Manfaat Psikologi Agama Dalam Belajar Mengajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manfaat Psikologi Agama dalam Belajar Mengajar (Motivasi Belajar) BAB I PENDAHULUAN      A. LATAR BELAKANG Sifat hakiki manusia adalah “homo religius”, makhluk beragama yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan atau referensi sikap dan perilakunya. 1 [1] Dalil yang menunjukan bahwa manusia mempunyai fitrah beragama yaitu firman Allah SWT, dalam Qs. Al A’raff ayat 172 : Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"(Qs. Al A’raff :172) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta praktek-praktek kehidupan politik dan ekonomi yang tidak berlandaskan moral agama telah menyebabkan berkembangnya gaya hidup materialistik dan hedonistik di dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Dampak lebih jauh dari gaya hidup tersebut adalah merebaknya dekadensi moral atau pelecehan nilai-nilai agama, baik di kalangan orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Dalam makalah kelompok delapan kali ini, kami akan membahas mengenai “Manfaat Psikologi Agama dalam Belajar Mengajar (Motivasi Belajar)”, dimana psikologi agama dinilai dari urgensinya sebagai ilmu yang mempelajari tentang sikap keberagamaan manusia dan pengaruh yang ditimbulkan dari agama bagi manusia itu sendiri sangatlah penting bagi setiap manusia, karena manusia dilahirkan berdasarkan fitrah dan naluri ber-Tuhan kepada Tuhan Yang Esa. Dalam belajar mengajar, pendidikan agama bagi anak adalah sangat penting karena agama sebagai fondasi mendasar, dimana anak sudah memunyai bekal berupa fitrah beragama, anak akan terus tumbuh berkembang hingga ia dewasa, mengalami perkembangan beragama hingga ia mencapai pemahaman yang mantap tentang agamanya. Agama sebagai suatu 1[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Belajar Agama Perspektif Agama Islam, (Bandung Pustaka Bani Quraisy,2005)hlm. 1



keyakinan yang dianut seseorang, pastinya akan memiliki konsekuensi bagi para pemeluknya, yakni norma-norma yang harus dilaksanakan, atau dihindari oleh pemeluknya, selain itu agama juga mengatur setiap aspek kehidupan pemeluknya, misalnya menuntul ilmu atau belajar. Manfaat Psikologi Agama dalam belajar mengajar atau dalam menumbuhkan motivasi belajar, yakni dapat membimbing anak apakah tujuan belajar, bagaimana belajar yang baik dan kegunaan belajar untuk kehidupan dunia dan akhirat berdasarkan agama yang dianutnya.         B. RUMUSAN MASALAH 1.      Apakah psikologi agama itu ? 2.      Apakah pengertian belajar mengajar ? 3.      Apakah pengertian motivasi belajar ? 4.      Apakah manfaat psikologi agama dalam belajar mengajar (motivasi belajar) ? 5.      Bagimanakah cara menumbuhkan motivasi belajar menurut ajaran agama Islam?     C. TUJUAN PENULISAN 1.      Mengetahui hakikat psikologi agama. 2.      Mengetahui pengertian belajar mengajar. 3.      Mengetahui pengertian motivasi belajar. 4.      Mengetahui manfaat psikologi agama dalam belajar mengajar (motivasi belajar). 5.      Mengetahui dan dapat mengamalkan cara menumbuhkan motivasi belajar menurut ajaran agama Islam.



BAB II PEMBAHASAN      A. Psikologi Agama Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, atau ilmu yamg mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Pengertian psikologi menurut para ahli, di antaranya :



1.      Dr. Singgih Dirgagunarsa: “Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.” 2.      Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa : “Psikologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.” 3.      Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperimental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti penggunaan pancaindera, pikiran, perasaan, dan kehendak. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yg berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya2[2] Psikologi Agama merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan Psikologi 3[3] Jadi psikologi agama adalah ilmu psikologi yang mempelajari tentang sikap keberagamaan sesorang dan pengaruh agama terhadap kehidupannya.     B. Belajar Mengajar 1.      Pengertian Belajar Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan.4[4] Menurut Cliford T. Morgan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.5[5] Menurut Dr Musthofa Fahmi dalam Mustaqim, sesungguhnya belajar adalah ungkapan yang menunjukan aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman.6[6] 2[2] http://kbbi.web.id/agama diakses pada tanggal 20 Mei 2015 3[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_agama diakses pada tanggal 20 Mei 2015 4[4] Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008), Cet.4, hlm.33 5[5] Ibid, 6[6] Ibid, hlm.34



Jenis-jenis belajar menurut beberapa ahli di antaranya: a.       Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, jenis belajar ada tiga yaitu : 1)      Belajar pengetahuan. 2)      Belajar ketrampilan. 3)      Belajar perasaan dan hati b.      Menurut Dr. Muhammad Al-Hadi Afify jenis belajar ada empat : 1)      Aqal 2)      Akhlaq 3)      Fisik 4)      Sosial c.       Menurut Robert M. Gagne : 1)      Ketrampilan motorik 2)      Sikap 3)      Kemahiran intelektual 4)      Informal 5)      Pengetahuan kegiatan intelektual



