MAKALAHpelatihan Dakwah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BENTUK, JENIS, UNSUR,DAN TEKNIK PELATIHAN DAKWAH SERTA CONTOH PELATIHAN FORMAL DAN NON FORMAL



DOSEN PENGAMPU : MATA KULIAH : MANAJEMEN PELATIHAN DAKWAH



DISUSUN OLEH: AYU FITRIA NINGSIH



1841030493



PIPIT PRIDAYANTI



1841030477



RATIH MANDA SARI



1841030475



JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN AJARAN 2019/2020 1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan atas segala limpahan rahmat dan karunia Allah SWT, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, rosul penutup dan pemberi syafaat yang mulia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pelatihan Dakwah. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Untuk itu kami menerima saran dan kritik yang membangun agar supaya adanya perbaikan. Akhirnya, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangan. Besar harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Bandar Lampung, 28 oktober 2020



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................…………….2 DAFTAR ISI ..........................................................................................…………….3 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan..........................................................................……………4 B. Rumusan Masalah.................................................................……………4 C. Tujuan....................................................................................……………4 BAB II PEMBAHHASAN A. B. C. D. E.



Bentuk – bentuk pelatihan dakwah........................................................5 Unsure pelatihan dakwah.......................................................................6 Jenis pelatihan dakwah...........................................................................9 Teknik pelatihan dakwah.....................................................................10 Pelatihan formal dan non formal..........................................................12



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………….……………..14 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....................15



3



BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Menurut Robinson (1981:19) Pelatihan dakwah merupakan alat untuk memperbaiki penampilan kemampuan da’I atau organisasi dakwah dengan harapan memperbaiki performan organisasi dakwah. Contoh : seorang da’I yang pertama melakukan kesalahan dalam berdakwah, missal tidak tepat dalam menyampaikan pesan dakwah dengan mad’u yang menjadi obyek dakwah. Dakwah di lingkungan orang miskin, tapi temanya  tentang hidup sederhana. Seharusnya da’I memberikan dakwah yang dibutuhkan oleh mad’u, missal tema tentang wirausaha atau hal – hal yang berkaitan motivasi, maka diharapkan setelah adanya pelatihan maka dapat dipetik manfaat pelatihan dakwah tersebut untuk mendukung aktifitas dakwah. Ketrampilan berdakwah diajarkan agar para da’I dapat melaksanakan dakwah sesuai dengan standar yang diinginkan. Contoh : da’I yang mendapat pelatihan dakwah dapat meningkatkan pengetahuan yang dia miliki dan menumbuhkan semangat untuk mencapai da’I professional. Pelatihan dakwah juga dapat memperbaiki sikap- sikap  terhadap tugas dakwah, terhadap masyarakat atau sesame da’i, sikap – sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang tidk cukup, dan informasi yang membingungkan. Sehingga manfaat adanya pelatihan dakwah ditujukan pada penjelasan tentang fakta – fakta secara jujur. Contoh : ketika berdakwah ada kecurigaan mad’u terhadap da’I karena kurangnya informasi yang cukup tentang da’I tersebut. 



B. RUMUSAN MASALAH Ada beberapa rumusan masalh dalam makalah ini yaitu sebagai berikut 1. Apa saja bentuk pelatihan dakwah? 2. Apa saja unsure pelatihan dakwah? 3. Bagaimana jenis pelatihan dakwah? 4. Bagaimana teknik pelatihan dakwah? 5. Bagaimana pelatihan formal dan non formal?



C. TUJUAN MASALAH Adapun tujuan dari makalah ini mahasiswa diharpak mengetahui 1. Bentuk dari pelatihan dakwah 2. Unsure pelatihan dakwah 3. Jenis dari pelatuihan dakwah 4. Teknik yang ada pada pelatihan dakwah 5. Serta bagaimana pelatihan formal dan non formal di pelatihan dakwah



