Man Made Disaster [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana yaitu sesuatu



alam



selama



hal yang



berada



ini selalu dipandang di luar kontrol



sebagai forcemajore



manusia,



oleh karena



itu,



untuk meminimalisir terjadinya korban akibat bencan diperlukan kesadaran dan kesiapan masyarakat Kesadaran oleh



dalam menghadapi



dan kesiapan



masyarakat



melalui



bencana



menghadapi bencana ini idealnya sudah dimiliki



kearifan



lokal



daerah setempat karena



mengingat



wilayah Indonesia merupakan daerah yang mempuyai risiko terhadap bencana. Beberapa kejadian besar bencana alam di Indonesia seperti, gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh dan sebagian Provinsi Sumatera Utara pada akhir tahun 2004 tercatat telah menelan korban sangat besar yaitu 120.000 orang meninggal, 93.088 orang hilang, 4.632 orang luka-luka. Gempa bumi Nias Sumatera Utara yang terjadi pada awal tahun 2005 menelan korban 128 orang meninggal, 25 orang hilang dan 1.987 orang luka-luka (Depkes RI, 2007). Gempa bumi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 juga



mengakibatkan 5.778 orang meninggal, 26.013 orang luka di rawat inap dan



125.195 orang rawat jalan. Demikian juga gempa bumi dan tsunami yang terjadi di pantai Selatan Jawa (Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandar, Cilacap, Kebumen, 2006



Gunung



telah menelan



hilang sebanyak



Agung korban,



dan Tulang meninggal



Agung)



pada tanggal 17 Juli



dunia sebanyak



684 orang,



korban



82 orang dan korban dirawat inap sebanyak 477 orang dari 11.021



orang yang luka-luka (Depkes RI, 2007). Bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara yang terjadi pada tahun 2004 tergolong bencana dahsyat bahkan membawa dampak wilayah yang dilakukan



lebih



luas seperti Sri Langka.



setelah bencana,



menyebutkan,



Beberapa



banyaknya



ke penelitian



jumlah



yang



korban justru



disebabkan para korban tidak mempunyai pengetahuan tentang ancaman gempa dan tsunami Menurut



(Ella dan Usman, 2008). Bakornas



adalah interaksi



Penanggulangan



antara tingkat kerentanan



(hazards). 1



Bencana daerah



(2008), dengan



risiko



bencana



ancaman



bahaya



Ancaman bahaya khususnya bahaya alam bersifat tetap karena bagian dari dinamika proses alami pembangunan atau pembentukan baik



dari



bumi



tenaga internal maupun eksternal, sedangkan tingkat kerentanan



(vulnerability) daerah dapat dikurang preventif), serta (disaster



roman muka



dengan



kemampuan / ketahanan



resilience) tersebut



melakukan dalam



mitigasi (tindakan



menghadapi



ancaman



semakin meningkat sehingga dapat meminimalisir



dampak akibat bencana. Semakin semakin



tinggi ancaman



bahaya, kerentanan dan ketidakmampuan,



maka



besar pula risiko bencana yang dihadapi.



Berdasarkan



potensi ancaman bencana



dan tingkat kerentanan yang ada, maka



dapat diperkirakan risiko bencana yang akan terjadi di wilayah Indonesia tergolong tinggi. Dengan mengetahui risiko yang bekerja sama dengan



terjadi akibat bencana



masyarakat



dan



pemerintah diharapkan dapat melakukan penanggulangan



bencana (Bakornas Penanggulangan Bencana, 2008). Penanggulangan



bencana



(PB) sebagai rangkaian kegiatan baik sebelum



maupun saat dan sesudah terjadi bencana dilakukan untuk mencegah, mengurangi, menghindari



dan memulihkan



diri



dari dampak



yang



ditimbulkan



oleh



bencana. Secara umum bencana adalah



kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan



sebagai



kesiapsiagaan, tanggap



berikut:



pencegahan,



darurat, pemulihan



pengurangan dampak



bahaya,



(rehabilitasi dan rekonstruksi), dan



pembangunan berkelanjutan yang mengurangi risiko bencana (UNDP Indonesia, 2007). 1.2 Rumusan Masalah Masalah – masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa devinis bencana alam itu ? 2. Apa saja klasifikasi bencana alam karena olah manusia ( man made disaster) itu ? 3.



