Manajemen Waktu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“Ah, kok pecah sih gambarnya’” “Oh, itu resolusinya kurang besar, cari yang ukuran pikselnya lebih besar lagi, ya”



Piksel merupakan salah satu jenis satuan yang digunakan sebagai ukuran gambar di komputer. Suatu gambar yang ukuran pikselnya kecil, bila diperbesar, maka akan terlihat bentuk kotak-kotak dari bagian gambar tersebut. Lalu, apa sih yang menjadi piksel dalam kehidupan mahasiswa Kristen? Kita ini mahasiswa, yang bukan hanya datang untuk belajar di ruang kelas, namun juga di lingkungan, termasuk dalam berorganisasi dan bersosialisasi. Ditambah lagi, kita adalah mahasiswa Kristen, yang punya organisasi seperti PMK, kita pun merupakan anggota himpunan jurusan, unit, KM, dan organisasi lainnya. Tentu bukan dengan tanpa tujuan, dengan mengikuti organisasi tersebut, kita berlatih untuk menjadi pemimpin, baik atas diri sendiri (dalam manajemen waktu misalnya), maupun untuk orang lain yang bekerja sama dengan kita. Banyaknya organisasi yang kita ikuti pun menuntut kita untuk membuat prioritas. Ya, kita sebagai manusia yang punya keterbatasan, tentu tidak bisa berada di dua atau lebih tempat sekaligus dalam jenis organisasi yang berbeda. Sebagian dari kita mungkin memutuskan untuk aktif di PMK, menjadi pelayan divisi, menjadi kadiv atau mungkin menjadi ‘hadirin yang setia’ dalam setiap kegiatan PMK. Namun, sebagian besar juga aktif dalam keorganisasian kampus. Apakah bila kita tidak aktif di PMK, kita jadi jauh dengan hal-hal rohani? Apakah kita menjadi orang yang sekuler? Hupps, buang pemikiran piksel yang kecil tersebut jauh-jauh. Ayo perbesar resolusi kita, perluas lagi pandangan dan pengetahuan kita akan Firman Tuhan. Agar di manapun kita ditempatkan Tuhan, biarlah itu tetap merupakan pelayanan kita yang sejati. Kita menjadi anak divisi di PMK, melayanilah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan (Kolose 3:23). Saat kita melayani di unit atau himpunan pun, kita akan tetap berdoa untuk unit maupun himpunan kita dan kita tetap datang ke pertemuan ibadah, karena itulah yang menguatkan kita. Ingat kewajiban kita sebagai orang-orang yang telah menerima keselamatan, selain melayani adalah beribadah dan memenuhi amanat agung Tuhan. Ibrani 10:25 menyatakan dengan tegas bahwa janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, yaitu dalam konteks kita adalah Jumatan, di gereja kita masing-masing sekalipun, atau bahkan persekutuan doa fakultas kita dan persekutuan lainnya. Kita adalah terang, seperti yang tertulis pada Matius 13. Bukan setelah kita berbuat sesuatu yang benar, sesuatu yang dilihat orang, baru kita menjadi terang. Tugas terang adalah bercahaya, agar mata kita bisa melihat, orang-orang di sekitar kita pun bisa melihat. Bukan untuk melihat terang itu sendiri, melainkan Sang Sumber Terang itu, agar Dia yang dipermuliakan (Matius 5:16). Kalau kita bekerja agar kita yang dimuliakan, dengan pujipujian dan jabatan yang tinggi, bukan terang dong namanya :)… Jadi, mari perbesar resolusi kita, berhentilah mengkotak-kotakkan kegiatan kita dengan ada kalanya aku jadi ‘anak rohani’, dan ada kalanya ‘aku sekuler’. Yuk, jadi cerminan dan pantulan cahaya Yesus di manapun kita ditempatkan-Nya^^.



Manajemen Waktu Mahasiswa Kristen By cara menghilangkan jerawat dengan-10059822 Sat Aug 30, 2014 9:27 AM



manajemen-waktu pengertian-manajemen-waktu-proyek manajemen-waktu-dalam-islam-pdf



Sekitar time management persekutuan mahasiswa kristen asrama cache nov waktu orang orang kristen khususnya harus peduli dengan masalah waktu karena kitab suci banyak membahasnya waktu adalah bahan andi silalahi blog manajemen waktu cache jul manajemen waktu manajemen waktu pembicaraan tentang waktu adalah topik yang tetap relevan sepanjang zaman tetapi ini bukan konsep kristen buatlah daftar kerja setiap hari (contoh mahasiswa akhlakislam562.sosblogs.com - The first blog b1 Manajemen Waktu Mahasiswa Ppt b1 p33.htm membuat piksel mahasiswa kristen (pmk) persekutuan mahasiswa kristen itb cache apr kita ini mahasiswa yang bukan hanya datang untuk belajar ruang baik diri sendiri (dalam.



Manajemen waktu misalnya) maupun pdf manajemen pelayanan sebuah perspektif pelayanan cache mirip pelayanan mahasiswa (pmk persekutuan mahasiswa kristen) adalah suatu kegerakan mal) dengan konsep efesiensi (dana waktu dan tenaga) hal ini bisa pengelolaan persekutuan mahasiswa kristiani cache mirip pengelolaan persekutuan mahasiswa kristiani pendahuluan dua hal pengelolaan pmk hir sama dengan manajemen organisasi secara umum yaitu agar efisien dana tenaga dan waktu asrama mahasiswa fakultas ilmu kesehatan universitas kristen cache mirip seperti apa pembinaan manajemen diri dan waktu mengapa perlu siapa yang akan mengontrol mahasiswa selama asrama berapa lama tinggal god glory manajemen diri penggunaan waktu cache mirip apa pendapat anda tentang waktu suatu anugerah atau justru pengekang.



Hidup sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu kita perlu ypdpa sumut pembicara dan pengkhotbah cara cara kristen untuk mengatasi stres dalam bekerja manajemen waktu slideshare cache mei manfaat manajemen waktu timemanagement henmaidi views presentasi manajemen waktu views manajemen waktu untuk presentasi manajemen waktu open house kalam fk ugm cache okt tips manajemen waktu menjadi bos waktu bukan budak waktu



presentasi ini mengenai manajemen waktu untuk mahasiswa terkhusus views kepemimpinan kristen views rubrik parenting jendela tips manajemen waktu mahasiswa abs diet recipes cache jul your blog tips manajemen waktu mahasiswa universitas kristen petra adalah ikon yang sama catatan set time manajemen waktu gambar untuk manajemen waktu mahasiswa.



Kristen penelusuran terkait dengan manajemen waktu mahasiswa kristen manajemen waktu dalam kristen manajemen waktu bagi mahasiswa berikutnya penelusuran lanjutan kiat penelusuran nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp kirim masukan beranda google nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp program iklan nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp privasi persyaratan nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp tentang google links.