4



BAB II PEMBAHASAN A. BENTUK BENTUK PELATIHAN DAKWAH 1. Ceramah : dengan cara menjelaskan konsep, prinsip atau prosedur 2. Demontrasi : dengan cara melakukan keterampilan berdasarkan standar prosedur 3. Penampilan : denngan cara melakukan suatu keterampilan 4. Diskusi : dengan cara menganalisis atau memecahkan masalah 5. Studi Mandiri : dengan cara menjelaskan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,, mengevaluasi, melakukan sesuatu, baik yang bersifat kognitif maupun yang psikiomotorik. 6. Kegitatan Instrusional : dengan cara menjelaskan konsep, prinsip atau prosedur terprogram 7. Latihan dan teman : dengan cara melakukan suatu keterampilan 8. Simulasi : dengan cara menjelaskan, menerapkan, dan menganalisa konsep atau prinsip. 9. Sumbang saran : dengan cara menjelaskan, menerapkan, menganalisis konsep, prisip dan prosedur tertentu 10. Studi kasus : dengan cara menganalisis atau memecahkan masalah 11. CAL : dengan cara menjelaskan, menerapkan, menganalisis, mensisntesis, mengevaluasi sesuatu. 12. Insiden : dengan cara menganalisis atau memecahkan masalah yang timbul 13. Praktikum : dngan cra melakukan suatu keterampilan yang dimiliki dai 14. Proyek : dengnan cara melakukan sesuatu dan menyusun laporan suatu kegiatan 15. Bermain peran : dengan cara menerapkan suatu konsep, prisip atau prosedur yang ada 16. Seminar : dengan cara menganalisis atau memecahkan suatu masalah 17. Simposium : sama dengan seminar disini para da’I di haruskan menganalisis masalah 18. Tutorial : dengan cara menjelaskan, menganalisis konsep, prinsip atau prosedur 19. Deduktif : dengan cara enjelaskan dan menganalisis konsep, prinsip atau prosedur 20 Indukstif Mensintesis sustu konsep, prinsip atau perilaku



5



B. UNSUR PELATIH DAKWAH Unsur-unsur dalam pelatihan dakwah terdiri dari pelatih, peserta, materi, metode, media, dan biaya. a. Pelatih Peranan seorang pelatih dalam kegiatan pelatihan dakwah bagi orang dewasa adalah sebagai fasilitator yang berfungsi memperlancar terjadinya pelatihan dakwah. Palatihan dakwah bagi orang dewasa tidak hanya menekankan kepada isi tetapi juga proses. Untuk itu pelatih diharapkan mampu menghayati proses belajar orang dewasa. Orang dewasa lebih mungkin belajar, mengerti, mengingat, dan menggunakan sesuatu jika melalui proses belajar yang didasarkan pada keadaan konkret. Kriteria penting yang sebaiknya dimiliki oleh pelatih adalah: 1) Percaya dan menghargai partisipasi, serta berusaha mengembangkan sikap tersebut di dalam kelompok dan kehidupan sendiri. 2) Mempunyai kesabaran dan mencintai manusia yang menjadi sasaran. 3) Percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan menjadi “tuan” di dalam kehidupannya sendiri. 4) Memiliki kepercayaan di dalam mewujudkan kegiatan. Walaupun seorang pelatih percaya kepada kemampuan pribadi manusia, tetapi tanpa memiliki pengetahuan, kepercayaan itu tidak akan terwujud dalam kegiatan. 5) Mengetahui cara-cara pendekatan serta teknik-teknik yang dapat meningkatkan kepekaan peserta terhadap kebutuhan sasarannya. 6) Mereka juga dapat menjamin keikutsertaan peserta secara aktif 7) Memiliki kepekaan dalam membedakan cara-cara atau sikap kepemimpinan yang positif dan negative. b. Peserta Pelatihan Keberhasilan suatu pelatihan dakwah sangat ditentukan oleh factor peserta. Agar sasaran pelatihan tercapai, peserta pelatihan perlu diperhatikan persyaratanpersyaratannya. Hal itu untuk memudahkan bagi fasilitator dalam memilih materi dan metode yang sesuai untuk mereka. Sehubungan dengan peserta, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu jumlah peserta , tingkat kecerdasan dan latar belakang peserta, umur dan pengalaman dalam praktek, tingkat minat untuk mengikuti latihan dan tingkat kesediaan mengembangkannya, tingkat pengetahuan peserta mengenai maksud latihan, serta lingkungan sosial dan kebudayaan peserta. Dengan demikian, untuk memperlancar proses pelatihan, pemilihan peserta sangatlah penting, untuk mengukur apakah materi dan metode yang akan dipakai nantinya sesuai dengan peserta pelatihan. c. Materi pelatihan Materi pelatihan dakwah merupakan menu yang disajikan penyelenggara pelatihan, atas masalah atau harapan yang ditemukan dilapangan. Materi pelatihan erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai, agar masalah atau harapan tersebut bisa diatasi melalui kegiatan pelatihan dakwah yang diselenggarakan. Oleh karena itu, penataan materi pelatihan dakwah perlu ditata secara bagus. 6