Apa saja macam – macam bencana alam karena olah manusia ( man made disaster)di sekitar kita dan cara mengatasinya ?



4. Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana alam olah manusia ( man made disaster)itu ?



2



1.3 Tujuan 1. Menjelaskan devinisi bencana alam. 2. Menjelaskan klasifikasi bencana alama disebabkan olah manusia ( man made disaster). 3. Menjelaskan macam – macam olah manusia ( man made disaster) dan cara mengatasinya. 4. Menjelaskan dampak yang terjadi akibat bencana olah manusia ( man made disaster).



3



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Teori a. Definisi Bencana adalah peristiwa / kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar (Departemen Kesehatan Republik Indonesia). Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP). Bencana (disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena (WHO). b. Epidemiologi bencana Bencana itu bisa murni sebagai kejadian alam (gempa bumi, topan, volcano, badai, banjir) bisa juga karena perbuatan dan kelalaian manusia (kebakaran, perang, kecelakaan transportasi). Agen primer termasuk angin, air, lumpur, asap, dan panas. Sedangkan agen sekunder termasuk bakteri dan virus yang menkontaminasi/ menginfeksi akibat yang ditimbulkan oleh agen primer tersebut. Faktor-faktor host (manusia) juga mempengaruhi efek dari bencana tersebut, sebut saja usia, status kesehatan, status imunisasi, tingkat mobilisasi, dan kondisi psikologis. Secara langsung maupun tidak langsung bencana ikut dipengaruhi oleh agen-agen lingkungan yang sifatnya fisik, kimia, biologi maupun social. Secara fisik bencana dipengaruhi oleh kondisi cuaca, ketersediaan makanan dan air.Secara kimia termasuk kebocoran zat kimia ke dalam air, udara, dan ke dalam suplai makanan. Secara biologi termasuk kontaminasi pada makanan dan air, pembuangan akhir dan pengelolaan sampah yang tidak layak, dan penyimpanan makanan yang tidak sesuai. Faktor sosial termasuklah perbedaan pendapat tentang keyakinan, fanatisme, strata sosial dan lainnya. 4



c. Jenis Bencana Usep Solehudin (2005), mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu: 1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadiankejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya. 2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya. Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari: 1. Bencana Lokal Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya. 2. Bencana Regional Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya. d. Fase-Fase Bencana Menurut Barbara Santamaria dalam buku Community Health Nursing: 1. Fase pre-impact Fase “WARNING”, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit & meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga. 2. Fase impact Fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk survive. Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan. 3. Fase post-impact Saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal.Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap penolakan hingga penerimaan.Tidak hanya fisik dan kejiwaan masyarakat 5



yang terganggu, keadaan fisik fasilitas umum yang membantu menunjang kehidupan juga akan terganggu. e. Evolusi Pandangan Terhadap Bencana 1. Pandangan Konvensional Bencana merupakan sifat alam. Terjadinya bencana : Kecelakaan (accident) ; tidak dapat diprediksi, tidak menentu, tidak terhindarkan, dan tidak terkendali. Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak luar. 2. Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia. Karena kekuatan alam yang luar biasa. Proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi. Tidak memperhitungkan manusia sebagai penyebab bencana. 3. Pandangan Ilmu Terapan Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau kerusakan akibat bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada upaya meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil kerusakan. 4. Pandangan Progresif Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat yang ‘normal’. Bencana adalah masalah yang tidak pernah berhenti. Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali bencana itu sendiri. 5. Pandangan Ilmu Sosial Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan alami. Besaran bencana tergantung perbedaan tingkat kerawanan masyarakat. 6. Pandangan Holistik Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability), serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala alam menjadi ancaman jika mengancam hidup dan harta-benda. Ancaman akan berubah menjadi bencana jika bertemu dengan kerentanan f. Paradigma-paradigma Penanggulangan Bencana 1. Daur Penanggulangan Bencana : Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus ketika, sebelum dan sesudah bencana. 2. Model Kue-marmer : Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat, masing-masing meluas atau menyempit, tergantung pada risiko yang dihadapi. 6



