari akhir. Dalam penyelesaian Karya Tulis ini, penulis mengalami banyak kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Namun, berkat bantuan dari banyak pihak, akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan walau masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Yuseran, SKM, MPH selaku Dosen mata kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan, Universitas Cahaya Bangsa. Akhirnya, Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca, oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan sehingga terdapat kesempurnaan



pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan arti dalam



pengembangan pendidikan yang akan datang. Aamiin.



Banjarbaru ,10 Mei 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4 1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4 1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4 1.3. Tujuan Masalah..........................................................................................................................5 1.4. Manfaat Penulisan......................................................................................................................5 BAB II...................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN...................................................................................................................................6 2.1. Perilaku.......................................................................................................................................6 2.1.1. Pengertian............................................................................................................................6 2.2. Perubahan Perilaku.....................................................................................................................7 2.2.1. Teori-teori Perubahan Perilaku............................................................................................7 2.3. Foundational Theories..............................................................................................................13 2.3.1. Intrapersonal Level............................................................................................................13 2.3.2. Interpersonal Level............................................................................................................14 2.4. Promosi Kesehatan...................................................................................................................15 2.4.1. Pengertian..........................................................................................................................15 2.5. Bagaimanakah Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan...................15 BAB III................................................................................................................................................20 PENUTUP DAN SIMPULAN............................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21



3



BAB I



PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah, ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Notoatmodjo, 2003). Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yakni faktor perilaku dan non-perilaku (lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, dan politik). Oleh sebab itu, upaya penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditujukan pada kedua faktor utama tersebut. Upaya pemberantasan penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan tinja, penyediaan pelayanan kesehatan, dan sebagainnya adalah upaya intervensi terhadap faktor fisik (non-perilaku). Sedangkan upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.



1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian perilaku ? 2. Apakah pengertian perubahan perilaku ? 3. Apakah itu Foundational Theories ? 4. Apakah pengertian promosi kesehatan ? 5. Bagaimanakah  perubahan perilaku sebagai dampak adanya promosi kesehatan ?



4



1.3. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui apakan pengertian perilaku 2. Untuk mengetahui apakah pengertian perubahan perilaku 3. Untuk mengetahui apa itu Foundational Theories 4. Untuk mengetahui apakah pengertian promosi kesehatan 5. Untuk mengetahui bagaimanakah perubahan perilaku sebagai dampak adanya  promosi kesehatan



1.4. Manfaat Penulisan Dari penulisan ini penulis mengharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sumber untuk mengetahui perubahan perilaku sebagai dampak adanya promosi kesehatan dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan mengenai promosi kesehatan untuk mencapai perubahan perilaku rakyat Indonesia yang sehat dan bersih.



5



BAB II



PEMBAHASAN



2.1. Perilaku 2.1.1. Pengertian Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni : 



Aspek fisik







Aspek psikis







Aspek sosial



2). Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan 6



sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). 2.2. Perubahan Perilaku 2.2.1. Teori-teori Perubahan Perilaku A. Teori S-O-R: Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme — Respons. • Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus). • Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). • Materi pembelajaran adalah stimulus. a). Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.: 



Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak







Apabila diterima (adanya perhatian)  mengerti (memahami) stimulus.







Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya: 



Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)







Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)



B. Teori “Dissonance” : Festinger Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).



7



Rumus perubahan perilaku menurut Festinger: Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil). C. Teori fungsi: Katz • Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek). • Prinsip teori fungsi: a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek) b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas) c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial) d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang) D. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin • Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces). • Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut. • Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku: a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap. b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun. c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. E. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan) Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang



8



mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ; 1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan. 2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku. 3. Perilaku itu sendiri. Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan Konsep : Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock: a) Ancaman • Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit) • Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya b) Harapan 9



• Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan • Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu c) Pencetus tindakan: • Media • Pengaruh orang lain • Hal-hal yang mengingatkan (reminders) d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa) e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu) Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosiodemografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut. Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh : • Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan • Menganggap serius masalah • yakin terhadap efektivitas pengobatan • tidak mahal • menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan 10



F. Model Komunikasi – Persuasi Dasar nya dalah pesan yang komunikatif melalui beberapa pendekatan-pendekatan, yakni : l  Pendekatan tradisional : – sumber – pesan – penerima l  Pendekatan teori kognitif stimulus menghasilkan respon kognitif yang terdiri dari hal yang penting dan relevan. Stimulus juga di pengaruhi oleh argumnetasi (pendapat). Sehingga menghasilkan perubahan perilaku. l  Pendekatan belajar pesan – perhatian – pemahaman – penerimaan – retensi Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku a)      Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah b)      Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan c)      Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu. Strategi Perubahan Perilaku a)      Inforcement (Paksaan): 11



–  Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau   menggunakan peraturan atau perundangan. –  Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng) b)      Persuasi Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik c)      Fasilitasi Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku. d)     Education : – Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. – Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama. Contoh Kasus: Sebuah keluarga miskin tinggal di desa Putat jaya Surabaya. Sudah sejak kemarin anaknya yang ketiga berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau makan, napasnya cepat, dan sesak napas. Pertanyaan: – Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi tersebut, dan apa alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut? – Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?



12



. 2.3. Foundational Theories 2.3.1. Intrapersonal Level A. Health Belief Model Health Belief Model Model ini berkembang tahun 1950-an dan menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh nilai dan harapan. Ketika model ini diterapkan pada perilaku kesehatan, dapat disimpulkan bahwa individu berusaha menghindar dari penyakit dan mengharapkan kegiatan terkait kesehatan yang mengarah pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Terdapat enam elemen utama dari Health Belief Model, yaitu (Janz and Becker, 1984): a. Perceived Susceptibility Hal ini mengacu pada keyakinan individu bahwa dia akan tertular penyakit. Setiap orang memiliki kerentanan yang berbeda terhadap kondisi tertentu, tergantung pada berbagai faktor, termasuk riwayat keluarga (penyakit jantung), demografi (wanita dan kanker payudara), usia (penyakit alzheimer). Orang yang yakin bahwa mereka sangat rentan terhadap suatu penyakit atau kondisi mungkin lebih cenderung mengubah perilaku, sedangkan mereka yang merasa tidak rentan memiliki sedikit motivasi untuk mengubah perilaku. b. Perceived Severity Hal ini mengacu pada keseriusan penyakit tertentu yang pada akhirnya akan memengaruhi kehidupan individu tersebut baik secara fisik (misalnya, rasa sakit, kecacatan, kematian) dan sosial (berdampak pada kemampuan untuk mempertahankan karier atau berdampak pada keluarga). c. Perceived Benefits Hal ini mengacu pada keyakinan seseorang bahwa perubahan perilaku berdampak pada kesehatan misalnya, penghematan biaya. d. Perceived Barriers Hal ini mengacu pada keyakinan seseorang pada dampak negatif dari perubahan perilaku, misalnya mempertimbangkan biaya, waktu, kenyamanan, dan efek samping. e. Cues to action Adanya suatu pemicu yang memotivasi seseorang untuk mengubah perilaku. f. Self efficacy Merupakan suatu keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil mengubah perilaku. 13