Prinsip dalam menentukan materi pelatihan adalah: pertama, materi pelatihan lahir sebagai jawaban atas permasalahan yang dibutuhkan peserta pelatihan. Kedua, materi pelatihan harus berkaitaan dengan pencapaian tujuan. Ketiga, materi pelatihan harus berkaitan dengan sasaran pelatihan. Keempat, materi pelatihan juga berkaitan dengan unsur pelatihan yang lain seperti: metode, media, peserta, biaya. Dengan demikian, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan harus direncanakan terlebih dahulu, apakah materi yang akan dijadikan pelatihan dapat bermanfaat dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tanpa persiapan dalam pemilihan materi, pelatihan akan sulit berjalan dengan lancar. 1 d. Metode pelatihan Banyak metode dan teknik pelatihan dakwah. Penggunaan metode dan teknik tergantung pada tujuan, materi, kelompok, sasaran, waktu, fasilitas, sarana dan prasarana. Dari segi bahasa, metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan atau cara) Dengan demikian, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode ialah cara penyampaian isi atau materi latihan, misalnya ceramah. Sedangkan teknik adalah seni yang dilakukan di dalam metode ceramah tersebut, misalnya ceramah ada humornya. 2 Faktor-faktor yang penting dalam menentukan metode pelatihan yaitu: hasil yang ingin dicapai, kemampuan fasilitator, kondisi peserta pelatihan, waktu, bahan, fasilitas, dan biaya.36 Macam-macam metode pelatihan partisipatif yang dapat digunakan dalam pelatihan dakwah adalah: 1) Metode pemasaran (ice breaking) Metode ini digunakan untuk menciptakan atau menumbuhkan suasana akrab, gembira, kreatifitas, penalaran atau intropeksi. Metode ice breaking dapat digunakan kapanpun komunikasi telah berlangsung, pada awal atau setengah jalan melalui suatu latihan atau lokakarya. Ice Breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuankebekuan di antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dindingdinding penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking. 2) Metode kuliah Metode kuliah adalah cara yang paling efektif untuk memperkenalkan informasi atau konsep-konsep yang baru pada sekelompok orang yang belajar. Metode kuliah terutama digunakan untuk membangun dasar pengetahuan yang sudah ada pada orang yang belajar. Tetapi sepanjang perjalanannya, metode kuliah dilihat sebagai suatu metode non 1 2



M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 61. 6 Aep Kusnawan, et al., Manajemen Pelatihan Dakwah, ibid, hlm. 128



7



partisipatif. Beberapa kualitas negate yang dilekatkan padanya adalah komunikasi satu arah, monoton, kepasifan orang yang belajar, dan sebagainya. 3 Metode kuliah adalah metode pengajaran yang menyandarkan pada ceramah dan ilustrasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode ini sangat efisienjika pelatihan diikuti banyak peserta. Metode ini kurang tepat jika materinya memerlukan strategi diskusi seperti perubahan sikap, pemecahan masalah, dan kepemimpinan. disederhanakan isinya (materi) yang akan disampaikan dengan banyaknya peserta pelatihan. 3) Metode curah pendapat (Brainstorming) Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat. Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi.4 Metode ini diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya tanpa harus disanggah oleh siapa pun pada saat ia mengemukakan pendapat. Setiap pendapat peserta ditulis di papan tulis atau pada kertas yang ditempel di dinding. Hasil curah pendapat harus dianalisa dan disimpulkan, atau dapat pula dijadikan masukan topik pembahasan dalam diskusi pleno atau diskusi kelompok. 4) Metode diskusi kelompok Metode ini membahas topik untuk memperoleh kesimpulan dalam kelompok kecil terdiri dari 5-7 orang. Melalui diskusi kelompok akan terjadi pertukaran pengalaman, penumbuhan kreativitas, penalaran, dan pemecahan suatu masalah. Proses diskusi kelompok akan menjadi lancar apabila sudah disiapkan dalam bentuk lembaran kasus, pertanyaan diskusi, poster, atau kaset. Selain itu juga disiapkan alat tulis yang diperlukan. 5) Metode diskusi panel Metode ini membahas suatu topik dilihat dari beberapa orang yang disiapkan sebagai panelis, sesuai dengan keahliannya. Seorang fasilitator bertindak sebagai moderator. Diskusi panel ada dua macam, pertama: diskusi panel terbuka, yaitu para peserta berkesempatan memperoleh pendapat panelis, atau bertanya, disebut juga forum panel. Kedua, diskusi 3 4