3. Tabrakan Unsur : Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan (tekanan) yang berakar pada proses proses sosial ke arah masyarakat yang aman, berdaya tahan, dan berkesinambungan. 4. Pengurangan Risiko : Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu untuk mengurangi risiko bencana g. Peran Perawat Seorang perawat, khususnya perawat komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap preimpact, impact/emergency, dan postimpact. 1. Pre-impact Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain: a. Mengenali instruksi ancaman bahaya; b. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) c. Melatih penanganan pertama korban bencana. d. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah



nasional



maupun



lembaga-lembaga



kemasyarakatan



dalam



memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat e. Pendidikan kesehatan diarahkan kepada : 



Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)







pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar







memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS dan ambulans.







Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai)







Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana.



2. Impact



7



Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif (Triase), meliputi : a. Merah ( paling penting, prioritas utama ) Biasanya merah adalah keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II b. Kuning ( penting, prioritas kedua ) Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II c. Hijau ( prioritas ketiga ) Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi d. Hitam ( meninggal ) Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana : a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan seharihari. b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian. c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS. d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian. e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan. f. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan seharihari 8



g. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian h. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS i. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian j. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan. 3. Post-impact a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban. b. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal. c. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi. 2.2 Man Made Disaster Bencana buatan manusia: Ini dapat dibagi ke dalam kategori yang berbeda dan mencakup bahaya teknologi, bahaya sosiologis dan bahaya transportasi. Meskipun ada perbedaan di antara keduanya, sangat ideal untuk mencatat bahwa hal itu dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat dibatalkan jika tindakan yang tepat tidak dilakukan untuk menghindari hal yang sama. Di sinilah kebutuhan akan kesiapan menghadapi bencana. Ini berjalan jauh untuk melindungi orang-orang dari efek setelah kejadian tersebut. Ada beberapa sumber yang menyediakan sumber daya bermanfaat yang memungkinkan untuk memenuhi tujuan ini. Bencana buatan manusia juga dikenal sebagai bencana antropogenik dan akibatnya tujuan manusia, kesalahan atau akibat dari kegagalan sistem. Seperti disebutkan sebelumnya, ini dipecah menjadi beberapa kategori dan sementara ini masalahnya, ada beberapa yang menyebabkan kerusakan lebih terasa bila dibandingkan dengan yang lain. Contoh yang bagus adalah melihat bencana buatan manusia seperti transportasi. Ini terbagi dalam berbagai kategori yang meliputi penerbangan, rel, jalan dan ruang antara lain. Seringkali ini sebagai akibat dari kelalaian atau ketidaktahuan dan selama bertahun-tahun, mereka telah mengklaim beberapa nyawa. Jenis bencana lainnya yang termasuk dalam kategori ini adalah bom nuklir. Bila ini terjadi, seringkali akibat niat dan hasil akhirnya bahkan lebih banyak bencana 9