2.3.2. Interpersonal Level A. Social Cognitive Theory Teori kognitif sosial (SCT) adalah salah satu teori perilaku kesehatan yang paling sering diterapkan (Baranowski et al., 2002). SCT mengemukakan hubungan deterministik timbal balik antara individu, lingkungannya, dan perilakunya; ketiga elemen secara dinamis dan timbal balik berinteraksi satu sama lain untuk membentuk dasar perilaku, serta potensi intervensi untuk mengubah perilaku (Bandura, 1977, 1986, 2001). Teori kognitif sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori pembelajaran perilaku dan kognitif, karena berfokus pada interaksi antara faktor internal seperti pemikiran dan pemrosesan simbolik (misalnya, perhatian, memori, motivasi) dan faktor penentu eksternal (misalnya penghargaan dan hukuman) dalam menentukan perilaku.. SCT membahas faktor psikososial dan motivasi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan metode untuk mempromosikan perubahan perilaku yang berkelanjutan dan dapat diterjemahkan. SCT adalah teori perubahan perilaku yang umum diterapkan pada teknologi diabetes; tinjauan sistematis baru-baru ini menemukan sebagian besar intervensi kesehatan seluler menangani diet, aktivitas fisik, atau penurunan berat badan menggunakan SCT sebagai kerangka panduan. SCT mencakup pertimbangan perilaku sebelumnya, kognisi, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik seseorang saat memprediksi perilaku di masa depan. Perubahan perilaku dimulai dan dipertahankan ketika orang merasa bahwa mereka mampu melaksanakan perilaku yang diinginkan (yaitu, self-efficacy) dan memiliki harapan yang masuk akal bahwa perilaku tersebut akan menghasilkan hasil yang diinginkan (yaitu, ekspektasi hasil). Pertimbangan SCT tambahan yang relevan untuk teknologi diabetes termasuk pengetahuan individu tentang risiko kesehatan dan manfaat yang terkait dengan perilaku target, identifikasi tujuan dan strategi khusus untuk melacak kemajuan dan mewujudkan tujuan ini, dan penggunaan pembelajaran perwakilan dalam yang observasi orang lain atau model memandu pembelajaran. Jalur utama pengaruh termasuk menyesuaikan konten atau target perilaku dengan tingkat pengetahuan dan kemanjuran peserta, memantau



14



kemajuan yang mereka buat, dan memanfaatkan dukungan sosial untuk meningkatkan pembelajaran dan motivasi Teori kognitif sosial, rumusan kognitif dari teori pembelajaran sosial yang paling baik diartikulasikan oleh Bandura, menjelaskan perilaku manusia dalam kerangka model tiga arah, dinamis, timbal balik di mana faktor-faktor pribadi, pengaruh lingkungan, dan perilaku secara terus menerus. berinteraksi. Teori kognitif sosial mensintesis konsep dan proses dari model kognitif, behavioristik, dan emosional dari perubahan perilaku, sehingga dapat segera diterapkan pada intervensi nutrisi untuk pencegahan dan pengelolaan penyakit. Premis dasarnya adalah bahwa orang belajar tidak hanya melalui pengalaman mereka sendiri, tetapi juga dengan mengamati tindakan orang lain dan hasil dari tindakan tersebut. Konstruksi kunci dari teori kognitif sosial yang relevan dengan intervensi nutrisi termasuk pembelajaran observasional, penguatan, pengendalian diri, dan efikasi diri.



2.4. Promosi Kesehatan 2.4.1. Pengertian Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. 2.5. Bagaimanakah Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih dan Sehat Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.  Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. 15



Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan, yakni : a)      Perubahan pada dinamika kependudukan. b)      Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. c)      Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. d)     Perubahan lingkungan . e)      Demokratisasi. Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. 1. Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar adalah : a)      Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya 16



b)      Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi c)      Penyediaan air minum dan sanitasi dasar d)     Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana e)      Imunisasi f)       Pengobatan dan pengadaan obat Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan : a)      Perikemanusiaan b)      Kesehatan sebagai hak asasi c)      Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat d)     Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif e)      Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan f)       Dukungan sumber daya kesehatan Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosialbudaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS. Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi. 2. Proses Promosi Kesehatan yang Menjadi Penyebab Perubahan Perilaku