Agus Suryana, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, hlm. 92-93. Roestiyah N., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, hlm. 73.



8



panel tertutup, yaitu para peserta sebagai pendengar, sedangkan tanggapan hanya dari para panelis saja. 6) Metode penguasaan Metode penguasaan yakni memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan oleh peserta mengenai pengetahuan, ketrampilan, atau sikap tertentu. Misalnya: menyusun suatu kasus, mengisi format atau melakukan peralatan tertentu. Metode penugasan memiliki tujuan ganda, misalnya: peningkatan diri dan ke luar produk (output) dalam topic tertentu. e. Media pelatihan Media adalah alat yang dapat berperan untuk menyampaiakn suatu pesan atau gagasan kepada sasaran tertentu. Pemakaian media dalam proses pelatihan dakwah sangat erat kaitannya dengan jenis metode yang dipakai. Suatu media akan mempunyai arti apabila melalui pemakaiannya, peserta program pelatihan dakwah terangsang untuk berfikir kritis. Karakteristik media pelatihan meliputi media ditujukan kepada kelompok, media menimbulkan adanya analog, dan media mencoba untuk secara menyeluruh mengola temanya. 5 f. Biaya Pelatihan Pelatihan dakwah bagi orang dewasa yang dirancang berdasarkan metode partisipasi aktif memerlukan biaya yang cukup tinggi, dan kadang-kadang tidak mampu terjangkau oleh warga belajar. Bagi penyelenggara perlu merencanakan sebelumnya berapa besar biaya pelatihan yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu pelatihan dakwah, serta merencanakan dari sumbersumber mana pembiayaan itu dipenuhi Pada umumnya komponen biaya pelatihan dakwah meliputi: konsumsi dan akomodasi (peserta, pelatih, dan panitia), bahan pelatihan (buku, alat tulis, sarana belajar, alat peraga), honorarium (pelatih dan panitia), transport (peserta, panitia, pelatih), dan tempat pelatihan.



C. JENIS JENIS PELATIHAN DAKWAH a. Jangka Waktu Jangka Waktu suatu program latihan atau kegiatan latihan adalah salah satu tolak ukur yang penting dalam perencanaan Lamanya latihan tergantung pada sasaran latihan dan tersedianya para peserta. Beberapa kemungkinan yang ada adalah sebagai berikut:  AkhirPekan Kegiatan latihan dakwah path akhir pekan biasanya berjangka waktu pendek. Latihan itu bisa dimulai hari jum’at sore hari dan berakhir pada hari minggu sore hari. Tergantung pada kesiapan para peserta, acara pada hari jum’at mungkin kehadiran tidak akan dihadiri banyak orang.



5



Aep Kusnawan, et al., Manajemen Pelatihan Dakwah, hlm. 142



9











Mingguan Program selama semingguan boleh dilakukan jika para calon peserta bebas dan pekeijaan tetap mereka, apakah dikantor ataupun di Universitas. Alternatif yang bisa dilakukan adaiah dengan mengambil cuti selama seminggu. Biasanya program ini dimulai path han jumat dan berakhir pada han jumat yang akan datang, latihan ini mangkinjuga dibuat pada ban Senin sampai Minggu. Kwartalan Program selama satu kwartal ditawarkan apabila sasaranriya adalah melatih para peserta pilihan yang terlibat dalam dawah Islam dalam jangka panjang, atau secara penuh.



