Maria Diangkat Ke Surga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Elisabet bahagia, bahkan anak yang ada di dalam rahimnya melonjak kegirangan. Kita pun mestinya demikian. Perjumpaan kita dengan orang lain mestinya membuat orang lain bahagia, kalau perlu bisa membuat isi perut orang lain melonjak kegirangan, misalnya karena kita sudah siap untuk traktir makan, dan sebagainya. Kita juga berharap agar suatu saat nanti Allah akan mengangkat kita untuk menjadi anak-anak-Nya. Semoga seperti Bunda Maria, kita pun kelak diangkat oleh Allah. Kalau Maria diangkat oleh Allah karena ia terpilih sebagai Bunda Allah, maka kiranya kita diangkat oleh Allah karena kita sudah menjadi anak-anak Allah. Semoga Bunda Maria yang hari ini kita rayakan pesta pengangkatannya ke Surga senantiasa menjadi pendoa yang setia bagi kita. Amin.



Hari Raya SP Bunda Maria Diangkat ke Surga Oleh Jufri Kano, CICM I Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Pesta ini sebetulnya jatuh setiap tanggal 15 Agustus. Namun dalam Gereja, ada kebijakan khusus. Jika pesta Bunda Maria Diangkat ke Surga jatuh pada hari biasa, maka pesta bersangkutan dirayakan pada salah satu hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal itu. Itulah sebabnya, berhubung tahun ini tanggal 15 Agustus jatuh pada hari Selasa, maka perayaan pesta Bunda Maria Diangkat ke Surga dilaksanakan pada hari Minggu 13 Agustus. Setiap kali kita merayakan Santa Perawan Bunda Maria Diangkat ke Surga, kita harus bisa membedakannya dengan pesta Yesus Naik ke Surga. Ingat, Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan ‘naik’ ke surga. Yesus Kristus, Putera Allah dan Tuhan Yang Bangkit, telah naik ke Surga, sebuah tanda kekuasaan Ilahi. Maria, sebaliknya, dinaikkan atau diangkat ke Surga oleh kuasa dan kasih karunia Allah. Bagi kita orang Katolik, peristiwa Bunda Maria diangkat ke Surga merupakan peringatan akan pengharapan kita terhadap kebangkitan badan di akhir zaman, di mana kita sebagai orang beriman, jika hidup setia dan taat kepada Allah sampai akhir, maka kita pun akan mengalami apa yang dijanjikan Tuhan itu: bahwa kita akan diangkat ke Surga untuk bersatu dengan Tuhan dalam kemuliaan Surgawi. Kalau demikian, maka dengan merayakan pesta Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga kita menyadari bahwa kita tidak boleh kehilangan harapan ketika berhadapan dengan berbagai macam kesulitan hidup.



4 | Renungan Harian



Ibadat Sabda | 1



II Saudara-saudari yang terkasih, bacaan Injil yang kita dengar pada hari ini sama sekali tidak berbicara soal pengangkatan Maria ke Surga. Memang, soal pengangkatan Maria ke Surga tidak ada di dalam Kitab Suci. Tapi, jangan bilang “Ah, mana ada dalam Kitab Suci tentang Maria diangkat ke Surga?” Pengangkatan Maria telah menjadi bagian dari spiritual Gereja dan warisan doktrinal selama berabad-abad. Mengapa Gereja Katolik begitu yakin bahwa Maria benarbenar diangkat ke Surga padahal tidak ada kisahnya di dalam Kitab Suci? Ingat, sumber iman kita tidak hanya Kitab Suci. Kita masih mempunyai dua sumber yang lain: yaitu magisterium [wewenang mengajar Gereja] dan Tradisi. Apalagi, Kitab Suci, dalam hal ini Injil Yohanes dengan tegas menuliskan bahwa tidak semua hal tertulis di dalam Kitab Suci, sebab kalau semuanya ditulis, dunia ini tidak mampu menampungnya. Lantas, apa yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini? Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang kunjungan Maria ke rumah Elisabet saudarinya. Melalui kisah ini kita mengetahui bagaimana Maria dipilih menjadi Bunda Allah. Oleh karena itu, pengangkatan Maria ini bisa dilihat sebagai konsekuensi dari Keibuan Ilahi. Artinya, alasan utama mengapa Bunda Maria diangkat ke Surga adalah karena ia sudah dipilih oleh Allah untuk menjadi Bunda Allah. Jadi, Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi Bunda Allah bukan karena dia orang hebat. Justru sebaliknya, Maria menyebut dirinya sebagai orang yang hina-dina. Maria terlahir sebagai wanita desa di dalam keluarga yang sederhana. Ia mengalami pergulatan hidup sama seperti kita namun Allah mempunyai rencana khusus untuk dia. 2 | Renungan Harian



Ada banyak tanda yang disebutkan di dalam Kitab Suci tentang pemilihan Maria sebagai bunda Allah. Kalau kita membaca kembali bacaan Injil hari ini dan mencoba melihat perikop sebelumnya, kita akan mengetahui bahwa sebelum Maria pergi mengunjungi Elisabet, ia terlebih dahulu mendapat kunjungan dari Malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel memberi tahu Maria bahwa dirinya akan melahirkan seorang anak laki-laki yang nantinya akan menjadi Mesias – anak Allah. Itu tanda yang pertama. Tanda yang kedua – ketika Maria menyapa Elisabet, sapaan Maria ternyata memberi dampak yang kuat bagi Elisabet. Ia sangat gembira. Bahkan anak yang ada di dalam rahimnya pun melonjak kegirangan. Hal itu membuat Elisabet menyadari bahwa perempuan yang ada di depannya akan menjadi ibu dari seorang Mesias. Pada saat yang sama dia merasakan sentuhan Roh Kudus di dalam dirinya sehingga tanpa ragu ia menyebut Maria sebagai perempuan yang berbahagia dan terberkati. III Saudara-saudari yang terkasih, bunda Maria adalah role model kita dalam beriman. Dalam Kitab Suci namanya hanya muncul beberapa kali, tetapi kita tahu bahwa perannya cukup besar. Makanya, kita orang Katolik memberi tempat yang istimewa bagi bunda Maria atas jasanya itu.



Kita bisa belajar banyak hal dari bunda Maria. Kita bisa belajar bagaimana setia dalam iman. Bunda Maria sudah tunjukkan itu lewat kesetiaannya menemani Yesus, putranya, mulai dari kelahiran Yesus di Betlehem hingga kematiannya di Golgota. Kita juga belajar dari bunda Maria tentang bagaimana menjadi pembawa sukacita bagi orang lain. Tadi disebutkan, Maria menyapa Elisabet; dan sapaan Maria itu membuat Ibadat Sabda | 3