Manajemen Waktu Manajemen Waktu Konsep Mengenai Waktu Pembicaraan tentang waktu adalah topik yang tetap relevan sepanjang zaman. Mengapa? Oleh karena kita hidup di dalam waktu, kita tidak bisa menahan waktu, kita bahkan tidak bisa melarikan diri dari waktu yang ada. Meski waktu tidak kelihatan wujudnya, tetapi nyata dan dapat dirasakan dampaknya. Pengkhotbah berkata: untuk segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk melahirkan dan ada waktu untuk meninggal. Waktu untuk menanam dan waktu untuk mencabut, waktu untuk menangis, waktu untuk tertawa, waktu untuk berdiam diri dan waktu untuk berbicara dst. (Pengk.3:1-8). Apakah waktu itu? Bapak Gereja, Agustinus mengakui’ kalau ditanyakan pada saya, baru saya sadar bahwa saya tidak mengerti apa itu waktu. Seorang sastrawan Cina berkata: waktu adalah sesuatu yang tidak kelihatan, tetapi begitu nyata. Pada waktu kita berjalan, waktu itu lewat diantara kaki kita, waktu kita tidur, waktu lewat di sekitar tempat tidur. Golongan eksistensialisme mengatakan bahwa keadaan dari keberadaan akan ditelan oleh ketidak beradaan. Maksudnya, ketika waktu kita selesai, kita akan menjadi nihil. Tetapi ini bukan konsep Kristen. Beberapa hal penting mengenai waktu: -



waktu merupakan suatu esensi proses di dalam dunia yang relative, waktu berkaitan dengan proses. Segala sesuatu yang berada dalam proses tidak bersifat mutlak.. Hanya Allah yang bersifat mutlak, karena Dia adalah Alfa dan Omega.



-



Waktu merupakan harta milik yang bersifat paradoks dari eksistensi kita. Uang, rumah, mobil, emas dan segala sesuatu yang kita miliki merupakan harta milik diluar diri kita, tetapi waktu merupakan harta milik di dalam diri kita. Konsep waktu kita mengerti dengan jelas pada waktu kita mempunyai keadaan yang berelasi dengan Tuhan Allah.



- Waktu



merupakan suatu realita yang berelasi dengan ruang atau wadah.



- Waktu -



merupakan kebutuhan bagi benda bergerak di dalam ruang.



Waktu merupakan wadah untuk menampung segala peristiwa sejarah. Sejarah dicatat dalam buku, tetapi tidak ditampung dalam buku, melainkan di dalam waktu.



Di dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk waktu ada dua, yaitu Kronos dan kairos. Kronos adalah urutan waktu, sedangkan kairos menunjukkan hakekat waktu, kesempatan yang tidak akan terulang. Ada pandangan oang-orang dunia mengenai waktu. Mereka sering berkata; Time is Money. Pepatah ini sebenarnya pepatah bodoh. Waktu bukan uang; kalau waktu adalah uang, maka kita bisa menukar waktu dengan uang? Tidak mungkin. Kalau waktu bukan uang, bagaimanakah kita memandang waktu? Pdt. Stephen Tong dalam bukunya (Waktu dan Hikmat) memberi beberapa pengertian tentang waktu: 1. Waktu adalah hidup; berapa panjang hidup kita itulah panjangnya waktu kita; selesai hidup kita selesai pula waktu kita; berhentinya eksistensi kita ditentukan oleh berhentinya waktu yang ada pada kita. Maka kalau kita mencintai diri kita, cintailah waktu yang ada pada hidup kita sendiri, apa yang dapat kita kerjakan sekarang, jangan tunda sampai besok, lusa dst. Apa yang bisa kita pelajari di masa muda, jangan tunggu sampai tua. Banyak orang menyesal setelah tua, tapi tak ada guna. 2. Waktu adalah kesempatan (kairos). Sebenarnya waktu lebih dari kesempatan, tetapi setiap kesempatan tidak mungkin berada di luar waktu. Semua kesempatan berada di dalam waktu. Ada ungkapan, orang bodoh selalu membuang kesempatan; orang biasa menunggu kesempatan; orang pandai (bijak) mencari kesempatan. Hidup kita hanya sekali; kita tidak kembali setelah mati. Sebab waktu tidak pernah terulang seperti lingkaran, tetapi waktu terus berjalan secara linear. 3. Waktu adalah catatan; yakni catatan segala sesuatu di dalam pribadi kita masingmasing. Tidak ada yang lebih serius dibandingkan dengan waktu, karena segala sesuatu di catat dalam waktu; segala sesuatu akan dan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Pencipta, Penebus dan hakim kita yang agung. Kita tidak mengetahui hidup kita di dunia berapa lama, marilah kita masing-masing menanyakan diri sendiri, sebelum saya pergi menuju kekekalan, apa yang sudah saya persiapkan dan yang akan saya persembahkan kepada-Nya? Signifikansi Memanage Waktu 1. Beroleh hati yang bijaksana (Mzm.90:12) Musa berkata: ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12). Musa menyadari benar bahwa hidup di dunia begitu singkat. Dia berkata: masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap (mazmur 90:10). Kita mendapat pengajaran penting dari kehidupan Musa. Tahap hidupnya dapat dibagi dalam 3 periode/fase: -



Fase 40 tahun pertama, dia hidup sebagai pangeran yang tinggal di istana penuh kemewahan. Di dalam segala kehebatannya, Musa meninggikan diri dan berkata: I am something.



-



Fase 40 tahun kedua, dia harus meninggalkan segala kemewahan dan kejayaan, karena telah bersalah membunuh seorang Mesir. Dia lari ke Midian dan harus hidup di padang menjadi seorang gembala kambing domba. Dia harus menjalani proses, sampai dia berkata: I am nothing, aku bukan apa-apa.



-



Fase 40 tahun ketiga, setelah Musa menyadari keterbatasannya sampai pada titik nol, barulah Tuhan bekerja memberikan pengharapan kepadanya, sampai akhirnya harus mengaku: God is everything, Allah adalah segala-galanya. Hanya bergantung pada Tuhan dalam segala hal.