b. Tujuan Suatu latihan dapat dirumuskan dengan berbagai tujuan, dan pengembangan ketrarnpilan hingga pada semangat. Pada dasarnya tujuan tersebut menentukan pemilihan isi thn teknik latihan. Dibawah ini dibicarakan beberapa situasi:  Meningkatkan keterampilan Tantangan—tantangan barn atau pengembangan barn yang sederhana di lingkungan tempat kerja kita mungkin meminta ketrampilan baru.  Peningkatan Spritual Memperkuat kualitas spritual dan meningkatkan hubungan seorang dengan Allah swt. Merupakan dasar utama dalam perjuangan seorang pemimpin Islam.  Menambah Pengetahuan Menambah pengetahuan seseorang mengenai ilmu pengetahuan Islam dan termasuk kontemporel sejarah, ideologi, budaya, dan sebagainya, dapat membantu calon pemimpin melihat berbagai tantangan kontemporel dalam perspektip yang benar  Latihan dakwah di lapangan Latihan kepemimpinan dilapangan, diantara para anggota dan organisasi di tingkat lokal, merupakan jantung organisasi tingkat Nasional. D. TEKNIK TEKNIK PEATIHAN DAKWAH a. Pemilihan Faktor Pemilihan teknik latihan untuk digunakan pada suatu kasus tertentu yg terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan gaya belajar para peserta. Peserta dapat belajar dengan baik melalui penggunaan media cetak, dll peserta lainnya melalui diskusi, aktivitas kerja tangan atau fisik.Selain itu, tersedianya sumber dan keadaan bahan pengajaran, individu serta kelompok juga mempengaruhi pilihan teknik latihan”. adalah pembicaraan yang disampaikan oleh seorang yang ditunjuk dan ini informasi atau pengetahuan mengenai sesuatu bidang menyampaikan berbagai permasalahan secara berurut ke arah suatu akhir”. b. Lokakarya Lokakarya adalah seperti pertemuan saat bekerja yang melibatkan semua peserta. Mereka memperoleh pengetahuan baru yang berkaitan dengan kerja mengenal perubahan tingkah laku yang perlu diubah, belajar keterampilan mendorong linkungan sekitar bekerja.Lokakarya yang efektip dijalankan berdasarkan pada apa yang dapat dipraktekkan dan berkaitan



10



c.



d.



e.



f.



g.



h.



dengan sudut pandang para pelajar. Pemusatan dan pengkhususan diarahkan kepada masalah tertentu”. Seminar Seminar ialah suatu kegiatan yang berorientasi pada pokok masalah, yang untuk mendidik dan menginformasikan pendengar mengenai masalah yang diminati secara luas. Program seminar biasanya berisi serangkaiyan kuliah atau diskusi panel mengenai tajuk tertentu dalam batas tema utama seminar. Kadang – kadang loka pararel atau diskusi dalam kelompok kecil bisa termasuk kategori seminar. Perkemahan Perkemahan ialah kegiatan langsung yang memerlukan peserta tinggal di lokasi . perkemahan siang dan malam dan awal program hingga selesai.Pemilihan lokasi perkemahan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan khusus seperti tempat tinggal, makanan, tempat musyawarah, tempat shalat dan rekreasi. Pemeranan “Pemeranan, Permainan drama pendek mengenai situasi atau masalah merupakan gabungan antara diskusi dan demontrasi. Para pelakunya adalah anggota kelompok yang, dengan atau tanpa naskah atau latihan, memainkan peranan situasi tertentu yang memerlukan ketrampilan khusus. Instruktur atau pimpinan kelompok menerangkan keadaannya dan hasilnya untuk dipentaskan dengan memberi kan petunjuk kepada setiap pemain tentang tokoh. tingkah laku, dan tindakan”. Konferensi “Konperensi biasanya digunakan untuk menangani suatu masalah atau serangkai masalah. Pihak penganjur biasanya menetapkan agendanya lebih dahulu. Struktur program meliputi berbagai bentuk persidangan, termasuk ceramah, diskusi panel,lokakarya dan lain-lain”. Latihan Dakwah Perseorangan “Model latihan dakwah perseorangan adalah pemindahan ketrampilan dan tingkah laku secara terus-menerus dan individu yang berpengalaman kepada yang kurang berpengalaman Dalam banyak hal latihan ini bekerja dan yang mudah hingga yang sukar. Para pelatih terdiri dan supervisol bidang tersebut, sukarela senior atau rekan sebaya.Para peserta tidak boleh malu atau rendah diri untuk mendapatkan manfaat dan latihan ini.Latihan secara perseorangan ini menawarkan lebih banyak peluang untuk mengamalkan apa yang telah diajarkan dan metode latihan berkelompok”. Diskusi Panel “Diskusi Panel ialah penyampaian dan podium oleh beberapa penceramah atau panelis. Pada awalnya, anggota panelis memberikan penjelasan ringkas, selama 10 menit atau lebih, menerangkan sebagian dan masalah atau pandangan tentang masalah tersebut secara keseluruhan. Kemudian moderator mengarahkan diskusi penyampaian yang dibuat, termasuk juga pertanyaan dan pandangan dan para peserta. Kadang-kadang dan sebelum selesai, mederator memberikan pandangan ringkas dan hasil diskusi tanpa melampaui para panelis. Masalah utama yang harus dilakukan oleh moderator ialah menyelaraskan anggota panelis supaya meliput semua aspek diskusi dan tidak terjadi pengulangan masalah yang satu ke masalah yang lain”.