dengan persentase besar dari mereka yang terlibat kehilangan nyawa mereka atau berakhir dengan cacat utama atau cedera jangka panjang. Jenis bencana buatan lainnya yang sama dahsyatnya meliputi tumpahan kimiawi, tumpahan minyak, pembakaran dan terorisme. Ada juga beberapa bahaya teknologi yang mencakup pemadaman listrik keruntuhan struktural, bahaya industri dan kebakaran. Dalam kasus contoh terakhir, ribuan kilometer lahan bisa hancur dan hal lain yang ada di balik jalur kebakaran. Selama bertahun-tahun, kebakaran telah dikenal sebagai bencana buatan manusia yang merajalela dan mereka juga terbagi dalam berbagai kategori seperti kebakaran semak, tambang, badai liar dan badai api. Salah satu bencana buatan manusia yang paling terkenal dalam bentuk api adalah api Pennsylvania yang tercatat pada tahun 1962. Ia meninggalkan gangguan besar di belakangnya dengan menghancurkan sebuah kota dan sampai saat ini, api tersebut terus menyala. Kapanpun orang menderita luka-luka akibat faktor buatan tersebut, kondisinya semakin diperparah jika tidak mendapat perawatan kesehatan segera. Oleh karena itu, penting untuk dipelajari lebih lanjut tentang kesiapan api dan strategi paling logis untuk mengurangi persentase kausalitas dan kejengkelan situasi. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh bencana buatan manusia sangat bervariasi dan sementara ini masalahnya, penting untuk menyatakan bahwa orang lain memiliki biaya tinggi jika dibandingkan dengan orang lain. Hal ini terutama terjadi ketika merespons dan memulihkan. Ketika Anda melakukan pencarian dasar, Anda akan menemukan beberapa sumber yang menyoroti biaya ini dan karenanya, ini akan memberi Anda gambaran sekilas tentang kerusakan apa yang disebabkan oleh kejadian tersebut. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya seperti lokasi. Misalnya, jika ini terjadi di negara berpenduduk padat namun kaya, hasil akhirnya mungkin terbukti sangat besar. Namun, jika hal yang sama terjadi di negaranegara berpenduduk padat namun miskin, biaya setelah efek mungkin terbukti lebih rendah dan ini sebagian terkait erat dengan asuransi. Jumlah korban tewas akibat bencana buatan manusia juga akan bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan dalam hal ini, negara-negara miskin paling terpukul bila dibandingkan dengan negara-negara kaya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa negara-negara kaya memiliki apa yang diperlukan untuk merespons dengan cepat terhadap panggilan tertekan, dan dapat menerapkan langkah-langkah keselamatan yang tepat yang diperlukan melalui perangkat lunak remote control dari jauh untuk menangani hal-hal dengan aman dan cepat. Teknologi modern memainkan peran yang 10



sangat penting dalam cara Anda merespons dan mempersiapkan diri terhadap distorsi. Dengan dukungan finansial, mudah untuk memenuhi tujuan ini. Di sisi lain, negaranegara miskin tidak memiliki sumber daya atau aset untuk ditanggapi. Ada beberapa sumber yang secara kategoris menyoroti korban dalam kejadian semacam itu dan disarankan untuk melihat hal yang sama agar lebih mendapat informasi. Umat manusia sering menciptakan malapetaka yang menghancurkan lingkungan dan mengambil nyawa. 10 bencana terburuk buatan manusia sepanjang masa sulit ditentukan dengan begitu banyak kesalahan. Namun, tidak termasuk hilangnya nyawa akibat perang, terorisme atau bencana transportasi, daftar ini mencakup insiden yang paling berpengaruh pada manusia dan lingkungan. Man made disaster antara lain: a. Banjir 1. Definisi Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai..” (www.g-excess.com)



2. Penyebab banjir 



Curah hujan dalam jangka waktu panjang







Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.



11







Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.







Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.







Bendungan dan saluran air rusak.







Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.







Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging).







Didaerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan banjir kiriman atau banjir bandang.



3. Penanggulangan banjir a) Metode Penanggulangan secara Filosofis -



Memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan belum tentu warga bersedia pindah, walau setiap tahun rumahnya terendam banjir.



-



Memindahkan banjir keluar dari warga. Cara ini sangat mahal, tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir, yaitu normalisasi sungai, mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir masih terus akrab melanda permukiman warga.



-



Hidup akrab bersama banjir. Cara ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga menjadi aman walau banjir datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di atas muka air banjir.



b) Metode Penanggulangan secara Normatif -



Manajemen di hilir di daerah rawan banjir, antara lain pembuatan peta banjir, membangun sistem peringatan dini bencana banjir, sosialisasi sistem evakuasi banjir, kelembagaan penanganan banjir, rekonstruksi rumah akrab banjir, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir, serta kemungkinan asuransi bencana banjir.