Di dalam Mazmur 90, kerinduan hati Musa yang terdalam adalah memiliki hati yang bijaksana. Dia tahu, hal ini hanya dapat dicapai jikalau manusia mengerti menggunakan waktu sebaik-baiknya. 2. Hidup lebih berarti, lebih berhasil guna (Ef.5:15-16) Rasul Paulus berkata; karena itu perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:15-16). Waktu adalah hidup dan juga kesempatan, maka tidak bisa disia-siakan. Perhatikan, jangan seperti orang bebal, orang yang tidak percaya Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan, tahu prioritas, apa yang harus di dahulukan. Orang Kristen, harus memiliki pikiran yang tidak hanya terfokus kepada hal-hal yang di sini dan kini, tetapi orientasi harus di sana dan bersifat kekal. Matius berkata; Tetap carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sayang sekali banyak orang mendahulukan “tambah-tambahnya”, sehingga melupakan sumber/pemberi tambah-tambah tersebut (baca; berkat). Di dalam Efesus 5:16, terjemahan asli memakai kata tebuslah waktu... (redeeming the time). Jadi sekalipun kita tidak bisa membeli waktu, namun kita dapat menebus waktu kita dengan menghargainya. Bagaimana kita bisa menebus waktu? 1. kita harus sadar, insaf dan mempunyai pengertian yang tepat bahwa waktu kita haruslah kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Kita perlu ada kesadaran akan eternity (kekekalan). 2. kita bisa menebus waktu melalui pengentalan makna; berarti kita tidak mau hidup tanpa seleksi, menerima segala sesuatu.Kita perlu menyeleksi atau menyaring segala sesuatu yang kita kerjakan, yang tidak bermakna kita harus tolak. Sebenarnya ada banyak hal yang tidak perlu dibaca, banyak film yang tidak perlu ditonton, banyak musik yang tidak perlu didengarkan, dll, dengan demikian kita sudah hemat banyak uang dan waktu. Menebus waktu berarti kondesasi makna. Maksudnya, yang tidak perlu kita buang, yang penting, kita raih, kita olah baik-baik dan kita pelihara. 3. Kita harus membedakan antara waktu dan momen. Kronos menunjukkan waktu yang berjalan secara mekanis, sedangkan kairos menunjukkan suatu saat (momen) di dalam waktu yang tidak akan kembali lagi. Kita tidak boleh membiarkan seolah-olah kita menjadi pasif dan waktu menjadi aktif, kita digeser oleh waktu. Tetapi kalau kita aktif dan waktu menjadi pasif, kita yang memperalat waktu, waktu dapat dijadikan momen dan setiap momen kita ubah menjadi nilai yang bersifat kekal (investasi bagi kekekalan).



4. Kita harus menemukan titik pusat hidup kita. Titik pusat hidup kita bukan diri kita, bukan dunia melainkan Tuhan sendiri. Kita melakukan segala sesuatu hendaknya untuk memuliakan Dia, Sang pemberi waktu. Sebagai anak-anak Tuhan kita diminta supaya bijaksana dalam mengelola waktu. Waktu itu begitu berharga. Mulailah untuk berdisiplin memakai waktu, tidak bermain-main dengan waktu, tetapi harus menghargai. Tuhan Yesus berkata: Selagi masih siang bekerjalah artinya selagi masih ada kesempatan jangan diam, jangan pasif tetapi bekerja. Tuhan memberi kita potensi dan daya kreasi untuk bertanggung jawab mengelola segala sesuatu di bumi ini. Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana Dia mempergunakan waktu menjadi kairos yang sangat berarti. Dia bekerja mempergunakan waktu malam melayani Nikodemus, Dia juga menggunakan pagi hari untuk berdoa, siang untuk melayani bahkan tengah hari dengan perempuan Samaria, sore atau petang melayani lima ribuan orang yang mengalami kelaparan. Artinya setiap waktu itu menjadi kairos dalam kehidupan pelayanan Yesus. Yesus tahu pada saat mana Dia harus berkata-kata dan kapan harus bertindak. Mengapa karena Dia memiliki bijaksana. Itu sebabnya Firman Tuhan berkata: hendaklah kamu arif atau bijaksana sehingga mempergunakan waktu sebaik mungkin. Aplikasi praktis Howard Hendricks dalam bukunya: Langkah-langkah Keberhasilan menguasai Waktu, menyatakan ada 6 prinsip untuk mengatur waktu: 1. Mempunyai tujuan yang jelas; tujuan akan menentukan hasilnya. 2. Milikilah rencana/planning yang rinci. 3. Buatlah daftar kerja setiap hari (contoh: Mahasiswa membuat Rencana Kegiatan Belajar atau RKB) 4. Tetapkan prioritas. 5. Tanganilah suatu tugas hanya satu kali sampai tuntas. Belajarlah berkata ‘tidak’ untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. 6. Kembangkan perasaan memprioritaskan tugas, dengan prinsip: Lakukan sekarang! Don’t wait till tomorrow what can You do today.



MANAJEMEN DIRI : PENGGUNAAN WAKTU



"MANAJEMEN DIRI " (Pengunaan Waktu)



Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru pengekang hidup?



Tuhan menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah ? Apakah kita sering merasa kekurangan waktu, bahkan seolah-olah hidup kita begitu dikendalikan oleh waktu ?



Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita membiarkan diri dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.



Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna ?



Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita menggunakannya pada istilah kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dari usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita, misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat, saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat menjadi juara di pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan bagaimana kita menghadapinya ? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu ? Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita. Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa kecil / sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu. Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada perbedaan besar antara orang yang hanya sekedar menjalani kronos dengan orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya.



Orang yang mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai kesempatan , bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna. Kesempatan untuk mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang memproses diri kita menjadi pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang bermakna.. Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru, adalah kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda mengubah kronos menjadi kairos ?



Memanajemen waktu dengan tepat Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya ?



Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action



1. A goal ( tujuan )



Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini ? Mengapa kita ingin mencapai itu ? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya sebuah rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu direncanakan dengan baik. Jika anda belum menemukan tujuan hidup anda, ambillah waktu untuk menggumulkan hal itu. Bila perlu mintalah bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah awal yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal " Mengapa aku tidak menata hidupku sejak muda " atau kita baru menyadari " Mengapa hidupku jadi begini ? " Tentu di saat itu semuanya sudah terlambat.



Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup ( ini adalah tujuan jangka panjang ), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuan-tujuan atau target-target jangka pendek, sebagai langkah untuk mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini, target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan sebagainya. Buatlah target yang realistis ( sesuai kemampuan ) dan konkrit. Bila perlu tulislah pada kertas/buku catatan anda.



2. A plan ( rencana )



" If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara untuk mencapai hal itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah :



a. Mengatur aktivitas Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini. Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan di waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall ? Apakah ada kegiatan yang lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan ? Mungkin belajar bahasa Inggris, jika ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang. Jadi kita men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita targetkan.



b. Menentukan prioritas Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita masih ingin melakukan banyak hal : kuliah, les Inggris, les musik, olahraga, kumpul dengan temanteman, ikut organisasi atau pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu optimal, dan bisa jadi yang terpenting justru terabaikan. Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi terlantar. Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan, namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting, kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika suatu saat kita



dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita dahulukan, karena kita tahu apa prioritas kita.



c. Membuat rencana yang realistis Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu membuat rencana yang realistis. Misalkan dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai IP di atas 2,5, kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita membuat jadwal belajar secara teratur, berapa jam sehari, kapan waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.



d. Melaksanakan rencana secara fleksibel Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang tidak terduga. Misalkan nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah waktu pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan di luar rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal yang penting tetap dapat kita laksanakan.



e. Membuat agenda harian Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu dan bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika kita mampu mendisiplin diri untuk menyelesaikan target-target harian.



