15 0 353 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Setiap waktu makan mengingatkan bahwa kita serupa dengan hewan heterotrof yang bergantung pada suplai makanan secara reguler yang diperoleh dari organisme lain. Sebagai suatu kelompok, hewan memperlihatkan keanekaragaman adaptasi nutrisional yang sangat tinggi. Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan (herbivora), hewan pemakan daging (karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya. Bagi semua hewan, makanan yang secara nutrisi memadai sangat diperlukan untuk homeostatis, yaitu keseimbangan yang tunak (steady – state) dalam fungsi – fungsi tubuh. Komposisi yang seimbang menyediakan bahan bakar untuk kerja seluler, dan juga semua bahan – bahan yang diperlukan oleh tubuh untuk membangun molekulnya sendiri. Hewan adalah organisme heterotrof yang memerlukan bahan bakar, kerangka karbon, dan nutrien essensial. Makanan yang secara nutrisi memadai harus memenuhi tiga kebutuhan : bahan mentah organik yang dipakai hewan dalam biosintesis ( kerangka karbon untuk membuat banyak molekulnya sendiri ); dan nutrien essensial, bahan – bahan yang tidak dapat dibuat oleh hewan itu sendiri dari bahan mentah apapun dan dengan demikian harus didapatkan dari makan dalam bentuk siap pakai. Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel,
sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah pengertian nutrisi ? 1.2.2 Apa saja jenis nutrisi yang diperlukan oleh hewan ? 1.2.3 Bagaimanakah mekanisme sistem pencernaan makanan pada hewan invertebrata dan vertebrata ? 1.2.4 Seperti apa adaptasi evolusioner pada sistem pencernaan hewan?
1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian nutrisi. 1.3.2 Untuk mengetahui nutrisi apa saja yang diperlukan oleh hewan 1.3.3 Untuk mengetahui mekanisme sistem pencernaan makanan pada hewan invertebrata dan vertebrata.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian nutrisi Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Di bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya antara lain adalah karbohidrat yang digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ), protein yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yaitu sebuah gugus karboksil serta sebuah atom hidrogen dan terbagi menjadi dua asam amino essensial dan non essensial. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar. Vitamin, merupakan molekul organik yang diperlukan makanan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang yang sangat besar. Mineral, nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil.
2.3. Mekanisme sistem pencernaan makanan pada hewan invertebrata dan vertebrata Sistem
pencernaan
makanan
adalah
proses
memasukkan,
menyimpan makanan sementara, mencerna secarar fisik & kimiawi, absorbsi, menyimpan sementara & defekasi.
Empat tahap utama dalam pengolahan makanan diantaranya, penelanan (ingesti), pencernaan (digesti), penyerapan (absorpsi), dan pembuangan (eliminasi). Seperti halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem pencernaan ini memperlihatkan pola-pola spesifik antar satu kelompok hewan dengan kelompok lainnya. Perbedaan pola antar kelompok tersebut dapat meliputi mekanisme pencernaannya, jenis atau tipe makanan yang dicerna serta aspek-aspek lain yang berkenaan dengan nutrien-nutrien yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh tubuh.
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kebutuhan Nutrisi 3.1.1. Mekanisme Homeostasis Mengelola Bahan Bakar Seekor Hewan Semua bahan bakar (energi kimia) yang berperan sebagai sumber energi pada sel-sel tubuh hewan berasal dari oksidasi molekul organik-karbohidrat, protein, dan lemak. Monomer dari bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagaai bahan bakar untuk menghasilkan ATP melalui respirasi seluler. Hewan memiliki kebutuhan energi basal yang harus dipenuhi untuk memelihara fungsi metabolisme sebagai penopang kehidupan . ketika sejumlah hewan mengambil banyak jumla kalori dibandingkan dengan kalori yang dibutuhkan, maka tubuhnya akan cenderung menimbuk kalori itu.
