Manajemen Sistem Transportasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manajemen Sistem Transportasi



Mata Kuliah: Sistem Transportasi Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia



Sistem Transportasi Makro



Sistem Kegiatan



Sistem Jaringan



Sistem Pergerakan



Sistem Kelembagaan



Gbr. Sistem Transportasi Makro



KEBUTUHAN



MODA TRANSPORTASI



SISTEM JAR. TRANSP



PERGERAKAN LL



SARANA



PRASARANA



SARANA DI PRASARANA



Masalah Utama Transportasi Perkotaan o Kemacetan demand > supply



o Kecelakaan    



kondisi jalan yang tidak baik, manajemen lalu lintas yang kurang memadai, standar-standar operasional yang rendah, serta tingkah laku pemakai jalan.



o Polusi    



Polusi suara (kebisingan) Polusi udara Getaran Polusi air tanah



o Pemborosan energi o Pemborosan waktu



Kemacetan Lalu Lintas Kerugian Akibat Kemacetan Berdasarkan hasil studi yang ada, mengindikasikan kerugian akibat kemacetan lalu lintas di perkotaan seperti DKI Jakarta rata-rata mencapai Rp. 1,25 juta/kapita/tahun, atau mencapai lebih dari Rp. 10,4 triliun/tahun. Sedangkan angka kerugian total di kota besar di Indonesia diperkirakan sebesar Rp. 25,2 triliun/tahun. Angka ini sangat fantastis, paling tidak jika kita bandingkan dengan pengeluaran yang kita anggarkan untuk perbaikan sektor transportasi. Angka yang sama untuk kota-kota di Amerika mencapai US$ 1000/kapita/tahun.



Kerugian akibat kemacetan lalulintas di perkotaan terutama terkait dengan: 1. Meningkatnya Biaya Operasi Kendaraan (BOK) akibat menurunnya kecepatan perjalanan rata-rata. 2. Kerugian nilai waktu akibat hilangnya kesempatan berproduksi akibat tundaan waktu perjalanan. 3. Kerugian psikis akibat stress serta perilaku yang tidak produktif.



Upaya mengatasi kemacetan Pokok utama mengatasi kemacetan : supply = demand o Paradigma lama :



Mengupayakan pembuatan prasarana baru Akibatnya :  Biaya tinggi  keterbatasan ruang  Tidak pernah tercapai karena :  demand ∞ deret ukur  Supply ∞ deret hitung



o Paradigma baru : maksimalisasi fungsi dari fasilitas-fasilitas transportasi dengan: me-manage fasilitas-fasilitas transport yang ada sehingga arah pada perimbangan antara supply dan demand bisa terwujud .



Definisi Managemen Sistem Transportasi (MST) adalah suatu usaha untuk menciptakan sistem transportasi perkotaan yang selancar dan seselamat mungkin dengan upaya menata dan memaksimalkan fasilitas transportasi yang ada melalui cara mengatur fasilitas–fasilitas existing tersebut, sehingga dicapai suatu perimbangan yang proporsional antara sediaan (supply) dan permintaan (demand) dalam koridor perlindungan terhadap kualitas lingkungan berdasarkan prinsip-prinsip teknik dan perencanaan transportasi.



Berdasarkan dari konsep di atas penekanan dari MST adalah : • Tidak mengadakan pembangunan fasilitas baru terutama penambahan jaringan jalan. • Memaksimalkan fungsi fasilitas-fasilitas yang ada dengan kebijakan, pengaturan, pembatasan, dan penerapan sangsi yang tegas (enforcement) terhadap pelanggar. • Menata antara sediaan dan permintaan sehingga tercapai perimbangan yang proporsional baik pada jaringan maupun pada prasarana lainnya seperti pada terminal atau stasiun antar moda • Hasil akhir harus selaras dan tidak merusak lingkungan.



Tujuan MST o Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh sehingga tingkat aksesibilitas seluruh daerah cakupan tinggi. Pertimbangan utamanya adalah adanya keseimbangan antara permintaan pergerakan dengan sarana penunjang yang tersedia. o Meningkatkan keselamatan atau mengurangi kecelakaan. o Mengurangi biaya perjalanan akibat tidak terjadinya kemacetan lalu lintas dan pengurangan waktu perjalanan o Mempromosikan penggunaan energi secara lebih efisien ataupun pemakaian bahan-bakar yang dampak negatif nya kecil o Melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan



Beberapa Alternatif Strategi MST o o o o



Tindakan untuk mengurangi besarnya demand/permintaan Tindakan untuk meningkatkan besarnya supply/penawaran Tindakan untuk mengurangi besarnya demand dan merendahkan supply Tindakan untuk mengurangi besarnya demand dan meningkatkan supply