3. Take action ( bertindak ) Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal yang harus kita waspadai :



a. Jika 'penyakit' malas menyerang " Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan sebagainya.



b. Kebiasaan menunda pekerjaan



"Besok masih ada waktu kok "; " Sebentar lagi ah "; "Ujiannya kan masih minggu depan"



c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya



d. Tidak berani berkata "tidak" 'Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol lewat telepon Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplin diri dengan jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit, namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal manajemen waktu. “ There never has been, and cannot be, a good lifewithout self control - Leo Tolstoy -



Referensi :  



Paul, Walter. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin Company. 1984. Tong, Stephen. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong Evangelistic Ministries International. 1996



Kisah Martha dan Maria (Lukas 10: 38-42)



Kali ini saya mencoba menggali sebuah perikop mengenai Maria dan Martha yang mana keduanya adalah pengikut Kristus. Dalam hal ini a sesuatu yang membedakan mereka yaitu perbedaan pemahaman yang mereka miliki masingmasing yang mana satu benar dan yang satu kurang benar. Maria lah yang memiliki pemahaman yang benar mengenai menjadi seorang pengikut Kristus, Hal ini menarik bagi saya karena mungkin seringkali seorang mahasiswa Kristiani lebih memilih untuk kuatir dan merepotkan diri seperti Martha dengan kegiatankegiatan daripada memilih menjadi Maria yang mendapatkan bagian yang terbaik dengan hanya duduk diam dan setia mendengarkan Allah. Dan sekarang pun pemahaman ini bagi saya juga belum cukup karena memang perlu penyerahan diri pada Allah agar hidup saya pribadi pun menjadi sesuai dengan pemahaman yang benar mengenai Allah. Yups apalagi tanpa pemahaman mungkin akan lebih tidak terarah karena tidak tahu mau dibawa kemana arah hidup kita. Oke..... sekedar membagikan hasil pemahaman dan penggalian Alkitab dan ini semua bukan karena otak saya tetapi hanya kasih karunia Roh Kudus saja yang membimbing saya untuk memahami dan menggali Firman Tuhan ini.



Observarsi: fakta dalam perikop: 1. siapa tokoh-tokoh dalam cerita ini? Yesus dan murid-murid-Nya (ayat 38) Martha (ayat 38) dan Maria (ayat 39)



2. Dimanakah kejadiaan tersebut? sebuah dusun/kampung (village in KJV+) (ayat 38)(dalam bahasa ibrani artinya kōmē ) atau lebih tepatnya Yohanes 11: 1 (kisah Lazarus dibangkitkan) dikatakan nama kampung Maria dan adiknya Martha adalah di Betania. Dalam Yohanes 11: 8 dikatakan bahwa Betania dekat Yerusalem atau sekitar 2 mile jaraknya. Sebagai tambahan yang saya dapat dari Wikipedia di zaman sekarang, desa ini dianggap sama dengan kota Al-Eizariya atau al-Izzariya , yang terletak 1,5 mil (2.4 km) di lereng sebelah tenggara dari Bukit Zaitun. Pada zaman Perang Salib, al-Eizariya disebut sebagai Betania oleh orang-orang Kristen. Nama Betania berasal dari bahasa Aram Ibrani (bahasa Ibrani: beit-te'enah, beit: "rumah"; te'enah: "pohon ara") artinya "rumah dari (pohon) ara ". 3. Siapakah martha? ia adalah seorang perempuan (gunē) yang tinggal di Betania (ayat 38) dalam Yohanes 11:19 martha adalah suadara dari Lazarus. 4. Siapakah Maria? Maria adalah saudara (adelphē = saudara perempuan) dari Martha (ayat 39) 5. Apakah yang dilakukan Marta ketika Kristus datang dengan murid-murid-Nya? ia menerima (hupodechomai) Dia di rumahnya (oikos= tempat tinggal yang berimplikasi keluarga) (ayat 38) 6. Apakah yang dilakukan Maria? Maria duduk (parakathizō= sit down near) dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan (akouō = hear) perkataan-Nya (logos= artinya sesuatu yang dikatakan bisa berupa doktrin, kotbah maupun kebenaran) (ayat 39) 7. Apakah yang dilakukan Martha selanjutnya? dalam KJV+ "...But Martha was cumbered (perispaō=menarik perhatiannya atau memfokuskan diri) about much serving (diakonia=layananan)..." (ayat 40a) 8. Lalu apa yang dikatakan Martha ketika melihat Maria tidak membantunya? "Tuhan (kurios dari kata kuros yang artinya supremacy atau tepatnya pemilik kuasa atau supremasi) tidakkah Engaku peduli, bahwa saudaraku membiarkan (left (KJV+) atau kataleipō yanga artinya meninggalkan) aku melayani seorang diri? Suruhlah (epō yang artinya menunjukan perintah) dia membantu aku" (ayat 40b) 9. Apa tanggapan Yesus mengenai perkataan Martha? Yesus berkata "Martha, Martha, engkau kuatir (merimnaō yang artinya cemas tentang ataupun kuatir)dan menyusahkan diri (turbazō) dengan banyak perkara,( polus polos) (ayat 41) 10. Apa pernytaan Kristus selanjutnya? "tetapi hanya satu saja(heis artinya primer atau utama) yang perlu(dalam KJV+ dikatakan needful yang artinya sangat dinutuhkan) : Maria telah memilih (eklegomai) bagian yang terbaik (agathos), yang tidak akan diambil (aphaireō) daripadanya.



Interprestasi mengenai makna perikop: 1. Apakah Maria dan Martha adalah pengikut Kristus? mereka berdua adalah pengikut Kristus tetapi yang membedakan mereka adalah bagaimana Maria lebih mengetahui prioritasnya sebagai pengikut Kristus.



2. Mengapa Kristus membiarkan Maria duduk di dektanya dan Martha untuk melayani? Kristus membiarkan Maria karena ia mendapat bagian yang terbaik yang tidak akan di ambil dari padanya, Hal yang terutama bagi Yesus adalah duduk di dekat kaki-Nya dan setia mendengarkan perkataan-Nya



3. Apa yang di pelajari dari tokoh Yesus? Ia bukan peran yang suka membuat orang di repotkan tetapi ia lebih memilih keintiman/ kedekatan personal pengikut-Nya dari pada pelayanan yang di akukan oleh pengikut-Nya.



4. Apa yang dipelajari dari tokoh Martha dan Maria? Martha sibuk dengan pelayanan yang memang bukan prioritas sebagai pengikut tetapi Maria disini mencontohkan bahwa ia memperoleh bagian terbaik dengan setia ada di dekat Tuhan.



ajaran utama perikop ini: 1. Bagian terbaik sebagai pengikut Kristus adalah dengan hanya memiliki persekutuan pribadi dengan-Nya.



2. Pelayanan bukan sebuah prioritas karena keintiman dan relasi dengan manusia adalah kerinduan utama Allah.



Aplikasi 1. Saya harus percaya bahwa Kristus adalah seorang yang turun ke dunia untuk menjadi pelayan bukan dilayani, Hal itu dilakukan agar manusia dan Allah memiliki relasi yang intim dan itu semua karena kemurahan dan kebaikan Allah semata.



2. Saya harus meneladani Maria dimana ia memosisikan diri sebagai penerima bagian terbaik, sesuatu yang sederhana tetapi merupakan hal yang sangat prioritas dari seorang pengikut Kristus.



3. Kemudian saya belajar dari pengertian/ pemahaman yang salah dari Martha yang mana ia lebih memprioritaskan pelayanan sesuatu yang tangible daripada persekutuan pribadi/ keintiman dengan Tuhan.