-



Manajemen di hulu daerah aliran sungai, antara lain pengedalian erosi, pengendalian perizinan pemanfaatan lahan, tidak membuang sampah dan limbah ke sungai, kelembagaan konservasi, pengamanan kawasan



12



lindung, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan konservasi. 4. Pencegahan banjir 



Disiplin Membuang Sampah Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah.







Pembersihan Saluran Air Tanggul-tanggul sebagai penahan membutuhkan perawatan. Tanamantanaman sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai. Tentu saja bantaran sungai yang kuat ini akan mencegah longsornya tanah di bantaran ke sungai. Jika longsor, pun akan menghambat air mengalir. Itu juga akan menyebabkan banjir.







Kerja Sama yang Baik dari Seluruh Pihak Bila kerja sama warga di suatu wilayah dapat terjalin dengan baik, pencegahan banjir ini bisa dilakukan dengan mudah. Tentu saja jalinan warga dan pemerintah tetap harus dilakukan. Bila ada pembangunan di suatu wilayah oleh proyek tertentu dan hal itu akan mengganggu lancarnya saluran air, tentu warga harus segera melaporkan ke pemerintah untuk diadakan sebuah tindakan yang tepat.



5. Dampak Dari Banjir Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa: 1. Rusaknya areal pemukiman penduduk, 2. Sulitnya mendapatkan air bersih, dan 3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk. 4. Rusaknya areal pertanian 5. Timbulnya penyakit-penyakit 6. Menghambat transportasi darat b. Tanah Longsor



13



Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk longsor. Secara garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut. a. Faktor alam 1. Kondisi geologi antara lain batuan lapuk, kemiringan lapisan tanah, gempa bumi dan letusan gunung api. 2. Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi. 3. Keadaan topografi yaitu lereng yang curam. b.Faktor manusia 1. Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal 2. Penimbunan tanah di daerah lereng. 3. Penebangan hutan secara liar di daerah lereng. 4. Budidaya kolam ikan di atas lereng. 5. Sistem drainase di daerah lereng yang tidak baik. 6. Pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah. 7. Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan perbukitan.



14



c. Bencana Kebakaran Hutan



cdnimage.terbitsport.com Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang sangat merusak ke aneka ragaman hayati. Bukan hanya hutan yang rusak tetapi hewan-hewan pun menjadi kehilangan habitat mereka. Dahulu kegiatan membakan hutan adalah metode praktis untuk membuka lahan.Peladang tradisional sering melakukan pembakaran hutan pada masa lampau, namun karena biaya nya yang murah. Perusahaan pun banyak melakukannya untuk menghabiskan lahan. Di Indonesia sendiri sering disorot oleh dunia akibat seringnya terjadi kebakaran hutan. Kasus yang paling heboh yaitu kebakaran hutan pada tahun 2016 silam di Riau, bahkan asapnya hingga mencapai Negara Singapura. Pemerintah harus cepat tanggap untuk menyelesaikan kasus bencana alam ini. Jika tidak, maka hutan di Indonesia akan terus berkurang setiap tahunnya akibat kebakaran hutan. 1. Penyebab Kebakaran Hutan



15



Terdapat dua hal yang menjadi penyebab terjadinya bencana kebakaran hutan, yaitu disebabkan secara alami dan disebabkan oleh tindakan manusia. Berikut ini adalah penjelasan penyebab kebakaran hutan; a. Penyebab alami ini di picu oleh kejadian alam seperti petir , panas yang berkepanjangan lelehan lahar, gesekan antar pohon dan gunung berapi. Jika hutan kering dan sering terjadi petir maka kemungkinan besar bisa terjadi kebakaran hutan. b. Disebabkan oleh manusia, manusia sering sekali melakukan kecerobohan seperti membuang punting rokok sembarangan atau lupa mematikan api setelah berkemah. Hal yang lebih parah adalah sengaja membakar hutan untuk kepentingan



politik



dan



pribadi



bagi



segelintir



orang.