Manajemen Permintaan (Demand) o Pemodelan perencanaan transportasi merupakan suatu studi yang bertujuan untuk meramal besarnya kebutuhan akan pergerakan (demand) pada tahun rencana beserta lokasinya. o Dengan mengetahui besarnya kebutuhan akan pergerakan tersebut, maka dapat dilakukan upaya untuk memenuhi demand dengan penyediaan sarana dan prasarana (supply) sehingga demand = supply



o Implikasi penyediaan besaran supply pada tingkat demand yang ada adalah penggunaan modal yang besar. o Manajemen sistem transportasi merupakan tindakan yang menghasilkan pergeseran pada equilibrium / kesetimbangan supply-demand pada sistem transportasi. Gambar 7.1. Hubungan Supply –Demand pada Sistem Transportasi



o Dalam kaitannya dengan teori supply-demand, equilibrium diperoleh dengan memplotkan kurva supply dan demand pada  Ordinat sebagai biaya umum (generalized cost/km) dan  absis sebagai besarnya km yang dijalani kendaraan (kmkendaraan-perjalanan) o Sistem transportasi bekerja pada titik equilibrium dimana kurva demand dan supply berpotongan. o Perubahan pada equilibrium dapat diperoleh dengan cara  menggeser ke kurva demand  mengubah kurva supply ,  atau dengan mengubah keduanya secara simultan. o Manajemen sistem transportasi secara konseptual merupakan sarana untuk membawa perubahan equilibrium pada tingkatantingkatan supply dan demand transportasi. Manajemen permintaan (Demand)



1. Tindakan untuk Mengurangi Demand Beberapa langkah dapat dilakukan, yakni dengan tanpa mengubah besarnya supply transportasi, dapat menyebabkan : o penggunaan kendaraan dengan load-factor yang tinggi, Biaya/km o beralih ke moda tak bermotor,



o mengurangi baik frekuensi perjalanan maupun rata-rata panjang perjalanan o Tindakan ini dapat menyebabkan perubahan pada demand seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.2 .



Gambar 7.2. Perubahan pada Equilibrium Akibat Tindakan Pengurangan Demand



Beberapa cara yang terkategori pada tindakan ini adalah : o Peningkatan pelayanan angkutan umum perkotaan , melaui :  peningkatan kepadatan jaringan,  peningkatan frekuensi pelayanan,  peningkatan desain kendaraan,  peningkatan karakteristik operasional, dll) o Ride-sharing (melakukan perjalanan bersama-sama), seperti :  car-pooling,  shared-taxi o Sistem park-and-ride ataupun park-and-kiss o Sistem pembatasan kendaraan pribadi seperti :  sistem three-in-one  road-pricing,  Tarif parkir progresif



2. Tindakan untuk Meningkatkan Supply Dalam hal ini yang dimaksud dengan tindakan yang secara konseptual akan meningkatkan supply adalah tindakan yang akan menurunkan jamperjalanan-kendaraan secara total pada suatu tingkatan km-kendaraanperjalanan tertentu, dengan cara menerapkan teknik lalu lintas dan kontrol lalu lintas yang hanya membutuhkan biaya yang murah. Pengaruhnya pada titik equilibrium diperlihatkan pada Gambar 7.3. Beberapa langkah yang termasuk pada cara ini adalah : o Perbaikan teknik lalu lintas jalan secara umum, seperti : perbaikan desain jalan skala kecil, peningkatan alat-alat kontrol lalu lintas dan aturannya dengan tujuan untuk meningkatkan kecepatan lalu lintas. o Manajemen traffic pada jalan bebas hambatan, seperti : kontrol ramp, informasi untuk pengendara, dll. o Pembatasan jalur truk, agar terjadi penurunan konflik antara truk dan mobil serta meningkatkan kecepatan arus lalu lintas secara umum.



o Pengaturan jam kerja kantor secara bergiliran, yakni usaha untuk memecah konsentrasi waktu perjalanan kendaraan dari satu titik menjadi menyebar.



Biaya/km



Gambar 7.3. Perubahan pada Equilibrium Akibat Tindakan Peningkatan supply



3. Tindakan untuk Mengurangi Demand dan Merendahkan Supply Dengan meningkatnya waktu perjalanan, maka tingkat supply transportasi terlihat seolah-olah turun. Jika pada waktu yang sama preferensi diberikan kepada kendaraan yang berdaya muat besar (high occupancy vehicles/ HOV), maka (km-kendaraan-perjalanan) akan berkurang (dengan semakin banyaknya individu yang beralih dari low occupancy vehicles (LOV) ke HOV).