Glukosa
merupakan
bahan
bakar
utama
bagi
sel,
metabolismenya diatur oleh homeostasin. Apabila simpanan glikogen sudah penuh dan pemasukkan kalori lebih banyak dari yang dibutukan maka sisanya akan disimpan sebagai lemak. Namun apabila pada waktu-waktu pemasukkan kalori lebih sedikit daripada yang dibutuhkan misalnya pada saat berolahraga atau melakukan aktifitas yang berat maka bahan bakar akan diambil dari tempat penyimpanan dan dioksidasi sehingga terjadi penurunan bobot tubuh. Biasanya pada manusia, pemakaian simpanan glikogen dilakukan di hati dahulu, selanjutnya diikuti oleh penggunaan glikogen dan lemak di otot. Seseorang atau seekor hewan lain yang kurang makan, merupakan individu yang kekurangan akan kalori. Biasanya saat jumlah kalori angat sedikit maka tubuh akan merombak protein untuk bahan bakar, otot jadi mengecil, serta otak kekurangan akan protein. Mereka yang masih dapat hidup dalam keadaan ini kerusakan pada sistem tubunya tidak lagi dapat dipulihkan. Adaun slah satu penyebab kekurangan makanan adalah anorexia nervosa,
kelainan pada pola makan yang berkaitan dengan penolakan kompulsif terhadap lemak tubuh. 3.2. Jenis – jenis nutrisi yang diperlukan oleh hewan Hewan mendapatkan bahan bakar ( energi kimia ) yang memberi energi bagi kerja sel – sel tubuhnya dari oksidasi molekul organik, karbohidrat , protein dan lemak. Monomer setiap bahan – bahan ini dapat digunakan sebahgai bahan bakar untuk menghasilkan ATP melalui respirasi seluler,meskipun umumnya karbohidrat dan lemak merupakan penghasil bahan bakar utama. Lemak sangat kaya akan energi; oksidasi lemak membebaskan energi sekitar dua kali jumlah energi yang dibebaskan dari karbohidrat atau protein dalam jumlah yang sama. Disamping sebagai bahan bakar dan kerangka karbon, makanan seekor hewan juga harus menyediakan nutrien esensial, bahan – bahan yang harus diperoleh atau didapatkan dalam bentuk siap pakai karena sel – sel hewan tidak dapat membuatnya dari bahan mentah apapun. Terdapat empat kelas nutrien esensial: asam amino esensial, asam lemak esensial, vitamin dan mineral. Hewan memerlukan 20 asam amino untuk membentuk protein, dan sebagian besar spesies hewan dapat mensintesis sekitar separuh diantarnya, selama makananya mengandung nitrogen organik. Asam amino sisanya , asam amino esensial, harus diperoleh dari makan dalam bentuk siap pakai. Asam lemak esensial, asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh hewan, adalah asam lemak tidak jenuh jenis tertentu. Vitamin adalah molekul organik yang diperlukan makanan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang sangat besar. Mineral, nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil.
3.3.
Mekanisme sistem pencernaan makanan pada hewan invertebrata dan vertebrata Sebagian besar hewan memakan organisme lain mati atau hidup, utuh atau secara sepotong – potong. (yang merupakan pengecualian adalah hewan parasitik tertentu, seperti cacing pita, yang menyerap molekul organik melalui permukaan tubunya). Secara umum, hewan digolongkan ke dalam salah satu dari tiga kategori berdasarkan makanannya. Herbivora, termasuk gorila, sapi, kelinci, dan banyak keong. Memakan organisme autotrof ( tumbuhan, alga atau ganggang ). Karnivora , seperti hiu, burung elang, laba – laba, dan ular, memakan hewan lain. Omnivora secara reguler mengkonsumsi hewan dan juga tumbuhan atau alga. Hewan omnivora meliputi kecoa, burung gagak, rakun, dan manusia, yang berkembang sebagai pemburu, pemakan bangkai dan pengumpul makanan. Empat tahapan utama dalam pengolahan makanan adalah penelanan, pencernaan, penyerapan, dan pembuangan. -
Penelanan ( ingestion) , tindakan memakan, adalah tahapan pertama pengolahan makanan.