Di Indonesia sendiri hampir 99% kebakaran hutan terjadi akibat ulah manusia. Penyebabnya adalah untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit an hutan taman industri. 2. Menanggulangi Kebakaran Hutan Banyak sekali kegiatan yang dapat menanggulangi kebakaran hutan ini, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah serta aktivis lingkungan agar hutan tetap terjaga. Tingkat pencegahan kebakaran hutan ini biasanya meliputi pengelolaan hutan konservasi, hutan produksi dan hutan lindung; 



Inventarisasi lokasi yang diprediksi memiliki tingkat kebakaran hutan yang tinggi







Inventarisasi faktor-faktor penyebab kebakaran hutan







Mempersiapkan regu pemadam kebakaran ketika kebakaran terjadi







Membuat prosedur tetap sebagai acuan jika terjadi kebakaran hutan.







Pengadaan saran dan prasarana penanggulangan kebakaran hutan.







Pembuatan sekat bakar. Kita sudah sering mendengar berita kebakaran hutan di Indonesia, ratusan



bahkan hingga ribuan hektar hutan Indonesia didera bencana kebakaran hutan, dampak yang ditimbulkan hingga terasa di beberapa negara tetangga. Kebakaran Hutan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam, namun yang paling kita sering dengar adalah; pembebasan lahan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit atau macam perkebunan lainnya. Karena tingkat permintaan masyarakat terhadap minyak kelapa sawit tinggi, sedangkan lahan terbatas, maka lahan hutan pun dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Dan karena pembakaran hutan ini, warga sekitar 16



menerima dampaknya, mulai dari ISPA dan gangguan pernafasan lainnya. Untuk mencegah hal ini terjadi pemerintah mempunyai peraturan/ UU yang tegas mengenai Hutan, yang sebenarnya bisa menjadi aset utama pariwisata dan bisa menambah pemasukan daerah.



2.3 Contoh man made disaster 1. London’s Killer Fog berkabut dan polusi. Pada tahun 1952, polusi ini berubah drastis. Musim dingin ini, cuacanya dingin dan penduduk membakar lebih banyak batu bara di perapian mereka untuk mengurangi rasa dingin. Asap itu dicampur dengan belerang dioksida, nitrogen oksida dan jelaga, dan meninggalkan London terbungkus awan hitam yang hampir gelap gulita dan menewaskan lebih dari



Dengan munculnya industri,



12.000 orang.



penduduk London terbiasa melihat udara 2. The Al-Mishraq Fire



kebakaran Al-Mishraq pada tanggal 24 Juni 2003. Api di pabrik belerang Irak terbakar sekitar satu bulan melepaskan sulfur dioksida ke atmosfer. Sulfur dioksida dapat membunuh orang dengan menyebabkan masalah pernafasan dan juga menciptakan hujan asam yang menghancurkan tanaman.



Salah satu dari 10 bencana terburuk buatan manusia sepanjang masa adalah



17



3. The Nuclear Power Plant Explosion in Chernobyl, Russia mengakibatkan pelepasan radioaktif materi radio empat ratus kali lebih banyak daripada Hiroshima. Sejak kecelakaan itu, banyak anak yang mengalami cacat lahir, jumlah penderita kanker yang memuakkan dan banyak masalah kesehatan lainnya. Diperkirakan bahwa bencana tersebut dapat mengakibatkan hampir 100.000 kanker fatal, dan daerah tersebut tidak akan aman