Jenis tindakan yang akan mengurangi demand dan secara simultan menurunkan supply adalah: o Pemberian perlakuan khusus kepada HOV, contohnya : busway/buslane, bus street, priopritas bus di simpang bersinyal, dsb. o Zona terbatas kendaraan bermotor seperti pedestrian-malls, area khusus untuk akses bus saja, dll. o Pengurangan supply pada area parkir off-street.



Semua tindakan tersebut akan meniadakan beberapa tingkat fasilitas LOV, yang mengakibatkan :  menurunnya kecepatan perjalanan lintasan,  lebih lamanya waktu sirkulasi,  lebih besarnya waktu berjalan sesudah parkir, Biaya/km



o bersamaan dengan itu dilakukan penurunan demand secara keseluruhan (dalam kaitannya dengan kmkendaraan-perjalanan), dengan cara menciptakan sistem agar orang tertarik untuk beralih ke HOV..



Gambar 7.5. Perubahan pada equilibrium akibat tindakan Pengurangan demand dan sekaligus supply



4. Tindakan untuk Meningkatkan Supply dan mengurangi Demand Berbagai tindakan pada kategori ini akan menyebabkan peralihan moda ke HOV, dengan peningkatan supply transportasi dan dengan pengurangan waktu perjalanan secara keseluruhan dari HOV tersebut, sehingga akan menurunkan demand secara keseluruhan (diukur dari km-kendaraanperjalanan). Perubahan pada kondisi equilibrium diperlihatkan pada Gambar 7.6. Tindakan yang termasuk dalam kategori ini adalah : o Penambahan lajur perlakuan khusus untuk HOV o Pembatasan parkir on-street untuk mempercepat pergerakan bus o Lajur arus-melawan (contra-flow) untuk HOV



Gambar 7.6. Perubahan pada Equilibrium akibat tindakan Pengurangan deman dan peningkatkan supply



Manfaat yang diharapkan dari MST o o o o



Efisiensi pergerakan Keselamatan pergerakan Terciptanya lingkungan yang baik dan nyaman Efisiensi penggunaan energi



Konteks dan Lingkup MST Aspek-aspek yang biasanya ditinjau dalam studi MST adalah : o o o o o o o



Mobilitas penduduk dan barang Aksesibilitas daerah Keselamatan pengendara dan pedestrian Kenyamanan pengendara Keselarasan lingkungan Konservasi energi Penataan ruang (land use)



Metoda Penanganan Metoda penangan untuk mengelola ketujuh aspek di atas adalah dengan: o Penanganan secara fisik o Penanganan /pengaturan secara legal (peraturan/perundang-undangan) o Penanganan dengan cara memberikan informasi pada para pengguna jalan o Penanganan denga cara ‘charging system’



Implementasi Managemen Sistem Transportasi  Suatu perencanaan yang baik perlu diimplementasikan dalam suatu tindakan nyata di lapangan dengan baik dan konsisten.  Pada konteks managemen sistem transportasi, seluruh maksud dan tujuan tidak akan terwujud tanpa dilakukan implementasi (dengan tetap mengacu pada tujuan awal dengan sistem kontrol yang baik.).



1. Pembatasan Lalu lintas (Traffic Restriction) Cara ini adalah suatu upaya untuk membatasi demand dengan cara mengadakan pembatasan terhadap lalu lintas tertentu untuk tidak memasuki atau berhenti pada jaringan tertentu yang ditetapkan, kongkritnya adalah dengan tindakan : o Larangan bagi kendaraan tertentu untuk masuk o Larangan berhenti atau parkir pada wilayah tertentu o Penutupan jalan secara permanen atau temporer o Penerapan pembuntuan jalan atau cul-de-sac



2. Pengendalian Lalu lintas ( Traffic Restriaint) Adalah suatu metoda penataan lalu lintas masih dalam konteks upaya untuk membatasi demand dengan pengendalian lalu lintas kendaraan yang menggunakan suatu prasarana dengan menerapkan suatu sistem konsekuensi berupa pembayaran atau penalti.



Contoh pelaksanaan metode traffic restraint : a. Penerapan Road Pricing o Pengoperasian jalan toll o Penerapan area licencing o Penerapan screen line pricing ( garis imaginer yang melintasi semua koridor yang ada) o Penerapan cordon pricing ( garis imaginer yang mengelilingi area yang padat) b. Penerapan sistem jalan satu arah



c. Penerapan kontrol parkir (jumlah tempat parkir, durasi, tarif progresif, tarip tinggi pada jam-jam sibuk)



3. Sistem Fiskal (Fiscal System ) Adalah suatu metoda dalam upaya untuk menekan supply yakni dengan menerapkan bea masuk yang tinggi pada mobil-mobil pribadi, mobil mewah, penerapan pajak tinggi pada mobil pribadi atau mobil dengan tingkat polusi tinggi.



