24 0 116 KB
A. Pengkajian
1. Identitas klien 2. Keluhan utama/alasan masuk 3. Faktor Predisposisi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
1. Penatalaksanaan Keperawatan
2. Isolasi sosial: menarik diri
Terapi
3. Risiko perilaku kekerasan
Kelompok
Aktivitas
Stimulasi
4. Faktor Presipitasi
Kognitif/Persepsi
5. Pemeriksaan Fisik
Terapi
Aktivitas
Kelompok Stimulus Sensori Evidance based : 1. Melakukan cognitive behavior theraphy untuk penurunan halusinasi 2. Melakukan terapi musik klasik terhadap halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia 3. Melakukan Family Psychoeducation terhadap Beban dan Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Halusinasi 4. Melakukan terapi thought stopping pada klien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran
Asuhan Keperawatan
2. Penatalaksanaan Medis
Psikofarmakoterapi Psikoterapi Rehabilitasi
Pengertian 1. Faktor Predisposisi
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana
Faktor Biologis
klien merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada.
Faktor Psikologis Faktor Sosiobudaya dan Lingkungan ditemukan
adanya
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecepan, perabaan
riwayat
kekerasan dalam keluarga atau kegagalan-kegagalan hidup,
kemiskinan,
adanya aturan atau tuntutan dikeluarga
atau
“Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi”
masyarakat
yang sering tidak sesuai dengan klien
serta
konflik
antar
masyarakat (Sutejo, 2017).
Mekanisme koping 1. Regresi : Menjadi malas beraktivitas sehari-hari. 2. Proyeksi : Mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda. 3. Menarik diri : Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
3.
5.
atau kelainan struktur otak,
dalam
2.
4.
penyakit infeksi, penyakit kronis
adanya
1. Halusinasi
Klien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan atau penciuman (Sutejo, 2017).
2. Faktor Presipitasi
Jenis Halusinasi
Manifestasi Klinik Rahmawati (2017) karateristik perilaku yang dapat di tunjukan klien dan kondisi halusinasi berupa seseorang yang merasakan meliputi mendengar suara-suara, paling sering adalah suara orang, klien berbicara sendiri, senyum dan tertawa sendiri berbicara kacau dan kadang tidak masuk akal, tidak bisa membedakan hal yang nyata dan tidak nyata, menarik diri dan menghindar dari orang lain, perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, dan kontak mata kosong.
dengar/suara (auditory-hearing voices or sounds hallucinations) Halusinasi penglihatan (visual hallucinations) Halusinasi pengecapan (gustatory hallucinations) Halusinasi Pembau (olfactory hallucinations) Halusinasi perabaan (tactile hallucinations)
Tahapan Halusinasi
1. Fase I (Comforting) Comforting disebut juga fase menyenangkan 2. Fase II (Conndeming) Pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan termasuk dalam psikotik ringan 3. Fase III (Controling) Controlling disebut juga ansietas berat 4. Fase IV (Conquering) Conquering disebut juga fase panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya termasuk dalam psikorik berat