2.      Pengertian Mengajar Menurut Dr. Harold Benyamin, mengajar adalah suatu proses pengaturan kondisi-kondisi dengan mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan-tujuan sendiri.7[7] Sedangkan menurut Prof. Dr. S. Nasution, mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.8[8] Menurut LD. Crow dan Alice Crow, ada lima aspek dalam mengajar, yaitu sebagai berikut9[9] : a.       Mengarahkan dan membimbing belajar. b.      Menimbulkan motivasi pada siswa untuk belajar. 7`



[7] Ibid, hlm. 91



8[8] Ibid, 9[9] Ibid,hlm. 98



c.       Membantu siswa-siswa dalam mengmbangkan siakp yang baik dan diinginkan. d.      Memperbaiki teknik belajar. e.       Mengenal terbentuknya pribadi yang bermutu dan berguna dalam rangka menuju sukses dalam mengajar. Dari pengertian belajar dan mengajar dapat diambil kesimpulan bahwa, belajar mengajar merupakan suatu proses penanaman pengetahuan dan pengkodisian anak sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yakni perubahan pada tingkah laku, sebagai hasil dari proses belajar mengajar.     C. Motivasi Belajar Motif, disebut juga dorongan orang untuk bertindak. 10[10] Misalnya suatu pertanyaan mengapa orang pagi-pagi sudah berangkat dari rumahnya. Tentu ada sesuatu yang ditujunya. Sesuatu yang mendorngnya untuk berbuat. Hal itu dikatakan ada motif yang melatarbelakangi perbuatannya. Motif ada yang positif dan ada yang negatif. Motif positif mendorong orang untuk maju, memiliki daya juang tinggi untuk berhasil. Sedangkan motif negatif adalah frustasi dan konflik. Motif berprestasi, merupakan suatu dorongan dari dalam diri untuk meraih prestasi. Apabila dorongan tinggi, maka keberhasilan akan besar kemungkinan untuk tercapai. Muridmurid di dalam kelas berbeda-beda motif prestasinya. Hal ini disebabkan pengaruh luar yang sedikit atau banyak dapat mempengaruhi motivasi belajar dan motivasi mereka untuk berprestasi. Anak yang selalu didorong oleh orang tuanya untuk belajar giat, maka motif berprestasi anak meningkat. Sebaliknya orang tua yang tak pernah sukses, malas dan sibuk ada kemungkinan anak akan kendor motif prestasinya. Dengan demikian, motivasi belajar adalah dorongan timbul dari diri seorang anak baik dipengaruhi oleh lingkungan maupun timbul dari dirinya sendiri untuk belajar dan meraih prestasi. Faktor-faktor penentu motif berprestasi adalah sebagai berikut11[11] : 1.      Harapan untuk sukses. Bila harapan untuk sukses besar, kemungkinan besar dia akan berhasil.



10[10] Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012)hlm.71 11[11] Ibid,hlm. 72



2.      Tingkat aspirasi atau cita-cita. Bagi anak yang bercita- cita tinggi untuk berhasil tentu ia akan berhasil. Dan sebaliknya bagi anak-anak yang tidak ada cita-cita atau hanya sekadarnya saja, aspirasinya rendah. 3.      Peran insentif, misalnya ada hadiah bagi yang berhasil, maka motif berprestasi akan tinggi.      D. Manfaat Belajar Psikologi Agama Dalam Belajar Mengajar (Motivasi Belajar) Sebagai disiplin ilmu yang ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama. Menurut Robert H. Thouless dalam Jalaluddin, psikologi agama memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologi. 12 [12] Psikologi agama, sejalan dengan dengan ruang kajiannya telah banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia dalam kaitannya dengan agama yang dianutnya. Selain itu hasil kajian psikologi agama dapat dimanfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti pendidikan, psikoterapi, dan berbagai lapangan kehidupan yang lain. Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar sangatlah tidak asing di telinga kita. Proses belajar mengajar di kelas menjadi topik tersendiri, dimana seorang guru setiap hari berusaha mencerdaskan anak bangsa Indonesia dan mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam konteks pendidikan, terutama pendidikan Islam meletakan pendidikan dasarnya pada rumah tangga. Seiring dengan tanggung jawab para orang tua dan guru dalam pendidikan Islam berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang serta pengarah potensi yang dimiliki anak supaya mereka menjadi pengabdi Allah yang taat dan setia, sesuai dengan hakikat penciptaan. Sesuai firman Allah dalam Qs. Adz Dzariyat : 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adz Dzariyat : 56) Selain itu, manusia juga berperan sebagai khalifah Allah SWT, seperti firman Allah dalam Qs. Al Baqarah : 30 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan 12[12] Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2005)hlm.15



menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ".ketahui Selain itu dalam pelaksanaaan aktivitas pendidikan diterapkan sejak usia bayi, dalam buaian hingga ke akhir hayat, seperti tuntunan Rosul SAW. Pendekatan psiklogi agama dalam dunia pendidikan telah dilakukan periode awal perkembangan Islam. Fungsi dan peran kedua orang tua sebagai teladan terdekat kepada anak telah diakui dalam pendidikan Islam.Bahkan agama dan keyakinan seseorang dinilai sangat bergantung dari keteladanan orang tua mereka. Tak mengherankan bila Sigmund Freud menyatakan bahwa keberagamaan anak terpola dari tingkah laku bapaknya (father image). Adapun manfaat psikologi agama dalam belajar mengajar dan kaitannya untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah sebagai berikut : 1.      Memahami individu, dalam hal ini peserta didik yang telah memiliki potensi yang perlu untuk dikembangkan dan diarahkan oleh pendidik berdasarkan pemahaman agama yang dianutnya. 2.      Dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai dengan kaidah dan norma-norma dalam agama yang dianutnya. 3.      Psikologi agama digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan Islam.       E. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Menurut Ajaran Agama Islam Dalam Islam, menutut ilmu atau belajar sudah diatur dalam Al Qur’an, sebagai rujukan dan sumber pandangan hidup umat islam. Menuntut ilmu hukumnya wajib menurut ajaran Islam, seperti hadits Rosulullah SAW :



‫طلب العلم فريضة على ك ّل مسلم ومسلمة‬ Menuntut ilmu adalah wajib atas tiap muslim dan muslimat”. (Muttafaq Alaih). Selain menuntut ilmu dipandang sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim, Allah SWT meninggikan kedudukan seseorang yang berilmu pengetahuan beberapa drajarat, sesuai firman Allah SWT dalam Qs. Al Mujadilah ayat : 11 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang



yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al Mujadilah : 11) Selain mengetahui kewajiban dan janji Allah SWT dalam Al Qur’an, pendidik dan peserta didik harus tahu bahwa ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya: 1.      Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)13[13] 2.      Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18) 3.      Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (… dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114) 4.      Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (… Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11) Dengan mengetahui janji Allah dan kewajiban menuntut ilmu, dapat dijadikan sebagai dasar pagi para pendidik untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar kepada peserta didik, dengan harapan tujuan-tujuan pendidikan dapat terwujud sesuai dengan tujuan ajaran Islam, yakni sebagai khalifah Allah di muka bumi dan untuk menyembah Allah SWT. BAB III PENUTUP A.    KESIMPULAN 1.      Psikologi agama adalah ilmu psikologi yang mempelajari tentang sikap keberagamaan sesorang dan pengaruh agama terhadap kehidupannya. 13[13] https://www.islampos.com/10-keutamaan-mencari-ilmu-107000/ diakses pada tanggal 18 Mei 2015



2.      Belajar mengajar merupakan suatu proses penanaman pengetahuan dan pengkodisian anak sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yakni perubahan pada tingkah laku, sebagai hasil dari proses belajar mengajar. 3.      Motivasi belajar adalah dorongan timbul dari diri seorang anak baik dipengaruhi oleh lingkungan maupun timbul dari dirinya sendiri untuk belajar dan meraih prestasi. 4.      Manfaat psikologi agama dalam belajar mengajar yaitu : a.       Memahami individu, dalam hal ini peserta didik yang telah memiliki potensi yang perlu untuk dikembangkan dan diarahkan oleh pendidik berdasarkan pemahaman agama yang dianutnya. b.      Dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik sesuai dengan kaidah dan norma-norma dalam agama yang dianutnya. c.       Psikologi agama digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan Islam. 5.      Cara menumbuhkan motivasi belajar dalam agama Islam yakni dengan mengetahui kewajiban menuntut ilmu, dan penghargaan Allah SWT terhadap orang yang berilmu. B.     SARAN 1.      Sebagai calon pendidik, mahasiswa fakultas tarbiyah dan dirasat islamiyah perlu untuk belajar psikologi agama, karena manfaat psikologi agama dalam dunia pendidikan sangatlah besar. 2.      Sebagai mahasiswa memahami psikologi agama sebagai mata kuliah yang harus ditempuh di perguruan tinggi tentu saja harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah, karena janji Allah SWT yang akan mengangkat kedudukan orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat C.    PENUTUP Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya patut tercurah kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manfaat Psikologi Agama dalam Belajar Mengajar (Motivasi Belajar)”, tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama, dan Bapak Sutipyo R.,S.Ag. Msi. Sebagai dosen pembimbing. Kami sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan baik EYD maupun kesalahan pengetikan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kita. Aamiin.