-
Pencernaan , (digestion) , tahapan kedua , adalah proses perombakan makanan menjadi molekul – molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.
-
Dua tahapan terakhir pengolahan makanan terjadi setelah makanan itu ditelan. Pada tahapan ketiga penyerapan (absorption) , sel – sel hewan akan mengambil ( menyerap ) molekul kecil seperti asam amisno dan gula sederhana dari kompartemen pencernaan. Akhirnya, pembuangan (eliminasi) terjadi, ketika bahan yang tidak tercerna keluar dari saluran pencernaan.. Pencernaan terjadi dalam kompartemen khusus yaitu intraseluler dan ekstraseluler. Pencernaan intraseluler, di mulai dari vakuola makanan, organel seluler di mana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendriri, adalah kompartemen yang
paling sederhana. Protista heterofilik mencerna makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan makanan melalui fagositosis atau pinositosis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom, yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik. Keadaan ini memungkinkan makanan bercampur dengan enzim, sehingga pencernaan terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh membran. Sedangkan pencernaan ekstraseluler yaitu, perombakan makanan di luar sel. Pencernaaan ekstraseluler terjadi di dalam kompartemen yang bersambungan, melalui saluran – saluran , dengan bagian luar tubuh hewan. Banyak hewan dengan bangun tubuh yang relatif sederhana memiliki kantung pencernaan dengan
pembukaan tunggal. Kantung ini yang disebut rongga
gastrovaskuler, yang berfungsi dalam pencernaan dan distribusi nutrien ke seluruh tubuh ( yang merupakan alasan mengapa ada kata vaskuler dalam istilah tersebut ). 3.3.1. Proses pencernaan pada hewan invertebrata 1) Pencernaan intraseluler pada paramecium Paramecium, melakukan pencernaan intraseluler. Paramecium memiliki struktur pengambilan makanan khusus yang disebut lekukan mulut, yang bermuara di “mulut” sel (sitikrom). Silla yang melapisi lekukan mulut itu akan menarik air dan partikel makanan yang tersuspensi, yang sebagian besar adalah bakteri, menuju ke mulut di mana makanan itu dibungkus ke dalam vakuola makanan yang berfungsi sebagai kompartemen pencernaan miniatur. Aliran sitoplasmik akan membawa vakuola makanan mengelilingi sel, sementara enzim – enzim hidrolitik
disekresikan
ke
dalam
vakuola
tersebut.
Sementara molekul dalam makanan itu dicerna, nutrien ( gula, asam amino dan molekul kecil lainnya) diangkut melewati membran vakuola tersebut ke dalam sitoplasma.
Kemudian, vakuola itu akan menyatu dengan lubang anus, yaitu suatu daerah khusus pada membran plasma di mana bahan – bahan yang tidak tercerna dapat dikeluarkan. 2) Pencernaan Ekstraseluler Cnidaria Cnidaria ( Hydra ) , epidermis bagian luar hidra hewan cnidaria memiliki fungsi perlindungan dan sensoris , sementara gastrodermis bagian dalam dikhususkan untuk pencernaan.
Pencernaa
dimulai
dalam
rongga
gastrovaskuler dan diselesaikan secara intraseluler setelah partikel makanan kecil ditelan oleh sel – sel gastridermal. 3) Pencernaan pada cacing tanah Cacing tanah ,saluran pencernaan cacing tanah meliputi sebuah faring berotot yang menyedot makanan masuk melalui mulut. Makanan lewat melalui esofagus, lalu disimpan dan dilembutkan dalam tembolok. Rempela berotot, yang mengandung sedikit butiran pasir dan kerikil, menggerus makanan itu. Pencernaan dan penyerapan terjadi dalam usus halus, yang memiliki lipatan dorsal , disebut tifosol,
yang
meningkatkan
luas
permukaan
untuk
penyerapan nutrien. 4) Pencernaan pada belalang Belalang , memiliki beberapa ruangan pencernaan yang dikelompokan ke dalam tiga daerah utama : perut depan, dengan esofagus dan tembolok ; perut tengah; dan perut belakang. Makanan dilembutkan dan disimpan dalam tembolok , tetapi sebagian besar pencernaan trejadi di dalam perut belakang. Sekum lambung , kantung yang emanjang dari perut tengah, berfungsi untuk menyerap makanan.