4. Saya perlu menjaga prioritas tersebut sebagaimana menjadi prioritas dan konsisten dalam menjalankan prioritas tersebut. Menjaga dan memperat keintiman dengan Allah dengan persekutuan pribadi yaitu Bible Reading, Saat Teduh, doa Syafaat, Hafal Ayat dan PA pribadi.



MENGELOLA WAKTU



Seorang eksekutif pada dasarnya bekerja dengan lima hal.



1. Tenaga kerja. Seorang pemimpin selalu bekerja dengan orang lain. 2. Sumber-sumber. Hal ini termasuk uang, peralatan, perlengkapan, dsb.. 3. Informasi. Dalam masyarakat yang sudah mengenal dunia maya sekarang ini, informasi menjadi sesuatu yang sangat bernilai sebagai faktor yang menemani seorang eksekutif dalam bekerja dan sebagai alat yang ia pakai dalam kepemimpinannya. 4. Pengalaman. Pengalaman membantu eksekutif membuat penilaian yang baik dan sahih. 5. Waktu. Orang-orang Kristen khususnya harus peduli dengan masalah waktu karena Kitab Suci banyak membahasnya.



Waktu adalah bahan mentah kehidupan. Pengalaman sehari-hari memberi kita kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi sesuatu yang lebih baik daripada saat kita memulainya. Seperti Rasul Petrus mendorong kita untuk "bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2 Pet 3:18), ini terjadi dalam satu rentang waktu. Kesuksesan atau kegagalan pribadi sangat tergantung pada keefektifan kita dalam menggunakan waktu.



SEMUA ORANG MEMILIKI WAKTU YANG SAMA BANYAKNYA Waktu itu sangat berharga dan tak bisa diulang. Jelas, waktu merupakan hal pokok yang paling berharga yang kita miliki. Tak seorang pun yang memiliki waktu lebih banyak atau lebih sedikit daripada Anda dan saya. Masing-masing kita diberi waktu 1.440 menit per hari dan 168 jam per minggu. Kita semua memiliki jumlah waktu yang sama setiap hari seperti halnya orang lain. Tidak peduli apakah dia seorang loper koran atau presiden, penulis atau ibu rumah tangga, petani atau pun pendeta. Jam yang kita beli berdetik dengan kecepatan yang sama. Bahkan Tuhan kita, Yesus Kristus, pun memiliki jumlah jam yang sama dalam sehari, namun perhatikanlah kualitas investasi waktu-Nya.



KITA SEMUA MEMBUANG-BUANG WAKTU Akan tetapi, walaupun waktu sangat berharga dan sangat potensial, tak satu hal pun yang kita buang percuma seperti kita membuang-buang waktu. Seperti kata Sir Walter Scott yang bijaksana dan pragmatis, "Apakah engkau mencintai hidup? Jika iya, jangan membuang waktu dengan percuma karena waktu adalah elemen pembentuk kehidupan." Waktu adalah sesuatu yang multibidang, paradoks, sebuah fenomena yang selalu berubah/tak pernah berubah. Waktu tidak memiliki pengganti, tidak menanti siapa pun, dan meminta banyak korban manusia. Bagi kita semua, waktu tidak banyak, namun tuntutannya tinggi. Sepertinya tidak pernah ada cukup waktu. Ada suatu desakan yang melekat pada waktu. Tuhan kita Yesus Kristus merasakannya ketika Dia berkata, "Aku harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja" (Yoh. 9:4). Seorang misionaris perintis, Robert Moffatt, merasakannya saat ia berkata, "Kita akan mendapatkan keabadian untuk merayakan kemenangan kita, tapi kita hanya memiliki sedikit waktu sebelum matahari terbenam untuk memenangkannya." Persediaan waktu kita amat terbatas. Satu-satunya variabel yang tersedia bagi kita adalah penggunaan persediaan waktu kita yang terbatas. Penting bagi kita untuk menganggarkan waktu yang akan kita pakai sebijak kita menganggarkan uang yang akan kita keluarkan. Masalah waktu menuntut adanya penganggaran. Ada waktu untuk berdoa dan ada waktu untuk bermain; orang Kristen yang hemat seharusnya tidak mengabaikan keduanya, namun memanfaatkan keduanya. Waktu bisa menjadi alat kita; kita tidak perlu menjadi hambanya.



PENGELOLAAN WAKTU MERUPAKAN PENGELOLAAN DIRI



Peter Drucker menulis, "Pengelolaan waktu memerlukan ketekunan dan disiplin diri, tapi tak ada investasi lain yang memberi lebih banyak manfaat daripada pengelolaan waktu." Waktu tidak bisa dihemat dengan memperbanyak alat. Waktu bisa dihemat oleh disiplin diri yang tegas. Adalah manusia, bukan mesin, yang akan membuat perbedaan. Waktu hanyalah suatu ukuran, sebuah dimensi. Jadi, waktu sendiri jarang menjadi suatu masalah bagi kita. Saat kita memerhatikan masalah waktu dan pengelolaannya, pada akhirnya semua mengarah pada pengelolaan diri kita sendiri. Semua ilmu manajemen berkaitan dengan bagaimana para eksekutif menggunakan waktunya. Kita begitu sering mendengar, "Seandainya saja saya memahami bagaimana mengatur waktu saya dengan lebih baik lagi." Kita jarang mendengar, "Seandainya saja saya tahu bagaimana mengatur diri sendiri dengan lebih baik." Untuk dapat menggunakan waktu dengan lebih baik, kita harus belajar mengatur diri kita sendiri. Banyak yang membahas mengenai penggunaan kekayaaan dan harta benda; sedikit yang membahas mengenai penggunaan talenta; dan sangat sedikit yang membahas mengenai penggunaan waktu. Bahkan, hal ini mungkin kurang dipahami. Sebagai orang Kristen, kita bertanggung jawab menggunakan waktu yang kita miliki. Dalam Kolose 4:5, Rasul Paulus berkata, "Pergunakanlah waktumu sebaik-baiknya." Sekali lagi di Efesus 5, Paulus berkata, "perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif," (ayat 15).



Sikap mental kita dalam menggunakan waktu adalah hal yang paling penting. Jika kita tidak ingin melakukan sesuatu, kita dapat mencari ribuan alasan untuk tidak melakukannya. Mungkin terlalu jauh atau terlalu panas atau terlalu dingin atau terlalu basah atau terlalu kering. Namun, jika kita ingin melakukan sesuatu, tak ada satu pun yang bisa menghentikan kita -- rintangan-rintangan dipinggirkan seolah-olah mereka tidak pernah ada. Kita semua bertanya, "Ke manakah perginya waktu?" Pertanyaan retoris semacam ini jelas salah dalam mengutarakan masalahnya. Waktu tidak meninggalkan tempatnya; waktu hanya berlalu dengan kecepatan yang sama, sementara kita menyelesaikan lebih sedikit daripada yang sebenarnya kita bisa. Akan menjadi lebih baik jika kita bertanya, "Bagaimana bisa saya membuat rencana yang begitu buruk dan meninggalkan begitu banyak pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat?"