4. Sistem Insentif (Insentive System ) Adalah suatu metoda untuk memberikan insentif atau keuntungan tambahan sebagai akibat penerapan sistem transportasi misalnya: o o o o o o o



Pengaturan jam kerja secara bergiliran (staggered work hours) Pemberlakuan kebijakan pada pengoperasian kendaraan umum Subsidi bagi pelajar atau usia lanjut Penerapan ongkos sama untuk seluruh jarak ( flat fare) Penggunaan kartu langganan Pengurangan pajak kendaraan umum Pengurangan pajak untuk kendaraan dengan kadar polutan rendah



5. Perbaikan Layanan Transit / Kendaraan Umum Adalah suatu upaya untuk membatasi pemakaian kendaraan pribadi (Private Car/PC) dengan cara memberikan layanan yang lebih pada kendaraan umum (Public Transport/PT) sehingga terjadi perpindahan penggunaan dari PC ke PT.



Contoh dari penerapan perbaikan pelayanan angkutan umum a. Perlakuan khusus pada PT, misalnya : o Penerapan jalur khusus untuk bus (exclusive bus lane) o Pemberian prioritas pada persimpangan (bus priority) o Penerapan jalur khusus yang berlawanan arah (contra flow bus lane) b. Perbaikan layanan o Fasilitas bus : AC, telepon, koran, toilet, dll. o Perbaikan layanan halte bus : informasi rute, jadwal bus, tempat duduk, dll o Pengadaan terminal transit antar moda o Penyediaan park and ride



6. Penyediaan fasilitas bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki Maksud dari diadakannya fasilitas bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki adalah untuk meningkatkan kelancaran dan keamanan lalu lintas. Secara spesifik fungsi keduanya dibedakan : a.Lajur pejalan kaki /pedestrian untuk meningkatkan keselamatan bagi pejalan kaki sehingga pada jarak yang terjangkau pemakai jalan lebih senang berjalan kaki b. Lajur sepeda : untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara serta untuk memperkecil hambatan samping pada lajur kendaraan sehingga pada gilirannya dapat memperlancar arus lalu lintas dan meningkatkan kapasitas jalan maupun simpang.



7. Penyediaan /Pengembangan Layanan Paratransit Metoda ini adalah suatu upaya untuk menarik pemakai kendaraan pribadi (Private Car/PC) agar beralih ke moda kendaraan umum (Public Transport/PT) sehingga dapat menekan jumlah kendaraan di jalan raya (menekan supply) Contoh dari penerapan ini adalah : o Penerapan car-pooling, van –pooling o Penyediaan : taxi, dial-a-ride bus, bemo, dll.



8. Managemen Lalu lintas (Traffic Management) Tujuan dari managemen lalu lintas adalah untuk meningkatkan kapasitas jalan dengan perbaikan /peningkatan layanan arus melalui upaya pengaturan dan penataan fasilitas jalan yang ada. a. Dengan kontrol lalu lintas o Koordinasi lampu lalu lintas o Marka jalan, o Rambu jalan b. Dengan pengaturan arus lalu lintas o Pengaturan jalan satu arah o Penerapan jalur yang dapat diubah arahnya o Larangan putar arah ( U turn ) c. Dengan pengembangan minor pada sistem o Kanalisasi o Pelebaran sisi jalan pada persimpangan o Penyebrangan jalan bagi pedestrian



9. Penataan Tata Guna Tanah ( Land Use) o Timbulnya lalu lintas/ arus di jalan raya adalah akibat terjadinya pergerakan atau aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dipenuhi di tempat tinggalnya. o Studi lalu lintas tidak hanya terbatas pada perihal penyediaan sarana dan prasarana lalu-lintas beserta pengaturannya saja, melainkan namun lebih jauh kunci dari semua permasalahan transportasi perkotaan adalah penataan sistem ruang yang tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah ( RUTRW) yang baik dan konsisten dilaksanakan. o Studi tentang transportasi dimulai dari sistem tata guna tanah karena terdapat interaksi yang kuat antara sistem tata guna tanah dengan sistem transportasi. o Tata guna tanah yang merupakan zona-zona kegiatan manusia yang antara satu dengan lainnya berbeda fungsi, yang akan menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas o karakteristik masing-masing tata guna tanah yang berbeda perlu ditata dengan baik sehingga dapat diketahui Dengan demikian maka  bagaimana pergerakan terjadi, perencana transportasi  kapan pergerakan itu berlangsung dan traffic engineer dapat mengupayakan  seberapa jumlah pergerakan tersebut, supply yang memadai.  serta moda yang digunakan.