11



i. Pertemuan Paralel pertemuan paralel ialah dua atau lebih pertemuan dan jenis yang sama atau berlainan yang diadakan pada waktu yang sama. Pertemuan seperti bisa mempunyai topik yang tidak sama pada beberapa bagian kelompok, atau topik yang sama untuk para peserta atau yang berlainan umur, jenis kelamin, berdasarkan prioritas latihan. Kadang-kadang kelompok dapat dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil dalam mengikuti pertemuan panel dalam topik yang sama, karena jumlah mereka terlalu besar untuk bertemu sekaligus. E. Pelatihan Formal Dan Peatihan Nonformal Beserta Contohnya a. Pelatihan Formal Pelatihan formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulumsilabus yang sudah ada. Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benarbenar berkaitan dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan. Contoh :  Belajar mandiri  Metode belajar dikelas/ceramah  Pelatihan ditempat kerja ( on the job training)  Unjuk kerja  Simulasi  Sistem magang  Pelatihan vestibule  Bermain peran  Telaah kasus  Pelatihan laboratorium



12



b. Pelatihan nonformal Pelatihan nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakan pelatihan yang berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk  meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Contoh :  Taman kanak-kanak (TK)  Raudatul Athfal (RA)  Taman Pendidikan Al-Qur'an.  Kelompok bermain (KB)  Taman bermain anak (TBA)  Lembaga kursus.  Sanggar.  Lembaga pelatihan.



13



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Unsur-unsur dalam pelatihan dakwah terdiri dari pelatih, peserta, materi, metode, media, dan biaya. Sedangkan jenis pelatihan dakwah terbagi menurut jangka waktu dan tujuannya.Dalam pelatihan dakwah mengetahui unsur,jenis, dan tekhnik sangat lah penting karna dari itu semua kita dapat melakuakan pelatihan dakwah secara optimal sebaliknya jika kita tidak mengerti dan paham akan usur, jenis dan tekhnik dalam pelatihan dakwah maka kita tidak akan optimal dalam pelatihan dakwah. Tujuan akhir dari pelaksanaan dakwah adalah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas da’I. sehingga mereka lebih professional dalam melaksanakan tugas, sesuai dengan standar dakwah yang sudah ditentukan oleh suatu organisasi atau lembaga dakwah. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai oleh penyelenggaraan pelatihan dakwah adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik seorang da’I dalam melaksanakan dakwah secara terus- menerus. Selanjutnya para da’I yang kemampuannya sudah meningkat , diharapkan akan dapat memberikan pelayanan dakwah yang lebih bermutu. Mutu merupakan tanggung jawab semua da’I terutama da’I yang menduduki jabatan structural dalam organisasi dakwah.



14



DAFTAR PUSTAKA M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta, 1991 Aep Kusnawan, et al., Manajemen Pelatihan Dakwah



15