PERTANYAAN-PERTANYAAN PENGELOLAAN WAKTU Ketika seorang reporter surat kabar menuliskan kisahnya, disadari atau tidak, dia sudah menjawab salah satu dari enam pertanyaan di kalimat utamanya -- siapa, apa, kapan, mengapa, di mana, dan bagaimana. Dalam merencanakan kegiatan -- semua yang melibatkan waktu -- kita mungkin dapat bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan yang sama. Untuk menjawab siapa -- kita dapat mendelegasi atau mencari orang lain yang mampu. Untuk menjawab apa -- kita bisa menyederhanakannya. Untuk menjawab kapan -- kita bisa menundanya atau memulainya. Untuk menjawab mengapa -- kita bisa menyingkirkan semua tugas. Untuk menjawab di mana -- kita bisa menggabungkan tempat dari urutannya. Untuk menjawab bagaimana -- kita bisa meningkatkan sesuatu atau membuat jalan pintas.



MULAILAH DENGAN PENGELOLAAN WAKTU Sudah diakui umum bahwa keberhasilan seorang pedagang adalah karena faktor 90 persen pengelolaan waktu dan 10 persen pengaruh wilayah pemasaran. Mengutip pernyataan dari Peter Drucker lagi, dia berkata, "Para eksekutif yang benar-benar berhasil mengerjakan tugasnya tidak memulai dengan pekerjaan mereka, mereka mulai dengan waktu mereka." Dengan kata lain, mereka menganggarkaan waktu yang diperlukan untuk memulai pekerjaan dan menjadi kreatif daripada hanya menanggapi tekanan keadaan -- entah itu masalah korespondensi, telepon, konferensi, dll.. Sudah diutarakan bahwa ada tiga pertanyaan ajaib tentang pengelolaan waktu. 1. Apa yang sedang saya lakukan sekarang, yang tidak perlu orang lain atau saya lakukan? Termasuk proses menyingkirkan tugas-tugas. 2. Apa yang sedang saya lakukan sekarang ini yang seharusnya dilakukan oleh orang lain? Termasuk pendelegasian. 3. Apa yang sedang saya lakukan sekarang yang membuang-buang waktu saya atau orang lain?



DARI MANA MEMULAINYA Dari mana seseorang memulai mengatur waktu? Bagaimana caranya agar



kita bisa mengerjakan lebih banyak pekerjaan? Jika Anda memikirkannya sebentar, jawabannya sudah jelas. 1. Tentukan apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup Anda. Tentukan tujuan Anda. 2. Tetapkan prioritas untuk tujuan yang sudah Anda tentukan. 3. Cari tahu bagaimana caranya mencapai tujuan Anda. Inilah yang disebut perencanaan. 4. Ikuti prosedur yang paling sedikit memakan waktu untuk mencapai tujuan. Jadwal. Yang diperlukan selanjutnya adalah tujuan, prioritas, dan perencanaan. PILIHAN PRIORITAS ADALAH KUNCINYA Seorang pemimpin harus dengan sangat cermat menentukan prioritas. Jika ambisi untuk menjadi unggul mengarakterisasi kita, maka harus ada seleksi dan penolakan, dan kemudian berkonsentrasi pada hal-hal yang terpenting. Berusaha keras untuk mencapai yang terbaik dalam suatu pekerjaan, apa pun itu, bukan hanya tugas orang Kristen, namun juga merupakan bentuk dasar kesaksian orang Kristen. Ini bisa disebut dasar komunikasi nonverbal yang mendukung komunikasi verbal. Beberapa orang yang sepertinya melakukan beberapa pekerjaan yang luar biasa, mengerjakannya satu per satu, sesuai dengan skala prioritas yang telah mereka tetapkan. Ini berarti mereka juga bisa mengerjakan pekerjaan lebih cepat daripada mereka yang mencoba melakukan banyak pekerjaan sekaligus. Dengan kata lain, mereka berkonsentrasi, mereka menentukan prioritasnya, dan tetap fokus pada pekerjaan itu. Ingat -- yang terpenting bukanlah seberapa banyak yang kita lakukan, namun seberapa banyak yang kita selesaikan. HAL-HAL DILAKUKAN BELAKANGAN JUGA PENTING! Menentukan prioritas bukanlah hal yang terlalu sulit. Tugas yang lebih sulit adalah menentukan hal-hal yang harus dilakukan belakangan. Yakni, tugas apa yang tidak perlu dilakukan -- dan tetap berpegang teguh pada keputusan. Apakah Anda memerhatikan bahwa orang yang menunda pekerjaan sering kali meninggalkan pekerjaan itu? SELALU ADA CUKUP WAKTU Ingatlah, selalu ada cukup waktu untuk kita setiap hari untuk menggenapi rencana Allah yang sempurna dan khusus dalam kehidupan kita. Kita tidak pernah memerlukan lebih banyak waktu daripada yang kita miliki untuk mengerjakan semua kehendak Allah. Kebenaran ini sangat melegakan. Seperti yang dikatakan almarhum Adlai Stevenson, "Yang terpenting bukanlah hari-hari dalam kehidupan Anda, namun kehidupan dalam hari-hari Anda." AMBIL WAKTU Ambil waktu untuk bekerja -- inilah harga kesuksesan. Ambil waktu untuk berpikir -- inilah sumber kekuatan. Ambil waktu untuk bermain -- inilah rahasia awet muda.



Ambil waktu untuk membaca -- inilah sumber hikmat. Ambil waktu untuk bersahabat -- inilah jalan kebahagiaan. Ambil waktu untuk bermimpi -- inilah yang menarik keretamu ke langit. Ambil waktu untuk mencintai dan dicintai -- inilah hak istimewa orang-orang yang ditebus. Ambil waktu untuk melihat ke sekeliling -- waktunya terlalu singkat untuk dihabiskan guna memikirkan diri sendiri. Ambil waktu untuk tertawa -- inilah musik bagi jiwa. Ambil waktu untuk Allah -- inilah satu-satunya investasi kehidupan yang abadi. (t/Setya) Diterjemahkan dari: Judul buku: The Art of Management for Christian Leaders Judul asli bab: Managing Your Time Penulis: Ted W. Engstrom dan Edward R. Dayton Penerbit: Word Books, Texas 1976 Halaman: 209 -- 215 ==================================**================================== KUTIPAN Tidak pernah akan ada cukup waktu untuk melakukan segala sesuatu, namun selalu ada cukup waktu untuk melakukan hal-hal yang terpenting.



Bertumbuh dalam Penggunaan Waktu (Efesus 5:15-16



>>



)



Daftar isi: Tujuan | Inspirasi | Refleksi | Diskusi | Aplikasi | Aksi | Konfirmasi | (Catatan Pemimpin)



Tujuan Remaja mengerti pentingnya menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan dengan bijaksana.