3.3.2. Proses Pencernaan Pada Vertebrata
1) Sistem Pencernaan Pada Burung
Burung , memiliki tiga ruangan terpisah yaitu tembolok, lambung dan rempela di mana makanan digerus dan dicincang sebelum masuk ke dalam usus halus. Pada sebagian
besar
burung,
pencernaan
kimiawi
dan
penyerapan nutrien terjadi dalm usus halus. Pada sebagian besar burung, pencernaan kimiawi dan penyerapan nutrien terjadi dalam usus halus. 2) Sistem Pencernaan Pada Ikan Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigigigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidahyang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak
dapat
digunakan
seperti
lidah
pada
hewan
lainnya karena tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak
jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk keusus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara padaanus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar
yang
berukuran
besar,
berwarna
merah
kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus
bila
diperlukan.
Pankreas
merupakan
organ
yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin. 3)
Sistem Pencernaan Pada Amphibi Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas
berwarna
Kekuningan,
melekat
diantara
lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum. 4) Sistem Pencernaan Pada Reptil Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan. 5) Sistem Pencernaan Pada Mamalia Sistem pencernaan pada mamalia, otot polos pada dinding
saluran
pencernaan
mendorong
makanan
disepanjang saluran itu dengan peristaltis dan mengatur alirannya melalui titik strategis dengan bantuan sfingter. Kelenjar ludah, pankreas, dan hati menambahkan sekresi
pencernaan ke saluran
pencernaan melalui duktus
(saluran). a) Pada Manusia Rongga Mulut
Rongga
mulut,
faring
dan
esofagus
mengawali pengolahan makanan. Makanan dilumasi dan pencernaan dimulai dalm rongga mulut, di mana geligi mengunyah makan menjadi lebih kecil yang terpapar ke amilase ludah, yang mengawali perombakan polimer glukosa. Farring adalah persimpangan yang menuju ke trakea dan esofagus. Epiglotis umunya mencegah makanan supaya tidak masuk ke trakea. Esofagus menghantarkan makanan dari faring ke lambung dengan gelombang peristaltis tidak sadar ( involuntir ).
Lambung
Lambung menyimpan makanan dan mensekresikan
getah
pencernaan,
yang
mengubah makanan menjadi kim asam. Getah lambung meliputiasam klorida dan enzim pepsin.
Usus Halus
Usus
halus
merupakan
bagian
saluran pencernaan yang paling panjang. Di dalam
sini
terjadi
hidrolisis
enzimatik
makromolekul dari makanan. Pankreas hati dan usus halus bekerja sama dalam proses pencernaan.
Di
duodenum
terjadi
penyemprotan kim asam dari lambung. Penyerapan nutrien sebagian besar terjadi di usus halus. Tugas menyerap ini dilakukan oleh mikrovili yang menjulur ke lumen usus. Dalam setiap mikrovili terdapat pembuluh darah mikroskopis (kapiler) dan
sebuah
pembuluh
kecil
sistem
limfatik
(lakteal). Hormon membantu dalam mengatur jalannya pencernaan. Dinding lambung dan duodenum menjamin sekresi hormon gastrin yang dikeluarkan saat ada rangsangan ketika melihat, mencium atau mengecap makanan. Sejumlah
hormon
enterogastron,
lain
disekresi
yang
disebut
oleh
dinding
duodenum, pH asam dari kim yang memasuki duodenum merangsang sel-sel dalam dinding untuk membebaskan sekretin. Enterogastron mengirimkan
sinyal
ke
pankreas
untuk
menetralkan kim asam itu. Enterogastron kedua, CCK disekresikan sebagai respon terhadap asam amino atau asam lemak.