Pada tanggal 26 April 1986, Pabrik



untuk aktivitas apapun, termasuk pertanian



Chernobyl di Republik Sosialis Soviet



hingga 200 tahu



Ukraina mengalami krisis besar yang 4. The Kuwait Oil Fires



dari 10 bencana terburuk buatan manusia sepanjang masa. Pada tahun 1991, setelah invasi ke Kuwait, Hussein mengirim orang-orang untuk meledakkan sumur minyak Kuwait. Mereka berhasil membakar lebih dari 600 liter dan ini terbakar selama lebih dari tujuh bulan. Tumpahan minyak yang diakibatkan Tumpahan minyak Teluk War



kebakaran tersebut menyebabkan



adalah tumpahan minyak terbesar dalam



kerusakan lingkungan yang cukup besar.



sejarah yang menjadikannya salah satu



18



5. The Destruction of the Aral Sea



Laut Aral adalah salah satu dari empat danau terbesar pada satu titik waktu. Namun, pada tahun 1960an, Uni Soviet mengalihkan perairan dari sungai-sungai yang memberi makan danau tersebut ke proyek irigasi. Laut kini telah menyusut 90 persen dan badai pasir dan garam yang menghancurkan kehidupan tanaman membunuh dan memiliki konsekuensi negatif selama ratusan mil di sekitar. 6. The Exxon Valdez Oil Spill



Pada tanggal 24 Maret 1989, kapal tanker minyak Amerika Exxon Valdez bertabrakan dengan Bligh Reef. Ini menciptakan tumpahan minyak dengan konsekuensi luas di Pangeran William Sound di Alaska. Lebih dari 11 juta galon minyak tumpah di atas hampir 500 mil mencemari garis pantai. Lebih dari seperempat juta burung terbunuh dan banyak satwa liar lainnya. Lebih dari 11.000 orang membantu proses pembersihan.



19



7. Dioxin Pollution



Pada tanggal 10 Juli 1976 di Meda, Italia, sebuah reaktor di perusahaan kimia ICMESA meledak. Hal ini menyebabkan awan beracun dioksin dilepaskan ke atmosfer. Dioksin adalah salah satu bahan kimia yang paling beracun yang diketahui manusia. Sementara tidak ada yang meninggal sebagai akibat langsung dari kecelakaan tersebut, banyak anakanak terkena penyakit kloram yang serius akibat kecelakaan tersebut.



8. The Love Canal



Pada 1940-an bau aneh menyelimuti daerah sekitar Love Canal dekat Air Terjun Niagara. Warga juga mulai melihat rembesan yang aneh bocor ke halaman mereka dan orang mulai jatuh sakit. Selain itu, banyak wanita mulai mengalami keguguran dan melahirkan bayi



20



dengan cacat lahir. Setelah diperiksa, ditemukan bahwa ada lebih dari 21.000 ton limbah industri beracun yang terkubur di bawah permukaan kota oleh perusahaan lokal 9. The Union Carbide Gas Leak



Pada malam tanggal 2 Desember 1984, pabrik pestisida Union Carbide di Bhopal, India mulai membocorkan gas metil isosianat dan racun beracun lainnya ke atmosfer. Lebih dari 500.000 orang terpapar dan ada sekitar 15.000 kematian pada saat itu. Selain itu, lebih dari 20.000 orang telah meninggal dunia sejak kecelakaan akibat penyakit akibat gas. 10. The Three Mile Island Nuclear Explosion



Di Harrisburg, PA pada tanggal 28 Maret 1979, reaktor nuklir Three Mile Island mengalami krisis inti parsial. Sementara radiasi kecil dilepaskan dari kecelakaan berkat 21



sistem penahanan yang bekerja, kecelakaan ini menjadi ajakan untuk kekhawatiran tentang industri tenaga nuklir. Kematian ternak, kematian dini dan cacat lahir telah dikaitkan dengan lelehan nuklir. Manusia dapat memiliki dampak buruk terhadap lingkungan dan 10 bencana terburuk buatan manusia sepanjang masa memiliki dampak negatif terhadap lingkungan selama beberapa dekade kemudian. Seringkali bencana ini terkait dengan pengawasan industri yang buruk di negara-negara berkembang. Namun, meski dengan peraturan malapetaka bisa menyerang. 11. Bioterrorism: serangan Bioterorisme adalah pelepasan virus, bakteri, atau kuman (agen) yang sengaja digunakan untuk menyebabkan penyakit atau kematian pada manusia, hewan, atau tumbuhan. Agen ini biasanya ditemukan di alam, namun ada kemungkinan mereka dapat berubah untuk meningkatkan kemampuan mereka menyebabkan penyakit, membuat mereka tahan terhadap obat-obatan saat ini, atau untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menyebar ke lingkungan.



12. Chemical Agents: Keadaan darurat bahan kimia terjadi saat bahan kimia berbahaya telah dilepaskan dan pelepasannya berpotensi merusak kesehatan masyarakat. Pelepasan kimia bisa jadi tidak disengaja, seperti dalam kasus kecelakaan industri, atau disengaja, seperti dalam kasus serangan teroris.



13. Radiation Emergencies: Radiasi adalah bentuk energi yang ada disekitar kita. Berbagai jenis radiasi ada, beberapa di antaranya memiliki lebih banyak 22



energi daripada yang lain. Jumlah radiasi yang dilepaskan ke lingkungan diukur dalam unit yang disebut curies. Namun, dosis radiasi yang diterima seseorang diukur dalam unit yang disebut rem. Hari ini, kita bahkan menggunakan Energi Radiasi ini dalam membuat Senjata Nuklir yang bisa sangat berbahaya jika digunakan dalam Perang dan dapat menyebabkan banyak penyakit parah. 14. Terrorism: Terorisme adalah penggunaan teror secara sistematis terutama sebagai sarana pemaksaan. Saat ini, tidak ada definisi terorisme yang disepakati secara internasional. Definisi umum tentang terorisme hanya mengacu pada tindakan kekerasan yang dimaksudkan untuk menciptakan ketakutan (teror), dilakukan untuk tujuan ideologis (berlawanan dengan serangan tunggal), dan dengan sengaja menargetkan atau mengabaikan keamanan pejuang non-pejuang. Terorisme menyebar dengan sangat cepat di setiap penjuru dunia saat ini. Dimana-mana ada serangan Teroris dan jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari.



23



BAB III PENUTUP Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Bencana alam geologis 2. Bencana alam klimatologis 3. Bencana alam ekstraterestrial. Sedangkan macam- macam bencana alam yang disebabkan karena olah manusia ( man made disaster) antara lain Kebakaran liar, Banjir, tanah longsor, biokimia dan lainlain. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.



24



DAFTAR PUSTAKA



Adam Mahbub. 2013. Jurnal Internasional Nature And Characteristic Of Man Made Disaster In Dhaka City Bangladesh. Universitas Of Dhaka. Bangladesh. Bankoff, G. Frerks, D. Hilhorst (eds.) (21 November 2015). Mapping Vulnerability: Bencana Terbesar dari Ruang Angkasa, kompas. Akses: 10-08-2017 Chapter 61 Natural Disaster Mitigation and Relief, ncbi. Akses: 10-08-2017 Community Health Nursing Theory&Practice.1995 Disasters, Development and People. ISBN ISBN 1-85383-964-7. Jurnal Internasional Of Man Made Disaster And Development The Case Of Iraq www.Sagepub.Com Akses Tanggal 10 Agustus 2017. N.Pidgeon & M.O’leary.2015. Jurnal Internasional Of Man Made Disasters: Why Tecnology And Organizations (Sometimes) Fail. Pergamon. London Turkanto.2016. Splinting & Bandaging. Kuliah Keperawatan Kritis PSIK Universitas Airlangga, Surabaya. What are natural disasters?, clearlyexplained. Akses: 10-08-2017 What Is A Pandemic? What Is An Epidemic?, medicalnewstoday. Akses: 10-08-2017 Sawada, Bhattacharyay & Kotara. 2011. Jurnal Internasional Of Aggtregate Impacts Of Natural And Man Made Disasters Aquantitative Comparison. Rieti. Jepang



25



26



27