Inspirasi



Suatu hari seorang guru sedang mengajar tentang manajemen waktu. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk kuis." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada muridmuridnya, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?" Semua murid serentak berkata, "Ya!." Guru bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil- kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya kepada murid-muridnya, "Nah,apakah sekarang ember ini sudah penuh?" Kali ini semua murid terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak." "Bagus sekali," sahut gurunya. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" "Belum!" sahut seluruh kelas. Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?" Seorang siswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "Oh, bukan," sahut sang Guru, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila kamu tidak memasukkan "batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya." Apa "batu besar" / hal-hal apa yang penting dalam hidupmu? Studi, facebook-an, BBMan, pacar, game ? Ingatlah untuk selalu memasukkan "batu besar" pertama kali atau kamu akan kehilangan semuanya. Bila kamu mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidupmu akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian kamu tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya kamu perlukan untuk hal-hal besar dan penting. Oleh karena itu, tanyalah pada dirimu sendiri: "Apakah "batu besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."



Refleksi 



Pelajaran apa yang kamu dapat dari kisah ‘Inspirasi’ di atas!







Menurut kamu sendiri apa sebenarnya definisi/pengertian ’waktu’ itu? kembali ke atas



Diskusi Cetak halaman ini 1. Bagaimana pandangan Alkitab tentang waktu? o Mat. 25:19 ; Luk. 4:5; 20:9 ; Yoh. 7:33 ____________________________________________________________________ ____ o



Gal. 6:10 ; Ef. 5:16 ; Kol. 4:5 ; Ibr. 11:15 ____________________________________________________________________ ____



2. Seorang remaja berkata, ”Saya tidak punya waktu untuk bersaat teduh, apalagi ambil bagian dalam pelayanan di gereja, saya sibuk, banyak tugas sekolah, sulit bagi saya membagi waktu untuk studi dan pelayanan.” o



Menurut kamu, sebenarnya di mana letak permasalahan remaja tersebut, bukankah setiap orang diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam satu hari! ____________________________________________________________________ ____



o



Tuhan memberikan hikmat kepada kita untuk mengatur waktu, akan tetapi yang sering terjadi adalah kita diatur oleh waktu bukan kita yang mengatur waktu. Selama ini, bagaimana cara kamu mengatur waktu yang telah Tuhan berikan? ____________________________________________________________________ ____



3. Frase ”pergunakanlah waktu yang ada” dalam Efesus 5:16 dan Kolose 4:5 di dalam bahasa aslinya memiliki arti: ”tebuslah kesempatan/ pakailah waktu yang ada dengan maksimal atau sebaik-baiknya”. Menurut kamu, bagaimana cara ”menebus kesempatan/ memakai waktu yang ada dengan maksimal atau sebaik-baiknya itu?” Berikan contoh-contoh konkrit! ___________________________________________________________________________



4. Di dalam mitologi Yunani, ada cerita tentang dewa Kairos atau dewa kesempatan. ”Dewa kesempatan ini dilukiskan dengan kepala botak di



bagian belakang dan rambutnya hanya sedikit di bagian depan. Ia mempunyai sayap di kakinya, sehingga kalau dewa kesempatan berjalan, cepat sekali. Dewa kesempatan ini juga jarang lewat, maka manusia harus mencarinya. Kalau dewa kesempatan ini lewat dan manusia berusaha mengejarnya, manusia tidak mungkin dapat mengejarnya, karena ia mempunyai sayap di kakinya. Lagipula kita tidak bisa menangkapnya dari belakang, karena kepala bagian belakangnya botak. Tetapi kalau manusia sudah bersiap-siap untuk menangkapnya sebelum dia tiba, dan begitu dia tiba langsung menangkapnya, kita masih bisa menangkapnya dengan memegang rambutnya yang di depan.” Pesan/pelajaran apa yang kamu dapat dari cerita tersebut? ___________________________________________________________________________ 5. Perhatikan kuadran di bawah ini.



o



o



Kuadran mana, kamu paling banyak menghabiskan waktumu selama ini? Mengapa? ____________________________________________________________________ ____ Kuadran mana yang seharusnya menjadi prioritas hidupmu? Langkah-langkah apa yang harus kamu lakukan agar bisa sampai kuadran tersebut? ____________________________________________________________________ ____



6. Ada pepatah yang mengatakan, ”Orang yang gagal merencanakan, sedang merencanakan untuk gagal”. Setujukah kamu dengan pepatah tersebut? Menurut kamu sejauh mana pentingnya sebuah perencanaan itu? (Bdk. Ams. 24:6 ; Luk. 14:28-30 ) ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ kembali ke atas



Aplikasi 1. Sudahkah kamu membuat prioritas dalam hidupmu?



2. Sudahkah kamu menghargai setiap kesempatan/kairos yang telah Tuhan berikan dengan melakukan yang terbaik di dalam hidup ini (studi, pelayanan, dsb)? kembali ke atas



Aksi 1. Membuat pengelolaan/inventarisasi kegiatan harian/ mingguan untuk menolong kita membuat prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda. 2. Membuat evaluasi kegiatan secara berkala. 3. Menggunakan waktu luang dengan baik (membaca, menyicil tugas/ pekerjaan, dll) kembali ke atas



Konfirmasi Pakailah waktu anug'rah Tuhanmu Hidupmu singkat bagaikan kembang Mana benda yang kekal di hidupmu? Hanyalah kasih tak akan lekang Refrein: Tiada yang baka di dalam dunia S’gala yang indah pun akan lenyap Namun kasih-Mu demi Tuhan Yesus Sungguh bernilai dan tinggal tetap Jangan menyia-nyiakan waktumu Hibur dan tolonglah yang berkeluh Biarlah lampumu t'rus bercahaya, Muliakanlah Tuhan di hidupmu. (NKB 211:1-2, karya Johan de Heer)



kembali ke atas



Catatan Pemimpin Cetak halaman ini



Refleksi 



Berbicara tentang penggunaan waktu, kita tidak bisa tidak harus kembali pada prioritas, sesungguhnya apa yang penting bagi kita. Apakah yang







penting bagi kita sesungguhnya memandu pengelolaan waktu kita, untuk apakah waktu itu kita gunakan. Di dalam menentukan prioritas kita harus mempunyai perspektif yang tepat dalam penggunaan waktu, yaitu efektif. Kita harus membedakan antara yang mendesak dan yang penting. Yang mendesak belum tentu penting, yang penting belum tentu mendesak, namun selalu yang harus kita utamakan adalah yang penting (Jawaban relatif).



Diskusi 1. Dalam pembahasan ini, kita hanya akan fokus pada 2 (dua) pengertian saja, yakni : Kronos dan Kairos, karena dalam Alkitab sedikitnya ada 4 (empat) pangertian tentang waktu.[1] o Waktu adalah urut-urutan waktu/siklus waktu biasa (Kronos). Kronos adalah waktu yang biasa, yang selalu ada. menunjukan jangka waktu tertentu, entah itu waktu yang singkat (sekejap mata, Luk. 4:5 ) Atau waktu yang lama (Luk. 8:27; 20:9 ). Dengan demikian kita mengerti bahwa kata Yunani ’kronos’ dipakai berhubungan dengan jam, bulan, dan tahun. Waktu kronos adalah siklus waktu yang biasa. o



Waktu adalah moment/kesempatan (Kairos). Kairos adalan kesempatan, kalau waktu itu sudah lewat, maka tidak akan kembali lagi (Rm. 5:6 ). Oleh sebab itu, waktu kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu‚¬ waktu tertentu. Galatia 6:10 , ”Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman‚ artinya, kalau kesempatan tidak digunakan, maka waktu (kairos) akan hilang.”



2. o



Tentulah masalahnya bukan di waktu, karena setiap orang diberikan waktu yang sama oleh Tuhan (24 jam per hari). Masalahnya mungkin adalah ketidakdisiplinan untuk mengatur hidup baik, berkaitan dengan “self management”. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa, “Time management is really self management”. Jadi, bagaimana seseorang menggunakan waktu yang ada, akan menentukan kualitas hidupnya



o



(Jawaban relatif).



3. Paulus sedang menasihati orang-orang percaya supaya dapat menebus waktu kita dengan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan menjauhkannya dari segala aktivitas yang sia-sia/ tidak berguna. Jadi, menurut Paulus, sekalipun kita tidak bisa membeli waktu, namun kita dapat menebus waktu (hidup) kita dengan menghargainya. 4. o



Singkatnya kehidupan ini hendaknya mendorong kita untuk menggunakan sebaik-baiknya kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada kita.



o



Kita harus menjadi orang yang bijaksana yang tahu bagaimana menggunakan setiap kesempatan yang datang dalam hidup kita.



o



Jangan menjadi orang yang bodoh yang selalu membuang setiap kesempatan yang datang.



5.



Jawaban relatif, karena setiap orang menghabiskan waktu dalam empat kuadran waktu yang berbeda. 1.



2.



Kuadran pertama, untuk itu kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 



Menggeser sebanyak mungkin waktu di kuadran yang lain menuju kuadran yang kedua.







Mengurangi sifat menunda-nunda dan mengatakan ’tidak’ terhadap kegiatan-kegiatan kuadran ketiga.







Mengurangi kegiatan bermalas-malasan di kuadran keempat. Hal ini akan sangat menolong saudara untuk menikmati studi dan pelayanan dengan maksimal, tanpa terburu-buru ataupun hanya memberikan yang seadanya.



2. o



(Jawaban relatif).



o



Perencanaan akan membuat kita fokus untuk mencapai goal/ tujuan. Perencanaan akan membantu kita mengukur kekuatan diri kita masing-masing. Di dalam perencanaan tersebut, kita juga harus melibatkan Tuhan. kembali ke atas



1. ↑ Kronos, Kairos, Hora dan Aion. Hora adalah waktu tertentu atau musim tertentu yang ditetapkan oleh hukum alam; bagian dari waktu yakni : hari, jam (Mat. 24:36, 42, 44; 1Yoh. 2:18). Sedangkan Aion dipakai untuk menunjukkan waktu yang lama sekali, atau waktu yang tanpa batas. Oleh sebab itu, waktu aion dipakai tentang “waktu ini yang mulai dengan penciptaan dan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali; atau juga tentang “waktu kekekalan”, yaitu waktu tanpa batas (Mat. 12:32; 28:20; Luk. 1:33; Ef. 1:21).



Kata Siapa Mahasiswa Baru Tidak Bisa Me-manage Waktu? Posted by ivan on 9/01/09 • Categorized as Motivation



Mahasiswa Baru ITB oleh Andy Yahya Al Hakim Banyak mahasiswa, terutama mahasiswa baru, merasa bahwa kebiasaan belajar yang dilakukannya sudah memadai dan manajemen waktu yang dilakukan sudah efisien. Terbukti di SMA dulu, mereka adalah murid terpandai atau setidaknya tidak pernah merasa kesulitan untuk mendapatkan nilai yang baik. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, beberapa di antara mahasiswa ini menyadari bahwa nilai yang diperoleh tidak secemerlang seperti ketika di SMA. Nilai A atau B sepertinya sulit dijangkau. Mengapa? Apa sebenarnya yang terjadi? Salah satu jawabannya mungkin karena keterampilan belajar, termasuk manajemen waktu yang kurang efektif. Kuliah di perguruan tinggi memang berbeda dengan belajar di SMA. Oleh karena itu, manajemen waktu yang ada mestinya turut diperhatikan. Tidak ada satu cara yang ampuh yang berlaku bagi semua orang dalam manajemen waktu. Namun dengan mengenali diri sendiri secara lebih baik, Anda dapat menentukan bagaimana cara mempergunakan waktu dengan lebih efektif. Pelu pula diingat bahwa inti dari manajemen waktu adalah konsetrasi pada tujuan/ hasil yang ingin diperoleh, bukan hanya sekedar menyibukkan diri. Banyak orang menghabiskan hari-harinya dengan berbagai kegiatan yang seakan tiada habisnya, tetapi tidak mendapat capaian apapun. Hal ini terjadi karena kurangnya konsentrasi pada hal yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam sistem kredit semester (SKS), mahasiswa diharapkan mengalokasikan waktu untuk belajar di dalam kelas sebanyak 1 jam/minggu serta di luar kelas sebanyak 2 jam/minggu untuk setiap 1 SKS. Jika seorang mahasiswa mengambil 18 SKS, maka mahasiswa tersebut harus belajar setidaknya 36 jam per minggu di luar kelas secara mandiri. Jadi, mahasiswa tersebut harus merencanakan total jam belajar di kelas dan di luar kelas sebanyak 54 jam per



minggu. Salah satu sistem manajemen waktu yang bisa dipilih oleh mahasiswa adalah sistem siklus pada setiap tahun ajaran atau setiap semester. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai manajemen waktu. Umumnya sistem ini dimulai dengan menetapkan tujuan (goal setting) untuk mengukuhkan konteks bagi manajemen waktu. Berikutnya adalah menelusuri penggunaan waktu dan membangun kesadaran tentang bagaimana Anda menghabiskan waktu. Tahap ketiga adalah membuat rencana, dan ini termasuk membuat to do list, rencana mingguan, rencana bulanan, dan rencana semesteran. Tahap keempat adalah memantau (self monitoring) apa yang telah dikerjakan. Pada tahap ini, Anda menilai seberapa baik Anda dalam menjalankan rencana, seberapa akurat Anda membuat rencana, seberapa tepat Anda menduga kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan sebagainya. Tahap akhir dari siklus manajemen waktu ini adalah pergeseran dan penyesuaian waktu, dimana Anda melakukan koreksi terhadap sistem yang berjalan sebelum memulai siklus yang baru. Setiap orang akan bermasalah dengan waktu. Masalah yang dihadapi adalah kita tidak mungkin mengubah waktu atau mengendalikannya. Kita tidak mungkin mempercepat waktu atau memperlambat waktu. Jadi, jangan lagi kita menjadikan waktu sebagai alasan masalah mengapa kita tidak bisa belajar dengan benar. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara kita memutuskan untuk menggunakan dan mengisi waktu yang dijatahkan kepada kita.