17



Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku Informasi merupakan hal yang utama dalam promosi kesehatan, karna semua promosi kesehatan berupa informasi. Informasi merupakan salah satu sumber utama dari knowledge (pengetahuan) yang menjadi salah satu strategi dalam  perubahan perilaku pada point fasilitasi (penyediaan sarana dan prasarana). Dalam strategi merubah perilaku melalui point persuasi, informasi dapat di peroleh melalui diskusi yang menjadi salah satu media promosi kesehatan.dalam stategi point paksaan juga berhubungan dengan promosi kesehatan lewat informasi, karna melalui promosi kesehatan tersebut masyarakat/sesorang dapat mngetahui ancaman berupa penyakit yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan perilaku hidup sehat. Strategi perubahan perilaku pada point edukasi, informasi merupakan satu hal pada edukasi. Jadi promosi kesehatan memberikan informasi tentang perilaku hidup sehat ang mampu menjadi strategi dalam merubah perilaku. Contoh Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan a)      Perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS Para pengidap HIV-AIDS didampingi dan diarahkan untuk memelihara kesehatan dengan mengonsumsi obat dan vaksin, meninggalkan perilaku yang bisa menghantarkan pada penularan penyakit tersebut kepada orang lain serta memberdayakan kemampuan yang mereka miliki untuk menghilangkan stigma di tengah masyarakat. b)      Perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan lingkungan bersih dan sehat



18



Perilaku cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi angka kematian balita yang disebabkan oleh diare. Namun faktanya, masyarakat belum menyadari pentingnya penerapan praktek cuci tangan pakai sabun dalam kehidupannya sehari-hari. Pesan tentang cuci tangan pakai sabun pun mulai semarak digalakkan sebagai aalt untuk mengubah perilaku masyarakat.



19



BAB III



PENUTUP



A. Simpulan Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa promosi kesehatan, sebagai sebuah alat, dapat digunakan untuk membuat perubahan, baik perubahan sikap, perilaku maupun kebijakan.Untuk itu semua diperlukan motivasi yang tinggi, niat kuat, ketelatenan, dan kesabaran, karena akan banyak hambatan yang akan dihadapi, mengingat selama ini promosi kesehatan ini belum mendapatkan umpan balik yang maksimal dari masyarakat. Sehingga perlu usaha lebih ekstra dan maksimal untuk mewujudkan perubahan perilaku yang diharapkan melalui adanya promosi kesehatan. B. Saran Sebaiknya terus dilakukan peningkatan promosi kesehatan, memperluas jaringan promosi terutama daerah-daerah terpencil dan rakyat miskin, dan peningkatan sarana dan prasarana oleh pemerintah dan instantsi terkait demi mewujudkan Indonesia bersih dan sehat 2021 hingga tahun-tahun kedepan.



20



DAFTAR PUSTAKA



http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-dan-perubahanperilaku.html di akses pada tanggal 09 Mei 2021 pukul 22.00 WITA file:///C:/Users/New%20%20User/Downloads/Documents/FullBook-Promosi-Kesehatandan-Perilaku-Kesehatan.pdf di akses pada tanggal 08 Mei pukul 03.00 WITA https://bbs.binus.ac.id/gbm/2017/07/07/teori-yang-biasa-digunakan-untuk-mengukurperilaku-konsumen-theory-of-planned-behaviour/ di akses pada tanggal 09 Mei pukul 23.03 WITA https://en.wikipedia.org/wiki/Diffusion_of_innovations di akses pada tanggal 10 Mei 2021 pukul 22.32 WITA https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1188441.pdf di akses pada tanggal 23 April 2021 pukul 22.43 WITA http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi di akses pada tanggal 24 April 2021 Pukul 10.32 WITA http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan di akses pada tanggal 24 April 2021 pukul 10.34 WITA http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 di akses pada tanggal 24 April 2021 pukul 10.41 WITA http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=11 di akses pada tanggal 24 April 2021 pukul 10.44 WITA http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=10 di akses pada tanggal 24 April 2021 pukul 10.44 WITA http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=9 di akses pada tanggal 24 April 2021 pukul 10.44 WITA



21