Kolon Kolon memiliki fungsi diantaranya adalah untuk menyerap kembali air yang telah masuk ke dalam saluran pencernaan sebagai bahan pelarut berbagai getah pencernaan. Sebagian besar reabsorpsi terjadi bersamasama dengan penyerapan nutrien dalam usus halus. Kolon menyelesaikan pekerjaan itu dengan menyerap kembali sebagian besar air yang masih tetap berada di dalam lumen. Secara bersama-sama, usus halus dan kolon menyerap kembali sekitar 90% air yang memasuki
saluran
pencernaan.
Buangan
saluran pencernaan, feses, menjadi lebih padat sementara feses bergerak sepanjang
kolon selama 12-24 jam dengan bantuan peristaltis. b) Pada Hewan Ruminansia Pencernaan ruminansia, lambung hewan ruminansia memilki empat ruangan. Ketika sapi pertama – tama mengunyah dan menealan semulut penuh rumput, memasuki rumen dan retikulu, di mana prokariota dan protista simbiotik ( khususya siliata ) bekerja pada bahan makanan yang kaya selulosa itu.
Sebagai hasil sampingan metabolismenya, mikroorganisme itu mensekresikan asam lemak. Sapi itu secara periodik mengunyah kembali (memamah biak), yang selanjutnya dipecah lebih lanjut menjadi serat, sehingga lebih dapat diakses oleh mikroba. Sapi kemudian menelan kembali mamahan yang bergerak ke omasum, di mana air dikeluarkan. Mamahan yang mengandung banyak sekali mikroorganisme , akhirnya akan lewat ke abomasum untuk dicerna oleh enzim sapi itu sendiri. Karena kerja mikroba itu, makanan dari mana seekor
hewan
ruminansia
sesunguhnya
menyerap
nutriennya menjadi jauh lebih kaya dibandingkan dengan rumpet yang semula dimakan oleh hewan itu. Pada kenyataannya , seekor hewan ruminansia yang memakan rumput atau jerami mandapatkan banyak nutrien yang dibutuhkan dengan cara mencerna
mikoorganisme
simbiotik,
yang
berkembang biak cukup dalam rumen untuk mempertahankan suatu populasi yang stabil. 3.4. Adaptasi Evolusioner Pada Sistem Pencernaan Vertebrata Sistem pencernaan mamalia dan vertebrata lain merupakan variasi dari sebuah rancang bangun yang sama, tetapi terdapat banyak adaptasi yang sangat menarik, yang seringkali berkaitan dengan jenis makanan hewan itu. Dentisi (pergigian), susunan gigi hewan merupakan salah satu contoh variasi struktural yang mencerminkan jenis makanan. Karnivora, misalnya anggota keluarga anjing dan kucing, umumnya memiliki gigi seri dan gigi taring runcing. Sebaliknya, mamalia herbivora umumnya memiliki geligi dengan permukaan lebih luas dan bergelombang untuk melumatkan materi-materi tumbuhan. Manusia merupakan omnivora dimana memiliki dentisi yang tidak terspesialisasi. Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivora dan karnivora, antara lain:
Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala jauh lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan itu ke getah pencernaan. Sekum koala panjangnya sekitar 2 meter, merupakan yang terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah di jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan coyote yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap nutrein dari jenis makanan ini.
BAB IV KESIMPULAN
-
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
-
Hewan mendapatkan bahan bakar ( energi kimia ) yang memberi energi bagi kerja sel – sel tubuhnya dari oksidasi molekul organik, karbohidrat , protein dan lemak.
-
Empat tahapan utama dalam pengolahan makanan adalah penelanan, pencernaan, penyerapan, dan pembuangan.
-
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intraseluler. Sedangkan pada hewan vertebrata di lakukan secara ekstraseluler.
-
Pada umumnya system pencernaan hewan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. A, dkk. Biologi Jilid III Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga, 2004 http://www.scribd.com/doc/95264900/FISIOLOGI-HEWAN# Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga. Villee,Claude A. dkk. 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga